Anda di halaman 1dari 20

Kelas

XI
DINAMIK
A GERAK
ROTASI
Ridho, dinamika rotasi

Peta Konsep

Dinamika Rotasi

Energi Kinetik
Torsi Momen Inersia Momentum Sudut
Rotasi

Hubungan
momentum sudut Hukum Kekekalan
dengan momentum Sudut
momentum gaya

Kata Kunci:

Torsi
Momen Inersia
Energi Kinetik
Rotasi
Momen sudut

Page 1
Ridho, dinamika rotasi

Tujuan Pembelajaran

 Peserta didik dapat menjelaskan konsep momen gaya suatu benda


 Peserta didik dapat menentukan besar momen gaya suatu benda.
 Peserta didik dapat menghitung resultan momen gaya suatu benda
 Peserta didik dapat menerapkan konsep momen gaya dalam kehidupan
sehari – hari

 Peserta didik dapat menjelaskan konsep momen inersia berbagai bentuk


benda tegar.
 Peserta didik dapat menentukan besar momen inersia pada berbagai bentuk
benda tegar
 Peserta didik dapat menghitung resultan momen inersia benda tegar
 Peserta didik dapat menerapkan konsep momen inersia dalam kehidupan
sehari-hari

 Peserta didik dapat menentukan energi kinetik benda yang bergerak rotasi.
 Peserta didik dapat menentukan energi kinetik benda yang bergerak
menggelinding.
 Peserta didik dapat menerapkan konsep energi mekanik pada dinamika rotasi

 Peserta didik dapat Menjelaskan konsep momentum sudut suatu benda


 Peserta didik dapat Menentukan besar momentum sudut suatu benda.
 Peserta didik dapat Menjelaskan konsep hukum kekekalan momentum sudut
pada benda tegar
 Peserta didik dapat menerapkan konsep hukum kekekalan momentum sudut
dalam kehidupan sehari-hari

Page 2
Ridho, dinamika rotasi

Dalam kinematika rotasi kita telah membahas mengenai gerak rotasi suatu partikel
tanpa memperhatika penyebab terjadinya gerak rotasi tersebut. Dalam dinamika rotasi ini kita
akan membahas mengenai bagaimana suatu benda dapat berotasi dan apa yang dapat
menyebabkannya. Oleh sebab itu, semua hal tersebuta akan dibahas dalam bab ini.

1. Momen Gaya
Penyebab gerak
suatu benda adalah
gaya. Pada gerak
rotasi, sesuatu yang
menyebabkan benda
untuk berotasi atau berputar disebut momen gaya atau torsi.
Gambar 1.1 Momen Gaya Menyebabkan
Gerak Rotasi Benda Konsep torsi dapat dilihat pada saat kita membuka pintu.
Cobalah membuka pintu dari bagian yang dekat dengan
engsel. Bagaimanakah gaya yang kalian keluarkan?
Sekarang, cobalah kembali membuka pintu dari bagian
paling jauh dari engsel. Bandingkan gaya yang diperlukan
antara dua perlakuan tersebut.
Tentu saja membuka pintu dengan cara mendorong bagian yang jauh dari engsel
lebih mudah dibandingkan dengan mendorong bagian yang ekat dari engsel. Gambar 1.1
menunjukkan sebuah pintu yang tampak dari atas. Gaya dorong F diberikan pada pintu dengan
membentuk sudut α terhadap arah mendatar. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin cepat
pintu terbuka. Semakin besar jarak engsel dari tempat gaya bekerja, maka semakin besar momen
gaya sehingga pintu lebih mudah terbuka.
Dapat disimpulkan bahwa torsi (momen inersia) merupakan besaran yang dapat menyebabkan
berputarnya suatu benda. Besarnya momen gaya τ yang ditimbulkan oleh gaya F yang bekerja
membentuk sudut pada jarak r dari sumbu putar didefinisikan sebagai perkalian antara gaya F
dan lengan momen d.

dengan syarat F tegak lurus r. Perhatikan gambar 1.2 (Memutar baut dengan kunci inggris)

Page 3
Ridho, dinamika rotasi

Arah gaya terhadap lengan gaya menentukan besarnya momen gaya yang
ditimbulkan. Momen gaya yang ditimbulkan. Momen gaya yang dihasilkan oleh gaya sebesar
F pada gambar b tersebut lebih besar dari momen gaya yang dihasilkan oleh besar gaya F
pada gamabar a. hal tersebut disebabkan sudut antara gaya terhadap lengan gayanya. Momen
gaya yang dihasilkan juga akan semakin besar jika lengan gaya semakin panjang. Dapat
disimpulkan bahwa besar gaya F yang sama akan menghasilkan momen gaya yang lebih
besar jika lengan gayanya semakin besar. Prinsip ini dimanfaatkan oleh tukang pipa untuk
membuka sambungan anatarpipa.
Momen gaya adalah besaran vector yang mempunyai nilai dan arah. Arah dari momen gaya
adalah kesepakatan berdasarkan arah putaran benda.
τ = (+) jika arah putaran searah putaran jarum jam
τ = (-) jika arah putaran searah putaran jarum jam

Perjanjian tanda pembacaan untuk momen gaya ini dapat dijelaskan dengan aturan tangan
kanan.
Momen gaya total pada suatu benda yang disebabkan oleh dua buah gaya atau
lebih yang bekerja terhadap suatu proses dirumuskan:

Perhatikan gambar tersebut tampak dua


Contoh : orang anak sedang bermain jungkat jungkit dan
berada dalam keadaan setimbang, walaupun berat
kedua anak tersebut tidak sama. Mengapa
demikian? hal ini berhubungan dengan lengan gaya
yang digunakan. Anak yang lebih ringan berjarak
3m dari titik tumpu ( r1 = 3m ) sedangkan anak
yang lebih berat memiliki lengan gaya yang lebih

Page 4
Ridho, dinamika rotasi

pendek yaitu r2 = 1,5 . Torsi yang dihasilkan oleh


masing-masing anak adalah

Dapat disimpulkan bahwa kedudukan anak tersebut dapat setimbag karena akibat momen

gaya pada kedua lengan sama besar.

Dari persamaan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa gaya yang menyebabkan

timbulnya momen gaya pada benda harus membentuk sudut θ terhadap lengan gayanya. Momen

gaya terbesar diperoleh saat θ = 90o (sinθ = 1), yaitu saat gaya dan lengan gaya saling tegak

lurus.

Contoh Soal :
Pada sebuah benda bekerja gaya 20 N seperti pada gambar. Jika titik
tangkap gaya berjarak 25 cm dari titik P, berapakah besar momen gaya terhadap
titik ?
Jawab :
Diketahui : F = 20 N, r = 25 N, dan θ = 150 o.
Ditanya: τ =...?
Penyelesaian : τ =r F sin θ
= (0,25)(20)(sin 150)
=2,5 Nm

Page 5
Ridho, dinamika rotasi

Soal Latihan

1. Sebuah pintu yang lebarnya 80 cm


3. suatu bola pejal diameternya
didorong se cara tegak lurus pada b
40 cm dan berotasi dengan
again tengahnya dengan gaya 100
poros yang melalui pusat bola.
N. hitunglah besarnya momen gaya
Persamaan kecepatan sudut
terhadap sumbu putar yang melalui
bola adalah ω=(10+25 t)
engsel pintu tersebut ?
rad/s dengan t dalam s. jika
2. Suatu benda berputar dari 20 rad/s
massa bola 4 kg, tentukanlah
menjadi 60 rad/s karena mendapat
momen gaya yang bekerja
momen gaya tetap. Jika momen
pada bola ?
kelembaman roda 4 kgm2, tentukan
momen gaya tersebut setelah
berputar 100 rad ?

2. Momen Inersia
Inersia adalah kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaannya ( tetap
diam atau bergerak). Benda yang sukar bergerak dikatakan memiliki inersia yang besar.
Begitu juga bumi yang selalu dalam keadaan berotasi memiliki inersia rotasi.
Momen Inersia adalah ukuran dari besarnya kecenderungan berotasi yang
ditentukan oleh keadaaan benda atau partikel penyusunnya.
Kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaannya yang diam atau
bergerak lurus beraturan disebut inersia. Inersia disebut juga lembam. Keadaan alami
benda ini berkaitan erat dengan hukum I Newton. Oleh karena itu, hukum I Newton
disebut juga hukum inersia atau hukum kelembaman.

Gambar 1.3 Gerak Rotasi Pertikel

Page 6
Ridho, dinamika rotasi

Momen inersia dari titik partikel tersebut dinyatakan sebagai hasil kali massa
partikel dengan kuadrat jarak partikel ke sumbu putar (jari-jari). Dengan demikian
momen inersia titik partikel dapat dinyatakan dengan:

2
I =m . R
I = Momen Inersia (Kg m2)
m = Massa partikel (Kg)
R = Jari-jari Rotasi (m)

Benda yang terjadi dari beberapa partikel yang berotasi pada sumbunya maka
momen inersianya merupakan jumlah momen inersia dari partikelpartikel yang
terkandung di dalam benda tersebut. Sehingga dapat dinyatakan dengan:

I = Ʃm.R2

Benda-benda yang teratur bentuknya dan berotasi pada suatu sumbu tertentu
mempunyai persamaan momen inersia tertentu seperti pada tabel berikut.

Page 7
Ridho, dinamika rotasi

Tabel 1.1 Momen Inersia Berbagai Benda Tegar

2. Tiga buah benda masing-masing :


Bola pejal massa 5 kg
Silinder pejal massa 2 kg
Contoh Batang tipis massa 0,12 kg
D=2m

1. Sebuah pipa dengan panjang L = 2 meter


memiliki jari-jari luar pipa adalah 22 cm
dengan jari-jari dalam 20 cm.

Tentukan momen inersia masing- masing


benda dengan pusat benda sebagai porosnya!
Jika massa pipa adalah 4 kg, tentukan momen
inersia pipa! Jawab :
Jawab :
Bola Pejal
R1 = 20 cm = 20/100 meter, R2 = 22 cm =
22/100 meter, M = 4 kilogram

Silinder Pejal

Batang tipis

Page 8
Ridho, dinamika rotasi

Uji Pemahaman

1. Batang PQ panjangnya 4 m dipengaruhi tiga gaya seperti pada gambar. Tentukan


momen gaya yang bekerja pada batang dan arah putarnya jika porosnya di titik O.

2. Dua beban dengan massa 2 kg dan 3 kg diletakkan dengan jarak 80 cm satu sama lain
pada sebuah batang yang ringan. Hitunglah momen inersia sistem, jika batang diputar
horizontal dengan sumbu putar:

a. di tengah kedua benda (lihat gambar)


b. terletak 10 cm di sebelah kiri massa 2 kg!

3. Hubungan momen inersia dan momen gaya


Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah partikel dengan massa berotasi membentuk
lingkaran dengan jari-jari r akibat pengaruh gaya tangensial F.

Berdasarkan rumusan momen gaya pada gerak di atas adalah


τ =F r

Berdasarkan hukum newton F=m a. Maka rumusan τ =m a r jika a=α r maka


2
τ =m α r
Jika m r 2 = I maka

Page 9
Ridho, dinamika rotasi

4. Energi Kinetik Rotasi


Persamaan energi kinetik rotasi dapat dinyatakan dengan persamaan:

Sebuah benda yang menggelinding akan memiliki energi kinetic translasi dan energi kinetic
rotasi. Maka energi total adalah

Usaha yang dilakukan oleh momen gaya τ pada sebuah benda yang berotasi dapat dinyatakan
dengan persamaan berikut.

Usaha ini akan mengubah energi kinetik rotasi sesuai dengan hubungan

Page
10
Ridho, dinamika rotasi

Latihan Soal
1. Sebuah silinder pejal yang bermassa 3 kg dan berjari-jari 50 cm berotasi dengan
kecepatan sudut 180 rad/s. Jika kecepatan linier silinder 5 m/s, tentukan energi kinetik
total!
2. Dua cakram dipasang pada suatu poros putar yang sama. Cakram A memiliki momen
inersia 3 kgm2 dan kecepatan sudut 360 rad/s. Cakram B memiliki momen inersia 4 kgm 2
dan kecepatan sudut 320 rad/s, dengan arah putaran sama dengan cakram A. Hitunglah
kecepatan sudutnya setelah digabung!

5. Momentum Sudut
Momentum sudut merupakan besaran vektor. Momentum sudut didefinisikan sebagai

hasil perkalian silang antara vektor r dan momentum linearnya. Arah momentum sudut dari suatu

benda yang berotasi dapat ditentukan dengan kaidah putaran sekrup atau dengan aturan tangan

kanan. Jika keempat jari menyatakan arah gerak rotasi, maka ibu jari menyatakan arah

momentum sudut. Pada gerak translasi benda memiliki momentum linier sedangkan pada gerak

rotasi ada momentum sudut.

Arah Momentum Sudut L tegak lurus dengan arah r dan arah v. Arah momentum sudut

sesuai dengan arah putaran sekrup tangan kanan yang ditunjukan gambar berikut :

Gambar 5.1 Arah Momentum Sudut

Momentum sudut linear akan kekal bila total gaya yang bekerja pada sistem adalah nol.
Bagaimana pada gerak rotasi? Pada gerak rotasi kita akan menemukan apa yang disebut sebagai
mometum sudut. Dalam gerak rotasi, besaran yang analog dengan momentum linier adalah
momentum sudut. Untuk benda yang berotasi di sekitar sumbu yang tetap, besarnya momentum
sudut dinyatakan :

Page
11
Ridho, dinamika rotasi

L = I. ω

Dmana : L = momentum sudut (kgm2/s)


I = momen inersia (kgm2)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
Jika benda bermassa m bergerak rotasi pada jarak r dari sumbu rotasi dengan kecepatan
linier v, maka persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut :

L=I.ω

Karena I = m r2 dan ω = , maka :

v
L=m r2
r
L=m rxv

Tampak bahwa momentum sudut analog dengan momentum linear pada gerak
rotasi, kecepatan linear sama dengan kecepatan rotasi, massa sama dengan momen
inersia.

Contoh :

Page
12
Ridho, dinamika rotasi

6. Hubungan Momentum Sudut dengan Momen Gaya

Kita telah mengetahui bahwa impuls merupakan perubahan momentum dari benda.

Karena v = r . ω, maka :

Jadi, kedua ruas dikalikan dengan r, diperoleh:

Mengingat r . F = τ dan m . r2 = I, maka :

dengan I. ω adalah perubahan momentum sudut, sehingga :

Berdasarkan persamaan diatas dapat dinyatakan bahwa momen gaya merupakan turunan
dari fungsi momentum sudut terhadap waktu

7. Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Dalam gerak linear kita telah mempelajari apabila tidak ada gaya dari luar sistem maka

momentum sudut total sistem adalah kekal, atau tidak berubah. Dari Persamaan momentum

sudut diatas tampak jika torsi pada suatu sistem adalah nol maka dL =0 atau perubahan

momentum sudutnya nol, atau momentum sudutnya kekal. Apabila τ = 0 maka L konstan,

merupakan hukum kekekalan momentum.

Page
13
Ridho, dinamika rotasi

Sebagai contoh seorang penari balet berputar dengan


kecepatan sudut w, momen inersianya Im. Bila dia kemudian
merentangkan kedua tangannya sehingga momen inersianya
menjadi Ia, berapa kecepatan sudut penari sekarang? Kita bisa
menyelesaikan dengan menggunakan hukum kekekalan
momentum sudut. Pada penari tidak ada gaya dari luar maka tidak
ada torsi dari luar, sehingga momentum sudut kekal :
Lm = L a
Lm ωm =Ia ωa
Gambar 7.1 Penari Balet

Penari merentangkan kedua tangannya maka momen inersianya menjadi bertambah. Ia >
Im maka kecepatan sudut penari menjadi berkurang.

Keterangan :
Im = momen inersia penari sebelum merentangkan tangan
ωm = kecepatan sudut sebelum penari merentangkan tangan
Im = momen inersia penari setelah merentangkan tangan
ωa = kecepatan sudut penari setelah merentangkan tangan

Prinsip ini juga dipakai pada peloncat indah. Saat peloncat meninggalkan papan memiliki
laju sudut ωo, terhadap sumbu horizontal yang melalui pusat massanya, sehingga dia dapat
memutar sebagian tubuhnya setengah lingkaran. Jika ia ingin membuat putaran 3 kali setengah
putaran, maka ia harus mempercepat laju sudut sehingga menjadi 3 kali kelajuan sudut semula.
Gaya yang bekerja pada peloncat berasal dari gravitasi, tetapi gaya gravitasi tidak menyumbang
torsi terhadap pusat massanya, maka berlaku kekekalan momentum sudut. Agar laju sudutnya
bertambah maka dia harus memperkecil momen inersia menjadi 1/3 momen inersia mula-mula
dengan cara menekuk tangan dan kakinya ke arah pusat tubuhnya sehingga terbantu dengan
adanya momentum sudut dari gerakannya.
Contoh Soal :
Jika benda dengan momen inersia 2 kg.m2 berotasi dengan kecepatan sudut 600⁄π ppm,

maka tentukanlah momentum sudut benda. Pembahasan : Dik : I = 2 kg.m 2; ω = 600⁄π ppm =

600⁄π.(π⁄30) = 20 rad/s. L = I.ω ⇒ L = 2 (20) ⇒ L = 40 kg.m2/s.

Page
14
Ridho, dinamika rotasi

Rangkuman

1. Momen gaya didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dengan jarak titik ke garis kerja
gaya pada arah tegak lurus.

dengan syarat F tegak lurus r


2. Momen inersia adalah ukuran kelembaman benda yang berotasi atau berputar terhadap
sumbu putarnya.

3. Formulasi Hubungan momen inersia dan momen gaya

4. Persamaan energi kinetik rotasi dapat dinyatakan dengan persamaan:

5. Sebuah benda yang menggelinding akan memiliki energi kinetic translasi dan energi
kinetic rotasi. Maka energi total adalah

6. Usaha yang dilakukan oleh momen gaya τ pada sebuah benda yang berotasi dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut.

7. Usaha ini akan mengubah energi kinetik rotasi sesuai dengan hubungan

Page
15
Ridho, dinamika rotasi

8. Momentum sudut didefinisikan sebagai hasil kali momen inersia dengan kecepatan sudut.
Secara matematis dinyatakan sebagai berikut.

9. Hukum kekekalam momentum sudut

10. Hubungan momentum sudut dengan gaya adalah

Page
16
Ridho, dinamika rotasi

Evaluasi

1. Sebuah bujur sangkar ABCD dengan panjang rusuk 20 cm bekerja gaya F seperti
pada gambar. Besarnya momen gaya F pada titik A adalah ... .

a. 2 Nm
b. 2 √ 2 Nm
c. 4 Nm
d. 20 √ 2Nm
e. 20 Nm
2. Bola pejal bermassa 2,5 kg dan jari jari 0,12 m menggelinding pada lantai mendatar
bersamaan dengan cincin yang bermassa 1 kg dan jari-jari 0,12 m. Perbandingan
momen inersia bola pejal dan cincin sebesar ....
a. 2 : 5
b. 2 : 1
c. 1 : 1
d. 5 : 2
e. 1 : 2
3. Sebuah bola pejal bermassa 10 kg berjari-jari 70 cm menggelinding di atas bidang
data karena dikenai gaya 14 N. Percepatan tangensial tepi bola adalah….
a. 1 m/s2
b. 2 m/s2
c. 3 m/s2
d. 4 m/s2
e. 5 m/s2

Page
17
Ridho, dinamika rotasi

4. Sebuah batang homogen panjang 80 cm dan massanya 1,5 kg. Batang diputar dengan
poros terletak pada jarak 20 cm dari salah satu ujungnya. Besar momentum inersia
batang itu adalah ... .
a. 0,14 kgm2
b. 0,42 kgm2
c. 4,8 kgm2
d. 7,2 kgm2
e. 10,5 kgm2
5. Sebuah slinder pejal yang massanya 10 kg dan jari-jari 20 cm menggelinding dengan
kecepatan 8 m/s. Energi kinetik silinder itu adalah ... .
a. 320 J
b. 480 J
c. 1.380 J
d. 1.600 J
e. 1.920 J

Page
18
Ridho, dinamika rotasi

Daftar Pustaka

Douglas, C Giancoli. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi keLima. Jakarta : Erlangga

Haryadi, Bambang. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Nasional

Kanginan, Marthen. 2014. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan Matematika
dan Ilmu Alam. Jakarta : Erlangga

Page
19

Anda mungkin juga menyukai