Anda di halaman 1dari 30

CASE REPORT

HENOCH SCHONLEIN PURPURA

Oleh:
Annisah Suherwan NIM. 2208436567
Dwi Rizki Ramadhanti NIM. 2208436568
Multiyus Hasnah NIM. 2208436565
Riky Candra NIM 2208436566

Pembimbing:
dr. Rince Restiviona, M.Ked(Ped), Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN
ACHMAD PROVINSI RIAU
2023
CASE REPORT

HENOCH SCHONLEIN PURPURA

Suherwan A , Ramadhanti DR , Hasnah M , Candra R , Restiviona R


1 1 1 1 2

1
Penulis untuk korespondensi: Dokter Muda Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru/Fakultas Kedokteran Universitas Riau,
Alamat: Jl. Diponegoro V No.05,
Pekanbaru E-mail:
Riky.candra66@gmail.com
2
Staff Dosen KJF Ilmu Kesehatan Anak Kedokteran Universitas Riau/RSUD
Arfin Achmad Pekanbaru
Abstract
Henoch Schonlein Purpura (HSP) is a clinical syndrome caused by systemic small
vessel vasculitis characterized by specific skin lesions in the form of
nonthrombocytopenic purpura, arthritis or arthralgia, abdominal pain or
gastrointestinal bleeding and sometimes nephritis or hematuria. HSP is a disease
mediated by immunoglobulin A (IgA). HSP is mainly found in children aged 2-15
years with a peak aged 4-7 years and is more common in boys than girls with a
ratio of 3:2. Until now the cause of this disease is unknown, factors that play an
important role include genetics, upper respiratory tract infection, food,
immunization, drugs, and infection. The diagnosis of HSP can be made if 2 of the
4 HSP criteria are found by the American College of Rheumatology (ACR).
Treatment of HSP is supportive and symptomatic, and is self-limiting within four
weeks. Complications that can occur include gastrointestinal bleeding,
obstruction, intussusception, perforation, acute kidney failure and neurological
disorders. Recurrence can occur in 50% of cases.
.Keywords: HENOCH SCHONLEIN PURPURA, immunoglobulin A (IgA).
Diagnostics,
Abstrak
Henoch Schonlein Purpura (HSP) adalah sindrom klinis yang disebabkan oleh
vaskulitis pembuluh darah kecil sistemik yang ditandai dengan lesi kulit spesifik
berupa purpura nontrombositopenik, arthritis atau artralgia, nyeri abdomen atau
perdarahan gastrointestinal dan kadang-kadang nefritis atau hematuria. HSP
merupakan penyakit yang diperantai oleh immunoglobulin A (IgA). HSP
terutama terdapat pada anak usia 2-15 tahun dengan puncak usia 4-7 tahun dan
lebih banyak pada anak laki-laki dibanding perempuan dengan perbandingan 3:2.
Sampai sekarang penyebab penyakit ini belum diketahui, faktor yang memegang
peranan penting meliputi genetik, infeksi tractus respiratorius bagian atas,
makanan, imunisasi, obat, dan infeksi. Diagnosis HSP dapat ditegakkan bila
ditemukan 2 dari 4 kriteria HSP oleh American College of Rheumatology
(ACR).Pengobatan HSP adalah suportif dan simptomatis, dan dapat sembuh
sendiri dalam empat minggu. Penyulit yang dapat terjadi antara lain perdarahan
saluran cerna, obstruksi, intususepsi, perforasi, gagal ginjal akut dan gangguan
neurologi. Rekurensi dapat terjadi pada 50% kasus.
Kata kunci: Henoch Schonlein Purpura, Imunoglobulin A(IgA), diagnosis

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Agustus 2023


Page 2
CASE REPORT
PENDAHULUAN anak usia 2-15 tahun dengan puncak

Henoch Schonlein Purpura

(HSP) adalah sindrom klinis yang

disebabkan oleh vaskulitis pembuluh

darah kecil sistemik yang ditandai

dengan lesi kulit spesifik berupa

purpura nontrombositopenik, arthritis

atau artralgia, nyeri abdomen atau

perdarahan gastrointestinal dan

kadang-kadang nefritis atau

hematuria.1

HSP juga dapat melibatkan

sistem saraf pusat (SSP) dan paru-

paru; namun temuan ini jarang

terjadi. Penyakit ini

merupakanpenyakit yang

diperantarai oleh imunoglobulin A

(IgA) akut yang biasanya dapat

sembuh sendirinya dan ditangani

dengan perawatan suportif. Namun,

komplikasi serius seperti gagal

ginjal, dapat terjadi akibat kelainan

ini.2

HSP terutama terdapat pada

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE REPORT
usia 4-7 tahun dan lebih banyak Henoch- Schönlein. 1,2

pada anak laki-laki dibanding American College of


perempuan dengan perbandingan Rheumatology (ACR) membuat 4
3:2. Sampai sekarang penyebab kriteria untuk mendiagnosis HSP,
penyakit inibelum diketahui. sebagai berikut: 1. purpura yang
Beberapa faktor memegang

peranan antara lain faktor

genetik, infeksi traktus

respiratorius bagian atas,

makanan, imunisasi (vaksin

varicella, rubella, rubeola,

hepatitis A dan hepatitis B) dan

obat- obatan (ampisillin,

eritromisin, kina). Infeksi dapat

berasal dari bakteri

(Haemophilus,

Mycoplasma, Parainfluenza,

Legionella, Yersinia, Salmonella

dan Shigella) ataupun virus

(adenovirus, varisela).

Streptococcus Grup A telah

ditemukan pada kultur lebih

dari30% pasien dengan nefritis

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE REPORT
teraba, 2. umur < 20 tahun saat dalam 3-4 dosis selama 5-7 hari.1-3

awitan penyakit, 3. bowel angina

(nyeri perut difus atau didiagnosis

iskemi usus disertai diare berdarah),

4. hasil biopsi membuktikan

granulosit pada dinding pembuluh

darah arteriol atau venula. Diagnosis

HSP dapat ditegakkan bila

ditemukan 2 dari 4 kriteria di atas

dengan sensitivitas 87,1 % dan

spesifisitas 87,7%.3

Pengobatan adalah suportif dan

simptomatis, meliputi hidrasi, nutrisi,

keseimbangan elektrolit dan

mengatasi nyeri dengan analgetik.

Keluhan arthritis ringan dan demam

dapat digunakan antiinflamasi non

steroid. Edema dapat diatasi dengan

elevasi tungkai. Selama ada keluhan

muntah dan nyeri perut diet dapat

diberikan dalam bentuk makanan

lunak. Terapi prednisone dapat

diberikan dengan dosis 1-2

mg/kgbb/hari secara oral terbagi

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE REPORT
Prognosa HSP biasanya

merupakan penyakit yang sembuh

sendiri dan menunjukkan prognosis

yang sangat baik pada pasien tanpa

keterlibatan ginjal. Mayoritas

pasien pulih sepenuhnya dalam

empat minggu.2 Penyulit yang

dapat terjadi antara lain perdarahan

saluran cerna, obstruksi,

intususepsi, perforasi, gagal ginjal

akut dan gangguan neurologi.

Rekurensi dapat terjadi pada 50%

kasus.1-3

HSP merupakan standar

kompetensi 2 dalam Standar

Kompetensi Kedokteran Indonesia

(SKDI). Oleh karen itu, dokter

umum diharapkan dapat

mengdiagnosis awal dengan baik

sebelum merujuk ke fasilitas

kesehatan tingkat lanjut.Hal ini

membuat penulis tertarik untuk

mengangkat kasus HSP ini sebagai

laporan kasus.

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE REPORT
ILUSTRASI KASUS
terus menerus dengan suhu tertinggi
Nama : An. AGA

Nomor RM :

01132770

Umur : 12 Tahun 7

Bulan Ayah/Ibu : Tn. A/Ny.

K Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Kusuma


Gg. Sepakat, Pekanbaru

Tanggal masuk : Jumat,


15 September 2023

Keluhan utama

Sakit perut sejak 1 jam sebelum

masuk rumah sakit.

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan sakit perut sejak 1 jam

sebelum masuk rumah sakit. Muncul

tiba tiba pada bagian kanan atas dan

terus menerus. Keluhan mual dan

muntah disangkal, bab dan bak tidak

ada keluhan.

Demam sejak 3 hari sebelum

masuk rumah sakit, demam tinggi

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE REPORT
38 C. Demam tidak hilang cuaca, debu maupun makanan.

dengan obat penurun panas.

Kejang dan perdarahan tidak

ada.

Nyeri sendi di kedua

tungkai sejak 3 hari sebelum

masuk rumah sakit, dirasakan

hilang timbul dan berkurang saat

beristirahat. Nyeri sendi yang

berindah-pindah disangkal.

Bercak kemerahan pada

kedua tungkai bawah dialami

sejak 3 hari sebelum masuk

rumah sakit, dapat diraba dan

terasa panas namun tidak gatal,

awalnya muncul pada kedua

tungkai bawah kemudian

semakin banyak dan menyebar

hingga paha. Riwayat merah

pada kedua pipi disangkal.

Batuk berdahak sejak 8 hari

sebelum masuk rumah sakit,

berwarna putih tidak disertai

darah. Batuk tidak dipengaruhi

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE REPORT
Pasien sebelumnya dirawat di
Riwayat pertumbuhan
RSIA dengan keluhan yang sama dan
BB/U: 104% (Berat Berlebih)
dinyatakan kemungkinan mengalamj
TB/U: 104% (Perawakan normal)
penyakit autoimun sehingga dirujuk
BB/TB: 144% = Obesitas
ke RSUD AA untuk mendapatkan
BMI : 29,51 kg/m2
tatalaksana lanjutan.
Riwayat perkembangan
Riwayat penyakit dahulu
Perkembangan sesuai usia,
Tidak ada keluhan yang sama
anak kelas 1 Pondok Pesantren
sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga dengan prestasi yang baik.

Tidak pernah mengalami keluhan Keadaan perumahan dan


yang sama.
tempat tinggal

Riwayat orang tua Pasien tinggal di asrama

Tidak pernah mengalami keluhan pondok pesantren, ventilasi dan


yang sama.
pencahayaan kamar asrama cukup.
Riwayat kehamilan dan persalinan
Pemeriksaan Fisik Sistemik
Pasien merupakan anak ke-3 dari 4
Keadaan umum: Tampak sakit
bersaudara, lahir normal, langsung
ringan
menangis, tonus baik, dengan berat
badan lahir 3,5 Kilogram. Kesadaran : Komposmentis
Riwayat makan dan minum
kooperatif

0-6 bulan : ASI Tekanan darah : 135/76 mmHg


6 bulan-12 bulan : ASI + nasi
tim 12 bulan-sekarang : makanan Suhu : 36,3˚C
rumahan
Nadi : 71x/menit
Riwayat imunisasi
Nafas : 22 x/menit
Imunisasi dasar lengkap.

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE REPORT
SpO : 98 % room air

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
Antropometri
● Inspeksi : Perut datar, distensi
BB : 70 kg (-), jejas (-)
TB : 154 cm ● Auskultasi : Bising
usus (+) 12x/menit
BBI : 48,6 kg
● Perkusi : Timpani (+) seluruh
2
BMI : 29, 51 kg/m lapang abdomen
LILA : 30 cm ● Palpasi : Supel, nyeri tekan (+)
hipokondrium dextra dan
LK : 52 cm
epigastrium, hepar dan limpa
Status gizi : Obesitas tidak teraba

Pemeriksaan Fisik Umum Ekstremitas:

● Kepala : LK 52 cm ● Atas : Akral hangat, CRT


(Normocephal) <2 detik, pitting edema (-/-)
● Leher : Pembesaran KGB(-),
● Bawah : akral hangat, CRT <2
Kaku kuduk (-)
detik, pitting edema (+/+),
● Mata : Konjungtiva anemis
terdapat multiple palpable
(-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
purpura
isokor, refleks cahaya (+/+)
● Hidung, mulut dan Telinga :
Dalam Batas Normal

Thorax (Paru)
● Inspeksi : Normochest, gerakan
dinding dada simetris kanan dan
kiri, retraksi dada (-)

● Palpasi : vokal fremitus sama


antara kiri dan kanan
● Perkusi : Sonor di seluruh
lapang paru
● Auskultasi : vesikuler (+/+),
ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE

Motorik: Anjuran pemeriksaan:

555 555 1. Laboratorium darah rutin +


555 555 kimia klinik + elektrolit

2. Laboratorium urinalisa
Sensorik : dalam batas normal
Pemeriksaan penunjang :
Status Neurologis:
Tabel 1.1 Lab 15 September 2023
● Refleks Fisiologis : (++/++) Hematologi

● Refleks Patologis : (-) Hb : 13 gr/dL (L)

● Rangsang Meningeal: Hematokrit : 44,4%

Tidak ditemukan Leukosit : 15,64 x 103 µL (H)


Trombosit : 313.000 µL
Kelamin :
Eritrosit : 5,46 x 106 gr/dL
Laki-laki, preputium disirkumsisi
Diagnosa kerja : Tabel 1.2 Lab 15 September 2023
Hitung Jenis Leukosit
Suspek Henoch Schonlein Purpura
+ Obesita Basofil : 0,3%
Eosinofil : 1%
Diagnosa banding:
Neutrofil : 71% (H)
1. ITP
Limfosit : 23%
2. Demam Berdarah Dengue
Monosit : 4,7%

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
Tabel 1.3 Lab 15 September 2023
Hemostasis pH 6 4,5-8
PT : 14,9 detik (H)
BJ 1.025 1.003-
INR : 1,06 detik
1030
APTT : 33,5 detik
Darah Negatif Negatif
Tabel 1.4 Lab 15 September 2023
Kimia Klinik Keton Negatif Negatif
CRP Kuantitatif : 11,2 mg/L (H)
Nitrit Negatif Negatif
AST : 18 U/L
ALT : 19 U/L Leukosit Negatif Negatif
GDS : 87 mg/dL esterase
Ureum : 24 mg/dL (L)
Kreatinin : 0,54 mg/dL (L)
Diagnosa :

Suspek Henoch Schonlein Purpura


Tabel 1.5 Lab 15 September 2023 + Obesitas
Elektrolit
Diagnosa banding:
Chlorida : 109 mmol/L (H)
Kalium : 3,7 mmol/L 3. ITP

Natrium : 144 mmol/L 4. Demam Berdarah Dengue


Terapi Awal:
Tabel 1.1 Lab 15 September 2023
 IVFD kaen 3B 10
Urinalisa
Pemeriksaan Nilai Nilai tetes makro/menit
Normal  Injeksi ceftriaxone 2x1 gr
Warna Kuning Kuning
 Injeksi metilprednisolon 3x15
muda
mg
Kejernihan Jernih Jernih  Injeksi omeprazole 2x40 mg
 Paracetamol tablet 3x500
Protein Positif Negatif
mg PO (k/p)
Glukosa Negatif Negatif  Ambroxol tablet 3x1 PO
 Cetirizin tablet 1x1 PO
Bilirubin Negatif Negatif
 Diet MB1900 kkal/hari
Urobilinogen 0,2 0,1-1

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
Follow up
17 September 2023
S: Nyeri perut (-), demam (-), bintik
merah pada tungkai bawah (+)
berkurang.
O: CM, TD 123/75 mmHg, S 36.5
C, SpO2 99%, BB 70 kg, TB 154
cm. Perut: supel, peristaltik normal,
limpa tidak teraba, nyeri tekan (-).
Anggota gerak : atas : dbn, bawah :
multiple palpable purpura (+)
A: Henoch Schonlein Purpura +
Obesitas
P: Terapi lanjut
18 September 2023
19 September 2023
S: Bintik merah pada tungkai
S: Bintik merah pada tungkai bawah
bawah (+) berkurang.
(+) memudar
O: CM, TD 115/70 mmHg, S 36.7
O: CM, TD 114/53 mmHg, S 36.8 C,
C, SpO2 99%, BB 70 kg, TB 154
SpO2 99%, BB 70 kg, TB 154 cm.
cm. Anggota gerak bawah :
Anggota gerak bawah : multiple
multiple palpable purpura (+)
palpable purpura (+) keunguan
A: Henoch Schonlein Purpura +
memudar
obesitas
A: Henoch Schonlein Purpura
P: IV plug, injeksi ceftriaxone 2x1
P: Rawat jalan. Metilprednisolon 3x16
gr, metilprednisolon tab 3x16 mg
mg (selama 2 minggu), ambroxol
PO (selama 2 minggu), ambroxol
tablet 3x1 PO, cetirizin tablet 1x1 PO.
tablet 3x1 PO, cetirizin tablet 1x1
PO, Diet MB1900 kkal/hari.

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
defisiensi vitamin D
P: Metilprednisolon 8 mg 3x1, prove
D3 1000 1x1, calnic tablet 1x1.
Kontrol ulang 2 minggu lagi.

PEMBAHASAN
HSP merupakan kelainan

langka yang biasanya menyerang

anak-anak pada usia 2-15 tahun.

Patofisiologi HSP tidak

sepenuhnya dipahami, namun IgA

memainkan peran penting.

Kompleks imun IgA mengendap


25 September 2023
S: Bintik merah pada tungkai bawah pada dinding pembuluhdarah kecil
(+) memudar, tidak bertambah,
dan mengaktivasi komplemen jalur
nyeri tulang kaki
alternatif sehingga menyebabkan
O: CM, TD 125/85 mmHg, HR
90x/menit, S 36.6 C, SpO2 100%, terjadinya proses inflamasi
BB 70 kg, TB 154 cm. Lab
pembuluh darah kecilorgan target
25/09/2023 Urinalisa warna kuning,
yang akan bermanifestasi menjadi
jernih, protein (-), glukosa (-),
bilirubin (-), urobilinogen 0.2, pH purpura di kulit, nefritis dan
6.0, BJ 1.025, darah (-), keton (-),
artritis.1,4
nitrit (-), leukosit esterase (-),
Diagnosis pada pasien ini
eritrosit 0-1, leukosit 2-3, sel epitel
4-6, kristal 0, silinder 0, bakteri 0, ditegakkan berdasarkan
jamur 0. Anggota gerak bawah :
anamnesis, pemeriksaan fisik dan
multiple palpable purpura (+)
pemeriksaan penunjang. Dari
keunguan memudar
A: Henoch Schonlein Purpura + suspek anamnesa didapatkan pasien

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
mengeluhkan nyeri pada perut membran mukosa. Penekanan pada

bagian atas yang terus menerus, bercak dengan menggunakan object

batuk pilek dan muncul ruam glass dapat membedakan keduanya.

kemerahan yang diikuti demam.1-4 Apabila bercak tidak memucat saat

Nyeri perut merupakan ditekan, maka bercak eritema

keluhan terbanyak yangdikeluhkan tersebut disebabkan oleh adanya

pasien dengan HSP.Gejala saluran ekstravasasi eritrosit ke kulit.

cerna terjadi setelah manifestasi Ekstravasasi eritrosit di permukaan

klinis kulit. Manifestasi klinis pada kulit memberi gambaran klinis

gastrointestinal menyerupai kondisi berupa purpura. Purpura dapat teraba

akut abdomen. Gejala pada (palpable purpura) atau tidak teraba

gastrointestinal disebabkan oleh (macular purpura).2,5

vaskulitis pada submukosa yang Palpable purpura merupakan

menyebabkan terjadinya edema tanda inflamasi dari pembuluh darah

dinding saluran cerna. Pada pasien kecil di kulit misalnya vaskulitis.

ini terdapat nyeri perut yang terus Inflamasi vaskuler menyebabkan

menerus, dimana nyeri perut ini rusaknya dinding pembuluh darah

muncul setelah ruam kemerahan dan menyebabkan ekstravasasi

pada kedua tungkai.1–4 eritrosit sehingga tampak sebagai

Bercak kemerahan yang purpura pada kulit. Pada kasus ini,

muncul pada pasien bisamerupakan bercak merah teraba dan tidak

manifestasi dari vasodilatasi memucat saat dilakukan penekanan

pembuluh darah atau karena yang menandakan besar

ekstravasasi eritrosit ke kulit atau kemungkinan hal tersebut

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
disebabkan oleh adanya vaskulitis
Rheumatology (ACR), pasien pada
yang menyebabkan terjadinya

ekstravasasi eritrosit.2,5

Bercak merah awalnya

muncul di kaki pasien yang

kemudian meluas ke tungkai dan

paha merupakan manifestasi kulit

HSP karena dipengaruhi oleh

gravitasi yang menyebabkan

deposisi IgA ke bagianbawah

tubuh sehingga memicu inflamasi

pada area tersebut.6

Infeksi saluran pernapasan

atas merupakanetiologi paling

umum pada pasien HSP dengan

strain streptococcus

danparainfluenza virus sebagai

patogen yang sering. Pada kasus ini,

pasien mengeluhkan batuk pilek 8

hari sebelum masuk rumah sakit

yang dapat menjadi penyebab dari

HSP yang dialami pasien.1,3

Berdasarkan kriteria diagnosis

HSP menurut American College of

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
kasus ini memenuhi 3dari 4 neutrofil terdapat peningkatan,

kriteria, yakni purpura peningkatan jenis ini terjadi karena

yangteraba, usia <20 tahun saat adanya infeksi bakteri dan

awitan penyakit dan nyeri peradangan. Pemeriksaan urinalisis

perut.7 Pemeriksaan

laboratorium dilakukan untuk

menyingkirkan diagnosis lain

dan mendeteksi adanya

kelainan sistemik. Tidak ada

pemeriksaan laboratorium untuk

diagnosis pasti HSP.8 Jumlah

trombosit yang normal atau

meningkat dapat menyingkirkan

diagnosis banding Idiopatic

thrombocytopenia purpura

(ITP).9 Dalam menyingkirkan

diagnosis Demam Berdarah

Dengue dapat dilihat dari ada

atau tidaknya peningkatan

hematokrit >20%.10 Pada pasien

ini kadar hematokrit dan

trombosit normal, sehingga

diagnosis DBD dapat

disingkirkan. Leukosit dan

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
dapat diketahui dari perkiraan berhubungan dengan intususepsi,

konsentrasi protein urin berdasarkan hipertensi, artralgia, nyeri

uji dipstik dengan menggunakan stik abdomen, perdarahan

plastik tipis yang dimasukkan ke gastrointestinal, glomerulonefritis

dalam sampel urine untuk yang berat dan hemoptisis.12

mendeteksi kadar keasaman (pH) Terapi awal yang bisa diberikan

atau zat tertentu.11 Pada pemeriksaan meliputi pemberian infus guna

urinalisis didapatkan protein urin mengganti cairan dan plasma yang

positif yang menandakan bahwa hilang.12 Terdapat macam-macam

pada pasien didapatkan hasil positif cairan infus seperti asering, ringer

palsu yang bisa dikarenakan adanya laktat, dekstrosa, KA-EN 1B, KA-

low intake, urin bersifat alkali, atau EN 3A & 3B, dan KA-EN 4A &

urin dengan konsentrasi tinggi. 11 4B. cairan diberikan sesuai

Tata laksana HSP pada dengan proporsi kebutuhan cairan

umumnya bersifat suportif dan masing- masing.12,13 Untuk

simptomatis.12 Terapi suportif membantu memenuhi kebutuhan

pada manifestasi klinis ringan pasien akan cairan & elektrolit

(ruam kemerahan, artritis, sakit karena kandungan kaliumnya

perut) berupa pengawasan yang cukup walaupun pasien

terhadap nutrisi, hidrasi, sudah melakukan ekskresi harian

elektrolit, dan analgetik sebagai maka diberikan infus IVFD kaen

obat simptomatik.12 Indikasi rawat 3B 10 tetes makro/menit.13

inap adalah bila terjadi kolik Berbagai macam komposisi KA-

abdomen yang diduga EN 3B antara lain: Sodium

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
klorida 1,75 g, Potasium

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
klorida 1,5 g, Sodium laktat 2,24, kortikosteroid dapat diberikan

Anhydrous dekstros 27 g, Cairan

elektrolit (mEq/L) : Na + (50), K+

(20), Cl- (50), laktat-(20),glukosa

(27g/L),kcal/L (108). 13

Pengobatan analgetik berupa

parasetamol dan antibiotik

sistemik diberikan

bila teridentifikasi

adanya infeksi bakteri yang sesuai

pada pasien ini diberikan injeksi

ceftriaxone. Pemberian

kortikosteroid masih menjadi

kontroversi. Menurut Willard &

Montemarano dikatakan bahwa

pemberian kortikosteroid dapat

mencegah terjadinya

nefritis dan

mempercepat hilangnya nyeri

abdomen.5 Namun terdapat

penelitian lain yang mengatakan

bahwa nyeri abdomen pada HSP

dapat swasirna.14 Di luar

kontroversi yang ada,

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
dalam jangka pendek. Pada adalah injeksi omeprazole.14

pasien ini diberikan Selanjutnya pola diet sangat

injeksi diperlukan pada anak terutama

metilprednisolon. Injeksi ini dengan obesitas. Prinsip dasar

diberikan untuk mengobati penatalaksanaan obesitas yang

reaksi alergi dan

peradangan, suntikan

metilprednisolon termasuk

dalam kelas obat

kortikosteroid yang bekerja

dengan cara menurunkan zat

pemicu peradangan dan

berfungsi mengobati kondisi

lain dengan

mengurangi

pembengkakan dan

kemerahan serta dengan

mengubah cara kerja sistem

kekebalan.14 Adapun untuk

mengatasi mual muntah

akibat efek samping dari

pengunaan metilprednisolon

terapi pilihan yang diberikan

untuk mengatasi hal tersebut

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
dianjurkan badan dunia adalah kg dengan IMT 29,51 yang berarti

diet rendah energi seimbang

dengan pengurangan energi 500-

1000 kkal dari kebutuhan sehari

dengan cara

: Mengurangi konsumsi bahan

makanan sumber karbohidrat

kompleks seperti nasi, roti,

jagung, kentang dan sereal.

obesitas pada usia diatas 7 tahun

dianjurkan untuk menurunkan

berat badan.15 Target penurunan

berat badan sebesar 2,5 - 5 kg atau

dengan kecepatan 0,5 - 2 kg per

bulan.15,16 Prinsip pengaturan diet

pada anak obesitas adalah diet

seimbang sesuai dengan RDA, hal

ini karena anak masih mengalami

pertumbuhan dan perkembangan.

Intervensi diet harus disesuaikan

dengan usia anak, derajat obesitas

dan ada tidaknya penyakit

penyerta. 16

Pada pasien ini memiliki BB 70

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
Obesitas grade 1. Pada 2500 kkal/hari dan mudah

obesitas grade 1 dan tanpa dicerna. 17

penyakit penyerta, diberikan Penyakit Purpura Henoch-

diet seimbang rendah kalori Schönlein merupakan self-limited

dengan pengurangan asupan yang tidak menunjukkan gejala

kalori sebesar 30%. Perlu sisa klinis pada sebagian besar

diperhatikan juga diet

dengan komposisi

karbohidrat 50-60%, lemak

20-30%. (dengan lemank

jenuh < 10%), protein 15-

20%, kolesterol <300

mg/hari, tinggi serat,

dianjurkan pada anak umur

> 2 tahun dengan

penghitungan dosis

menggunakan rumus: (umur

dalam tahun +5) gram per

hari. Diet makanan biasa

adalah makanan yang tidak

berbeda dengan makanan

sehari-hari dengan variasi

dan tekstur yang normal,

pola gizi seimbang, 1100-

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
pasien tanpa keterlibatan ginjal.18 Gangguan ginjal permanen tidak terjadi

Kebanyakan pasien pulih pada

sepenuhnya dalam waktu empat

minggu. Kekambuhan purpura

Henoch-Schönlein terjadi pada

sepertiga pasien dalam enam

bulan pertama setelah timbulnya

penyakit dan lebih sering terjadi

pada pasien dengan kelainan

ginjal.18

Prognosis jangka panjang

bergantung pada tingkat

keparahan keterlibatan ginjal;

penyakit ginjal stadium akhir

terjadi pada 1 hingga 5 persen

pasien. Sebuah tinjauan sistematis

mengungkapkan bahwa timbulnya

penyakit ginjal pada pasien

dengan purpura Henoch-

Schönlein berkembang dalam

waktu empat minggu pada 85

persen pasien, enam minggu pada

91 persen pasien, dan enam bulan

pada 97 persen pasien.18

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
pasien dengan urinalisis Sehingga kita sebagai dokter harus

normal, meskipun terjadi mengetahui diagnosis dan

pada 19,5 persen pasien penatalaksanaan dari penyakit

dengan sindrom nefritik atau tersebut. Kasus ini memiliki

Prognosis pasien ini quo ad prognosis baik, meskipun demikian

vitam ad bonam, quo ad kita sebagai dokter harus tanggap

sanam dubia ad bonam

karena tidak didapatkan

kelainan gastrointestinal

yang berat, dan juga tidak

didapatkan kelainan pada

ginjal.18 Quo ad kosmetikam

ad bonam, karena lesi di

kulit dapat sembuh

sempurna. 18

Kesimpulan

Purpura Henoch-

Schonlein merupakan kasus

yang memiliki gambaran

klasik meliputi purpura

teraba, keluhan

gastrointestinal, arthralgia,

dan keterlibatan ginjal.

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
dalam penanganan untuk mencegah (2014). Henoch-Schönlein
purpura in children Limited
terjadinya keparahan dan

mengembalikan fungsi tubuh

sebagaimana semestinya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Roache-Robinson P, Hotwagner
DT. Purpura Henoch-Schonlein.
[Diperbarui 2022 Agustus8]. Di
StatPearls [Internet]. PulauHarta
Karun (FL): Penerbitan
StatPearls; 2023 Januari.
Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/b
ooks/NBK537252/
2. Matondang CS, Roma J.
HENOCH SCHONLEIN
PURPURA. Editor: Akib AAP,
Munazir Z, Kurniati N. Buku
Ajar Alergi imunologi Anak
Edisi kedua. IDAI; Jakarta
2010;373-7.
3. Tendean, Susiana & Siregar,
Sjawitri. (2016). Purpura
Henoch- Schönlein. Sari
Pediatri. 7. 45.
10.14238/sp7.1.2005.45-9.
4. Alfarra Y. Penatalaksanaan
Kasus Purpura pada Henoch-
Schonlein pada Anak. Jurnal
Wiyata. 2021;8(2):164–73.
5. Willard, R., & Montemarano, A.
(2006). Henoch-Schönlein
Purpura (anaphylactoid pur-
pura) Retrieved
from
http://www.emedicine.com/derm
/topic177.htm.
6. Bluman, J., & Goldman, R. D.

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
beneft of corticosteroids. Clinical practice: Diagnosis and
Child Health Update, 60, management of Henoch-
1007-1010. Schönlein purpura. Eur J Pediatr.
7. Peru H, 2010 Jun. 169(6):643-50.
Soylemezoglu 13. Yuliani, Endang. (2021). Buku
O,Bakkaloglu SA, et Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.
al. HenochSchonlein Malang: CV. Rena Cipta
purpura in childhood: Mandiri.
clinical analysis of 14. Bluman J, Goldman RD.
254 cases over a3-year Henoch- Schönlein purpura in
period. Clin Rheumatol children: limited benefit of
2008;27:1087.
8. Bhimma R, Nandlal L,
Langman CB, et al.
Henoch-Schonlein Purpura.
Medscape. 2020.
https://emedicine.medscape
.com
/article/984105-overview#a7
9. Tarantino MD, Danese M,
Klaassen RJ, Duryea J,
Eisen M, Bussel J.
Hospitalizations in pediatric
patients with immune
thrombocytopenia in the
United States. Platelets
2016;27:472-8.
10. WHO. (2009). Dengue
Guidlines for Diagnosis,
Treatment, Prevention and
Control New Edition.
Geneva: WHO.
11. Usui T, Yoshida Y, Nishi
H, Yanagimoto S,
Matsuyama Y, Nangaku
M. Keakuratan
diagnostik dipstick urin
untuk kategori proteinuria.
Klinik Exp Nephrol . 2020;
24 ( 2 ):151‐156. [ PubMed
] [ Google Cendekia ]
12. McCarthy HJ, Tizard EJ.

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE
corticosteroids. Can
Fam
Physician. 2014
Nov;60(11):100710.[PMCfreeari
cle] [PubMed]
15. World Health
Organization (WHO).
Obesity and Overweight
[Internet]. 2021.
Available
from:https://www.who.int/news-
room/factsheets/detail/obesity-
and-overweight
16. Penuntun diet anak. 2015. Editor
Nasar SS, Djoko S, Hartati SAB.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI
17. Andri Hartono. 2006. Terapi
gizi dan diet rumah sakit.
Jakarta:EGC

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023
CASE

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, September


2023

Anda mungkin juga menyukai