Fakultas : Kedokteran
Universitas : Tadulako
Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako
Mengetahui
Pembimbing Dokter muda
A. Definisi
Henoch-Schonlein Purpura (HSP) merupakan salah satu bentuk vaskulitis
yang melibatkan pembuluh darah kecil yang ditandai dengan perdarahan kulit
(purpura), pembengkakan pada sendi, nyeri perut dan kelainan pada ginjal.
Kelainan ini pertama kalinya ditemukan oleh Johan Schonlein pada tahun tahun
1837 berupa adanya kelainan pada kulit dan nyeri pada sendi, sedangkan Edward
Henoch menggambarkan adanya kelainan pada gastro-intestinal dan manifestasi
ginjal padatahun 1868 sehingga untuk mengenang nama beliau ini penyakitnya
dinamakan Henoch-Schonlein Purpura.3
B. Etiologi
Sampai sekarang penyebab penyakit ini belum diketahui. Diduga beberapa
faktor memegang peranan, antara lain faktor genetik, infeksi traktus respiratorius
bagian atas, makanan, gigitan serangga, paparan terhadap dingin, imunisasi
(vaksin varisela, rubella, rubeolla, hepatitis A dan B, paratifoid A dan B, tifoid,
kolera) dan obat- obatan (ampisillin, eritromisin, kina, penisilin, quinidin, quinin).
Infeksi bisa berasal dari bakteri (spesies Haemophilus, Mycoplasma,
Parainfluenzae, Legionella, Yersinia, Shigella dan Salmonella) ataupun virus
(adenovirus, varisela , parvovirus, virus Epstein-Barr). Vaskulitis juga dapat
berkembang setelah terapi antireumatik, termasuk penggunan metotreksat dan
agen anti TNF (Tumor Necrosis Factor). Namun, IgA mempunyai peranan
penting, ditandai dengan peningkatan konsentrasi IgA serum, kompleks imun dan
deposit IgA di dinding pembuluh darah dan mesangium renal.5
Tabel 1. Faktor risiko penyebab HSP
C. Patofisiologi
Biopsi lesi pada kulit atau ginjal, diketahui adanya deposit kompleks imun
yang mengandung IgA. Diketahui pula adanya aktivasi komplemen jalur
alternatif. Deposit kompleks imun dan aktivasi komplemen mengakibatkan
aktivasi mediator inflamasi termasuk prostaglandin vaskular seperti prostasiklin,
sehingga terjadi inflamasi pada pembuluh darah kecil di kulit, ginjal, sendi dan
abdomen dan terjadi purpura di kulit, nefritis, artritis dan perdarahan
gastrointestinalis. Beberapa faktor imunologis juga diduga berperan dalam
patogenesis HSP, seperti perubahan produksi interleukin dan faktor pertumbuhan
yang berperandalam mediator inflamasi. TNF, IL-1 dan IL-6 bisa memediasi
proses inflamasi pada HSP. Meningkatnya kadar faktor pertumbuhan hepatosit
selama fase akut HSP dapat menunjukkan adanya kemungkinan kerusakan atau
disfungsi sel endotel. Meningkatnya faktor pertumbuhan endotel vaskuler dapat
setidaknya menginduksi sebagian perubahan ini. Sitokin dianggap terlibat dalam
patogenesis HSP dan endotelin (ET), yangmerupakan hormone vasokonstriktor
yang diproduksi oleh sel endotelial, juga dianggap turut berperan. Kadar ET-1
jauh lebih besar pada fase akut penyakit ini dibanding pada fase remisi. Namun
E. Diagnosis
Diagnosis lebih banyak ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang spesifik
daripada dengan bantuan pemeriksaan penunjang. Gejala yang dapat
mengarahkan kepada diagnosis HSP yaitu ruam purpurik pada kulit terutama di
bokong danekstremitas bagian bawah dengan satu atau lebih gejala berikut: nyeri
abdomen atau perdarahan gastrointestinalis, artralgia atau artritis, dan hematuria
ataunefritis.7
Tabel 2 Kriteria Diagnosis HSP
American College Of Rheumatology Clasiffication Criteria
Dua daripada kriteria dibawah:
- Palpable purpura
- Usia onset <20 tahun
- Nyeri abdominal
- Hasil biopsi yang menunjukkan intramural granulocyter di
arterioles dan/atau venules
European League Against Rheumatism/Rheumatology European
Society Criteria
Palpabel purpura (tanpa trombositopenia atau koagulopati) dan satu
atau lebih dari kriteria di bawah :
- Nyeri abdomen yang difus
- Artritis atau atralgia
- Biopsi pada purpura yang menunjukkan hasil deposisi IgA
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : An. A.Z.
Jenis kelamin : laki-laki
Lahir pada tanggal/umur : 20-01-2020/3 tahun 5 bulan
Alamat : Napu
Tanggal masuk ruangan/jam : 26-05-2023
Tanggal keluar ruangan : 30-05-2023
Jumlah hari perawatan : 5 hari
Diagnosis : Henoch Schonlein Purpura
Anamnesis
- Keluhan Utama :
Ruam pada kaki dan bokong
- Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien sebelumnya mengalami demam sejak 10 hari yang lalu, muncul ruam
pada kedua tungkai bawah dan bokong sejak 3 hari yang lalu, ruam gatal (+)
Nyeri perut (+) hilang timbul, Mual dan muntah (+) smrs, BAB dan BAK
normal, Sebelumnya pasien sudah berobat 4 hari yang lalu
- Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama
- Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada riwayat penyakit terdahulu
- Riwayat Maternal
Anak terakhir dari 4 bersaudara
- Riwayat makanan
ASI dan MPASI : 0-24 bulan
Makanan dewasa : 2 tahun - sekarang
Pemeriksaan Fisik
KU : Sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Status Gizi :
BB : 10,9 kg
TB : 86 cm
BB/U : BB sangat kurang
TB/U : TB pendek
BB/TB : Gizi kurang
TTV :
Suhu : 36,8 C Nadi : 108x/menit
Respirasi : 24x/menit SpO2 : 98%
- Mata : Ikterik (-/-), Anemis (-/-), Cekung (-/-)
- Mulut : Pucat (-), Lidah kotor (-), kering (-)
- Kulit : ruam makula ertiem pada tungkai bawah, teraba,
warna merah kehitaman
- Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran tiroid (-)
- Tonsil : T1/T1
- Kepala : Normocephal
- Thorax : simetris bilateral
- Pulmo : bunyi pernafasan vesikuler (+/+)
- Cor : BJ I/II murni reguler
- Abdomen : BU (+) kesan normal
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah Lengkap (26/05/2023)
Jenis
No. Hasil Nilai Rujukan
Pemeriksaan
1. WBC 10.600 /uL 4.500 – 13.500/uL
2. RBC 4.69 juta/uL 4,1 – 5,1 juta/uL
3. HGB 11.1 g/dl 10,8 – 15,6 g/dl
4. HCT 35,7 % 37 – 43 %
5. PLT 517.000 /uL 181.000 – 521.000 /uL
6. Ureum 22 mg/dl 10-50 mg/dl
7. Kreatinin 0,3 mg/dl 0,9 – 1,3 mg/dl
Urinalisa
Resume
Pasien datang dengan keluhan sejak 10 hari yang lalu, muncul ruam pada
kedua tungkai bawah dan bokong sejak 3 hari yang lalu, ruam gatal (+) Nyeri perut
(+) hilang timbul, Mual dan muntah (+) smrs, BAB dan BAK normal, Sebelumnya
pasien sudah berobat 4 hari yang lalu
Pemeriksaan fisik. suhu : 36,8 C, nadi : 108x/menit, RR : 24x/menit, SpO2 :
98%. Lesi makula, warna merah kehitaman pada ekstremitas bawah. Pemeriksaan
penunjang WBC : 10.600 /uL, RBC : 4.69 juta/uL, HGB : 11.1 g/dl, HCT : 35,7 %,
HCT : 517.000 /uL Ureum : 22 mg/dl, kreatinin : 0,3 mg/dl.
Diagnosis
Terapi
- Ivfd RL 14 tpm
- Inj. Ranitidin 25mg/8jam/IV
- Paracetamol 4x100mg
- Evaluasi pemberian steroid
Tanggal Follow Up
27/05/2023 HP : 2
S : Ruam merah kehitaman pada ekstremitas bawah,
Gatal (+), nyeri perut (+) hilang timbul, mual muntah (-),
demam (-). BAB dan BAK normal
O : KU : Sakit sedang
GCS : E4M6V5 Compos mentis
O : TTV
N : 88x/menit
S : 36.9 oC
R : 24 x/menit
Spo2 : 98%
Kulit : lesi makula, teraba, warna merah
kehitaman
Kepala : Normocephal
Thorax : Simetris bilateral (+/+)
Pulmo : Vesikuler (+/+)
Cor : BJ I/II murni reguler
Abdomen : Peristaltik (+) kesan nromal
Pemeriksaan Lab (26/05/2023)
WBC : 10.600 /uL, RBC : 4.69 juta/uL, HGB : 11.1 g/dl,
HCT : 35,7 %, HCT : 517.000 /uL Ureum : 22 mg/dl,
kreatinin : 0,3 mg/dl.
Urinalisa
Leukosit : 0-1 LPB, Eritrosit : 0-1 LPB, Keton +3
28/05/2023 Hp : 3
S : Ruam merah kehitaman pada ekstremitas bawah,
Gatal (+), nyeri perut (+) hilang timbul, mual muntah (-),
demam (-). BAB dan BAK normal
O : KU : Sakit sedang
GCS : E4M6V5 Compos mentis
O : TTV
N : 94x/menit
S : 36.5 oC
R : 24 x/menit
Spo2 : 99%
Kulit : lesi makula, teraba, warna merah
kehitaman
Kepala : Normocephal
Thorax : Simetris bilateral (+/+)
Pulmo : Vesikuler (+/+)
Cor : BJ I/II murni reguler
Abdomen : Peristaltik (+) kesan nromal
Pemeriksaan Lab (26/05/2023)
WBC : 10.600 /uL, RBC : 4.69 juta/uL, HGB : 11.1 g/dl,
HCT : 35,7 %, HCT : 517.000 /uL Ureum : 22 mg/dl,
kreatinin : 0,3 mg/dl.
Urinalisa
Leukosit : 0-1 LPB, Eritrosit : 0-1 LPB, Keton +3
29/05/2023 Hp : 4
S : Ruam merah kehitaman pada ekstremitas bawah
mulai berkurang, nyeri perut (+), mual muntah (-),
demam (-). BAB dan BAK normal
O : KU : Sakit sedang
GCS : E4M6V5 Compos mentis
O : TTV
N : 84x/menit
S : 36.4 oC
R : 24 x/menit
Spo2 : 99%
Kulit : lesi makula, teraba, warna merah
kehitaman memudar
Kepala : Normocephal
Thorax : Simetris bilateral (+/+)
Pulmo : Vesikuler (+/+)
Cor : BJ I/II murni reguler
Abdomen : Peristaltik (+) kesan nromal
Pemeriksaan Lab (26/05/2023)
WBC : 10.600 /uL, RBC : 4.69 juta/uL, HGB : 11.1 g/dl,
HCT : 35,7 %, HCT : 517.000 /uL Ureum : 22 mg/dl,
kreatinin : 0,3 mg/dl.
Urinalisa
Leukosit : 0-1 LPB, Eritrosit : 0-1 LPB, Keton +3
30/05/2023 Hp : 5
S : Ruam merah kehitaman pada ekstremitas bawah
hilang, nyeri perut (-), mual muntah (-), demam (-). BAB
dan BAK normal
O : KU : Sakit sedang
GCS : E4M6V5 Compos mentis
O : TTV
N : 128x/menit
S : 36.5 oC
R : 24 x/menit
Spo2 : 99%
Kulit : lesi makula, teraba, warna kehitaman
memudar
Kepala : Normocephal
Thorax : Simetris bilateral (+/+)
Pulmo : Vesikuler (+/+)
Cor : BJ I/II murni reguler
Abdomen : Peristaltik (+) kesan nromal
Pemeriksaan Lab (26/05/2023)
WBC : 10.600 /uL, RBC : 4.69 juta/uL, HGB : 11.1 g/dl,
HCT : 35,7 %, HCT : 517.000 /uL Ureum : 22 mg/dl,
kreatinin : 0,3 mg/dl.
Urinalisa
Leukosit : 0-1 LPB, Eritrosit : 0-1 LPB, Keton +3
Diskusi
Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan demam sejak 10 hari yang lalu
kemudian muncul ruam pada ekstremitas bawah sejak 3 hari yang lalu, pasien
merasakan gatal, kemudian disertai dengan mual dan muntah sebelum masuk rs serta
nyeri perut. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya ruam merah kehitaman yang
teraba pada tungkai bawah dan bokong. Penegakan diagnosis henoch schonlein
purpura pada kasus ini didasarkan pada adanya ruam pada kulit bagian ekstremitas
bawah dan adanya nyeri perut yang muncul bersama dengan ruam. Dua manifestasi
klinis ini cukup untuk diagnosa henoch schonlein purpura berdasarkan kriteria
diagnosis American College Of Rheumatology Clasiffication Criteria
Edukasi yang dapat diberikan pada pasien HSP adalah bahwa penyakit ini
merupakan penyakit autoimun yang langka dengan adanya komplikasi yang beragam.
Namun, mengingat usia pasien yang masih muda dan sifat penyakit ini yang self-
limiting, prognosis pasien cenderung baik dan diharapkan bisa segera membaik.
BAB V
Kesimpulan