Konflik Batin
Konflik Batin
Analisis Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Kupu Wengi Mbangun Swarga
a. Konflik batin dalam diri Raminten ketika memiliki janji dengan Haryono
malah menyetujui diajak pergi oleh Tukisan.
Saat Raminten sedang mandi, telepon diatas meja ruang tamu berbunyi
dan diangkat oleh Ibu Raminten yang bernama Ranti , Ibu Raminten
menjawab telepon tersebut tapi tidak ada jawaban, sampai telepon tersebut
berdering kembali dan diangkat oleh Raminten selepas mandi, ternyata
yang menelpon adalah Haryono yang ingin mengajak pergi jalan – jalan,
pada saat itu Raminten juga memiliki janji untuk pergi di hari yang sama
dengan Tukisan. Kemudian Raminten malah beralasan kepada Haryono
tidak bisa pergi karena sakit. Hal ini tampak pada kutipan berikut :
‘’Iki ana bocah edan telpon, diwangsuli malah mbisu wae. Ora
sopan..’’ karo ngulungke hp marang anake wadon.
‘’Lha ora kokdudul, mesthi ora bisa nyambung kowe kuwi ndesa
banget kok mbok..’’ tumanggape Raminten sing gawe wirange
lumantar Hp.
‘’Aku saiki arep menyang omahmu ngajak dolan,’’ swarane
Haryono.
Saiba bingunge Raminten, nganti lali menawa dina iki nduwe janji
karo Haryono. Mangka Tukisan uga ngajak mlaku – mlaku.
Plorak- plorok bingung olehe arep aweh wangsulan.
‘’Hmm.. sepurane aku kok lali ya. Umpama sesuk wae kepiye mas.
Saiki awakku lagi mriyang,’’ alasane Raminten. (KWMS, Tulus
Setiyadi 2020 : 13)
TERJEMAHAN :
‘’ini ada orang gila telepon, dijawab malah diam saja. Tidak
Sopan.. dibarengi memberikan hp kepada anak perempuannya.
‘’lha nggak dipencet, pasti tidak bisa nyambung kamu itu norak
banget kok buk..’’ tanggapan dari Raminten yang dibuat marah
karena Hp. Ibunnya terdiam hanya diliputi rasa ingin tahu.
‘’Aku sekarang mau pergi kerumahmu ngajak pergi,’’ Suarane
Haryono.
‘’Hal itu membuat Raminten bingung, sampai dia lupa kalau hari
ini dia ada janji dengan Haryono. padahal Tukisan juga mengajak
jalan – jalan. Bingung dalam memberikan jawaban.
‘’hmm.. Mohon maaf aku kok lupa ya. Seumpama diundur besok
gimana mas. Sekarang badanku sedang sakit,’’ Alasan dari
Raminten (KWMS, Tulus Setiyadi 2020 : 13)
Id bekerja menurut prinsip kenyamanan selalu menghindari
ketidaknyamanan. Oleh karena itu, Id dalam diri Raminten memilih untuk
beralasan kepada Haryono padahal sudah membuat janji dan malah
memilih pergi dengan Tukisan dikarenakan Kaya dan memiliki pekerjaan
yang layak. Dibalik alas an Raminten tersebut , Raminten ingin
menghindari konflik dengan Haryono dengan alasan sedang sakit. Ego
melihat realita bahwa Raminten menyadari bahwa dari keluarga yang tidak
mampu dan membutuhkan uang dari Tukisan. Raminten berusaha
merealisasikan dorongan Id dengan memberikan alasan kepada Haryono
yang sudah membuat janji terlebih dahulu untuk bisa pergi dengan
Tukisan. Namun Super Ego didalam diri Raminten menimbang – nimbang
dan memutuskan untuk tetap pergi dengan Haryono di lain hari karena
Haryono adalah orang yang dicintai tulus oleh Raminten.
b. Kebohongan Raminten saat ditanyai oleh Tukisan perihal Haryono menelpon
Saat Raminten menyetujui ajakan Tukisan , dan pada akhirnya mereka
berdua pergi ke sebuah Sungai yang bernama Sungai Bantaran, Tukisan
menanyakan beberapa hal kepada Raminten salah satunya mengenai siapa
yang menelpon tadi siang. Tanpa sepengetahuan Raminten, Tukisan
mengetahui Raminten sedang menelpon seseorang dari Mbok Ranti yang
mengira Tukisan lah yang sedang menelpon Raminten ternyata Haryono.
Disitu Tukisan curiga apakah Raminten sudah memiliki seorang pacar. Hal
tersebut kemudian ditanyakan kepada Raminten, tetapi Raminten
berbohong kepada Tukisan , si penelpon bukan Haryono tetapi temannya
yang bernama Imas Pancawati. Hal ini tampak pada kutipan berikut :
‘’Sumprit San, aku ora ngerti karepmu’’
‘’Sakdurunge aku teko mau kwe telponan karo sopo ?’’
‘’Hohhh.. mau kancaku San, arep ngajak sapatemon’’
‘’Lanang opo Wadon ?’’ Tukisan tambah penasaran.
‘’Wadon, lha kanca dolan biyen’’.
‘’Kok kwe nyebute mas ?’’
‘’Kowe kok ngerti ?’’
‘’Simbokmu sing crita mau.’’
‘’Hmmm… dakandhani ya San, bocah kuwi pancen jenenge Imas
Pancawati. Dadi sing padha nyebut ya mas’’. (KWMS, Tulus
Setiyadi 2020 : 18 - 19)
TERJEMAHAN :
‘’Sumpah San, aku tidak tahu apa maksudmu’’
‘’Sebelum aku datang kamu telpon sama siapa ?’’
Hohh.. tadi temanku San, mau ngajak ketemuan’’
‘’Laki – laki apa perempuan ?’’ Tukisan tambah penasarn.
‘’Perempuan, teman mainku dulu’’
‘’Kok kamu manggilnya mas ?’’
‘’Kamu kok tau ?’’
‘’Ibukmu yang cerita tadi.’’
‘’Hmmm.. tak kasih tau ya San, anak itu memang namanya Imas
Pancawati. Jadi ya pada manggil mas’’ (KWMS, Tulus Setiyadi
2020:18 - 19)
Id adalah suatu pemikiran untuk mencari kenikmatan, seperti Id yang
dilakukan oleh Raminten yaitu melakukan kebohongan agar tidak
diketahui oleh Tukisan bahwa dirinya menelpon dengan Haryono. Id disini
bekerja agar Raminten tidak mengungkapkan hal yang yang sesungguhnya
terjadi kepada Tukisan karena Raminten merasa takut kehilangan
kenikmatan yang diberikan Tukisan kepada dirinnya yaitu kekayaan.Ego
melihat realita bahwa Raminten menyadari cintannya hanya Tulus kepada
Haryono dan hanya menginginkan harta yang dimiliki oleh Tukisan. Super
ego bertindak agar Raminten harus ikhlas pergi dengan Tukisan untuk
mencari hartanya bukan dengan Haryono orang yang dicintainnya.