Anda di halaman 1dari 9

KONFLIK BATIN

Analisis Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Kupu Wengi Mbangun Swarga

Analisis konflik batin dalam novel KWMS diteliti dengan pendekatan


psikologi sastra. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori kepribadian
Sigmund Freud yang membedakan kepribadian menjadi tiga struktur, yaitu id,
ego, dan super ego. Ketiga struktur kepribadian tersebut merupakan unsur yang
mempengaruhi kondisi emosi dan kejiwaan seseorang. Melalui ketiga struktur
yang dicetuskan oleh freud akan diketahui konflik – konflik batin yang dialami
oleh Raminten sebagai tokoh utama. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah
uraian dari konflik batin tokoh utama dalam novel Kupu Wengi Mbangun Swarga.

a. Konflik batin dalam diri Raminten ketika memiliki janji dengan Haryono
malah menyetujui diajak pergi oleh Tukisan.
Saat Raminten sedang mandi, telepon diatas meja ruang tamu berbunyi
dan diangkat oleh Ibu Raminten yang bernama Ranti , Ibu Raminten
menjawab telepon tersebut tapi tidak ada jawaban, sampai telepon tersebut
berdering kembali dan diangkat oleh Raminten selepas mandi, ternyata
yang menelpon adalah Haryono yang ingin mengajak pergi jalan – jalan,
pada saat itu Raminten juga memiliki janji untuk pergi di hari yang sama
dengan Tukisan. Kemudian Raminten malah beralasan kepada Haryono
tidak bisa pergi karena sakit. Hal ini tampak pada kutipan berikut :
‘’Iki ana bocah edan telpon, diwangsuli malah mbisu wae. Ora
sopan..’’ karo ngulungke hp marang anake wadon.
‘’Lha ora kokdudul, mesthi ora bisa nyambung kowe kuwi ndesa
banget kok mbok..’’ tumanggape Raminten sing gawe wirange
lumantar Hp.
‘’Aku saiki arep menyang omahmu ngajak dolan,’’ swarane
Haryono.
Saiba bingunge Raminten, nganti lali menawa dina iki nduwe janji
karo Haryono. Mangka Tukisan uga ngajak mlaku – mlaku.
Plorak- plorok bingung olehe arep aweh wangsulan.
‘’Hmm.. sepurane aku kok lali ya. Umpama sesuk wae kepiye mas.
Saiki awakku lagi mriyang,’’ alasane Raminten. (KWMS, Tulus
Setiyadi 2020 : 13)
TERJEMAHAN :
‘’ini ada orang gila telepon, dijawab malah diam saja. Tidak
Sopan.. dibarengi memberikan hp kepada anak perempuannya.
‘’lha nggak dipencet, pasti tidak bisa nyambung kamu itu norak
banget kok buk..’’ tanggapan dari Raminten yang dibuat marah
karena Hp. Ibunnya terdiam hanya diliputi rasa ingin tahu.
‘’Aku sekarang mau pergi kerumahmu ngajak pergi,’’ Suarane
Haryono.
‘’Hal itu membuat Raminten bingung, sampai dia lupa kalau hari
ini dia ada janji dengan Haryono. padahal Tukisan juga mengajak
jalan – jalan. Bingung dalam memberikan jawaban.
‘’hmm.. Mohon maaf aku kok lupa ya. Seumpama diundur besok
gimana mas. Sekarang badanku sedang sakit,’’ Alasan dari
Raminten (KWMS, Tulus Setiyadi 2020 : 13)
Id bekerja menurut prinsip kenyamanan selalu menghindari
ketidaknyamanan. Oleh karena itu, Id dalam diri Raminten memilih untuk
beralasan kepada Haryono padahal sudah membuat janji dan malah
memilih pergi dengan Tukisan dikarenakan Kaya dan memiliki pekerjaan
yang layak. Dibalik alas an Raminten tersebut , Raminten ingin
menghindari konflik dengan Haryono dengan alasan sedang sakit. Ego
melihat realita bahwa Raminten menyadari bahwa dari keluarga yang tidak
mampu dan membutuhkan uang dari Tukisan. Raminten berusaha
merealisasikan dorongan Id dengan memberikan alasan kepada Haryono
yang sudah membuat janji terlebih dahulu untuk bisa pergi dengan
Tukisan. Namun Super Ego didalam diri Raminten menimbang – nimbang
dan memutuskan untuk tetap pergi dengan Haryono di lain hari karena
Haryono adalah orang yang dicintai tulus oleh Raminten.
b. Kebohongan Raminten saat ditanyai oleh Tukisan perihal Haryono menelpon
Saat Raminten menyetujui ajakan Tukisan , dan pada akhirnya mereka
berdua pergi ke sebuah Sungai yang bernama Sungai Bantaran, Tukisan
menanyakan beberapa hal kepada Raminten salah satunya mengenai siapa
yang menelpon tadi siang. Tanpa sepengetahuan Raminten, Tukisan
mengetahui Raminten sedang menelpon seseorang dari Mbok Ranti yang
mengira Tukisan lah yang sedang menelpon Raminten ternyata Haryono.
Disitu Tukisan curiga apakah Raminten sudah memiliki seorang pacar. Hal
tersebut kemudian ditanyakan kepada Raminten, tetapi Raminten
berbohong kepada Tukisan , si penelpon bukan Haryono tetapi temannya
yang bernama Imas Pancawati. Hal ini tampak pada kutipan berikut :
‘’Sumprit San, aku ora ngerti karepmu’’
‘’Sakdurunge aku teko mau kwe telponan karo sopo ?’’
‘’Hohhh.. mau kancaku San, arep ngajak sapatemon’’
‘’Lanang opo Wadon ?’’ Tukisan tambah penasaran.
‘’Wadon, lha kanca dolan biyen’’.
‘’Kok kwe nyebute mas ?’’
‘’Kowe kok ngerti ?’’
‘’Simbokmu sing crita mau.’’
‘’Hmmm… dakandhani ya San, bocah kuwi pancen jenenge Imas
Pancawati. Dadi sing padha nyebut ya mas’’. (KWMS, Tulus
Setiyadi 2020 : 18 - 19)
TERJEMAHAN :
‘’Sumpah San, aku tidak tahu apa maksudmu’’
‘’Sebelum aku datang kamu telpon sama siapa ?’’
Hohh.. tadi temanku San, mau ngajak ketemuan’’
‘’Laki – laki apa perempuan ?’’ Tukisan tambah penasarn.
‘’Perempuan, teman mainku dulu’’
‘’Kok kamu manggilnya mas ?’’
‘’Kamu kok tau ?’’
‘’Ibukmu yang cerita tadi.’’
‘’Hmmm.. tak kasih tau ya San, anak itu memang namanya Imas
Pancawati. Jadi ya pada manggil mas’’ (KWMS, Tulus Setiyadi
2020:18 - 19)
Id adalah suatu pemikiran untuk mencari kenikmatan, seperti Id yang
dilakukan oleh Raminten yaitu melakukan kebohongan agar tidak
diketahui oleh Tukisan bahwa dirinya menelpon dengan Haryono. Id disini
bekerja agar Raminten tidak mengungkapkan hal yang yang sesungguhnya
terjadi kepada Tukisan karena Raminten merasa takut kehilangan
kenikmatan yang diberikan Tukisan kepada dirinnya yaitu kekayaan.Ego
melihat realita bahwa Raminten menyadari cintannya hanya Tulus kepada
Haryono dan hanya menginginkan harta yang dimiliki oleh Tukisan. Super
ego bertindak agar Raminten harus ikhlas pergi dengan Tukisan untuk
mencari hartanya bukan dengan Haryono orang yang dicintainnya.

c. Haryono lebih memilih meninggalkan Raminten saat perbuatan tercela nya


didengar oleh Mbok Ranti
Mbok Ranti setelah kerumah saudara ternyata tidak jadi ke sawah karena
badannya sakit dan langsung ke rumah. Sesampainya dirumah Mbok Ranti
kaget kok ada motor terparkir didepan rumahnya. Mencoba membuka
lewat pintu depan ternyata dikunci dari dalam. Akhirnya Mbok Ranti
lewat pintu belakang dan terbuka. Saat ingin istirahat Mbok Ranti
mendengar seseorang mencoba membuka pintu depan dan ternyata itu
adalah Haryono. Setelah itu Mbok Ranti mempergoki Haryono, kenapa
datang kerumah Mbok Ranti bilang bahwa Raminten sedang keluar dari
rumah, Haryono kemudian menjawab dengan badan gemetar untuk pamit
pulang saja. Hal ini tampak pada kutipan berikut :
‘’Lho..lhoo.. sapa kuwi ?’’ swarane Mbok Ranti gawe
kagete Haryono sing alon – alon niyat metu saka omah
‘’Hmm..Simbok..’’ swarane Haryono gemeter karo kringete
etu kabeh.
‘’Raminten lagi metu.. arep ngapa mrene?’’
‘’Hmm..sepurane nggih kulo nyuwun pamit
mawon..’’(KWMS, Tulus Setiyadi 2020:37)
Id dalam diri Haryono bekerja untuk mencari kenyamanan dengan
menghindari ketidaknyamanan, setelah dia dipergoki oleh Mbok Ranti ,
Haryono langsung ingin pamit saja agar Mbok Ranti tidak mengetahui
perbuatan tercelannya dengan Raminten. Ego melihat Realita bahwa Mbok
Ranti tidak membiarkan Haryono pergi begitu saja. Mbok Ranti malah
menyuruh Haryono mengecek didalam kamar Raminten apakah ada tikus
dikarenakan didalam kamar Raminten berbunyi layaknya tikus berdecit.
Haryono hanya pasrah menuruti perintah Mbok Ranti. Super Ego
bertindak dalam diri Haryono menimbang – nimbang dan memutuskan
bahwa menuruti perintah Mbok Ranti adalah suatu hal yang tepat.
d. Keresahan hati Raminten setelah melakukan perbuatan tercela dengan
Haryono
Raminten sangat merasa depresi dan bersalah hari – hari dia habiskan
hanya untuk melamun, berharap waktu daat diputar kembali. Nasi sudah
jadi bubur, Raminten hanya bisa pasrah keperawanan nya sudah diambil
oleh Haryono, meminta Haryono untuk tanggung jawab atas segala
perbuatannya, Haryono mengaku siap bertanggung jawab. Apapun akan
dia lakukan jika suatu waktu disuruh untuk menikahi Raminten. Haryono
dengan tegas berkata siap. Hal itu membuat Raminten bimbang karena
Haryono hanyalah tukang ojek yang berpenghasilan pas – pasan , dia sadar
tampang rupawan tidak menjamin hidup nyaman tetapi uang, seketika
Raminten teringat Tukisan yang memiliki tampang pas -pasan tapi dari
kalangan orang kaya dan punya pekerjaan yang terbilang mapan.Raminten
gelisah jika kelak ada orang lain yang melamarnya pasti menjadi masalah
mengetahui Raminten sudah tidak perawan, padahal Raminten memiliki
cita – cita mempunyai rumah megah dan mobil mewah. Menurut
Raminten Hal itu tidak dapat diwujudkan dengan menikahi Haryono.
‘’Nalika ditelpon, bocah lanang kuwi pancen ngatonake
lanangane. Siyap umpama dikongkon nglamar, apamaneh
wong tuwane wis nguber wae kepengin selak momong
putu. Eman batine Raminten isi mangu – mangu marang
lakune nasib. Gegayuhane dadi wong sugih nukulake rasa
sumelang menawa omah – omah bareng wong biyasa kaya
Haryono. Dipikir penghasilane saka anggone ngojeg kuwi
sepira ? kanggo mampir warung wae turah sithik. Mangka
Raminten nduwe kepinginan mbangun omah lan tuku
mobil.’’ (KWMS, Tulus Setiyadi 2020: 40 – 41)
Raminten ingin sekali memiliki memiliki didup yang layak seperti orang
kaya memiliki rumah mewah dan mobil mahal, atau setidaknya memiliki
pasangan yang tampan dan kaya, hal tersebut merupakan id dalam diri
Raminten ingin menjadi orang kaya dengan menikahi pasangan yang
kaya , tetapi kenyataan yang ada Tukisan yang mendekati Raminten
memang orang kaya tetapi memiliki wajah yang pas – pasan berbeda
dengan Haryono yang memiliki wajah tampan tapi memiliki perkerjaan
yang biasa hanya dapat hidup sederhana tidak sesuai dengan keinginan
Raminten hal tersebut merupakan Ego yang dimiliki oleh Raminten
melihat kenyataan yang ada bahwa dia harus memilih antara Tukisan atau
Haryono, diantara rupa atau harta. Tetapi Super ego bertindak menimbang
dan mempertimbangkan semuannya kenyataannya Raminten sudah
melakukan perbuatan yang tercela dengan Haryono dan harus menjalani
semuannya dengan tulus ikhlas menerima segala akibat dari perbuatannya
tersebut.
e. Kecurigaan Mbok Ranti saat mempergoki Haryono bisa berada didalam
Rumahnya padahal dikunci dari dalam
Mbok Ranti duduk melamun teringat kejadian beberapa hari yang lalu saat
pulang dari rumah saudara, Mbok Ranti baru menyadari kenapa Haryono
bisa masuk kedalam rumah padahal rumah dikunci dari dalam pada waktu
itu. Muncul pikiran yang membuat jantung Mbok Ranti berdetak kencang
dan muncul keringat dengan derasnya. Berada di benak Mbok Ranti
apakah Raminten melakukan perbuatan yang tercela dengan Haryono ,
Mbok Ranti merasa sangat bersalah tidak bisa menjaga anak
perempuannya. Kemudian Mbok Ranti teringat perbuatan yang dia
lakukan pada saat muda dulu. Perlakuan Raminten sekarang sangat beda
dengan dulu, Raminten lebih suka menghabiskan waktu dikamar bermain
hp, jika ada temannya yang mengajak main pasti beralasan capek untuk
keluar, hal tersebut membuat Mbok Ranti semakin curiga tetapi takut
untuk menanyakan apakah sudah melakukan perbuatan tercela itu kepada
Raminten, takut menyakiti hatinnya , kemudian Mbok Ranti mencoba
menawarkan Raminten untuk menikah.
‘’ehh.. Ten..’’ ujare Mbok ranti sing gawe gemetere
Raminten.
‘’Saiki apa kowe wis kepengin rabi? Menawa ana niat, ora
apa -apa. Simbok bakal nyarujuki lan kepengin momong
putu.’’
‘’Apa iya mbok?’’
‘’Hohhh...dadi...karo Tukisan ta ?’’
‘’Hahhh wegah. Bocah mrongos kaya ngana disenengi
apane ?’’
‘’Mrongosa Sugih. Banjur niyatmu karo sopo ?’’
‘’Karo Mas Haryono,’’semaure Raminten polos.
‘’Oghhh tukang ojek sing awan – awan mrene kae ta?’’
tembung kuwi kaya mbukak wirange Raminten. (KWMS,
Tulus Setiyadi 2020 :44 – 45)
Hal yang dilakukan Mbok Ranti sebenarnya merupakan wujud dari
perilaku Id dimana Mbok Ranti merasakan pikirannya yang gelisah
tentang apa yang telah dilakukan oleh Raminten dengan Haryono, Mbok
Ranti langsung mencoba untuk menawarkan pernikahan kepada Raminten,
Raminten pun menyetujui keinginan untuk menikah tetapi tidak sesuai
dengan yang diharapkan oleh Mbok Ranti, Raminten ingin menikahi
Haryono padahal Mbok Ranti menginginkan Raminten menikahi Tukisan
dikarenakan orang kaya. Ego Mbok Ranti muncul dengan melihat
kenyataan bahwa Raminten ingin menikahi Haryono tetapi melihat kondisi
keluarganya yang sangat menginginkan hidup lebih layak Mbok Ranti
memberikan keputusan untuk Raminten mempertimbangkan akan
menikahi siapa, Super Ego Mbok Ranti mempertimbangkan tindakan
Mbok Ranti selanjutnya yang tetap memilih Tukisan sebagai calon yang
cocok dengan Raminten karena orang kaya bukan Haryono.
f. Haryono pasrah tidak mendapat restu menikahi Raminten oleh Mbok Ranti
Haryono dengan Raminten memutuskan untuk meminta restu kepada
Mbok Ranti, setelah mereka berunding memutuskan untuk menikah.
Haryono menyusun siasat dengan Raminten, mengajak Raminten
menginap di losmen, dan mengajak untuk melakukan perbuatan tercela itu
kembali. Haryono berpikir jika tidak dapat restu dari Mbok Ranti
nantinnya, dia bisa mendapatkan kesucian Raminten 2 kali. Raminten pun
hanya pasrah menuruti ajakan Haryono. Setelah dari losmen Haryono dan
Raminten pulang tengah malam. Mbok Ranti ternyata sudah menunggu
didepan rumah kemudian memarahi Haryono.
‘’Mbok sepurane kula...’’ ujare Haryono sing disaut dening
Mbok Ranti
‘’Aja kakehan cangkem! Aku ngerti polah tingkahmu.
Raminten kuwi anakku, ngapa kowe ngajak dolan ora
kandha – kandha ?’’
‘’Inggih kula ingkang lepat, nanging , pancen kula tresna
kaliyan putri panjenengan.’’
‘’Aja kokbacutake!’’ swarane Mbok Raminten sengol.
‘’Apa dikira aku ora ngerti marang klakuanmu kabeh? Wis
akeh mangan uyah uripku. Sapisan maneh kowe kudu
minggat saka omah iki lan aja ngaton maneh!’’ (KWMS,
Tulus Setiyadi 2020: 54)

Id bekerja menurut prinsip kenyamanan dengan selalu mengindari


ketidaknyamanan, Haryono ingin mengajak Raminten menikah tetapi
disamping itu Haryono juga meminta Raminten memberikan kesuciannya
untuk yang kedua kalinnya dengan anggapan jika tidak dapat memiliki
Raminten dia sudah mendapatkan kesucian dari Raminten sebannyak dua
kali. Kemudian saat Haryono meminta restu dari Mbok Ranti Haryono
juga sudah menyadari bahwa dia memang sudah mengambil kesucian
milik Raminten, dengan harapan Mbok Ranti mau memberikan restu jika
Haryono mengambil kesucian milik Raminten disini pemikiran ego
Haryono muncul, ternyata Mbok Ranti benar – benar tdak menyetujui
Raminten menikah dengan Haryono dikarenakan Haryono miskin
walaupun Haryono sudah mrebut kesucian Raminten, Mbok Ranti tetap
tidak merestui hubungan mereka. Super Ego dalam diri Haryono hanya
pasrah menerima ketidaksetujuaan dari Mbok Ranti, dan memilih untuk
tidak melawan menerima semuannya dengan ikhlas dan menuruti
keinginan Mbok Ranti , kemudian Haryono pergi meninggalkan Raminten.

Anda mungkin juga menyukai