Perubahan Anatomi Fisiologi
Perubahan Anatomi Fisiologi
I. DESKRIPSI SINGKAT
Menua / aging merupakan proses normal pada manusia. Semua manusia akan
mengalami fase penuaan pada waktu dan lajunya masing-masing. Penuaan akan
terjadi di seluruh tubuh mulai dari sel. Menurut WHO, penuaan merupakan
serangkaian kejadian biologi dimulai dari konsepsi dan diakhiri saat kematian.
Lansia didefinisikan sebagai individu dengan usia 60 tahun ke atas, kelompok
usia ini berkembang pesat diantara semua populasi di seluruh dunia. Pada tahun 1990,
terdapat lebih dari 280.000.000 dalam kelompok lansia di seluruh negara berkembang
dan 58% lansia di dunia berada pada negara berkembang. Diestimasikan tahun 2020,
70% dari populasi lansia akan berada pada negara berkembang, dengan jumlah
melebihi 470.000.000.
Perubahan anatomis, fisiologis akibat proses menua pasti akan dialami seluruh
manusia tanpa terkecuali. Impairment fisik dan disabilitas fungsional yang terjadi saat
penuaan akan berujung pada peningkatan dependensi pada lansia.
2. Sistem Pernapasan
Saat menua, terjadi penurunan elastisitas paru dan berkurangnya aktivitas sel yang
mengakibatkan penurunan kapasitas paru dan jumlah oksigen maksimal yang dapat
dihirup. Pada lansia juga akan terjadi penurunan refleks batuk yang meningkatkan
risiko terjadinya aspirasi.
Terjadi penurunan linier kapasitas vital saat penuaan, sekitar 26 ml per tahun untuk
pria dan 22 ml per tahun untuk Wanita dimulai pada usia 20 ml. Akan tetapi,
kapasitas total paru-paru tetap konstan dan dengan demikian residu volume
meningkat seiring bertambahnya usia. Rasio residu volume terhadap kapasitas paru
total (RV/TLC) adalah sekitar 20 persen pada usia 20 dan meningkat menjadi 35
persen pada usia 60, dengan Sebagian besar peningkatan RV/TLC terjadi setelah
usia 40 tahun.
Meskipun tekanan oksigen alveolus tetap konstan seiring dengan bertambahnya
usia, tekanan oksigen arteri menunjukkan penurunan progresif sehingga
meningkatkan perbedaan oksigen arteri alveolar (A-a). Sebagian besar dari
penurunan tekanan oksigen arteri akibat ketidaksesuaian ventilasi dan perfusi.
Terjadi juga penurunan kapasitas difusi karbon monoksida terkait usia.
Elastisitas paru-paru menurun seiring bertambahnya usia dan sehingga ada
kecenderungan yang lebih besar untuk terjadinya kolaps saluran nafas. Penurunan
20% - 30% ventilasi maksimum, volume ekspirasi paksa dalam satu detik, laju
aliran ekspirasi maksimal. Dasar dari perubahan ini mungkin berhubungan dengan
penurunan elastis paru-paru.
Penurunan kemampuan untuk menghasilkan tekanan ekspirasi dapat mengakibatkan
kolaps jalan napas.
Peningkatan insiden pneumonia, bakteri dan virus, dibandingkan dengan dewasa
muda. Mungkin disebabkan oleh penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh.
Pneumonia umumnya hasil dari aspirasi sekret orofaringeal dan aspirasi tersebut
muncul lebih sering pada orang tua. Mungkin akibat pembersihan mekanis
trakeobronkial oleh mukosiliar lebih lambat. Kebersihan mulut yang buruk,
penurunan aliran air liur atau kesulitan menelan, lansia memiliki tingkat kolonisasi
yang lebih tinggi di orofaring dengan basil Gram-negatif daripada orang yang lebih
muda. Pada lansia juga akan terjadi penurunan refleks batuk yang meningkatkan
risiko terjadinya pneumonia aspirasi.
3. Sistem Genitourinaria
Penurunan volume dan berat ginjal terjadi seiring dengan bertambahnya usia.
Terlebih karena ada penurunan jumlah glomerulus per ginjal dari sekitar 1.000.000
di bawah usia dari 40 hingga sekitar 700.000 pada usia 65 tahun.
Penurunan bersihan kreatinin/ creatinine clearance (C,.) yang berkaitan dengan
usia dan penurunan sesuai dengan persamaan berikut:
4. Sistem Gastrointestinal
Sekresi saliva akan menurun seiring terjadinya proses penuaan. Jumlah kolagen
gusi akan berkurang sehingga elastisitas menurun dan terjadi gigi goyang yang
berujung menjadi ompong. Pengecap rasa pada lidah akan berkurang karena proses
degenerative sehingga makanan yang dirasakan akan terasa hambar.
Perubahan fungsi esofagus yang berkaitan dengan usia, disebut presbyesophagus,
terutama disebabkan oleh gangguan motilitas esofagus. Penurunan respons
peristaltik, peningkatan respons nonperistaltik, waktu transit yang tertunda atau
penurunan relaksasi sfingter bawah saat menelan, sekumpulan hal ini dapat
menyebabkan disfagia. Penurunan relaksasi sfingter esofagus bagian bawah saat
menelan merupakan dasar dari akalasia (lebih sering terjadi pada populasi lanjut
usia).
Insiden gastritis atrofi meningkat secara signifikan seiring dengan usia. Gastritis
atrofi dibagi menjadi tipe A yang terbatas pada corpus dan fundus dekat antrum dan
tipe B yang berhubungan dengan atrofi kelenjar dari kedua antral dan fundus.
Gastritis atrofi parah menyebabkan aklorhidria, defisiensi sekresi faktor intrinsik,
penurunan produksi pepsinogen. Gastritis atrofi tipe A tampaknya menjadi penyakit
autoimun, sedangkan tipe B mungkin karena faktor lingkungan lokal seperti refluks
empedu enterogastrik kronis. Kedua jenis gastritis atrofi adalah lesi premalignant.
Penurunan motilitas usus mengakibatkan hipotonik, yang menyebabkan
peningkatan kapasitas penyimpanan, transit tinja yang lebih lama waktu dan
dehidrasi tinja yang lebih besar. Ini semua faktor etiologi dalam konstipasi kronis
yang menimpa orang tua. Diet tinggi serat merupakan pengobatan pilihan untuk
konstipasi kronis. Sekitar 50 persen dari individu lebih dari 80 tahun mengalami
divertikulosis, hanya 20 – 25% pasien diverticulosis memiliki gejala.
Seiring penuaan akan terjadi gangguan pada kontrol sphincter anal. Kehilangan
kendali anal internal dan eksternal sfingter pada lansia berhubungan dengan
penurunan fungsi kognitif normal. Inkontinensia alvi/tinja adalah salah satu
penyabab utama masuknya orang sehat ke fasilitas perawatan jangka panjang.
Selain traktus gastrointestinal, penuaan juga mempengaruhi organ pencernaan
seperti hepar. Hepar berkurang beratnya sebanyak 20 persen setelah usia 50 tetapi
karena kapasitas cadangannya yang besar, hal ini tidak menyebabkan penurunan
fungsi hepar. Sejumlah besar obat-obatan seperti diazepam dan antipirin diketahui
dimetabolisme lebih lambat oleh hepar pada usia tua. Perubahan metabolisme obat
di hepar ini mungkin karena penurunan jumlah atau distribusi retikulum
endoplasma halus. Penyakit saluran empedu dan kejadian kolelitiasis meningkat
pesat seiring bertambahnya usia.
5. Sistem Endokrin
Homeostasis Glukosa
Bertambahnya usia mengakibatkan penurunan progresif dalam jumlah dan fungsi
sel beta penghasil insulin. Kapasitas sel-sel ini untuk mengenali dan merespons
perubahan konsentrasi glukosa terganggu sehingga terjadi peningkatan progresif
resistensi insulin perifer.
Terjadi penurunan relatif massa tubuh tanpa lemak dengan peningkatan relatif pada
adipositas. Secara umum, ketika adiposit membesar, mereka menurunkan reseptor
insulin mereka. Jadi, bahkan di orang tua yang tidak obesitas ada resistensi insulin
perifer karena peningkatan ukuran adiposit dengan penurunan relatif pada reseptor
insulin. Kombinasi fungsi sel beta yang abnormal dengan resistensi insulin perifer
menyebabkan peningkatan intoleransi glukosa.
Osteoporosis
Osteoporosis adalah kelainan tulang yang ditandai dengan dengan penurunan massa
dan densitas tulang. Penurunan dalam massa tulang adalah fenomena yang
berkaitan dengan usia. Mulai pada dekade keempat ada linear penurunan massa
tulang pada tingkat sekitar 10 % per dekade untuk wanita dan 5% per dekade untuk
pria. Pada dekade kedelapan dan kesembilan 30 - 50 persen dari massa tulang
mungkin hilang. Faktor hormonal tentu berperan karena wanita adalah lebih rentan
daripada pria dan osteoporosis pada wanita meningkat setelah menopause.
Menopause
Saat seorang individu sudah mulai menopause, beberapa perubahan dan efek
terhadap tubuh dapat terjadi antara lain :
Ketidakstabilan vasomotor atau kilatan panas/ hot flashes. Kemerahan,
perubahan suhu kulit, ketahanan kulit, suhu inti dan denyut nadi tingkat
terjadi selama flush. Dapat menyebabkan episode bangun tidur. Insomnia
dengan kemungkinan gangguan fisiologis dan psikologis mungkin terjadi.
Penyakit pembuluh darah arteriosklerotik jarang terjadi pada wanita
sebelum mati haid/menopause. Mekanisme perlindungan yang tepat dari
fungsi ovarium belum diketahui, tetapi sebelum menopause wanita
memiliki rasio lipoprotein densitas tinggi terhadap lipoprotein densitas
rendah lebih tinggi daripada wanita pascamenopause.
Osteoporosis mudah terjadi.
8. Sistem Penglihatan,
Lensa mata akan mengeras, kemampuan akomodasi akan berkurang sehingga lansia
umumnya perlu kacamata ganda untuk dapat melihat secara fokus. Di usia lansia,
ketajaman penglihatan, kepekaan warna, dan persepsi kedalaman juga makin
berkurang. Penuaan juga dapat mempengaruhi lensa mata, menyebabkan
penglihatan berkabut (katarak). Selain proses degeneratif, katarak juga dapat
dipercepat dengan faktor risiko lain seperti diabetes melitus.
9. Sistem Pendengaran
Saraf pendengaran makin berkurang dan struktur telinga pun melemah. Selain itu,
pendengaran pada nada tinggi akan hilang dan sulit membedakan nada bicara.