Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

PASANGAN BARU MENIKAH


Diajukan sebagai syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Keperawatan Keluarga ”

Dosen Pengampu : Kamsari, S.Kep., Ns.,M.Kep

Disusun oleh :

Gresia Lasma E. P. (R.20.01.022)

Jaenal Abidin (R.20.01.024)

YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

INDRAMAYU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya, penulis
dapat menyelesaikan makalah keperawatan keluarga yang berjudul ‘’ Asuhan Keperawatan
Keluarga Dengan Pasangan Baru Menikah ‘’ tepat pada waktunya.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pengerjaan makalah ini.

Penulis juga menyadari banayk kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulus dapat berbuat lebih baik di kemudian
hari. Semoga makalah ini berguna Bagi penulis pada khususnya daan pembaca pada umumnya.

Indramayu, Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan


melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga
digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang
diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami
tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam
melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan
keluarga dan tugas perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas
perkembangannya. Pasangan baru (keluarga baru menikah) ialah ketika masing-
masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan
yang sah dan meninggalkan keluarga nya masing- masing.
Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan
fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan
sendiri dan pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga
sendiri dan orang tuanya, mulai membina hubunganungan baru dengan keluarga
dan kelompok social lainnya.
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang “asuhan
keperawatan keluarga pemula”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian keluarga baru menikah ?
2. Bagaimana tugas perkembangan dan masalah – masalah yang terjadi pada

3. keluarga baru menikah ?


4. Bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga baru menikah ?

C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga pasangan baru menikah
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga pemula (baru menikah).
2. Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada
keluarga pemula (baru menikah).
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga pemula
(baru menikah).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga melalui pernikahan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.

B. Tahap – Thap Pasangan Baru Menikah


a. Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing- masing.
b. Mempersiapkan keluarga yang baru.
c. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
d. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan

pasangannya.
e. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri.
Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga orangtuanya, mulai
membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social
pasangan
f. Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan

jumlah yang diharapkan

C. Masalah Yang Biasa Dilakukan Oleh Pasangan Baru Menikah

a. Tidak menghadapi masalah utang


Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah masalah paling
utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah menikah, maka ada baiknya
Anda mengeluarkan dan mengutarakan semua masalah perutangan Anda, toh ia
adalah pasangan Anda, tak ada yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi
bersama. Kemudian, cobalah berhitung dan rencanakan keuangan Anda untuk ke
depannya. Jika perlu, temui ahli perencana keuangan.
b. Mengasingkan diri dari pertemanan
Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan mengasingkan diri
dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang berkumpul, pastikan segalanya
sudah dalam keadaan aman di rumah, lalu ikutlah pergi bersama mereka, tentu
dengan seizin suami. Hanya karena Anda tidak ikut-ikutan flirting bersama pria di
klub bukan berarti Anda tidak bisa menjadi teman yang suportif.
c. Tidak cukup seks
Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei mengatakan
bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyakn ialah kesibukan. Coba
untuk menginisiasikan acara berhubungan intim dengan pasangan. Bahkan, kalau
perlu, buat jadwalnya. Jika Anda mulai terbiasa untuk melakukannya, maka Anda
akan makin menginginkannya,
tak tertutup kemungkinan akan makin menyukainya juga.
d. Tidak menjaga tubuh
Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja menikah akan
terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah mengapa, ini selalu terjadi.
Mungkin karena kebiasaan minum atau makan di malam hari atau karena sibuk
berlelah-lelahan pada malam hari sehingga pada pagi harinya jadi lebih semangat
untuk sarapan dalam jumlah banyak. Wah, ini mesti diwaspadai. Sebaiknya Anda
mulai memperbanyak agenda
untuk berolahraga bersama pasangan.
e. Mertua dan ipar
Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki masalah
dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur ekspektasi, seperti Anda
akan datang berkunjung bersama pada akhirnya,
ini akan kembali menghantui Anda.
f. Pertengkaran tak penting
Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah Anda kenal
bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak mudah terpancing
amarah. Namun, jika memang emosi marah sudah

memuncak, ucapkan permisi, bilang bahwa Anda butuh waktu untuk sendiri dulu.
Tenangkan diri Anda sejenak. Pastikan Anda dalam keadaan tenang dan kepala
dingin saat ingin menyelesaikan masalah tadi. Saat emosi, pikiran Anda tidak tenang
dan bisa saja mengucapkan hal-hal yang
tak Anda maksudkan yang bisa saja malah memperburuk masalah.
g. Terobsesi dengan bayi
Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup setelah

menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi terobsesi untuk


memilikinya segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi dalam jangka waktu 3 tahun

pernikahan mereka. Jadi, mengapa terburu- buru? Nikmati waktu Anda bersama

pasangan, berlibur bersama, menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan

kerepotan akan keperluan bayi, dan lainnya. Toh, ketika Anda dalam keadaan rileks,

kemungkinan untuk hadirnya momongan justru lebih besar.

D. Tugas Perkembangan

Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing- masing
menghadapi perpisahan dengan keluarga keluarga sendiri. orangtuanya, mulai
membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan
Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan
jumlah yang diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru menikah :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan.
1. Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
2. Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.
3. Peran berubah.
4. Fungsi baru diterima.
5. Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang

mendasar.
6. Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua
pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat
pasangan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan
mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar
lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.

Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat


Perawat dalam Keluarga berencana Dalam keluarga berencana peran perawat
adalah membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat
untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan
kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebut, oleh karena itu proses
keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode
kontrasepsi itu sendiri.
Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena
kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri
sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis,
kehidupan sosilaL dan budaya terhadap kehamilan tersebut. maka disinilah
letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang tepat, sehingga hal
di atas tidak terjadi. Pengkajian Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu
hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus
sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk
menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi
klien.
Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat
obgyn), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran
sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah :
1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi Pengkajian
ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut berencana untuk
memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang direncanakan
akan dipakai oleh klien. Bila klien menyatakan satu jenis/metoda, perawat
dapat menanyakan alasan penggunaan metoda tersebut. pertanyaan-
pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi
klien terkait dengan kontrasepsi yang digunakannya.
2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi
Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat
menentukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan
kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut memakai
diafragma, kapan dan di mana spermisida dioleskan atau berapa kali
dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KB dengan
menggali tingkat pengetahuan klien, perawat dapat menentukan bila ada
kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan tidak
efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan
terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang

dipakai. Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan


klien terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya.
Dengarkan juga pernyataan klien tentang kenyamanannya menggunakan
metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada pil keluarga
berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda
meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien dalam
menggunakan metoda tersebut.
4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat
Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan
tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji faktor-faktor
yang dapat membantu pemilihan metode terbaik seperti riwayat kesehatan
dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari metoda kontrasepsi,
riwayat obstetric, budaya keinginan untuk mencegah kehamilan. Adapun
kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang berkaitan
dengan riwayat kesehatan dan kepercayaan serta adalah:
 Kontrasepsi oral
 Pil keluarga berencana terpadu
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara, telat haid,
hamil, pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit jantung,
tromboplebitis. Untuk wanita perokok, usia lebih dari 35th, pengidap
DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak dianjurkan
menggunakan pil keluarga berencana.
 Mini Pil

Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus
menghindari segala jenis metoda hormonal,
atau yang mejalani pengobatan kejang
 Kontrasepsi Hormonal
 Hormone Implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil, perdarahan
yang tidak diketahui penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan
untuk hamil kurang
dari lima tahun.
 Hormone Injeksi
Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa
menyusui.
 Kontrasepsi Mekanik
 Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik
tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks dan riwayat
toksik shock syndrome.
 IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi terkena penyakit
yang menular lewat hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi,
infeksi sesudah persalinan/aborsi, kehamilan ektopik, metroragia
dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.
 Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen.
Digunakan bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak
memungkinkan untuk mempunyai anak Analisa Data Kurang
pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan penyebab
tersering dari gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya
dengan kehamilan yang tidak direncanakan.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

I. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. C
2. Umur KK : 24
3. Alamat dan No. Telepon : Ds Cangko, Kec. Tukdana Kab. Indramayu.
083890325495
4. Pekerjaan KK : Wiraswasta
5. Pendidikan KK : SMA
6. Tanggal Pengkajian : 22 Maret 2023
7. Komposisi Keluarga :
No. Nama JK Hub. dgn KK Umur Pnddkn Pekerjaan

1. Tn. C Laki – laki Kepala Keluarga 24 SMA Wiraswasta

2. Ny. S Perempuan Istri 21 SMA Wiraswasta

Genogram : (Tiga Generasi)

Keterangan gambar :

= laki-lak = Satu rumah

= Perempuan = Cerai / pisah


= Menikah = Meninggal

= Garis keturunan = Klien

Keterangan keluarga :
Tn. C dan Ny. S adalah pasangan baru menikah, usia pernikahannya 5 bulan dan
belum dikaruniai seorang anak. Tn. C dan Ny. S masih tinggal di rumah orang tua Ny. S

8. Status Imunisasi
Status Imunisasi
No. Nama
BCG Polio DPT Hepatitis Campak

1. Tn. C            

2. Ny. S            

9. Tipe Keluarga : Keluarga ini termasuk keluarga inti (nuclear family)


dengan pasangan baru
10. Suku : keluarga dengan suku sunda, dan latar belakang
budaya sunda yang baik
11. Agama : Keluarga memeluk agama islam. Menurut Ny. S
keluarganya melaksanakan shalat dan menjalankan ibadah puasa
12. Status Sosek Keluarga : Dalam keluarga Tn. C dan Ny. S sama – sama
mencari nafkah. Dengan penghasilan perbulannya Rp. 2.000.000 sebagai buruh
pabrik. Status ekonomi pada keluarga ini tergolong sederhana, penghasilan
keluarganya sudah dapat mencukupi kebutuhan sehari – hari
13. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Ny. S mengatakan jarang liburan keluar rumah,
hiburannya hanya menonton tv atau bermain dengan kucing sebagai hewan
peliharaannya

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn. C termasuk dalam tahap keluarga baru menikah

2. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi


Keluarga Tn. C dan Ny. S masih belajar menjadi keluarga, dan belum dikaruniai
anak

3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti


Ny. S mengatakan merasa sedikit nyaman kembali setelah dua hari tidak enak
badan. Terkadang yang dirasakan saat ini badan masih sedikit linu

4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya


Tidak ada riwayat sakit sebelumnya

III. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Status rumah masih tinggal dengan orang tua Ny. S, keadaan rumah bersih, atap
genteng, dinding tembok, lantai ubin, jendela dan ventilasi yang cukup, kondisi
perabotan yang tertata rapi, sistem pembuangan sampah dengan dibakar,
penggunaan jamban WC, kondisi air bersih, terdapat pekarangan yang ditanami
tanaman hias

Denah rumah :

Halaman depan

Kamar 1
Ruang

tamu

Kamar 2
Ruang
keluarga
Kamar 3
dapur Kamar mandi

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Kepedulian warga yang tinggi dalam gotong royong di tempatnya, terdapat
pemuda desa karang taruna tetap aktif di segala kegiatan social, tetangga yang
suka ngobrol santai pada sore hari

3. Mobilitas Geografis Keluarga


Alat transformasi yang biasa dipakai keluarga adalah motor, keluarga sudah lama
tinggal di daerah tersebut,

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Keluarga sering berkumpul dengan tetangga dekat rumahnya, hubungan keluarga
dengan masyarakat baik

5. Sistem Pendukung Keluarga


Sistem pendukung didalam keluarga didukung dari keluarga, tetangga sekitar

IV. Struktur Keluarga


1. Pola Komunikasi Keluarga
Jenis komunikasi dalam keluarga 2 arah, komunikasi terbuka antara Tn. C dan Ny.
S, Ny. S menjadi pendengar yang baik dan sering melakukan tukar pendapat

2. Struktur Kekuatan Keluarga


Pengambilan keputusan dilakukan dengan diskusi terlebih dahulu, peran
pengambilan keputusan akhir diambil oleh Tn. C, sedangkan Ny. S suka
memberikan saran

3. Struktur Peran
Peran formal anggota keluarga sebagai suami dan istri, peran informal sebagai
pengharmonis dan sahabat hidup

4. Nilai dan Norma Budaya


Nilai budaya yang dianut keluarga baik,pengaruh nilai budaya terhadap status
kesehatan keluarga baik/tidak berpengaruh

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
a. Gambaran diri anggota keluarga
Keluarganya memiliki peran dan fungsinya masing – masing dan peran
tersebut dilakukan dengan baik

b. Perasaan memiliki dan dimiliki keluarga


Keluarga merasa senang karena dapat menerima dengan baik, menghargai
antar anggota keluarga

c. Dukungan keluarga terhadap anggota keluarga yang lain


Keluarga mengatakan memberikan dukungan secara moral dan maerial
terhadap anggota keluarga yang lain dengan baik

d. Kehangatan dalam keluarga


Keluarga mengatakan keluarganya harmonis, saling memberi dukungan,
menyelesaikan masalah dengan sesama

e. Bagaimana mengembangkan sikap saling menghargai.


Keluarga mengatakan apabila memiliki pendapat yang berbeda tetap harus
menghargai, apabila dirasa kurang baik maka dilakukan diskusi dan keputusan
ditentukan oleh suami selaku kepala keluarga

2. Fungsi Sosialisasi
a. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan Tn. C dan Ny. S lulusan SMA

b. Hubungan antar keluarga


Hubungan antar keluarga inti dan keluarga besar terjalin baik

c. Hubungan dengan orang lain


Hubungan dengan orang lain terjalin dengan baik seperti denga teman
tetangga

d. Kegiatan organisasi social


Keluarga mengatakan tidak mengikuti organisasi dimasyarakat

e. Keadaan ekonomi
Keadaaan ekonomi keluarga baik, penghasilan perbulan Rp. 2.000.000, tetapi
terkadang penghasilan tidak menentu apabila ada lembur atau kerja sampingan
3. Fungsi Biologis
a. Keadaan kesehatan keluarga
Keadaan kesehatan Tn. C baik. Ny. C mengatakan merasa sedikit nyaman
kembali setelah dua hari tidak enak badan. Terkadang yang dirasakan saat ini
badan masih sedikit linu

b. Kebersihan perseorangan
Kebersihan keluarga baik, penampilan tampak rapi

c. Penyakit yang sering diderita


Keluarga sering mengalami pegal, flu dan demam

d. Penyakit keturunan, penyakit menular dan kronis


Keluarga tidak memiliki penyakit menular dan kronis

e. Kecacatan
Keluarga tidak memiliki kecacatan fisik maupun mental

f. Pola makan
Frekuensi makan keluarga 3x/hari. Jenis makanan yang dikonsumsi yaitu
sayuran, nasi, lauk pauk dan buah

g. Pola istirahat
Pola istirahat tidur malam 7 jam, tidur siang 1 jam tetapi jarang tidur siang

4. Fungsi Psikologis
a. Keadaan emosi
Keadaan emosi keluarga baik

b. Kebiasaan yang tidak sesuai dengan pola hidup sehat


Tn. C memiliki kebiasaan merokok, Ny. S memiliki kebiasaan memakan
makanan yang pedas

c. Pengambilan keputusan
Keluarga melakukan diskusi terlebih dahulu, kemudia mengambil keputusan
bersama

d. Ketergantungan obat/bahan-bahan lain


Keluarga tidak memiliki ketergantungan obat atau bahan lain
e. Mencari pelayanan kesehatan
Keluarga sakit biasanya selalu dibawa ke puskesmas dan rumah sakit

5. Fungsi Spiritual
a. Ketaatan beribadah
Keluarga mengatakan taat beribadah, seperti solat 5 waktu, dan ibadah sunah
lainnya, dan saat ini sedang menjalankan ibadah puasa ramadhan

b. Keyakinan kesehatan
Keluarga mengatakan selalu yakin sehat dan menyakini apabila sakit pasti ada
obatnya

6. Fungsi Kultural
a. Adat yang mempengaruhi kesehatan
Keluarga tidak menganut adat yang mempengaruhi kesehatannya

b. Tabu-tabu
Tidak ada hal tabu - tabu dalam keluarga

7. Fungsi Reproduksi
Ny. S mengatakan siklus haid teratur 28 hari, belum merencanakan program
hamil, ingin memiliki dua anak, Ny. S saat ini menggunakan KB suntik 3 bulan

8. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi mencukupi karena kebutuhan sehari – hari bisa terpenuhi,

9. Fungsi Perawatan Keluarga


a. Mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan mengerti tentang masalah kesehatan

b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat


Keluarga mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit langkah pertama
adalah memberikan obat warung, apabila tidak kunjung sembuh maka dibawa
ke puskesmas atau rumah sakit

c. Memberi perawatan pada keluarga yang sakit


Keluarga mengatakan perawatan yang diberikan seperti pemenuhan nutrisi,
memberikan obat dan di pijit
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
Keluarga mengatakan selalu menciptakan suasana rumah yang sehat dengan
selalu dibersihkan agar istirahat dengan nyaman

e. Mempertahankan dengan mengunakan fasilitas kesehatan


Keluarga mengatakan selalu mempertahankan dan menggunakan fasilitas
kesehatan apabila sedang sakit

VI. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor Jangka Pendek
Tn. C mengatakan ingin memberi hampers THR untuk dibagikan ke saudaranya
tapi belum cukup terkumpul uangnya

2. Stressor Jangka Panjang


Tn. C mengatakan ingin memiliki rumah sendiri untuk tempat tinggal bersama
keluarganya nanti

3. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah


Keluarga mengatakan jika ada masalah dibicarakan dan mencari solusi bersama

4. Strategi Koping yang Digunakan


Keluarga mengatakan menyikapi masalah dengan kepala dingin, tawakal dan
sabar

5. Strategi Adaptasi Disfungsional


Keluarga mengatakan selalu menyelesaikan masalah dengan baik – baik

VII. Harapan Keluarga Terhadap Perawat


1. Persepsi keluarga terhadap masalah
Baik, dapat membatu penanganan tentang pengakit

2. Harapan keluarga terhadap perawat


Perawat dapat membantu merawat orang yang sakit dengan baik
VIII. Pemeriksaan Fisik
No. Pemeriksaan Tn. C (KK) Ny. S

1. TTV TD : 110/90 mmHg, RR : 20x/menit, N : TD : 120/90 mmHg, RR : 20x/menit, N :


60x/menit S : 36,5℃ 65x/menit, S : 36, 8℃

2. Kepala Tidak ada kebotakan, tidak rontok, kulit kepala Tidak ada kebotakan, tidak rontok, kulit kepala
bersih, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, bersih, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada kemerahan tidak ada kemerahan

3. Mata Tampak bersih, pupil reflek terhadap cahaya, Tampak bersih, pupil reflek terhadap cahaya,
sclera an ikterik, konjungtiva an anemis, tidak sclera an ikterik, konjungtiva an anemis, mata
ada gangguan penglihatan kanan minus 2,00 mata kiri minus 1,75

4. Hidung dan mulut Hidung tampak bersih, tidak ada sumbatan, Hidung tampak bersih, tidak ada sumbatan, tidak
tidak polip, tidak ada secret. Mulut bersih, polip, tidak ada secret. Mulut bersih, mukosa
mukosa lembap, tidak ada karies gigi, lidah lembap, terdapat tambalan gigi geraham kanan,
bersih lidah bersih

5. Telinga Bentuk simetris, bersih, fungsi pendengaran Bentuk simetris, bersih, fungsi pendengaran baik,
baik, tidak ada secret, tidak ada kemerahan, tidak ada secret, tidak ada kemerahan, tidak ada
tidak ada benjolan benjolan
6. Leher Tidak ada pembengkakan, tidak terdapat Tidak ada pembengkakan, tidak terdapat
pembesaran kelenjar tiroid pembesaran kelenjar tiroid

7. Dada Tampak simetris, terdapat pergerakan dinding Tampak simetris, terdapat pergerakan dinding
dada, suara paru vesikuler, suara jantung S1, dada, suara paru vesikuler, suara jantung S1, tidak
tidak ada nyeri tekan ada nyeri tekan

8. Abdomen Tidak ada striae, tidak asites, tidak ada Tidak ada striae, tidak asites, tidak ada
kemerahan, tidak ada nyeri tekan, sonor kemerahan, tidak ada nyeri tekan, sonor

9. Ekstremitas Ekstremitas atas lengkap, jari tangan lengkap, Ekstremitas atas lengkap, jari tangan lengkap,
tidak ada lesi, kekuatan otot 5 (0 – 5) tidak ada lesi, kekuatan otot 5 (0 – 5)
Ekstremitas bawah lengkap, jari kaki lengkap, Ekstremitas bawah lengkap, jari kaki lengkap,
tidak ada lesi, tidak terdapat edema, tonus otot 5 tidak ada lesi, tidak terdapat edema, tonus otot 5
(0 – 5) (0 – 5)

10. Kulit Warna kulit sawo matang, kulit kering, tampak Warna kulit sawo matang, kulit kering, tampak
bersih, tidak terdapat luka, tidak ada pigmentasi bersih, tidak terdapat luka, tidak ada pigmentasi
IX. ANALISA DATA
Nama KK :

Umur :

Data Fokus Tipologi Masalah Etiologi

DS :

Tn. C dan Ny. S


mengatakan ingin memiliki
anak dengan berusaha
menjalanu program hamil,
terkadang keluarga dekat
dan tetangga menanyakan Gangguan Krisis
Actual
tentang anak karena sudah proses keluarga situasional`2qa
5 bulan pernikahan

DO :

DS :

Tn. C mengatakan memiliki Perilaku


kebiasaan merokok Transmisi
Actual cenderung
perkembangan
DO : beresiko

DS :

Keluarga mengatakan jika Kesiapan


Promosi Transmisi
ada masalah dibicarakan peningkatan
kesehatan perkembangan
dan mencari solusi bersama koping keluarga

DO :

X. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Gangguan proses keluarga B.D Krisis situasional
2. Perilaku cenderung beresiko B.D Transmisi perkembangan
3. Kesiapan peningkatan koping keluarga B.D Transmisi perkembangan.
XI. SKORING MASALAH
1. Diagnosa Keperawatan : Gangguan proses keluarga
No. Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran

Sifat masalah : 3 x1 1
1. tidak/kurang sehat 3

Kemungkinan 1 x2 1

2. masalah dapat 2
diubah : Sebagian

Potensi masalah 2 x1 0,6

3. untuk dicegah : 3
Cukup

Menonjolnya 2 x1 1

4. masalah : Segera 2

Total nilai 3,6

2. Diagnosa Keperawatan : Perilaku cenderung beresiko


No. Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran

Sifat masalah : 3 x1 1
1. tidak/kurang sehat 3

Kemungkinan 1 x2 1

2. masalah dapat 2
diubah : Sebagian

3. Potensi masalah 2 x1 0,6


untuk dicegah : 3
Cukup
Menonjolnya 2 x1 1

4. masalah : Segera 2

Total nilai 3,6

3. Diagnosa Keperawatan : Kesiapan peningkatan koping keluarga

No. Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran

Sifat masalah : 3 x1 1
1. tidak/kurang sehat 3

Kemungkinan 1 x2 1

2. masalah dapat 2
diubah : Sebagian

Potensi masalah 2 x1 0,6

3. untuk dicegah : 3
Cukup

Menonjolnya 2 x1 1

4. masalah : Segera 2

Total nilai 3,6

XII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Diagnosa Keperawatan I : ……………….
2. Diagnosa Keperawatan II : ……………….
3. Diagnosa Keperawatan III : ……………….
4. dst.
XIII. INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
XIV. IMPLEMENTASI
XV. EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai