Salah satu cabang ilmu bahasa Arab yang penting untuk dipelajari yaitu ilmu dilalah atau ilmu
semantik. Al-Khuli (dalam Mivtakh, 2020) mengatakan bahwa di dalam kajian bahasa Arab Ilmu ad-
Dalalah dibedakan dengan ilm al-ma’na, menurutnya Ilm Ad-Dalalah adalah ilmu yang mengkaji
makna yang berhubungan antara bahasa dengan dunia luar, sedangkan Ilmu Al-Makna adalah ilmu
yang mengkaji makna yang berhubungan antar bahasa itu sendiri. Sedangkan menurut Ahmad
(dalam Zaky, 2017) mengatakan bahwa semantik merupakan ilmu yang mengkaji tentang makna,
atau mengkaji teori makna, atau cabang linguistik yang mengkaji syarat-syarat yang harus dipenuhi
dalam mengungkap lambang bunyi sehingga mempunyai makna.
Pembahasan dalam ilmu dilalah atau semantik yaitu penggunaan makna dalam berbagai bentuk
seperti majaz, isti’aroh , juga membahas di dalamnya mengenai sinonim, dan antonim maupun
lafadz lainnya. Menurut Taufiqurrochman (dalam Siompu, 2019) menyebutkan dalam bukunya,
bahwa antonim disebut dengan التضادyaitu:
“Antonim )( التضادadalah dua buah kata atau lebih yang maknanya„dianggap‟ berlawanan.”
Zaky, Ahmad. 2017. PERKEMBANGAN DALALAH. Jurnal WARAQAT. Volume II, No. 1.
Mivtakh, B, A, N. 2020. Sejarah Perkembangan Ilmu Dalalah dan Para Tokoh – Tokohnya. Jurnal
Pendidikan Bahasa Arab. V1 N2.
Siompu, N, A. 2019. RELASI MAKNA DALAM KAJIAN SEMANTIK BAHASA ARAB. Makalah disajikan
dalam Konferensi Nasional bahasa Arab. Jurusan Sastra Arab FS UM, Malang 5 Oktober.