Anda di halaman 1dari 3

JawabaSoalUTSFikihMunakahat

Nama :Wahyu Dwi Romadhon

ProgramStudi :Pai

Kode Dan Nama Mata Kuliah : Fiqih Munakahat Dan Mawaris

Semester/Kelas :4B

Doaen pengampu :Drs.H.Hanafi, M. M.Pd

1. Dalam Islam, pernikahan disebutnya sebagai mitsaqan ghalidza atau "perjanjian


agung"(lihat dalam QS. Al-Nisa: 21). Sebagai sebuah perjanjian, maka ibarat perjanjian
dalambentuk apa pun itu bisa juga dipertahankan, dikoreksi sampai pada batas
dibatalkan.Namun harus diingat bahwa pernikahan dalam Islam bukan sembarang
perjanjian, tapi"Perjanjian Agung", perjanjian yang dalam bahasa Alquran disejajarkan
dengan mitsaqanghalidza (Perjanjian Agung) antara Allah dengan para Rasul berpredikat
Ulul Azmi: Nuh,Ibrahim'Musa,danIsa(lihatQS.AlAhzab:7)dan mitsaqan ghalidza antara
Allah dengan Bani Israil yang kalau dalam Alquran diceritakan bahwa dalam melakukan
perjanjian inisampai-sampai Allah angkat Gunung Thursina di atas kepala Bani Israel
(lihat QS. Al-Nisa: 154). Dengan menyebut pernikahan sebagai mitsaqan ghalidza,
artinya pernikahanbukanperjanjianyang bisa dimain-mainkan.Memperkuat firman-
Nya,Rasulbahkan sampai bersabda bahwa perbuatan yang dibolehkan tapi paling dibenci
Allah adalah perceraian.
2. Kewajiban suami bahwasanya seorang suami dikenai beban kewajiban kepada istrinya da
nanak-anaknya yaitu suami berkewajiban memberi nafkah kepada istri dan anak-
anaknyayaitu makan pakaian dan tempat tinggal sesuai dengan kedudukan suami menurut
kadarkemampuannya dengan cara yang makruf, perlakuan yang baik yaitu
menghormatinyabergaul dengan baik dan memperlakukannya dengan wajar lalu yang
ketiga menjaganyadengan baik yaitu memelihara dari segala yang menandai
kehormatannya menjaga hargadirinya dan menjunjung kemuliaannya serta menjauhkan
diri dari pembicaraan yang tidakbaik, lalu mendatangi istri atau menggaulinya dalam
menggauli istrinya menurut Ibnuhazm paling tidak satu kali dalam satu bulan yang
merupakan wajib menurut imam Ahmad 4 bulan sekali wajib menurut imam Ghazali
paling cepat 4 malam sekali sedangkan kebanyakan ulama sama dengan menurut Ibnu
hazm yaitu minimal 1 bulan sekali dan apabila sampai batas 6bulan ditinggalkan tidak
diawali maka istri bisa mintacerai.

3. Pelaksanaan nikah yang sah menurut syariat islam pernikahan itu sendiri harus
dilaksanakan dengan memenuhi syarat dan rukun nikah apabila salah satu syarat dan
rukunnya tidak terpenuhi maka nikah bisa dibatalkan atau tidak sah untuk rukun rukun
adalah hal-hal yang wajib dikerjakan saat melakukan pernikahan contohnya adanya calon
mempelai laki-laki atau yang wakilnya adanya calon mempelai wanita,adanya wali
mempelai wanita,adanya dua orang saksi yang menyaksikan hijab kabul dan ijab kabul
dan untuk syarat yaitu hal-hal yang wajib dilaksanakan sebelum melakukan pernikahan
dari 5 rukun nikah memilikipersyaratan-persyaratan yang harus ada pada masing-masing
rukun syarat bagi mempelailaki-laki adalah sudah akil balik atau dewasa, gelas orangnya
atau ditentukan orangnya,tidak sedang beristri 4 beragama Islam. Syara tuntuk mempelai
wanita adalah, tidak mempunyai suami atau tidak dalam masa iddah, dan jelas orangnya
atau ditentukan orangnya, lalu tidak ada hubungan mahram dan beragama Islam atau ahli
kitab lalu ada juga syarat wali yaitu, seorang laki-laki, Bali dan berakal, seseorang yang
muslim, adil artinya tidak fasik yaitu tidak berbuat dosa besar adapun syarat untuk saksi
yaitu minimal dua orang laki-laki, seseorang yang muslim dan itu pun menurut imam
Hanafi boleh saksi non muslim apabila mempelai wanitanya non muslim adil artinya
tidak fasik dan menurut imam Hanafi adil tidak menjadi persyaratan lalu ada syarat ijab
kabul yaitu dilaksanakan dalam satu majelis antara ijab dan kabul tidak terjadi jarak, diucapkan
dengan lisan atauboleh dengan isyarat apabila orangnya bisu, dengan kata-kata nikah atau tajawas
tetapiimam Hanafi boleh dengan kata-kata lain, ijab kabul mutlak artinya tidak boleh diembel-
embeli dengan kata-kata lain, dan adanya mahar atau mas kawin dari mempelai laki-laki yang
diberikan kepada mempelai wanita.

4. Poligami itu diperbolehkan oleh agama hanya dengan kriteria yang bagi laki laki yang
dapat berbuat adil dipersyaratkan bagi seorang laki-laki mampu atau kaya juga
diperbolehkan dengan syarat paling banyak 4 orang istri,adil yaitu suami harus berbuat
adil kepada semua istrinya dalam segala tindakannya.Akan tetapi dawuh pangersa pun
guru,analoginya ketika kita ingin mengikuti sunah yang diajarkan Baginda NAbi SAW
itu ,Nabi SAW melakukan pernikahan poligami setelah sayyidah Khadijah wafat,berarti
pada masa Rasulullah SAW itu sedang dalam ikatan mistaqan ghalidza pada sayyidah
Aisyah RA.Oleh karena itu Rasulullah SAW melakukan poligami setelah Sayyidah
Khadijah wafat yang merupakan istri pertama Rasulullah SAW. lalu jika menurut
pemerintah menurut undang-undang perkawinan nomor 1 tahun 1974 bahwa poligami
harus ada izin dari pengadilandengan persetujuan dari istri yang tua dan harus memiliki
beberapa alasan yang sesuaidenganpasal-pasal dalam undang-undangtersebut.

5. Perempuan yang haram sementara yaitu perempuan yang tidak boleh dikawin oleh
seorang laki-laki hanya dalam batas waktu tertentu selama haram yang mengharamkan
belum hilang perempuan tersebut terdiri dari memadu dua orang bersaudara artinya
dilarang menikahi adik atau kakak dari istrinya selama masih bersatu dengannya dan
dilarang menikahi bibi istrinya selama istrinya masih bersatu dengannya lalu
menghimpun lebih dari 4 orang artinya berpoligami dengan istri yang kelima dan
seterusnya dan perempuan yang ditolak 3 lalu istri orang lain atau istri orang lain dalam
masa iddah selanjutnya perempuan sedang dalam ihram, dan yang terakhir budak sahaya
adalah mampu kawin dengan perempuan yang merdeka.

Anda mungkin juga menyukai