Anda di halaman 1dari 22

Nama : Rima Yanii Br Ginting

Kelas : KPN 2

NIT : 20335502

Mata kuliah : ISM & ISPS CODE

2.1. KEBIJAKAN MENJELASKAN BAGAIMANA MEMENUHI

SASARAN (1.2)

1. Mengutamakan aspek keselamatan/lingkungan

2. Mendukung operasional kapal dengan aman

3. Penyempurnaan sistem keselamatan secara menerus

4. Tanggap terhadap segala resiko dan siap situasi darurat (darat/kapal).

ELEMEN 2

3. TANGGUNG JAWAB & WEWENANG PERUSAHAAN

3.1. PERUSAHAAN PENANGGUNG JAWAB IMPLEMENTASI ISM Code

1. Jika pemilik menyerahkan tanggung jawab kepada pihak la maka harus melaporkan
kepada pemerintah

2. Organisasi yang ditunjuk harus dapat penunjukan surat penunjukan tersebut.

3. Informasi yang disampaikan :

Nama kapal, Nomor Registrasi, Call sign, Tipe kapal, GT, Nama dan alamat pemilik,
Nama organisasi yang ditunjuk untuk melaksanakan ISM dan penjelasan singkat tentang
tanggung jawab ISM Code.

ELEMEN 3
3.2. ORGANISASI & URAIAN TUGAS

1. Struktur organisasi (darat & kapal)

2. Hubungan antara organisasi darat dgn Kapal

3. Dokumentasi uraian tugas (tanggung jawab dan wewenang) untuk Jabatan yang
berkaitan dengan sms

4. Sentralisasi atau desentralisasi

5. Ukuran organisasi sesuai dengan jumlah armada, tipe kapal, sistem (manual / otomasi /
komputer), misi, jangkauan operasi dsb.

6. Team Tanggap Darurat (Quick Response Team).

ELEMEN 3

4. PETUGAS YANG DITUNJUK (DPA)

1. Berada di darat;

2. Dapat satu orang atau lebih;

3. Posisi dlm organisasi, independen atau dirangkap;

4. Mempunyai akses langsung ke top manajemen, tugas dan tanggung jawab, meliputi :

a. Implementasi sms dalam perusahaan dan kapal;

b. Sebagai penghubung personil kapal dengan top manajemen dlm hai keselamatan;

c. Kendali dokumen SMS;

d. Internal audit dan tinjauan manajemen;

e. Memimpin Team Tanggap Darurat (Quick Response Team) di darat;

f. Koordinasi familirisasi dan pelatihan SMS.

ELEMEN 4
3.3. TERSEDIANYA SUMBER DAYA

1. Perusahaan menjamin tersedianya dukungan sumber daya yang dibutuhkan DPA;

2. Sumber daya yang dimaksud:

Peralatan; SDM (terlatih dan berpengalaman); Dana; Waktu; Informasi; Inspeksi/internal


audit ke kapal;

3. Dukungan bukan hanya moril, tapi juga material;

4. Komitmen manajemen harus dapat dibuktikan.

ELEMEN 3

KRITERIA DPA

1. Memiliki background dan pengalaman di bidang:

Manajemen, Pelaut, Pengoperasian kapal, Bidang teknik;

2. Mengerti aspek keselamatan dan perlindungan lingkungan;

3. Mengerti dan menguasai sms dan ISM Code;

4. Mampu berkomunikasi dan kemampuan bahasa;

5. Mampu memberikan motivasi dan solusi;

6. Mampu bekerja sama, kreatif dan sistematis;

7. Dipercayai oleh top manajemen.

ELEMEN 4

5. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG NAKHODA

5.1. TANGGUNG JAWAB NAKHODA

Seperti DPA, tapi lingkupnya hanya di kapal.

Tanggung jawab dokumentasi, meliputi :

5.1.1 Implementasi kebijakan dan SMS di kapal;


5.1.2 Memotivasi abk dalam pelaksanaan sms;

5.1.3 Memberikan instruksi dan perintah degan jelas dan mudah

5.1.4 Memperhatikan aturan yg. Dipersyaratkan

5.1.5 Melakukan evaluasi SMS (Safety Meeting) dan melaporkan kekurangan SMS.

ELEMEN 5

6. SUMBER DAYA & PERSONIL

6.1. NAKHODA

 Perusahaan harus menjamin bahwa nahkoda :

6.1.1 Memiliki kemampuan dalam memimpin dan memberikan perintah

6.1.2 Memahami, mengerti dan menguasai SMS

6.1.3 Diberikan dukungan yang diperlukan agar tanggung jawabnya dapat dilaksanakan.

 Terlatih & berpengalaman sesuai tipe kapai.

ELEMEN 6

5.2. MENJAMIN SMS DITERAPKAN OLEH NAKHODA

1. Pernyataan "Kewenangan Lebih Dari Nakhoda" (Master Overriding Authority) dalam hal
keselamatan perlindungan lingkungan

2. Kewenangan yang diberikan, meliputi:

a. Bebas memberikan perintah yang berhubungan degan keselamatan dan lingkungan;

b. Melebihi kewenangan dari personil lain di kapal;

c. Kewenangan dalam situasi normal maupun darurat dan dapat minta bantuan dari
darat, bila diperlukan.

3. Nakhoda harus menjamin bahwa :

a. Kebijakan perusahaan tentang aspek keselamatan danperlindungan lingkungan


dimengerti oleh perwira dan ABK,
b. Aspek keselamatan dan perlindungan lingkungan mendapat prioritas utama;

c. Perwira dan ABK telah melaksanakan kebijakan dan prosedur dalam SMS.

ELEMEN 5

6.2. PERWIRA DAN AWAK KAPAL

1. Setiap kapal diawaki oleh crew yang memiliki kriteria;

a. Berkualifikasi, bersertifikat dan sehat.

b. Memenuhi persyaratan pengawakan kapal nasional (KM, 70/2017) dan International


(STCW '95 Amandemen 2010)

2. Safe manning certificate.

3. Dokumen sebagai bukti obyektif:

a. Ijazah Pelaut; Sertifikat ketrampilan; Buku Pelaut; CV Pelaut; Pasport; Surat Kesehatan;
PKL Evaluasi Kondite;

ELEMEN 6

6.3. FAMILIRISASI AWAK KAPAL

1. Awak kapal baru atau transfer harus diberi familirisasi sebelum naik kapal.

2. Familirisasi dilakukan sesuai jabatannya dan aspek keselamatan dokumentasi dari


familirisasi (Form/Checklist).

3. Dilakukan di darat dan diatas kapal, familirisasi meliputi :

a Kebijakan keselamatan/lingkungan,

b. Dokumen SMS,

c. Tugas & tanggung jawab sesuai jabatan,

d. Pemahaman aspek keselamatan,


e. Letak peralatan keselamatan dan pencegahan pencemaran;

f. Peran Situasi Keadaan Darurat;

g. Kondisi dan Lay-out kapal.

6.5 TRAINING / PELATIHAN

1. Prosedur training dan pelaksanaannya;

2. Training untuk personil darat dan laut;

3. Training sesuai kebutuhan jabatan dan fungsi;

4. Training dapat dilakukan In-house/Extern, meliputi :

a. Familirisasi peralatan, mesin dan sistem kapal;

b. Familirisasi peralatan baru;

c. Familirisasi awak kapal baru/transfer;

d. Familirisasi tipe kapal dan Tipe Cargo;

e. Familirisasi kebijakan dan SMS;

f. Training ism code, internal audit, bst, aff, tf (STCW);

g. Safety Drill, yaitu latihan sekoci, kebakaran, P3K;

5. Kendali catatan pelatihan (Objective Evidance).

6.4. PEMAHAMAN TERHADAP PERATURAN

1. Setiap personil (kapal/darat) memahami peraturan terkait

2. Peraturan sesuai dengan tipe kapal;

3. Peraturan internasional/Nasional;

4. SOLAS dan MARPOL;

5. Pemahaman melalui :
a. Prosedur & instruksi tertulis;

b. Training, familirisasi dan penyuluhan;

c. Publikasi instruksi/sirkular;

d. Penyediaan buku peraturan;

e. Photo, gambar, poster;

f. . Pelatihan keselamatan (Safety Drill);

g. Video;

h. Tanda dan rambu keselamatan.

6.6. BAHASA KOMUNIKASI

Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi.;

1. Kebijakan

2. Tertulis dan lisan;

3. Dinyatakan dalam SMS;

4. Bisa satu atau lebih dari satu bahasa;

5. Tidak menggunakan kata-kata sulit atau bahasa

6. Dalam bahasa sehari-hari;

7. Kalimat pendek dan jelas;

8. Tidak membuat arti ganda/beda persepsi;

9. Sistematis dan berurutan.

6.7. CARA BERKOMUNIKASI

Kebijakan, Prosedur, Instruksi, Checklist dan Form; dan Komunikasi antar personil terlibat
dalam bahasa yang dimengerti.

ELEMEN 6
7. PROSEDUR / RENCANA OPERASI KAPAL

1. Menyusun prosedur/instruksi tertulis dalam pengoperasian kapal.

2. Prosedur normal operasi kapal dan yang berkaitan dengan keselamatan dan perlindungan
lingkungan.

3. Prosedur sesuai dgn tipe kapal & tipe cargo. Meliputi :

a. Prosedur di pelabuhan

b. Prosedur persiapan berlayar

c. Prosedur berlayar

d. Prosedur akan tiba pelabuhan

e. Prosedur bongkar muat dll.

ELEMEN 7

PENGOPERASIAN RUTIN KAPAL (Lanjutan)

1. P&A manual untuk kapal tangki kimia dan kapal pengangkut gas;

2. Prosedur penanganan barang-barang berbahaya (Dangerous Goods);

3. Cargo Transfer (Tanker): Tank Cleaning; Cow (Tanker);

4. Sampah (Garbage Management Manual, Garbage Record Book);

5. Bunker (di Pelabuhan; Ship To Ship Transfer);

6. Log Book (Deck; Engine, Radio, Manouvre Book;oil Record Book):

7. Engine Operation (Check List Persiapan Engine, Spare Part, PMS, Tes Pesawat-Pesawat
Penting: One Hour Notice dan Lain-lain),

8. Lego Jangkar,

9. Izin Kerja Panas (Hot Work Permit);

10. zin Masuk Ruang Tertutup (Enclosed Space Entry).


PENGOPERASIAN RUTIN KAPAL

1. Perintah nakhoda (Standing Order/Night Order dan lain-lain);

2. Rencana berlayar (Voyage Plan)

3. Koreksi peta navigasi,

4. Prosedur berlayar dalam keadaan cuaca buruk:

5. Prosedur berlayar dalam jarak pandang terbatas;

6. Persiapan berlayar;

7. Persiapan masuk pelabuhan/sandar;

8. Tugas jaga (deck/engine);

9. Pilot embarkation / disembarkation;

10. Sistem komunikasi (dalam kapai/keluar kapal);

11. Prosedur Muatan (Bongkar Muat, Cargo Record Book, Cargo Securing Manual, Stowage
Plan):

12. Stability & Loading Manual dan lain-lain.

CHECKLIST

Checklist yang dimaksud, adalah

1. Persiapan berlayar;

2. Berlayar;

3. Tiba di pelabuhan;

4. Jaga di pelabuhan;

5. Pemeriksaan Peralatan Navigasi;

6. Pemeriksaan Peralatan Keselamatan ;

7. Pemeriksaan Peralatan Permesinan;

8. Pemeriksaan Alarm;

9. Bongkar Muat / Cargo;


10. Bunker;

ELEMEN 7

8. KESIAPAN SITUASI DARURAT

8.1. PROSEDUR SITUASI DARURAT (CONTIGENCY PLAN)

1. Menyusun prosedur mengatasi Situasi Keadaan Darurat;

2. Sebagai antisipasi terhadap resiko yang mungkin terjadi.; Susun prosedur sesuai tipe
kapal dan tipe cargo;

3. Rencana keadaan darurat berupa langkah tindakan yang harus dilakukan;

4. Di kapal ada Muster List, di darat ada Tearn Tanggap Darurat (Quick Response Team);

5. Membantu kesiapan ABK dalam menghadapi keadaan darurat;

6. Sebagai dasar untuk tindakan penyelamatan;

7. Bersifat mempertahankan; 8. Peduli dan awas, bahwa keselamatan senantiasa terancam.

ELEMEN 8

ISI CONTIGENCY PLAN:

1. Identifikasi keadaan darurat.

2. Usaha pencegahan : Usaha awal / preventif yg harus dilakukan untuk mencegah


terjadinya kejadian berbahaya;

3. Tindakan / respon yang harus dilakukan dijelaskan secara sistimatis tindakan yg.Harus
dilakukan pada setiap keadaan darurat;

4. Tanggung jawab masing-masing personil (darat/kapal);

5. Komunikasi (telepon, telex, fax, frekwensi): kapal terdekat, station pantai, instansi
setempat, polisi coastguard, pelabuhan terdekat, kantor pusat, asuransi, pemilik muatan,
keluarga korban, rumah sakit;

6. Menghadapi wartawan/pers: siapa yang berhak dan apa yang perlu dinformasikan;
7. Permintaan bantuan : dalam kondisi bagaimana & siapa yang menentukan;

8. Pelatihan :

a. Rencana pelatihan menghadapi situasi darurat.

b. Pelaksanaan dan pelaporannya.

ELEMEN 8

8.2. LATIHAN KESELAMATAN (SAFETY DRILL)

1. Susun rencana/jadwal latihan keselamatan;

2. Sesuai solas training manual;

3. Latihan dilakukan secara reguler & melibatkan seluruh abk serta seluruh ABK harus tahu
perannya dalam situasi darurat, latihan meliputi :

a. Peran sekoci dan peran kebakaran;

b. Latihan pencemaran minyak;

c. Latihan P3K;

d. Latihan kemudi darurat, man overboard;

4. Catat hasil latihan di log book dan laporkan ke DPA;

5. DPA/ Safety Department;

6. Mengevaluasi pelaksanaan latihan.

8.3. KESIAPAN ORGANISASI DARAT

1. Perusahaan harus siap memberikan dukungan dalam setiap kejadian darurat;

2. Susun organisasi team tanggap darurat dan uraikantugas-tugasnya;

3. Team siap dihubungi 24 jam;

4. Team dipimpin oleh DPA;

5. Latihan organisasi darat (Table Top Drill).


ELEMEN 8

SAFETY DRILL

1. Muster list.

2. Peran kebakaran (Fire Drill).

3. Peran meninggalkan kapal (Abandon Ship Drill).

4. Pola panggulangan pencegahan pencemaran lingkungan dari kapal (SOPEP/SMEP).

5. Latihan/peragaan pemakaian alat keselamatan.

6. Peragaan orang jatuh ke laut (Man Overboard Drill).

7. Pengujian kemudi darurat

8. Laporan kecelakaan kapal (kandas, tubrukan, kebakaran, kerusakan mesin induk,


generator listrik, mesin kemudi)"

9. Komunikasi dalam mara bahaya

9.1. PELAPORAN & ANALISA KETIDAK-SESUAIAN, KECELAKAAN & KEJADIAN BERBAHAYA

1. Susun prosedur pelaporan ketidak-sesuaian, kecelakaan dan kejadian berbahaya.

2. Kendalikan laporan dan bagaimana tindak lanjutnya.

3. Buktikan hasil evaluasi & tindak-lanjutnya.

4. Kejadian yang perlu dilaporkan, meliputi : NC dari Audit, Rekomendasi Klasifikasi, Defisiensi
PSC/Syahbandar, Claim Asuransi, Claim Pelanggan, Keluhan Internal, Kecelakaan, Kebakaran,
Nyaris Terjadi (Near Misses), Kebocoran, Kandas, Kecelakaan Kerja, Kehilangan Muatan,
Kerusakan Muatan, Kesalahan Navigasi.

5. Jenis pelaporan: laporan kecelakaan, laporan audit (internal/BKI), laporan Inspeksi, laporan
survey, laporan psc/syahbandar, pengaduan pelanggan, laporan nakhoda, dsb.

ELEMEN 9
9.2. TINDAKAN PERBAIKAN

1. Susun prosedur bagaimana kendali tindakan Perbaikan dan pencegahan;

2. Tentukan status tindakan perbaikan (Urgen, Rahasia, Biasa);

3. Tentukan siapa penanggung jawab tindakan perbaikan;

4. Tentukan jangka waktu penyelesaiannya;

5. Apakah pelaksanaannya atau dokumen sms yang diperbaiki;

6. Periksa ulang apakah tindakan perbaikan telah efektif

dilaksanakan; dan

7. Informasikan kepada yang lain, agar tidak terulang kembali (preventif).

ELEMEN 9

9.1. PELAPORAN & ANALISA KETIDAK-SESUAIAN, KECELAKAAN & KEJADIAN BERBAHAYA

• Evaluasi Penyebabnya Dengan Cara : Ishikawa, Data Statistik, Pareto Diagram, Benchmark
Dsb

• Selidiki Hingga Akar Penyebabnya.

• Kendali Ketidak-sesuaian, Meliputi : Identifikasi, Dokumentasi, Evaluasi, Disposisi, Pembuktian.

• Tentukan Penanggung Jawab Atas Ketidak-sesuaian.

Harus Disetujui Oleh Personil Berwenang.

• Perlu Perhatian Bagi Personil Terkait Lainnya

ELEMEN 9

10. PEMELIHARAAN KAPAL & PERALATAN

10.1. PROSEDUR PEMELIHARAAN

1. Susun prosedur pemeliharaan, baik untuk organisasi darat maupun personil kapal (abk);

2. Prosedur plan maintenance system (pms);


3. Prosedur kendali sertifikat kapal.

4. Perawatan sesuai persyaratan:

a. Pemerintah; Klasifikasi; Pabrik pembuat; dan. Hal lain yang dipersyaratkan;

5. Cara pemeriksaan peralatan (periode, pelaporan, penanggungjawab, dsb.), meliputi :

a. Lambung; Permesinan; Navigasi; dan keselamatan.

ELEMEN 10

LINGKUP PEMELIHARAAN KAPAL

1. Lambung, Pelat Kulit, Sambungan Las;

2. Mesin Induk;

3. Mesin Bantu;

4. Instalasi Listrik;

5. Peralatan Keselamatan (Sekoci, Brithing Apparatus (B/A), Fireman Outfit)

6. Peralatan Pemadam Kebakaran (Portable, Foam,

CO2)

7. Peralatan Navigasi (Radar, Navtec, Lampu);

8. Peralatan Komunikasi (GMDSS, VHF, BATTERY),

9. Pencegah Pencemaran (OWS, SOPEP),

10. Sistem Alarm (Smoke Detector, Indikator);

11. Perlengkapan Jangkar;

12. Peralatan Bongkar Muat;

13. Sistem Gas Inert; dan

14. . Sistem Air Balas.


10.3 PERALATAN KRITIS DI KAPAL

1. Identifikasi sistem dan peralatan penting yang menyebabkan situasi berbahaya jika alat
tersebut tidak berfungsi;

2. Tentukan cara perawatan dan pemeriksaannya

3. Tentukan peralatan dan cara pengujian terhadap peralatan

cadangan/back-up yg jarang digunakan; Meliputi : Mesin Induk; Mesin Bantu; dan Sistem
Propulsi; Steering Gear; Pompa Kebakaran;

Navigasi dsb.

10.4 PERAWATAN RUTIN

Persyaratan 10.2 dan 10.3 dilakukan dalam pelaksanaan perawatan rutin, baik oleh teknisi di
darat maupun oleh Anak Buah Kapal (ABK).

ELEMEN 10

11. DOKUMENTASI

11.1. PROSEDUR KENDALI DOKUMEN

1. Susun prosedur kendali dokumen Safety Management Safety (SMS)

2. Tanggung jawab DPA;

3. Tentukan metoda perubahan dokumen Safety Management Safety (SMS) dan siapa yang
berhak menyetujui.

4. Identifikasi dengari nomer dokumen, judul, tanggal edisi terbit;

5. Kendali daftar distribusi dan catatan perubahan, tentukan status controlled copy dan
uncontrolled copy.

ELEMEN 11
PENGENDALIAN DOKUMEN

1. Manual ISM dan Perubahannya

2. Daftar Surat Kapal, Sertifikat Dan Masa Berlakunya

3. Daftar Dokumen Kapal & Buku-buku Referensi

4. Daftar Gambar Kapal; Petunjuk Operasi Dan Petunjuk / Symbol Alat -Keselamatan.

5. Daftar Peta

6. Crew List

7. Daftar Dokumentasi Awak Kapal

12. VERIFIKASI, REVIEW DAN EVALUASI

12.1. Internal Audit 1. Memeriksa pelaksanaan dan efektifitas sms.

2. Berdasarkan code dan prosedur tertulis.

3. Jadwal internal audit.

4. Pelaporan audit dan distribusinya.

5. Periksa sistem, bukan person.

6. Lakukan secara acak / random.

7. Makin banyak temuan, makin baik.

8. Ketidak-sesuaian bukan sebagai kesalahan,

9. Namun dianggap sebagai kesempatan untuk

10.Memperbaiki dan menyempurnakan sistem.

ELEMEN 12
12.3. PROSEDUR INTERNAL AUDIT

1. Susun prosedur internal audit dan tindakan perbaikan;

2. Tanggung jawab DPA;

3. Kendali internal audit & tindakan perbaikan.

4. Tentukan frekwensi internal audit (minimum setahun sekali);

5. Persiapan dan checklist;

6. Temukan ketidak-sesuaian;

7. Pelaporan dan tindakan perbaikan;

8. Follow up dari tindakan perbaikan, dan

9. Kendali dari catatan internal audit (oleh DPA).

ELEMEN 12

12.2. Evaluasi SMS

1. Evaluasi efektifitas pelaksanaan SMS;

2. Rapat manajemen review

a. Minimal 1 x / tahun.

b. Melibatkan top manajemen, dpa & manajer.

c. Susun agenda & buat notulen rapat.

3. Safety meeting

a. Dipimpin nakhoda.

b. Evaluasi pelaksanaan sms di kapal

c. Tentukan periode pertemuan.

d. Susun agenda dan buat notulen rapat.

e. Laporkan ke dpa & dievaluasi.


4. Hasil audit juga dibicarakan dalam rapat;

5. Sempurnakan kebijakan, prosedur, form atau pelaksanaannya.

ELEMEN 12

12.4. INDEPENDENSI AUDITOR

1. Internal auditor harus independen dari unit kerja yang diaudit;

2. Obycktif & tidak terjadi conflict interest;

3. Bukan mencari kesalahan (interegator), tapi sebagai Value Adder;

4. Menguasai sms dan sistem dalam perusahaan;

5. Memiliki kemampuan dalam tata cara audit;

6. Daftar internal auditor perusahaan;

7. Jika tidak memungkinkan :

a. Menggunakan Internal Auditor dari luar.

b. Di kapal: Nakhoda mengaudit Bagian Mesin (Engine Department) dan KKM mengaudit Bagian
Deck (Deck Department).

ELEMEN 12

PART B: ELEMEN 13

13.1. DOCUMENT OF COMPLIANCE (DOC).

1. Kapal dioperasikan oleh perusahaan yang telah memilikinSertifikat

DOC (Interim DOC),

2. Tipe kapal harus sesuai dengan Sertifikat DOC.


13.2. PENERBITAN DOC

1. Sertifikat DOC permanenciterbitkan oleh pemerintah.;

2. BKI ditunjuk atas nama pemerintah Indonesia;

3. Masa berlaku DOC: 5 tahun;

4. DOC sebagai bukti bahwa perusahaan memenuhi ism code.

13.3. TYPE KAPAL DALAM DOC

1. Dalam DOC tertera type kapal sesuai permohonan saat initia! Audit; 2. penambahan tipe kapal
harus melalu! audit tambahan.

ELEMEN 14: Interim Certification

14.1. PENERBITAN INTERIM DOC

1. Untuk perusahaan yang baru didirikan atau 2. Tipe kapal baru ditambahkan dalam doc yg
sudah dimiliki

Dengan syarat:

a. Memiliki manual SMS;

b. Mempunyai schedule implementasi SMS selama;

c. Masa berlaku DOC interim;

d. Masa berlaku tidak boleh lebih dari 12 bulan; e. Salinan DOC Interim harus tersedia diatas
kapal.

14.2. PENERBITAN INTERIM SMC

1. untuk kapal bangunan baru atau;

2. Kapal yang baru bergabung dengan perusahaan;

3. Kapal berganti bendera kapai; Masa berlaku tidak boleh lebih dari 6 bulan;
5. salinan doc interim harus tersedia diatas kapal.

ELEMEN 14

1. Format DOC/SMC sesuai dengan Appendix dari ISM Code harus diterjemahkan dalam 2
bahasa (inggris / Bahasa yang mudah dimengerti oleh awak kapal);

2. Endorsemen sertifikat.

ELEMEN 15 & 16

ETIKA AUDIT/PEMERIKSAAN KAPAL

SEBELUM NAIK KAPAL:

1. Siapkan kondisi fisik.

2. Siapkan dokumen dan peralatan yang diperlukan.

3. Hubungi wakil pemilik kapal/operator untuk mengatur jadwal kunjungan kekapal sekaligus
mengecheck kesiapan Crew kapal.

4. Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian:

a. Ingat bahwa kapal adalah tempat tinggal yang juga merupakan tempat kerja dari personil
kapal, jangan terlalu mengganggu ketenangan dan privacy mereka.

b. Sesuaikan dengan peraturan rumah tangga kapal.

c. Hormati kewibawaan nakhoda atau wakilnya.

d. Berlaku sopan tapi tegas dan profesional.

e. Jangan menggunakan kalimat-kalimat ancaman atau yang dapat menimbulkan perlawanan.

f. Gunakan pakaian kerja dan perlengkapan keselamatan perorangan.


ETIKA AUDIT/PEMERIKSAAN KAPAL DI ATAS KAPAL :

1. Temui Nakhoda;

2. Tunjukkan kartu identitas kepada Nakhoda atau yang mewakilinya,

3. Minta Nakhoda untuk mengumpulkan para perwira kapal,

4. Adakan rapat pembukaan:

5. Jelaskan maksud dan tujuan kunjungan kekapal tersebut.

6. Kemudian sampaikan rencana bagian-bagian atau divisi-divisi yang akan di


periksa/dikunjungi,

7. Minta agar disiapkan seorang pendamping pada waktu pemeriksaan.

ETIKA AUDIT/PEMERIKSAAN KAPAL PERLU DIINGAT :

1. AUDITOR hanya sebagai pengamat dan tidak mencampuri atau menjadi terlibat dalam
pengoperasian kapal atau turut serta dalam diskusi antara kapal dan pelabuhan/ administrator
pelabuhan;

2 Jangan sekali-kali mencoba menghidupkan peralatan yang akan diperiksa walaupun mengerti
cara pengoperasiannya:

3. Hindari perdebatan dengan crew kapal,

4. Gunakan kalimat-kalimat yang sopan dalam berkomunikasi dengan semua pihak di kapal,

5. Jangan meninggalkan kesan "menggurui" dan "sok pintar"

6. Selalu bersikap sopan-santun.

ETIKA AUDIT/PEMERIKSAAN KAPAL PADA WAKTU PEMERIKSAAN :

1. Setiap saat harus didampingi oleh pendamping yang ditunjuk Nakhoda:

2. Memberikan perintah untuk menyiapkan, memperlihatkan, menjalankan menghidupkan


perlengkapan atau peralatan yang akan diperiksa;

3. Gunakan penilaian secara profesional.


ETIKA AUDIT/PEMERIKSAAN KAPAL AKHIR PEMERIKSAAN:

1. Lapor pada Nakhoda dan diskusikan dengannya temuan- temuan pada saat pemeriksaan;

2. Bila memungkinkan tinggalkan pada Nakhoda daftar tertulis dari temuan-temuan dan
rekomendasi hasil pemeriksaan.;

3. Adakan rapat penutupan sekaligus mohon diri untuk meninggalkan kapal;

4. Selesai pemeriksaan kapal.

Anda mungkin juga menyukai