Anda di halaman 1dari 19

PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN

INDIVIDUAL BELAJAR BAHASA PADA ANAK


ADHD DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Karya Ilmiah (Skripsi)


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Irgi Adhira Fasya
41032102191123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengembangan Program Pembelajaran Individual


Belajar Bahasa bagi Anak ADHD di Sekolah Alam
Bandung.
Nama : Irgi Adhira Fasya
NIM : 41032102191123
Program Studi : Pendidikan Luar Biasa
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Untuk Melakukan Seminar Proposal Program Studi Pendidikan Luar Biasa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara

Mengetahui,
Dewan Skripsi

Eka Yuli Astuti, M.Pd.


NIP. 300456

Menyetujui,
Ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa

Dr. Lilis Suwandari, S.Pd., M.M.Pd.


NIP. 300389

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
C. Batasan Masalah ................................................................................................. 3
D. Tujuan Penelitian................................................................................................ 4
E. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 5
1. Segi Teoritis ................................................................................................... 5
2. Segi Praktis .................................................................................................... 5
F. Definisi Operasional ........................................................................................... 6
G. Pertanyaan Penelitian ......................................................................................... 8
H. Metodelogi Penelitian......................................................................................... 9
1. Pendekatan Penelitian .................................................................................... 9
2. Metode Penelitian .......................................................................................... 9
3. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 10
4. Instrumen Penelitian ……………………………………………………….11
5. Teknik Analisis Data ………………………………………………………12
I. Subjek Penelitian ...............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Subjek Penelitian.................................................................................... 14

iii
PROPOSAL

PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL


BELAJAR BELAJAR BAHASA BAGI ANAK ADHD
DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan ialah suatu kegiatan yang bersifat umum serta menyeluruh.

Selain itu, pendidikan pun memiliki tugas untuk menyiapkan sumber daya

manusia untuk membangun. Setiap manusia berhak mendapatkan

pendidikan sekalipun untuk peserta didik yang mengalami hambatan baik

dalam fisik, emosional, mental, intelektual dan sosial. Pendidikan yang

menerima orang- orang atau peserta didik yang memiliki hambatan yaitu

pendidikan khusus.

Pendidikan inklusi merupakan layanan pendidikan yang memberi

kesempatan yang sama kepada anak berkebutuhan khusus untuk belajar

dengan peserta didik umum. Namun dari beberapa tempat yang diobservasi

khususnya di wilayah Bandung, masih banyak lembaga pendidikans yang

melabeli diri dengan label inklusif ternyata belum sepenuhnya menerapkan

sistem inklusif. Banyak diantara lembaga-lembaga tersebut hanya menerima

murid yang berkebutuhan khusus namun pelaksanaannya belum

menyesuaikan dengan sistem yang seharusnya dilakukan pada sekolah

inklusif.

Pembelajaran di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang

kemampuan peserta didiknya heterogen, sangat berbeda dengan sekolah

reguler yang umumnya peserta didik memiliki kemampuan yang relatif

1
sama. Guru di sekolah inklusif, sebagian besar tidak dipersiapkan untuk

mengajar peserta didik yang mengalami kelainan atau anak yang memiliki

kebutuhan khusus, sehingga seringkali Pengembangan Program

Pembelajaran Individual mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan

anak berkebutuhan khusus.

Khususnya pada saat membelajarkan anak-anak berkebutuhan khusus

agar bisa belajar bersama anak-anak normal lainnya. Fakta di lapangan,

program pembelajaran di beberapa sekolah inklusif kurang menguntungkan

bagi anak berkebutuhan khusus yang masuk ke sekolah tersebut. Hal ini

disebabkan karena kurangnya pemahaman guru terhadap penyusunan

program pembelajaran Individual yang diperuntukkan untuk anak di sekolah

inklusif. Akhirnya dengan sistem yang digunakan oleh beberapa sekolah

inklusif selama ini mengakibatkan tidak tercapainya tujuan penyelenggaraan

sekolah inklusif pada umumnya.

Sebagian besar guru-guru di sekolah inklusif kesulitan menyusun

program pembelajaran Individual yang disebabkan minimnya pemahaman

dan kompetensi guru dalam menyusun program pembelajaran Individual.

Belum siapnya lembaga terkait dalam menyediakan program pembelajaran

Individual (PPI) pada penyelenggaraan sekolah inklusif merupakan alasan

penting yang melandasi dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini akan

ndikaji bagaimana pengembangan instrumen asesmen kesiapan belajar dan

program pembelajaran Individual di sekolah inklusif. Tujuan penelitian

pengembangan ini adalah menghasilkan produk program pembelajaran

Individual (PPI) yang valid, praktis dan efektif pada uji coba skala terbatas.

2
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada salah

sekolah inklusi di Kota Bandung, maka peneliti mengambil judul

“Pengembangan Program Pembelajaran Individual Belajar Bahasa pada Anak

ADHD di Sekolah Alam Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut : “Bagaimana pengembangan program pembelajaran individual

belajar bahasa bagi anak ADHD di Sekolah Alam Bandung?”

C. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti berusaha membatasi

masalah agar peneliti tidak terlalu meluas dan terfokuskan pada suatu masalah

yaitu :

1. Kemampuan dalam belajar bahasa bagi anak ADHD di Sekolah Alam

Bandung.

2. Program pembelajaran individual yang digunakan saat ini dalam belajar

bahasa bagi anak ADHD di Sekolah Alam Bandung.

3. Pelaksanaan program pembelajaran individual belajar bahasa bagi anak

ADHD di Sekolah Alam Bandung.

4. Bentuk pengembangan program pembelajaran individual belajar bahasa

bagi anak ADHD yang disusun guru dan peneliti di Sekolah Alam

Bandung.

5. Bentuk program pembelajaran individual belajar bahasa pada anak

ADHD yang disusun guru dan peneliti di Sekolah Alam Bandung yang

3
telah divalidasikan kepada guru di SLB Ar Rahman dan SLB BC Hikmat.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dalam penelitian ini adalah untuk pengembangan

program pembelajaran individual belajar bahasa bagi anak ADHD di Sekolah

Alam Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengembangkan kemampuan dalam belajar bahasa bagi anak ADHD

di Sekolah Alam Bandung.

b. Mengembangkan program pembelajaran individual yang digunakan

saat ini dalam belajar bahasa bagi anak ADHD di Sekolah Alam

Bandung.

c. Mengembangkan pelaksanaan program pembelajaran individual

belajar bahasa bagi anak ADHD di Sekolah Alam Bandung.

d. Bentuk pengembangan program pembelajaran individual belajar

bahasa bagi anak ADHD yang disusun guru dan peneliti di Sekolah

Alam Bandung

e. Mengembangkan bentuk program pembelajaran individual belajar

bahasa pada anak ADHD yang disusun guru dan peneliti di Sekolah

Alam Bandung yang telah divalidasikan kepada guru di SLB Ar

Rahman dan SLB BC Hikmat.

4
E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah follow up penggunaan informasi dari hasil

penelitian. Manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah :

1. Segi Teoritis

a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan terutama yang berorientasi

pada program pembelajaran individual di Sekolah Alam Bandung.

b. Untuk menjabarkan dan mengkaji lebih dalam penerapan program

pembelajaran individual di Sekolah Alam Bandung.

2. Segi Praktis

a. Bagi Anak

Dengan adanya program pembelajaran individual belajar bahasa

bagi anak ADHD di Sekolah Alam Bandung dapat menjadi instrumen

untuk mengembangkan kemampuan anak berkebutuhan khusus yang

bersifat heterogen, baik dalam hal jenis maupun kemampuannya. Melalui

program pembelajaran yang diindividualisasikan ini memungkinkan anak

berkebutuhan khusus dapat terlayani secara optimal.

b. Bagi Guru

Dengan adanya program pembelajaran individual belajar bahasa

bagi anak ADHD di Sekolah Alam Bandung dapat menjadi contoh atau

model melaksanakan pembelajaran untuk sekolah lainnya.

c. Bagi Sekolah

Dengan adanya kegiatan penelitian dapat meningkatkan kualitas

sekolah dalam proses pembelajaran.

5
d. Bagi Peneliti

Kegiatan penelitian menambah pengalaman dan pembelajaran

tentang keilmuan.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap judul penelitian

dan untuk memperjelas arah penelitian, definisi operasional sebagai

berikut :

1. Pengembangan

Menurut Sujadi dalam (Sutarti dan Irawan, 2017:6) pengembangan

adalah “suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu

produk baru. Menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat di

pertanggung jawabkan”.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara terarah dan

terencana untuk mengembangkan dan memperbaiki, sehingga menjadi suatu

program yang semakin bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sebagai

upaya menciptakan pembelajaran yang lebih baik.

2. Program Pembelajaran Individual

Dokumen tertulis yang dikembangkan dalam suatu perencanaan

pembelajaran sebagai hasil musyawarah suatu tim yang telah dibentuk

sebelumnya Tim terdiri dari: guru PLB, guru umum, Kep.Sek, orang tua

siswa, tenaga ahli yang terkait, dan siswa (jika memungkinkan) Merupakan

dokumen tertulis yang dikembangkan dalam suatu rencana pembelajaran

6
suatu program dimana siswa bekerja dengan tugas-tugas yang sesuai dengan

kondisi dan motivasinya (Mercer & Mercer, 1989:5)

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa program

pembelajaran individual adalah rancangan program yang bertujuan untuk

memastikan kebutuhan pendidikan yang berbeda untuk anak yang

mempunyai kebutuhan khusus. disimpulkan bahwa program pembelajaran

individual merupakan suatu program yang diciptakan buat setiap individu

anak berkebutuhan khusus. Program tersebut dapat diterapkan dalam jangka

panjang dan jangka pendek.

3. Sekolah Inklusi

Pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang

mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah terdekat

di kelas biasa bersama teman-teman seusianya (Sapon Shevin dalam O’Neil

1994). Sedangkan dalam Permendiknas No. 70 Tahun 2009 pasal 1

diterangkan bahwa pendidikan inklusi adalah “sistem penyelenggaraan

pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang

memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa

untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan

pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.”

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah biasa

yang menerima peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus serta

memfasilitasinya dengan penangannan pendidikan yang sesuai dengan

kebutuhan siswa ABK.

7
4. ADHD

Menurut Kalat (2010) “Gangguan pemusatan perhatian atau Attention

Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) di artikan kurangnya perhatian, tidak

tenang, karakter implusif, suasana hati mudah berubah, mudah tersinggung,

sensitivitas tinggi terhadap stres serta terganggunya kemampuan membuat

dan menyusun rencana”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa Attention

Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) di artikan kurangnya perhatian, tidak

tenang, karakter implusif, suasana hati mudah berubah, mudah tersinggung,

sensitivitas tinggi terhadap stres serta terganggunya kemampuan membuat

dan menyusun rencana.

G. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian diperlukan untuk memperoleh hasil penelitian dalam

menyusun instrumen penelitian. Adapun pertanyaan dalam penelitian ini, adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan dalam belajar bahasa bagi anak ADHD di

Sekolah Alam Bandung?

2. Bagaimana program pembelajaran individual yang digunakan saat ini

dalam belajar bahasa bagi anak ADHD di Sekolah Alam Bandung ?

3. Bagaimana pelaksanaan program pembelajaran individual belajar bahasa

bagi anak ADHD di Sekolah Alam Bandung?

4. Bagaimana bentuk pengembangan program pembelajaran individual

belajar bahasa bagi anak ADHD di Sekolah Alam Bandung?

8
5. Bagaimana bentuk program pembelajaran individual belajar bahasa bagi

anak ADHD di Sekolah Alam Bandung yang telah divalidasikan kepada

guru di SLB Ar Rahman dan SLB BC Hikmat?

H. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Menurut Darmadi (2014:287) pendekatan kualitatif adalah “suatu proses

penelitian dan pemahaman yang didasarkan pada meteodelogi yang

menyelidiki suatu kondisi alamiah dan bersifat penemuan”.

Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu

menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti berupaya memperoleh

gambaran sesungguhnya yang terjadi di lapangan untuk mengembangkan

program pembelajaran individual belajar bahasa bagi anak ADHD di Sekolah

Alam Bandung.

2. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian

deskriptif. Menurut Mukhtar (2013:28) “Penelitian deskriptif kualitatif

berusaha mendeskripsikan dan menggambarkan secara keseluruhan

fenomena atau keadaan apa adanya tanpa memberikan perlakuan pada saat

penelitian”.

Berdasarkan pengertian di atas, penelitian deskriptif merupakan metode

yang menggambarkan objek dan subjek yang diteliti dengan data yang

berdasarkan apa yang terdapat di lapangan.

9
3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis berorentasi

padatujuan yang telah ditetapkan dan bisa dipergunakan secara beruntun.

Penelitian ini menggunakan bebrapa teknik pengumpulan data diantaranya

adalah sebgai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

pengamatan secara langsung di lapangan dan mencatat dengan teliti

masalah-masalah yang terjadi saat itu. Arikunto (2013:124)

mengemukakan bahwa “observasi adalah mengumpulkan data atau

keterangan yang harus dijalankan dengan melakukan usaha-usaha

pengamatan secara langsung ke tempat yang akan diselidiki”.

Dalam melakukan observasi, peneliti memiliki kesempatan untuk

memahami secara lebih jelas dan rinci tentang kegiatan-kegiatan yang

berkenaan dengan pengembangan program pembelajaran individual

belajar bahasa bagi anak ADHD di Sekolah Alam Bandung.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh pihak peneliti, yaitu pewawancara yang mengajukan

pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban dari setiap

pertanyaan ini. Wawancara menurut Poerwandari (2001:75) adalah

“Percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan

tertentu”. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara sebagai salah

satu teknik untuk mengumpulkan berbagai informasi dari para informan di

10
lapangan penelitian, wawanvara adalah metode pengumpulan informasi

yang sering digunakan dalam sebuah penelitian, karena pelaksanaannya

mudah, murah, dan fleksibel.

Wawancara dilakukan terhadap guru untuk memperolah data yang

berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan program pembelajaran

individual belajar bahasa bagi anak ADHD di Sekolah Alam Bandung.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini berupa pengambilan gambar

oleh peneliti untuk memperkuat hasil penelitian. Menurut Sugiyono

(2013:240), “dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

monumentel dari seseorang.” Studi dokumentasi merupakan pelengkap

dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif

Studi dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang

diperolah dari segala bentuk dokumen yang ada kaitannya dengan masalah

penelitian. Dokumen penting yang penulis analisis dalam penelitian ini

adalah yang berhubungan dengan pengembangan program pembelajaran

individual belajar bahasa bagi anak ADHD di Sekolah Alam Bandung.

4. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi instrumen itu sendiri adalah peneliti

sendiri, sesuai pemaparan dari Sugiyono (2022: 222) “Dalam penelitian

kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu

sendiri” berdasarkan kutipan di atas yang menjadi instrumen penelitian itu

adalah peneliti sendiri.

11
5. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan menyusun data

agar dapat ditafsirkan. Menyusun data dimksudkan mengurutkan data

kedalam pola, tema, kategori agar dapat ditafsirkan arti data tersebut, dapat

menemukan hubungan berbagai konsep, interpretasi, serta pandangan

peneliti. Secara garis besar teknik analisis data yang digunakan adalah

analisis induktif (analisis induction) artinya setelah data terkumpul, peneliti

langsung mengolahnya dengan cara menafsirkan dan menganalisis kemudian

ditarik kesimpulan dan melakukan pembahasan untuk mencapai tujuan

diharapkan. Sugiyono (2016: 244) “Analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.”

Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikutt:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan dicari tema zdan polanya,

sebab data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak dan

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Dengan melakukan reduksi data akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

12
diperlukan. Reduksi data dapat dilakukan dengan bantuan komputer

dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu (Sugiyono 2016:

247).

b. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan

sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. (Sugiyono,

2016: 249).

c. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing)

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menemukan makna data yang

telah disajikan. Dari data-data yang telah terkumpul selanjutnya dilakukan

penarikan kesimpulan dan kemudian kesimpulan tersebut diverifikasi serta

diuji validitasnya.

I. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah 2 orang guru kelas di Sekolah Alam

Bandung, 2 orang guru pendamping khusus di Sekolah Alam Bandung, dan 2

orang anak ADHD di Sekolah Alam Bandung, dipilih sebagai subjek penelitian

dikarenakan populasi ADHD yang banyak dan sedikitnya ketunaan yang lain di

Sekolah Alam Bandung.

13
TABEL

Subjek Penelitian

No Inisial Usia Jenis Kelamin Keterangan


1. GA 42 L Guru Kelas
2. NA 24 P Guru Kelas
3. AS 21 P Guru Pendamping
4. IA 22 L Guru Pendamping
5 KA 8 L Anak
6 FA 8 L Anak

14
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Darmadi, Hamid. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Sosial. Bandung:


Alfabeta.

Hallahan, & Kauffman. (1996). Exceptional Children. New Jersey: Prentice Hall
PTR.

Mukhtar. (2013). Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: GP


Press Group.

O’Neil,J.(1994/1995).Can inclusion work.A Conversation With James Kauffman


and Mara Sapon-Shevin. Educational Leadership. 52(4) 7-11.

Poerwandari, E. K. (2001). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku


Manusia. Jakarta :Lembaga Pengembangan dan Pendidikan Psikologi
(LPSP3) Universitas Indonesia.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


PT Alfabet.

15

Anda mungkin juga menyukai