Anda di halaman 1dari 16

Minoritas Muslim di Thailand dan Ghana

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Minoritas Muslim di Negara Non-Muslim

Oleh:

Tiara Latifah (03020220070)

Dosen Pengampu:

Abdurrahman M.Hum

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2023
Daftar Isi
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
A. Latar Belakang..................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
C. Tujuan...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Sejarah Perkembangan Islam di Thailand dan Ghana.......................................................5
1.1 Dinamika Thailand............................................................................................................5
1.2 Sejarah Perkembangan Islam di Thailand.........................................................................6
1.3 Sejarah Perkembangan Islam di Ghana.............................................................................8
B. Tantangan yang dihadapi Kaum Muslim di Thailand dan Ghana....................................9
2.1 Tantangan Kaum Muslim Thailand...................................................................................9
2.2 Tantangan Kaum Muslim Ghana.....................................................................................11
C. Kontribusi Mayoritas Muslim pada Kaum Muslim Thailand dan Ghana............................12
3.1 Kontribusi Mayoritas Muslim di Thailand......................................................................12
3.2 Kontribusi Mayoritas Muslim di Ghana..........................Error! Bookmark not defined.
PENUTUP.....................................................................................................................................15
Kesimpulan................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Thailand merupakan sebuah Negara diwilayah Asia Tenggara yang berbatasan dengan
Laos dan Kamboja di Timur, Malaysia di Teluk Siam di Selatan, dan Myanmar dan Laut
Andaman di Barat. Dulu Thailand dikenal sebagai Siam sampai pada Mei 1949. Arti kata
―Thai‖ berarti ―kebebasan‖ ,namun itu juga merujuk pada suku Thai, sehingga nama siam
masih sering digunakan oleh kalangan warga Thai terutama oleh kaum minoritas Tionghoa.1

Sejarah berdirinya Negara Thailand tidak terlepas dari adanya sebuah kerajaan yang
bernama ―Sukhotai‖ yang telah didirikan sekitar tahun 1238 M. kemudian dilanjutkan
oleh kerajaan Ayutthaya pada Abad ke-14 an dan wilayah kekuasaanya melebihi kerajaan
Sukhotai. Di wilayah Asia Tenggara negeri Gajah Putih ini dikenal sebagai negeri yang tidak
pernah dijajah oleh bangsa Eropa, Namun karena adanya Revolusi tanpa pertumpahan darah
yang terjadi tahun 1932 menjadikan Negara yang awalnya merupakan Negara Monarki menjadi
konstitusional dan mengganti nama negaranya menjadi ―Thailand‖ pada tahun 1939
Pasca Perang Dunia ke II. tetapi pada sekitar tahun 1980-an Thailand mengubah bentuk
negaranya dari konstitusional kearah demokrasi.2

Sesuai dengan perjanjian Inggris-Siam pada tahun 1906 yang mana pada perjanjian itu
berisi tentang diambil alihnya Negara-negara Melayu Utara seperti Pattani, Narathiwat,
Songkhla, Satun, dan Yala yang kemudian menjadi provinsi Thailand. Sementara Negara di
Melayu Utara yang lain adalah Kedah, Kelantan, Perlis dan Terengganu dimasukkan kedalam
bagian dari negara Melayu. sejak terjadinya perpecahan itu terjadi beberapa benturan salah
satunya yaitu budaya dan keagamaan antara muslim Melayu dengan Budhis Thailand. hal itu
menjadi problema bagi masyarakat terutama ketika Thailand dikuasai oleh Jendral Luang
Pibulsongkram (1938-1944), Marshal Sarit Thanat (1958-1963) dan pemimpin jendral lainnya
yang membuat sebuah kebijakan Thaisasi (upaya penggunaan budaya dan bahasa Thai secara
menyeluruh ) yang menimbulkan benturan yang kuat dengan pihak Melayu muslim di Thailand
Selatan. Selain itu, persoalaan mengenai penyesuaian antara nilai-nilai budaya dan agama
kebijakan yang memaksa membuat masyarakat Melayu muslim kehilangan identitasnya. hal
itulah yang menjadikan awal mula konflik bersenjata yang terjadi antara minoritas muslim
Melayu di Negara Thailand dengan Pemerintah.3

Selanjutnya ada Ghana. Ghana merupakan salah satu Negara minoritas muslim yang
masuk di wilayah Afrika Barat yang mana perkembangan islam memiliki keterkaitan yang kuat

1
Supriati H. Rahayu et al., ―Problematika Integrasi Masyarakat Muslim-Thai Dalam Negara Thailand,‖ Ulumuddin :
Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman 12, no. 1 (April 11, 2022): 120.
2
Helmiati, Sejarah Islam Asia Tenggara (Pekanbaru : Nuansa Jaya Mandiri Pekanbaru, 2014), 229-230
3
Ibid.,225-226
dengan perkembangan islam di wilayah Afrika Utara, khususnya Sudan. hal itu terjadi karena
beberapa wilayah di Afrika Barat dikuasai oleh Kerajaan Sudan seperti : Kawkaw, Takrur,
Ghana, dan Bornu.islam masuk di wilayah itu sekitar Abad ke-10 dan 11 an.

Pada Abad ke-11 Takrur merupakan wilayah kerajaan yang besar yang mana dalam
perdagangan mereka mengekspor emas dan buda ke Afrika Utara untuk ditukar dengan wool,
tembaga, dan manik-manik. Kemudian, Takrur juga melakukan perluasan wilayah kedaerah
Non-Muslim namun, kerajaan ini ditaklukan oleh Kekuasaan Mali pada Abad ke-13 dan
mengalami kemunduran karena terjadi disintegrasi. 4

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah perkembangan islam di Thailand dan Ghana?
2. Bagaimana Tantangan yang dihadapi oleh umat islam di Thailand dan Ghana?
3. Bagaimana kontribusi dan dukungan yang di lakukan oleh mayoritas muslim
terhadap umat muslim di Thailand dan Ghana?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan islam di Thailand dan Ghana.
2. Untuk mengetahui Tantangan apa yang dihadapi oleh umat islam di Thailand dan Ghana.
3. Untuk mengetahui kontribusi dan dukungan yang di lakukan oleh mayoritas muslim
terhadap umat muslim di Thailand dan Ghana.

4
Herman Wicaksono, ―Sejarah Dan Penyebaran Islam Di Asia Dan Afrika,‖ jurnal Rihlah 8, no. 1 (2020): 46–65.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Islam di Thailand dan Ghana

1.1 Dinamika Thailand

Thailand atau dikenal sebagai Negeri Gajah Putih ini merupakan sebuah wilayah di
kawasan Asia Tenggara yang berbentuk Monarki Konstitusi yaitu suatu pemerintahan yang
didirikan dengan sistem Konstitusional yang mengakui Raja, Ratu, atau Kaisar sebagai kepala
negara).Thailand berbatasan dengan Laos dan Kamboja di Timur, Malaysia di Teluk Siam di
Selatan, dan Myanmar dan Laut Andaman di Barat.

Islam masuk ke wilayah Thailand sekitar abad ke- 10 atau ke- 11 yang dibawa oleh para
pedagang Arab dan India. Islam juga pernah berkuasa di wilayah Pattani yaitu sebuah wilayah
yang dulunya merupakan kerajaan Melayu Islam terbesar kala itu. Namun ketika Thailand
dikuasai oleh kekuasaan kerajaan Siam maka sekarang umat islam menjadi kaum minoritas dan
terdeskriminasi oleh pemerintahan Thailand.

Thailand awalnya dikaitkan dengan kerajaan Sukhotai yang berdiri tahun 1238.
Kemudian, diteruskan oleh kerajaan Ayutthaya yang didirikan pada pertengahan abad ke- 14 dan
mempunyai wilayah yang lebih besar daripada Sukhotai. Kebudayaan Thailand banyak
dipengaruhi oleh kebudayaan Tiongkok dan India.

Populasi di Thailand didominasi oleh suku Thai dan Lao. Selain itu, komunitas Tionghoa
secara historis juga memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian Thailand. Etnis
lainnya adalah Melayu selatan (Patani), Mon Khmer dan beberapa suku orang bukit. Penduduk
Thailand kebanyakan menganut agama Budha aliran Threvada yang jumlahnya sekitar 95%.
Adapun sisanya adalah kaum minoritas yang mana terdiri dari agama islam, Kristen dan Hindu.
Thailand memiliki bahasa dan aksaranya sendiri da nada juga bahasa daerah lainnya seperti
bahasa melayu dan bahasa inggris.

Dalam aspek ekonominya Thailand pernah memiliki pertumbuhan tertinggi dunia yaitu
sekitar tahun 1985-1995. Selanjutnya karena terjadi penekanan spekulatif terhadap mata uang
Bath menyebabkan terjadinya krisis yang berdampak pada lemahnya sector keuangan pada tahun
1997. Namun, pada tahun 1999 ekonomi Thailand mengalami pemulihan dari Krisis menguat
dan tumbuh 4,4% pertahunnya pada tahun 2000 yang disebabkan karena pertumbuhan ekspor
yang kuat dan meningkat yang dilakukan oleh pemerintah Thailand pada saat itu. 5

1.2 Sejarah Perkembangan Islam di Thailand


Masuknya agama Islam di Thailand Selatan (Patani) tidak bisa dilepaskan dari pengaruh
masuknya Islam ke Asia Tengggara. ada beberapa pendapat mengenai masuknya Islam ke
wilayah Thailand, yaituada yang mengatakan pada abad ke 7 M dan langsung dari Arab dan
pendapat lain mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke 13 M berasal dari
India.

Islam masuk ke Patani diduga bukan hanya berasal dari satu daerah, melainkan Islam
tersebar ke Patani dari Arab, Cina, India dan Persia, kira-kira abad ke 10 M. Hal senada juga
dapat ditemukan dalam Ensiklopedi Islam Tematis bahwa Islam diperkirakan datang ke kawasan
Patani sekitar abad ke 10 atau 11 melalui jalur perdagangan. Yang mana penyebaran Islam ini
dilakukan oleh para guru sufi dan pedagang yang berasal dari wilayah Arab dan pesisir India.
Pendapat lain ada yang mengatakan Islam masuk ke Thailand melalui kerajaan Samudera Pasai
di Aceh.

Bukti penguatnya adalah ditemukannya sebuah batu nisan yang bertuliskan Arab di dekat
kampung Teluk Cik Munah, Pekan Pahang pada tahun 1028 M. Adapun pendapat lain
mengatakan bahwa Islam di Patani datang dari Campa, di Pesisir Annam (Vietnam), daerah
pinggir Laut Cina Selatan. Di sana ada terdapat semacam tulisan tahun 1039 M yang terletak di
daerah Pahang Rang, kota pelabuhan terpenting bagi Campa. Bukti tersebut tidak cukup karena
aliran orang-orang Islam Campa adalah Syi’ah, sedangkan Patani bemazhab Syafe’i.

Menurut Emmanuel Gedinho d’Eredia, disebutkan bahwa Islam lebih dahulu datang ke
daerah Patani dan Pahang, kemudian masuk ke Malaka. Dan seorang pakar sejarah Patani di
Thailand, A. Bangnara, menyebutkan bahwa Islam pada awalnya diterima dikalangan rakyat
biasa. Namun ada juga yang mengatakan bahwa orang Melayu di Malaka adalah penyebar-
penyebar Islam yang rajin di Semenanjung, seperti Patani, telah di Islamkan dari Malaka selama
pertengahan terakhir abad ke-XV, kemudian Kelantan menerima Islam sebagai bawahan Patani

5
Mania, ―Perkembangan Sosial Islam di Thailand,‖ AL MA’ARIEF : Jurnal Pendidikan Sosial dan Budaya 1, no. 1
(July 21, 2019): 45–46.
dan Trenggano sebagai negeri bawahan Malaka. Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan
bahwa teori masuknya Islam ke Thailand terutama Thailand Selatan (Patani) tidak jauh berbeda
dengan masuknya Islam ke Nusantara. 6

Proses masuknya islam di Thailand sejak Kerajaan Siam mengakui Kerajaan Patani.
perkembangannya semakin pesat lagi ketika beberapa pekerja muslim dari Malysia dan
Indonesia masuk ke Thailand pada abad ke- 19an yang mana pada waktu itu membantu
membangun kanal dan sistem perairan di Bangkok.

selain itu aktifitas keislaman disini mulai dari acara pernikahan, layanan pengajian bisa
ditemukan. Salah satu tokoh yang berjasa dalam pelayanan makanan halal adalah Winai Dahlan
(cucu dari KH. Ahmad Dahlan ), yang sudah puluhan tahun tinggal dan menjadi warga Thailand,
yang menjabat sebagai direktur dari Halal Science center di Universitas Chulalongkorn, yang
giat melakukan promosi mengenai makanan halal ke seluruh dunia.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pemerintah Kerajaan Thailand memberikan


kebebasan yang sebesar-besarnya bagi kaum muslim Thai untuk melaksanakan ibadah haji dan
berdakwah. Di Thailand juga tumbuh kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan oleh beberapa
kegiatan Islam. Seperti pengajian, Taman Pendidikan Al Qur’an dan kajian mingguan.

Ada juga umat islam yang bekerja sama dengan lembaga lainya baik tingkat nasional
maupun internasional untuk mengirimkan para santri-santri pemuda pemudi bangsanya untuk
mengikuti pertukaran pelajar di berbagai universitas maupun pondok terkenal salah satunya di
Indonesia. namun tidak semua berjalan dengan lancer dan aman, ada juga kaum muslim
diwilayah selatan masih menjadi daerah yang mencekam karena adanya operasi militer untuk
mengusut tuntas kasus separatis peledakan bom.

Terdapat pengelompokan yang terjadi antara Kaum Budha dengan Kaum Muslim Melayu
yaitu :

a. Assimilated Group atau golongan terasimilasi atau bergaul .dengan kaum mayoritas yaitu
agama masyarakat thai-Budha pada segala tatanan kehidupan hanya saja tidak sampai pada
masalah keagamaan.

b. Unassimilated Group. Atau golongan yang tidak berbaur namun menyendiri di Thailand
bagian selatan. Yang masih menunjukkan kultur Melayu-Islam pada nama, bahasa dan adat.
Golongan ini bertempat tinggal di daerah Yala, Narathiwat dan Patani. Kecuali daerah Satun
yang terasimilasi dengan kelompok mayoritas Thai.

Yang dilakukan oleh kebijakan pemerintah Thailand terhadap Thaisasi telah melahirkan
masalah utama mengenai minoritas muslim. sejak integrasi Melayu Thailand menjadi bagian dari
kerajaan Thailand penggunaan bahasa Thai wajib digunakan di kantor kerajaan, pemerintahan,
6
Sanurdi Sanurdi, ―Islam Di Thailand,‖ Tasamuh: Jurnal Studi Islam 10, no. 2 (2018): 379–390.
sekolah, radio, media cetak, media elektronik, dan kehidupan sehari-hari. Terintegrasi dengan
Thailand, bersaing dengan mayoritas masyarakat etnis thai buddies adalah pilihan saat ini.
Strategi yang perlu dibangun adalah memajukan pendidikan, mendukung pembangunan nasional,
dan menjaga stabilitas lokal. Hal yang terakhir masih menjadi kendala bagi penciptaan
perdamaian di wilayah selatan adalah adanya teror, pembunuhan dan pengeboman sehingga
menimbulkan banyak korban dan ketika terjadi penyerangan dan pembunuhan yang melibatkan
tentara, polisi, dan masyarakat Budha, yang dituduh adalah muslim. Pencitraan negatif yang
diciptakan oleh pemerintah menyebutnya dengan ―bandit muslim‖.

Di bidang politik, persoalan masyarakat muslim Melayu yang ingin memisahkan diri
sangat meresahkan kerajaan. diantarannya yaitu : Patani United Liberatin Organization (PULO),
Barisan Nasional Pembebasan Pattani (BNPP), Barisan Revolusi Nasional.7

1.3 Sejarah Perkembangan Islam di Ghana

Ghana merupakan sebuah Negara di Afrika Barat yang berbatasan dengan Pantai Gading
di sebelah Barat, Bukirna Faso di Utara, Togo di Timur dan Teluk Nugini diselatan.

7
Sanurdi, ―Islam Di Thailand.‖ 46-49
Perkembangan islam di Afrika Barat berkaitan erat dengan perkembangan Islam
diwilayah Afrika Utara khususnya Sudan. Karena dulunya Sudan menguasai beberapa wilayah di
Afrika Barat seperti Kawkaw, Takrur, Ghana, dan Bornu. Penaklukan bangsa Arab atas Afrika
Utara menjadikan beberapa jalur perdagangan Sahara dan menguatkan hubungan antara bangsa
Arab, Berber, Sahara, dan warga Sudan. Bangsa Berber di Afrika Utara memeluk Islam Khariji
(Abad ke- 7), sedang bangsa Berber di Mauritania memeluk Islam pada Abad ke- 9.

Pada akhir Abad ke- 10 dan 11M sebagian besar kota perdagangan di Sudan telah
memiliki sebuah perkampungan Muslim, dan beberapa warga Muslim menjalankan peran
penting sebagai penasihat dan beberapa jabatan lainnya di beberapa istana pengusa lokal. Untuk
mendapatkan dukungan administratif, legitimasi, dan hubungan dagang, para penguasa Kawkaw,
Takrur, Ghana, dan Bornu memeluk Islam.

Pada abad ke- 11M Takrur merupakan kerajaan yang terbesar yang mengekspor emas dan
budak ke Afrika Utara untuk ditukarkan dengan wool, tembaga, dan manik-manik. melakukan
ekspansi ke wilayah non-Muslim dan sekitarnya, tetapi kemudian kerajaan ini jatuh dan
mengalami diintegrasi dalam kekuasaan Mali padaAbad ke- 13M. Selanjutnya Takrur digantikan
oleh Ghana sebagai pusat bagi Islam di wilayah barat Sudan. Dengan kehancuran rezim
Almoravid pada Abad ke- 12 M, Ghana menjadi kerajaanyang paling kaya di Sudan, tapi pada
Abad ke-13 M beberapa wilayah jajahannya melepaskan diri dari kekuasaan pusat dan kerajaan
Ghana mengalami periode disintegrasi. Kemudian, awal Abad ke- 13 sampai akhir Abad ke- 16 ,
Mali menjadi rezim paling berpengaruh di wilayah barat Sudan dan menjadi pusat Islam yang
utama.

Pada Abad ke- 14 M, imperium Mali mulai dilanda kehancuran. Kemudian, kerajaan
Kawkaw yang semula tunduk terhadap hegemoni Mali mencapai kemerdekaannya. Kondisi
demikian ini memungkinkan seorang pimpinan lokal bernama Sunni Ali (1464-1492) mendirikan
sebuah imperium baru, Songhay, di wilayah Niger dan wilayah barat Sudan dan menguasai jalur
perdagangan Sahara. Imperium Songhay dihancurkan oleh invasi bangsa Maroko pada tahun
1591, dan arma atau keturunan pasukan penyerbu menjadi elite penguasa di wilayah Niger.
Demikian sedikit sejarah perkembangan politik di Afrika Barat. 8

B. Tantangan yang dihadapi Kaum Muslim di Thailand dan Ghana

2.1 Tantangan Kaum Muslim Thailand


Adapun tantangan yang harus dihadapi oleh Kaum muslim minoritas di Thailand (Patani,
Yala, Satun dan Narathiwat, juga termasuk provinsi Songkhla) adalah ingin memisahkan diri dari
pemerintah Siam (Thailand) dan ingin bergabung dengan Malaysia karena merasa sama dalam
hal agama, bahasa, budaya dan bangsa. Di bawah pemerintahan Muangthai yang menganut
agama Budha sebagai agama resmi negara, minoritas muslim diperlakukan tidak adil dan
terisolasi dari birokrasi negara dan pemerintahan, Sehingga asimilasi dan integrasi yang
8
Wicaksono, ―Sejarah Dan Penyebaran Islam Di Asia Dan Afrika.‖
diharapkan pemerintah Thailand menjadi sulit tercapai Kaum Muslim mengalami kesulitan
beradabtasi.

Adapun alasannya yaitu: Pertama, masyarakat msulim (terutama yang tinggal di daerah
rural seperti Pattani, Yala dan Naratiwat) hanya dapat berbicara sedikit bahasa Thai atau tidak
bisa sama sekali. Ini membuat mereka tidak mampu berkomunikasi dengan kaum Cina dan Thai
Budha. Kedua, berdasarkan keyakinan agama, kaum Muslim Thailand secara militan menolak
prilaku sosial yang berkaitan dengan kedua kelompok tersebut. Misalnya mereka tidak
dibolehkan mengahadiri perayaan agama lain atau menikah dengan penganut agama lain. Ketiga,
ketakutan kaum Muslim Thailand bahwa interaksi dengan Thai Budhis akan mengakibatkan
anak-anak mereka menerima budaya Thai, melalui proses asimilasi dan berakibat mengikis
tradisi Melayu serta nilai-nilai ajaran agama Islam.

Selain itu proses isolasi oleh self imposed beberapa ada yang disebabkan oleh tekanan
orientasi komunikasi media. siaran-siaran banyak yang menggunakan bahasa Thailand dan
memfokuskan diri pada soal-soal populous China dan Buddhis baik itu siaran radio, stasiun
Televisi dll. sehingga bahasa melayu tidak mereka gunakan sama sekali. bahkan, surat kabar,
majalah pun juga menggunakan tulisan Thai. kecuali koran lokal, ada kolom yang menggunakan
bahasa Melayu. Kaum Muslim Thai justru mendengarkan siaran atau membaca koran yang
datang dari negara tetangga dekatnya, Malaysia. Secara umum, kaum Muslim di bagian selatan
Thailand tetap merasa tidak puas dengan kebijakan pemerintah dan pengaturan administarasi di
Thailand. Perasaan terasing dan ketidakpuasan itu semakin kuat ketika kaum bangsawan Patani
dicopot dari semua kekuasaannya, dan semua jabatan yang dulu mereka pegang dialihkan kepada
birokrat dari Bangkok.

Pada masa pemerintahan Perdana Menteri Phibul Songkhram (1938-1944) dan (1947-
1957) ia mengeluarkan kebijakan dan program integrasi pemerintahan Muangthai yang sangat
mengkhawatirkan rakyat Muslim Patani. Sebagai seorang yang diktator, Phibul Songkhram
berusaha men-Siamkan semua kelompok minoritas nonBudhis di Muangthai. kebijakan itu
didukung oleh sistem politik yang berlaku di Muangthai dimana otoritas penguasa bersifat
absolut dan tidak bisa diganggu gugat.

Pada tahun 1979 sejak bangkitnya demokrasi diwilayah Muangthai pemerintah mencabut
bebarapa kebijakan ekstrim khususnya maklumat Ratthanayom dan memberikan kebebasan
kepada minoritas Muslim untuk menjalankan agamanyadan hal ini mampu menggandeng
masyarakat Muslim untuk berperan dalam pembangunan nasional Muangthai.

Selanjutnya karena adanya disintegrasi budayakaum minoritas muslim merasa tidak


senang dengan adanya intervensi kehidupan keagamaan dengan social budaya mereka. Sehingga
terjadi pemberontakan dari kaum kaum separatis yang mana mereka menginginkan kemerdekaan
dan ingin terlepas dari kekuasaan Muangthai. Tetapi setelah melihat tujuan ini sulit untuk
dicapai, maka tujuan perjuangan mereka diubah, yaitu untuk mendapatkan otonomi di bidang
politik dan kebudayaan dengan harapan dapat menegakkan agama Islam di dalam masyarakat
MelayuMuslim Patani.

Bentuk perlawanan dari minoritas Muslim Thailand kepada pemerintahnya senantiasa


mengalami perubahan; berawal dari perlawanan pasif dimasa Raja Chulalongkorn dan Raja
Wachiravut; perlawanan berbentuk partisipasi terbatas dalam proses politik negara; berbentuk
pemberontakan, gerakan-gerakan bawah tanah dan gerakan separatis.

Pada tahun 1947 ketika Haji Sulong menandatangani petisi menuntut --antara lain—
otonomi penuh, menuntut penerimaan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi disamping bahasa
Thai, penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar di Sekolah Dasar di wilayah
tersebut, penerapan Hukum Islam bagi kaum Muslim, merekrut kaum Muslim di propinsi-
propinsi yang dikuasai Muslim dengan komposisi 80%, dan membentuk Dewan Muslim yang
khusus mengurusi persoalan-persoalan sspesifik kaum Muslim. Petisi ini ditolak pemerintah, dan
Haji Sulong ditangkap tahun 1948 dan dipenjara selama 7 tahun dan didibebaskan 3 tahun
kemudian. Pada tahun yang sama, pemerintah berusaha kembali menarik perhatian masyarakat
Muslim dengan menjadikan hari Jum’at sebagai hari libur sekolah, membantu biaya
pembangunan mesjid-mesjid, memberlakukan hukum Islam, memperkenalkan bahasa dan
budaya Namun demikian, kebijakan ini tidak pernah dipelihara dan dilaksanakan secara
konsisten.

Dalam rangka mewujudkan cita-citanya, baik pemisahan diri dari kerajaan Thai maupun
otonomi penuh, minoritas Muslim Thailand tergabung dalam kelompok orgaisasi seperti Pattani
United Liberation Organization (PULO), Barisan Nasional Pembebasan Patani (BNPP), Barisan
Revolusi Nasional dan masih ada lagi organisasi sempalan lainnya.9

2.2 Tantangan Kaum Muslim Ghana


Walaupun minoritas, keberadaan komunitas Muslim Ghana cukup dihormati. Di
kawasan Afrika, toleransi beragama di negara ini terbilang cukup baik ketimbang negara lain.10

Selain itu di Ghana juga banyak menganut ragam aliran kepercayaan. Seperti halnya di
negara Islam yang lain, komunitas Muslim Ghana pun hidup dengan beragam aliran keagamaan.
seperti sufisme yang memiliki pengikut terbesar di negara tersebut, khususnya aliran Qadiriyah
dan Tijaniyyah. Pengikut aliran ini kebanyakan menetap di kawasan utara dan kota-kota besar di
selatan.

9
Helmiati, Sejarah Islam Asia Tenggara, cetakan 1. (Pekanbaru: CV. Nuansa Jaya Mandiri Pekan Baru, 2014). 232-
240
10
―Di Ghana, Minoritas Rayakan Idul Fitri Dengan Perlakuan Spesial,‖ Rmol.Id, accessed
April 6, 2023, https://dunia.rmol.id/read/2014/07/28/165740/di-ghana-minoritas-rayakan-idul-
fitri- dengan-perlakuan-spesial.
Aliran ini berasal dari bagian utara Afrika Barat, terutama dari Nigeria (wilayah Hausa)
dan Mali-Mauritania (Mandi dan Dyula). Pengaruh terbesar datang dari tradisi Hausa dan Dyula.
Kaum Hausa banyak mempengaruhi pendidikan Islam, dan kelompok Qadyani juga memiliki
banyak pengikut. Ini adalah bagian dari gerakan Ahmadiyah yang muncul pada tahun 1920-an.
Kelompok pendukung terbesar adalah suku Fanti (yang berpenghuni di wilayah pesisir) dan suku
Asante. Sejak kemerdekaan, fokus Muslim Ghana adalah memperkuat hubungan dengan negara-
negara di Timur Tengah. Hal ini kemudian diwujudkan dengan membuka kedutaan besar
beberapa negara Arab, antara lain Mesir (1957), Arab Saudi (1962) dan Iran (1982). Dari situ,
sekte Wahhabi berkembang di wilayah itu selama tiga dekade berikutnya. negara Afrika di
selatan Sahara. Lembaga yang tergabung dalam sekte ini kemudian lahir pada tahun 70-an dan
80-an. Salah satu yang paling terkenal adalah Islamic Reformation and Research Center yang
didirikan di ibu kota, Accra, pada tahun 1971. Didanai oleh Institut Dar al-Iftaa di Arab Saudi,
organisasi ini mengirimkan banyak mahasiswa Muslim Ghana untuk belajar di negara kaya
minyak ini. Ada organisasi lain seperti Dewan Tertinggi Urusan Islam dan Pusat Amal Islam
untuk Orientasi Perempuan. Keduanya aktif dalam bidang dakwah, pendidikan, sosial dan lain-
lain.

Pada tahun 1997 ideologi Ahlu Sunnah Wal Jamaah datang ke Ghana. hal ini menjadi
momok bagi semua organisasi dan lembaga Wahhabi di tanah air. Dengan perkembangan ini,
semakin banyak organisasi non-pemerintah komunitas Muslim bermunculan di Ghana. dan telah
aktif di bidang sosial dan ekonomi sejak tahun 1970-an.

Dewan Islam untuk Pengembangan dan Layanan Kemanusiaan didirikan pada tahun 1982
dan bekerja sama dengan Yayasan Zakat Kuwait. Pada saat yang sama, Pusat Distribusi Buku
Islam adalah perwakilan resmi Majelis Pemuda Muslim Sedunia, sebuah organisasi yang
berbasis di Arab Saudi yang didirikan pada tahun 1988. Namun, keberadaan aliran pemikiran
dan pemahaman yang berbeda menciptakan ketegangan. Misalnya, ketegangan antara anggota
sekte Ahmadiyah dan kelompok Islam arus utama pada tahun 1930-an, dan antara Muslim
modernis yang sebagian besar lulusan universitas Islam, dan kelompok Islam tradisionalis.
Untuk mengurangi risiko yang lebih besar, para pemimpin agama Islam, bersama dengan
pemerintah daerah, meluncurkan inisiatif pada tahun 1999 untuk mempromosikan kerja sama
antar umat beragama.11

C. Kontribusi Mayoritas Muslim pada Kaum Muslim Thailand dan Ghana

3.1 Kontribusi Negara Mayoritas Muslim terhadap Muslim Thailand dan Ghana
Terjadinya puncak kekerasan yang dialami oleh Masyarakat Melayu muslim Pattani
dengan pemerintah tahun 2004, dimana insiden perampokan terhadap serangan Mesjid Kreu Sek
tanggal 28 April 2004 dan insiden kekerasan di Tak Bai tanggal 25 Oktober 2004 yang memakan
ratusan korban jiwa sedangkan 1300 Muslim lainnya ditangkap dan dibawa ke Kamp Militer.
Kejadian ini menimbulkan kontroversi besar dan tuduhan kekerasan serta pelanggaran HAM
pada pihak Muslim.

11
―Islam Di Ghana | Republika Online,‖ accessed April 6, 2023, https://www.republika.co.id/berita/49303/islam-di-
ghana.
Hal itu menarik perhatian Organisasi Kerjasama Islam (OKI), sebagai salah satu
organisasi internasional yang berfokus pada HAM dan kelompok kaum minoritas, sehingga OKI
ikut terlibat dalam konflik Separatis yang terjadi di Thailand Selatan. Berdasarkan isi piagamnya,
OKI melindungi hak-hak minoritas Muslim dan komunitas non-anggota, dan untuk memenuhi
mandat tersebut, OKI bertugas untuk melindungi kelompok minoritas dan komunitas Muslim di
negara ketiga serta melakukan intervensi atas nama umat manusia. perlindungan hak, dengan
fokus pada agama yang menyatukan umat Islam. Profesor Pada saat itu, Sekretaris Jenderal OKI
Ekhmelden Ihsanoglu mengkritik insiden yang menewaskan di Thailand selatan. OKI
menyerukan negosiasi damai dan dialog untuk menyelesaikan semua masalah yang dihadapi
komunitas Muslim di Patani, Thailand selatan. OKI juga meminta pemerintah Thailand untuk
memperlakukan komunitas Muslim di Thailand selatan sama dengan warga negara lain.

Pada tahun 2005, OKI mengunjungi Thailand selatan untuk mempelajari kondisi konflik
tersebut. Sesuai dengan Kerangka Penyelesaian Konflik OKI, delegasi OKI mulai
mengumpulkan bukti. Berdasarkan informasi yang ditemukan, para delegasi menyimpulkan
bahwa kerusuhan di Thailand disebabkan oleh pengabaian pemerintah terhadap budaya selatan.
Hal inilah yang memicu konflik hingga saat ini.

Pada 2009, OKI juga mencoba melibatkan kelompok pemberontak dalam proses
perdamaian. Pertemuan OKI dengan kelompok separatis diawali dengan PULO. Presiden PULO
Al Haj Abu Yasir Fikri diundang ke sekretariat OKI di Kerajaan Arab Saudi pada 18-19 April
2009. Dalam pertemuan itu, pejabat PULO mengatakan bahwa untuk memahami masalah nyata
di Thailand selatan, semua pihak harus melihat pada akar masalah yang lebih dalam. Thailand
menganggap selatan sebagai bagian dari wilayahnya, tetapi gerakan pembebasan melihat
Thailand sebagai kekuatan kolonial yang menduduki negara mereka secara paksa, tidak
mengakui keberadaan etnis Melayu, yang merupakan penghalang utama untuk hidup
berdampingan secara damai. Setelah mendengar pandangan dan komentar pejabat PULO, OKI
mengeluarkan rekomendasi pada 23-25 Mei 2009 di Damaskus, Suriah. Inti dari rekomendasi
tersebut adalah bahwa OKI menyayangkan kurangnya kemajuan dalam komitmen pemerintah
Thailand untuk mengatasi konflik sejak Thailand selatan dimunculkan pada konferensi OKI pada
tahun 2006. Sekjen OKI juga meminta negara-negara anggota yang memiliki ikatan kuat dengan
Thailand untuk membantu negara-negara tersebut untuk sepenuhnya mengimplementasikan
kesepakatan akhir yang membantu mencapai perdamaian di Thailand selatan, dalam hal ini
Malaysia, yang di masa depan akan menjadi mediator dan penengah dalam negosiasi antara OKI,
kelompok separatis dan Pemerintah Thailand.12

Sedangkan untuk Ghana dalam memperkokoh kedamaian dibantu oleh Tokoh-tokoh


ulama’ di Ghana dan adapun Lembaga yang membantunya adalah OKI yang menghimbau agar

12
―05.2 Bab 2.Pdf,‖ n.d., 42–43.
ulama dan cendekiawan membela kebenaran dan Menghilangkan kebencian yang terlihat di
dunia khususnya masyarakat Muslim di Afrika.13

13
―Perjalanan Ulama Untuk Memperkokoh Perdamaian Di Afrika - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official
Website,‖ accessed April 6, 2023, https://www.uinjkt.ac.id/perjalanan-ulama-untuk-memperkokoh-perdamaian-di-
afrika/.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Sejarah berdirinya Negara Thailand tidak terlepas dari adanya sebuah kerajaan yang
bernama ―Sukhotai‖ yang telah didirikan sekitar tahun 1238 M. kemudian dilanjutkan
oleh kerajaan Ayutthaya pada Abad ke-14 an dan wilayah kekuasaanya melebihi kerajaan
Sukhotai. Sejak adanya perjanjian Inggris yang pada tahun 1906 yang memecah kekuasaan
Melayu Utara seperti petani narati watsangkasaton dan ialah menjadi provinsi Thailand
menyebabkan berbagai macam benturan yang kuat dalam kubu pihak muslim di Thailand.
Persoalan mengenai nilai-nilai budaya agama dan kebijakan yang memaksa membuat masyarakat
melayu menjadi kehilangan identitas dan menjadikan awal mula konflik bersenjata dan
melakukan gerakan separatisme terhadap minoritas muslim Melayu di Thailand dengan
pemerintah. Dan untuk mewujudkan cita- citanya dalam memisahkan diri dari kerajaan Thailand
maupun otonomi penuhnya. Maka, kaum minoritas muslim di Thailand bergabung dalam
kelompok organisasi seperti PULO , BNPP, dan Barisan Revolusi Nasional lainnya.

Sedangkan di Ghana dalam perkembangan Islam tidak lepas dari pengaruh


perkembangan Islam di wilayah Afrika Utara khususnya di Sudan, walaupun minoritas tetapi
keberadaan komunitas muslim di karena cukup dihormati dan toleransi beragama terbilang
cukup baik.Dan untuk memperkokoh kedamaian dibantu oleh tokoh-tokoh ulama di Ghana dan
adapun lembaga yang membantunya ialah oki yang menghimbau agar ulama cendekiawan
membela kebenaran dan menghilangkan kebencian yang terlihat di dunia khususnya masyarakat
muslim di Arika.
DAFTAR PUSTAKA
Helmiati. Sejarah Islam Asia Tenggara. Cetakan 1. Pekanbaru: CV. Nuansa Jaya Mandiri Pekan
Baru, 2014.

Mania. ―Perkembangan Sosial Islam di Thailand.‖ AL MA’ARIEF : Jurnal Pendidikan Sosial dan
Budaya 1, no. 1 (July 21, 2019): 80–101.

Rahayu, Supriati H., Taufik Nugroho, Muthmainnah Muthmainnah, Difla Nadjih, M. Parid, and
Nur Alfan Bahem. ―Problematika Integrasi Masyarakat Muslim-Thai Dalam Negara
Thailand.‖ Ulumuddin : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman 12, no. 1 (April 11, 2022): 119–132.

Sanurdi, Sanurdi. ―Islam Di Thailand.‖ Tasamuh: Jurnal Studi Islam 10, no. 2 (2018): 379–390.

Wicaksono, Herman. ―Sejarah Dan Penyebaran Islam Di Asia Dan Afrika.‖ jurnal Rihlah 8,

no.
1 (2020): 46–65.

―05.2 Bab 2.Pdf,‖ n.d.

―Islam Di Ghana | Republika Online.‖ Accessed April 6, 2023.


https://www.republika.co.id/berita/49303/islam-di-ghana.

―Perjalanan Ulama Untuk Memperkokoh Perdamaian Di Afrika - UIN Syarif Hidayatullah


Jakarta Official Website.‖ Accessed April 6, 2023. https://www.uinjkt.ac.id/perjalanan-
ulama-untuk-memperkokoh-perdamaian-di-afrika/.

―Di Ghana, Minoritas Rayakan Idul Fitri Dengan Perlakuan Spesial,‖ Rmol.Id, accessed April
6, 2023, https://dunia.rmol.id/read/2014/07/28/165740/di-ghana-minoritas-rayakan-idul-fitri-
dengan-perlakuan-spesial.

Anda mungkin juga menyukai