Anda di halaman 1dari 36

PENDIDIKAN KESEHATAN CARA MELAKUKAN PIJAT LAKTASI

UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI RUANG PERINA


ATAS RSUD KABUPATEN TANGERANG 2024

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan stase Keperawatan Anak

Disusun Oleh:

Siti Romizatul Halawiyah 23030067

Aldi Nubli 23030068

Hilda Hijrianti 23030086

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS YATSI MADANI
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Judul Pendidikan Kesehan:


“Pendidikan Kesehatan Cara Melakukan Pijat untuk Meningkatkan
Laktasi
Produksi ASI di Ruang Perina Atas Rsud Kab Tangerang”
2. Ketua Pelaksana : Aldi Nubli 23030068
Nama Anggota :

1. Siti Romizatul H 22030067


2. Aldi Nubli 22030068
3. Hilda Hijrianti 22030086

Lokasi Kegiatan : Ruang Perina Atas Kabupaten Tangerang

Menyetujui Pembimbing Tangerang, 16 Januari 2024


Lahan Ketua Pelaksana

Ns. Eni Prihati.,S.Kep Aldi Nubli

Diketahui Oleh
Pembimbing Akademik

Ns. Ria Setia Sari.,S.Kep.,M.Kep


i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan hidaya-Nya sehingga kami dapat menyusun proposal
penyuluhan kesehatan sesuai dengan waktu yang ditentukan, penyuluhan
kesehatan yang akan kami lakukan berjudul “Pendidikan Kesehatan Cara
Melakukan Pijat Laktasi untuk Meningkatkan Produksi ASI di Ruang Perina Atas
RSUD Kabupaten Tangerang”.
Kegiatan dilakukan untuk memberikan informasi dan edukasi kepada ibu
mengenai Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah. Kami menyadari bahwa jalannya
penyuluhan kesehatan ini tidak akan maksimal tanpa bantuan dari berbagai pihak,
terutama RSUD Kabupaten Tangerang yang sudah sangat mendukung dalam
menyediakan tempat penyuluhan kesehatan, sehingga penyuluhan kesehatan dapat
berjalan optimal. Masih adanya kekurangan dan kelemahan didalam penyusunan
proposal ini, baik pada isi, bahasa maupun penyajiannya, maka kami sangat
mengharapkan adanya tanggapan berupa kritik dan saran yang membangun dari
Pembingbing akademik dan Pembimbing lahan guna penyempurnaan proposal ini
dikemudian hari.

Tangerang, 16 Januari 2024

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang...........................................................................................1

1.2 Tujuan........................................................................................................3

1.2.1 Tujuan Umum....................................................................................3

1.2.2 Tujuan Khusus...................................................................................3

1.3 Manfaat......................................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep ASI...............................................................................................5

2.1.1 Kandungan ASI..................................................................................5

2.1.2 Pengelompokan ASI..........................................................................7

2.1.3 Manfaat ASI.......................................................................................8

2.2 Konsep Laktasi........................................................................................10

2.2.1 Fisiologi Laktasi...............................................................................11

2.2.2 Refleks Penting dalam Proses Laktasi.............................................11

2.3 Konsep Pijat Laktasi................................................................................13

2.3.1 Manfaat Pijat Laktasi.......................................................................14

2.3.2 Waktu yang Tepat dilakukannya Pijat Laktasi................................15

2.3.3 Langkah-langkah Melakukan Pijatan...............................................15

BAB III METODE KEGIATAN

3.1 Bentuk Kegiatan......................................................................................20

iii
3.2 Waktu dan Tempat..................................................................................20

3.3 Peserta dan Sasaran.................................................................................20

3.4 Tujuan......................................................................................................20

3.5 Rancangan Evaluasi................................................................................21

3.6 Rencana Anggaran Biaya........................................................................21

3.7 Susunan Panitia.......................................................................................21

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP).........................................................22

BAB IV PLAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Hasil Pelaksanaan .....................................................................................25

4.2 Pembahasan ...............................................................................................26

BAB V PENUTUP

5.1 Penutup ......................................................................................................28

5.2 Saran ..........................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


ASI merupakan makanan yang sempurna untuk bayi. Kandungan
gizi yang tinggi dan adanya zat kebal didalamnya membuat ASI tidak
tergantikan oleh susu formula yang paling mahal sekalipun. ASI eksklusif
merupakan satu-satunya makanan tunggal bagi bayi hingga berusia 6
bulan. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi.
Selain itu secara alamiah ASI dibekali oleh enzim pencernaan susu,
sehingga organ pencernaan bayi mudah mencerna dan menyerap gizi ASI.
Di lain pihak, sistem pencernaan bayi usia dini belum memiliki cukup
enzim pencernaan. ASI eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu Sedini
mungkin setelah persalinan yang diberikan tanpa jadwal, dan tidak
diberikan makanan dan minuman lain sampai bayi berumur 6 bulan. ASI
merupakan pilihan yang terbaik bagi bayi karena didalamnya mengandung
antibodi dan lebih dari 100 jenis zat gizi, seperti Arachidonic Acid (AA),
Decosahexanoic Acid (DHA), taurin dan spingomyelin yang tidak terdapat
dalam susu sapi, sehingga tidak ada alasan bagi sang ibu untuk tidak
menyusui (Sari et al., 2021).
Data WHO tahun 2014 menunjukkan cakupan ASI eksklusif dunia
masih sangat rendah yaitu 38%. Target ke lima WHO di tahun 2025 yaitu
meningkatkan pemberian ASI eksklusif dalam 6 bulan pertama sampai
paling sedikit 50%. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia cakupan pemberiaan ASI eksklusif pada
bayi 0-6 bulan tahun 2018 masih 65,16% artinya cakupannya masih
kurang dari target yang diberikan yaitu sebesar 80% (Kemenkes RI, 2018).
Dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia, masih ada enam Provinsi
dinyatakan belum berhasil mencapai target yaitu DKI Jakarta sebesar
45,29%, Jawa Tengah 45,21%, Banten 39,31%, Sulawesi Selatan 38,69%,
Gorontalo 30,71%, dan Riau 35,01% (Profil Kesehatan Indonesia, 2018).
Bila dilihat data tiga tahun terakhir, cakupan pemberian ASI eksklusifnya
1
terlihat tidak ada kemajuan

2
berarti, yaitu hanya sebesar 29.05 % di tahun 2017, dan 35,01% di tahun
2018 (Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2018).
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
meningkatkan cakupan menyusui secara ekslusif yang dimuat dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang
pemberian ASI eksklusif pasal 6 berbunyi setiap 2 ibu yang melahirkan
harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya. UU
Nomor 36/2009 pasal 128 ayat 2 dan 3 disebutkan bahwa selama
pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah daerah dan masyarakat harus
mendukung ibu secara penuh. Di dalam Pasal 200 menjelaskan bahwa
sanksi pidana dikenakan bagi setiap orang yang dengan sengaja
menghalangi program pemberian ASI eksklusif sebagaimana dimaksud
dalam pasal 128 ayat (2). Ancaman pidana yang diberikan adalah pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah) (PP No. 33 dan UU No. 36).
Faktor penyebab putusnya pemberian ASI ekslusif sangat banyak
ditemukan, tetapi dengan terbatasnya jumlah tenaga kesehatan, kasus-
kasus yang ada tidak bisa diselesaikan satu-persatu. Oleh karena itu butuh
bantuan dari pihak lain untuk menyelesaikan masalah yang ada. Peran
serta Kader Kesehatan untuk membantu tenaga kesehatan guna
menyukseskan program pemerintah terkait meningkatkan cakupan ASI
Ekslusif sangat diperlukan. Sebagimana yang kita ketahui bahwa kader
merupakan orang yang terjun langsung didalam masyarakat dan
merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri, sehingga seorang kader
juga memiliki tanggung jawab untuk ikut menjaga Kesehatan
masyarakatnya. Dimana hal ini sesuai dengan peraturan Undang-undang
no. 36 tahun 2009 bab 16 pasal 174 tentang Kesehatan, bahwa masyarakat
diberikan kesempatan untuk ikut berperan serta baik secara perseorangan
maupun terorganisasi dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Bentuk
peranserta masyarakat dalam bidang Kesehatan salah satunya yaitu
menjadi seorang Kader. Peran Kader dalam bidang kesehatan diantaranya
dengan ikut berpartisipasi mensukseskan program pemerintah
3
dengan membantu tenaga Kesehatan menangani masalah-masalah yang
ada di masyrakat.
Metode baru yang diperkenalkan untuk mencegah dan mengatasi
permasalahan dalam mengASI yaitu dengan melakukan pijat laktasi. Pijat
laktasi adalah tehnik pemijatan yang dilakukan pada daerah kepala atau
leher, punggung, tulang belakang, dan payudara yang bertujuan untuk
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon yang berperan dalam
produksi ASI adalah hormon prolaktin dan oksitosin saat terjadi stimulasi
sel-sel alveoli pada kelenjar payudara berkontraksi, dengan adanya
kontraksi menyebabkan air susu keluar dan mengalir kedalam saluran kecil
payudara sehingga keluar tetesan susu dari putting dan masuk kedalam
mulut bayi yang disebut dengan let down reflek. Pijat ini memiliki manfaat
melancarkan saluran ASI yang tersumbat, mencegah payudara sakit ketika
menyusui, meningkatkan kualitas dan kwantitas ASI, membuat ibu rileks,
merawat 3 payudara dan mencegah terjadinya masalah saat menyusui.
Dengan memberikan pelatiahan pijat laktasi bagi Kader Kesehatan
diharapkan dapat meningkatnya keterampilan Kader untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan dalam menyusui sehingga tidak terjadi
peristiwa putus ASI. Pijat Laktasi pada saat ini belum banyak
diperkenalkan untuk meningkatkan produksi ASI. Metode ini sudah
dibuktikan dari beberapa penelitian, sebagai standar yang baik untuk
membantu permasalahan-permasalahan selama pemberian ASI (Sari et al.,
2021).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pijat laktasi terhadap produksi ASI
pada ibu pasca pesalinan di Rsud Kabupaten Tangerang.

1.2.2 Tujuan Khusus


1.1 Mengidentifikasi produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan
pijat laktasi di Rsud Kabupaten Tangerang.

4
1.2 Mengidentifikasi pengaruh pijat laktasi terhadap produksi ASI
di Rsud Kabupaten Tangerang..

1.3 Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan protap rumah sakit,
sehingga upaya pemberian ASI esklusif tercapai.
2. Bagi Dinas Kesehatan
Memberikan informasi dalam rangka perbaikan atau menyelesaikan
masalah terkait meningkatkan cukupan ASI Eksklusif sehingga tidak
terjadi peristiwa putus ASI.
3. Bagi Kelompok
Manfaat yang diperoleh adalah untuk memperdalam ilmu pengetahuan
tentang “Pendidikan Kesehatan Pijat Laktasi”

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep ASI


ASI adalah cairan tubuh yang mempunyai sifat dinamis,
didalamnya terdapat komposisi nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh bayi
untuk pertumbuhan dan perkembangannya, serta dapat memberikan
pertahanan dari berbagai macam penyakit menular. ASI merupakan
makanan pokok dan nutrisi yang sangat diibutuhkan oleh bayi. ASI sangat
dibutuhkan oleh bayi baru lahir pada masa awal kehidupan untuk tumbuh
dan berkembang hingga usia 6 bulan sampai 2 tahun. ASI eksklusif adalah
ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan tanpa
menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.
Bayi yang minum ASI mengalami pertumbuhan usus yang lebih
menyehatkan. Hal ini dikarenakan ASI mendorong koloni mikrobiotok
flora unik unik untuk meningkatkan pengembangan system imun (Nani
jahriani, 2019).

2.1.1 Kandungan ASI


ASI mengandung banyak unsur atau zat yang memenuhi
kebutuhan bayi dan ASI tidak dapat digantikan dengan susu buatan
meskipun sudah ada kemajuan teknologi. Maka ASI sering disebut
sebagai cairan kehidupan (living fluid). Kira-kira 80% dari volume
ASI adalah air, sehingga bayi tidak membutuhkan minuman
tambahan meskipun dalam kondisi panas. Kandungan-kandungan
yang terdapat dalam ASI adalah:
a. Lemak
Lemak merupakan sumber energi utama dan menghasilkan kira-
kira setengah dari total seluruh kalori ASI. Lemak yang terdapat
dalam ASI bervariasi sepanjang menyusui, dan akan bertambah
bila payudara kosong.

6
b. Protein
ASI matur mengandung kira-kira 40% kasein dan 60% protein
dadih (whey protein), di dalam perut dan mudah dicernak. Whey
protein mengandung protein anti infeksi, sementara kasein
penting untuk mengangkut kalsium dan fosfat.
c. Prebiotik (oligosakarida)
Prebiotik berinteraksi dengan sel-sel epitel usus untuk
merangsang sistem kekebalan menurunkan pH usus guna
mencegah bakteri- bakteri patogen agar tidak menimbulkan
infeksi, dan menambah jumlah bakteri-bakteri patogen agar tidak
menimbulkan infeksi, dan menambah jumlah bakteri-bakteri
bifido pada mukosa
d. Karbohidrat
Laktosa merupakan karbohidrat utama dalam ASI (98%) dan
dengan cepat dapat diurai menjadi glukosa. Laktosa penting bagi
pertumbuhan otak dan terdapat dalam konsentrasi tinggi dalam
ASI. Laktosa juga penting bagi pertumbuhan laktobacillus
bifidus. Jumlah laktosa dalam ASI juga mengatur volume
produksi ASI melalui cara osmosis.
e. Zat besi
Bayi-bayi yang diberi ASI tidak membutuhkan suplemen
tambahan sebelum usia enam bulan karena rendahnya kadar zat
besi dalam ASI yang terikat oleh laktoferin, yang
menyebabkannya menjadi lebih terserap (bioavailable) dan
dengan demikian mencegah pertumbuhan bakteri-bakteri di
dalam usus. Susu formula mengandung kira-kira enam kali lipat
zat besi bebas yang susah diserap sehingga memacu
perkembangan bakteri dan risiko infeksi.
f. Vitamin yang larut dalam lemak
Konsentrasi vitamin A dan E cukup bagi bayi. Vitamin K
dibutuhkan untuk pembekuan darah. Ketika ASI sudah matur,

7
maka melalui proses menyusui yang efektif, usus bayi terkoloni
oleh bakteri, sehingga kadar vitamin K meningkat.
g. Elektrolit dan mineral
Kandungan elektrolit dalam ASI sepertiga lebih rendah dari susu
formula, dan 0,2 persen natrium, kalium dan klorida. Tetapi
untuk kalsium, fosfor dan magnesium terkandung dalam ASI
dalam konsentrasi lebih tinggi
h. Imunoglobulin
Imunoglobulin terkandung dalam ASI dalam 3 cara dan tidak
dapat ditiru oleh susu formula
i. Jaras entero-mamari dan bronko-mamari (gut-associated
lymphatic tissue/GALT) dan bronchus-associated lymphatic
tissue/BALT). Keduanya mendeteksi infeksi dalam lambung atau
saluran napas ibu dan menghasilkan atibodi
j. Sel darah putih bertindak sebagai mekanisme pertahanan
terhadap infeksi.

2.1.2 Pengelompokan ASI


Menurut (Sari et al., 2021) ASI dikelompokan menjadi tiga,
yaitu sebagai berikut:

a. Kolostrum
Kolostrum/kolustrum diproduksi sejak kira-kira minggu ke-16
kehamilan dan siap untuk menyongsong kelahiran. Kolustrum ini
berkembang menjadi ASI yang matang 7 atau matur pada sekitar
tiga sampai empat hari setelah persalinan. Kolustrum merupakan
suatu cairan kental berwarna kuning yang sangat pekat, tetapi
terdapat dalam volume yang kecil pada hari-hari awal kelahiran,
dan merupakan nutrisi yang paling ideal bagi bayi. Bayi yang
baru lahir mempunyai ginjal yang belum sempurna dan hanya
sanggup menyaring cairan dengan volume kecil. Kolustrum juga
mempunyai manfaat membersihkan yan perut dari mekoneum

8
(BAB Bayi), ehingga akan mengurangi kemungkinan terjadinya
icterus (kuning) (Lawrence dan Lawrence, 2005). Kolustrum
berisi antibodi serta zat-zat anti infeksi seperti Ig A, lisosom,
laktoferin, dan sel-sel darah putih dalam konsentrasi tinggi
dibandingkan ASI biasa. Kolustrum juga kaya akan faktor-faktor
pertumbuhan serta vitamin-vitamin yang larut dalam lemak,
khususnya vitamin A.
b. ASI Tansisi (Transitional Milk)
Setelah produksi kolostrum habis, sekitar 7-14 hari usai
melahirkan jenis ASI kemudian berubah. Perubahan air susu ibu
ini dinamakan transisi. Jadi, jenis transisi ini merupakan fase
peralihan dari kolostrum hingga nantinya menjadi cairan ASI
yang sesungguhnya.
c. ASI Matur (Mature Milk) ASI matur mulai muncul menjelang
akhir minggu kedua setelah melahirkan. Kandungannya kaya
akan protein, karbohidrat, vitamin, mineral, hormon, growth
factors, enzim, yang semuanya sangatlah bermanfaat untuk
mendukung tumbuh kembang optimal bayi. Komposisi ASI
matur sudah konsisten seiring bertambahnya waktu, namun dapat
berubah tergantung kondisi ibu dan bayi. Misalnya bila bayi
sakit, maka tubuh Ibu akan memproduksi lebih banyak antibodi
untuk membantu melindungi sang bayi melalui ASI. Pada masa
produksi ASI matur, payudara akan terlihat lebih kecil dan
lembut daripada masa ASI transisi. Perubahan pada payudara dan
ASI ini normal karena dirancang untuk menyesuaikan kebutuhan
bayi

2.1.3 Manfaat ASI


Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu,
keluarga, masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling
sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung
enzim pencernaan. Beberapa manfaat ASI menurut (Sari et al., 2021)

9
sebagai berikut:

10
a. Manfaat ASI bagi bayi:
1) Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan
pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan.
2) Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung
berbagai zat anti kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit.
3) Melindungi anak dari serangan alergi.
4) Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk
pertumbuhan otak sehingga bayi lebih pandai.
5) Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian berbicara.
6) Membantu pembentukan rahang yang bagus.
7) Menunjang perkembangan motorik sehiingga bayi akan cepat
bisa berjalan.
b. Manfaat ASI bagi ibu:
1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.
2) Mengurangi terjadinya anemia
3) Menjarangkan kehamilan
4) Mengecilkan Rahim
5) Ibu lebih cepat mengalami penurunan berat badan
6) Mengurangi kemungkinan menderita kanker
7) Lebih ekonomis dan murah
8) Tidak merepotkan dan hemat waktu
9) Lebih praktis dan portable
10) Memberi kepuasan bagi ibu tersendiri
c. Manfaat ASI bagi Lingkungan:
1) Mengurangi bertambahnya sampah dan polusi di dunia
2) Tidak menambah polusi udara karena pabrik-pabrik yang
mengeluarkan asap.
d. Manfaat ASI bagi Negara:
1) Penghemat devisa untuk membeli susu formula dan
perlengkapan menyusui

11
2) Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah-
muntah, mencret dan sakit saluran nafas
3) Penghematan obat-obatan, tenaga dan sarana kesehatan.
4) Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan
berkualitas untuk membangun Negara.
e. Manfaat ASI bagi keluarga :
1) Aspek ekonomi: ASi tidak perlu dibeli dan membuat bayi
jarang sakit sehingga dapat mengurangi biaya berobat
2) Aspek psikologis: menjarangkan kelahiran, dan mendekatkan
hubungan bayi dengan keluarga.
3) Aspek kemudahan : Sangat praktis sehingga dapat di berikan
dimana saja dan kapan saja dan tidak merepotkan orang lain.

2.2 Konsep Laktasi


Menyusui merupakan proses pemberian ASI dari ibu kepada
bayinya untuk pemenuhan nutrisi bagi bayi. Proses ini membutuhkan
kerjasama anatara ibu dan bayi. Menurut definisnya menyusui atau sering
disebut dengan istilah laktasi merupakan teknik pemberian ASI mulai dari
produksi sampai ke proses menghisap dan menelan ASI. Laktasi
merupakan bagian kelengkapan siklus reproduksi pada mamalia termasuk
manusia (Lestari et al., 2021).

Laktasi juga diartikan sebagai proses penerimaan ASI oleh bayi


dari payudara ibu. Menyusui laktasi didefiniskan sebagai proses gerakan
menghisap dan menelan air susu ibu melalui mulut bayi secara langsung
ke putting susu ibu (Sitepoe, 2013) dalam (Lestari et al., 2021).
Berdasrkan uraian definisi oleh bberapa pakar, bahwa lakstasi merupakan
proses pemberian ASI dari payudara ibu ke bayi secara langsung sebagai
pemenuhan nutrisi bagi bayi sampai bayi usia dua tahun (baduta).

Pada bayi baru lahir rata-rata menyusu 10-12 kali dalam 24 jam.
Artinya setiap 3-2 jam sekali bayi akan minta ASI. Pada setiap kali
menyusu bayi bisa mengosongkan payudara sekitar 5-7 menit. Perlu
diketahui bahwa
12
kesuksesan pemberian ASI sangat erat kaitanyanya dengan anatomi
payudara dan fisiologi laktasi serta faktor yang beriktan erat dengan laktasi
(Lestari et al., 2021).

Sedangkan menurut (Lubis & Angraeni, 2021) laktasi adalah


produksi dan pengeluaran ASI, dimana calon ibu ibu harus sudah siap baik
secara psikologis dan fisik. Jika laktasi baik maka bayi cukup sehat
menyusu. Produksi ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi, volume ASI
500 – 800 ml/hari (3000 ml/hari). Laktasi adalah keseluruhan proses
menyususi mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi mengisap dan
menlan ASI.

2.2.1 Fisiologi Laktasi


Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta
meningkatkan tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih
dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau
ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progesteron menurun
drastis, sehingga prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai
terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi
perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis,
sehingga sekresi ASI lebih lancar. Dua refleks pada ibu yang sangat
penting dalam proses laktasi yaitu reflek prolaktin dan reflek aliran
timbul akibat perangsangan puting susu akibat perangsangan hisapan
puting susu oleh hisapan bayi (Lubis & Angraeni, 2021).

2.2.2 Refleks Penting dalam Proses Laktasi


Menurut (Lestari et al., 2021) terdapat 2efleks penting dalam
proses laktasi yaitu:

1. Reflek Prolactin
Reflek prolactin merupakan stimulasi produksi ASI yang
membutuhkan implus saraf dari putting susu, hipotalamus,
hipofise anterior, prolactin, alveolus dan ASI. Pada akhir

13
kehamilan hormone prolactin memegang peranan penting
untuk membuat kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas
dikarenakan adanya aktivitas prolactin yang dihambat oleh
estrogen dan progesterone yang masih tinggi. Isapan bayi pada
putting susu akan merangsang ujung saraf sensoris. Selanjutnya
kan diteruskan ke hipotalamus melalui medulla spinalis,
sehingga hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor yang
menghambat sekresi prolactin. Faktor ini akan merangsang
hipofises anterior mengasilkan prolactin, prolactin akan
merangsang sel alveoli untuk membuat air susu. Kadar
prolactin pada ibu menyusui akan normal pada tiga bulan
pertama pasca melahirkan sampai masa penyapihan. Namun
pada kondisi ibu pasca melahirkan yang tidak menyusui makan
kadar prolactin akan normal pada minggu ke 2-3. Prolakktin
akan meningkat dalam keadaan gangguan psikologis misalnya
stress, anestesi, operasi, rangsangan putting susu, hubungan
seksual dan obat- obatan tranqulizer hipotalamus.
2. Refleks Aliran (let down reflex)
Proses pembentukan prolactin di hipofisis anterior, diterukan
ke hipofisis posterior oleh pengaruh isapan bayi yang kemudian
akan dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah oksitosin
diteruskan ke bagian uterus sehingga menimbukkan kontraksi
uterus. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah
diproduksi dan keluar dari alveoli lalu masuk ke dalam system
ductus selanjutkanya ke ductus lactiferous dan masuk ke dalam
mulut bayi. Let down refex dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut ini
1) Kenyamanan dan ketenangan ibu
2) Melalui mengaati, melihat bayi c. Mendengarkan suara bayi
d. Mencium dan mendekap bayi
3) Memikirkan untuk menyusui bayi

14
Namun demikian, terdapat pula faktor yang menghambat let
down reflex antara lain ibu dalam keadaan cemas, takut,
khawatir serta ragu akan kemampuannya dalam merawat bayi.
Reflek penting dalam mekanisme isapan bayi antara lain:

1. Reflek Menangkap (Rooting Reflex)


Reflek ini muncul saat bayi baru lahir dengan cara menyentuh
pipi bayi maka bayi akan menoleh kearah sentuhan. Bibir bayi
dirangsang dengan putting susu maka bayi akan membuka
mulut dan berusaha menangkap putting susu.
2. Reflek menghisap (Sucking Reflex)
Reflek ini muncul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh
oleh putting. Agar putting mencapai palatum, maka sebagian
besar areola harus masuk ke dalam mulut bayi. Sehingga sinus
lactiferous yang berada di bawah areola tertekan antara gusi,
lidah dan palatum yang menyebabkan ASI akan keluar.

2.3 Konsep Pijat Laktasi


Air susu ibu atau ASI sangat penting untuk perkembangan bayı,
terutama bayi yang baru lahir. Kandungan yang ada di dalam ASI, mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi sampai 6 bulan pertama kehidupanya.
Para ibu tentu saja ingin memberikan ASI secara lancar dan eksklusif
untuk bayi mereka, namun ada beberapa ibu yang ASl-nya kurang lancar.
Banyak hasil dapi penelitian yang menyatakan bahwa kondisi ibu yang
kurang rileks merupakan salah satu peyebab ASI menjadi kurang lancar.
Untuk mengatasinya salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan pemijatan, pemijatan tersebut dikenal dengan pijat laktasi (Sari
et al., 2021).

Pijat Laktasi merupakan istilah yang merujuk pada pijat ibu


menyusui. Pijat laktasi ini di khususkan untuk ibu menyusui karena
menitikberatkan pada titik-titik rangsang ASI. Pijat laktasi pada umumnya
dilakukan kepada seorang ibu yang memiliki masalah akan produksi ASI,

15
ibu yang memiliki produksi ASI tidak lancar sangat di anjurkan untuk
melakukan pijat laktasi. Pijat laktasi dilakukan diarea punggung dan
payudara, pemijatan dilakukan pada keadaan payudaranya normal,
bengkak, atau tidak lancar, dan pada kasus ibu ingin relaksasi maka
dibantu dengan pijat pada bagian-bagian tubuh tertentu yang memberikan
dampak positif terhadan kondisi pikiran dan tubuh ibu, memberi efek
tenang, menormalkan sirkulasi darah, serta meningkatkan pasokan ASI
(Sari et al., 2021).

Teknik pijat laktasi ini telah diaplikasikan oleh pelatih Arugaan


Filipina Bersama 5.000 rekan konselor (terdiri dari dokter, perawat, bidan,
motivator ibu dan petugas kesehatan) dari 20 kota, dalam proyek tanggap
darurat 'Relactation Journey (2011-2012). Selama bencana angin topan dan
banjir lumpur di Manila, sebanyak 3.435 pasangan ibu-bayi berhasil
direlaktasi dan kembali menyusui dengan sukses. Jenis-jenis minyak yang
digunakan untuk memijat adalah Virgin Coconut Oil (VCO), Olive oil,
Almond oil, Cocoa butter, Herbal aromatic dengan dasar minyak dan
minyak lainnya yang tidak melalui proses pemanasan (Sari et al., 2021).

Pijat laktasi adalah teknik pemijatan yang dilakukan pada daerah


kepala atau leher, punggung, tulang belakang, dan payudara yang
bertujuan untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon
yang berperan dalam produksi ASI adalah hormon prolaktin dan oksitosin
saat terjadi stimulasi sel-sel alveoli pada kelenjar payudara berkontraksi,
dengan adanya kontraksi menyebabkan air susu keluar dan mengalir ke
dalam saluran kecil payudara sehingga keluar tetesan susu dari puting dan
masuk ke dalam mulut bayi yang disebut dengan let down refleks
(Indriyani, dkk 2016) dalam (Siti Muawanah & Desi Sariyani, 2021).

2.3.1 Manfaat Pijat Laktasi


Manfaat pijat laktasi diantaranya :

a. Menenangkan pikiran

16
b. Relaksasi tubuh
c. Menormalkan aliran darah
d. Mengatasi bengkak
e. Meningkatkan suplay ASI
f. Mencegah sumbatan pada padara.

2.3.2 Waktu yang Tepat dilakukannya Pijat Laktasi


1. Trimester ke III kehamilan atau sesaat sebelum melahirkan
2. Sesudah melahirkan
3. Pada saat ibu merasakan suplai ASI yang menurun

2.3.3 Langkah-langkah Melakukan Pijatan


Langkah-lankah dalam melakukan pijat lakstasi menurut (Sari et
al., 2021):
1. Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pijatan Langkah-
langkah sebelum melakukan pijatan ialah:
a. Siapkan alat dan bahan
b. Lakukan Informed consent
c. Menjaga privasi klien
d. Cuci tangan
2. Teknik Pemijatan
a. Leher
Memijat leher dengan ibu jari dan jari telunjuk membentuk
huruf C dari pangkal leher kearah bawah. Lakukan Massage
dengan tangan kanan dileher dan tangan kiri menopang
kepala, gerakan jari dari atas ke bawah ada tekanan dan dari
bawah ke atas tidak ada tekanan, hanya usapan ringan saja.
Lakukan sebanyak 5-6x dan tekan di titik pressure di
belakang tulang telinga.

17
b. Bahu
Lakukan pemijatan kedua bahu dengan kedua tangan dari
luar kedalam ada tekanan dan dari dalam keluar mengusap
secara ringan. Lakukan gerakan 5-6x, setelah itu tekan titik
pressure diatas tulang clavikula yang memiliki cekungan,
lalu bentuk huruf C tekan bersamaan dari depan ke

belakang.

c. Scapula
Lakukan pemijatan pada sela tulang scapula kiri 5-6x
gerakan, setelah itu tekan titik pressure di jam 3,6,8 dan
scapula kanan caranya sama di titik pressure 9,6,4.

d. Punggung
Gerakan pada Punggung terdiri dari 4 Gerakan yaitu :
1) Usap dengan rileksasi seperti teknik efflurage
2) Lakukan pemijatan dengan telapak tangan dan kelima
jari dari atas turun ke bawah.

18
3) Gerakan jari memutar membentuk lingkaran kecil di
antara ruas tulang belakang.
4) Usap dari leher kearah scapula menuju payudara diarah
titik jam 6 lalu tekan

e. Payudara Gerakan pada payudara terdiri dari beberapa


degarakan seperti:
1) Gerakan membentuk kupu-kupu besar

2) Gerakan membentuk kupu-kupu kecil

3) Gerakan membentuk sayap

19
4) Gerakan jari memutar membentuk lingaran kecil

5) Gerakan segitiga, dimana kedua jari di satukan


membentuk segitiga di payudara

f. Penekannan pada titik pressur di payudara


1) Lakukan pengukurang menggunakan 1 ruas jari tangan
ibu kea rah ketiak

2) Lakukan putaran kecil pada daerah yang diukur


kemudian tekan

20
3) Titik pressur 3 jari di bagian atas putting lalu berikan
penekanan

4) Titik pressur 6 jari di bagian atas putting lalu berikan


penekanan

5) Bentuk kunci C dengan tangan kakan menyangga


payudara ibu, lalu dengan tangan kiri teken bagian atas
putting

6) Bentuk kunci C di bagian aerola dan tekan

7) Telunjuk kakak dan kiri tangan di teletakkan di samping


putting lalu di tarik naik dan turun
8) Selanjutnya memerah ASI dengan gentle

21
BAB III

METODE KEGIATAN

3.1 Bentuk Kegiatan


Bentuk kegiatan yang digunakan merupakan sebuah rangkaian yang
sistematis, diantaranya:
1. Bekerjasama dengan Universitas Yatsi Madani dan Rsud Kabupaten
Tangerang, guna menyelenggarakan penyuluhan
2. Memberikan leaftlet sebelum kegiatan
3. Penyuluhan dilakukan kepada ibu menyusui
4. Memberikan materi pijat laktasi
5. Pelaporan akhir

3.2 Waktu dan Tempat


Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di ruang Perina Atas
Rsud Kabupaten Tangerang pada bulan Januari 2024.

3.3 Peserta dan Sasaran


1. Peserta dalam program penyuluhan ini adalah ibu menyusui
2. Sasaran dalam penyuluhan Kesehatan yaitu ibu menyususi di ruang
Perina Atas Rsud Kabupaten Tangerang

3.4 Tujuan
1. Tujuan Umum:
Untuk meningkatkan pengetahuan orang tua terkait penggunaan pijat
laktasi untuk meningkatkan produksi ASI
2. Tujuan Khusus:
1) Memberikan edukasi tentang pengertian pijat laktasi
2) Memberikan edukasi tentang manfaat pijat laktasi
3) Memberikan edukasi dan mempraktikan langkah-langkah pijat
laktasi

22
3.5 Rancangan Evaluasi
Evaluasi kegiatan dilakukan setelah kegiatan penyuluhan Kesehatan
dengan menggunakan lembar evaluasi dan lembar ceklist karena orang tua
mencoba melakukan Kembali pijat laktasi. Adapun hasil yang harus
tercapai adalah pengetahuan orang tua mengingat tentang pijat laktasi.

3.6 Rencana Anggaran Biaya


1. Kebutuhan Dana
Dana yang dibutuhkan untuk melakuka program penyuluhan
Kesehatan sebesar Rp. 200.000.-
2. Sumber Dana
Sumber dana untuk menjalankan program penyuluhan Kesehatan ini
didapatkan dari iuran mahasiswa.
3. Prediksi Biaya
Biaya yang digunakan dalam kegiatan ini untuk:
a. Pembuatan laporan
b. Konsumsi
c. Gift

3.7 Susunan Panitia


1. Leader : Aldi Nubli
2. Co Leader : Hilda Hijrianti
3. Dokumentasi : Siti Romizatul Halawiyah

23
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Waktu Pertemuan : Selasa, 16 Januari 2024


1. Tujuan Intruksional :
1) Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan ini selama 30 menit,
diharapkan keluarga mampu memahami dan menerapkan pijat laktasi pada
ibu menyusui.
2) Tujuan Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit mengenai
Penggunaan Pijat Laktasi untuk Meningkatkan Produksi ASI. Keluarga di
harapkan mampu :

1. Mengetahui dan memahami pengertian pijat laktasi


2. Mengetahui dan memahami manfaat pijat laktasi
3. Mengetahui dan memahami waktu yang tepat dalam melakukan pijat
laktasi
4. Mengetahui dan mempraktekan pijat laktasi

2. Pokok Bahasan : Bayi berat lahir rendah, edukasi : kesiapan : orang tua

3. Sub Pokok Bahasan :


1) Definisi pijat laktasi
2) Manfaat pijat laktasi
3) Waktu yang tepat melakukan pijat laktasi
4) Praktik langkah-langkah pijat laktasi

4. Kegiatan mengajar

Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media


Pembukaa Pendahuluan: a. Menjawab salam Ceramah/
n 5 menit 1. Membuka kegiatan b. Mendengarkan dan leafet
dengan mengucapkan memperhatikan

24
(09.00- salam dan mengucapkan c. Mendengarkan dan
09.05) bismillahirrahmanirrahim memperhatikan
2. Memperkenalkan diri d. Menyepakati kontrak
3. Menjelaskan maksud dan e. Menerima leaflet
tujuan dari penyuluhan
4. Kontrak waktu
5. Membagikan leaflet
Penyajian/i Menyampaikan materi: a. Memperhatikan dan Ceramah/
si 15 menit 1. Menjelaskan pengertian mendengarkan leaflet
(09.05- pijat laktasi b. Memperhatikan dan
09.20) 2. Menjelaskan manfaat mendengarkan
pijat laktasi c. Memperhatikan dan
3. Menjelaskan waktu yang mendengarkan
tepat melakukan pijat d. Memperhatikan dan
laktasi mendengarkan
4. Mempraktikan langkah- e. Memperhatikan,menden
langkah pijat laktasi garkan dan
Mempraktikkan
Evaluasi 1. Meminta keluarga pasien a. Menyebutkan definisi Ceramah
10 menit untuk menyebutkan pijat laktasi
(09.20- kembali definisi pijat b. Menyebutkan manfaat
09.30) laktasi pijat laktasi
2. Meminta pasien untuk c. Menyebutkan kembali
menyebut manfaat pijat waktu yang tepat
laktasi melakukan pijat laktasi
3. Meminta keluarga untuk d. Mempratikan langkah-
menyebutkan kembali langkah pijat laktasi
waktu yang tepat
melakukan pijat laktasi

25
4. Mempraktikan langkah-
langkah pijat laktasi.

Terminasi 1. Kesimpulan a. Memperhatikan dan Ceramah


5 menit 2. Mengucapkan terima mendegarkan
(09.30- kasih atas perhatian b. Mendengarkan
09.35) peserta penyuluhan, baik c. Mengucapkan hamdalah
pasien maupun keluarga d. Menjawab salam
pasien
3. Mengucapkan hamdalah
4. Mengucapkan salam
penutup

26
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Hasil Pelaksanaan


Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan (PenKes) dilakukan pada hari
Selasa, 16 Januari 2024, dilakukan secara langsung di Ruang Perina Atas RSUD
Kab. Tangerang pada pukul 09.00 sampai dengan 09.45 WIB. Pada kegiatan ini
diikuti oleh 6 ibu pasien yang diawali dengan pembukaan, tim memperkenalkan diri
dan menjelaskan tujuan diadakannya kegiatan ini, kegiatan selanjutnya yaitu
menjelaskan materi dan mendemonstrasikan Pijat Laktasi Untuk Meningkatkan
Produksi, dan selanjutnya evaluasi.

Tahap Pembukaan Dan Perkenalan

Tahap Pelaksanaan

27
Tahap Terminasi

4.2 Pembahasan
Kegiatan penyuluhan ini dilakukan juga dengan membagikan leaflet
dan mempraktekan tentang Pijat Laktasi Untuk Meningkatkan Produksi
kepada pasien untuk dapat memahami dan mampu mempraktekannya tanpa
bantuan dari tim penyuluhan. Tidak hanya itu, pemateri juga menjelaskan
materi mengenai Pengertian, kandungan, manfaat, dan Langkah-langkah,
sehingga dapat menambah pengetahuan pasien mengenai hal tersebut.

Peserta dari kegiatan penyuluhan kesehatan ini diikuti oleh 6 ibu


28
pasien. Penyuluhan ini dilaksanakan di Perina Atas RSUD Kab. Tangerang
yang dilakukan secara offline. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan
menggunakan metode ceramah dan prakterk terkait materi yang telah
disampaikan. Dengan terdiri dari beberapa tahapan:

1. Bentuk kegiatan yang digunakan merupakan sebuah rangkaian yang


sistematis, diantaranya: Bekerjasama dengan Universitas Yatsi Madani dan
RSUD Kab. Tangerang, guna menyelenggarakan penyuluhan.

a. Memberikan leaflet sebelum kegiatan.

b. Penyuluhan dilakukan kepada keluarga/pendamping pasien

c. Memberikan materi tentang Edukasi pemberian ASI pada anak dan cara
melakukan pijat laktasi untuk membantu memperlancar keluarnya ASI.

d. Pelaporan akhir.

2. Waktu dan tempat kegiatan penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan di


Ruang Perina Atas RSUD Kabupaten Tangerang pada hari Selasa, 16
Januari 2024 pukul 09.00 WIB s/d 09.45 WIB.

3. Peserta dan Sasaran

a. Peserta dalam program penyuluhan ini adalah ibu pasien anak di Ruang
Perina Atas RSUD Kabupaten Tangerang.

b. Sasaran dalam penyuluhan kesehatan yaitu keluarga/pendamping pasien


di Ruang Peina Atas RSUD Kabupaten Tangerang.

4. Keterlibatan mitra yang terlibat dalam program pengabdian masyarakat


adalah RSUD Kab. Tangerang di Ruang Perina Atas. Rancangan evaluasi
kegiatan dilakukan setelah kegiatan penyuluhan kesehatan dengan
menerapkan Pijat Laktasi Untuk Meningkatkan Produksi ASI agar bisa
mempraktekannya di rumah. Adapun hasil yang harus tercapai adalah
pasien mampu menerapkan materi-materi yang sudah dipaparkan tadi di
rumah secara mandiri.

29
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pijat laktasi adalah teknik pemijatan yang dilakukan pada daerah
kepala atau leher, punggung, tulang belakang, dan payudara yang
bertujuan untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon
yang berperan dalam produksi ASI adalah hormon prolaktin dan oksitosin
saat terjadi stimulasi sel-sel alveoli pada kelenjar payudara berkontraksi,
dengan adanya kontraksi menyebabkan air susu keluar dan mengalir ke
dalam saluran kecil payudara sehingga keluar tetesan susu dari puting dan
masuk ke dalam mulut bayi yang disebut dengan let down refleks

5.2 Saran
1. Bagi ibu hamil

Dapat mempersiapkan diri dengan baik yaitu salah satunya dengan


melakukan perawatan payudara agar produksi ASI lancar sehingga
dapat memberikan ASI yang cukup bagi bayi selama masa menyusui.

2. Bagi tenaga kesehatan

Diharapkan lebih meningkatkan kegiatan penyuluhan yang terjadwal


dan berkesinambungan kepada ibu hamil maupun ibu menyusui
tentang perawatan payudara selama kehamilan dan pentingnya
memberikan ASI pada bayi selama 6 bulan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, P., Fatimah, & Ayuningrum, L. D. (2021). Pijat Oksitoksin Laktasi


Lancar Bayi Tumbuh Sehat. Elmatera.
https://www.ptonline.com/articles/how-to-get- better-mfi-results

Lubis, D. R., & Angraeni, L. (2021). Pijat Oksitosin Sebagai Langkah Awal
Gentle Breastfeeding. CV. Pustaka Learning Center.

Nani jahriani. (2019). Pengaruh Pijat Laktasi terhadap Produksi ASI pada Ibu di
Kelurahan Sendang Sari Kabupaten Asahan Tahun 2019. Excellent
Midwifery Journal, 2(2), 14–20.

Sari, S. I. P., Harahap, J. R., & Helina, S. (2021). Pelatihan Pijat Laktasi Untuk
Kader Kesehatan.

Siti Muawanah, & Desi Sariyani. (2021). Pengaruh Pijat Laktasi Terhadap
Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Menyusui Baby Spa Pati. Jurnal Ilmu
Kebidanan Dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health),
12(1), 7–15. https://doi.org/10.52299/jks.v12i1.77

Anda mungkin juga menyukai