Anda di halaman 1dari 13

PENGKAJIAN LANSIA DENGAN KATZ INDEKS

Dosen Pengampu :
Ns. Syamikar Baridwan Syamsir,M.Kep.,Sp.Kep.K.

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Anisa Firdausi
Ghina Chalista
Khalisah Salsabila
Mutmainna Yudha
Salma Salsabila
Shafa Amalia Tazha
Suci Ayuwandita

Kelas 7C (Bilingual A)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang, kami

panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang pengkajian Kats Indeks Keperawatan

Gerontik.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai

sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa

terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini baik dari segi tulisan maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu dengan rasa hormat kami menerima kritik dan saran dari pembaca makalah

ini. Sekian dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Isi
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
METODE PENGKAJIAN.........................................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................7
HASIL........................................................................................................................................7
BAB IV......................................................................................................................................9
DISKUSI/PEMBAHASAN.......................................................................................................9
BAB V......................................................................................................................................10
KESIMPULAN........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
LAMPIRAN.............................................................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN

Keperawatan Gerontik adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan


pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang bersifat konprehensif terdiri dari bio-psiko-
sosio-spritual dan kultural yang holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun
sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (UU RI No.38 tahun 2014).
Terdiri dari bio-psiko-social-cultur dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan
(yang terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi).

Pengkajian keperawatan pada lansia adalah suatu tindakan peninjauan situasi lansia
untuk memperoleh data dengan maksud menegaskan situasi penyakit, diagnosis masalah,
penetapan kekuatan dan kebutuhan promosi kesehatan lansia

Meningkatnya usia harapan hidup penduduk menyebabkan peningkatan jumlah lansia


dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah lansia akan menyebabkan berbagai masalah
kesehatan seperti meningkatnya penyakit degenerative dan penurunan produktivitas lansia
sehingga dapat menyebabkan penurunan kemandirian. Kemandirian pada lansia dinilai dari
kemampuan lansia untuk melakukan aktivitas sehari-hari (activity of daily living). Activity of
Daily Living adalah suatu bentuk penilaian kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas
secara mandiri.

Katz Indeks merupakan sebuah alat ukur bagi perawat untuk dapat melihat status
fungsi pada klien usia lanjut dengan mengukur kemampuan mereka untuk melakukan
aktivitas sehari-hari, dapat juga untuk meramalkan prognosis dari berbagai macam penyakit
pada lansia. Dari uraian tersebut, penulis ingin membahas lebih lanjut mengenai pemeriksaan
Indeks KATZ pada lansia dengan tujuan agar mengetahui cara pengkajian katz indeks.
BAB II

METODE PENGKAJIAN

The Katz Indeks of Independence in Activities of Daily Living, sering disebut sebagai
Katz Indekz ADL, adalah yang paling tepat untuk menilai status fungsional sebagai
pengukuran kemampuan klien untuk melakukan kegiatan dalam hidup sehari-hari secara
mandiri. Mengukur level kemampuan aktivitas klien adalah fungsi penting penilaian awal
ADL. Dokter dan perawat biasanya menggunakan alat ini untuk mendeteksi masalah dalam
aktivitas sehari-hari melakukan dan merencanakan perawatan yang sesuai.

Katz Indeks merupakan sebuah alat ukur bagi perawat untuk dapat melihat status
fungsi pada klien usia lanjut dengan mengukur kemampuan mereka untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. dapat juga untuk meramalkan prognosis dari berbagai macam penyakit
pada lansia. Adapun aktivitas yang dinilai menurut (Ritonga, 2018) adalah Bathing, Dressing,
Toileting, transferring, continence dan feeding, dengan penilaian sebagai berikut :

1. Mandi

Mandiri : Bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti punggung atau ekstremitas yang
tidak mampu) atau mandi sendiri sepenuhnya

Bergantung : Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan masuk dan keluar dari
bak mandi, serta tidak mandi sendiri.

2. Berpakaian

Mandiri : Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian, melepaskan pakaian,


mengancing/mengikat pakaian.

Bergantung : Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian.

3. Toileting

Mandiri : Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian membersihkan genitalia sendiri

Bergantung : Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan menggunakan pispot.

4. Berpindah (Transferring)

Mandiri : Berpindah dari tempat tidur, bangkit dari kursi sendiri


Bergantung : Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau kursi, tidak melakukan
sesuatu atau perpindahan.

5. Kontinen (continence)

Mandiri : BAB dan BAK seluruhnya dikontrol sendiri.

Bergantung : Inkontinesia persial atau total yaitu menggunakan kateter dan pispot, enema
dan pembalut/pampers.

6. Makanan

Mandiri : Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya sendiri

Bergantung : bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan menyuapinya, tidak
makan sama sekali dan makan parenteral atau melalui Naso Gastrointestinal Tube (NGT).

Populasi sampel yang kami ambil adalah seorang lansia yang berusia 70 tahun, menderita
demensia yang tinggal di daerah Cikarang. Prosedur yang diambil dalam melakukan
pengkajian ini dengan cara wawancara.
BAB III

HASIL

Ny S seorang lansia yang berusia 70 tahun. menderita demensia yang tinggal di


daerah Cikarang, Tingkat kesadaran compos mentis tekanan darah120/ 90 mmHg RR 20 kali/
menit, suhu 36 °C, HR : 80 kali/menit. BB : 45 kg, TB140 cm Pasien mampu melakukan
ADL, Pola konsumsi makan Ny. S. Makan 3kali sehari , Pola istirahat tidur Ny. S.
mengatakan dapat tidur setiap hari tanpa ada gangguan, dan bangun dari tempat tidur tidak
perlu bantuan dari anaknya. BAB : 1 kali/ hari, tidak mengalami gangguan saat BAB, BAK
3-4 kali/ hari dikamar mandi. Saat Ny S ditanya, Apakah dapat melakukan aktivitas sendiri
seperti mandi? .Ny S mengatakan tidak dapat melakukannya sepenuhnya, Ny S memerlukan
bantuan pada bagian tertentu (misalnya pada punggung dan bagian ekstremitas tertentu).
Selanjutnya bertanya apakah pasien dapat berpakaian sendiri? Ny S mengatakan dapat
memakai baju sendiri.

Pengkajian Katz Indeks


No. Aktivitas Mandiri Tergantung
1. Mandi √
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian
mandi( seperti punggung atau
ekstremitas yang tidak mampu ) atau
mandi sendiri sepenuhnya
Bergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian
tubuh, bantuan masuk dan keluar
dari bak mandi, serta tidak mandi
sendiri
2. Berpakaian √
Mandiri:
Mengambil baju dari lemari,
memakai pakaian, melepaskan
pakaian, mengancingi/mengikat
pakaian.
Bergantung:
Tidak dapat memakai baju sendiri
atau hanya sebagian
3. Ke kamar kecil √
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil
kemudian membersihkan genetalia
sendiri
Bergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke
kamar kecil dan menggunakan pispot
4. Berpindah √
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur
untuk duduk, bangkit dari kursi
sendiri
Bergantung:
Bantuan dalam naik atau turun dari
tempat tidur atau kursi, tidak
melakukan satu, atau lebih
perpindahan
5. Kontinen √
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol
sendiri
Bergantung :
Inkontinensia parsial atau total;
penggunaan kateter, pispot, enema
dan pembalut (pampers)
6. Makan √`
Mandiri: Mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya sendiri
Bergantung:
Bantuan dalam hal mengambil
makanan dari piring dan
menyuapinya, tidak makan sama
sekali, dan makan parenteral ( NGT)

Dari kemampuan melaksanakan 6 aktivitas dasar tersebut, kemudian di klasifikasikan


menjadi 7 tahapan, dan disebut sesuai dengan aktivitas yang bisa dikerjakan sendiri. Tahapan
aktivitas di atas kemudian disebut dengan Katz Indeks secara berurutan adalah sebagai
berikut:

1. Indeks Katz A : mandiri untuk 6 aktivitas


2. Indeks Katz B : mandiri untuk 5 aktivitas
3. Indeks Katz C : mandiri, kecuali mandi dan satu fungsi lain
4. Indeks Katz D : mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan 1 fungsi lain
5. Indeks Katz E : mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi lain
6. Indeks Katz F : mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu
fungsi lain
7. Indeks Katz G : tergantung pada orang lain untuk 6 aktivitas
BAB IV

DISKUSI/PEMBAHASAN

Dari hasil pengkajian katz indeks pasien dapat diambil kesimpulan bahwa pasien
berada pada skore B yaitu pasien dapat melakukan 5 aktivitas kecuali mandi tidak dapat
melakukannya sepenuhnya.

Ny S tidak dapat melakukan aktivitas mandi mandiri karena tidak dapat menjangkau
area punggung, dan butuh bantuan untuk membersihkan area lainnya seperti genitalia.
Dengan indeks katz, perawat dapat mengevaluasi aktivitas kehidupan sehari-hari dan
digunakan sebagai pengukuran status fungsional klien.
BAB V

KESIMPULAN

Ny S mengalami gangguan pada aktivitas mandi mandiri, Ny S masuk pada kategori


Indeks Katz B, dimana Ny S dapat melakukan 5 aktivitas dengan mandiri berdasar pada
penilaian Katz. Ny S mengatakan tidak dapat melakukannya sepenuhnya, Ny S memerlukan
bantuan pada bagian tertentu seperti pada punggung dan bagian ekstremitas tertentu dan
selebihnya klien dapat melakukan semuanya dengan mandiri.
Pentingnya pengkajian keperawatan pada lansia yaitu memberikan bantuan,
bimbingan, pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu.
Dengan begitu klien dapat mengenali masalah yang dialami serta tahu bagaimana cara
mengurangi dan mencegah agar masalah di terulang kembali.
DAFTAR PUSTAKA

https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/145052/mod_resource/content/1/11%20ASKEP
%20%28Pengkajian%29%20GERONTIK.pdf

https://www.academia.edu/42181939/MAKALAH_INDEKS_KATZ
LAMPIRAN

Video pengkajian Katz Indeks pada lansia

https://youtu.be/JUFkCnpTEjA?si=-JO55lu2jSebqmDt

Anda mungkin juga menyukai