Anda di halaman 1dari 15

Makalah Keperawatan Gerontik

Pemeriksaan Psikogerontik Pada Lansia

Oleh :

1. Purna Olla (PO5303201201103)


2. Theresia Bulin (PO5303201201109)
3. Yuli Damayanti (PO5303201201115)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemeriksaan
Psikogerontik Pada Lansia” dengan baik.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik.
Selain itu, makalah ini dibuat guna menambah wawasan bagi pembaca.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, yang membantu kami dalam
menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu diperlukan kritik dan
saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................i

Daftar Isi ....................................................................................................................................ii

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................................1

Bab 2 Tinjauan Teori

2.1 Konsep Status Fungsional...............................................................................................2


2.2 Pengkajian Status Fungsional.........................................................................................3
2.3 Konsep Status Kognitif...................................................................................................4
2.4 Pengkajian Status Kognitif..............................................................................................6

Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................11
3.2 Saran..............................................................................................................................11

Daftar Pustaka...........................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengkajian status fungsional sangat penting, terutama ketika terjadi hambatan pada
kemampuan lansia dalam melaksanakan fungsi kehidupan sehari - harinya. Aktivitas
kehidupan harian yang dalam bahasa Inggris disingkat ADL (activity of daily living) adalah
merupakan aktivitas pokokbagi perawatan diri.
Fungsi kognitif merupakan kemampuan untuk memperoleh kecerdasan yang meliputi
proses berpikir, daya ingat, pengertian, serta perencanaan (Harini et al, 2018). Perubahan
kognitif yang dialami oleh lanjut usia berupa perubahan pada kepribadiannya, memori (daya
ingat), serta pada perubahan intelektual. Perubahan fungsi kognitif tersebut dapat terjadi
karena terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu jenis kelamin dimana perempuan
mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami penurunan fungsi kognitif dari pada laki-laki.
Banyaknya keluhan dan risiko terjadinya gangguan pada kognitif maka diperlukan
deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan tes Mini Mental State Examination (MMSE)
dan juga Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ). MMSE merupakan tes yang
paling sensitif dalam mendeteksi gangguan pada fungsi kognitif. Short Portable Mental
Status Questionnaire (SPMSQ) merupakan instrumen yang mudah digunakan, serta tidak
memerlukan alat dan bahan yang bersifat khusus. Instrumen ini digunakan untuk mendeteksi
tingkat kerusakan intelektual, terdiri dari 10 pertanyaan yaitu orientasi, riwayat pribadi,
memori jangka pendek, memori jauh, serta kemampuan matematis (Murtiyani et al, 2017).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana konsep status fungsional pada lansia?
1.2.2 Bagaimana pengkajian status fungsional pada lansia?
1.2.3 Bagaimana konsep status kognitif pada lansia?
1.2.4 Bagaimana pengkajian status kognitif pada lansia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Agar mahasiswa mengetahui tentang konsep status fungsional pada lansia.
1.3.2 Agar mahasiswa mengetahui tentang pengkajian status fungsional pada lansia.
1.3.3 Agar mahasiswa mengetahui tentang konsep status kognitif pada lansia.
1.3.4 Agar mahasiswa mengetahui tentang pengkajian status kognitif pada lansia.
BAB 2

TINJAUAN MATERI

2.1 Konsep Status Fungsional


Pengkajian status fungsional sangat penting, terutama ketika terjadi hambatan
pada kemampuan lansia dalam melaksanakan fungsi kehidupan sehari - harinya.
Kemampuan status fungsional ini harus dipertahankan semandiri mungkin. Aktivitas
kehidupan harian yang dalam bahasa Inggris disingkat ADL (activity of daily living)
adalah merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. Pengkajian ADL penting untuk
mengetahui tingkat ketergantungan dengan kata lain, besarnya bantuan yang diperlukan
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari serta untuk menyusun rencana keperawatan jangka
panjang.
Terdapat pula istilah ADL instrument, merupakan aktivitas yang lebih kompleks
namun mendasar bagi situasi kehidupan lansia dalam bersosialisasi. Termasuk disini
kegiatan belanja, masak, pekerjaan rumah tangga, mencuci, telepon, menggunakan
sarana transportasi, mampu menggunakan obat-obat secara benar, serta manajemen
keuangan. Penilaian ADL instrument penting dalam rangka menetapkan level bantuan
bagi lansia dengan tingkat ketergantungan penuh atau sedang yang hendak direncanakan
untuk pulang. Bila lansia tidak melakukan ADL instrument secara mandiri diperlukan
peran perawat pembantu (care giver).
Untuk menetapkan salah satu fungsi tersebut mandiri atau dependen (yaitu
memperlihatkan tingkat ketergantungan) diterapkan standar sebagai berikut :
1. Tentang mandi, dinilai kemampuan klien untuk menggosok / membersihkan
sendiri seluruh bagian badannya, atau dalam hal mandi dengan cara pancuran
(shower) atau dengan cara masuk atau keluar sendiri dari bath tub. Dikatakan
independen (mandiri) bila dalam melakukan aktifitas ini klien hanya
memerlukan bantuan seperti menggosok / membersihkan bagian tertentu dari
anggota badannya. Lansia mampu mandi sendiri tapi tak lengkap seluruhnya.
Dikatakan dependen bila klien memerlukan bantuan untuk lebih dari satu
bagian badannya. Juga bila klien tidak mampu masuk dan keluar bath tub
sendiri.
2. Dalam hal berpakaian, dikatakan independen bila tidak mampu mengambil
sendiri pakaian dalam lemari atau laci misalnya, mengenakan sendiri bajunya, 
memasang kancing atau reseleting (mengikat tali sepatu, dikecualikan)
3. Ke toilet, dikatakan independen bila lansia tak mampu ke toilet sendiri,
beranjak dari kloset, merapikan pakaian sendiri, membersihkan sendiri organ
ekskresi, bila harus menggunakan bed pan hanya digunakan dimalam hari.
Tergolong dependen bila memang klien memerlukan bed pan atau pispot.
Untuk keluar masuk toilet menggunakan serta merapikan pakaiannya selalu
memerlukan bantuan.
4. Transferring, dikatakan independen bila mampu naik turun sendiri ke / dari
tempat tidur dan atau kursi / kursi roda. Bila hanya memerlukan sedikit
bantuan yang bersifat mekanis, tidak termasuk. Sebaliknya, dependen bila
selalu memerlukan bantuan untuk kegiatan tersebut di atas. Atau tak mampu
satu / lebih aktivitas transferring.
5. Kontinensia, tergolong independen bila mampu buang hajat sendiri (urinasi
dan defekasi). Sebaliknya, termasuk dependen bila salah satu atau keduanya
(miksi / defekasi) memerlukan enema dan / atau kateter. Juga bila klien
menggunakan bed pan secara regular.
6. Makan, dikatakan independen, bila mampu menyuap makanan sendiri,
danmengambil dari piring. Dalam penilaian tidak termasuk mengiris potongan
daging. Misalnya juga menyiapkan hidangan seperti mengoles selai / mentega
pada roti tidak termasuk. Keadaan sebaliknya tergolong dependen.
2.2 Pengkajian Status Fungsional
a. Barthel Indeks
No Criteria Dengan Bantuan Mandiri
1. Makan 5 10
2. Aktivitas toilet 5 10
3. Berpindah dari kursi roda ke 5-10 15
tempat tidur dan sebaliknya,
termasuk duduk ditempat tidur.
4. Kebersihan diri, mencuci muka, 0 5
menyisir rambut, menggosok gigi.
5. Mandi 0 5
6. Berjalan dipermukaan datar. 10 15
7. Naik turun tangga. 5 10
8. Berpakaian 5 10
9. Mengontrol defekasi. 5 10
10. Mengontrol berkemih. 5 10

Penilaian :
0-20 : Ketergantungan
21-61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung
62-90 : Ketergantungan berat
91-99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri

b. Indeks tingkat kemandirian / ketergantungan pada lansia


Skor Criteria
A Kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian
dan mandi.
B Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi
tersebut.
C Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan.
D Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan
satu fungsi tambahan.
E Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil dan satu fungsi tambahan.
F Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali berpakaian, ke kamar
kecil, dan satu fungsi tambahan.
G Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan.
Lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
-lain sebagai C, D, E atau F.
2.4 Konsep Status Kognitif
Fungsi kognitif merupakan kemampuan untuk memperoleh kecerdasan yang
meliputi proses berpikir, daya ingat, pengertian, serta perencanaan (Harini et al, 2018).
Dalam teori psikologik kognitif beberapa ahli menyatakan tentang perkembangan
kognitif baik dari usia muda sampai usia tua. Teori ini menyatakan bahwa manusia
dewasa dengan tingkat pendidikan dan intelegensi yang tinggi akan menunjukkan
penurunan fungsi kognitif yang lebih rendah dari pada dengan yang mempunyai tingkat
pendidikan dan in telegensi rendah. Perubahan kognitif yang dialami oleh lanjut usia
berupa perubahan pada kepribadiannya, memori (daya ingat), serta pada perubahan
intelektual (Rasyid et al, 2017). Memori yang berpengaruh terhadap perubahan kognitif
yaitu memori jangka pendek dimana pada masa ini lanjut usia akan kehilangan
kemampuan dan pengetahuan yang telah didapatkan sebelumnya. Lanjut usia juga akan
lebih mengingat tentang memori kejadian masa lalu dari pada informasi yang masih baru.
Terdapat perubahan kognitif yang terjadi pada lansia, yaitu :
a. Memory (daya ingat).
Fungsi kognitif yang paling awal mengalami penurunan yang terjadi pada
lanjut usia adalah memory (daya ingat) dan biasanya akan kesulitan dalam hal
mengingat serta menceritakan kembali. Oleh karena itu, dalam proses
pelayanan terhadap lansia, sangat perlu untuk membuatkan rambu-rambu atau
tanda-tanda untuk membantu daya ingat lansia.
b. Intelligent Quoclent (IQ)
Perubahan intelligent quoclent (IQ) yang terjadi pada lanjut usia adalah
menurunnya persepsi serta daya membayangkan (fantasi). Dengan
bertambahnya usia, proses di saraf pusat akan ikut menurun terutama pada
usia 65-75 tahun yang mengalami penurunan kemampuan.
c. Kemampuan Belajar (Learning).
Lanjut usia yang tidak mengalami penurunan pada fungsi kognitifnya
memiliki kemampuan belajar yang baik yaitu dengan mengembangkan
kemampuan belajar berdasarkan pengalaman (learning by experience).
Implikasi yang dapat diterapkan dalam pelayanan kesehatan yaitu kegiatan
yang berhubungan dengan proses belajar.
d. Kemampuan Pemahaman (Comprehension).
Menurunnya kemampuan pemahaman pada lanjut usia karena dipengaruhi
oleh menurunnya konsentrasi serta fungsi pendengaran. Sehingga dalam
proses berkomunikasi dilakukan secara kontak mata.
e. Pemecahan Masalah (Problem Solving).
Masalah yang dialami oleh lanjut usia semakin banyak dan terkadang juga
mengalami hambatan. Hal tersebut terjadi karena menurunnya daya ingat
serta pemahaman, sehingga lebih lama dalam pemecahan masalahnya.
f. Pengambilan Keputusan (Decission Making)
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh lanjut usia terjadi lebih lama dan
juga sering lambat. Berdasarkan hal tersebut, lanjut usia membutuhkan
petugas atau pendamping untuk membantu keputusan yang diambil.

Perubahan fungsi kognitif tersebut dapat terjadi karena terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi, yaitu jenis kelamin dimana perempuan mempunyai risiko lebih
besar untuk mengalami penurunan fungsi kognitif dari pada laki-laki. Kedua, yaitu faktor
makanan dan kekurangan vitamin D yang dapat menimbulkan penyakit alzheimer
terutama pada perempuan yang berusia 60 tahun ke atas sebesar 74%. Ketiga, yaitu status
kesehatan yang merupakan salah satu faktor penyakit penting yang mempengaruhi
penurunan fungsi kognitif. Penyakit tersebut adalah hipertensi dimana dapat
menimbulkan efek penuaan di struktur otak ketika terjadi peningkatan tekanan darah

Banyaknya keluhan dan risiko terjadinya gangguan pada kognitif maka


diperlukan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan tes Mini Mental State
Examination (MMSE) dan juga Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ).
MMSE merupakan tes yang paling sensitif dalam mendeteksi gangguan pada fungsi
kognitif. Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ) merupakan instrumen
yang mudah digunakan, serta tidak memerlukan alat dan bahan yang bersifat khusus.
Instrumen ini digunakan untuk mendeteksi tingkat kerusakan intelektual, terdiri dari 10
pertanyaan yaitu orientasi, riwayat pribadi, memori jangka pendek, memori jauh, serta
kemampuan matematis (Murtiyani et al, 2017).
2.5 Pengkajian Status Kognitif
a. Mini-Mental State Exam ( MMSE )
Menguji aspek kognitif dari fungsi mental, orientasi, registrasi, perhatian dan
kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa.
Tabel. Mini-Mental State Exam (MMSE)
No Pertanyaan Nilai Max Nilai
Orientasi
1. Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari 5
apa?
2. Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), 5
(rumah sakit), (lantai/kamar)
Registrasi
3. Sebutkan 3 buah nama benda (jeruk, uang, mawar), 3
tiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga
nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang
benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan
dengan benar dan catat jumlah pengulangan
Atensi dan Kalkulasi
4. Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban 5
yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh
mengeja terbalik kata “ WAHYU” (nilai diberi pada
huruf yang benar sebelum kesalahan; misalnya
uyahw=2 nilai)
Mengingat Kembali (Recall)
5. Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di 3
atas.
Bahasa
6. Pasien diminta menyebutkan nama benda yang 2
ditunjukkan (pensil, arloji).
7. Pasien diminta mengulang rangkaian kata :” tanpa 1
kalau dan atau tetapi ”
8. Pasien diminta melakukan perintah: “ Ambil kertas 3
ini dengan tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan
letakkan di lantai”.
9. Pasien diminta membaca dan melakukan perintah 1
“Angkatlah tangan kiri anda” .
10. Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan). 1
11. Pasien diminta meniru gambar di bawah ini 1
Skor Total 30

Pedoman Skor kognitif global (secara umum):


Nilai: 24 -30 : Normal
Nilai: 17-23 : Probable gangguan kognitif
Nilai: 0-16 : Definite gangguan kognitif
Catatan: Dalam membuat penilaian fungsi kognitif harus diperhatikan tingkat
pendidikan dan usia responden.
b. Short Portable Mental Status Questionnaire ( SPMSQ ).
SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionaire) adalah penilaian fungsi
intelektual lansia.
Tabel. Penilaian SPMSQ
Benar Salah Nomor Pertanyaan
01 Tanggal berapa hari ini ?
02 Hari apa sekarang ?
03 Apa nama tempat ini?
04 Dimana alamat anda?
05 Berapa umur anda ?
06 Kapan anda lahir ? (Minimal tahun)
07 Siapa presiden Indonesia sekarang ?
08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
09 Siapa nama Ibu anda?
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara menurun.
Total Nilai
c. Inventaris Depresi Beck ( IDB )
Score Pernyataan
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih / tidak bahagia dimana saya tidak dapat menghadapinya.
2 Saya galau / sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya.
1 Saya merasa sedih / galau.
0 Saya tidak merasa sedih.
B. Pesimesme
3 Saya merasa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik.
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan.
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan.
0 Saya tidak begitu pesimis tentang masa depan.
C. Rasa kegagalan
3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai seseorang (orang tua, suami, istri).
2 Seperti melihat kebelakang, semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan.
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya.
0 Saya tidak merasa gagal.
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya.
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun.
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan.
0 Saya merasa tidak puas.
E. Rasa bersalah
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tidak berharga.
2 Saya merasa sangat bersalah.
1 Saya merasa buruk dan tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik.
0 Saya merasa benar-benar bersalah.
F. Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri.
2 Saya muak dengan diri saya sendiri.
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri.
0 Saya merasa kecewa dengan diri saya sendiri.
G. Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan.
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri.
1 Saya merasa lebih mati.
0 Saya tidak mempunyai pikiran mengenai membahayakan diri sendiri.
H. Menarik diri dari sosial
3 Saya kehilangan semua minat pada orang lain dan tidak peduli pada mereka
2 semua.
Saya kehilangan semua minat pada orang lain dan mempunyai sedikit
1 perasaan pada mereka.
0 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya.
Saya tidak kehilangan minat pada orang lain.
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali.
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan.
1 Saya berusaha mengambil keputusan.
0 Saya membuat keputusan dengan baik.
J. Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan.
2 Saya merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan saya,
dan ini membuat saya tidak menarik.
1 Saya kuatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik.
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari sebelumnya.
K. Kesulitan kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali.
2 Saya telah mendorong diri saya dengan keras untuk melakukan sesuatu.
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatu.
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya.
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu.
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu.
1 Saya lelah lebih dari biasanya.
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya.
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali.
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang.
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya.
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengkajian status fungsional sangat penting, terutama ketika terjadi hambatan
pada kemampuan lansia dalam melaksanakan fungsi kehidupan sehari – harinya. Fungsi
kognitif merupakan kemampuan untuk memperoleh kecerdasan yang meliputi proses
berpikir, daya ingat, pengertian, serta perencanaan. Banyaknya keluhan dan risiko
terjadinya gangguan pada kognitif maka diperlukan deteksi dini dengan melakukan
pemeriksaan tes Mini Mental State Examination (MMSE) dan juga Short Portable
Mental Status Questionnaire (SPMSQ).
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan harsu lebih banyan memperdalam wawasan
khususnya agar bisa menangani pasien dengan cedera sehingga dapat meberikan
pertolongan pertama dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Harini, I. G., Setianingsih, P. P. & Widjanegara, I. G. 2018. Pengaruh Reminiscence Therapy


Terhadap Fungsi Kognitif Pada Lanjut Usia. Jurnal Gema Keperawatan, 11(2): 1–10.

Kholifah, S. N. (2016). Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC

Murtiyani, N., et al. 2017. Fungsi Kognitif Dengan Activities of Daily Living (ADL) Pada
Lansia. Hasil Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Seri Ke-1 Tahun 2017: 235–248.

Rasyid, I. Al, Syafrita, Y. & Sastri, S. 2017. Hubungan Faktor Risiko dengan Fungsi Kognitif
pada Lanjut Usia Kecamatan Padang Panjang Timur Kota Padang Panjang. Jurnal
Kesehatan Andalas, 6(1): 49–54.

Anda mungkin juga menyukai