Laporan PKP Lucy
Laporan PKP Lucy
Disusun Oleh:
LUCY CHANDRA SAPUTRI
041316831
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) ini dengan baik. Penyusunan laporan PKP ini merupakan salah satu tugas
persyaratan mutlak mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang harus
dipenuhi oleh setiap Mahasiswa Program Strata 1 (satu) Pendidikan Guru Sekolah Menengah
(S-1 PGSM) Universitas Terbuka.
Adapun isi dari laporan PKP ini merupakan rangkaian hasil pelaksanaan tindak
perbaikan pembelajaran pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di MTS
Darul Ulum Pujer Kabupaten Bondowoso. Dalam kesempatan ini, penulis sangat berterima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan PKP ini, terutama :
1. Bapak Drs. I Putu Sukmaantara, M.Ed selaku tutor sekaligus supervisor 1 yang telah
membimbing, mengoreksi, dan memberikan penilaian kepada penulis dalam
menyusun laporan ini.
2. Orangtua tercinta Edi Riktono dan Mulyana yang telah memberikan dukungan penuh
dalam mengerjakan kegiatan PKP ini.
3. Bapak Norhasan Fadli, S.Pd.I selaku kepala sekolah yang telah memberikan izin serta
arahan dalam terhadap pelaksanaan PKP ini.
4. Ibu Ismawati, S.Pd selaku supervisor 2 dan sekaligus teman sejawat yang telah
membantu memberikan arahan kepada penulis dalam penyusunan laporan ini.
5. Rekan mahasiswa S.1 Bahasa Inggris yang banyak membantu menyukseskan kegiatan
PKP ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
tentunya terdapat kekurangan-kekurangan, baik dari segi tata bahasa, teknik penulisan
maupun isi laporan ini. Oleh karenanya maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya, penulis berharap semoga apa
yang disajikan dalam laporan ini dapat diterima oleh tim penilai mata kuliah dan semoga
laporan ini memberikan manfaat bagi kita semua.
Bondowoso, 14 Juni 2021
Penulis
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Tempat
MTS Darul Ulum Pujer
Penelitian
Mengetahui
Supervisor 1 Penulis
iii
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
Jl. Cabe Raya, Pondok cabe, Pemulang, Tangerang Selatan 15418
Telepon: 012-7490941 (Hunting)
Faximile: 021-7490147 (Bagian Umum), 021-7434290 (Sekretaris Rector)
Laman: www.ut.ac.id
LEMBAR PERNYATAAN
iv
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah .....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ..............................................................2
v
2.6 Media Pendidikan .....................................................................................................11
2.6.1 Pengertian Media Pendidikan ..........................................................................11
2.6.2 Penggunaan Gambar dalam Proses Pembelajaran Mengajar ............................12
2.6.3 Hipotesis Penelitian .........................................................................................13
vi
DAFTAR TABEL, GRAFIK DAN GAMBAR
A. DAFTAR TABEL
B. DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Hasil Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pra Siklus ......................................23
Grafik 1.2 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ...................................................25
Grafik 1.3 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ..................................................27
Grafik 1.4 Hasil Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Siswa ...................................................29
C. DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram of CAR ..........................................................................................14
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI
SISWA VII A DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI
KEKUATAN DUA KEPALA (THE POWER OF TWO)
DI MTS DARUL ULUM PUJER
ABSTRAK
Setiap guru pasti memiliki permasalahan yang berbeda dalam proses pembelajaran
dikelas. Adanya keberagamaan masalah pembelajaran tersebut dapat terpecahkan melalui
sebuah metode penelitian yang sama, yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Konsep
masalah PTK yang dikembangkan oleh penulis adalah berdasarkan adanya permasalahan tata
bahasa, kosakata, organisasi, dan mekanik dalam menulis berupa menyusun kalimat dan
menghasilkan ide yang membuat siswa merasa kesulitan. Oleh karena itu, tujuan dari PTK ini
adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis teks deskripsi siswa VII A dengan
menggunakan strategi The Power of Two di MTS Darul Ulum Pujer. Penelitian ini ditempuh
dalam dua siklus. Aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa disetiap siklus dengan
cara siswa berdiskusi mengerjakan tugas secara kelompok yang terdiri dari dua orang untuk
menemukan dan menentukan jawabannya, sehingga siswa akan lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus I
adalah 75. Hasil nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 80. Selain itu 57% siswa aktif di
kelas pada siklus I dan 86% siswa aktif di kelas pada siklus dua.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi The Power
of Two mampu meningkatkan keterampilan menulis siswa VII A dalam menulis teks deskripsi
di MTS Darul UlumPujer.
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia untuk mewujudkan kemajuan suatu bangsa. Dalam mewujudkannya peran
bahasa terutama bahasa Asing (English) memiliki peranan yang sangat penting. Bahasa
merupakan alat komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Berkomunikasi berarti
memberikan dan menerima informasi dari oranglain dimana informasi tersebut dapat saling
dipahami. Agar dapat berkomunikasi dengan baik khususnya dalam bahasa Asing (English),
maka kita harus memiliki 4 kemampuan (skill) berbahasa, yaitu: berbicara (speaking),
membaca (reading), mendengarkan (listening) dan menulis (writing). Oleh karena itu dalam
pengajaran bahasa Asing (English), guru lebih mengarahkan kompetensi siswanya saat ini
pada keempat keterampilan tersebut agar lulusannya mampu berkomunikasi dan berwacana
dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.
Berbagai hambatan dalam pelaksanaan pengajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa
Asing merupakan suatu hal yang biasa terjadi. Selama 6 (enam) bulan penulis mengajar
pelajaran bahasa Inggris di MTS Darul Ulum Pujer terlihat lemahnya kemampuan siswa.
Sebagai contoh, data menunjukkan hasil belajar dari 28 siswa kelas VII A yang mencapai
ketuntasan belajar masih 40% dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70.
Pada tes yang dilakukan terlihat bahwa 60% siswa ternyata belum menguasai menulis
(writing) yang berkaitan dengan materi teks deskripsi, dengan berbagai alasan yang
dikemukakan; kurangnya kosakata, penguasaan tata bahasa yang rendah, dan minat belajar
menulis yang rendah. Selain itu, dalam pelaksanaan belajar mengajar terlihat antusias anak
dalam pembelajaran yang masih kurang, hanya separuh siswa yang menjawab pertanyaan dari
guru. Hal ini disebabkan siswa yang merasa malu dan takut untuk bertanya kepada guru
sehingga membuat sebagian dari mereka memilih untuk tidak menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru. Di antara tujuh kelas yang penulis ajar, satu kelas (VII A) yang paling
banyak mengalami masalah menulis terutama dalam teks deskripsi.
Oleh karena itu, berdasarkan identifikasi dan analisis diatas maka peneliti mengangkat
permasalahan menulis (writing) kelas VII A MTS Darul Ulum Pujer tersebut dalam penelitian
tindakan kelas dengan menggunakan strategi The Power of Two untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis teks deskripsi.
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
a. Apakah dengan menggunakan strategi The Power of Two dapat meningkatkan
keterampilan menulis teks deskripsi siswa kelas VII A di MTS Darul Ulum Pujer ?
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
kosakata penting (baik lisan maupun cetak) untuk digunakan dalam mentransfer pesan
komunikasi yang efektif dalam bentuk tertulis.
2.2.2 Organisasi
Raimes (1983), mengatakan organisasi adalah proses bergerak bolak-balik dari
pernyataan umum ke detail spesifik untuk menemukan detail yang sesuai dan relevan dan
mengaturnya dalam urutan yang paling efektif. Hal ini juga merupakan proses bolak-balik
antara membaca dan menulis; menuliskan sesuatu, membacanya kembali, mencari lebih
banyak materi dengan diskusi atau membaca, membaca untuk menemukan bagaimana penulis
lain mengatur maknanya dan kemudian menulis lagi. Organisasi paragraf mencakup kesatuan
dan koherensi. Hal ini dijabarkan secara rinci sebagai berikut:
a. Kesatuan
Persatuan adalah salah satu strategi untuk mengatur paragraf. Seperti yang ditegaskan
Oshima dan Hogue (2007), menyatakan bahwa elemen penting dari paragraf yang baik adalah
kesatuan. Ketika sebuah paragraf memiliki kesatuan, semua kalimat pendukung hanya
membahas satu gagasan. Dari awal hingga akhir, setiap kalimat terkait langsung dengan topik.
b. Koherensi
Sebuah paragraf harus koheren selain dari kesatuan. Menurut Zemach dan Rumisek
(2003), koherensi berkaitan dengan persatuan. Ide-ide yang disusun dengan jelas dan logis
adalah koheren. Ketika teks menyatu dan koheren, pembaca dapat dengan mudah memahami
poin utamanya. Paragraf yang koheren mengalir dengan lancar dari awal hingga akhir.
Seorang pembaca dapat mengikuti ide Anda dengan mudah karena satu kalimat mengarah
secara alami ke kalimat berikutnya, tidak ada lompatan tiba-tiba.
Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa dalam sebuah paragraf keberadaan persatuan
dan kesatuan tidak dapat dipisahkan. Koherensi artinya kesatuan setiap paragraf perlu ditata
dengan baik agar pembaca mudah memahami ide-ide yang ditulis oleh penulis. Seperti yang
dinyatakan oleh Oshima (2007), salah satu cara untuk mencapai koherensi adalah dengan
menggunakan kata benda dan kata ganti secara konsisten di seluruh paragraf, yaitu terus
menggunakan kata benda dan kata ganti yang sama dengan yang dimulai.
Misalnya, jika memulai dengan kata benda jamak seperti siswa, tidak boleh
mengubahnya menjadi tunggal. Dan juga tidak boleh mengubah kata ganti menjadi dia atau
kami tanpa alasan. Bersikaplah konsisten! Jika menggunakan kata ganti mereka, maka di awal
paragraf kata ganti mereka harus dipertahankan di sepanjang paragraf hingga selesai.
4
2.2.3 Tata Bahasa
Tata bahasa adalah sekumpulan aturan untuk membantu penyusunan kalimat menjadi
urutan atau pengertian yang baik. Grammar membantu penulis untuk menyampaikan pesan
kepada pembaca. Hal itu karena kalimat yang benar secara gramatikal dapat dipahami dengan
mudah. Menurut Thornburry (1999), tata bahasa adalah sebagian studi tentang bentuk (atau
struktur) apa yang mungkin dalam bahasa. Secara tradisional, tata bahasa berhubungan
hampir secara eksklusif dengan analisis pada tingkat kalimat. Jadi tata bahasa adalah deskripsi
aturan yang mengatur bagaimana kalimat suatu bahasa dibentuk.
Dari uraian di atas cukup jelas bahwa grammar berarti sekumpulan aturan yang
membentuk sebuah kalimat memiliki susunan yang baik dan memiliki makna yang jelas
sehingga penulis dan pembaca dapat memaknai kalimat tersebut. Grammar tidak hanya
terfokus pada bentuk tulisan, tetapi sudah ada di setiap bagian bahasa yang digunakan oleh
setiap orang.
Karena penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis teks deskripsi
siswa, maka tata bahasanya akan dibatasi pada simple present tense sebagai salah satu ciri
kebahasaan teks deskripsi serta penggunaan kata benda, kata ganti, kata sifat, dan preposisi.
2.2.4 Mekanik
Keterampilan mekanik adalah berbagai perangkat yang kami gunakan untuk
membantu pembaca memahami makna kita saat menulis. Sebagaimana Harmer (2001),
menyatakan bahwa menulis memiliki komponen mekanisnya sendiri. Ini termasuk tulisan
tangan, ejaan, tanda baca, dan konstruksi kalimat, paragraf, dan teks yang dibentuk dengan
baik. Mekanik merupakan salah satu aspek penting dalam menulis. Penggunaan mekanik
yang tidak tepat akan membuat pembaca salah paham terhadap pesan penulis.
Dari pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa mekanika adalah sekumpulan aturan
dalam bahasa tertulis yang mengatur tampilan suatu paragraf dengan beberapa komponen
seperti tanda baca, ejaan dan konstruksi kalimat. Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa
dalam tes menulis teks deskripsi adalah ejaan, penggunaan huruf besar, dan tanda baca.
5
objek, tempat, atau seseorang dalam benaknya. Penjelasan biasanya mengikuti pola organisasi
yang kita sebut tatanan spasial. Tatanan spasial adalah tatanan benda-benda dalam ruang.
Paragraf deskripsi memiliki paragraf pembuka yang memperkenalkan subjek deskripsi,
diikuti dengan serangkaian paragraf yang masing-masing menjelaskan satu fitur subjek.
Mungkin juga ada bagian kesimpulan terakhir yang menandakan akhir dari deskripsi. Paragraf
deskripsi mencakup fitur tata bahasa berikut:
a. Kata kerja dalam bentuk sekarang
b. Kata sifat untuk mendeskripsikan fitur subjek
c. Kalimat topik untuk memulai paragraf dan mengatur berbagai aspek deskripsi
Untuk menulis paragraf yang menarik dan menyenangkan, pertama-tama kita harus
mengetahui apa itu paragraf. Menurut Zemach dan Rumisek (2003), paragraf adalah
sekumpulan kalimat tentang satu topik. Bersama-sama, kalimat paragraf menjelaskan ide
utama penulis (ide paling penting) tentang topik tersebut. Dalam penulisan akademis, satu
paragraf sering kali terdiri dari lima hingga sepuluh kalimat, tetapi bisa lebih panjang atau
lebih pendek, tergantung pada topiknya. Kalimat pertama paragraf biasanya dimaksudkan
(dipindahkan) beberapa spasi. Oleh karena itu, kalimat topik penting untuk memiliki
gambaran yang jelas. Fungsi ide ini adalah untuk mengontrol isi paragraf.
Pada dasarnya Hogue (2007), menyatakan sebuah paragraf terdiri dari tiga bagian, yaitu
sebagai berikut:
1. Pendahuluan (kalimat utama)
Kalimat yang berisi tentang gagasan utama dari suatu paragraf. Kalimat ini merupakan
kalimat yang paling umum di dalam paragraf.
2. Isi (kalimat pendukung)
Kalimat yang mendukung atau mengembangkan ide utama yang diekspresikan oleh suatu
topic sentence suatu paragraf. Biasanya kalimat ini lebih rinci daripada kalimat utama.
3. Kesimpulan (kalimat penutup)
Kalimat ini dapat ditemukan di kalimat terakhir paragraf. Biasanya berisi pengulangan
gagasan utama atau hanya memberikan komentar terakhir tentang gagasan utama tersebut.
Oleh sebab itu, paragraf yang baik adalah paragraf yang memiliki kalimat utama,
sebaiknya ditempatkan di awal, sejumlah kalimat pendukung, dan kalimat penutup di akhir
paragraf.
6
2.4 Model Pembelajaran Mengajar
2.4.1 Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas dan tutorial. Menurut Arends (1997) dalam Suprijono
(2015), model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang digunakan, meliputi tujuan
pembelajaran, tahapan dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan belajar, dan pengelolaan
kelas. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur sistematis untuk mengatur pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Selain itu Joyce (1999) dalam Suprijono (2015), mengatakan fungsi model adalah
membimbing kita saat merancang instruksi untuk membantu siswa mencapai berbagai tujuan.
Melalui model pembelajaran guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi, gagasan,
keterampilan, cara berpikir, dan mengungkapkan gagasan. Model pembelajaran juga dapat
menjadi pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan kegiatan
pembelajaran.
2.4.2 Model Pembelajaran Kooperatif
2.4.2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Asmani (2016), menyatakan bahwa kata “kooperatif” berarti melakukan sesuatu secara
bersama-sama, yaitu saling membantu sebagai satu tim. Pembelajaran kooperatif dapat
diartikan sebagai belajar bersama, saling membantu, dan memastikan bahwa setiap orang
dalam kelompok mampu mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas yang telah ditentukan.
Dalam pembelajaran kooperatif, siswa dilatih untuk bekerja dengan temannya secara sinergis,
integral, dan kombinatif. Selain itu siswa juga diajak untuk sedini mungkin menghindari sifat
egois, individualis, serta persaingan tidak sehat sehingga masing-masing tidak mementingkan
kepentingan pribadi dan kelompok. Pembelajaran kooperatif lebih pada minat yang sama
sehingga siswa yang pandai dapat berbagi dengan temannya yang cukup normal dan
sebaliknya. Tidak ada rasa rendah diri dan arogan karena setiap siswa sama-sama menempuh
proses mencari ilmu demi masa depan cerahnya. Bangga dan bangga akan kemampuan
masing-masing untuk disingkirkan dan dibuang begitu saja dapat merusak komitmen bersama
untuk membangun kebersamaan.
Melalui kerjasama (bukan kompetisi), siswa dapat menyerap kearifan orang lain
sehingga dapat belajar bertoleransi dan peduli pada temannya. Mereka saling bertukar aturan
praktis yang sempit dan sifat mereka untuk mendapatkan konteks yang lebih luas berdasarkan
pandangan realitas yang lebih berkembang.
7
2.4.2.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Mencapai kesuksesan bersama adalah tujuan utama pembelajaran kooperatif. Oleh
karena itu, pembelajaran kooperatif mendorong siswa untuk aktif dan dinamis. Menurut
Mulyasa (2005) dalam Asmani (2016), terdapat tiga tujuan pembelajaran kooperatif yang
akan dijelaskan pada uraian berikut:
1. Mencapai hasil akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademik. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan manfaat bagi siswa kelas atas dan
bawah untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas akademik. Siswa kelas atas akan
menjadi tutor bagi siswa di kelompok kelas bawah. Dalam proses tutorial ini, siswa kelas atas
akan meningkatkan kemampuan akademiknya karena memberikan layanan sebagai tutor yang
tentunya membutuhkan pemikiran yang lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang
terdapat pada materi tertentu.
2. Penerimaan perbedaan individu
Efek penting berikutnya dari model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan siswa dari
berbagai ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, atau ketidakmampuan. Jadi tidak ada
perbedaan dalam pembelajaran di kelas karena dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif, siswa dapat belajar dengan siswa lain secara kooperatif atau kolaboratif tanpa ada
kecemasan akan perbedaan status sosial atau budaya.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting terakhir dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan siswa
tentang keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan kerja sama mengacu hingga
keterampilan sosial yang sangat berguna dalam kehidupan nyata, terutama ketika mereka
mengaktualisasikan diri dalam masyarakat. Sedangkan belajar berkolaborasi dengan orang
lain berarti belajar menghargai potensi, mengkomunikasikan, menggali perasaan, kejiwaan,
serta berani menunjukkan keterampilan di depan orang lain. Para siswa juga rajin
merefleksikan kemampuan masing-masing dan dengan giat belajar dan mengembangkan diri
semaksimal mungkin.
8
together, investigasi kelompok, dll. Salah satunya yang akan menarik minat siswa dalam
belajar adalah The Power of Two.
2.5.1 The Power of Two
The power of two dimasukkan sebagai bagian dari pembelajaran aktif yang merupakan
salah satu cara terbaik untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan memberikan tugas
yang dilakukan dalam kelompok kecil siswa. Menurut Silberman (2014), kegiatan ini
digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan menegaskan manfaat sinergi yaitu dua
kepala memang lebih baik dari satu.
Hidayat (2012), mengartikan nama lain dari the power of two adalah bekerja
berpasangan, atau kelompok berpasangan. Secara berpasangan, suasananya cenderung lebih
protektif dan privat daripada berkelompok. Siswa sering merasa kurang terhambat dalam
berpasangan, dan mereka dapat berbicara tentang perasaan atau pengalaman yang lebih
pribadi daripada yang mereka lakukan dalam kelompok kecil. Pasangan tampaknya lebih
kondusif untuk kerja sama dan kolaborasi, sementara kelompok cenderung lebih kondusif
untuk perselisihan dan diskusi (bersahabat).
Kegiatan kelompok berpasangan tidak hanya melibatkan curah pendapat, tetapi juga
menulis bersama dan mengoreksi tulisan satu sama lain. Anggota kelompok berpasangan
sebenarnya dapat mengerjakan sebuah tulisan bersama-sama. Terlebih lagi, bekerja secara
berpasangan atau berkelompok mendorong siswa untuk lebih terlibat dan memungkinkan
mereka untuk fokus pada tugas. Ini menciptakan situasi di mana siswa harus bertukar pikiran.
Kontribusi banyak individu, ide mengalir dengan mudah dan siswa tidak terjebak. Mereka
dapat berkomunikasi satu sama lain, baik dalam lisan maupun tertulis.
Diskusi yang hidup sering kali bergantung pada pertukaran ide yang berbeda dan
sejumlah konflik jika semua orang setuju dengan semua orang, mungkin tidak akan banyak
diskusi. Dalam berpasangan, tentu saja, biasanya akan ada dua siswa, kecuali jika jumlah
siswa yang dijumlahkan dibagi menjadi pasangan dan harus ada setidaknya satu kelompok
yang terdiri dari tiga orang. Tetapi ada situasi di mana "pasangan tiga" lebih disukai daripada
pasangan dua. Jika kelas tertentu berisi siswa yang pendiam atau kurang percaya diri,
pasangan bertiga sering kali dapat merangsang pertukaran ide yang lebih baik daripada dua
siswa sendiri. Pilihan lain adalah meminta dua siswa berbicara sementara siswa ketiga
mendengarkan dan membuat catatan untuk umpan balik nanti, biasanya ketika siswa bekerja
sama; satu-satunya umpan balik yang mereka dapatkan adalah dari kami, diambil dari
pemantauan kami.
9
Untuk mengontrol mereka, penting juga bahwa semua pasangan kelompok dapat
diakses oleh kita saat kita berkeliling kelas saat mereka bekerja bersama. Kami harus bisa
memantau semua pasangan. Jika barisannya sangat panjang, siswa di tengah mungkin terlalu
jauh dari gang dan sulit bagi kita untuk mendekatinya. Siswa di tengah membutuhkan
perhatian guru juga! Satu-satunya cara untuk menyiasatinya adalah dengan mengatur ulang
kelas secara teratur sehingga para siswa yang biasanya berada di tengah barisan terkadang
berada di lorong.
Ramaniyar (2018), mengungkapkan di dalam penelitiannya terdapat adanya
keberhasilan bahwa strategi pembelajaran the power of two terhadap kemampuan menulis
resensi pada SMA kelas XI SMA Negeri 1 Sungai Ambawang tahun pelajaran 2018/2019
termasuk dalam kategori tinggi dengan hasil effect size sebesar 1,25. Sehingga dengan melihat
keberhasilan ini, peneliti berencana untuk menggunakan strategi the power of two di dalam
melakukan penelitiannya.
2.5.1.1 Tata Cara The Power of Two
Suprijono (2015), mendefinisikan tata cara The Power of Two sebagai berikut:
1. Guru memberikan a / atau beberapa pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan refleksi
yang membutuhkan pemikiran kritis. Langkah ini akan melibatkan siswa untuk berpikir kritis
tentang pertanyaan yang diberikan oleh guru.
2. Siswa akan menjawab pertanyaan secara pribadi atau individu. Siswa akan mencoba
menggali apa yang telah dipikirkannya tentang jawaban soal.
3. Setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka, mintalah siswa untuk membentuk
pasangan. Anggota dari setiap pasangan saling berbagi jawaban mereka. Ini akan
menggunakan pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam tim
dengan pasangannya sehingga mereka tidak akan bekerja sama sekali secara individu.
4. Minta pasangan untuk membuat jawaban baru untuk setiap pertanyaan, meningkatkan
respons masing-masing individu. Cara ini akan membuat siswa mengetahui apa yang telah
mereka dapatkan kepada masing-masing teman secara berpasangan, sehingga akan membuat
rasa percaya diri siswa meningkat secara otomatis dalam proses belajar mengajar.
5. Jika semua pasangan sudah menuliskan jawaban baru, bandingkan jawaban dari masing-
masing pasangan dengan yang lain dalam kelompok. Semua siswa akan terlibat dalam proses
pembelajaran secara aktif karena seluruh siswa yang berpasangan terlibat langsung dalam
berdiskusi di dalam kelas.
10
2.5.1.2 Tujuan dan Manfaat menggunakan The Power of Two
Menurut Hidayat (2012), tujuan penggunaan the power of two adalah untuk
mengembangkan keaktifan mental siswa dalam pembelajaran. Sehingga siswa merasa sangat
perlu belajar bahasa Inggris. Siswa berperan aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan oleh guru. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan
jawabannya dengan siswa lain. Namun dalam hal ini siswa tidak diperbolehkan
mendiskusikan jawaban kepada semua siswa di dalam kelas, tetapi siswa hanya diperbolehkan
mendiskusikan jawaban secara berpasangan (dua). Harmer (2001), menyatakan bahwa
terdapat beberapa keuntungan dari The Power of Two sebagai berikut: pertama,
memungkinkan siswa untuk bekerja dan berinteraksi secara mandiri tanpa perlu bimbingan
dari guru, sehingga mendorong kemandirian siswa. Cara ini akan membuat setiap siswa lebih
percaya diri dalam belajar dengan menggunakan strategi gaya ini. Kedua, memberikan waktu
kepada guru untuk bekerja dengan satu atau dua pasangan sementara siswa lainnya
melanjutkan pekerjaan. Sehingga semua aktivitas dapat berjalan dalam waktu yang bersamaan
dan meminimalisir pemborosan waktu. Ketiga, secara dramatis meningkatkan kemampuan
siswa untuk berekspresi, berbagi ide dan pengetahuan kepada siswa lain secara berpasangan.
Siswa akan dengan mudah mengeksplorasi ide mereka dengan pasangannya secara otomatis.
Keempat, mengakui pepatah lama bahwa 'dua kepala lebih baik dari satu', dan
mempromosikan kerjasama antar siswa. Siswa akan menyadari manfaat bekerja berpasangan
yang hasilnya lebih baik daripada individu. Kelima, membantu ruang kelas menjadi tempat
yang lebih santai dan ramah. Keadaan tidak akan terlalu formal karena mereka bisa berbagi
ide sendiri dengan cara baru yang lebih baik dalam belajar. Keenam, pengaturannya relatif
cepat dan mudah. Ketujuh, meningkatkan motivasi belajar siswa, aktif di kelas dan juga
kepribadian sosial. Tidak akan ada kepribadian individu dalam proses belajar mengajar di
kelas karena metode kooperatif akan memudahkan mereka bersosialisasi dengan siswa lain
secara berpasangan.
11
fotografi, musik populer, bahan cetakan, dan perangkat lunak komputer. Bagaimana mereka
bekerja, bagaimana mereka menghasilkan makna, bagaimana mereka diatur dan bagaimana
audiens memahaminya, dan masalah yang dibahas oleh pendidikan media.
Media pendidikan bertujuan untuk menciptakan pengguna media yang lebih aktif dan
kritis yang akan menuntut, dan dapat berkontribusi pada, jangkauan dan keragaman produk
media yang lebih luas. Ely (1979) dalam Danim (1995), menyatakan beberapa manfaat media
pendidikan, adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan mutu pendidikan dengan mempercepat laju pembelajaran, membantu guru
dalam memanfaatkan waktu belajar dengan lebih baik, mengurangi beban guru dalam
menyajikan informasi, kegiatan guru lebih terarah untuk meningkatkan kemauan anak untuk
belajar.
b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang lebih individual dengan guru untuk
meminimalkan atau mengurangi kontrol yang tradisional dan kaku, memberikan kesempatan
yang luas kepada siswa untuk berkembang sesuai kemampuannya, memungkinkan mereka
untuk belajar dengan cara yang diinginkan
c. Memberikan pengajaran dasar yang lebih ilmiah untuk menyajikan / merencanakan
program pengajaran secara logis dan sistematis, mengembangkan pembelajaran melalui
kegiatan penelitian, baik pelengkap maupun terapan.
d. Pengajaran dapat dilakukan dengan mantap karena peningkatan kapabilitas manusia sejalan
dengan penggunaan media komunikasi, informasi dan data dapat disajikan lebih konkrit dan
rasional.
e. Meningkatkan perwujudan 'kesegeraan pembelajaran' karena teknologi media dapat
menghilangkan atau mengurangi kesenjangan antara kenyataan di luar kelas dengan
kenyataan di dalam kelas serta memberikan pengetahuan secara langsung.
f. Memberikan sajian pendidikan yang lebih luas, terutama melalui media massa, dengan
memanfaatkan peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi secara bersama-sama dan lebih luas,
menyajikan informasi yang tidak mengedepankan batasan ruang dan waktu.
2.6.2 Penggunaan Gambar dalam Proses Pembelajaran Mengajar
Guru selalu menggunakan gambar atau grafik baik yang digambar, diambil dari buku,
koran dan majalah, atau foto untuk memfasilitasi pembelajaran. Gambar bisa berupa
flashcard, cue card, foto, atau ilustrasi. Guru juga membuat gambar di papan untuk
membantu penjelasan dan pekerjaan bahasa. Raimes (1983), menegaskan bahwa gambar
memberikan pengalaman bersama bagi siswa di kelas, dasar bersama yang menuntun pada
berbagai aktivitas bahasa. Selain itu, gambar dapat menjadi dasar tidak hanya untuk satu tugas
12
tetapi banyak tugas, mulai dari komposisi yang dikendalikan secara mekanis, latihan
penggabungan kalimat, atau pengurutan kalimat hingga penulisan dialog, surat, laporan, atau
esai asli.
Gambar tidak hanya merupakan aspek dari suatu metode, tetapi juga representasi dari
tempat, objek, dan orang. Dalam pembelajaran menulis, gambar berguna bagi siswa untuk
membuat teks deskripsi dengan sebaik mungkin. Siswa dapat menggali ide dan mereka akan
tahu apa yang ingin mereka tulis. Dengan menggunakan strategi The Power of Two, siswa
akan diminta membuat pasangan bekerja untuk mendeskripsikan sesuatu dengan
menggunakan gambar secara kooperatif.
2.6.3 Hipotesis Penelitian
Berkaitan dengan masalah penelitian dan kajian pustaka terkait, maka perlu
dikemukakan hipotesis penelitian. Rumusan hipotesis penelitian adalah “Apakah Penggunaan
strategi The Power of Two dapat meningkatkan kemampuan menulis teks deskripsi siswa
kelas VII A di MTS DARUL ULUM PUJER tahun pelajaran 2020/2021”.
13
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
14
3.3 Subject Penelitian
Pelaksanaan perbaikan pengajaran Bahasa Inggris ini dilaksanakan di tempat penulis
mengajar yaitu MTS Darul Ulum Pujer kelas VII A dengan jumlah 28 siswa. Siklus I
dilaksanakan pada tanggal 22 April 2021 dan siklus 2 tanggal 29 April 2021. Dengan rincian
sebagai berikut:
Table 1.1 Uraian Pelaksanaan Jadwal Perbaikan Pembelajaran
No Hari/Tanggal Waktu Materi Keterangan
Kamis,
1 10.00 -11.00 Descriptive Text Pra Siklus
15 April 2021
Kamis,
2 10.00 – 11.00 Descriptive Text Siklus I
22 April 2021
Kamis,
3 10.00 – 11.00 Descriptive Text Siklus II
29April 2021
15
c. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran
d. Guru menjelaskan pengertian dan generic sturture teks deskripsi
e. Guru menanyakan pemahaman siswa tentang materi yang diberikan
f. Guru menunjukkan sebuah gambar dan menjelaskan bagian-bagian teks deskripsi
tentang “My Dog”
g. Guru menanyakan beberapa pertanyaan berkaitan dengan teks “My Dog”
h. Guru membentuk siswa berkelompok (2 orang)
i. Guru memberikan tugas membuat teks deskripsi ke setiap kelompok dengan tema
“Monkey”
j. Siswa berdiskusi dalam kelompok
k. Siswa menulis hasil diskusi di lembar jawaban masing-masing
l. Guru menanyakan kesulitan - kesulitan yang dihadapi oleh siswa
m. Guru menyimpulkan materi
n. Siswa berdoa dan guru menutup pembelajaran dengan memberi salam
3) Pengamatan (Observing)
Pada tahap observasi, dilakukan pengamatan terhadap proses perencanaan dan
pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang di deskripsikan
pada tindak observasi di bawah ini:
a) Tindak Observasi Perencanaaan Perbaikan Pembelajaran
Tabel 2.1
Lembar Penilaian Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPPH 1 dan 2)
Skor
No. Deskripsi
1 2 3 4 5
1. Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan
merumuskan tujuan/indikator perbaikan
pembelajaran
2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi,
menentukan tema, media (alat bantu
pembelajaran), dan sumber belajar
3. Merencanakan scenario perbaikan pembelajaran
4. Merancang pengelolaan kelas perbaikan
pembelajaran
5. Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan
alat penilaian perbaikan pembelajaran
6. Tampilan dokumen rencana perbaikan
pembelajaran
Jumlah Skor
Rerata Nilai …………
16
Keterangan :
1 = Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup baik
4 = Baik 5 = Sangat baik
No Deskripsi Skor
1 2 3 4 5
1. Mengelola ruang dan fasilitas belajar
2. Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran
3. Mengelola interaksi kelas
4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu
mengembangkan sikap positif siswa terhadap
belajar
5. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam
perbaikan pembelajaran mata pelajaran
6. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar
7. Kesan umum pelaksanaan pembelajaran
Jumlah Skor
Rerata Nilai ………..
Keterangan :
1 = Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup baik
4 = Baik 5 = Sangat baik
Tabel 2.3
Lembar Observasi Pelaksanaan PKP 1
KESESUAIAN SARAN/HASIL
ASPEK YANG DIAMATI
DENGAN RPP* DISKUSI/REFLEKSI
17
KEPANTASAN
TIDAK SARAN/HASIL
PENAMPILAN YANG DIAMATI PANTAS
PANTAS DISKUSI/REFLEKSI
Pakaian yang dikenakan
Alas kaki yang digunakan
Ekspresi / mimik wajah
Sikap/gerak tubuh saat berdiri
Bahasa yang digunakan
Tabel 2.4
Tabel Keaktifan Siswa
No Indikator
Nama Aktif Pasif
1 2 3
1
2
3
4
Catatan:
1. Siswa memperhatikan pelajaran
2. Siswa bekerja sama dengan pasangannya
3. Siswa mengerjakan latihan menulis dengan menggunakan strategi The Power of Two
∑𝑥 Catatan:
𝑋̅ = Nilai rata-rata = 𝑋̅
𝑛
Total nilai siswa = ∑ 𝑥
Jumlah siswa =𝑛
18
tersebut akan tetap digunakan pada siklus 2 sampai hasil skor tes menulis dan observasi siswa
mencapai kriteria target evaluasi.
3.4.2 Siklus 2
1) Perencanaan (planning)
a. Mengidentifikasi masalah pembelajaran hasil refleksi pada siklus 1.
b. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa skenario perbaikan pembelajaran
yang telah di sempurnakan (RPPH 2).
c. Menyiapkan instrumen observasi perbaikan pembelajaran siklus 2.
2) Menerapkan (Implementing)
a. Guru memberi salam dan meminta siswa untuk memimpin doa
b. Guru memeriksa kehadiran siswa
c. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran
d. Guru menanyakan pemahaman siswa berkaitan dengan materi sebelumnya
e. Guru menegaskan kembali tentang materi sebelumnya untuk menambah
pemahaman siswa dari tugas yang telah diberikan sebelumnya
f. Guru memberikan contoh teks deskripsi lain “My Mother”dan membahasnya
bersama
g. Guru membentuk siswa berkelompok (2 orang) berdasarkan nilai dari pertemuan
sebelumnya
h. Guru menyediakan 3 gambar hewan “ Rabbit, Zebra and Cat”
i. Guru memberikan tugas membuat teks deskripsi minimal 7 kalimat
j. Siswa menulis teks deskripsi yang dipilihnya di lembar jawaban masing-masing
k. Guru menanyakan kesulitan - kesulitan yang dihadapi oleh siswa
l. Guru menyimpulkan materi
m. Siswa berdoa dan guru menutup pembelajaran dengan memberi salam
3) Obervasi (Observing)
Pada tahap ini, dilakukan (lagi) pengamatan terhadap proses tindakan perbaikan
pembelajaran pada siklus 2 sama halnya dengan pengamatan yang tertuang pada tindakan
perbaikan pembelajaran siklus 1 dengan menggunakan instrument observasi yang sama.
4) Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi dilakukan analisis dan memaknai hasil tindakan perbaikan
pembelajaran siklus 2 untuk kemudian di simpulkan pencapaian tindakan perbaikan
pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru sebagai hasil dari pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus 2.
19
3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Analisis data yang disajikan bersumber dari kualitatif yang didapat dari hasil lembar
evaluasi dan lembar observasi yang dilakukan selama proses perencanaan dan pelaksanaan
tindakan perbaikan pembelajaran berdasarkan pada pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Dari
hasil evaluasi kegiatan pengumpulan data ini, peneliti dibantu oleh supervisor 2. Proses
pengamatan sebagai bahan pengumpulan data dilakukan pada saat berlangsungnya
pelaksanaan perbaikan tindakan pembelajaran . Adapun data – data yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
1. Hasil Data Kualitatif
Dalam kegiatan pengumpulan data secara kualitatif, pengamat menggunakan lembar
observasi guru. Pengamat memberikan tanda cek (√ ) pada kolom kemunculan sesuai
indikator tersebut. Indikator yang diamati adalah tentang keaktifan partisipasi siswa dalam
pembelajaran. Pengumpulan data tersebut didapat dari hasil tindak pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2 dengan menggunakan instrumen penilaian berupa
lembar observasi guru dengan menggunakan indikator yang mencerminkan keaktifan
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
2. Analisis Data
Pengamat menggunakan lembar observasi guru. Pengamat memberikan tanda cek (√ )
pada kolom kemunculan sesuai indikator. Indikator yang diamati adalah tentang keaktifan
partisipasi siswa dalam pembelajaran menggunakan strategi The Power of Two. Adapun
indikator keaktifan yang digunakan untuk menetapkan partisipasi siswa dalam pembelajaran
diukur dengan rubrik sebagai berikut:
a. Siswa memperhatikan pelajaran
b. Siswa bekerja sama dengan pasangannya
c. Siswa mengerjakan latihan menulis dengan menggunakan strategi The Power of Two
Selain itu, indikator tentang nilai menulis siswa diukur dengan rubrik sebagai berikut:
a. G = Grammar (Tata Bahasa)
b. V = Vocabulary (Kosakata)
c. O = Organization (Organisasi)
d. M = Mechanic (Mekanik)
20
4. Rubrik Penilaian Menulis Siswa
6 Jika ada sedikit kesalahan tata bahasa
5 Beberapa kesalahan tata bahasa yang tidak berhubungan dengan pemahaman
Kesalahan tata bahasa cukup sering, dan perlu membaca ulang sesekali untuk
4
pemahaman penuh
Grammar
Kesalahan tata bahasa cukup sering, dan upaya interpretasi kadang-kadang
(Tata 3
diperlukan oleh pihak pembaca
Bahasa)
Kesalahan tata bahasa cukup sering, dan pembaca sering bergantung pada
2
intrepretasi sendiri
Kesalahan tata bahasa begitu parah sehingga membuat pemahaman hamper
1
tidak mungkin
Penggunaan kosakata dan idiom jarang (jika sama sekali) dapat dibedakan
6
dari penulis asli yang berpendidikan itu
Kadang-kadang menggunakan kata yang tidak pantas cukup sering, ekspresi
5
ide hampir tidak terganggu
Cukup sering menggunakan kata yang salah atau tidak pantas, ekspresi ide
4
Vocabulary mungkin terbatas karena kosakata yang tidak memadai
(Kosakata) Kosa kata yang terbatas dan kesalahan yang sering terjadi jelas menghambat
3
ekspresi ide
Kosakata sangat terbatas dan sering disalahgunakan sehingga pembaca sering
2
mengandalkan interpretasinya sendiri
Keterbatasan kosa kata sangat ekstrim sehingga membuat pemahaman
1
hampir tidak mungkin
Sangat terorganisir; perkembangan ide yang jelas terkait dengan baik; seperti
6
penulis asli terpelajar
Materi terorganisir dengan baik; tautan kadang-kadang bisa lebih jelas tetapi
5
komunikasi tidak terganggu
Beberapa kurang terorganisir; membaca ulang diperlukan untuk klarifikasi
4
Organization ide
(Organisasi) Sedikit atau upaya konektivitas, meskipun pembaca dapat menyimpulkan
3
beberapa organisasi
Ide individu tidak ada upaya konektivitas, meskipun pembaca dapat
2
menghubungkan di antara mereka
Kurangnya organisasi yang begitu parah sehingga komunikasi sangat
1
terganggu
6 Sedikit (jika ada) penyimpangan yang mencolok dalam tanda baca atau ejaan
Kesalahan sesekali dalam tanda baca atau ejaan yang tidak sesuai dengan
5
pemahaman
Kesalahan dalam tanda baca atau ejaan cukup sering, membaca ulang
4
sesekali diperlukan untuk pemahaman yang tidak jelas
Mechanic
Sering terjadi kesalahan ejaan atau tanda baca, terkadang menyebabkan
(Mekanik) 3
ketidakjelasan
Kesalahan dalam ejaan atau tanda baca begitu sering sehingga pembaca
2
harus sering mengandalkan interpretasi sendiri
Kesalahan dalam ejaan atau tanda baca yang parah sehingga membuat
1
pemahaman hampir tidak mungkin
5. Persentasi Keaktifan Belajar
Sangat Baik =A : 90 – 100 %
Baik =B : 70 – 89 %
Cukup Baik =C : 41-69 %
Kurang =D : < 40 %
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
22
22 Siti Miliatun Fadilah
23 Siti Nurfila Aisah
24 Siti Yuliatin
25 Sitti Aisyah
26 Vinawati
27 Wirdatul Maulidiyah
28 Yati Oktavia
Jumlah Skor 4 24
Prosentase Keaktifan Belajar 14% 86%
Grafik 1.1
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pra Siklus
Keaktifan Siswa Pra Siklus
14%
Siswa Pasif
Siswa Aktif
86%
Table. 3.2
Hasil Nilai Menulis Siswa Pra Siklus
NO NAMA HASIL
1 Anisa Nuril Laili 70
2 Azka 70
3 Cici Mamluatul Hasanah 60
4 Feli Febriyanti 70
5 Halimatus Sa'diyah 65
6 Hasbiyeh 55
7 Holifah 50
8 Izatun Nafsiyeh 70
9 Kamilatul Hasanah 60
10 Miyantika Sari 70
11 Murniatin 65
12 Muzayyanah 60
13 Nisi 70
14 Nuraeni 75
15 Nur Fitriana 65
16 Rike Susiati 75
17 Safiatus sarirah 60
18 Safitri 55
19 Silfiyah 60
20 Siti Lumatul Aisih 65
21 Siti Mailah 75
22 Siti Miliatun Fadilah 75
23
23 Siti Nurfila Aisah 55
24 Siti Yuliatin 60
25 Sitti Aisyah 78
26 Vinawati 60
27 Wirdatul Maulidiyah 65
28 Yati Oktavia 55
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 (∑ 𝒙) 1813
Skor Rata-rata (𝑿 ̅) 65
4.1.2 Siklus I
Tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan dengan tertib dan lancar
di kelas VII A MTS Darul Ulum Pujer. Ada peningkatan partisipasi belajar dan nilai siswa
dari kurang menjadi cukup baik sebab siswa sudah mulai berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran. Adapun data proses pembelajaran yang dilaksanakan sebagai berikut:
Table 3.3
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
INDIKATOR
NO NAMA AKTIF PASIF
1 2 3
1 Anisa Nuril Laili
2 Azka
3 Cici Mamluatul Hasanah
4 Feli Febriyanti
5 Hasbiyeh
6 Halimatus Sa'diyah
7 Holifah
8 Izatun Nafsiyeh
9 Kamilatul Hasanah
10 Miyantika Sari
11 Murniatin
12 Muzayyanah
13 Nisi
14 Nuraeni
15 Nur Fitriana
16 Rike Susiati
17 Safiatus sarirah
18 Safitri
19 Silfiyah
20 Siti Lumatul Aisih
21 Siti Mailah
22 Siti Miliatun Fadilah
23 Siti Nurfila Aisah
24 Siti Yuliatin
25 Sitti Aisyah
26 Vinawati
27 Wirdatul Maulidiyah
28 Yati Oktavia
Jumlah Skor 16 12
Prosentase Keaktifan Belajar 57% 43%
24
Grafik 1.2
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
Keaktifan Siswa Siklus 1
Table 3.4
Hasil Nilai Menulis Siswa Siklus I
HASIL DARI HASIL
SETIAP DARI HASIL
NO NAMA
INDIKATOR SETIAP KESELURUHAN
G V O M ASPEK
1 Anisa Nuril Laili 5 5 5 4 19 79
2 Azka 5 5 5 4 19 79
3 Cici Mamluatul Hasanah 4 5 4 4 17 71
4 Feli Febriyanti 5 5 5 4 19 79
5 Halimatus Sa'diyah 4 5 4 5 18 75
6 Hasbiyeh 4 4 4 4 16 67
7 Holifah 4 4 3 4 15 63
8 Izatun Nafsiyeh 5 5 5 4 19 79
9 Kamilatul Hasanah 5 5 5 4 17 71
10 Miyantika Sari 5 5 5 4 19 79
11 Murniatin 4 5 4 5 18 75
12 Muzayyanah 5 5 5 4 17 71
13 Nisi 5 5 5 4 19 79
14 Nuraeni 5 5 5 5 20 83
15 Nur Fitriana 4 5 4 5 18 75
16 Rike Susiati 5 5 5 5 20 83
17 Safiatus sarirah 5 5 5 4 17 71
18 Safitri 4 4 4 4 16 67
19 Silfiyah 5 5 5 4 17 71
20 Siti Lumatul Aisih 4 5 4 5 18 75
21 Siti Mailah 5 5 5 5 20 83
22 Siti Miliatun Fadilah 5 5 5 5 20 83
23 Siti Nurfila Aisah 4 4 4 4 16 67
24 Siti Yuliatin 5 5 5 4 17 71
25 Sitti Aisyah 5 5 6 5 21 88
26 Vinawati 5 5 5 4 17 71
27 Wirdatul Maulidiyah 4 5 4 5 18 75
28 Yati Oktavia 4 4 4 4 16 67
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 (∑ 𝒙) 2097
̅)
Skor Rata-rata (𝑿 75
25
4.13 Siklus II
Tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus 2berjalan dengan baik dan lancar di
kelas VII A MTS Darul Ulum Pujer. Tingkat partisipasi keaktifan belajar dan nilai siswa
meningkat cukup signifikan dibandingkan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran pada
siklus 1. Adapun data proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 2 sebagai berikut:
Table 3.5
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus 2
INDIKATOR
NO NAMA AKTIF PASIF
1 2 3
1 Anisa Nuril Laili
2 Azka
3 Cici Mamluatul Hasanah
4 Feli Febriyanti
5 Hasbiyeh
6 Halimatus Sa'diyah
7 Holifah
8 Izatun Nafsiyeh
9 Kamilatul Hasanah
10 Miyantika Sari
11 Murniatin
12 Muzayyanah
13 Nisi
14 Nuraeni
15 Nur Fitriana
16 Rike Susiati
17 Safiatus sarirah
18 Safitri
19 Silfiyah
20 Siti Lumatul Aisih
21 Siti Mailah
22 Siti Miliatun Fadilah
23 Siti Nurfila Aisah
24 Siti Yuliatin
25 Sitti Aisyah
26 Vinawati
27 Wirdatul Maulidiyah
28 Yati Oktavia
Jumlah Skor 24 4
Prosentase Keaktifan Belajar 86% 14%
26
Grafik 1.3
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus 2
14%
Siswa Pasif
Siswa Aktif
86%
Tabel 3.6
Hasil Nilai Menulis Siswa Siklus II
HASIL DARI HASIL
SETIAP DARI HASIL
NO NAMA
INDIKATOR SETIAP KESELURUHAN
G V O M ASPEK
1 Anisa Nuril Laili 5 5 5 6 21 88
2 Azka 5 5 5 5 20 83
3 Cici Mamluatul Hasanah 4 5 5 4 18 75
4 Feli Febriyanti 5 5 5 5 20 83
5 Halimatus Sa'diyah 4 5 5 4 18 75
6 Hasbiyeh 5 5 4 5 19 79
7 Holifah 4 4 4 4 16 67
8 Izatun Nafsiyeh 5 5 5 5 20 83
9 Kamilatul Hasanah 4 5 5 4 18 75
10 Miyantika Sari 5 5 5 5 20 83
11 Murniatin 5 5 4 5 19 79
12 Muzayyanah 5 5 5 5 20 83
13 Nisi 5 5 5 5 20 83
14 Nuraeni 5 6 5 6 22 92
15 Nur Fitriana 5 5 4 5 19 79
16 Rike Susiati 5 5 5 6 21 88
17 Safiatus sarirah 4 5 5 4 18 75
18 Safitri 4 4 5 4 17 71
19 Silfiyah 4 5 5 4 18 75
20 Siti Lumatul Aisih 5 5 4 5 19 79
21 Siti Mailah 5 6 5 6 22 92
22 Siti Miliatun Fadilah 5 5 5 6 21 88
23 Siti Nurfila Aisah 4 4 5 4 17 71
24 Siti Yuliatin 4 5 5 4 18 75
25 Sitti Aisyah 5 6 6 6 23 96
26 Vinawati 5 5 4 5 19 79
27 Wirdatul Maulidiyah 5 5 4 5 19 79
28 Yati Oktavia 4 4 5 4 17 71
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 (∑ 𝒙) 2246
̅)
Skor Rata-rata (𝑿 80
27
4.2 Pembahasan Dari Setiap Siklus
Dari hasil pelaksanakan tindak perbaikan pembelajaran, telah diperoleh hasil partisipasi
keaktifan belajar siswa yang selalu menunjukkan peningkatan. Pada pembelajaran sebelum
tindakan (pra siklus) atau kondisi awal dari 28 siswa kelas VII A MTS Darul Ulum Pujer,
menunjukkan bahwa tingkat persentasi keaktifan partisipasi belajar siswa sangat rendah
(kurang baik). Berdasarkan hasil penelitian observasi menunjukkan bahwa pada pra siklus
terdapat 4 dari 28 siswa (14%) yang aktif di kelas dan terdapat 24 dari 28 siswa (86%) yang
pasif di kelas dengan rata-rata nilai 65.
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran yang pertama (siklus I) terdapat 16 dari 28
siswa (57%) yang aktif di kelas dan terdapat 12 dari 28 siswa (43%) yang pasif di kelas
dengan rata-rata nilai 75. Nilai rata-rata ini masih belum mencapai target yang peneliti
tentukan. Hasil ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Ini adalah pertama kalinya siswa menerapkan strategi The Power of Two di kelas
terutama dalam menulis teks deskripsi
2. Siswa masih kesulitan menggunakan simple present tense
3. Siswa masih kekurangan kosakata yang digunakan dalam menulis deskripsi
4. Suara peneliti dalam menjelaskan materi tidak terlalu jelas atau tidak nyaring
5. Siswa masih bingung untuk menulis teks deskripsi
6. Siswa khawatir untuk menyusun beberapa kalimat dalam satu paragraf
7. Siswa tetap bekerja dalam kelompok yang sama dengan siswa yang sama
Oleh karena itu, pada siklus II diperlukan penyelesaian masalah yang terdapat pada siklus
I. Tindakan pada siklus II dilakukan dengan memperbaiki kelemahan teknik mengajar pada
siklus 1. Revisi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Memberi lebih banyak penjelasan tentang simple present tense
2. Mereview karakteristik teks deskripsi
3. Menyatakan beberapa kosakata yang umum digunakan dalam menulis teks
4. Menjelaskan materi dengan lantang dan mendekati siswa
5. Mengganti tempat duduk dan tugas kelompok atau pasangan siswa
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran yang kedua (siklus II) terdapat 24 dari 28
siswa (86%) yang aktif di kelas dan terdapat 4 dari 28 siswa (14%) yang pasif dikelas dengan
rata-rata nilai 80. Sehingga dari data tersebut sudah mencapai target yang peneliti tentukan
dan dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan strategi The Power of Two dapat
meningkatkan keterampilan menulis teks deskripsi siswa VII A di MTS Darul Ulum dengan
rekapitulasi data sebagai berikut:
28
Grafik. 1.4
Hasil Rekapitulasi Keaktifan Siswa
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Siswa Aktif Siswa Pasif
Pra Siklus 14% 86%
Siklus 1 57% 43%
Siklus 2 86% 14%
Tabel 3.7
Hasil Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Siswa
Siklus Nilai Rata-Rata
Pra Siklus 65
Siklus I 75
Siklus II 80
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan
strategi The Power of Two dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa
kelas VII A di MTS Darul Ulum Pujer. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai
siswa dari 65 meningkat menjadi 80 di siklus kedua dan juga nilai keaktifan siswa dari 14%
meningkat menjadi 86%. Selain itu, mereka juga tahu bagaimana membuat kalimat yang baik
dalam paragraf deskripsi dengan sangat baik. Mereka dapat belajar dengan lebih penuh minat
dan tidak membuat mereka bosan karena dengan menerapkan strategi seperti ini melibatkan
seluruh siswa untuk ikut serta mendiskusikan sesuatu dalam tim mereka dalam proses belajar
mengajar. Dengan adanya tim atau pasangan yang bekerja, siswa akan saling mendukung dan
memotivasi dan mereka dapat saling bertukar pikiran serta memecahkan masalah yang
ditemukan selama praktik atau proses pembelajaran di kelas. Setiap anggota tim akan
memastikan bahwa temannya memahami materi yang diberikan melalui tutor sebaya.
Sehingga setiap siswa dapat menguasai materi dengan baik, dalam hal ini menulis deskripsi.
5.2 Saran
Menyadari bahwa ada peningkatan yang lebih baik dalam penggunaan strategi The
Power of Two, tampaknya hal itu membawa perubahan pada kemajuan proses belajar
mengajar di kelas. Oleh karena itu, peneliti mengajukan beberapa saran kepada guru bahasa
Inggris, siswa, dan peneliti lainnya, diantaranya:
Guru bahasa Inggris didorong untuk menggunakan strategi The Power of Two
sebagai strategi pembelajaran untuk membantu siswa untuk dapat berbagi dan berdiskusi
tentang pengetahuan dan pengalaman atau ide mereka dengan karya berpasangan mereka dan
untuk memfasilitasi siswa dalam belajar menulis. paragraf deskripsi dengan baik. Dengan
demikian mereka akan berhasil menulis teks deskripsi dalam paragraf yang baik.
Selain itu untuk siswa disarankan menggunakan strategi The Power of Two dalam
proses pembelajaran di kelas agar mereka dapat berbagi ide dan pengalaman dengan karya
pasangannya untuk menyelesaikan masalah menulis mereka dengan lebih mudah terutama
dalam menulis paragraf deskripsi.
Penelitian ini menerapkan Penelitian Tindakan Kelas dalam melaksanakan strategi
The Power of Two, dan dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Peneliti lain
30
disarankan untuk melakukan strategi The Power of Two dengan menggunakan desain
penelitian lain dan melakukan strategi The Power of Two untuk meningkatkan keterampilan
berbicara, mendengarkan, atau membaca.
31
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal M. 2016. Tips efektif cooperative learning. Yogyakarta: Diva press
Bull, V. 2008. Oxford learners pocket dictionary (New edition). New York: Oxford
University Press 2000
Goodwyn, Andrew. 1992. English teaching and media education. Buckingham: Open
University Press
Harmer, Jeremy.2001. The practice of English language teaching 3rd ed. New York: Pearson
Education Limited
Hidayat, Surya Azmi. 2012. The Power of Two strategy in teaching and learning English at
the second grade of MTSN Padang batu sungai paring kandangan. Banjarmasin:
institute agama Islam antasari fakultas pendidikan Islam.
Linse, Caroline T. 2005. Practical English language teaching young learners. New York:
McGraw-hill
Oshima, A. & Hogue, A. 2007. Introduction to academic writing. USA: Pearson Education
Raimes, Ann. 1983. Techniques in teaching writing. New York: Oxford university
press
Ramaniyar, Eti & Rosanti, Khairumi. 2018. Jurnal Pendidikan Bahasa , Vol. 7, No. 2,
Desember 2018. https://journal.ikippgriptk.ac.id. (Diakses pada 22 Mei 2021)
Silberman, Melvin L. 2014. Active Learning: 101 cara belajar siswa aktif. Bandung: Nuansa
cendekia
Thornburry, Scott. 1999. How to teach grammar. Malaysia: Pearson Education Limited
Zemach, E, D. & Rumisek, L, A. 2003. College writing from paragraph to essay. New York:
Macmillan
32
Lampiran 1
Identifikasi
No. Hari/Tanggal Penyebab Rencana Solusi
Masalah
1. Kamis, 1) Minat belajar 1) Siswa kurang 1) Melaksanakan
15 April 2021 siswa rendah tertarik untuk tindakan
2) Partisipasi dan belajar bahasa pembelajaran yang
keaktifan siswa Inggris menyenangkan
rendah 2) Bahasa Inggris untuk siswa.
3) Hasil belajar adalah mata 2) Menentukan
siswa rendah pelajaran baru strategi
dan rata-rata bagi kelas VII pembelajaran yang
dibawah KKM. karena tidak tepat.
4) Kemampuan mengenal 3) Menyiapkan
menulis teks pelajaran bahasa rencana
bahasa Inggris Inggris secara pembelajaran yang
(writing) siswa intens saat di SD. dapat
sangat rendah. 3) Kurangnya meningkatkan
kosakata, tata keterampilan
bahasa, organisasi menulis siswa
dan mekanik dengan
dalam menulis penggunaan
teks bahasa strategi tertentu.
Inggris
4) Strategi
pembelajaran
yang kurang
menarik membuat
siswa bosan dan
malu untuk
bertanya
33
Masalah yang Alasan Pemilihan
Penyebab Rencana Solusi
dipilih Masalah
Keterampilan Kurangnya kosakata, Keterampilan Pemilihan metode dan
menulis siswa tata bahasa, organisasi, menulis siswa media pembelajaran
masih rendah mekanika dan strategi dalam yang tepat
yang tepat membuat pembelajaran berdasarkan
siswa merasa kesulitan berpengaruh karakteristik siswa
dalam menyampaikan terhadap hasil dan dukungan sarana
idenya dalam tulisan belajar yang ingin prasana yang ada
dan membuat mereka dicapai. disekolah dengan
malu untuk bertanya mempertimbangkan
kepada teman ataupun kondisi dan letak
guru. sekolah yang berada
diwilayah yang tidak
memiliki akses
jaringan selular
ataupun internet.
34
Lampiran 2
Kelas : VII A
Tujuan Perbaikan
Meningkatkan keterampilan menulis teks descripsi siswa VII A menggunakan strategi The
Power of Two di MTS Darul Ulum Pujer
Identifikasi Masalah
Analisis Masalah
Berdasarkan 4 masalah yang telah teridentifikasi diatas dikarenakan siswa kurang tertarik
untuk belajar bahasa Inggris. Selain itu bahasa Inggris adalah mata pelajaran baru bagi kelas
VII karena mereka belum mengenal pelajaran bahasa Inggris secara intens saat di SD. Namun
kurangnya kosakata, tata bahasa, organisasi dan mekanik dalam menulis teks bahasa Inggris
juga mendukung timbulnya permasalahan siswa. Dan yang terakhir adalah strategi
pembelajaran yang kurang menarik membuat siswa bosan dan malu untuk bertanya
Perumusan Masalah
Apakah dengan menggunakan strategi The Power of Two dapat meningkatkan keterampilan
menulis teks deskripsi siswa VII A di MTS Darul Ulum Pujer?
35
RANCANGAN SATU SIKLUS
Kelas : VII A
Tujuan Perbaikan
Meningkatkan keterampilan menulis teks descripsi siswa VII A menggunakan strategi The
Power of Two di MTS Darul Ulum Pujer
Identifikasi Masalah
1. Adanya siswa yang merasa kesulitan menyusun kalimat dan menghasilkan ide dalam menulis
2. Adanya siswa yang masih merasa malu bertanya kepada teman sebankunya (kelompoknya)
3. Adanya nilai siswa yang masih dibawah KKM sebanyak 12 orang
Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat diperoleh analisis masalahnya yaitu kurangnya
rasa percaya diri (merasa malu) untuk bertanya kepada teman sebankunya dalam
meningkatkan keterampilan menulis. Hal ini disebabkan karena strategi yang digunakan
merupakan strategi baru bagi siswa.
Perumusan Masalah
Apakah dengan menggunakan strategi The Power of Two dapat meningkatkan keterampilan
menulis teks deskripsi siswa VII A di MTS Darul Ulum Pujer?
36
Lampiran 3
37
Skenario Perbaikan Siklus 2
38
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
39
A. Materi Pembelajaran
Bacaan teks deskriptif (Descriptive text)
Descriptive text is a text which says what a person or a thing is like. Its purpose is to
describe and reveal a particular person, place, or thing.
The generic structure of descriptive text:
Descriptive text has structure as below:
- Identification; identifying the phenomenon to be described.
- Description; describing the phenomenon in parts, qualities, or/and characteristics.
Example:
My Dog
Identification
My dad bought me a dog on my birthday. It is a
male golden retriever dog. I really love him as my pet.
His name is Choco. He has brown fur.
Contoh soal:
1. What is the text about? A dog
2. What is the kind the text? Descriptive text
3. Where is the identification section in the text? In paragraph one
4. What is the color of the dog’s fur? Brown
5. Where does Choco like? he likes to be rubbed on his belly
B. Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen
Menulis teks essai dalam Tes tertulis Essay Write an essay : Describing
bentuk descriptive someone, something, or place
Link video pembelajaran berdasarkan RPPH pertama siklus 1 adalah sebagai berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=pXvKZJK2_fA
40
Tes Deskripsi Siklus 1
Nama :
Kelas :
No :
41
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
42
A. Materi Pembelajaran
Bacaan teks deskriptif (Descriptive text)
Descriptive text is a text which says what a person or a thing is like. Its purpose is to
describe and reveal a particular person, place, or thing.
The generic structure of descriptive text:
Descriptive text has structure as below:
- Identification; identifying the phenomenon to be described.
- Description; describing the phenomenon in parts, qualities, or/and characteristics.
The characteristic / language feature:
- Specific participant : memiliki obyek tertentu, tidak bersifat umum dan unik (hanya
ada satu) misalnya : bandengan beach, my house, borobudur temple, uncle Joko
- Penggunaan adjective (kata sifat) untuk memperjelas noun (kata benda)
misalnya : a beautiful beach, a handsome man, the famous place in jepara dll
- Penggunaan simple present tense: Pola kalimat yang digunakan adalah simple present
karena menceritakan fakta dari obyek deskripsi.
- Action verbs: terdapat kata kerja yang menunjukkan sebuah kegiatan (aktifitasnya bisa
dilihat) misalnya: run, sleep, walk, cut dll.
Example:
My Mother
Contoh soal:
1. What is the text about? My mother
2. What is the kind the text? Descriptive text
3. Where is the identification section in the text? In paragraph one
4. What is her skin color? Light brown
5. What does she do every day? Clean the house
C. Penilaian
Indikator
Teknik Bentuk
Pencapaian Instrumen/ Soal
Penilaian Instrumen
Kompetensi
Menulis teks essai Tes tertulis Essay Write an essay : Describing
dalam bentuk someone, something, or place
descriptive
43
Link video pembelajaran berdasarkan RPPH terakhir siklus 2 adalah sebagai berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=duVZl3ZDSJE
44
Tes Deskripsi Siklus 2
“Pilihlah salah satu gambar berikut dan buatlah paragraf deskriptif minimal 7 kalimat
berdasarkan gambar dibawah ini!”
Nama :
Kelas :
No :
45
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI SIMULASI PKP
SIKLUS 1
KESESUAIAN SARAN/HASIL
ASPEK YANG DIAMATI
DENGAN RPP* DISKUSI/REFLEKSI
A. KEGIATAN TIDAK A. KEGIATAN
SESUAI
PENDAHULUAN/AWAL SESUAI PENDAHULUAN/AWAL
46
dengan materi berupa media
Pemberian penguatan √ gambar tentang deskripsi dari
hewan. Penjelasan dan
pemberian contoh terkait materi
Penggunaan media √ disampaikan guru secara jelas
dengan menggunakan bahasa
Inggris ataupun bahasa
Pemberian tugas/latihan √ Indonesia. Guru memberikan
penugasan kepada siswa berupa
kerja secara berpasangan untuk
membuat teks deskripsi dari
gambar yang telah disediakan
oleh guru. Guru perlu
memberikan umpan balik agar
Umpan balik √ pembelajaran tidak sepenuhnya
di dominasi oleh guru. Akan
lebih baik jika guru mengurangi
dominasinya dalam
penyampaian materi agar siswa
terlebih dahulu memiliki
kesempatan untuk berusaha
memahaminya sendiri
berdasarkan pemikiran mereka
sendiri, tanpa harus selalu
dijelaskan secara mendetail oleh
guru.
47
KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG PANTAS TIDAK SARAN/HASIL
DIAMATI PANTAS DISKUSI/REFLEKSI
Guru berpakaian dengan
Pakaian yang dikenakan √ sangat rapi. Guru memakai
seragam pesantren.
Pendamping Mahasiswa
48
Lampiran 7
KESESUAIAN SARAN/HASIL
ASPEK YANG DIAMATI
DENGAN RPP* DISKUSI/REFLEKSI
B. KEGIATAN TIDAK D. KEGIATAN
SESUAI
PENDAHULUAN/AWAL SESUAI PENDAHULUAN/AWAL
49
E. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI
50
KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG PANTAS TIDAK SARAN/HASIL
DIAMATI PANTAS DISKUSI/REFLEKSI
Guru berpakaian dengan
Pakaian yang dikenakan √ sangat rapi. Guru memakai
seragam pesantren.
Pendamping Mahasiswa
51
Lampiran 8
Kepada
Kepala UPBJJ Jember
Di Tempat
52
Lampiran 9
PETUNJUK
Baca dengan cermat rencana perbaikan pembelajaran yang akan digunakan oleh guru /
mahasiswa ketika mengajar. Kemudian, nilailah semua aspek yang terdapat dalam rencana
tersebut dengan menggunakan butir penilaian di bawah ini:
Materi pembelajaran
2.2 Menentukan dan mengembangkan 5
53
3.2 Menyusun langkah-langkah perbaikan 5
pembelajaran
3.3 Menentukan alokasi waktu perbaikan 5
pembelajaran
3.4 Menentukan cara-cara memotivasi siswa 2
perbaikan pembelajaran
Rata-rata butir 4 = D 3
5. Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan
Alat penilaian perbaikan pembelajaran
5.1 Menentukan prosedur dan jenis
2
penilaian
5.2 Membuat alat-alat penilaian dan
2
Kunci jawaban
Rata-rata butir 5 = E 2
Mengetahui:
Kepala Sekolah, Penilai / Supervisor 2,
54
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU – PKP 2 (APKG – PKP 2)
LEMBAR PENILAIAN SIKLUS 1
KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
PETUNJUK
1. Amatilah dengan cermat pembelajaran yang sedang berlangsung.
2. Pusatkanlah perhatian Anda pada kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta
dampaknya pada diri siswa.
3. Nilailah kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir penilaian berikut.
4. Khusus untuk butir 5, yaitu mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran,
pilihlah salah satu butir penilaian yang sesuai dengan mata pelajaran yang sedang
diajarkan.
5. Nilailah semua aspek kemampuan guru.
3
1.1 Menata fasilitas dan sumber belajar
1.2 Melaksanakan tugas rutin kelas 3
Rata-rata butir 1 = A 3
3,8
Rata-rata butir 5.b = E
56
6. Melaksanakan penilaian proses dan
Hasil belajar
6.1 Melaksanakan penilaian selama
5
Proses pembelajaran
6.2 Melaksanakan penilaian pada akhir
5
Pembelajaran
Rata-rata butir 6 = F 5
Y= A+B+C+D+E+F+G = 4,39
7
Bondowoso, 22 April 2021
Mengetahui:
Kepala Sekolah, Penilai / Supervisor 2,
57
Lampiran 10
PETUNJUK
Baca dengan cermat rencana perbaikan pembelajaran yang akan digunakan oleh guru /
mahasiswa ketika mengajar. Kemudian, nilailah semua aspek yang terdapat dalam rencana
tersebut dengan menggunakan butir penilaian di bawah ini:
Rata-rata butir 2 = B 5
3. Merencanakan scenario perbaikan
pembelajaran
3.1 Menentukan jenis kegiatan perbaikan 5
Pembelajaran
58
3.2 Menyusun langkah-langkah perbaikan 5
pembelajaran
3.3 Menentukan alokasi waktu perbaikan 5
pembelajaran
3.4 Menentukan cara-cara memotivasi siswa 4
3.5 Menyiapkan pembelajaran 5
Rata-rata butir 3 = C
4,8
4. Merancang pengelolaan kelas perbaikan
pembelajaran
4
4.1 Menentukan penataan ruang dan
Fasilitas belajar 5
4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian
siswa agar dapat berpartisipasi dalam 4,5
Nilai APKG 1 = R
6.3 Penggunaan bahasa tulis
A+B+C+D+E+F
R= = 4,47
6
Mengetahui:
Kepala Sekolah, Penilai / Supervisor 2,
59
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU – PKP 2 (APKG – PKP 2)
LEMBAR PENILAIAN SIKLUS 2
KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
PETUNJUK
1. Amatilah dengan cermat pembelajaran yang sedang berlangsung.
2. Pusatkanlah perhatian Anda pada kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta
dampaknya pada diri siswa.
3. Nilailah kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir penilaian berikut.
4. Khusus untuk butir 5, yaitu mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran,
pilihlah salah satu butir penilaian yang sesuai dengan mata pelajaran yang sedang
diajarkan.
5. Nilailah semua aspek kemampuan guru.
Rata-rata butir 1 = A 5
2. Melaksanakan kegiatan perbaikan
pembelajaran
2.1 Memulai pembelajaran 5
klasikal
2.6 Mengelola waktu pembelajaran secara 5
efisien
5
Rata-rata butir 2 = B
60
3. Mengelola interaksi kelas
3.1 Memberi petunjuk dan penjelasan yang
Berkaitan dengan isi pembelajaran 5
61
6. Melaksanakan penilaian proses dan
Hasil belajar
6.1 Melaksanakan penilaian selama 5
Proses pembelajaran
6.2 Melaksanakan penilaian pada akhir 5
Pembelajaran
5
Rata-rata butir 6 = F
7. Kesan umum pelaksanaan pembelajaran
5
7.1 Keefektifan proses pembelajaran
7.2 Penggunaan bahasa Indonesia lisan 5
7.3 Peka terhadap kesalahan berbahasa
4
siswa
7.4 Penampilan guru dalam 5
Pembelajaran
Rata-rata butir 7 = G 4,5
Y= A+B+C+D+E+F+G = 4,5
7
Bondowoso, 29 April 2021
Mengetahui,
Kepala Sekolah Penilai/Supervisor 2
62
Lampiran 11
JURNAL PEMBIMBINGAN PKP SUPERVISOR 1
63
3. Sabtu, Tuweb 3 1.Perbaiki draft 1. Merevisi draft
24 April 1.Menentukan awal PKP yang awal PKP agar
2021 alat ukur dan telah dibuat agar relevan dengan
indikator yang sesuai dengan rumusan
Pukul jelas dalam rumusan masalah, tujuan,
13:00- melakukan masalah, tujuan dan judul
15:00 PKP/PTK penelitian, dan penelitian.
WIB berdasarkan hasil judul laporan. 2. Mulai
identifikasi dan 2.Agar mulai menyusun
rumusan masalah mengambil bagian
yang telah di ancang-ancang awal/pendahulua
tentukan. penyusunan n laporan.
2.Pengumpulan laporan PKP
tugas 1 yang telah berdasarkan
dikerjakan. tindakan
3.Menentukan perbaikan
bagian-bagian pembelajaran
dalam laporan yang telah
PKP. dilakukan pada
siklus 1.
64
5. Sabtu, Tuweb 5 1.Lakukan 1.Merevisi
22 Mei 1.Pemberian revisi bab I-III laporan PKP
2021 feedback berupa pada laporan Bab I-III sesuai
hasil review Bab PKP yang telah masukan yang
Pukul I-III laporan PKP disusun. diberikan oleh
13:00- yang telah 2.Lanjutkan tutor.
15:00 disusun secara penyusunan 2.Menyusun
WIB umum. laporan bab IV- laporan PKP
2.Pembahasan V. Bab IV-V
Bab IV-V secara
umum.
65
8. Sabtu, Tuweb 8 1.Segera upload 1.Mengupload
12 Juni 1.Memberikan laporan PKP laporan PKP
2021 informasi untuk kelaman dalam bentuk
segera praktik.ut.ac.id file pdf dengan
Pukul mengupload sebelum batas ukuran tidak
13:00- laporan PKP waktu yang lebih dari 2 MB
15:00 kelaman ditentukan.
WIB praktik.ut.ac.id 2.Pastikan
ukuran file yang
akan di upload
tidak melebihi
batas
maksimum
kapasitas file.
3.File laporan
PKP yang
diupload
berbentuk file
pdf.
Mengetahui,
Supervisor 1 Mahasiswa
66
Lampiran 12
JURNAL PEMBIMBINGAN SUPERVISOR 2 PKP
67
2. Kamis, Siklus 2 1. RPP yang disusun 1. Penyusunan RPP
29 April sudah lebih baik bias dikembangkan
2021 dan lebih lengkap. lagi agar lebih
2. Tindakan sempurna.
perbaikan 2. Agar konsisten
pembelajaran melakukan
dilakukan dengan pemenuhan poin-
baik, poin-poin poin, dikegiatan
kegiatan awal, inti, awal, inti, dan
dan penutup telah penutup maka harus
terpenuhi dengan dilakukan
baik oleh guru. pemantapan dalam
setiap pembelajaran.
Mengetahui:
Supervisor 1 Supervisor 2
68