Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Tahsin surah Al-Lahab”


Dosen Pengampu:

● Rio Romanda Hamidi,M.Pd


Disusun oleh:

● Luxy Terangginas

Npm:2021020286

● Arifina

Npm:2021020415

● Juniver Eframa

Npm:2021020089

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG

SYARIAH
HUKUM TATA NEGARA

KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang Maha
Pengasih Lagi Maha Penyayang. Yang telah memberikan limpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini .

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Tahsinul Qur’an yang
berjudul Tahsin Surah Al-Lahab.Makalah ini kami susun dengan segala
kemampuan kami dan semaksimal mungkin.

Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu, kami
sebagai penyusun makalah ini mohon kritik dan saran sebagai bahan koreksi untuk
kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca dan yang
menyusun makalah ini.

Bandar Lampung, 11 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I 1

PENDAHULUAN 1
1.1.Latar belakang masalah 1
1.2. Rumusan Masalah 1
BAB II

PEMBAHASAN 2

2.1 ASBABUNNUZUL DAN MUNASABAH SURAT AL-LAHAB...............3


2.2 PEMBAHASAN TAFSIR Q.S. AL-LAHAB..........................................4
2.3 Hikmah Tarbiyah Q.S. AL-LAHAB...................................................5

BAB III
PENUTUP 6
A. Kesimpulan 6
DAFTAR PUSTAKA 7
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Surat-surat dalam al-Qur’an yang merupakan surat populer, sering dibaca dan mayoritas
umat Islam dari kalangan dewasa maupun anak-anak telah menghafalnya adalah surat al-Lahab.
Surat ini cukup mendapatkan tempat istimewa di kalangan umat Islam. Hal ini disebabkan oleh
keberadaan surat al-Lahab yang termasuk dalam bagian al-mufas

Namun, sangat disayangkan sekali, kuantitas bacaan dan kualitas hafalan tersebut
seringkali tidak diimbangi dengan kualitas pemahaman terhadap apa yang terkandung di
dalamnya, seperti contoh tujuan diturunkannya surat ini, mengapa Allah menurunkan surat
yang secara khusus mengkisahkan tentang paman Nabi, yakni Abu Lahab, sementara ada
beberapa paman Nabi yang lainnya.

Hal lain yang termasuk di dalamnya adalah apabila tujuan diturunkannya surat khusus
tentang Abu Lahab dikarenakan pertentangan dan permusuhannya kepada Rasulullah SAW,
maka dalam hal ini ada tokoh yang lebih keras dalam menentang dan lebih kejam dalam
melawan dari Abu Lahab. Tokoh yang dimaksud adalah ‘Amr bin Hisha>m atau yang terkenal
dengan sebutan Abu Jahal. Jika demikian maka yang lebih pantas dijadikan nama surat atau
disebutkan secara khusus dalam al-Qur’an adalah Abu Jahal.

Karenanya, pemahaman yang baik terhadap surat al-Lahab adalah hal penting untuk
memahami petunjuk dari Allah SWT yang kemudian dapat direnungi serta dilaksanakan dalam
amaliyah sehari-hari, sehingga diperlukan metode tafsir yang tepat dalam rangka menggali
pesan-pesan yang terkandung dalam keseluruhan surat al-Lahab.

Dalam pembahasan artikel ini satu surat al-Qur’an yakni al-Lahab menjadi objek kajian
dan meneliti tema umum dari surat tersebut, menghayati, mengetahui tujuan khusus,
mengetahui hal-hal penting yang dapat mengelompokkan tema-tema yang terdapat dalam surat
tersebut serta memaparkan penjelasan dengan luas sehingga melahirkan satu penafsiran
tentang surat al-Lahab yang utuh dan satu tema yang serasi.
1.2 Rumusan masalah
1. ASBABUNNUZUL DAN MUNASABAH SURAT AL-LAHAB
2. PEMBAHASAN TAFSIR Q.S. AL-LAHAB
3. Hikmah Tarbiyah Q.S. AL-LAHAB

1.3 Tujuan masalah


1. Mengetahui ASBABUNNUZUL DAN MUNASABAH SURAT AL-LAHAB
2. Mengetahui tafsir Q.S. AL-LAHAB
3. Mengetahui Hikmah Tarbiyah Q.S. AL-LAHAB
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ASBABUNNUZUL DAN MUNASABAH SURAT AL-LAHAB

Suatu ketika Rasulullah SAW mendaki bukit shafa di Mekkah, untuk berseru
mengisyaratkan akan adanya bahaya yang mengancam. Maka berkumpullah sejumlah penduduk
Mekkah termasuk Abu Lahab. Nabi SAW antara lain bersabda: “Seandainya aku menyampaikan
kepada kamu bahwa akan ada musuh yang menyerang di pagi atau sore hari, apakah kamu akan
mempercayaiku?” Mereka menjawab bahwa: “Kami tidak pernah mengetahiu kamu berbohong”.
Nabi SAW kemudian menjelaskan kepada mereka tentang ancamam hari Akhir yang akan
mereka hadapi , jika mereka mengabaikan tuntunan Allah. Mendengar itu Abu Lahab berseru:
“Binasalah engkau sepanjang hari! Apakah untuk itu engkau mengumpulkan kami?” Maka
turunlah surah ini. ( Al-Mishbah : 2002 : 596 )
Peristiwa diatas diperkirakan terjadi pada tahun IV setelah kenabian. Ada juga yang
meriwayatkan bahwa suatu ketika Abu Lahab datang kepada Nabi bertanya apa yang akan
diperoleh jika dia memeluk Islam ? Nabi menjawab: “Seperti yang diperoleh kaum muslimin”
Abu Jahl menjawab: “Celakalah agama ini, bila aku dipersamakan dengan mereka”. Maka
turunlah ayat ini. ( Al-Mishbah : 2002 : 596 )
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa istri Abu Lahab menyebarkan duri-duri di
tempat yang akan dilalui Nabi SAW. Ayat ini ( Q.S. Al-Lahab : 1-4 ) turun berkenaan dengan
peristiwa tersebut, yang melukiskan bahwa orang yang menghalang-halangi dan menyebarkan
permusuhan terhadap Islam akan mendapat Siksaan Allah. (Asbabun Nuzul : 2002 : 688 )
Adapun munasabah surah Al-Lahab dengan surah sebelumnya yaitu surah An-Nasr
bahwa menerangkan tentang kemenangan yang diperoleh Nabi Muhammad SAW dan
pengikut-pengikutnya. Sementara pada surah ini Allah menjelaskan tentang kebinasaan dan
siksaan yang akan diderita oleh Abu Lahab dan istrinya sebagai orang-orang yang menentang
Nabi Muhammad SAW. Dan munasabah surah ini dengan surah sesudahnya yaitu surah
Al-Ikhlas yang mengemukakan bahwa Tauhid dalam Islam adalah Tauhid yang
semurni-murninya. ( Al-‘Usyr Al-Akhir : - : 75 )
2.2 TAFSIR Q.S. AL-LAHAB

ُ‫) َّوا ْم َراَتُه‬۳( ‫ب‬ َ ‫) َمااَ ْغنَى َع ْنهُ َمالُهُ َو َما َك َس‬۱( َّ‫ب َّوتَب‬
َ ‫) َسيَصْ لَى نَارًا َذ‬۲( ‫ب‬
ٍ َ‫ات لَه‬ ْ ‫تَب‬
ٍ َ‫َّت يَ َدااَبِ ْي لَه‬
ِ َ‫َح َّما لَةَ ْال َحط‬
)٥( ‫) فِ ْي ِج ْي ِدهَا َح ْب ٌل ِّم ْن َّم َس ٍد‬٤( ‫ب‬
1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!
2. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.
3. Kelak dia akan masuk kedalam api yang bergejolak (neraka).
4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (pembawa fitnah).
5. Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.

ْ ‫تَب‬
ٍ َ‫َّت يَ َدااَبِ ْي لَه‬
)۱( َّ‫ب َّوتَب‬
“binasalah kedua tangan abu lahabdan benar-benar binasa dia!
ْ ‫ )تَب‬maksudnya adalah kebinasaan dan kerugian besar, sesatlah perbuatannya dan apa yang ia
(‫َّت‬
kerjakan. Sedangkan ( َّ‫ ) َوتَب‬maksudnya sungguh telah merugi/binasa dan kebinasaannya serta
kehancurannya benar-benar terjadi. Allah ‘Azza wa Jalla memulai firmanNya dengan
menyebutkan (‫ب‬ ٍ َ‫َّت يَدَا َأبِي لَه‬
ْ ‫“ )تَب‬Binasalah kedua tangan Abu Lahab” sebelum menyebutkan diri
Abu Lahab karena tanganlah yang digunakan untuk berbuat, bekerja, mengambil sesuatu dan
memberinya.
َ ‫َمااَ ْغنَى َع ْنهُ َمالُهُ َو َما َك َس‬
)۲( ‫ب‬
“Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan”
Huruf (‫ ) َما‬dalam ayat ini adalah adalah huruf (‫ ) َما‬istifhamiyah/pertanyaan sehingga maknanya
‘apakah ada manfaat harta dan apa yang ia usahakan ?’ maka jawabannya adalah tidak sama
sekali. Huruf (‫ ) َما‬juga dapat bermakna nafiyah/penolakan. Sehingga maknanya tidak bermanfaat
baginya harta dan apa yang ia usahakan. Kedua makna ini saling berkaitan, harta yang dimiliki
dan apa yang ia usahakan tidak bermanfaat sedikitpun baginya padahal menurut kebiasaan
bahwa harta dan apa yang ia usahakan memberikan manfaat bagi pemiliknya. Walaupun
demikian apa yang ia miliki tidaklah dapat menyelamatkannya dari siksa neraka. Sebagian ulama
menafsirkan (‫ب‬ َ ‫“ ) َما َك َس‬apa yang dia usahakan” dengan anak. Sehingga maknanya “tidaklah
bermanfaat baginya harta dan anaknya”. Yang lebih tepat bahwa ayat menunjukkan keumuman
sehingga termasuk di dalamnya anak, harta yang diusahakan, kemuliaan dan kedudukan yang
berusaha ia raih. Sehingga seluruh yang ia usahakan baik berupa kemuliaan dan kewibawaan
maka itu semua tidak bermanfaat sedikitpun untuk menyelamatkannya dari neraka.

ٍ َ‫ات لَه‬
)۳( ‫ب‬ َ ‫َسيَصْ لَى نَارًا َذ‬
“Kelak dia akan masuk kedalam api yang bergejolak (neraka)”
Huruf sin (‫ )س‬pada kata (‫ ) َسيَصْ لَى‬merupakan tanfis yang menunjukkan akan benar-benar terjadi
dan dalam waktu yang dekat. Maksudnya Abu Lahab akan benar-benar dimasukkan ke neraka
yang bergejolak dalam waktu yang dekat. Karena selama apapun seseorang hidup di dunia jika
dibandingkan dengan akhirat maka hal itu akan sangat dekat/singkat12.
Disebutkan bahwa sebelum meninggalnya Abu Lahab diserang penyakit yang sangat akut.
Penyakit tersebut adalah penyakit yang disebut (‫ )العدسة‬sejenis bisul. Pada saat itu orang arab
sangat menjauhi orang yang terkena penyakit ini sebagaimana mereka menjauhi orang yang
terkena penyakittha’un/pes. Sehingga ketika dia telah meninggal tidak ada seorangpun yang
sanggup memandikannya hingga pada hari ketiga, anaknya mengguyur jasadnya dari kejauhan.

ِ َ‫َّوا ْم َراَتُهُ َح َّما لَةَ ْال َحط‬


)٤( ‫ب‬
“Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (pembawa fitnah)”
Istri Abu Lahab merupakan salah seorang wanita terpandang di kalangan Quraisy*. Dia adalah
Ummu Jamiil namanya Arwaa bintu Harbu bin ‘Ummayyah. Dia adalah saudara perempuan Abu
Sufyan. Istri Abu Lahab ini termasuk orang yang membantunya dalam kekafiran dan
penentangannya kepada risalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Oleh karena itulah dia kelak
akan bersama suaminya di hari qiyamat di dalam adzab neraka jahannam.
(َ‫ ) َح َّمالَة‬merupakan bentuk sighah muballaghah yang menunjukkan banyak. Disebutkan bahwa ia
membawa banyak kayu berduri yang akan diletakkan di jalan yang dilalui Nabi Shallallahu
‘alaihi wa Sallam dengan tujuan untuk mengganggu beliau.

)٥( ‫فِ ْي ِج ْي ِدهَا َح ْب ٌل ِّم ْن َّم َس ٍد‬


“Dilehernya ada tali dari sabut yang dipintal”
Yakni dia pergi ke gurun dengan membawa tali dari sabut untuk membawa kayu-kayu berduri
yang akan ia letakkan di jalan yang dilalui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

Jika kita lihat dengan teliti berdasarkan penafsiran di atas terlihat bertapa istri Abu Lahab ini
memiliki tekad yang sangat kuat untuk menganggu dakwah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam karena ia rela mengorbankan dirinya dengan segala kehormatan yang dimilikinya.
Namun demikian ia tanggalkan semuanya demi mengganggu dakwah Nabi Shallallahu ‘alaihi
wassallam dan membantu suaminya. Diriwayatkan dari Ats Tsauriy Rahimahullah, beliau
mengatakan (‫) َح ْب ٌل ِم ْن َم َس ٍد‬, “Adalah kalung dari api, yang panjangnya 70 hasta”

2.3 Hikmah Tarbiyah Q.S. AL-LAHAB

Dalam surat Al- Lahab ini, ada beberapa pelajaran yang bisa kita petik, diantaranya:
1. Surat ini merupakan salah satu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Dimana Allah
menurunkan surat ini dalam kondisi Abu Lahab dan istrinya masih hidup, sementara keduanya
telah divonis sebagai orang yang akan disiksa didalam api neraka, yang konsekuensinya mereka
berdua tidak akan menjadi orang yang beriman. Dan apa yang dikabarkan Allah subhanahu
wata’ala Dzat Yang Maha Mengetahui perkara yang gaib pasti terjadi.
2. Tidak berguna sedikitpun harta benda (untuk melindungi) seseorang dari azab Allah ketika ia
melakukan perbuatan yang mendatangkan murka Allah subhanahu wata’ala.
3. Haramnya menganggu orang beriman secara mutlak.
4. Tidak bermanfaat sedikitpun hubungan kekerabatan seorang musyrik, dimana Abu Lahab
adalah pamannya Nabi tetapi ia di dalam neraka.
5. Hubungan kekeluargaan dapat bermanfaat jika itu dibangun di atas keimanan. Lihatlah Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Lahab punya kedekatan dalam kekerabatan, namun hal itu
tidak bermanfaat bagi Abu Lahab karena ia tidak beriman.
6. Tidak bermanfaatnya harta dan keturunan bagi orang yang tidak beriman, namun sebenarnya
harta dan keturunan dapat membawa manfaat jika seseorang itu beriman.
7. Bahaya saling tolong menolong dalam kejelekan sebagaimana dapat dilihat dari kisah Ummu
Jamil yang membantu suaminya untuk menyakiti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

al-Qur'an adalah perkataan Allah yang tidak ada perkataan yang menandingi
kebenarannya, meskipun perkataan al-Qur'an tentang peristiwa ghaib yang tidak tampak mata,
namun hal tersebut benar dan pasti akan terjadi. Itulah yang terjadi pada Abu Lahab, dalam
surat al-Lahab, memastikan kebinasaan bagi Abu Lahab dengan tidak bermanfaatnya harta
kekayan dan anak-anaknya yang tidak dapat menyelamatkannya dari siksa api neraka.
Penderitaan puncak Abu Lahab adalah tatkala ia bersama istrinya dimasukkan ke dalam neraka
dengan kondisi istrinya membawa kayu bakar berlilitkan sabut dari api neraka yang berguna
untuk menjadi bahan bakar membakar ia dan suaminya. Inilah akibat memusuhi dakwah Rasul
dan menolak ajaran Allah.
DAFTAR PUSTAKA

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Bandung: Mizan, 2002


- Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, Tafsir Juz ‘Amma
- HR. Bukhari no. 4972 dan Muslim no. 208.
- Shahih Tafsir Ibnu Katsir hal. 701/IV
- http://muslim.or.id/tafsir/tafsir-surat-al-masad.html
- http://ippnuteni.blogspot.com/2012/05/tafsir-surat-al-lahab.html

Anda mungkin juga menyukai