“FI’IL”
Dosen Pembimbing
“Sri Belia Hrp, M.Pd”
D
i
S
u
s
u
n
OLEH
KELOMPOK 4
Leo Prayoga Harefa : 21.01.16.029
Muhammad Naufal : 21.01.16.038
Ilham Nuriadi Ujung : 21.01.16.026
Helmi Alwi : 21.01.16.023
Dini Arnisa : 21.01.16.010
Siti Tahira : 21.01.16.052
Adinda Syahputra : 21.01.16.014
Ahmad Rifai :
1
KATA PENGANTAR
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian Fi’il....................................................................................2
B. Tanda-tanda Fi’il.................................................................................2
C. Pembagian Fi’il...................................................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................16
A. Kesimpulan.......................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalimah adalah suatu susunan dari beberapa huruf hijaiyah yang
mempunyai arti/makna, kalimah dibagi menjadi tiga yaitu kalimah isim (kata
yang menujukkan arti suatu benda yang tidak di sertai waktu dan tempat),
kalimah fi’il (kata kerja) dan kalimah huruf (kata yang tidak mampu berdiri
sendiri kecuali jika dirangkai dengan kata yang lain). Jika kalimat itu di masuki
‘amil maka ada yang akan terjadi suatu perubahan pada kalimat tersebut,dan
pula ada yang tetap.
Kalimah fi’il merupakan kalimah (kata) yang menunjukkan makna mandiri
disertai dengan pengertian zaman. Kalimah fi’il yang dilakukan pada masa lalu
disebut dengan fi’il madhi dan yang dilakukan pada masa sekarang (haal) atau
pada masa yang akan datang (mustaqbal) disebut dengan fi’il mudhori’. Dalam
bahasa Indonesia kalimah fi’il disebut dengan kata kerja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Fi’il?
2. Apa tanda-tanda Fi’il?
3. Apa saja pembagian Fi’il?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar memahami pengertian Fi’il.
2. Agar mengetahui tanda-tanda Fi’il
3. Agar mengetahui pembagian Fi’il
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FI’IL
Dalam bahasa Arab kalimat Fi’il yaitu kata yang menunjukkan arti pekerjaan
atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau,
sekarang dan yang akan datang).
Contoh kalimat:
1. Telah Menulis :
2. Sedang Menulis :
3. Tulislah! :
B. TANDA-TANDA FI’IL
Fi’il memili tanda-tanda sebagai berikut:
Huruf ْد4 َق artinya “sungguh“. Huruf ْد4 َق ini merupakan tanda untuk fi’il
madhi dan fi’il mudhari (tidak masuk untuk fi’il amr).
Huruf ْد4 َق yang masuk pada fi’il madhi harus memenuhi empat syarat
berikut:
1. Kata harus positif
2. Kata harus bisa ditasrif
3. Harus berupa kalam ikhbar (pembicaraan yang mengandung
kemungkinan benar atau bohong semata-mata dilihat dari
pembicaraannya itu sendiri).
4. Tidak ada pemisah antara huruf ْقَد dengan kata setelahnya
2
Contoh:
“ س
َ ” artinya “akan“. Huruf “س
َ ” ini merupakan huruf istiqbal dan hanya
digunakan untuk fi’il mudhari. Namanya juga “akan” jadi tidak mungkin
digunakan untuk fi’il madhi.
Perhatikan contoh kutipan ayat Al-Qur’an di bawah ini:
ِ ال َّن
)Al Baqarah: 142( اس ال ُّس َف َها ُء م َِن َس َيقُو ُ&ل
س
َ : Huruf istiqbal
َ َس َيعْ لَم
(An Naba: 4) ُون َكاَّل
س
َ : Huruf istiqbal
َ َيعْ لَم
ُون : Fi’il mudhari
Sama seperti huruf “ س َ ” َس ْوini artinya juga “akan“. Bedanya dengan
َ “, kata “ف
“س
َ “, kata “ف َ ” َس ْوini digunakan untuk waktu yang lebih lama daripada “س َ “.
Kata “فَ ” َس ْوjuga termasuk huruf istiqbal dan hanya digunakan untuk fi’il
mudhari.
3
Perhatikan contoh di bawah ini:
ِ ُنصْ ل ف
)An Nisa: 56( َنارً ا ِيه ْم َ َس ْو ِبآ َيا ِت َنا َ ِإنَّ الَّذ
ِين َك َفرُوا
)An Nisa: 152( ه ْم َ ُأج ِيه ْم
ُ ُور ِ يُْؤ ت ف َ َُأو ٰل
َ َس ْو ِئك
Pada contoh di bawah ini, kata “ َ ” َس ْوdidahului huruf “lam”:
ف
َ ُأ ْخ َر ُج ف
)Maryam: 66( ح ًّيا َ لَ َس ْو ِت
ُّ م َو َيقُو ُل اِإْل ْن َسانُ َأِإ َذا َما
)Al Lail: 21( ض ٰى َ َولَ َس ْو
َ ْ َير ف
4. Didahului huruf “ ْ”ت
Ta ta’nits tidak memiliki arti khusus, hanya huruf tambahan saja. Ta ta’nits
ini merupakan ciri fi’il madhi. Dan ta’ yang berharakat sukun ini adalah
huruf yang menunjukkan bahwa apa yang disandarkan kepadanya
merupakan fi’il yang dalam bentuk muannats. Ta ta’nis sakinah ini
dikhususkan untuk fi’il madhi saja.
Perhatikan contoh di bawah ini:
4
fi’ilnya terdapat huruf illat ( ي، ا، )و/ hamzah atau malah sepi dari
huruf illat dan hamzah. Berdasarkan hal tersebut, bina’ dalam ilmu shorof
dibagi menjadi tujuh, yaitu:
a) Bina’ Shahih
Yaitu bina’yang fa’fi’il, ain fi’il dan lam fi’ilnya selamat dari huruf illat (
Contoh: ب
َ ض َر
َ َ َ ن،د ََخ َل
، َعلِ َم،ص َر
Adapun bina’ shahih ruba’i adalah kalimah yang huruf fa’ fi’ilnya tidak
sejenis dengan lam fi’il yang pertama.
َ د َْخ َر
Contoh: ج
2. Bina' Mitsal
Yaitu kalimah yang fa’ fi’ilnya berupa wawu atau ya’. Bina’ mitsal
dibagi menjadi dua macam, yaitu mitsal wawi dan mistal ya’i. Apabila
fa’ fi’il berupa wawu, maka disebut sebagai bina’ mitsal wawi. Jika fa’
fi’il berupa ya’, maka disebut bina’ mitsal ya’i.
Contoh: م َّد
َ yang berasal dari kata َم َد َد
Sedangkan bina’ mudha’af ruba’i adalah kalimah yang fa’ fi’il dan lam
fi’il yang pertama berupa huruf yang sama/sejenis. Begitu juga dengan
ain fi’il dan lam fi’il yang kedua, juga berupa huruf yang sama.
Contoh: طَْأطََأ
4. Bina' Lafif
5
Bina’ lafif juga dibagi ke dalam dua macam, yaitu lafif maqrun
(bertemu/sambung) dan lafif mafruq (terpisah). Bina’ lafif maqrun adalah
kalimah yang ain fi’il dan lam fi’ilnya berupa huruf illat.
Contoh: َغ َزا yang berasal dari kata َغز ََو dan س ٰرى
َ yang berasal dari
kata ي
َ س َر
َ
6. Bina' Mahmuz
Bina’ mahmuz adalah kalimah yang fa’ fi’il, ain fi’il, atau lam fi’ilnya
berupa hamzah. Bina’ mahmuz terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
mahmuz fa’, mahmuz ain, dan mahmuz lam. Apabila fa’ fi’il berupa
hamzah maka disebut mahmuz fa’, jika hamzah bertempat pada ain fi’il
maka disebut mahmuz ain, dan jika yang berupa hamzah adalah lam
fi’ilnya maka disebut mahmuz lam.
Contoh: َصان
َ yang berasal dari kata َص َون
َ dan سا َر
َ yang berasal dari kata
سيَ َر
َ
6
b) Fi'il Dilihat Dari Segi Penyusunannya
Dari segi penyusun fi'il atau dari lafazhnya, fi'il terbagi menjadi dua, yaitu:
َ َكت
contoh: َب
2. fi'il ruba'i mujarrad, yaitu fi'il yang huruf penyusunnya terdiri dari
empat huruf asli.
contoh: ج
َ د َْح َر
c) Berdasarkan Waktunya
Fi’il berdasarkan waktunya ada tiga macam, yaitu:
1. fi’il madhi
2. fi’il mudhari’, dan
3. fi’il amar
1. FI’IL MADHI
7
Fi’il Madhi adalah kata kerja untuk masa lampau yang memiliki arti telah
melakukan sesuatu (lampau). Dengan kata lain pekerjaan tersebut
telah/sudah dilaksanakan, baik dilaksanakan baru saja, tadi, kemarin, satu
bulan yang lalu, atau satu tahun yang lalu dan seterusnya.
Contoh kalimat:
8
Contoh Fi’il Madhi
2. FI’IL MUDHARI’
Fi’il Mudhari’ adalah kata kerja yang memiliki arti sedang melakukan.
Maksudnya fi’il mudhari’ itu harus selalu di rafa’ kan huruf akhirnya
dan huruf awalnya harus memakai salah satu dari huruf zaidah yang
empat, yaitu hamzah, nun, ya, dan ta, seperti lafazh:
Contoh kalimat:
9
Jika diperhatikan, perubahan Fi’il Mudhari’ akan terlihat berbeda-beda
di akhir kata sesuai dhamir-nya (kata ganti). Perubahan pada fi’il
mudhari’ akan terlihat pada huruf mudhara’ah yang digunakan di awal
dan akhir fi’il nya. Adapun huruf mudhara’ah adalah 4 huruf hijaiyah
yang berbeda dalam fi’il mudhari’, huruf tersebut adalah adalah
ن dan ت, ي,ا.
Contoh kalimat:
10
Contoh-contoh fi’il mudhari’
3. FI’IL ‘AMR
Fi’il ‘Amr adalah kata kerja untuk perintah yang berisi pekerjaan yang
dikehendaki oleh mutakallim (pembicara) sebagai orang yang
memerintahkan agar dilakukan oleh mukhatab (lawan bicara) sebagai orang
yang diperintah. Fi’il Amar selamanya di jazm kan (akhirnya).
Perlu diingat bahwa yang menjadi fa’il (Pelaku) dari fi’il amr adalah dhamir
mukhatab (lawan bicara) atau “orang kedua” sebagai orang yang diperintah
untuk melakkukan pekerjaan tersebut. Dhamir mukhatab tersebut adalah:
11
Contoh kalimat:
Cara membuat fi’il amr bagi fi’il yang asli tiga huruf ialah berpedoman
kepada fi’il mudhari’-nya dengan ketetuan sebagai berikut:
1. Huruf ya ( )يmudhara’ah yang terletak di awal fi’il diganti dengan alif (
)أ. Adapun harakat (tanda baca alif ini memiliki beberapa ketentuan: 1)
apabila huruf kedua terakhir fi’il ber-harakat dhammah, maka alif ber-
harakat dhammah, dan 2) apabila huruf kedua terakhir fi’il ber-harakat
kasrah dan fathah, maka alif ber-harakat kasarah.
Contoh:
12
3. Apabila setelah dibuang ya Mudhara’ahnya huruf pertamanya
merupakan hamzah yang berharokat sukun, maka dapat mengikuti cara
pertama atau mengikuti cara kedua dengan menghilangkan hamzah yang
berharokat sukun.
Contoh:
13
2. Fi’il amr ber-dhamir huruf akhir fi’il di-harakat-i dengan
contoh: ب
َ ض َر
َ (memukul)
ُ ب يُوس
ُف َزيَدًا َ ض َر
َ = Yusuf memukul Zaid
ب
َ ض َر
َ = fi'l madhi
ُ يُوس = fa'il
ُف
َزيَدًا = maf'ul bih (objek)
14
contoh: ُربَه
َضَ (ia memukulnya). Berarti ب
َ ض َر
َ adalah fi'il muta'addi.
b. Perbuatan yang dilakukan oleh salah satu anggota badan
contoh: َ َذا
ق (merasakan makanan/mencicipi), kita mencicip makanan
dengan lidah, lidah adalah salah satu anggota badan.
Ciri-ciri fi'il lazim
a. Tidak bisa bersambung dengan dhamir ه
b. Perbuatan dilakukan oleh seluruh anggota badan.
contoh : ( َجا َءdatang), karena perbuatan "datang" dilakukan oleh seluruh
anggota badan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimah fi’il merupakan kalimah (kata) yang menunjukkan makna
mandiri disertai dengan pengertian zaman. Kalimah fi’il yang dilakukan pada
masa lalu disebut dengan fi’il madhi dan yang dilakukan pada masa sekarang
(haal) atau pada masa yang akan datang (mustaqbal) disebut dengan fi’il
mudhori’. Dalam bahasa Indonesia kalimah fi’il disebut dengan kata kerja.
Fi’il memili tanda-tanda sebagai berikut:
3 Berdasarkan Waktunya
a) fi’il madhi
b) fi’il mudhari’, dan
c) fi’il amar
5. Fi'il dilihat dari segi butuhnya terhadap objek.
16
DAFTAR PUSTAKA
17