7. Jelaskan melalui visualisasi tingkatan atau jenis analisis dalam etnografi yang
menggambarkan perbedaan serta kaitannya satu sama lain!
Jawab : Adapun tingkatan analisis data dalam penelitian etnografi adalah :
Analisi Analisis
Analisi Isi Analisi Domain
Taksonomi Komponensial
Analisi Tema
Budaya
10. Dapatkah etnografi memiliki data-data kuantitatif? Jelaskan alasanmu dan berilah contoh
kasusnya!
Jawab : pada umumnya penelitian etnografi menggunakan penelitian kualitatif. namun ada
beberapa kondisi di mana pada penelitian etnografi menggunakan data kuantitatif hal ini
terjadi jika pada penelitian membutuhkan data yang lebih akurat ada beberapa kondisi
sehingga data kuantitatif dapat digunakan dalam penelitian etnografi seperti meneliti tingkat
literasi dan juga penelitian yang dimiliki berubah seiring waktu. Jadi pada intinya penelitian
etnografi ini bisa menggunakan penelitian data kuantitatif pada kasus-kasus tertentu.
b. Responlah setiap pertanyaan berikut ini sesuai dengan pemahamanmu saat ini!
1. Rancanglah sebuah instrumen lembar observasi dengan menggunakan langkah-langkah
penyusunan lembar observasi untuk tujuan identifikasi etnomatematika! Kamu dapat
memberikan contoh hipotesis produk kebudayaan di masyarakat maritim melayu Kepulauan
Riau dan berandai-andai akan melalukan etnografi!
Jawab : berikut contoh lembar observasi penelitian etnografi :
- memilih proyek etnografi : batik gonggong khas Tanjung Pinang Kepulauan Riau
- mengajukan pertanyaan :
peneliti : Selamat siang bu, Perkenalkan nama saya sarida sebelumnya terima kasih Bu
sudah sedia untuk saya wawancarai. Saya ingin mengetahui dan memahami
cara pembuatan batik gonggong khas Tanjung Pinang. Bisakah Ibu
menceritakan Bagaimana Ibu bisa memulai aktivitas pembuatan batik ini.
informan : saya memulai membuat Batik ini karena sebelumnya orang tua saya juga
menekuni di bidang yang sama. saya diajari cara membatik dari kecil.
sehingga saya bisa Mahir dan mengelola bisnis ini sendiri.
peneliti : Bisakah Ibu menjelaskan cara pembuatan batik punggung ini Bu
informan : proses pembuatan batik ini terdiri atas beberapa langkah. langkah yang
pertama yaitu pemberian kanji pada kain mori. selanjutnya kain di kemplong
agar tidak terlalu kaku atau lemas. lalu selanjutnya adalah membuat motif
dasar batik. setelah itu kain ditutup agar nantinya berwarna putih. lalu
selanjutnya memberi warna pada kain yang telah diberi motif. lalu membuang
bagian malam motif yang menempel pada kain mori. lalu selanjutnya
memberi warna coklat dan yang terakhir membuang seluruh malam dengan
mencelupkan kain dalam air panas.
peneliti : untuk bahan yang digunakan Apakah ada bahan khusus yang digunakan untuk
membuat kain batik ini Bu
informan : biasanya dalam pembuatan batik saya menggunakan bahan pewarna alami
seperti kulit manggis daun jati ataupun akar kayu manis
peneliti : Apakah kain batik Gombong ini cukup populer dalam masyarakat
informan : Alhamdulillah sampai saat ini masih banyak pesanan untuk batik gonggong
ini yang artinya batik ini cukup diminati dalam masyarakat.
Peneliti : Bagaimana saja bentuk motif yang ada pada batik gonggong
informan : Motif yang ada pada motif gonggong ini seperti motif gonggong motif pucuk
rebung motif Rangga motif kerang dan motif sirip Tanjung.
peneliti : Baik bu terima kasih banyak atas wawancaranya informasi dari ibu sangat
membantu saya untuk dapat memahami tentang batik gonggong ini.
- Mengumpulkan data :
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terdapat beberapa data yang diperoleh :
informan memulai membuat Batik ini karena sebelumnya orang tua beliau juga menekuni
di bidang yang sama. beliau diajari cara membatik dari kecil. sehingga beliau bisa Mahir
dan mengelola bisnis ini sendiri.
proses pembuatan batik ini terdiri atas beberapa langkah. langkah yang pertama yaitu
pemberian kanji pada kain mori. selanjutnya kain di kemplong agar tidak terlalu kaku
atau lemas. lalu selanjutnya adalah membuat motif dasar batik. setelah itu kain ditutup
agar nantinya berwarna putih. lalu selanjutnya memberi warna pada kain yang telah diberi
motif. lalu membuang bagian malam motif yang menempel pada kain mori. lalu
selanjutnya memberi warna coklat dan yang terakhir membuang seluruh malam dengan
mencelupkan kain dalam air panas.
Bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan batik gonggong adalah dengan
menggunakan bahan pewarna alami seperti kulit manggis daun jati ataupun akar kayu
manis.
Motif yang ada pada motif gonggong ini seperti motif gonggong motif pucuk rebung
motif Rangga motif kerang dan motif sirip Tanjung.
- Menganalisi data :
Batik gonggong merupakan batik khas kepulauan riau. Pada pembuatan batik ini masih
menggunakan bahan-bahan alami seperti kulit manggis, daun jati dan akar kayu manis.
Lalu pada pembuatan kain batik ini proses yang digunakan hampir sama dengan proses
membatik pada umumnya hanya saja dibedakan pada motif nya yang menunjukkan ciri
khas kepulauan riau. Motif yang ada pada motif gonggong ini seperti motif gonggong
motif pucuk rebung motif Rangga motif kerang dan motif sirip Tanjung.
Pada pembuatan motif gonggong ini terdapat unsur etnomatematika didalamnya. Karena
pada motif kain batik ini menggunakan unsur matematika. Unsur matematika tersebut
seperti bangun datar berbentuk lingkaran, konsep matematika seperti translasi, simetri
lipat, dan sudut.
3. Temukan minimal tiga penelitian etnografi dari sumber artikel penelitian yang
didiseminasikan di dalam jurnal ilmiah nasional terakreditasi maupun jurnal internasional!
Jawab :
1. Nilai Kearifan Lokal Tradisi Manugal Masyarakat Dayak Meratus Kalimantan Selatan
Pada Materi Geografi Bidang Lingkungan Hidup (Kajian Etnografi)
2. Etnografi Komunikasi Tata Cara Bertutur Masyarakat Suku Padoe
3. Studi Etnografi Tentang Budaya Sekolah Dalam Kurikulum Merdeka Belajar Di Smk
Negeri 2 Loli
4. Lakukan analisis metodologi penelitian etnografi dari ketiga sumber pada poin 3 di atas dan
tuliskan hasil analisis mengenai metodologi tersebut dalam bentuk rangkuman! Persamaan,
perbedaan, maupun keunikan dapat menjadi poin amatan yang kamu lakukan!
Jawab :
1. Jurnal 1 : Masyarakat adat sangat kental dengan budaya kesetiakawanan sosial dalam
melakukan segala aktivitas hidupnya. Oleh karena itu, nilai-nilai budaya masyarakat
tradisional yang dikembangkan dalam konteks kekinian, sangat penting untuk dijadikan
kajian dalam pembelajaran Geografi berkaitan dengan Pendidikan Lingkungan Hidup
sehingga terinternalisasi pada diri peserta didik. Sebuah nilai penting yang dimiliki
masyarakat adat dalam aktivitas yang berhubungan dengan eksplorasi dan eksploitasi
alam. Nilai budaya yang berupa kearifan manusia dalam mengelola alam tersebutlah yang
kemudian diyakini merupakan cara yang paling ampuh dalam mengelola alam.Selain
menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan alam (ekologis), globalisasi telah
menimbulkan efek samping lain yang tidak diharapkan berupa pengikisan nilai-nilai luhur
budaya bangsa, digantikan dengan budaya asing yang seringkali bertentangan dengan
budaya yang dianut oleh peserta didik.Mereka lebih hafal dan akrab dengan budaya Barat
dari pada budaya bangsanya sendiri.Kekaguman generasi muda terhadap budaya Barat
terlihat dari berbagai bentuk imitasi yang dilakukan mulai dari cara berpakaian hingga
pola tingkah laku yang sudah mendekati tradisi Barat tetapi sering mengabaikan makna
yang terkandung di dalamnya. Etnografi adalah suatu deskripsi dan analisa tentang suatu
masyarakat didasarkan pada penelitian lapangan sebagai data dalam penelitian, etnografi
menyajikan data-data yang bersifat hakiki untuk semua penelitian antropologi budaya.
Telah dikemukakan bahwa etnografi, yaitu suatu deskripsi dan analisa tentang satu
masyarakat yang didasarkan pada penelitian lapangan, menyajikan data-data yang
bersifat hakiki untuk semua penelitian antropologi budaya. Oleh karena itu. untuk suatu
studi perbandingan dari masyarakat-masyarakat dalam satu kawasan atau perbandingan
dari masyarakat sampel dari seluruh dunia. dibutuhkan data etnografis tentang setiap
masyarakat dalam sampel yang dipelajar. Untuk usaha-usaha pembentukan teori,
etnografi yang bahanya dihimpun berdasarkan pengamatan yang mendalam, dari tangan
pertama dan dilakukan dalam jangka panjang.
2. Jurnal 2 : Padoe memiliki keunikan bahasa.Keunikan bahasa ini terdapat pada dialek yang
beralun-alun yang khas.Dalam bahasa ini terdapat dua suku kata yang memiliki satu arti
contohnya oiyo kee yang artinya iyakah dan ombio kake yang berarti
bagaimanakah.Selain dua suku kata ada juga yang satu kata yang memiliki satu arti
sepereti meawa yang berarti tertawa dan meiwi berarti menangis.Dan masih banyak suku
kata yang lainnya. Suku ini memiliki bahasa yang digunakan sebagai alat interaksi dalam
kehidupan sehari-hari Penggunaan bahasa Padoe ini tentu memiliki tata cara tersendiri
baik itu tertulis maupun tak tertulis yang dipatuhi secara menyeluruh oleh pengguna
bahasa. Aturan berbahasa ini berlandaskan pada etika dalam berkomunikasi Norma
Berbahasa Masyarakat Padoe Norma dalam pengunaan bahasa Padoe ini berlandaskan
pada etika prilaku yang berlaku dimasyarakat. Dalam berbahasa penutur harus pandai
memilih kata atau tuturan yang disesuaikan dengan kondisi, lawan tutur, serta
situasi.Bahasa Padoe dibagi menjadi 2 bahasa, yakni bahasa kasar dan halus.Bahasa halus
yakni bahasa yang digunakan dalam situasi resmi ataupun santai dan merupakan bahasa
yang sopan.Sedangkan bahasa kasar merupakan bahasa yang digunakan pada variasi
akrab.Perbedaan dari kedua jenis bahasa ini tidak hanya terletak pada kata dan struktur
kalimat tapi juga pada penggunaan bahasa.Hal ini dapat dilihat pada contoh ujaran di
bawah. alam keseharian penutur bahasa Padoe terkadang menggunakan bahasa Padoe dan
juga bahasa lain, karena keseluruhan dari masyarakat ini menguasai lebih dari satu
bahasa. Dalam penggunaannyapun tak memiliki aturan yang khusus, asalkan telah
memenuhi aturan etika dalam berbahasa.Contohnya dalam keluarga dimulai dari aturan
berbicara anak yang tidak boleh menyela orang tua, tidak boleh menggunakan bahasa
kasar, dan berperilaku santun.Untuk berbicara antara suami istri menggunakan bahasa
yang baik dan sopan.Sedangkan untuk interaksi dengan teman sejawat atau teman sebaya
penggunaan lebih bebas dan tidak memiliki aturan khusus.
3. Jurnal 3 : Implementasi kurikulum merdeka belajar di SMK Negeri 2 Loli erat kaitannya
dengan pengembangann budaya sekolah dan pelaksanaan pembelajaran yang berpusat
kepada peserta didik. Sekolah menjadi tempat dalam mensosialisasikan nilai-nilai budaya
yang tidak hanya terbatas pada nilai-nilai keilmuan saja, melainkan semua nilai-nilai
kehidupan yang memungkinkan mampu mewujudkan manusia yang berbudaya. Menurut
Arifin dan Wahyudi bahwa Sekolah yang efektif memiliki budaya yang kuat yang dapat
mendorong dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas sekolah (Arifin dan Wahyudi,
2018) Sukadari, Suyata dan Shodiq (2015) menemukan keberhasilan pelaksanaan
pendidikan karakter melalui budaya sekolah dengan mengintegrasikan nilai-nilai
pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran. Terbukti siswa dapat mengikuti kegiatan
intra kurikuler dan ekstra kurikuler sekolah dengan baik serta budaya sekolah yang terus
berkembang berdasarkan nilai tradisi dan kearifan lokal. Sedangkan obyek penelitian
adalah pengembangan budaya sekolah berkaitan dengan implementasi kurikulum
merdeka belajar. Dalam konteks budaya sekolah yang digambarkan adalah perilaku
sosial warga sekolah apa adanya.