Anda di halaman 1dari 12

TAFSIR SUNNI:

MAFATIH AL-
GHAYB
By: Ulya Arwita
BIOGRAFI
Nama Lengkap: Abû ‘Abdillâh Muhammad ibn ‘Umar ibn al-Husain ibn Hasan ibn
‘Alî al-Taymî al-Bakrî al-Thibristâni al-Râzî.
Lahir pada 25 Ramadhan 544 H, bertepatan dengan 1150 M, di Ray yang merupakan
sebuah kota besar di wilayah Irak yang kini telah hancur dan dapat dilihat bekas-
bekasnya di kota Taheran Iran.
Pendidikan: Dalam menempuh pendidikan, ia pertama kali belajar dari orang
tuanya Dhiya’ al-Dhin, dan merupakan salah seorang guru utamanya, selanjutnya
Fakhruddin al-Razi belajar kepada ulama-ulama besar lainnya. Filsafat
dipelajarinya dari dua orang ulama besar bemama Muhammad al-Baghawi dan
Majdin al-Jilli. lImu kalam dipelajarinya dari gurunya Kamaluddin al-Sam'ani. Imam
Fakhruddin al-Razi berkelana ke Bukhara, Khawarizm dan Mawara al-Nahr
(Transoksania). Berkat ketekunan dan kecerdasannya al-Razi berhasil menguasai
berbagai disiplin ilmu sererti: Fiqh, Teologi. Lughah, Logika, Malematika,
Kedokteran, Metafisika, Fisika, bahkan Aslronomi.
Wafat: Pada hari Senin tanggal 1 Syawal 606 H di Herat, bertepatan dengan hari
raya Idul Fitri.
Mazhab Fiqih: Syafi’iyah
Aliran teologi: Sunni Ash’ariyah
LATAR BELAKANG PENULISAN
KITAB
Ar-Razi menulis kitab tafsirnya di akhir masa hidupnya. Pada waktu itu, ia hidup
dan berhadapan dengan orang-orang karamiyah dan mu’tazilah. Pengaruh
paham-paham tersebut, terlebih setelah al-Kasysyaf berkembang di masyarakat
mendorong ar-Razi untuk melakukan counter attack. Abd al-Fattah Lasyin,
sebagaimana dikutip oleh Nurman dan Syafruddin mengatakan bahwa ar-Razi
sangat termotivasi untuk membela akidah dan mazhab yang dianutnya sehingga
ia sangat berambisi untuk mengkritik pemahaman-pemahaman yang
berseberangan dengannya. Selain itu, dalam tafsirnya, ar-Razi mengatakan
bahwa Surah Al-Fatihah dapat diteliti hingga sepuluh ribu permasalahan. Ini
menunjukkan motivasi besar yang dimilikinya untuk menulis suatu kitab tafsir yang
mengakomodasi persoalan waktu itu.
KEUNGGULAN
&
KEKURANGAN
KITAB
KEUNGGULAN
1. Sangat mengutamakan tantang munasabah (korelasi) surat dan ayat
dengan keilmuan yang berkembang. Bahkan tak jarang ia menyebutkan
lebih dari satu munasabah untuk satu ayat tertentu atau surat tertentu.
2. Menghubungkan tafsir itu dengan ilmu riyadhiyah (matematika)
dan falsafah, serta ilmu-ilmu lain yang dianggap baru di kalangan
agama pada masanya.
3. Menjelaskan tentang akidah yang yang berbeda dan bisa
mencocokkan di mana perbedaan itu.
4. Mengemukakan tentang balaghah al-Qur’an dan menjelaskan
beberapa kaidah usul.
5. Mensucikan Al-Qur’an dari cerita-cerita israiliyat, tidak menerima
cerita-cerita israiliyat kecuali telah dikuatkan Al-Qur’an dan khabar
yang sahih.
6. Menafsirkan Al-Qur’an berdasarkan syair. al-Râzî mengemukakan
syair jika dibutuhkan, baik dalam makna lughawi, nahwu atau
balaghah.
KEKURANGAN
1. Fakhruddin al-Râzi terlalu banyak mengumpulkan masalah dan
pembahasan dalam tafsirnya, sampai pembahasan yang tidak
bersangkut-paut dengan ayat atau surat yang ditafsirkan pun ia
sebutkan. Bahkan lebih tegas lagi, beberapa ulama’ mengatakan
bahwa “di dalamnya terdapat segala sesuatu kecuali tafsir.”
2. Rasyid Ridha dalam tafsir al-Mannar banyak melontarkan kritikan
terhadap cara penafsiran ayat al-Qur’an yang dilakukan
Fakhruddin, diantaranya Fakhruddin al-Razi adalah seorang ahli
tafsir yang sangat sedikit pengetahuannya tentang sunnah,
pendapat para sahabat, tabi’in dan pendapat tokoh-tokoh salaf.
METODE DAN CORAK
METODE SUMBER CORAK
PENAFSIRAN

Metode Tahlily Bi al-Ra’yi (sumber ijtihad dan Teologis-Filosofis


dengan tartib pemikiran sang mufasir,
Mushafi. disertai dengan kaidah
kebahasaan serta teori ilmu
pengetahuan).
SISTEMATIKA PENULISAN
Kitab ini terdiri dari 16 jilid dengan 32 juz, dimulai dari surah al-
Fâtihah sampai an-Nâs. Adapun langkah-langkah yang
ditempuh al-Râzî dalam penulisannya adalah dimulai dengan
menyebutkan jumlah ayat dalam setiap surat serta
mengklasifikasikannya ke dalam ayat makkiyah dan madaniyah
berdasarkan urutan Mushaf Uthmani. Kemudian ia menyebut
kata fî al-âyat masâ’il, lalu menafsirkannya secara terperinci
dari segi bahasa, fiqh, qira’at, asbab al-nuzul, syair dan sedikit
hadis.
CONTOH PENAFSIRAN AYAT TEOLOGI
Tentang ru’yatullah dalam surah al-An’am ayat
103:

‫اَاْلْبَص اَۚر َو ُه َو‬ ‫اَل ُتْد ِرُكُه اَاْلْبَص اُر َو ُه َو ُيْد ِرُك‬
‫الَّلِط ْي ُف اْلَخِبْي ُر‬

“Dia tidak dapat dijangkau oleh penglihatan


mata, sedangkan Dia dapat menjangkau
segala penglihatan itu. Dialah Yang
Mahahalus lagi Mahateliti”.
Al-Râzî menjelaskan bahwa ayat ini bagi mazhab kami (al-
Ash‘arî) merupakan dalil bahwa Allah boleh dilihat oleh
orang mukmin kelak di hari kiamat. Al-Râzî menguatkan
dengan pernyataan bahwa dalam ayat ini Allah memuji
diri-Nya “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata”,
Jika Allah tidak diizinkan untuk dilihat, maka pujian tidak
akan terjadi dalam firman-Nya, bukankah sesuatu yang
tidak ada tidak dapat dilihat.
REFERENSI
Al-Razi, Fakhruddin Muhammad ibn ‘Umar. Mafâtih Al-Ghayb. Bayrut: Dar al-Fikr, 1981.
Azmi, Ulil. “Studi Kitab Tafsir Mafatih Al-Ghaib Karya Ar-Razi”. BASHA’IR Jurnal Studi Alquran dan
Tafsir. Vol. 2, No. 2 (2022): 119-127.
Ceylan, Yasin. Theology and Tafsir in Major Works of Fakhr Al-Din al-Razi. KualaLumpur: ISTAC, 1996.
Fakhry, Majid. A History of Islamic Philosophy. New York: Columbia University Pers, 1970.
Firdaus, Firdaus. “Studi Kritis Tafsir Mafatih Al-Ghaib.” Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur’an dan
Tafsir. Vol. 3, No. 1 (2018): 52–61.
Iyâzî, al-Sayyid Muhammad ’Alî. Al-Mufassirûn Hayâtihim Wa Munhajihim. Vol. 3. Teheran: Wizârah al-
Thaqâfah wa al-Irshâd al-Islâmîy, 1386.
M, Hadi Ismail. “Orientasi Penafsiran Al-Razi: Kajian Masalah Teologi dan Hukum dalam Mafatih Al-
Ghayb.” MasterThesis, Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017. Accessed April 15,
2023. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/49863.
Nurman, Muhammad, and Syafruddin. “Menakar Nilai Kritis Fakruddin Al-Razi Dalam Tafsir Mafatih Al-
Ghayb.” Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Vol. 6, No. 1 (2021).
Tatan, Setiawan, and Muhammad Panji Romdoni. “Analisis Manhaj Khusus Dalam Tafsir Mafâtih Al-
Ghaib Karya Al-Razi.” Jurnal Iman dan Spiritualitas. Vol. 2, No. 1 (2021).
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai