PROPOSAL SKRIPSI
LAURENTIA GABRIELLE
NIM: 030002000065
PROPOSAL SKRIPSI
LAURENTIA GABRIELLE
030002000065
i
PERSETUJUAN
PROPOSAL SKRIPSI
Judul :
HUBUNGAN MANAJEMEN DIRI PENGENDALIAN GULA DARAH DENGAN
KADAR HBA1C PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
LAURENTIA GABRIELLE
NIM: 030002000065
Pembimbing
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul
HUBUNGAN MANAJEMEN DIRI PENGENDALIAN GULA DARAH DENGAN
KADAR HBA1C PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
LAURENTIA GABRIELLE
NIM: 030002000065
Penguji I
Nama : Dr. dr. Elly Herwana, M.Biomed
NIK : 1366 / USAKTI (……………….)
Penguji II
Nama : dr. Dewi Hastuty, Sp.N
NIK : 3305 / USAKTI (……………….)
Jakarta, 2024
Dekan FK Trisakti
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis adalah benar-benar hasil karya ilmiah
saya sendiri. Skripsi ini belum pernah diajukan sebagai suatu karya ilmiah untuk memperoleh
gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan
proposal skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
atas perbuatan tersebut sesuai dengan SK Permendiknas No.17 tahun 2010 tentang pencegahan
dan penanggulangan plagiat di perguruan tinggi.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, agar dapat dimanfaatkan sebagaimana
mestinya.
Laurentia Gabrielle
030002000065
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan baik. Penulisan
proposal skripsi dengan judul “Hubungan Antara Manajemen Diri Pengendalian Gula Darah
Dengan Kadar HbA1C Pada Penderita Diabetes Mellitus” ini dilaksanakan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Fakultas Kedokteran
Universitas Trisakti.
Terima kasih penulis ucapkan dengan tulus dan ikhlas kepada kedua orang tua dan seluruh
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. Secara khusus penulis
sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang mendalam kepada Dr. dr. Elly Herwana,
M.Biomed selaku pembimbing yang dengan sabar, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga
serta pikirannya dalam memberikan arahan, saran-saran dan bimbingan pada penulis secara
tahap demi tahap selama penyusunan proposal skripsi ini. Waktu yang beliau berikan
merupakan kesempatan berharga bagi penulis untuk belajar.
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik, saran, serta bimbingan dari semua pihak dalam bentuk apapun
yang dapat menjadikan karya ilmiah ini lebih baik. Dengan segala keterbatasan yang ada,
semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang banyak.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i
PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI ........................................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................................ iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... x
vi
4.2.2 Waktu Penelitian..................................................................................................... 13
4.3 Populasi Dan Subjek Penelitian ........................................................................ 13
4.3.1 Populasi Penelitian .................................................................................................. 13
4.3.2 Subjek Penelitian ..................................................................................................... 13
4.3.3 Besar Sampel ............................................................................................................ 13
4.3.4 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi ............................................................................... 14
4.4 Bahan Dan Instrumen Penelitian ....................................................................... 14
4.4.1 Manajemen Diri Pengendalian Gula Darah ....................................................... 14
4.4.2 Kadar Hba1c ............................................................................................................. 15
4.5 Analisis Data ..................................................................................................... 15
4.6 Alur Kerja Penelitian ......................................................................................... 16
4.7 Etika Penelitian .................................................................................................. 17
4.8 Penjadwalan Penelitian ...................................................................................... 17
4.9 Pembiayaan ....................................................................................................... 18
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara manajemen diri pengendalian gula darah dengan
kadar HbA1c pasien?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Meningkatkan derajat kesehatan penderita diabetes mellitus dengan meneliti
hubungan antara manajemen diri pengendalian gula darah dengan kadar
HbA1C.
1.3.2 Tujuan khusus
Menganalisis distribusi usia dan jenis kelamin pada penderita DM.
Menganalisis hubungan antara manajemen diri pengendalian gula darah dengan
kadar HbA1C.
1.4 Hipotesis
Terdapat hubungan manajemen diri pengendalian gula darah dengan kadar HbA1C
pada pasien DM.
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat bagi ilmu pengetahuan
Meningkatkan pemahaman mengenai hubungan HbA1C dan pengelolaan gula darah
dengan memberikan informasi baru untuk penelitian di masa depan.
1.5.2 Manfaat bagi profesi atau institusi
Memberikan pemahaman yang lebih akurat mengenai hubungan antara pasien diabetes
mellitus dan tingkat HbA1C mereka dan bagaimana kontrol gula darah dikelola.
1.5.3 Manfaat bagi masyarakat
Diharapkan masyarakat akan mendapatkan informasi mengenai peran manajemen diri
pengendalian gula darah terhadap kadar HBA1C sehingga diharapkan masyarakat dapat
elakukan upaya menurunkan risiko komplikasi penderita DM.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
2.1.3 Etiologi
Ketidakmampuan tubuh untuk membuat insulin dikenal sebagai Diabetes Mellitus, dan
dapat disebabkan oleh sejumlah variabel termasuk faktor lingkungan, genetik, abnormalitas
metabolik, penyakit pada mitokondria, dan penyakit lainnya. Akibatnya, kadar glukosa darah
tubuh meningkat di atas normal.(12)
2.1.4 Patofisiologi
Sel β dari pulau langerhans menghasilkan hormon insulin yang membantu mengurangi
kadar glukosa darah. Insulin biasanya membentuk sirkuit metabolisme glukosa pada
permukaan sel dengan mengikat reseptor tertentu. Retensi insulin adalah masalah utama yang
terkait dengan berkurangnya produksi insulin pada penderita diabetes tipe II. Kemampuan
insulin untuk meningkatkan penyerapan glukosa oleh jaringan melemah sebagai akibat dari
penurunan respons intraseluler ini. Diabetes mellitus disebabkan oleh peningkatan kadar gula
darah sebagai akibat dari kegagalan sel β untuk mengimbangi peningkatan insulin. Lebih jauh
lagi, ditemukan bahwa diabetes tipe II lebih parah dan terjadi lebih cepat daripada yang
diyakini sebelumnya.(13)
3
Hati, otak, sel α pankreas, jaringan lemak, dan saluran cerna adalah organ-organ lain
yang memengaruhi toleransi glukosa pada diabetes melitus. Peningkatan lipolisis pada jaringan
adiposa, insufisiensi inkretin pada saluran pencernaan, hiperglikagonemia pada sel α pankreas,
peningkatan penyerapan glukosa oleh ginjal, dan resistensi insulin pada otak merupakan
beberapa cara yang dapat mempengaruhi proses tersebut.(14)
2.2 HbA1C
Protein utama yang ditemukan dalam sel darah merah hemoglobin adalah pigmen yang
membawa oksigen dan memberikan warna merah yang khas pada sel darah merah. Mayoritas,
atau lebih dari 90% dari semua hemoglobin, terdiri dari hemoglobin A dewasa. Hemoglobin
A2/HbA2 dan HbF, yang merupakan produk dari rantai gen δ dan Y, adalah komponen kecil. (17)
A1a, A1b, dan A1c adalah contoh modifikasi pasca-translasi hemoglobin A yang merupakan
komponen kecil lainnya. A1c adalah komponen kecil terbesar dalam sel darah manusia,
umumnya ≤5,7% dari total hemoglobin A. Hemoglobin A1c adalah sebagian kecil dari
hemoglobin yang terikat dengan glukosa.(18)
Istilah "glycosylated hemoglobin" atau HbA1c adalah istilah resmi yang disarankan
oleh American Diabetes Association (ADA).(19) Ini menggambarkan pengikatan hemoglobin
ke glukosa yang terjadi ketika monosakarida (baik glukosa maupun fruktosa) ditambahkan ke
4
hemoglobin dewasa (HbA). Dari ketiga bentuk HbA1, HbA1c adalah subtipe utama dan
merupakan bagian yang paling banyak diteliti (HbA1a, b, dan c). Hemoglobin dan heksosa
lainnya dihubungkan dalam berbagai fraksi. Glukosa berinteraksi dengan gugus amino bebas
pada residu valin terminal-N rantai β hemoglobin, menyebabkan perubahan pasca-translasi.(20)
Glikasi hemoglobin adalah proses kimiawi yang terjadi pada sel darah merah sebagai
akibat dari glukosa darah yang terpapar, dan bukan proses yang dimediasi oleh enzim. Usia sel
darah merah dan kadar glukosa darah keduanya mempengaruhi konsentrasi HbA1c. (21) Kadar
gula darah rata-rata selama 12 minggu sebelumnya termasuk kadar puasa, harian, dan
puncaknya berkorelasi dengan baik dengan kadar HbA1c. Kadar HbA1c dapat dipengaruhi
oleh penyakit darah dan faktor genetik dan dapat diturunkan secara artifisial akibat penurunan
jumlah eritrosit.(22)
5
2.4 Penatalaksanaan
Meningkatkan kualitas hidup masyarakat, menghindari komplikasi, serta menurunkan
tingkat morbiditas dan kematian akibat penyakit ini merupakan tujuan dari manajemen diabetes
mellitus, secara umum PERKENI mengelompokkan penanganan ini menjadi empat aspek,
yakni diet rendah karbohidrat, aktivitas fisik, pemberian obat hipoglikemik, dan terapi insulin.
Fokus utama dari diet rendah karbohidrat adalah membantu pasien memperbaiki rutinitas
harian mereka.(29)
Aktivitas fisik atau olahraga teratur seperti berlari, berjalan-jalan, bersepeda, berenang,
dapat membantu mengontrol gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin, dan membantu
menurunkan berat badan.(30) Ketika perubahan pola makan dan aktivitas fisik tidak cukup untuk
mencapai kadar gula darah yang ideal, obat hipoglikemik oral biasanya disarankan. Kelompok
Sulfonilurea menurunkan kadar gula darah dengan menginduksi pelepasan insulin, contoh
yang bekerja dengan baik untuk mengatur kadar gula darah pada orang yang didiagnosis
diabetes tipe-2 adalah glipizide, gliburide, tolbutamide, dan chlorpropamide. Terapi insulin
menjadi pilihan yang layak ketika obat hipoglikemik oral dan modifikasi gaya hidup tidak
mampu mengatur kadar gula darah secara efektif. Insulin tidak dapat dikonsumsi secara oral
karena dimetabolisme di lambung dan harus disuntikkan untuk jenis pengobatan ini.
Berdasarkan cara kerjanya, insulin dapat dibagi menjadi lima kategori: campuran, kerja sedang,
kerja panjang, kerja pendek, dan kerja cepat. (31)
6
mengurangi kebutuhan insulin karena kadar gula darah tetap stabil.(34) Kepatuhan pengobatan
mengacu pada kepatuhan pasien terhadap pedoman penjadwalan, dosis, dan frekuensi obat
yang diresepkan. Pasien yang mengikuti rejimen pengobatan mereka dengan lebih cermat dapat
bekerja untuk mencegah masalah dan mengoptimalkan hasil terapi. Mematuhi jadwal janji
temu dengan dokter dan menyelesaikan terapi yang diresepkan adalah contoh perawatan
diri.(35)
Diabetes Self Management Questionnaire (DSMQ)(36) yang terdiri dari 16 pertanyaan yang
telah divalidasi untuk mengukur manajemen diri. Ada enam belas pertanyaan dalam survei ini
tentang kontrol gula darah, aktivitas fisik, pengaturan pola makan, kepatuhan pengobatan, dan
perawatan diri, jika responden mendapatkan skor ≥24, maka manajemen diri terhadap
pengendalian gula darahnya dikategorikan baik; skor <24, manajemen dirinya dikategorikan
buruk.
2.6 Hubungan Manajemen Diri Pengendalian Gula Darah dengan Kadar HBA1C
Restyana menyatakan manajemen diri pengendalian gula darah yang mencakup kontrol
gula darah secara teratur, kepatuhan pengobatan, pengaturan pola makan, dan aktivitas fisik
yang rutin, dan perawatan diri berkaitan erat dengan kadar HbA1c. (37) Kontrol gula darah
berhubungan dengan kadar HbA1C karena secara alami glukosa akan saling berikatan dengan
hemoglobin di dalam eritrosit sehingga kadar gula darah baik gula darah puasa maupun gula
darah 2 jam post prandial (2jpp) akan seimbang dengan kadar HbA1C, semakin tinggi kadar
gula darah kadar HbA1C pun akan semakin meningkat. Kepatuhan pengobatan merupakan
suatu cara dalam meningkatkan efektivitas suatu terapi serta berupaya dalam menurunkan
risiko komplikasi diabetes. Pengaturan pola makan dengan memperhatikan 3J juga diet rendah
karbohidrat dapat membantu pasien dalam memperbaikki kebiasaan makannya sehingga kadar
gula darah dan HbA1C lebih terkendali, tercipta pengobatan yang efektif, dan tersedia energi
yang cukup dalam mempertahankan berat badan. Aktivitas fisik secara rutin dapat membuat
konsumsi oksigen dan energi meningkat dalam jumlah besar, serat otot menjadi lebih
permeabel terhadap glukosa akibat dari kontraksi otot serta mencegah komplikasi.
Prabowo pada tahun 2023 menyatakan ada hubungan antara manajemen diri pengendalian
gula darah dengan kadar HbA1C. Diabetes Self Management Questionaire (DSMQ) digunakan
dalam penelitian cross-sectional ini untuk mengevaluasi manajemen diri responden. (38) Nilai p
sebesar 0,028 ditemukan dalam temuan uji chi-square, yang mengindikasikan adanya
hubungan antara manajemen diri pengendalian gula darah dengan kadar HbA1C. Diabetes
mellitus adalah penyakit kronis yang sulit dikendalikan. Pasien diabetes dapat menjaga
7
kesehatannya dengan mengontrol kadar gula darahnya agar terhindar dari hiperglikemia.
Ketidakseimbangan gula darah dapat menyebabkan sejumlah masalah, untuk menghindari
masalah-masalah semacam ini, diperlukan manajemen diri yang efektif, yang meliputi diet
yang tepat, latihan fisik, pengaturan gula darah, kepatuhan minum obat, dan perawatan diri.
Chaco berpendapat bahwa tidak terdapat hubungan antara manajemen diri pengendalian
gula darah dengan kadar HbA1C.(39) Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan
pemberian kuesioner terkait manajemen diri masing-masing responden dan hasilnya tidak
memiliki perbedaan yang bermakna. Hal ini dilihat dari setiap jawaban responden dalam
pertanyaan-pertanyaan yang ada di kuesioner, kebanyakan dari mereka sudah melakukan
perilaku manajemen diri terhadap pengendalian gula darah dengan baik dan benar, tapi kadar
HbA1c dan gula darahnya masih melebihi batas normal. Hal ini bisa dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti stress, faktor genetik, pertambahan usia atau penyakit autoimun.
8
2.7 Ringkasan Pustaka
Tabel 1. Ringkasan Pustaka
Peneliti Lokasi Desain Subjek Variabel yang Lama Hasil
diteliti studi
Kiadaliri Sweden cross- Dewasa Variabel bebas : 10 Ada hubungan
sectional >40 manajemen diri tahun antara
tahun Variabel terkait manajemen
: kadar HbA1C diridengan kadar
HbA1C
9
2.8 Kerangka Teori
Gambar 1. Kerangka Teori
Diabetes mellitus
Resistensi insulin
Hiperglikemi
GDS - GDP
Kadar gula darah
HbA1C
OAD &
insulin
Diet rendah
karbohidrat
Perawatan
diri baik
10
BAB III
Kerangka Konsep dan Definisi Operasional
3.1 Kerangka Konsep
Variabel yang akan diteliti adalah manajemen diri pengendalian gula darah dengan
kadar HbA1C.
11
3.3 Definisi operasional
Tabel 2. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala Hasil ukur Refrensi
ukur
Usia Periode dari sejak KTP Wawancara Ordinal Dewasa Kamus
dilahirkan. (<60 Besar
tahun) Bahasa
Lansia Indonesia(K
(>60 BBI)
tahun)
Jenis perbedaan gender secara KTP Wawancara Nominal Laki-laki Hungu
kelamin biologis sejak Perempua (2016:43)
orang itu dilahirkan. n
12
BAB IV
METODE PENELITIAN
1,96+0,842
n=[ 1+(−0,028) ]2
0,5 𝐿𝑛
1−(−0,028)
2,802
n=[ 0,972 ]2
0,5 𝐿𝑛 1,028
n = 16,6
13
Untuk antisipasi dropout, maka nilai n + 15% hasilnya ialah 19,5 dibulatkan menjadi 20 x 2 =
40 pasien.
Kriteria eksklusi
Pasien DM dengan riwayat stroke, gagal jantung, gagal ginjal.
14
Tidak sesuai dengan saya skor 1,
Sangat tidak sesuai dengan saya skor 0.
15
4.6 Alur kerja penelitian
Representasi grafis tentang bagaimana penelitian diimplementasikan dalam
pengumpulan data disertakan dalam alur penelitian.
Kriteria ekslusi
Tidak bersedia
Bersedia
Inform consent
Analisis data
16
4.7 Etika penelitian
Etika penelitian akan diajukan kepada komisi etik fakultas kedokteran Universitas Trisakti,
Jakarta untuk mendapatkan ethical clearance. Penelitian akan dimulai setelah didapatkannya
ethical clearance dari Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, dan informed consent dari
subjek penelitian.
Bulan Berlangsung
Tahapan Kegiatan 2023-2024
9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7
Perencanaan
1 Pemilihan Topik
A 2 Pembuatan Proposal
3 Konsultasi Pembimbing
4 Presentasi Proposal
Pelaksanaan
1 Pengumpulan data
B
2 Pengolahan Data
3 Konsultasi Pembimbing
Pelaporan Hasil
1 Penulisan
C 3 Diskusi
4 Presentasi Hasil
5 Perbaikan
17
4.9 Pembiayaan
Berikut ini adalah ringkasan biaya yang dibutuhkan oleh peneliti untuk menyelesaikan
penelitian:
- Fotokopi informed consent
Rp 1.000 x 77 orang Rp 77.000
- Fotokopi formulir penelitian
Rp 1.000 x 77 orang Rp 77.000
- Fotokopi kuesioner DSMQ
Rp 1.000 x 77 orang Rp 77.000
- Transportasi
Rp 10.000 Rp 10.000
+
Total Pengeluaran Rp 241.000
18
Daftar Pustaka
1. International Diabetes Federation (IDF) from Diabetes Atlas seventh Edition. 2019.
2. Riskesdas. Laporan Nasional RISKESDAS . Jakarta: Kementriaan Kesehatan RI. 2018.
3. Soelistijo SA, et al. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2
dewasa di Indonesia. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2019;1–117.
4. Masriadi, Alfina B.S. Metodologi Penelitian Kesehatan, Kedokteran dan Keperawatan.
TIM. 2021.
5. Fatimah, R. N. Diabetes Melitus Tipe 2 in J Majority. 2015;(4).
6. Kiadaliri, A. A., et al. Health utilities of type 2 diabetes-related complications: A cross-
sectional study in Sweden. International Journal of Environmental Research and Public
Health, 2014;11(5), 4939–4952. https://doi.org/10.3390/ijerph110504939.
7. Nuradhayani, et al. Pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) Terhadap
Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Tipe II Di Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Makassar.2017;11,393399.
http://ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/23.
8. Pramita, Z., & Aditama, L. Efektivitas Edukasi Terapi Insulin terhadap Pengetahuan
dan Perbaikan Glikemik Pasien Diabetes Melitus. Indonesian Journal of Clinical
Pharmacy, Vol 2, No. 2014.
9. Diabetes around the world. www.diabetesatlas.org. 2022.
10. Lestari, Zulkarnain. Diabetes Mellitus : Review Etiologi, Patofisiologi, Gejala,
Penyebab, Cara Pemeriksaan, Cara Pengobatan, Cara Pencegahan. http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/psb. 2021.
11. Perkumpulan Endokrin Indonesia. Pedoman Petunjuk Gratis Terapi Insulin Pada
Diabetes Mellitus. 2021.
12. Afridah, W., et al. "Analisis Faktor Perilaku Terhadap Prevalensi Penyakit Diabetes
Melitus Di Indonesia." 2014.
13. Nuraini, et al. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Penderita Diabetes
Mellitus Dalam Menjalankan Diet. 2017.
14. Price & Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses -Proses Penyakit . 6th edn. Jakarta:
EGC. 2016.
15. American Diabetes Association. Standards of medical care in diabetes. Clinical and
Applied Research and Education. 2017.
19
16. Sylvanus, D., et al. Kadar HbA1c Pada Pasien Wanita Penderita Diabetes Mellitus Tipe
2 Di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya. 2019.
17. Prawirasatra, W. A., Wahyudi, F., & Nugraheni, A. Hubungan Dukungan Keluarga
Terhadap Kepatuhan Pasien Dalam Menjalankan 4 Pilar Pengelolaan Diabetes Mellitus
Tipe 2 di Puskesmas Rowosari. Arwinda Nugraheni JKD, 2017;6(2), 1341–1360.
18. WHO. Diabetes. https://www.who.int/en/news-room/factsheets/detail/diabetes. 2018.
19. American Diabetes Association. Standards of Medical Care in Diabetes. 2018.
20. Suryathi, N. M. A. Hemoglobin Glikosilat Yang Tinggi Meningkatkan Prevalensi
Retinopati Diabetik Proliferatif. 2016.
21. Eissa, S., Almusharraf, A. Y., and Zourob, M. A Comparison of the Performance of
Voltammetric Aptasensors for Glycated Haemoglobin on Different Carbon
Nanomaterials-Modified Screen Printed Electrodes. Materials Science and Engineering
C, 101(March), 2019;423–430. https://doi.org/10.1016/j.msec.2019.04.001.
22. Nulhakim, L., Firdaus, R., Nur Imamah, I., Zam Zam Shiera Banu, R., Puspita Anjani,
T., Keperawatan, J., Kemenkes Kalimantan Timur, P., & Wolter Monginsidi No, J.
Pengaruh Diabetes Self-Management Education (DSME) Terhadap Kadar HbA1C. In
Mahakam Nursing Journal (Vol. 2, Issue 7). 2020.
23. Balitbang Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2013.
24. Rasdianah N, Martodiharjo S, Andayani TM, Hakim L. Gambaran kepatuhan
pengobatan pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Daerah Istimewa Yogyakarta.
Indones J Clin Pharm. 2016;5(4):249–57.
25. Sari MI, Sari N, Darlan DM, Prasetya RJ. Cigarette Smoking and Hyperglycaemia in
Diabetic Patients. Open Access Maced J Med Sci. 2018;6(4):634–7.
26. Ritonga, S. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Diabetes Mellitus di RSUD
Kabupaten Tapanuli Selatan. 2019.
27. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia. Jakarta: PERKENI. 2015.
28. Liu, L., Wang, F., Gracely, E. J., Moore, K., Melly, S., Zhang, F., Sato, P. Y., & Eisen,
H. J. Burden of Uncontrolled Hyperglycemia and Its Association with Patients
Characteristics and Socioeconomic Status in Philadelphia, USA. Health Equity,
2020;4(1), 525–532. https://doi.org/10.1089/heq.2020.0076.
29. PERKENI. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe II Dewasa
di Indonesia. 2021.
20
30. Ramadhani S, Fidiawan A, Andayani TM, Endarti D. Pengaruh Self-Care terhadap
Kadar Glukosa Darah Puasa Pasien Diabetes Melitus Tipe-2. J Manaj Dan Pelayanan
Farm Journal Manag Pharm Pract. 2019;9(2):118–25.
31. Srikartika, V. M., Cahya, A. D., & Hardiati, R. S. Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Penggunaan Obat Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Manajemen dan
Pelayanan Farmasi, 2016;6(3): 205-212.
32. Susanti, D. N. Hubungan Pola Makan dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes
Mellitus. Jurnal Kesehatan Vokasional, 2018;28-34.
33. Heald, A. H., Stedman, M., Davies, M., Livingston, M., Alshames, R., Lunt, M.,
Rayman, G., & Gadsby, R. Estimating life years lost to diabetes: outcomes from
analysis of National Diabetes Audit and Office of National Statistics data.
Cardiovascular Endocrinology and Metabolism,2020;9(4), 183–185.
https://doi.org/10.1097/XCE.0000000000000210.
34. Wahyuni R. Hubungan Pola Makan terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes
Mellitus. J Med Karya Ilm Kesehat. 2020;4(2):55–61.
35. Anggraini, R., Nadatein, I., & Astuti, P. Relationship of HbA1c with Fasting Blood
Glucose on Diagnostic Values and Lifestyle in Type II Diabetes Mellitus Patients.
Medicra (Journal of Medical Laboratory Science/Technology),2020;3(1),5–11.
https://doi.org/10.21070/medicra.v3i1.651.
36. Schmitt, A., et al. The Diabetes Self-Management Questionnaire (DSMQ):
Development and evaluation of an instrument to assess diabetes self-care activities
associated with glycaemic control. Health and Quality of Life Outcomes, 2013;11(1).
https://doi.org/10.1186/1477-7525-11-138.
37. Restyana, N.R. Diabetes Melitus Tipe 2. Artikel. Medical Faculty. Lampung
University. 2015.
38. Prabowo, K. R., Hidayatin, T., & Sapitriani, S. A. Hubungan Self Care Management
Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Di RSUD Kabupaten
Indramayu. In Jurnal Kesehatan Indra Husada (Vol. 11, Issue 1). Januari-Juni. 2023.
39. Chako, K. Z., Phillipo, H., Mafuratidze, E. Significant Differences in the Prevalence of
Elevated HbA1c Levels for Type I and Type II Diabetics Attending the Parirenyatwa
Diabetic Clinic in Harare, Zimbabwe. Chinese Journal of Biology, 2014,1–5.
https://doi.org/10.1155/2014/672980.
21
LAMPIRAN
(Laurentia Gabrielle)
22
Lampiran 2. Form Persetujuan
FORMULIR PERSETUJUAN
Semua penjelasan diatas telah disampaikan kepada saya dan telah saya pahami. Dengan
menandatangani formulir ini saya SETUJU SECARA SUKARELA untuk ikut serta dalam
penelitian ini.
Nama :
Tanggal :
Tanda tangan :
23
Lampiran 3. Diabetes Self Management Questionaire (DSMQ)
24
tersebut dapat memperbaiki
kondisi penyakit saya
12. Terkadang saya mengalami
keinginan makan yang
berlebihan (bukan karena
kondisi oleh hipoglikemia)
13. Saya cenderung melewatkan
aktivitas fisik yang sudah
direncanakan
14. Saya menyesuaikan dosis
insulin saya dengan kadar
gula darah saat ini serta
aktivitas sebelumnya atau
yang direncanakan.
15. Dalam kasus episode
hipoglikemik, saya
mengonsumsi karbohidrat
dalam jumlah yang tepat agar
tidak menyebabkan
hiperglikemia berlebihan
(gula darah tinggi).
16. Perawatan diri diabetes saya
buruk
25