CERPEN KEL 1 (Revisi)
CERPEN KEL 1 (Revisi)
Diterbitkan:
SMAN 5 Tangerang
ii
Sambutan Kepala Sekolah
iii
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan cerita pendek yang
bertemakan cinta ini.
Tim Penulis
iv
Daftar Isi
v
Bayangan Tak Searah
Tiara Alvira Putri
1
Matahari membuka matanya, menandakan hari sudah
berganti. Lembar baru kehidupan akan kembali di buka
oleh seseorang remaja yang baru saja membuka matanya
untuk memulai kisah di sekolah barunya.
“Ma, ayo cepetan nanti aku telat. Hari ini pertama
MPLS!” ujar seorang gadis yang baru saja menginjakkan
kakinya di bangku putih abu. Ia adalah Cassandra
Alyazia seseorang gadis berkacamata bulat lengkap
dengan rambut yang dikucir kuda.
“Iya, iya. Ayo,” balas Mama Cassandra sambil
memakai helmnya untuk bersiap mengantarkan
Cassandra.
Jarak tempuh rumahnya ke sekolah bisa dibilang
cukup jauh, iya sengaja mengambilnya sekolah yang
jauh agar tidak bertemu dengan teman-teman SMP-nya
yang toxic. Bisa dibilang kehidupan SMP-nya jauh dari
kata baik. Sungguh, ia tidak mau mengingat hal itu lagi.
Kendaraan itu berhenti, bertanda bahwa Cassandra
sudah tiba disekolah barunya, ia segera melepas helm
dan merapikan diri kembali untuk memasuki gerbang
sekolah barunya. Bisa dibilang SMA Cassandra saat ini
adalah sekolah favorit di kotanya. Jadi tentu, ia merasa
sangat bangga berada di sini.
“Ma, aku masuk dulu ya. Doain aku dapet temen
yang baik,” ucap Cassandra dengan mata penuh harap
kepada Mamanya.
“Iya, kamu yang semangat ya!” balas Mama.
2
Casandra pun dengan langkah pasti berjalan
memasuki sekolah barunya bersama puluhan peserta
didik baru yang seumuran dengannya. Takut, adalah satu
kata yang dapat mewakili perasaanya saat ini. Rasanya
senang namun ia merasa gelisah.
“Aduh,” ia merintih dikarenakan bahunya tersenggol
dengan lumayan keras oleh laki-laki yang menggunakan
seragam putih birunya seperti dirinya, tampaknya ia juga
murid baru disini.
“Eh, maaf ya ga sengaja,” ujar seorang lelaki yang
tidak sengaja menyenggol Casandra dan langsung
berjalan kembali. Menuju pintu masuk sekolah.
“Ah, baru masuk aja udah ada yang bikin kesel,”
ucap Cassandra dengan wajah yang sudah jengah dengan
kejadian barusan.
Para murid peserta didik baru sudah berkumpul
dilapangan, banyak dari mereka yang berasal dari satu
sekolah yang sama saat SMP bahkan SD. Disini tidak
ada yang Cassandra kenal, satu pun. Tetapi ada seorang
perempuan menghampiri Cassandra dan berucap “Halo,
kenalin. Nama aku Dinda! Nama kamu siapa?” Ucapnya.
“Halo, nama aku Cassandra. Salam kenal ya!” balas
Cassandra tersenyum kepadanya.
“Kamu dari SMP mana?” tanyanya kembali.
“Aku dari SMPN 1 Tarumanegara, kalau kamu?”
tanya Cassandra kepada Dinda.
3
“Ohh, jauh juga ya. Kalau aku dari MTS Al
Istiqomah,” balasnya.
Tidak lama, para panitia MPLS mulai mengatur
barisan kita sesuai dengan absen yang sudah mereka
bawa. Cassandra ditempatkan di Lokal dua, dan ia
berpisah dengan teman barunya, Dinda. Disini ia belum
mengenal siapa-siapa dan tampaknya lagi, kebanyakan
dari mereka sudah mengenal satu sama lain karena
pernah bersekolah ditempat yang sama, walaupun ada
beberapa anak yang masih malu-malu dan tidak banyak
bicara seperti Cassandra.
Saat tiba di ruangan tempat Cassandra akan
mengikuti MPLS, ia melihat seseorang yang tidak asing,
seperti ia sudah pernah bertemu dengannya sebelumnya.
Ia juga menatapku dengan tatapan yang sama
bingungnya. Namun, ia berpikir bahwa ia keliru akan hal
itu.
***
4
kurang setuju, namun akhirnya ia menerima
keputusannya.
“Cassandra Alyazia di 10 IPS 1,” seru guru panitia
memanggil namaku saat pemilihan kelas, Cassandra pun
langsung berdiri dan menghampiri kelas baruku. Ia
sangat berharap bahwa ia akan mendapatkan teman baik
di kelas ini.
Cassandra pun memasuki kelas barunya bersama
anak-anak lainnya, hanya ada dua anak yang satu lokal
dengannya dikelas ini. Ia tidak sengaja menabrak
seseorang yang tingginya tidak terpaut jauh dengannya.
“Aduh, maaf banget ya!” Cassandra berseru kepada
anak laki-laki itu, anak laki-laki menoleh ke arahnya dan
mereka saling bertatapan. Ia adalah anak yang
menyenggolnya tiga hari yang lalu saat hari pertama
MPLS. Tak mau membuang waktu, ia pun bergegas
mencari bangku kosong untuk ia tempati.
“Eh, disini kosong ga?” tanya Cassandra kepada
salah satu siswi.
“Kosong kok, duduk aja. Nama aku Lia, kamu?”
ucap siswi itu kepadanya.
“Aku Cassandra, panggil aja Sandra!” balasku
sambil tersenyum kepada teman baruku itu. Ia merasa
sangat senang karena ada anak yang langsung
mengajaknya berkenalan. Selain dengan Lia, ia juga
berkenalan dengan beberapa murid lainnya. Seperti,
Jonathan, Olin, Fery, dan masih banyak lagi.
5
Tanpa ia sadari, ada sosok yang terus menatapnya
dari belakang. Omong-omong, ternyata nama anak yang
menyenggolnya itu adalah Leon. Nampaknya ia akan
menjadi seseorang yang populer di sekolah ini, wajahnya
lumayan tampan. Bahkan, saat hari pertama sudah ada
beberapa murid yang menyukainya.
Kegiatan sekolah hari ini hanya berisikan pengenalan
setiap guru mata pelajaran dan perkenalan dengan teman
sekelas, tidak terasa sudah waktunya untuk pulang. Kami
semua bersiap-siap untuk kembali kerumah. Cassandra
menunggu jemputan yang sangat lama sekali, lagi dan
lagi ia harus bertemu dengan Leon. Yang dimana, ia juga
sedang menunggu jemputan sembari memainkan ponsel
miliknya, sungguh rasanya sangat canggung.
Cassandra hanya bisa melirik-lirik ke kanan dan kiri
untuk mecari kapan Mamanya akan sampai, sedangkan
Leon masih sibuk dengan benda pipih di tangannya.
Walaupun keadaan sekolah masih cukup ramai, tidak
dapat Cassandra pungkiri bahwa rasa yang ia rasakan
adalah sepi dan canggung. Tidak membutuhkan waktu
lama, jemputan Cassandra pun akhirnya tiba. Akhirnya,
ia bisa bernafas lega.
“Ma, kok lama banget jemputnya?” tanya Cassandra
dengan raut wajah yang sudah sangat lelah.
“Maaf ya, tadi macet,” balas Mama Cassandra dan
kembali fokus menyetir.
6
Cassandra segera menuju ke kamarnya dan
merebahkan tubuhnya diatas kasur miliknya. Baginya
hari ini adalah hari terlelah bagi dirinya karena harus
berinteraksi dengan banyak orang. Ia mengambil ponsel
miliknya dan membuka notifikasi dari layar.
“Hi, ini Sandra kan?” Sebuah pesan dari nomor yang
Ia tidak kenal muncul di layar ponsel miliknya, dengan
segera Cassandra langsungnya membuka notifikasi itu
lalu melihat siapa pemilik nomor iru.
“Iya, ini siapa ya?” balas Cassandra ke nomor asing
itu.
“Ini Lia teman sebangku kamu tadi, salam kenal ya,”
balas orang itu lagi.
“Oh iya, salam kenal juga!” hanya itu yang bisa
Cassandra ketik lewat layar pipih miliknya.
Malam ini Cassandra memutuskan untuk belajar agar
ia tidak bingung saat memulai pembelajaran besok
disekolah. Ia membuka buku dan mempelajari setiap
materi yang akan ia pelajari besok disekolah, hingga
tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.00
WIB. Hal itu yang menandakan bahwa ia harus segera
tidur malam ini.
***
7
Matahari telah terbangun dari tidurnya, seperti
remaja yang baru saja membuka matanya. Jam sudah
menunjukan pukul 05.30 WIB, yang dimana sudah
saatnya ia berangkat ke sekolah. Cassandra mulai
membersihkan diri dan bersiap-siap untuk pergi ke
sekolah. Ia merapikan pakaiannya dan menguraikan
rambutnya, serta tidak lupa ia memakai sepatunya dan ia
telah siap untuk berangkat ke sekolah hari ini.
“Nih buat kamu, ini informasi olimpiade dari Bu
Hesti,” tiba-tiba seseorang memberikan sebuah brosur
kepada Cassandra, orang itu adalah Lia.
Cassandra menerima brosur itu dan mengucapkan
“Makasih ya, Lia,” dengan tersenyum lalu kembali
berjalan ke tempat duduknya.
“Eh Sandra, kamu mau ikut OSIS? Udah buka tau
pendaftarannya,” seru Olin menunjukan informasi
pendaftaran OSIS kepada Cassandra.
“Kayanya iya, aku pengen banget ikut organisasi di
SMA ini,” balas Cassandra dengan antusias.
“Ya udah, ayo daftar. Nanti kita bisa ikut Latihan
Dasar Kepemimpinannya bareng, San,” seru Olin
kembali untuk membujuk Cassandra.
“Iya, iya,” balas Cassandra.
Setelah mereka mendaftar menjadi calon anggota
OSIS, tidak lama bell masuk telah berbunyi yang
menandakan bahwa pembelajaran akan segera dimulai.
8
Tidak butuh waktu yang lama, Bu Hesti selaku guru
Ekonomi langsung memasuki kelas dan memberi materi
pada hari ini. Cassandra sangat senang pada mata
pelajaran ini, baginya Ekonomi adalah salah satu
pelajaran yang menarik, hal itulah yang mendorongnya
memilih IPS dibanding IPA.
“San, kamu ngerti materi yang itu ga? Yang
permintaan dan penawaran, aku masih bingung soalnya,”
tanya Lia dengan raut wajah yang sudang sangat
kelelahan. Tidak hanya Lia yang memasang raut wajah
seperti itu, namun hampir seluruh murid melakukan hal
yang sama. Karena penjelasan Bu Hesti bisa dibilang
sangat panjang hingga membuat para murid mengantuk.
Cassandra pun sama sebenarnya.
“Sini aku ajarin,” tawar Cassandra untuk
memberitahu kepada Lia mengenai materi itu.
Bel istirahat pun akhirnya tiba, para murid akhirnya
bisa beristirahat sejenak untuk memakan bekal ataupun
membeli makanan di kantin. Suasana dikelas sangat
ricuh, ada yang bernyanyi, bermain game, dan memakan
makanan mereka masing-masing. Mata Cassandra tertuju
kepada salah satu murid dengan tubuh yang tinggi dan
berwajah tegas, orang itu adalah Leon. Tidak dapat
dipungkiri Leon sangatlah tampan, banyak perempuan
yang menyukainya. Padahal ini baru minggu pertama
masuk sekolah, dan mungkin saja salah satu dari
perempuan itu adalah Cassandra.
9
Padahal, Leon adalah murid yang bisa dibilang
malas. Baru masuk pun ia langsung dimarahi guru
karena tidak mengerjakan pr. Namun, ia adalah seorang
pemain bola. Yang dimana itu adalah tipe ideal
Cassandra. Oh, tapi apakah mungkin seseorang
sepertinya akan menyukai seseorang kutu buku seperti
Cassandra.
Mata mereka bertemu begitu saja, lagi dan lagi.
Cassandra langsung mengalihkan pandanganya ke arah
makanannya. Ia sangat malu, pipinya memanas. Ia
langsung membenarkan kacamata yang ia kenakan
karena ia panik. Bagaimana jika Leon tau bahwa
Cassandra memperhatikannya. Ia bisa pingsan ditempat.
Pandangan Cassandra teralihkan ke brosur informasi
olimpiade yang Lia berikan tadi pagi. Sejujurnya
Cassandra sangat tertarik. Apalagi ini adalah mata
pelajaran yang sangat ia sukai. Ia memutuskan untuk
memberitahu ke Bu Hesti bahwa ia tertarik dengan
tawaran yang ia berikan.
“Kamu jadi ikut olimpiade itu, Sa?” tanya Lia
kepada Cassandra.
“Jadi, kamu ikut juga?” ucap Cassandra kembali
kepada Lia.
“Engga, yang ada aku kalah duluan kalo ikut,
hahaha,” balas Lia menimpali ucapan Cassandra
diselingi dengan tawa.
10
“Jangan pesimis dulu, Li,” balas Cassandra dengan
tersenyum kecil. Tidak lama saat pembicaraan mereka,
sekumpulan anak laki-laki yang sekelas dengan
Cassandra memasuki kelas. Sepertinya mereka baru saja
dari luar kelas. Lagi dan lagi pandang Cassandra
teralihkan oleh sosok itu, Leon. Sungguh nampaknya ia
sungguh-sungguh menyukai laki-laki itu. Tak lama, bell
masuk pun berbunyi.
“Baiklah kali ini Ibu akan membagi kalian kedalam
beberapa kelompok,” ucap Bu Ratna selaku guru Bahasa
Indonesia. Sejujurnya, Cassandra sangat berharap akan
satu kelompok dengan Leon.
“Kelompok satu, Cassandra, Leon, Jonathan, dan
Olin,” seru Bu Ratna menyebutkan nama kelompok satu.
Tidak dapat dipungkiri Cassandra sangat senang. Ia satu
kelompok dengan orang yang ia sukai.
“Eh, kita pulang sekolah mau ngerjain dimana? Ini
masih banyak banget tugasnya,” tanya Cassandra kepada
mereka.
“Kalo di kafe deket sekolah itu gimana?” balas Olin.
“Boleh sih, kalian bisa dari jam berapa?” tanya
Cassandra kembali, namun sepertinya salaj satu anggota
kelompok mereka seperti tidak tertarik dengan
perbincangan mereka. Leon sibuk dengan game yang ia
mainkan, mata Cassandra melirik ke arahnya dan
berucap “Kamu gimana Leon?” tanya Cassandra kepada
Leon.
11
“Bebas deh, jangan ganggu dulu lagi asik ini,” balas
Leon dengan pandangan yang masih fokus ke arah game
yang ia mainkan.
“Kalo aku pulang sekolah bisa sih,” jawab Jonathan
membalas pertanyaan Cassandra sebelumnya.
“Oke deh, pulang sekolah langsung ya,” ucap
Cassandra memutuskan.
Waktu terus berjalan, hingga akhirnya bell pulang
sekolah telah berbunyi. Mereka semua bersiap-siap
untuk melakukan aktivitas mereka selanjutnya. Hingga
mereka sudah tiba disalah satu kafe yang dekat dengan
sekolah mereka. Mereka sibuk mengerjakan tugas yang
diberi, hingga tak terasa matahari sudah hampir
terbenam. Mereka semua memutuskan untuk
membereskan peralatan mereka dan bersiap-siap untuk
pulang ke rumah.
“Aduh, mama kok ga aktif ya,” keluh Cassandra
karena nomor telepon Mamanya tidak aktif. Disisi lain
Jonathan dan Olin sudah pulang karena rumahnya yang
tidak begitu jauh dari tempat mereka mengerjakan tugas
kelompok.
“Sa, belum dijemput? Mau bareng aku?” tawar Leon
secara tiba-tiba dengan menaiki motornya.
“Iya nih, Mama aku ga bisa di hubungi. Gapapa?”
balas Cassandra kepada Leon.
12
“Gapapa, ayo naik. Nanti keburu malam, rumah
kamu kan jauh,” ujar Leon dengan menyuruh Cassandra
untuk segera naik ke motornya.
“Oke,” balas Cassandra lalu bergegas menaiki motor
milik Leon.
Di sepanjang perjalanan, rasanya sangat canggung.
Tidak ada obrolan selain menunjukkan jalan menuju
rumah Cassandra. Ingin rasanya Cassandra cepat-cepat
tiba dirumahnya. Hingga akhirnya waktu yang
dinantikan Cassandra tiba, mereka telah sampai di
kediaman Cassandra. Dengan cepat, Cassandra langsung
cepat-cepat turun dari motor Leon dan mengucapkan
terima kasih sebelum Leon memutar arah untuk pulang.
“Loh, kamu udah pulang?” tanya Mama Cassandra
saat melihat putrinya membuka pintu rumah.
“Udah, Mama kok ga aktif? Aku jadinya pulang
bareng temen,” dengus Cassandra menjelaskan kepada
Mamanya.
“Maaf ya, tadi ponselnya habis baterai,” ujar Mama
Cassandra.
Cassandra langsung menuju kamarnya dan segera
berganti baju. Lalu, ia bergegas mengambil buku dan
belajar untuk persiapan olimpiade yang waktunya tidak
akan lama lagi. Namun, tiba-tiba ia tersenyum sendiri
mengingat bahwa baru saja ia dibonceng oleh orang
yang ia sukai. Ia memegang pipinya yang memanas.
13
“Aduh, Sa. Udah saltingnya, ayo fokus!” ucapnya
meyakinkan dirinya sendiri sambil menyalakan musik
untuk menemaninya belajar pada malam ini.
“Kita remaja yang sedang dimabuk asmara,
mengikat janji bersama selamanya...
Hati telah terikat, sepasang mata memikat.
Melambungkan asmara
Yang selalu meminta, mengulur senja menanti
datang sang pemilik hati
Rela menanti sejak terbit mentari tak sabar ‘tuk
berbagi...”
Terhanyut kepada lagu yang sedang ia putar, sungguh
ia menjadi salah tingkah dibuatnya. Memikirkan apakah
Leon akan menjadi kekasih pertamanya, atau hanya akan
menjadi kisah cinta yang tidak akan pernah terwujud
adanya. Seperti, mustahil ia akan mendapatkan hati
seseorang sepertinya. Ia benar-benar tidak tahu
bagaimana akhir dari kisah di SMA-nya, hingga bulan
purnama semakin meredupkan sinarnya di malam ini.
***
14
“Loh serius? Aku keterima di bidang Teknologi!”
seru Olin tak kalah bersemangatnya kepada Cassandra.
“Yey, kita jadi OSIS bareng!” ujar Cassandra
kembali.
Bel telah berbunyi yang menandakan bahwa
pembelajaran akan dimulai. Cassandra kembali fokus
untuk mengikuti pembelajaran yang akan segera dimulai.
Matanya lagi-lagi mencuci pandang ke arah meja yang
letaknya tidak begitu jauh dengan dirinya. Meja milik
Leon. Bagaimana bisa ia memiliki wajah setampan itu,
Cassandra hilang fokus karenanya.
“Kamu lagi suka sama seseorang ga sih, Sa?” tanya
Lia kepadanya ditengah-tengah jam pelajaran sejarah
Indonesia oleh Pak Anton.
“Ada,” jawabnya.
“Beneran? Siapa, Sa? Kasih tau aku dong,” jawab
Lia dengan antusias kepadanya.
“Sasa, pinjem pulpen dong,” potong Leon saat
Cassandra baru saja ingin memberitahu siapa orang yang
ia suka. Hampir saja ia ketahuan, dan tunggu. Leon baru
saja memanggilnya dengan sebutan Sasa? Ini adalah hal
yang tidak pernah Cassandra bayangkan sebelumnya, ia
memberi pulpen dengan berusaha menetralkan pipinya
yang mulai memerah.
15
“Kamu suka sama Leon ya, Sa?” tanya Lia
menggoda dirinya ketika Leon sudah kembali di tempat
duduknya.
“Ah, udah lah ga usah dibahas lagi,” ujar Cassandra
mengalihkan pembicaraan. Ia sangat malu sekarang.
***
16
“Oh, kasihku, kau membuat cinta, jatuh dari mata
dan turun ke hati
Tawamu buat aku tersenyum lagi. Oh, kasihku, kau
membuat dunia
Indah dijalani, oh-oh Kuyakini hati, kau paling
berarti...”
Saat lagu itu dinyanyikan mata kedua insan itu saling
berpandangan ditengah para penonton yang sedang ikut
bernyanyi. Kedua insan itu terpaku dengan pandangan
yang telah mereka buat, saling membeku dan
memikirkan perasaan yang tidak bisa mereka ungkapkan
secara langsung dengan orang yang dituju. Cassandra
tersadar akan lamunannya, dan kembali fokus kepada
penyanyi yang masih menyanyikan lagu itu. Di satu sisi
Leon, laki-laki yang dimaksud masih terpaku ditempat
dan menyadari bahwa gadis yang dia sukai tidak akan
bisa menjadi miliknya karena perbedaan kehidupan
diantara mereka.
Tanpa gadis itu sadari, hari itu adalah hari terakhir
baginya untuk bertemu dengan laki-laki yang ia sukai
sedari awal dia duduk di bangku SMA. Yang mungkin
saja ia tidak akan pernah berfikir hal itu akan terjadi
dalam hidupnya, dan entah kapan mereka akan bertemu
lagi walaupun hanya sekedar bertukar sapa.
***
17
Libur kenaikan kelas resmi telah selesai, saat ini
Cassandra dan teman-temannya sudah berada dikelas 11.
Yang dimana ia pasti akan mendapatkan pengalaman di
hidupnya yang bahkan tidak pernah ia bayangkan
sebelumnya.
“Eh, kamu tau. Leon pindah ke Jakarta, katanya sih
karena dia sering dapat masalah disekolah makanya dia
mutusin buat pindah sekolah. Apalagi ya, katanya Ibu
dan Ayahnya cerai, makanya dia mutusin buat ikut
Ibunya dan pindah ke Jakarta,” jelas Lia memberitahu
Cassandra. Reaksi Cassandra membeku ditempat, ia
benar-benar tidak pernah membayangkan hal ini akan
terjadi. Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa, ia hanya
diam dan kembali fokus ke ponselnya. Ini masih terlalu
mendadak baginya. Tapi bagaimanapun ia harus tetapi
melanjutkan mimpinya untuk berkuliah di kampus
impiannya, setidaknya jika ia tidak bisa mendapatkan
seseorang yang ia sukai, ia harus bisa mendapatkan
mimpi yang ia inginkan sejak kecil.
***
18
akhirnya, saat ini adalah pengumuman siswa eligible di
kelas 12. Sungguh ia sangat takut, dan saat hari itu tiba
ia mendapatkan kejutan yang membuat ia sangat
terkejut.
“Sasa, kamu eligible ke satu!” seru Olin heboh. Aku
sama terkejutnya dengan dia, Cassandra merasa bahwa
untuk mewujudkan impiannya tinggal beberapa langkah
lagi.
“Kamu habis ini mau kemana, Sa?” tanya Lia
kepadanya.
“Rencananya mau ke ITB, kamu?” jawab Cassandra.
“Aku kayanya mau ke UI deh, tapi masih takut,”
balas Lia dengan nada yang pelan.
“Kenapa harus takut, Li? Selagi itu yang kita mau
coba aja dulu, gagal atau berhasil itu adalah suatu
rencana tuhan. Kita gada berhak buat takut selagi kita
percaya dengan garis takdir,” balas Cassandra
menenangkan Lia.
“Hmmm iya, San. Kamu benar, tapi kamu tau ga?
Leon yang pernah kamu suka pas kelas 10 katanya udah
punya pacar tau,” timpal Lia.
“Ya udah, Li. Aku juga udah ga mikirin dia lagi,
sekarang aku mau mikirin tentang kuliah. Ini hal yang
penting bagi aku sekarang,” balas Cassandra dan
tersenyum tipis kepadanya.
19
Kehidupan SMA Cassandra benar-benar tinggal
sebentar lagi, semua kenangan pertemanan bahkan
percintaan yang tidak pernah terwujud itu akan segera
berakhir. Berat baginya untuk melepaskan baju putih abu
ini, apalagi kenangan dengan orang yang sudah tidak
pernah ia temui selama beberapa tahun terakhir. Namun,
ia masih berharap bahwa ia akan menemui pria itu
diwaktu yang tepat.
Sesampainya dirumah, Cassandra kedatangan tamu
yang sangat ia tidak sukai. Itu adalah tantenya.
Sejujurnya ia sangat membenci wanita itu, ia terlalu ikut
campur dalam keluarganya. Bahkan sedari Cassandra
masih kecil.
“Eh, San. Udah pulang? Eh, kamu habis ini mau
kuliah dimana? Apa langsung kerja? Papa kamu kan
udah engga ada, kasian mama kamu biayain kamu
terus,” ucap Tantenya yang sudah membuat ia sangat
geram.
“Aku mau kuliah di ITB, Tan. Tentunya engga bakal
nambah beban Mama kok, tenang aja,” balas Cassandra
dan langsung kembali ke kamarnya dengan perasaan
yang kacau.
***
20
Di waktu yang dimana matahari sudah mau
meredupkan cahayanya untuk berganti waktu ke malam
hari, pengumuman jalur undangan telah keluar, dan
betapa terkejutnya hadiah tepat di hari ulang tahunnya
yang ke 18 tahun. 23 Maret 2025, Ia berhasil diterima di
kampus impiannya, ITB.
“Mama, aku keterima SBM ITB!” ia menangis
tersedu-sedu akan hasil pengumuman itu, ini adalah
impian yang sangat ia nantikan. Akhirnya ia bisa
menambah pengalaman baru di usia yang sedang
meranjak dewasa ini. Namun, apakah ia akan bertemu
dengan laki-laki itu lagi, ia pun masih belum tau.
***
21
Sosok itu pun melihat ke arahnya juga, seperti
pandangan yang pernah ia temui sebelumnya, ia
mengambil pesanannya sebelum menghampiri
perempuan di meja pojok itu.
“Eh, kamu?” kedua insan itu saling berucap
bersamaan layaknya memang ditakdirkan untuk bertemu
kembali di waktu ini. Jantung Cassandra berdetak
kencang, ia adalah laki-laki yang dia sukai lima tahun
yang lalu. Ia adalah cinta pertamanya selama ia
menduduki bangku putih abu. Sejujurnya, ia sangat
merindukan tatapan hangat itu.
“Kamu? Leon?” tanya Cassandra dengan canggung
kepada laki-laki itu.
“Iya, Cassandra kan? Gimana kabar kamu sekarang?
Udah lama banget ya kita ga ketemu,” balas laki-laki itu
kembali kepadanya.
“Hahaha, iya aku baik. Kamu sendiri? Masih nakal
ya jangan-jangan kaya waktu SMA?” ujar Cassandra
menimpali ucapan Leon.
“Engga kok, aku udah berubah banyak sekarang,”
ujar Leon dengan tersenyum kecil di akhir kalimatnya.
“Wow, keren dong!” balas Cassandra kembali.
“Sa, pacar kamu mana? Kok sendirian?” tanya Leon
kembali sambil melirik kursi kosong disebelah
Cassandra.
22
“Dia lagi sibuk juga mengurus studi S2-nya di
Harvard, jadi ga bisa ikut aku deh. Kamu sendiri?” tanya
balik Cassandra kepada laki-laki di hadapannya.
“Oh, gitu. Aku ga punya, Sa. Hehe, tapi kamu tau ga
sih? Pas kita SMA dulu, aku pernah suka sama kamu tau.
Soalnya dimata aku kamu keren banget terus lucu,” ujar
Leon tersenyum namun dengan pandangan yang tidak
bisa Cassandra tebak.
“Oh iya? Sama dong, pas SMA aku juga pernah suka
tau sama kamu. Tapi ya aku mikirnya, kalo aku itu ga
pantes buat orang populer seperti kamu,” balas
Cassandra dengan nada yang pelan. Suasana kafe yang
awalnya ramai, sekarang seperti sepi begitu saja.
Rasanya sangat hampa, seperti adanya penyesalan di
kedua insan itu. Mereka berpandangan layaknya kedua
remaja yang sedang berdiri di tengah-tengah kerumunan
saat pensi tahunan sekolah lima tahun yang lalu. Andai
saja mereka saling mengungkapkan perasaan itu lebih
cepat, mungkin kejadian ini tidak akan pernah terjadi di
kehidupan mereka.
“Hmm, ya udah, Sa. Aku pergi dulu ya, mau ada
urusan lagi. Omong-omong langgeng ya sama pacar
kamu yang sekarang, sukses terus kedepannya!” ujar
Leon pamit sebelum ia beranjak dari tempat duduknya
lalu pergi begitu saja dari kafe itu. Lonceng pintu telah
berbunyi, yang menandakan bahwa laki-laki itu telah
benar-benar pergi dari hadapannya, mungkin ini untuk
yang terakhir kalinya.
23
Menyukai seseorang memanglah sangat
menyenangkan, namun apa gunanya jika kita memendam
perasaan itu dalam waktu yang cukup lama. Hal yang
akan bisa kita dapatkan hanyalah sebuah penyesalan.
Walaupun sepertinya ada yang Cassandra syukuri pada
hidupnya, ia berhasil meraih mimpi yang ia impikan
sedari kecil.
24
Balada Cinta Dua Insan Muda
Karromah
26
sosok perempuan yang berparas cantik nan manis
yang membuat Jevran senyum sekilas,
perempuan itu mengingatkan nya terhadap
seseorang. Mata yang teduh, hidung yang
mancung dan rambut panjang yang terurai rapih
menambah kesan cantik tersendiri menurut
Jevran. Sampai tiba tiba teman nya menyadarkan
lamunan nya "Lagi liatin apa sampai segitunya,
pasti lagi ngeliat cewe cantik ya," ucap Aldo
"Disini banyak cewe cantik mau yang mana,"
ucap Aldo "Udah jangan didengerin omongan
Aldo dia tuh buaya suka gonta ganti cewe," ucap
Arga "siapa juga yang liatin cewe mending
makan ajah."
27
bareng yuk," ucap Dean "Ga ah gua mau pergi
beli buku sama Kirana," ucap Jasmine. Jasmine
pun akhirnya menyusul Kirana yang sudah jalan
terlebih dahulu kearah gerbang. Jasmine dan
Kirana memesan taxi untuk pergi ke sebuah toko
buku, setelah menunggu beberapa menit taxi
yang mereka pesan akhirnya pun datang mereka
pun menaiki taxi tersebut.
28
kah sama salah satunya?" ucap Aldo "Gak cuman
nanya ajah," ucap Jevran.
***
29
lukanya di masa depan. Kirana berpikir bahwa
tokoh laki laki yang ada di dalam novel ini masih
merindukan masa lalunya dan kirana berharap
jika kisah cintanya tidak sama dengan yang dia
baca saat ini. "Aku hanya takut jika kisah cinta
ku sama dengan di novel," ucap batin Kirana
sehingga Kirana berhenti membaca bukunya dan
menatapi jendela. "Aku merindukan seseorang
yang setiap malamnya aku ingin peluk dan
bercerita, mendengarkan ku menangis. Bahunya
yang kokoh untuk tempat bersandar dan tangan
nya yang sigap menggusap air mataku ketika
jatuh, sungguh aku merindukan nya tuhan bisa
kah aku meminta supaya itu terjadi lagi rasanya
aku ingin mengulang masa masa itu," ucap
Kirana dengan memandangi langit di malam hari
ditemani rintik hujan di kota Surabaya yang
menyimpan banyak kenangan saat bersamanya.
30
sholat. Setelah melakukan semua itu Kirana
berjalan kearah
kasur dan mulai memejamkan matanya.
***
31
diperbolehkan masuk karena sebentar lagi
pelajaran akan dimulai. "Pak bukain dong aku
hari ini ada jadwal matematika," ucap kirana.
"Gak bisa neng geulis waktunya udh telat bapak
takut di marahin kalau buka in pintu buat kamu,"
ucap pak satpam. Kirana yang mendengarkan
kalimat tersebut pun akhirnya diam dan
memikirkan cara agar bisa masuk ke dalam
sekolah.
32
bisanya datang terlambat," ucap Kirana sembari
geleng geleng kepala. "Ah sudahlah untuk apa
aku memikirkannya," batin Kirana.
33
lu mau ngelindungin gua biar ga kena sinar
matahari," ucap Kirana.
34
kantin perut gua udah laper nih," ucap Kirana dan
berjalan menuju kantin dan di ikuti Jasmine.
35
bersama nya dia sangat banyak memiliki
kemiripan dengan seseorang yang dulu pernah
singgah dihatinya. Bel berbunyi kring… kring…
kring… menandakan pulang sekolah. Kirana
pulang terlebih dahulu dikarenakan ada urusan
keluarga, sesampainya Kirana disana ia sudah
melihat beberapa koper besar dan hadiah, kinara
bingung ada apa ini.
***
36
Malam pun tiba suasana di meja makan
sangat harmonis dan indah karena Kirana senang
bisa berkumpul dan tertawa kembali dengan
orang tuanya. "Kak gimana hari ini sekolahnya,"
ucap bunda Kirana. "Ada sedikit kendala tadi bun
tapi aku bisa nyelesainnya, aku kan kuat sama
seperti kalian," ucap Kirana. "Wah keren sekali
anak ayah, bangga ayah sama kamu, kak
dengerin ya hal sekecil apapun itu kamu harus
bisa menyelesaikan masalah dengan baik dan
jangan lupa berdoa sama Allah supaya diberi
kemudahan", ucap ayah Kirana "Siap ayah
laksanakan," ucap Kirana sambil hormat.
***
37
kulalui perasaan ini tumbuh dengan seiring
berjalannya waktu, aku mencintai Jevran saat
masih merindukan sosok yang sudah lama
meniggalkan ku.
***
38
lalu dipasangkannya jaket itu ke tubuh ku. Jevran
itu romantis dan aku suka semua tentang dia, aku
dekat dengan Jevran sebulan setelah dia masuk
ke sekolah ku.
***
***
39
"Ayah sama Jevran lagi ngobrolin apa
keliatan nya seru banget," ucap Kirana sembari
duduk di sofa. "Tidak ayah dan jevran hanya
berbicara soal bisnis dan kamu pastinya," ucap
ayah dengan senyum menggoda Kirana. Kirana
hanya geleng geleng kepala. "Ayah aku izin
sekarang yah bawa Kirana takut kemalaman,"
ucap Jevran sambil salim ke ayah Kirana. Mereka
pun berpamitan dan meninggalkan rumah Kirana.
40
Di pertengahan berdansa Jevran berbicara
"Kirana aku ga pandai merangkai kata kata manis
dan indah seperti lelaki di luaran sana, aku ingin
mengatakan bahwa aku mencintaimu dari awal
aku bertemu dengan tatapan indah mu dan
senyuman manismu jadi, apakah kamu mau jadi
pacar ku, dan membuat masa indah bermasaku?"
ucap Jevran dengan senyum tulus mengarah ke
wajah cantik Kirana. "Iyaa, aku nerima kamu jadi
pacar aku, makasih ya udah suka sama aku, maaf
kalau aku banyak kurangnya," ucap Kirana.
"Kamu indah bagi aku, mata kamu yang indah,
senyum kamu yang manis, semua tentang kamu
aku suka kamu ga ada kurang nya di mata aku,
mau sebanyak apapun orang bilang kamu kurang,
aku ngga bakalan peduli in mereka karena
disini," ucap Jevran sambil mengarahkan tangan
Kirana ke dada jevran "Hanya ada kamu dan dan
akan selalu tentang kamu na,".
41
sangat erat dan begitu pun sebaliknya. Jevran
memberikan bunga mawar yang sangat cantik
untuk orang cantik, yaitu kekasih baru nya.
Malam yang indah dan suasana yang bagus serta
ribuan bintang yang menjadi saksi bahwa malam
ini mereka resmi berpacaran.
42
punya masa lalu, tapi masa lalu aku adalah milik
aku, masa lalu kamu adalah milik kamu. Tapi
masa depan adalah milik kita berdua.
43
Araka
44
"Bintang nggak kalah tampan, liat deh liat," seru
Manda antusias. Sekarang ini mereka lagi ada di kantin
yang sama dengan Karrel, Bintang dan Devin, tiga
cowok populer di sekolah elit itu yang kebetulan
bersahabat.
45
mereka sudah menjadi bahan tontonan seisi kantin, tentu
saja dengan pandangan terganggu.
46
Pandangannya berpindah ke beberapa siswa yang
masih memperhatikannya tapi ia seperti tidak punya rasa
malu dan kembali memesan makanan karena dirinya
masih lapar.
47
"Satu lagi, meski dia di cap buruk oleh banyak guru
dan siswa-siswa di kelas lain, tapi ia sangat dekat dengan
teman-teman sekelasnya. Sekali pun kelas mereka sudah
di cap sebagai kelas terburuk oleh semua guru karena
dia. Aneh kan?" ucap Devin lagi bersemangat.
48
sengaja, Karrel saksinya. Ada anak-anak lain juga di
dekat situ.
"Siap, Non."
49
"K..kamu," wulan tambah geram sedang Ara malah
melemparkan senyum manisnya yang penuh
kemenangan ke gadis itu sambil memeletkan lidah dan
cepat-cepat keluar.
"Tapi kan sih nenek sihir itu kelas dua belas, gimana
kalau dia ngelabrak?" ujar Laras khawatir. Ara hanya
mengangkat bahunya tanda tidak peduli.
50
"Kalau mau nindas lewatin kita dulu."
"Ohhh."
51
"Kamu nggak lagi bohong pake nama bu Sandra
kan?" Dita melirik Kevin yang bertanya padanya dengan
raut wajah curiga.
52
Ara yang masih berdiri di depan pintu kelas itu. Ara
mengutuk dirinya sendiri yang tidak membuat tugasnya
dirinya sendiri yang tidak membuat tugasnya bu Sandra
lagi. Eh, memang dia belum pernah kerjain tugasnya bu
Sandra kan.
53
Yang lain melongo tidak menyangka dengan
jawaban Ara. Bahkan mereka tidak berani menyela
ucapan bu Sandra yang terkenal killer itu. tapi yang
membuat mereka lebih heran, bu Sandra malah biasa-
biasa saja dengan ucapan gadis itu.
54
"Ya ampun bu Sandra lama-lama nanti telinga Ara
bisu nih," gerutu Ara
"Budek Araaa."
55
"Ibu tidak butuh maaf kamu. Yang lain."
"Pfffttt. Hahhaahhahaha."
"Tapi bu."
56
Gadis itu sangat konyol menurutnya, tapi entah kenapa
ada yang menarik hatinya untuk terus memperhatikan
gadis mungil itu.
"Pahaaam buu."
57
Ara menangis dalam pelukan Karrel tapi badannya
sudah tidak gemetar lagi. Pria itu bernapas lega. la tiba-
tiba merasa aneh dan mengernyit bingung, biasanya
bersentuhan dengan perempuan saja ia tidak mau tapi
sekarang ia malah memeluk gadis itu dan perasaannya
justru merasa tenang.
58
Cinta di Ujung Doa
Dafa Dharma
59
Beberapa hari kemudian, Rama mendapat mimpi
yang jelas. Dalam mimpinya, ia melihat dirinya dan
Sita berjalan bersama di bawah pohon rindang.
Mereka tertawa dan bahagia. Rama merasa yakin
bahwa ini adalah petunjuk dari Tuhan.
Rama segera mencari Sita dan menceritakan
mimpinya. Sita juga merasa yakin bahwa ini adalah
tanda dari Tuhan. Mereka memutuskan untuk
melanjutkan hubungan mereka dengan keyakinan
bahwa cinta mereka adalah takdir yang ditentukan
oleh Tuhan.
Mereka menjalani hubungan mereka dengan
penuh kebahagiaan dan saling mendukung. Mereka
saling menguatkan dalam setiap langkah hidup
mereka. Rama dan Sita tumbuh bersama dalam cinta
yang kuat dan penuh kasih.
Di ujung doa mereka, Rama dan Sita menikah di
hadapan Tuhan dan keluarga mereka. Mereka hidup
bahagia dan saling mencintai sepanjang hidup
mereka. Mereka selalu mengingat bahwa cinta
mereka adalah anugerah dari Tuhan dan mereka
berterima kasih atas petunjuk-Nya.
Cerita ini mengajarkan kita bahwa cinta sejati
adalah hadiah dari Tuhan. Dalam setiap langkah
hidup kita, kita harus selalu mengandalkan doa dan
meminta petunjuk-Nya. Ketika kita mengikuti
petunjuk-Nya, cinta yang tulus dan berkah akan
menghampiri kita di ujung doa kita.
60
Lalu Rasa cinta memang kamrah dimiliki oleh
setiap mausia, apalagi untuk marmusia normal begitu
pula yang dirasakan Layla, seorang gadis sederhana
yang tinggal di kaki bukit pelosok daerah kecamatan
Lubuk alung, kabupaten padang pariaman. Rasa cinta
yang dimiliki Layla hanya sekedar ingin disayangi,
diperhatikan, oleh sebab itu membuat Layla menutup
diri sehingga dia selalu menyimpan rasa cinta dan
simpatinya pada seseorang yang mersurutnya adalah
pirnar, baik dan sholeh.
Memasuki dunia kampus membuatnya begitu
takjub melihat para mahasiswi mahasiswi
menggunakan hijab dengan rapi, dan dilargai oleh
kauan Adam Layla yang waktu tu bekan berhijab
bisa merasakan betapa dia merasa tidak dihargai oleh
Kaum adam Jika ada temen kkuliah Layla yang satu
angkatan dengan Layla jika dia berbicara dengan
Layla selalu mendekat dengan jarak yang dekat
sekali seolah-olah gak ada batasnya. Contohnya:
dudak berdampingan, ngobrol hendekatan sambil
tertawa tanpa batas. Hal ini membuat Layla tidak
nyanın
Sosok Layla adalah seorang gadis yang ketika
duduk di bangku SMA rajin membaca majala islami,
seperti Hidyahı, Annida, Sabil, dan banyak lainnya.
Disana didapikanrya mu hagaimana bentuk
pergaulan antara lawan jenis. Pada waktu awi kuluh
Layla masih belum menggunakan hijab dengan rapi,
Layla masih memakai celana jeans, haju ketat dan
61
jilbab dililitkan ke leher (Jilbab sakaratu maut)
Padahal menurut salah satu ulama yang terkenal
yaitu Yusuf Qordhowi “Hijab iu adalah pakaian
longgar yang tidak menampakkan perhiasan seorang
wanita sedangkan baju ketat dan celana jearn itu
sadah jelas-jelas menampakkan perhiasan seorang
wanita, baju ketat akan menampakkan payudara,
sedankan celana jeans akan menampakkan seberapa
besar ukuran paha dari seorang wanita.”
Di kampus Layla seorang mahasiswi yang sudah
menggunakan hijab dengan rapi di nunakan “arak
Forum sedangkan yang bekan menggunakan hijab
dengan Rapi deumukan “anak Cafe”. Oleh karensa
du secara tidak langsung Layla dikasih gelar “Amk
Cafe”. Tapi kebissaan anak Cafe tu adalah ngumpul-
ngumpul bareng laki-laki dan perempuan, membuat
kegiatan yang berhubungan dengan kuliah manupan
yang tidak berhubungan dengan kuliah. Sedangkan
anak Forum Sabtu-Minggu iasanya mengadakan
Kajan mingguan. Tapi Layla merasa, Boro-boro jadi
anak Cafe, jadi anak stdy orientied aja kayla jarang,
karma kesibukannya.
Sabtu Jum’at sore harus pulang ke kampungnya
untuk membantu orantuanya kesawah dank ke bukit
tasha menyadap karet.
Layla adalah seorang mahasiswi jurusan Biology
angakatan 2005, Fakukas FMIPA Universitas Negeri
Padang Dia kikan melalui tes Ujian Negara yaitu
62
SPMB (Seleksi Penerimuan Mahasiswa baru) yang
dirasakan tidak bakalan LULUS, Alhamdulillah
Lakes!”. Layla yakin mi adalah karania dari Allah
SWT. Kama dari sebulan sebelum tes itu Layla tidak
pernah meninggalkan sholat tahajjud dan Dhulunya,
dan dia juga yukin sekali jika seorang hamba
mendekatkan diri kepada Allah dalam keheningan
malam Allah pasti akan mengabulkan semua dos dan
harapannya.
Fakultas FMIPA tempat Layla kuliah sangat
kental sekali dengan nuansa keislamannya. Tahuan
pertama Kuliah Layih selalu mengikuti kajun
kesalaman yang diadakan ting jurusan di fakultas
FMIPA tanpa terkecuali. Dia tidak menghiraukan
tugas yang banyak dari dosennya Tapi tugas yang
diberikan dosen tidak pernah tidak selesai oleh
Layla. Kajian keislaman biasanya dia adakan Ba’da
Ashar sampai jam 18:00 dan terkadang jika
kajiannya beretpatan dengan hari kamis maka selalu
diadakan Ifor Jama’i setelah selesai kajian tersebut.
Taluas pertama Kulah tak jarang Layla Cuma tidur
empat jam tiap malam, diendei dati jam 23.00 sampai
jam 03.00 dini hari. Kama membuat laporan
pratiksan yang biasanya dikerjakan oleh anak
Fakultas FMIPA tiap tahun pertama, laporan
pratikian yang dibuat biasanya ditulis tangan dan
tidak boleh copas. Setelah hangaan jam 03.00 dini
hari biasanya Layla Sholat sunah tahajjud dulu dan
baru mengerjakan laporan. Tidak lupa juga Layla
63
berdoa akan kelancaran kuliahnya sampai tamat.
Kama dari segi ekonomi tidak mungkin Layla bisa
menyelesaikan kuliahnya karna orangtuanya hanya
sebagai petani yang menerima upah tiap bulan,
terkadang upah yang diterima tidak cukup untuk
makan tiap hari, dan tak jarang orangtua Layla
meminjam beras ke saudara untuk kebutuhan harian.
Layla mempunyai seorang ayah tiri yang baik dan
muu membiayai kebutulkan mingguan Layla. Dari
upah harian Ayahnya tadi, aylnya menyisihkan sdikit
untuk dibawa Layla unuk kebutuhan kuäah Layla
Ketika sholat, Layla selalu meminta kepada Allah
SWT, Agar Allah selalu memudahkan unaannya,
Meta ampun atas dosa-dosanya, meminta agar
bertemu dengan Allah dalam keadaan Inasmul
khotmah.
Disamping hink pikak kampus yang
mencengangkan, melihat teman-teman Layla yung
banyak suka dengan senior yang gagah dan Tampan,
berbeda dengan Layla yang sibuk dengan ibadah dan
mendekatkan diri kepada Allah SWT, walaupun saat
itu dia belum berhijab dengan berar, karna dia kuliah
dengan biaya yang pas-pasan, dan terkadang tidak
mencukupi, kakar tidak ada luk atau sambal yang
mau dimakan Layla cukup makan dengan Kerupuk
atau bakwan yang harganya kamayan murah. Dengan
itu Layla bisa mengganjal perutnya untuk bisa
melanjutkan aktivitas studinya di kampus.
64
Layla Hikhup penuh dengan Ujian. Sejak berada
dalam kandungan ibunya Layla sudah ditinggalkan
oleh Ayahnya kama menikah lagi. Dan tidak mau
membiayai Kehidupan Layla. Akan tetapi pernah
saatu waktu ketika Laya berumur 6 Tahun, Ayah
kandung Laya menemui Layla dan Mengajak Layla
jalan-jalan bersama Ibunya ke Pantai Gandoriah,
Pariaman. Ternyata tujuan Ayah Laylı es mau rujuk
lagi dengan Ibu Layla kama Istri yang dinikahinya
sistab meninggal.
Akan tetapi ibu Layla tilak mau menerima dia
kembali karna Priakunya tidak baik.bahkan Layla
pus melihat dia seolah-olah melihat Hantu, karna
tidak pernah bertema dengan nya sejak Lays kece.
Awalnya Laya tidak mau bertemu dengan seorang
laki-laki yang tidak lain ayah kandungnya iu sendiri
karena ibunya membohonginya dan mengatakan
kepada Layla bahwa laki-laki itu adalah terman
ibunya. Setelah laki-laki itu pergi bunya mengatakan
bahwa laki-laki itu adalah Ayah Layla. Layla tidak
mau bertemu dengan orang itu lagi kama merasa
kecewa, melihat teman-temanya yang sedari kecil
ditemani oleh ayahnya sedangkan dirinya tidak
ditemani oleh ayahnya. Dan tiba-tiba datang ketika
dia sudah benamur 6 tahun. Sejak itulah sebenarnya
awal kecewa Layla kepada Sesisok orang yang
bernama Ayah.
65
Ketika Layla menginjakkan Kaki di kelas V SD
Ibu Layla mencoba mengandi Nasib di Rantau
Orang, dengan Niat untuk membiayai sekolah Layla.
Kama ibu Layla seorang Single Parents, beliau
mencoba untuk berdagang di Rantau Orang.
Sebuah ranah dengan cat warna putih dan
Maroon hanya tinggal dapunya, karna dibongkar
paksa oleh warga akibat Banjir bandang yang
menerjang perkampungan tempat Layla tinggal. Di
dapur yang berukuran sangat minimalis tulah Layla
tinggal sementara bersamabuku yang bernuansa
iskami yang bisa memotivasinya. Buku-buku
tersebut dia pinjam di perpustakaan sekolah.
Rumah Eka berada disamping rumah Layla,
sedangkan rumah Erna berada di belakang nanah
Layla. Ema dan Heru adalah sandara. Heru adalalı
adik dari ibunya Erna, akan tetapi atsarnya hanya
beda 2 Tahian. Mereka dickolah satu kelas. Laya,
Eka, Heru dan Erna. Akan tetapi mereka beda nasib
atau takdir. Eka dibesarkan dalam keadaan orangtua
yang lengkap. Ibu dan ayah Eka sangat menyayangi
Eka bahkan sangat menijakan Eka. Sedangkan Heru
juga mempunyai orangtua yang lengkap dan sangat
memanjakan Heru juga. Disisi lain, Erna hamper
mirip kondisinya dengan Layla. Seorang anak broken
home yang dtinggalkan och Ayalanya.
Akan tetapi Layla dengan Erna dari segi Fisik
bagaikan longe dan Bum, Erna sangat Cantik, Kuất
66
putin, Badan langsing dan hikung mancung.
Sedangkan Layla Tubuhnya Agak sedict Genak, kult
sawo matang dan hidung sedikit Pesek. Eka
mempunyai Tubuh Tinggi, kulit sawo matang dan
berhidang mancung, sedangkan Heru mempunyai
tubuh Tinggi, putih dan hidung mancung. Heru dan
Erna memang Tampan dan cantic kama mereka
saudara.
Karna Cantik ulah Erna merasa ke PD-an dan
merasa setiap orang yang melihatnya suka sama dia.
Begitu pula dengan Heru. Heni banyak orang yang
menyukainya kama Ketampanannya. Mereka selalu
pergi sekolah bersama dengan jalan kaki sejak dari
SD sampai SMP. Akan tetapi Layla sering dikucilkan
karna tidak punya apa-apa. Eka sering memberi
hadiah kepada Heru.
Tapi Hal miris terjadi pada Heru, dia putus
sekolah saat menginjak kelas 2 SMP kama Ayahnya
meninggal. Padahal Heru adalah anak yang pantar,
Sejak SD rangking Heru selalu berkejar-kejaran
dengan Layla.
Sejak Ayahnya meninggal ins Heru tidak mau
sekolah, walaupun salah di motivasi oleh Guru dan
banyak teman-temannya. Dan pada akinya Heru
merantau Ke Medan bersama kakaknya untuk belajar
untuk di toko Perhiasan emas punya Ipurnya “Pandai
Mas”.
67
Sedangkan Layla, Ema dan Eka melanjutkan
sekolahnya. Tamat dari SMP Layla mendaftar di
salah satu sekolah favorit di Lubuk Alung, yaitu
SMAN 1 Lubuk Alking Eka karma nilainya tidak
mencukupi untuk masuk di SMA tersebut muka Eka
medaftar di MAN I Lubuk Aling sedangkan Erna
masuk juga di SMAN 1 Lubuk Alung sebagai siswa
cadangan atetapi Ema akhirnya bisa masuk di SMA
itu karna Tante dari Ema seorang PNS mebkukan
diskusi dengan pihak sekolah.
Disinilah bermushi kisah misa SMA mereka,
Erna dengan Pesonanya dan Layla dengan Kutu
bukunya. Akan tetapi Ema hanya sampai kelas X
SMA saja dan akhirnya putus sekolah karena
masalah birya. Sedangkan Layla sebenmyu juga
terkendala dengan birya, karna Layla rajin dan
optimis, Layla mendapatkan beasiswa dari pihak
sekolah sampai Layla tamat SMA.
Layla sejak kelas X SMA dititipi oleh Ibunya
tinggal di rumah saudara yung rumahnyu berdekatan
dengan sekolah Layla. Saalara dari Ihu Layla
tersebut dipanggil Lyla dengan sehutan “Anhuang
Aktivitas Laya dinamah anduang tersebut dari sejak
bangun tidur adalah Membantu anduang halan
Lontong sayur. Biasanya pagi setelah sholat subuh
Layla memebersihkan dapur, kama dapur agak
sedikit herantakan karna ada piring-piring dan
nampan bekas masak dari anduang Layla. Tepat Jam
07.00 pagi Layla suadah sekai beres-beres dan
68
berangkat jalan kaki kesekolah. Pulang dari sekolah
sekitar jam 16.00 Layla membantu andaingnya untuk
membant Kinh dari kontong sayurnya. Selesailah
pekerjaan Layla sampai menjelang sholat magrib.
Ketika adah magrib berkumandang Laya bersiap-
siap untuk melaksanakan sholat marib dan tak kpa
mandi sebekam sholat. Setehh sholat magrih
biasanya aktivitas Layla adalah Tilawah sampai Isya
menjelang. Setelah sholat inya Layla beajar untuk
perseiapan sekolah besok hari Begitulah aktivitas
horian Layla.
Pernah satu waktu Layla mendapatkan nilai
kurang memuaskan atau Remedial dari sekolah.
Yaitu pada mata pelajaran Kania, Soutak Lyla sangat
kecewa pada dirinya, kama tidak bisa mendaptkan
nilai yang memuaskan. Pada akhirnya Layla
mengiqob dirinya belajar sampai larut malam, dan
terjadilah kisah Horor pada kamar Layla. Dan saking
seriusnya Layla baru menyadari setelah dia selesai
belajar dan mau mengambil wudhu saat akan
melkepas lelah di atas samudra Kapuk.
Kisah horor tu terjadi saat Layla belajar, Dia
melihat kucing hitam yang selalu melototinya dengan
mata yang tajam, tapi Layla hanya melihat sekilas,
dan dia tidak terlalu memikirkan hewan kecil itu.
Stelah beberapa lama Layla pengen melihat kucing
tersebut, akan tetapi.
69
Layla Kaget bukan kepalang. Secara bentuk
kamarnya itu tidak bisa dilewati oleh hewan kecil
apapun kecuali semut. Layla heran dari mana hewan
tersebut masuk kekamamya?” Setelah kejadian itu
Layla makin mengencangkan kat pingangnya untuk
beribadah kepada Allah SWT. Dia merasa hanya
Allah lah kekasih yung abadi yang tidak pernah
meninggalkannya. Layla memperpanjang sujudnya
kepada Allith SWT. Dia merasa tukut jika badahnya
turun maka Allah akan marka kepadanya dan tidak
mengabulkan segala yang menjadi doa dan
harapannya.
Layla yakin dengan dengan janji Allah dalan
surat Ar Ra’ad ayat 11:
“Baginya Manusia ada malaikat-malaikat yang
selalu menjaganya secara bergiliran. Dari depan
dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah
Allah SWT. Sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah
keadaan diri mereka sendiri. Dan Apahila Allah
menghendaki keburukan suatu kaum, maka tidak ada
yang dapat menolaknya. Dan tidak ada pelindung
bagi mereka selain dia.”
Layla menyadari dirinya berasal dari keharga yang
broken. Dan dis juga tahu sekali hahwa tidak ada
yang bisa menokingnya selain Allah SWT. Laya
berdoa agar takdir hidupnya tidak seperti ibunya,
yang ditinggal oleh suaminya ketika saat hamil
70
maala. Jadi dia ingin menjadi anak yang sholehah,
memperbaiki diri menjadi pribadi aaslim yang sesuai
dengan syariat islam. Dan Layla juga berharap ketika
Allah memanjangkan unsurya dan bisa ketema
dengan jodohnya dia berharap mendapat seorang
ikhwan yang shoich, Paham agama, dan menghargai
seonning wanka.
Disatu sisi juga Layla semangat memperbaiki diri
menjadi seorang muslimah yang tungguh kama
terpesona dengan janji Allah dalam surat An Nur
ayat: 26 yang berbunyi “Perempuan-perempuan yang
keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji
untuk perempuan yang keji (pula) sedangkan
perempuan-perempuan yang baik dan laki-laki yang
baik untuk perempuan-perempuan yang baik pula.
Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang-
orang. Mereka memperolah ampunan dan rezeki
yang mulia (syurga).”
71
Cinta Tidak Harus Sempurna
Akhdanazra Kusuma
72
berdarah, ibuku pun berbalik ke arahku dengan
memegang kuping yang berdarah, dia langsung
mengajakku pulang, dan kami tidak mengobrol selama
perjalanan.
73
mencari alamat Putri di gang kakap, dan secara
kebetulan aku bertemu dengannya lagi.
74
untuk berobat,“Tenang, kalau masalah uang aku aja yang
bayarin. Yang jadi masalahnya kita ke sana naik apa?
Aku Cuma punya motor hahaha.”
“Oke.”
***
75
“Put, kamu udah siap belum?”
***
76
Putri juga merasakan kesenangan karena bisa bertemu
dengan Adit. Adit yang mendengar cerita itu langsung
meminta maaf karena pernah membully Putri, Adit
berjanji akan melindungi Putri dan menjaganya dengan
sepenuh hati.
77
kuliah, kamu mau nikah sama aku gak?” Putri dengan
perasaan senang langsung mengangguk, Adit tidak bisa
menahan senyum melihat jawaban dari Putri.
78
Dua Atma Mencari Kebahagiaan
Kiera Dubela Moscha Pratama
79
“Arshekal kelas 11 IPS 2,” Keshila terlihat bingung,
karena ia pikir ia tidak pernah melihat laki-laki yang ada
di depannya ini. Tanpa pikir panjang Keshila menjabat
tangan Arshekal “Keshila 11 IPS 1,” sapa Keshila sambil
tersenyum. Setelah itu, Keshila balik ke kelasnya
meninggalkan Arshekal yang sedang mematung di
tempatnya. Senyum nya manis banget, ga kuat liatnya,
Batin Arshekal.
80
headset nya kepada Arshekal. Mereka berdua
mendengarkan lagu bersama sambil menunggu bus yang
datang.
81
dan siswi membubarkan barisan mereka, tanda upacara
sudah selesai dan mereka segera kembali ke kelasnya
masing-masing. Namun, ada juga yang berlari ke kantin
untuk mengisi perut mereka yang belum sarapan.
Keshila masuk ke kantin dan di saat yang bersamaan
juga Arshekal dengan teman-teman nya sedang berada di
dalam kantin, mereka duduk bergerombol di kursi kantin
sambil tertawa terbahak-bahak.
82
kikuk. “Maaf ya teman-teman,” ujar Arshekal sembari
duduk ke tempatnya.
83
Di perjalanan pulang, Arshekal dan Keshila tidak
saling berbicara. Mereka terlihat canggung. Tiba-tiba
Arshekal terpikirkan untuk mengajak Keshila memakan
bakso langganan nya. “Kesh,” panggil Arshekal, “Iya,
kenapa Kal?” jawab Keshila. “Mau makan bakso ga?
Kebetulan gue punya tempat langganan bakso yang enak
banget!” Keshila mengangguk antusias. “Mau! Mau
banget!” Arshekal melajukan motornya dengan cepat.
Tiba di tempat bakso yang Arshekal maksud. Keshila
segera turun dari motor Arshekal, membaca spanduk
yang tertera ‘Bakso kang Mamet’ gumam Keshila.
Keshila menyadari bahwa bakso kang Mamet ini
sangatlah ramai pengunjung. “Wah rame banget ya Kal,
baksonya,” ujar Keshila. “Iya Kesh. ini udah rame, enak
lagi. Ayo,” Arshekal menggandeng tangan Keshila untuk
masuk ke dalam tempat nya. Mereka berdua mencari
tempat duduk dan langsung menduduki kursi yang
berada di dekat jendela. “Mau pesan apa Kesh?” tanya
Arshekal. “Mau bakso urat sama es jeruk yaa,” jawab
Keshila, mendengar itu Arshekal langsung bangkit dari
duduknya untuk memesan pesanan Keshila dan dirinya.
84
Sembari menunggu makanan datang, Keshila
mengambil sesuatu dari dalam tas nya. Sebuah buku
kecil, tentu menarik perhatian Arshekal. “Itu buku apa
Kesh?” tanya Arshekal. “Aku suka banget sama sajak,
Kal. Kalau lagi waktu senggang aku kadang suka
menulis sajak,” jawab Keshila sambil menuliskan
sesuatu ke bukunya. “Sajak? Keren banget! Otak kamu
bisa encer ya kalau tentang itu,” puji Arshekal. “Haha, ga
encer banget Kal, kalau lagi enggak bisa mikir ya aku
enggak bisa nulis. Cuman kadang aku suka terinspirasi
dari hal-hal yang aku liat, aku dengar, dan aku pikirkan,”
Arshekal hanya menyimak apa yang Keshila katakan. Ia
kagum dengan Keshila. Makanan pun datang membuat
mereka yang perutnya sudah keroncongan akhirnya bisa
terisi. Sesudah selesai makan, mereka berdua langsung
pulang karena langit menunjukkan sudah mulai mendung
yang artinya akan turun hujan.
85
memakaikan jaketnya kepada Keshila. Arshekal
mengusap usap kedua tangan nya lalu di tiup dan di
tempelkan pada kedua pipi kanan kiri Keshila, agar
hangat. Perlakuan Arshekal membuat hati Keshila
menjadi hangat. Ia tersenyum tipis. Setelah menunggu
lama, akhirnya hujan mereda. Arshekal mengelap jok
motor belakang agar rok Keshila tidak terlalu basah.
Arshekal menyalakan mesin motornya, “Ayo Kesh,
naik!” Keshila segera menaiki motor Arshekal lalu
Arshekal melajukan motornya menuju rumah Keshila.
***
86
tulisan sajak. Ia menulis sajak sambil memikirkan
Arshekal. Ia harap, Arshekal bukan laki-laki seperti
mantan dia sebelumnya. Ia trauma, karena terakhir kali
ia tulus dengan seseorang, ia di kecewakan berkali-kali.
Mungkin, jika bukan karena Arshekal datang ke
kehidupan Keshila, Keshila masih memikirkan mantan
nya itu.
87
langsung ke kasir untuk membayar nya. Di samping
Keshila, seseorang itu ikut membayar buku yang sama
dengan dirinya. Ternyata suka sajak juga, pikir Keshila
sambil melirik dikit ke arah nya. “Aku memang suka
sajak, dari kecil,” ucap seseorang itu dengan tiba-tiba,
seperti bisa membaca pikiran Keshila. “Eh?” celetuk
Keshila. “Namaku Gama, senang bertemu denganmu.
Keshila,” ucap Gama sambil melirik bed nama yang
tertera di seragam Keshila lalu tersenyum. Melihat itu,
Keshila sangat kebingungan.
88
Mengapa tiba-tiba Arshekal mengajak ketemu ya? Pikir
Keshila. “Iya. Bisa kok Kal,” jawab Keshila. “Oke Kesh,
sampai ketemu nanti ya,” ucap Arshekal langsung
mematikan panggilan suara.
***
89
memarkirkan motornya, lalu mereka berdua masuk ke
dalam cafe. Keshila melihat sekeliling cafe itu, sebuah
bangunan yang di lihat dari luar maupun dalam
bernuansa Eropa. “Kal, kok cafe nya sepi pengunjung?
Padahal kan bagus,” tanya Keshila, “Cafe nya aku sewa.
Kesh,” mendengar itu, Keshila kaget. “Cafe ini aku sewa
buat hari ini yang akan menjadi hari spesial. Kebetulan
cafe ini punya teman aku,” lanjut Arshekal. Tiba-tiba
saja segerombolan teman-teman Arshekal datang. “Mana
Kal cewek lu?” tanya salah satu temannya. “Ini di
samping gua,” jawab Arshekal sambil merangkul
Keshila. “Namanya siapa?” tanya temannya lagi.
“Keshila,” ia memperkenalkan diri sambil tersenyum.
“Keshila?” teman Arshekal menatap Keshila dari atas
sampai bawah, seperti sedang menilai. “Yang lu targetin
jadi taruhan itu, Kal?” lanjut teman Arshekal, sontak
semua orang yang ada di situ kaget bukan kepalang
mendengar nya. Begitupun Keshila, ia menahan tangis
nya. Tanpa pikir panjang, Arshekal menonjok pipi teman
nya itu. Semua teman-teman Arshekal segera
memberhentikan perkelahian itu. Keshila lari keluar
dengan menangis, pikiran ia kacau, hatinya sakit.
90
Arshekal langsung mengejar Keshila, “Kesh, Keshila!
Tunggu!” Arshekal menahan tangan Keshila, “Apa?
Bilang itu semua ga benar, Kal!” teriak Keshila.
Arshekal diam tidak berkutik. “Kenapa diam? Kalau itu
benar kenapa kamu malah mukul teman kamu? Apa
karena dia benar dan dia ga sepantasnya bilang itu di
depan aku, karena takut aku sakit hati? Jawab Kal!”
bentak Keshila, air mata nya sudah mengucur deras.
“Enggak Kesh, kamu salah paham,” Arshekal menatap
lembut Keshila, menahan tangan nya agar ia tidak pergi
lagi. “Salah paham gimana Kal?” lirih Keshila. Keshila
melepaskan genggaman tangan Arshekal lalu ia langsung
pergi menaiki taksi. Di belakang, Arshekal memanggil
nama Keshila berkali kali. Ia dengan cepat mengambil
motor nya dan mengejar taksi Keshila sebelum ia terlalu
jauh.
***
91
Keshila mampir ke sebuah tempat, Bandung. Ia
mengistirahatkan hatinya di kota tersebut. Berdiam diri
di jalan Braga sambil memakan es krim, salah satu
makanan favorit nya ketika ia sedang berada di dalam
masalah. Setelah kemarin ia di campakkan, keesokan
harinya Keshila memasukkan semua bajunya ke dalam
koper dan berniat untuk mendatangi kota ia dulu.
Bandung adalah tempat kelahiran Keshila, tempat masa
kecilnya yang ia habiskan bersama nenek nya, kala
kedua orang tuanya bekerja. Namun sekarang, nenek nya
telah tiada. Keshila belajar membuat sajak dari
neneknya, neneknya sangat suka sekali membuat puisi.
Karena puisi, kita bisa menyampaikan perasaan apa yang
kita rasakan. Sama saja dengan sajak, maka dari itu,
Keshila selalu menuangkan perasaan nya ke dalam sajak
maupun puisi.
92
Setelah hari itu, Keshila berjanji tidak akan jatuh
cinta lagi. Hari sudah menjelang malam, Keshila masih
saja berdiam diri di tempatnya. “Keshila, kita ketemu
lagi,” Keshila mendongak. Ah, ternyata orang itu. Laki-
laki yang ia temui sewaktu ia membeli buku di
Gramedia. “Namaku, Gama. Senang bertemu denganmu
lagi Keshila,” ucap Gama sambil tersenyum. “Kenapa
kamu ada di mana-mana?” ceplos Keshila, Gama hanya
tertawa mendengarnya, lucu baginya. “Mungkin tuhan
menakdirkan aku untuk ada di sekeliling kamu.
Keshila,” Keshila diam, ia sedang tidak ada tenaga untuk
berbicara karena sudah ia habiskan untuk menangis.
“Mata kamu sembab, habis menangis ya?” tanya Gama,
lembut. “Pikir aja sendiri,” jawab Keshila jutek. Gama
tertawa, “Aku tau kamu suka sajak. Aku membuat buku
ini untukmu.” Gama menaruh buku itu di samping
Keshila, “Kalau hatimu sudah membaik, cari aku ya,”
ucap Gama lalu pergi meninggalkan Keshila. Karena
penasaran, Keshila membuka buku tersebut. Ia
membacanya selembar demi selembar. Sampai pada satu
halaman, ia tersentuh membacanya. Dengan kata-kata
yang indah, Gama sampaikan perasaan nya kepada
93
Keshila. Keshila membacanya dengan tersenyum.
Hatinya menjadi hangat.
Sungguh,
94
Sungguh-sungguh aku mengagumi pesonamu
Tapi maaf,
95
menyimpan rasa kepada Keshila sudah sangat
lama. Namun, ia baru berani menyampaikan
perasaan nya sekarang. Ia hanya ingin mencari
kebahagiaan dalam cinta terakhir nya sebelum ia
pergi.
96
Bionarasi Penulis
97
Karromah
Lahir di Sampang, pada tahun 2006 Dari pasangan
Buna'I , dan ibu Saniyeh, Anak Tunggal.. Penulis
menamatkan SD NEGERI KARAWACI 6
TANGERANG, SMPN 6 TANGERANG, kemudian
penulis sedang menempuh Pendidikan nya kelas 11
jurusan IPS di SMAN 5 TANGERANG, hobi saya ialah
membaca aplikasi wattpad , buku sekolah, buku novel
dan lain lain nya yang menurut saya menarik. Saya suka
olahraga di hari minggu bermain bulu tangkis, dan yang
terakhir saya suka menari. Buku penulis pertama
kumpulan cerita pendek Kita Kala Itu sudah diterbitkan
Saya mempunyai akun media Instagram @_karommm.
98
Seyra Drina Syah P.
99
Dafa Dharma Wijaya
Lahir di Tangerang pada tahun 2007 Pada Tanggal 7
Juli, dari pasangan Erni dan Yudi anak terakhir dari 4
bersaudara. Dan hobi saya adalah ber olahraga seperti
main bola, badminton.
Penulis menamatkan SD di SDN Karawaci 19 Kota
Tangerang, SMP Negeri 6 Kota Tangerang. Kemudian
melanjutkan bersekolah di SMA Negri 5 Kota
Tangerang. Buku penulis pertama kumpulan cerita
pendek Kita Kala Itu sudah diterbitkan
100
Akhdanazra Kusuma
101
Kiera Dubela Moscha Pratama
102