KIMIA
KELAS X – FASE E
A. Identitas Modul
Nama Penyusun : ENENG YULIA, S.Si
Satuan Pendidikan : SMAN 4 Tambun Selatan
Tahun : 2022
Jenjang : SMA
Kelas : X
Alokasi Waktu : 4 JP (2x Pertemuan)
B. Kompetensi Awal
PPT
video pembelajaran
LKPD
Laptop/ Komputer
Google Classroom
Buku Paket/ Artikel
Smartphone
Siswa Reguler dengan jumlah siswa (30-36 orang), tidak memiliki kesulitan belajar.
F. Model Pembelajaran
Modul pembelajaran dengan menggunakan Problem based learning (PBL).
G. Modul Pembelajaran
Model pembelajaran menggunakan pembelajaran luar jaringan (luring)
H. Asesmen Pembelajaran
Diagnostik kognitif : Pre test
Formatif : Penilaian sikap (profil pelajar pancasila)
Capaian Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
Persiapan
Aktifitas
I. Pendahuluan
1. Guru dan peserta didik saling memberi dan
menjawab salam serta berdoa
sebelum memulai pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
10 menit
3. Guru menanyakan kabar peserta didik hari ini
4. Peserta didik menyimak penjelasan guru terkait
tujuan pembelajaran dan cakupan materi
yang akan diajarkan
5. Pre test
I. Pendahuluan
1. Guru dan peserta didik saling memberi dan menjawab
salam serta berdoa sebelum memulai pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
3. Guru menanyakan perasaan peserta didik hari ini 5 menit
4. Peserta didik menyimak penjelasan guru terkait
tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang akan
diajarkan
III. Penutup
1. Asesmen Diagnostik
Asesmen Diagnostik Kognitif (Terlampir)
2. Asesmen Formatif P rof il P anc asil a (Terlampir)
3. Asesmen sumatif (Terlampir)
Pengayaan
Materi pengayaan (diberikan link materi tentang Teknologi Nano yang lebih luas)
https://www.voaindonesia.com/a/teknologi-nano-penting- namun-
belum-berkembang-di-indonesia/3657248.html
Peserta didik diberikan link tentang manfaat teknologi nano yangs angat
besar bagi kehidupan, tetapi dalam pemanfaatnya belum maksimal
Remedial
Capaian Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
Melalui tayangan video peserta didik dapat memahami pengertian dan pentingnya
nanoteknologi, dapat menganalisis pembentukan material menjadi berukuran
nano dengan baik. Dan melalui diskusi kelompok peserta didik dapat mencari dan
menganalisis berbagai sumber informasi tentang pengertian dan pentingnya
nanoteknologi dalam mengamati masalah isu global dengan tepat, dapat
mengkomunikasikan pengertian dan pentingnya nanoteknologi dengan baik. serta
dapat menganalisis manfaat nanoteknologi untuk kehidupan masa depan.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral(ESDM) mengungkapkan potensi kandungan logam
tanah jarang(LTJ) atau rare earth yang berasal dari lumpur
maka satu nanometer (nm) sama dengan 10 –9 m. Bisakah Kalian mengamati benda
seukuran ini? Ukuran nano ini digunakan pada rekayasa teknologi sehingga dikenal
dengan istilah nanoteknologi. Istilah ini muncul pada tahun 1974 yaitu saat Norio
Taniguchi menyatakan bahwa material dapat dikontrol dan direkayasa hingga
ukurannya lebih kecil dari ukuran mikrometer. Jadi area nanoteknologi adalah teknik
bagaimana menciptakan mesin-mesin seukuran molekul untuk memanipulasi dan
mengontrol sebuah objek. Melalui nanoteknologi, material dapat didesain sedemikian
rupa untuk memperoleh sifat dan material yang diinginkan tanpa memboroskan atom-
atom yang tidak diperlukan. Ingatlah bahwa salah satu prinsip kimia hijau adalah atom
ekonomi. Oleh karena itu nanoteknologi merupakan salah satu penerapan prinsip kimia
hijau untuk tujuan pelestarian lingkungan.
Sebagai gambaran pentingnya nanoteknologi mari kita lihat kembali potensi
Lumpur Lapindo. Sebelum diketahui bahwa terdapat kandungan LTJ, penelitian
sebelumnya mengungkapkan adanya silika dalam lumpur Lapindo yang telah diproses
menggunakan mesin ball mill untuk menghasilkan nanosilika. Silika ukuran nano ini
berguna untuk memperkuat bahan bangunan yaitu batako atau batubata. Nanosilika
yang berasal dari lumpur Lapindo dicampur dengan semen masing-masing dengan
perbandingan 50 persen. Pada penggunaannya sebagai bahan bangunan ternyata
hanya dengan komposisi 10 persen nanosilika dari berat total semen maka
kekuatannya bisa mencapai dua hingga tiga kali dari desain batubata atau batako
yang dibuat tanpa teknologi nano.
(Sumber: http://www.fisika.lipi.go.id/webfisika/content/nanoteknologi-dapat- diterapkan-
atasilumpur-lapindo).
Diskusikan!
Buku Kimia Kelas X, Watoni Haris dan Dini K, Yrama Widya, Bandung, 2014.
Buku Panduan Guru Ilmu dan Pengetahuan Alam, Ayuk Ratna Puspaningsih, dkk.
Kemendikbudristek, 2021.
https://www.voaindonesia.com/a/teknologi-nano-penting-
namun-belum- berkembang-di-indonesia/3657248.html