Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“BRAIN BASED LEARNING SEBAGAI PENDEKATAN PEMBELAJARAN”

Dosen Pengampu:
Dr. Hj. St Mislikhah, M. Ag

Oleh:
Dhena Aulia Bilkhisafa
T20198032

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

2020

i
ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt karena dengan rahmat, karunia, dan
hidayahnya kami bisa menyelesaikan makalah kami ini. Makalah ini dapat kami selesaikan
karena adanya dukungan dan bantuan dari banyak pihak. Maka kami mengucapkan terima kasih
terutama kepada ibu dosen pengampu mata kuliah “Bahasa Indonesia”.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah supaya bisa menambah ilmu
pengetahuan dan pengalaman bagi siapa saja yang membaca dan untuk mendalami
materi tentang “BRAIN BASED LEARNING SEBAGAI PENDEKATAN
PEMBELAJARAN”.
Untuk menyelesaikan masalah ini kami mengalami banyak kesulitan dikarenakan
kurangnya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki dan kami menyadari
bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kesalahan dan kekeliruan yang ada di
dalamnya baik dari susunan kata-katanya maupun bahasanya.
Maka dengan itu kami meminta maaf sebesar-besarnya terutama kepada dosen
pengampu dan bagi siapa saja yang membacanya. Dan kami berharap semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan.
Wassalamualikum wr wb.

22 Desember 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................5

2.1 Pendekatan Pembelajaran..................................................................................................5

2.2 Pendekatan Brain Based Learning dalam Pembelajaran...................................................6

2.3 Unsur Pendekatan Brain Based Learning dalam Pembelajaran........................................7

2.4 Karakteristik Pendekatan Brain Based Learning dalam Pembelajaran.............................9

BAB III PENUTUP..................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting dalam kehidupan sehari-
hari. Sesuai dengan UU No. 2 Tahun 1985 tentang tujuan pendidikan, tujuan pendidikan
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya, yaitu
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berpengetahuan, kepribadian yang mantap, sehat
jasmani dan rohani, berbudi pekerti luhur, bersikap mandiri, dan bertanggung jawab terhadap
bangsa. Dengan demikian, proses pelaksanaan pendidikan agar tercapainya suatu ilmu
diperlukan adanya strategi dalam pembelajarannya.
Strategi pembelajaran digunakan dalam proses pendidikan ditujukan untuk
menunjang aktivitas pembelajaran oleh siswa, penyampaian materi oleh guru, instrumen
pelaksananya, dan bagaimana kegiatan tersebut berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Inovasi guru dalam mengembangkan instrumennya menjadi faktor yang menentukan hasil
belajar siswa. Salah satu inovasi pembelajaran yang inovatif adalah pembelajaran dengan
pendekatan brain nased learning. Dengan pembelajaran yang tepat maka siswa akan menjadi
cepat pula dalam menguasai materi. Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk mengetahui
bagaimana.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran ?
1.2.2 Apa definisi dari pendekatan brain based learning dalam pembelajaran ?
1.2.3 Sebutkan unsur pendekatan brain based learning dalam pembelajarann?
1.2.4 Bagaimana karakteristik pendekatan brain based learning dalam pembelajaran?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk menjelaskan dengan pendekatan pembelajaran
1.3.2 Untukmendefinisikan dari pendekatan brain based learning dalam pembelajaran
1.3.3 Untuk mengetahui unsur pendekatan brain based learning dalam pembelajarann
1.3.4 Untuk mempelajari karakteristik pendekatan brain based learning dalam pembelajaran

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Pembelajaran
Istilah ‘Belajar’ secara umum diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat
adanya interaksi individu dengan lingkungannya. ‘perilaku’ sendiri mengandung pengertian
secara luas. Perilaku dapat mencakup keterampilan, pengetahuan, pemahaman, dan
sebagainya. Adapun yang dimaksud pembelajaran adalah suatu sistem belajar yang bertujuan
membantu proses belajar siswa berisi serangkaian peristiwa yang telah dirancang dan
disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar
siswa secara internal. Pengertian tersebut dikemukakan oleh seorang ahli yaitu Gagne dan
Briggo pada tahun 1979.
Sedangkan pembelajaran berarti suatu proses interaksi antara peserta didik, tenaga
pendidik, dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses interaksi itu meliputi
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan yang tidak lain
merupakan acuan dalam pembelajaran. Hasil belajar akan tercapai dengan baik dan
maksimal apabila proses pembelajaran dilaksanakan dengan baik dan maksimal pula. Maka
dari itu, prinsip pembelajaran ideal yang perlu diterapkan yaitu pembelajaran yang berpusat
dan mengarah pada perkembangan peserta didik.
Istilah ‘pendekatan’ menurut Gulo adalah sudut pandang seseorang dalam
memandang seluruh masalah yang ada dalam kegiatan belajar mengajar atau dalam proses
pembelajaran. Sudut pandag disini menggambarkan cara berpikir dan sikap seeorang pendidik
dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi dalam suatu kegiatann pembelajaran.
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran
merupakan sudut pandang seseorang atau titik tolak terhadap proses pembelajaran yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses secara umumyang didalamnya
mewadahi, menginspirasi, dan melatarbelakangi suatu metode pembelajaran. Atau secara
singkat, pendekatan pmbelajaran diartikan sebagai prinsip atau ide dalam menentukan proses
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran berbeda dengan metode pembelajaran. Metode
pembelajaran telah menentukan langkah atau model dalam pembelajaran. Sedangkan

6
pendekatan pembelajaran hanya sampai kepada landasan berpikir atau filosofi dalam
menentukan suatu proses pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus menentukan pendekatan yang
akan digunakan agar tujuan dari pembelajaran berjalan dengan baik dan berdasarkan tujuan
yang ingin dicapai. Pendekatan dalam pembelajaran sangat penting, Karena untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai. Ada beberapa variasi dalam pendekatan pembelajaran, tetapi perlu
dihindari untuk tidak menggunakan pendekatan pembelajaran yang monoton agar tidak
membuat peserta didik menjadi bosan.
Pendekatan dalam pembelajaran lebih ditekankan pada strategi yang digunakan dan
bersifat aksiomatis yaitu pendirian, filosofis, dan keyakinan. Dalam suatu pembelajaran,
perencanaan pendekatan pembelajaran kemungkinan dapat digunakan beberapa metode.
Contohnya ketika membahas tentang pencemaran lingkungan, pendekatan yang dapat
digunakan yaitu Science Technology and Society dan dapat menggunakan metode ceramah,
tanya jawab, dan diskusi didalamnya.
Dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus menentukan pendekatan yang akan
digunakan agar tujuan dari pembelajaran berjalan dengan baik dan berdasarkan tujuan yang
ingin dicapai. Pendekatan dalam pembelajaran sangat penting, Karena untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai. Ada beberapa variasi dalam pendekatan pembelajaran, tetapi perlu
dihindari untuk tidak menggunakan pendekatan pembelajaran yang monoton agar tidak
membuat peserta didik menjadi bosan.
Pendekatan dalam pembelajaran lebih ditekankan pada strategi yang digunakan dan
bersifat aksiomatis yaitu pendirian, filosofis, dan keyakinan. Dalam suatu pembelajaran,
perencanaan pendekatan pembelajaran kemungkinan dapat digunakan beberapa metode.
Contohnya ketika membahas tentang pencemaran lingkungan, pendekatan yang dapat
digunakan yaitu Science Technology and Society dan dapat menggunakan metode ceramah,
tanya jawab, dan diskusi didalamnya.

7
2.2 Pendekatan Brain Based Learning dalam Pembelajaran
Setiap manusia diciptakan dengan dibekali akal yang sempurna, tinggal bagaimana setiap
manusia dapat memanfaatkannya dengan optimal untuk hal-hal yang bermanfaat bagi
kehidupan seluruh makhluk yang tinggal di Bumi. Suatu konsepyang ditujukan untuk
menciptakan suatu pembelajaran dengan berorientasi terhadap upaya pemberdayaan potensi
otak peserta didik disebut dengan Brain Based Learning. Pendekatan Brain Based Learning
dalam pembelajaran adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang diselaraskan sesuai
dengan cara kinerja otak yang telah dirancang secara alamiah untuk belajar. Pendekatan
Brain Based Learning dalam pembelajaran dirancang berdasarkan struktur dan fungsi kinerja
otak. Pendekatan Brain Based Learning dalam pembelajaran dapat menciptakan situasi dan
kondisi yang ideal sesuai dengan kemampuan otak.

Peserta didik atau siswa itu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menangkap
serta menyerap informasi-informasi yang berhubungan dengan pembelajaran yang telah
disampaikan oleh pendidik atau guru. hal ini berhubungan dengan pendekatan pembelajaran
yang dipakai dan itu berhubungan dengan strategi pendidik atau guru yang digunakan dalam
mengajar. Seperti bentuk pendekatan brain based learning dimana pendekatan ini itu lebih
menekankan belajar dengan cara menghafal karena dengan menghafal akan meningkatkan
kemampuan otak dalam menyerap informasi-informasi pembelajaran yang telah
disampaikan. Pendekatan brain based learning itu juga termasuk ke dalam pendekatan
kontekstual dalam belajar. Pendekatan ini juga tidak memfokuskan pada materi
pembelajaran saja tetapi disamping itu memperhatikan keinginan siswa serta kesenangannya,
sehingga mereka dapat menyerap materi dengan mudah. Pendekatan ini juga mengkaitkan
dengan otak yang sedang berpikir natural dengan kondisi lingkungan serta pengetahuan-
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya, dimana digunakan dalam setiap atau
sepanjang pembelajaran berlangsung.

2.3 Unsur Pendekatan Brain Based Learning dalam Pembelajaran


Menurut pemaparan Caine dan Caine pada tahun 2012, ada tiga unsure yang digunakan
pada pendekatan brain based learning, yaitu suasana pembelajaran menyenangkan dan

8
nyaman, lingkungan pembelajaran yang banyak akan pengalaman, dan proses keaktifan
siswa dalam pembelajaran. Berikut akan dijelaskan dan diuraikan ketiga unsure tersebut.
1. Suasana pembelajaran menyenangkan dan nyaman.
Guru diharuskan menciptakan suasana belajar menyenangkan. Suasana ini dapat tercipta
dengan membagi satu kelas menjadi bagian kelompok yang terpisah di setiap sudut kelas.
Hal ini bertujuan agar siswa lebih leluasa bergerak dalam melakukan kegiatan pembelajaran
dan siswa juga dapat mengeksplorasi sesuai dengan minatnya masing-masing. Setiap siswa
memiliki cara perkembangan dan waktu perkembangan yang berbeda-beda.
Dalam proses pembelajaran, guru harus menggunakan berbagai jenis metode dan
model pembelajaran yang bermacam-macam pada setiap harinya. Dengan demikian, siswa
akan tertarik untuk belajar dan tidak mudah bosan. Guru juga diharuskan merespon setiap
pendapat siswanya, memotivasi siswa supaya minat belajarnya meningkat, membimbing,
dan memberikan penghargaan atau apresiasi pada setiap hasil karya dan kerja siswa, serta
menghargai keunikan siswa yang berbeda satu sama lain.
2. Lingkungan pembelajaran yang banyak akan pengalaman.
Guru melakukan pembagian menjadi lima area dalam suatu kelas, yang biasanya
dilaksanakan dalam lingkungan pembelajaran yang kaya dengan pengalaman. Setiap area
tersebut dilengkapi dengan alat permainan yang edukatif dan beragam. Dalam hal ini
mencakup kesesuaian topic dan tema pembelajaran, serta keseuaian perkembangan dan
minat siswa. Selain itu, guru juga melakukan suatu penerapan dengan memberikan siswa
suatu media, kegiatan, ataupun proyek-proyek yang beragam, yang diberikan dalam 12 kali
tindakan. Hal ini bertujuan untuk menjadikan tiap materi menjadi bermakna untuk siswa,
sehingga mereka dapat bereksplorasi dalam menambah dan meningkatkan pengetahuan
mereka.
Tujuan lainnya adalah munculnya kekreativitasan dan sikap kreatif pada diri siswa,
hal ini disebabkan oleh terlibatnya suatu proses integrasi dengan tingkat yang tinggi.
Menurut Montessori pada tahun 2010, suatu cara yang terbaik dalam memupuk imajinasi
dan kreativitas siswa adalah dengan membiarkan mereka untuk menghubungkan berbagai
hal-hal yang konkrit dengan cara yang bermanfaat dan bermakna. Guru harus dapat

9
menyediakan dan menyiapkan pengalaman untuk membuat siswanya mampu merasakan
suatu masalah, mampu membuat rancangan strategi, mampu mengolah data dan informasi,
dan mampu menyelesaikan suatu permasalahan.
3. Proses keaktifan siswa dalam pembelajaran.
Faktor utama penyebab keaktifan anak yaitu di mana suasana yang diciptakan
nyaman serta membuat anak tersebut senang di dalam lingkungan dan dapat memperoleh
lebih banyak pengalaman yang menjadikan seorang anak dapat terlibat lebih aktif lagi dalam
sebuah proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Keaktifan dari anak tersebut bukan
hanya terbentuk dari proses dalam bergerak pada fisik ataupun pada motorik yang lebih
kasar, tetapi juga dapat melibatkan suatu keaktifan dalam multisensory pada anak tersebut
yang sangat anak perlukan untuk mengaktifkan segala sel-sel dari saraf ataupun dapat juga
menghubungkan sel-sel tersebut untuk dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Menurut
pendapat dari Yanoff pada tahun 1972, menyebutkan bahwa informasi yang diberikan
kepada otak melalui indra, dengan demikian lingkungan pada pembelajaran diharuskan
untuk dapat menyediakan suatu stimulasi dari multisensori untuk anak. Melalui stimulasi
dari multisensori untuk anak tersebut, sehingga anak bisa bereksplorasi, dapat pula
menemukan atau mencoba serta berkreasi dan bertanya, kemudian dapat menjawab,
menceritakan dan akhirnya anak dapat menciptakan kreativitasnya.
Kreativitas tersebut harus dikembangkan sejak dini karena mungkin saja anak yang
memiliki kreativitas yang tinggi dapat menjadikan anak tersebut lebih bersikap dan tumbuh
dewasa dengan kreatif serta sanggup memecahkan dalam berbagai persoalan serta masalah
didalam kehidupan. Dengan adanya kreativitas ini sendiri tidak hanyalah berbentuk hasil
dari karya ataupun produk melainkan dapat juga berkaitan dengan semua tindakan yang
dapat mendeteksi perilaku kreativitas tersebut dengan 4 aspek yaitu diantaranya adalah dari
aspek kepribadian aspek, aspek pendorong, aspek proses dan juga yang terakhir dari aspek
produk.
2.4 Karakteristik Pendekatan Brain Based Learning dalam Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai wujud hasil
belajar. Model pembelajaran merupakan komponen krusial dalam keberhasilan proses

10
pembelajaran. Model pembelajaran berkembang pesat, dan setiap model memiliki
karakteristik yang berbeda. Guru dituntut mampu memahami setiap model pembelajaran
secara optimal dengan mencocokkan materi dan model pembelajaran. Model pembelajaran
yang terbaik adalah model yang berbasis sistem otak dalam pembelajaran yaitu model Brain
Based Learning (BBL).
1. Karakter utama dalam pendekatan ini adalah mengutamakan pada kemampuan fungsi
otak yang dimiliki oleh peserta didik. Otak pada dasarnya pusat dari semua kegiatan yang
dilakukan oleh manusia. Otak kiri dan otak kanan memiliki pengaruh yang berbeda. Setiap
peserta didik pasti memiliki kreatifitas yang berbeda-beda sesuai dengan minatnya. Peserta
didik yang lebih aktif dalam pembelajaran akan melatih kemandiriannya sebagai prinsip dari
pembelajaran brain based learning. kesadran berfikir merupakan bentuk dari implementasi
kemandirian yang dimiliki peserta didik. Sedangkan bagi guru pemberian motivasi sangat
dibutuhkan demi kelancaran suatu pembelajaran. Karena otak sebagai pusat segala kegiatan
maka pendekatan ini menekankan pada kemampuan otak peserta didik dalam menerima
suatu pelajaran. Peserta didik yang sudah siap maka akan lebih mudah dalam pemahaman
materi yang disampaikan.
2. Pendekatan brain based learning diikuti dengan pendekatan saitifik yang mengedepankan
pada proses observasi yang dilakukan oleh peserta didik sesuai dengan langkah-langkah
secara ilmiah. Siswa akan mencari, memahami, dan menyimpulkan hasil penelitiannya
dengan berdasarkan kemampuan berfikir kritis dan menalar permasalahan yang sedang
diselesaikan.
3. Pendekatan brain based learning adalah sebuah pendekatan yang mengarah pada
pembelajaran yang hanya dari menghafal bisa menjadikan sebuah pembelajaran yang
bermakna. Pada pendekatan brain based learning juga mengacu pad acara belajar siswa yang
bukan hanya sekedar pada gaya belajar atau sebuah tipe belajar yang tidak sama namun
dalam pembelajaran ini ada sebuah potensi kecerdasan yang berbeda-beda dari pesertadidik.
Pendidik sendiri memiliki tugas adalah mengarahkan semua potensi yang dimiliki oleh
peserta didik sehingga nanti pesertadidik bisa memperoleh hasil yang baik atau memuaskan.

11
4. Jenis pendidikan ini menyediakan kerangka kerja yang didorong secara biologis untuk
pengajaran dan pembelajaran dan membantu menjelaskan perilaku belajar yang berulang
5. Ini adalah konsep meta yang mencakup campuran eklektik teknik yang saat ini
membedakan tekanan campuran yang memungkinkan guru menghubungkan pembelajaran
dengan pengalaman siswa. Bersabarlah juga dengan pemahaman kami tentang bagaimana
tim kami bekerja dalam konteks pendidikan. Apakah hanya keterlibatan tubuh atau otak
berbasis strategi.
Dalam penerapan BBL, ada tiga strategi guru:
1. menciptakan suasana kelas yang mampu merangsang kemampuan berpikir siswa
2. membawa siswa pada lingkungan yang cukup menyenangkan
3. menciptakan suasana aktif dan bermakna bagi siswa. Berdasarkan teori ini, mahasiswa
hendaknya diberikan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari ancaman. Juga, siswa
belajar

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus menentukan pendekatan yang akan
digunakan agar tujuan dari pembelajaran berjalan dengan baik dan berdasarkan tujuan yang
ingin dicapai. Adapun pendekatan yang dapat menjadi alternative dalam pembelajaran salah
satu contohnya adalah pendekatan brain based learning. Pendekatan brain based learning
adalah pendekatan yang lebih menekankan belajar dengan cara menghafal karena dengan
menghafal akan meningkatkan kemampuan otak dalam menyerap informasi-informasi
pembelajaran yang telah disampaikan. Pendekatan brain based learning itu juga termasuk ke
dalam pendekatan kontekstual dalam belajar.
Dalam pendekatan brain based learning terdapat 3 unsur antara lain suasana pembelajaran
menyenangkan dan nyaman, lingkungan pembelajaran yang banyak akan pengalaman, dan
proses keaktifan siswa dalam pembelajaran. Adapun karakteristik Pendekatan brain based
learning yaitu karakter utama dalam pendekatan ini antara lain:
1. Mengutamakan pada kemampuan fungsi otak yang dimiliki oleh peserta didik.
2. Pendekatan brain based learning diikuti dengan pendekatan saitifik yang mengedepankan
pada proses observasi yang dilakukan oleh peserta didik sesuai dengan langkah-langkah
secara ilmiah.
3. Pendekatan brain based learning adalah sebuah pendekatan yang mengarah pada
pembelajaran yang hanya dari menghafal bisa menjadikan sebuah pembelajaran yang
bermakna.
4. Jenis pendidikan ini menyediakan kerangka kerja yang didorong secara biologis untuk
pengajaran dan pembelajaran dan membantu menjelaskan perilaku belajar yang berulang
5. Ini adalah konsep meta yang mencakup campuran eklektik teknik yang saat ini
membedakan tekanan campuran yang memungkinkan guru menghubungkan pembelajaran
dengan pengalaman siswa.
3.2 Saran

13
Berdasarkan pemaparan di atas para pendidik dan calon pendidik harus memilih pendekatan
pembelajaran yang sekiaranya cocok diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini karena,
pendekatan dalam pembelajaran sangat penting. Selain itu, seorang guru harus menentukan
pendekatan yang akan digunakan agar tujuan dari pembelajaran berjalan dengan baik dan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ashanti A., S. ILMA. 2017. Efektivitas Strategi Pembelajaran Brain-Based Learning Terhadap
Keterampilan Metakognitif. Quantum, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains. 8 (2): 1-6.

Kusumawardani, R. 2015. Peningkatan Kreativitas Melalui Pendekatan Brain Based Learning.


Jurnal Pendidikan Usia Dini. 9 (1) : 143 - 162.

Lestari, K. A. 2014. Implementasi Brain Based Learning untuk Meningkatkan.


Kemampuan Koneksi dan Kemampuan Berpikir Kritis serta Motivasi Belajar
Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Unsika. 2(1): 36-46.

Nur, I. R. D. 2016. Peningkatan Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis dan Kemandirian


Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Brain Based Learning. Jurnal
Pendidikan Unsika. 4(1): 26-41.

Prayogi, A dan A. T. Widodo. 2017. Kemampuan Berfikir Kritis Ditinjau dari Karakter
Tanggung Jawab Pada Model Brain Based Learning. Unnes Journal of Mathematics
Rducation Research. 6(1): 89-95.

Rulyansah, A., U. Hasanah, dan L.A. Wardana. 2017. Model Pembelajaran Brain

Based Learning Bermuatan Multiple Intellegiences. Banyuwangi : LPPM Institut


Agama Islam Ibrahimy Genteng Banyuwangi.

15

Anda mungkin juga menyukai