Anda di halaman 1dari 2

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.

2
DWI SUCIANTO SETYABUDI, S.Pd
SMP NEGERI 1 KEJOBONG
Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Purbalingga

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan adalah salah satu tugas yang perlu disusun oleh peserta
program guru penggerak setelah mengikuti dua minggu program pembelajaran. Sebagai salah satu
calon guru penggerak, saya akan merefleksikan rangkaian kegiatan pembelajaran Modul 1.2 yaitu
Nilai dan Peran Guru Penggerak.

Setelah saya menjalani pembelajaran dari Modul 1.1 hingga Modul 1.2 ini, berikut adalah
hal yang menjadi pembelajaran bagi saya (model refleksi 4P):
1. Peristiwa : Modul 1.2 diawali dengan kegiatan Mulai Dari Diri dan Eksplorasi
Konsep tanggal 7 November, dilanjutkan dengan berdiskusi dalam Eksplorasi Konsep
Forum Diskusi tanggal 8-9 November. Selanjutnya Ruang Kolaborasi Diskusi
Kelompok tanggal 11 dan Presentasi tanggal 14 November 2022. Melakukan
Demonstrasi Kontekstual tanggal 15-16 November, mengikuti Elaborasi Pemahaman
bersama instruktur tanggal 18 November, dan diakhiri Aksi Nyata tanggal 21
November 2022. Momen yang paling penting atau menantang atau mencerahkan bagi
saya dalam proses pembelajaran Modul 1.1 hingga Modul 1.2 adalah makna
pendidikan adalah tuntunan, dengan analogi pendidik diibaratkan seperti seorang
petani. Petani tidak dapat mengubah tanaman padi menjadi jagung. Yang bisa
dilakukan adalah merawat dari benih padi unggul supaya benar-benar menjadi
tanaman padi dewasa yang unggul. Atau menumbuhkan benih padi yang mungkin
tidak begitu bagus menjadi tanaman padi yang lebih baik kualitasnya. Pendidik pun
seperti itu seharusnya. Tidak bisa merubah sifat/keadaan asli murid, namun bisa
menguatkan potensi positif yang dimiliki. Kemudian dari Modul 1.2 saya tercerahkan
tentang bagaimana manusia tergerak. Bahwa aktivitas manusia terdorong oleh cara
kerja otak, kebutuhan dasar, dan tahapan perkembangan usianya. Maka sebagai
pendidik, kita harus bisa menyelami bagaimana dan mengapa murid berperilaku di
sekolah. Kemungkinan murid berperilaku yang tidak sesuai harapan kita karena ada
yang melatarbelakanginya berkaitan dengan cara kerja otak cepatnya, kebutuhan
dasarnya yang belum terpenuhi, atau kurangnya kita menyesuaikan diri terkait
kebutuhan secara tahap usianya. Kaitan antara Modul 1.1 dan 1.2 yang saya fahami
adalah bahwa modul 1.2 adalah bekal atau modal yang harus dimiliki guru untuk
dapat menunaikan dengan baik pendidikan yang menuntun seperti yang dipelajari di
Modul 1.1. Dengan memahami bagaimana cara kerja otak, kebutuhan dasar, dan
tahapan perkembangan usia, seorang guru penggerak harus memulai dari diri sendiri
untuk bergerak, memiliki nilai-nilai guru penggerak dalam dirinya, dan mengambil
peran perubahan. Itulah yang diperlukan untuk mewujudkan hakikat pendidikan yang
menuntun murid, mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
2. Perasaan : Saat momen itu terjadi saya merasa bagaikan manusia yang terlahir
kembali. Saya mendapatkan pencerahan yang belum saya dapatkan semenjak saya
belajar bagaimana menjadi seorang guru saat kuliah, sampai sekarang sudah
menjalankan profesi guru selama 13 tahun. Mungkin selama ini, saya kurang
menyerap ilmu pendidikan di kuliah atau pelatihan-pelatihan selama menjadi guru
sehingga merasa seperti baru mendapatkannya. Namun yang jelas, saya bersyukur
mendapatkan pencerahan yang sangat bermanfaat dan merubah cara pandang saya
sebagai guru/pendidik.
3. Pembelajaran : Sebelum momen tersebut terjadi, saya berpikir bahwa saya sudah
melaksanakan tugas guru yaitu mendidik murid dengan sebaik-baiknya. Hal-hal yang
sudah saya lakukan selama berinteraksi dengan murid dalam pembelajaran di kelas
maupun kegiatan di luar kelas, saya yakin sudah sesuai dengan yang seharusnya saya
lakukan. Meskipun saya juga sering bertanya, kenapa ketika saya membelajarkan
murid di kelas atau bertindak di luar kelas, tanggapan dari murid tidak semuanya
seperti yang saya harapkan. Banyak terjawab setelah saya mengikuti pembelajaran
Modul 1.1 dan 1.2 ini. Sekarang saya berpikir bahwa saya perlu merubah cara
pandang saya dalam melaksanakan pembelajaran di kelas atau kegiatan di luar kelas,
atau paling tidak memperbaiki pemahaman saya sebelumnya. Bahwa apa yang sudah
saya anggap baik, ternyata hanya baik menurut saya, belum tentu baik menurut murid.
Apa yang menurut saya sudah sesuai dengan tugas sebagai pendidik, nyatanya belum
tentu pas dari sudut pandang murid. Mulai dari sekarang saya harus menerapkan
pendidikan yang menuntun dengan pembelajaran yang berpihak pada murid.
4. Penerapan ke depan (Rencana) : pengembangan diri yang sederhana, konkret dan
rutin yang dapat saya lakukan sendiri dari sekarang, untuk membantu menguatkan
nilai-nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak adalah :
- Terus belajar meningkatkan kompetensi dengan mengikuti pelatihan terutama
dalam hal penerapan pembelajaran yang berpihak pada murid, yang efektif
dan menarik, tanpa harus diperintah oleh kepala sekolah.
- Merutinkan refleksi pembelajaran dan kegiatan di sekolah setelah selesai
pembelajaran sebelum pulang sekolah, dan mencatat evaluasi dan tindak lanjut
aksi nyatanya.
- Merutinkan diskusi dengan rekan guru dan kepala sekolah untuk memperbaiki
mutu pembelajaran, termasuk mengundang rekan guru untuk menilai cara
mengajar di kelas.
- Melaksanakan tindakan aksi nyata hasil refleksi dengan perbaikan atau
inovasi, dan setidaknya setiap tahun menghasilkan satu inovasi yang dituliskan
untuk didiseminasikan dengan rekan sejawat.

Anda mungkin juga menyukai