Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya Materi Ajar Berbasis Problem Based Learning Modul 4 Dasar-
Dasar Kimia Analisis Kegiatan Belajar 4 Kromatografi ini dapat terselesaikan.
Materi ajar ini disusun sebagai upaya membantu guru dan peserta didik
dalam melaksanakan proses pembelajaran pada materi kromatografi dan dalam
menggunakan Model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based
Learning). Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) ini sesuai dengan
karakteristik materi analisis secara kromatografi dan tuntutan Kurikulum 2013 yaitu
pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Saintifik.
Dalam Kurikulum 2013 salah satu model pembelajaran yang dianggap
sesuai dengan pendeksatan saintifik adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
atau Problem Based Learning (PBL) yaitu model pembelajaran yang mengajak
peserta didik menemukan sendiri permasalahn dalam kehidupan sehari-hari tentang
materi yang dipelajari dan berpikir bagaimana menemukan pemecahan masalah
tersebut. Materi ajar ini diharapkan dapat menjadi alternatif bahan ajar bagi guru
dan peserta didik pada proses pembelajaran peserta didik mendapatkan hasil yang
baik.
Dalam penyusunan materi ajar ini penulis mendapatkan bimbingan, saran
dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. Alimin, MS, Selaku Dosen pemberi materi “Pembuatan Materi Ajar”
2. Saprizal, S.Pd, M.Pd, Selaku Admin LMS Kelas 01 Prodi Teknik Kimia PPG
Universitas Negeri Makassar
3. Herman Supratiyo, S.Si, Selaku Ketua Kelas 01 Prodi Teknik Kimia PPG
Dalam Jabatan Tahun 2021

Penulis menyadari bahwa materi ajar ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan materi ajar ini.
Jember, 27 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... ..... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... .... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ... iv
PETA KONSEP ................................................................................................. ... vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ .....1
A. Deskripsi .................................................................................................... .....1
B. Prasyarat ...................................................................................................... .....2
C. Petunjuk Penggunaan Materi ajar ............................................................... .....2
D. Cek Kemampuan ......................................................................................... .....6
BAB II URAIAN MATERI ...................................................................... .....8
Materi 1 : Prinsip Dasar Kromatografi ........................................................ ...10
A. Kompetensi Dasar ....................................................................................... ...10
B. Indikator Pencapaian Kompentensi ........................................................... ...10
C. Tujuan Pembelajaran
D. Rencana Pembelajaran
E. Uraian Materi .............................................................................................. ...12
F. Rangkuman ................................................................................................. ...29
G. Tes Formatif ............................................................................................... ...30
Materi 2 : Kromatografi Kertas .................................................................... ...32
A. Kompetensi Dasar ....................................................................................... ...10
B. Indikator Pencapaian Kompentensi ........................................................... ...10
C. Tujuan Pembelajaran
D. Rencana Pembelajaran
E. Uraian Materi .............................................................................................. ...12
F. Rangkuman ................................................................................................. ...29
G. Tes Formatif ................................................................................................ ...50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ ...77
PETA KONSEP
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Banyak kita jumpai dewasa ini penggunaan pestisida atau bahan kimia
lainnya untuk memperbaiki kualitas produk pertanian di negara kita. Pernahkah
kalian berpikir amankah kita mengkonsumsi bahan makanan pokok hasil pertanian
tersebut? Adakah residu pestisida atau zat lainnya yang masih tertinggal di dalam
bahan makanan tersebut? Analisa apa yang efektif digunakan untuk menganalisa
keamanan bahan makanan kita?

B. Petunjuk Penggunaan Modul


Materi ajar kromatografi ini adalah materi ajar pembelajaran yang berbasis
masalah (problem based learning). Setiap kegiatan pembelajaran diawali dengan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari agar anda lebih mudah memahaminya.
Materi ajar berbasis masalah ini akan membantu anda belajar menemukan
pemecahan masalah dan mengungkapkan ide atau gagasan dalam memecahkan
masalah tersebut. Dengan pembelajaran menggunakan materi ajar ini diharapkan
kemampuan memecahkan masalah Anda meningkat sehingga membantu
meningkatkan pemahaman Anda terhadap materi kromatografi untuk mendapatkan
hasil belajar yang optimal.
Sebelum mempelajari materi ajar kromatografi berbasis masalah ini
alangkah baiknya Anda memperhatikan petunjuk berikut agar mendapatkan hasil
yang optimal. Materi ajar ini berisi :
a. Pendahuluan (Deskripsi, Petunjuk Penggunaan Materi ajar)
b. Uraian Materi (Kompetensi dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK),
tujuan pembelajaran, rencana pembelajaran, uraian materi, tugas, rangkuman,
tes formatif, daftar pustaka, kunci jawaban tes formatif)
c. Materi ajar ini terdiri dari prinsip dasar kromatografi dan penerapan analisis
secara kromatografi kertas.
d. Pahamilah prosedur pembelajaran berikut ini sehingga diperoleh hasil yang
maksimal.
• Petunjuk bagi guru :
Dalam kegiatan pembelajaran ini guru berperan:
1) Mengorganisasi pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning)
2) Membimbing peserta didik melaksanakan kegiatan belajar sesuai
langkah-langkah pembelajaran dalam materi ajar ini.
3) Membimbing peserta didik dalam memahami materi, melaksanakan
kegiatan, dan mengerjakan latihan serta tes formatif.
4) Mengorganisasi peserta didik dalam kelompok belajar untuk kegiatan
praktikum sederhana, analisis data dan diskusi.
5) Membimbing peserta didik dalam mempresentasikan dan menyajikan
hasil praktikum analisis data dan diskusi.
• Petunjuk bagi peserta didik :
1) Memahami tujuan pembelajaran yang akan anda capai.
2) Bacalah rencana belajar yang terdapat pada setiap kegiatan belajar
sebelum mulai mempelajari materi materi ajar ini.
3) Memahami uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing
kegiatan belajar, bila ada materi yang kurang jelas, bertanyalah pada
guru anda.
4) Mengerjakan semua kegiatan latihan, tugas, dan tes formatif untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah anda miliki
terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar,
bila ada kegiatan, latihan dan tugas, atau tes formatif yang bleum
jelas, bertanyalah pada guru anda.
5) Mengerjakan secara berkelompok kegiatan praktikum sederhana dan
mendiskusikan hasilnya dengan teman dan guru anda.
6) Mengerjakan secara berkelompok kegiatan analisis data dan
mendiskusikan hasilnya dengan teman dan guru anda.
7) Mempresentasikan hasil praktikum sederhana dan hasil analisis data.
8) Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru anda.
Arti Tingkat Penguasaan :
∑ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 = × 100%
∑ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙

Keterangan :
90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
BAB II
URAIAN MATERI I
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)

A. KOMPETENSI DASAR
3.2 Menerapkan prinsip, konsep dan prosedur kromatografi kertas
4.2 Melaksanakan analisis sampel dengan kromatografi kertas

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (ipk)


• Mengimplementasikan prinsip dasar kromatografi kertas
• Menentukan konsep kromatografi kertas
• Mengklasifikasikan kromatografi
• Melakukan analisis sampel dengan kromatografi kertas

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Setelah kegiatan observasi, peserta didik dapat mengimplementasikan
prinsip dasar Kromatografi Kertas dengan tepat.
• Setelah kegiatan eksplorasi, peserta didik dapat menentukan konsep
kromatografi kertas dengan cermat.
• Setelah bereksplorasi, peserta didik dapat mengklasifikasikan dengan baik.
• Setelah bereksperimen, peserta didik dapat melakukan analisis sampel
dengan kromatografi kertas

D. RENCANA BELAJAR
1. Pengetahuan awal yang membantu Anda dalam mempelajari materi ajar ini
adalah prinsip dasar kromatografi.
2. Materi ajar ini disusun dengan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL), sehingga materi ajar ini akan lebih bermakna bila dipergunakan dalam
proses pembelajaran.
3. Materi dalam materi ajar ini berisi materi tentang prinsip kromatografi dan
kromatografi kertas.

E. Uraian materi

Dalam penelitian yang dikutip eatthis,com, sekitar setengah dari produk


kosmetik yang dijual di Amerika Serikat mengandung bahan kimia
industri beracun. Bahan kimia beracun itu telah dikaitkan dengan kondisi
kesehatan yang serius termasuk kanker.
Para peneliti di University of Notre Dame menguji lebih dari 230 kosmetik
yang biasa digunakan. Mereka menemukan bahwa 56 persen alas bedak
dan produk mata, 48 persen produk bibir, dan 47 persen maskara
mengandung kadar fluor yang tinggi. Itu menunjukkan barang-barang
tersebut mengandung PFAS (zat perfluoroalkyl dan polyfluoroalkyl), salah
satu bahan kimia yang digunakan dalam produk seperti wajan
antilengket dan permadani, menurut Associated Press, Selasa 15 Juni
2021.
Dalam sediaan kosmetika, Kosmetika sudah dikenal orang sejak zaman
dahulu kala. Di Mesir 3500 tahun sebelum Masehi telah digunakan berbagai
bahan alami baik yang berasal dari tumbu- tumbuhan, hewan maupun
bahan alam lain misalnya tanah liat, Lumpur, arang,.penggunaan susu,
akar, daun, kulit pohon, rempah, minyak bumi, madu dan lainya sudah
menjadi hal yang biasa dalam kehidupan masyarakat saat itu. Kosmetik
mengandung komposisi dari berbagai logam berat semacam timah dan air
keras yang dicairkan dalam beberapa campuran bahan yang mengandung
minyak seperti minyak cocou. Sebagian bahan pewarna yang digunakan
juga mengandung unsur-unsur yang diproses dari minyak tanah. Semua
bahan tersebut adalah bahanbahan oksidat yang berbahaya bagi kulit .
Penyerapan yang dilakukan pori-pori kulit terhadap bahan-bahan tersebut
dapat menimbulkan peradangan dan alergi. Bila penggunaan bahanbahan
kosmetik ini terus dipakai , dapat berbahaya bagi sel-sel yang berada di
darah, hati dan ginjal. BPOM menyebutkan bahwa dari hasil pengawasan
Badan POM RI pada tahun 2005 dan 2006 di beberapa provinsi, ditemukan
27 (dua puluh tujuh) merek kosmetik yang mengandung bahan yang
dilarang digunakan dalam kosmetik yaitu: Merkuri (Hg), Hidrokuinon >2%,
zat warna Rhodamin B dan Merah. Analisis sediaan kosmetik yang
mengandung hidrokuionon dapat dievaluasi menggunakan Kromatografi.
Untuk bisa memahami lebih lanjut terkait permasalahan di atas, Anda dapat
membaca materi di bawah ini, dan Anda juga bisa menambah dari beberapa literatur
lainnya.
A. Prinsip Dasar Kromatografi
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-
macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa
gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan rasa diam yang juga bisa berupa cairan
ataupun suatu padatan. Sedangkan menurut Farmakope Indonesia IV, kromatografi
adalah suatu tekhnik atau prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu system yang
terdiri dari 2 fase atau lebih yang salah satu diantarnya bergerak secara
berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya, zat – zat itu menunjukkan
perbedaan yang disebabkan oleh adanya perbedaan dalam adsobsi, partisi,
kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion.
Pengertian lain kromatografi menurut IUPAC adalah suatu metode yang
digunakan untuk pemisahan komponen dalam sample dimana komponen tersebut
terdistribusi dalam 2 fase yang salah satunya diam dan yang lainnya bergerak.
Penemu Kromatografi adalah Tswett yang pada tahun 1903,mencoba
memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan suatu kolom yang
berisi kapur (CaSO4). lstilah Kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk
melukiskan daerah-daerah yang berwarna yang bergerak kebawah kolom. Pada
waktu yang hampir bersamaan, D.T. Day juga menggunakan Kromatografi untuk
memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui
sebagai penemu dan yang menjelaskan tentang proses kromatografi.

Dasar Kromatografi
Dalam melakukan metode kromatografi, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya adalah :
1. Polaritas dari molekul
2. Suatu molekul polar atau non polar berdsarkan ada atau tidaknya unsur
elektronegatif, apabila ada maka molekul cenderung polar.
3. Bentuk geometrinya
4. Adanya hidrogen asam yang menandakan kepolaran.
5. Proporsi molekul terhadap atom elektonegatif atau hydrogen asam.
6. Adanya gugus polarisasi atau atom.
7. Susunan kepolaran.

Dalam kromatografi, dikenal beberapa istilah, yaitu :


• Analit ialah zat yang dipisahkan.
• Kromatogram ialah output visual yang didapatkan dari hasil pemisahan.
Adanya ujung karakterisitik yang berbeda ini bisa menandakan adanya
senyawa yang berbeda.
• Eluen ialah pelarut yang bisa digunakan untuk memisahkan analit.
• Fasa gerak ialah fasa zat yang bergerak pada arah tertentu.
• Fasa diam ialah fasa yang tetap pada tempatnya.
• Waktu retensi ialah waktu yang dibutuhkan analit untuk melewati sistem.
• Volume retensi ialah volume fasa gerak yang diperlukan untuk mengelusi
komponen analit.

Kegunaan kromatografi dapat diuraikan sebagai berikut :


a. Dalam bidang sains
❖ Analisis-Menguji suatu campuran , komponen2-nya dan hubungan antar
komponen
❖ Identifikasi- menentukan jati diri campuran atau komponen komponen
yang menggunakan senyawa standar
❖ Pemurnian- memisahkan pengotor atau senyawa tertentu yang
dikehendaki umtuk studi
❖ Quantifikasi-menentukan jumlah/konsentrasi campuran atau
komponen-komponenya

b. Dalam kehidupan sehari hari


❖ Perusahaan farmasi-penentuan jumlah bahan aktif dalammproduk obat
❖ Rumah sakit-mendeteksi komponen2 dalam darah tubuh pasien
❖ Penegakan hukum-menguji barang bukti khusus yang dijumpai di TKP
❖ Badan lingkungan hiduo-pengujian polutan, kualitas lingkungan,dll
❖ Pabrik kimia-pemurnia bahan untuk membuat produk

KLASIFIKASI MATERI

Kromatografi Cair (Liquid Chromatography)


Kromatografi cair ialah teknik yang sangat tepat guna memisahkan ion atau
molekul yang terlarut dalam suatu larutan. Apabila larutan sampel berinteraksi
dengan fase stasioner, maka molekul-molekulnya yang ada didalam berinteraski
dengan fase stasioner. Namun interaksinya berbeda dikarenakan adanya perberdaan
daya serap (adsorption), pertukaran ion (ion exchange), partisi (partitioning) atau
ukuran.
Perbedaan tersebut menjadikan komponen terpisah satu dengan yang lain dan dapat
dilihat perbedaannya dari lamanya waktu transit komponen tersebut melewati
kolom. Jenis dari kromatografi cair yakni :

• Kromatografi Fase Terbalik (Reverse Phrase Chromatography)


Kromatografi fase terbalik yakni alat analitikal yang kuat dengan adanya perpaduan
sifat hidrofobik dan juga rendahnya polaritas fase stasioner yang terikat secara
kimia pada padatan inert seperti silika. Metode ini seringkali dipergunakan untuk
proses ekstraksi serta pemisahan senyawa yang sukar menguap (non-volatile).

• Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, KCKT (High Performance Liquid


Chromatography, HPLC)
High performance liquid chromatography (HPLC) mempunyai prinsip yang sama
seperti reverse phrase. Akan tetapi dalam metode ini, digunakan tekanan dan
kecepatan yang tinggi. Kolom yang digunakan dalam HPLC lebih pendek serta
mempunyai diameter kecil, namun dapat memproduksi beberapa tingkatan
equilibrium dengan jumlah besar.

• Size Exclusion Chromatography


Size exclusion chromatography dinamai gel permetation atau filtration
chromatography sering kali digunakan untuk memisahkan dan memurnikan protein.
Metode ini tidak menambahkan berbagai jenis penyerapan dan sangat cepat.
Perangkat kromatografinya menyerupai gel berpori yang bisa memisahkan molekul
besar serta molekul kecil. Molekul besar akan terelusi lebih dullu disebabkan
molekul tersebut tidak bisa penetrasi pada pori-pori.
• Kromatografi Pertukaran Ion (Ion Exchange Chromatography)
Kromatografi pertukaran ion sering kali dipergunakan pada pemurnian materi
biologis, seperti asam amino, peptida, protein. Dengan metode ini bisa dilakukan
dengan 2 tipe, yakni dalam kolom ataupun ruang datar. Terdapat 2 tipe pertukaran
ion, yakni :
» Pertukaran kation (cation exchange) : fase stasioner memiliki muatan negatif
» Pertukaran anion (anion exchange) : fase stasioner memiliki muatan positif.
Molekul bermuatan yang berada pada fase cair akan berjalan melewati kolom.
Apabila muatan pada molekul sama seperti kolom maka molekul tersebut akan
terelusi. Namun apabila muatan pada molekul tidak sama dengan muatan kolom.
Untuk mengelusi molekul yang melekat pada kolom diperlukan penambahan
larutan dengan kadar PH serta kekuatan ionik tertentu.
Pemisahan menggunakan metode ini sangat selektif sebab biaya untuk
mengoperasikan metodi ini murah dan juga kapasistasnya tinggi. Jadi metode ini
seringkali digunakan pada awal proses keseluruhan.

2. Kromatografi Kertas
Kromatograsi kertas ialah kromatografi yang menggunakan fase diam kertas yakni
kandungan selulosa didalamnya, sementara itu yang digunakan sebagai fase
geraknya yakni pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.
Kertas yang bekerja sebagai fase diam akan dicelupkan ke dalam sampel (senyawa)
atau pelarut, sesudah itu sampel dan pelarut berdasarkan gaya kapilaritas akan
terserap dan bergerak keatas. Perbandingan jarak antara sampel dan jarak pelarut
bisa dihitung sebagai nilai Rf.
Kromatografi kertas ini juga bisa dimanfaatkan untuk memisahkan tinta, zat
pewarna, senyawa pada tumbuhan seperti klorofil, make up dan zat lainnya.

3. Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom ialah salah satu jenis kromatografi yang menggunakan kolom
gelas pada metodenya. Proses kromatografi jenis ini biasanya digunakan untuk
memisahkan pigmen pada tumbuhan.
Campuran pigmen selanjutnya dimasukkan pada kolom gelas yang isinya aluminia.
Pelarut lalu dialirkan agar membawa campuran melalui kolom.
Pigmen akan berjalan turun melalui kolom pada kecepatan yang tergantung pada
kuat atau tidaknya adsorbsi pigmen di aluminia.
Pigmen yang terarsorbsi lemah pada aluminia akan melalui kolom dengan cepat
dibandingkan pigmen yang terarsorbsi kuat. Pigmen lalu terpisah dan menjadi satu
pada tempat berbeda pada saat keluar dari kolom.

4. Kromatografi lapis tipis


Kromatografi lapis tipis ialah metode analisis kualitatif berasal dari sampel yang
akan diperiksa dengan cara memisahkan komponen sampel berdasarkan perbedaan
kepolaran. Prinsip kerja dari metode ini yakni memisahkan samel dengan
berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan.

B. Menerapkan metode analisis secara kromatografi


kertas (KK)
Kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis merupakan jenis
kromatografi konvensional yang masih popular hingga saat ini. Kromatografi kertas
merupakan bentuk kromatografi yang paling sederhana, mudah, dan murah.
Kromatografi kertas telah berkembang lebih dahulu dibandingkan kromatografi
kolom yang ditemukan oleh Mikhail Tswett. Runge, F.F (1834-1843) melakukan
spot test campuran zat warna dari ekstrak tumbuh-tumbuhan pada pita kain dan
kertas. Pada tahun 1850 ia memisahakan larutan garam dengan kertas.
Selanjutnya Goppel Sroeder, F (1868) menganalisis zat warna, hidrokarbon,
dan alkohol pada berbagai minuman menggunakan kertas. Walaupun mulai tahun
1906 berkembang kromatografi kolom, tetapi kromatografi kertas tetap
berkembang dengan baik, diantaranya Wilson, J.N. (1940) mempelajari tentang
teori pada kromatografi kertas. Seiring dengan semakin berkembangnya
kromatografi kolom,
Ismailov dan Schraiber pada tahun 1938 mulai mencoba mengembangkan
kromatografi lapis tipis. Dia melapisi suatu pelat gelas dengan alumina sebagai
bentuk modifikasi fasa diam dalam kromatografi kolom. Para peneliti terus
berlomba-lomba untuk mengembangkan kromatografi lapis tipis, antara lain:
Teknik elusi dua dimensi, teknik impregnasi pada pelat, fasa diam dengan
ukuran partikel yang lebih kecil (pelat HPTLC), serta cara mendeteksi noda
yang lebih tepat dan akurat (TLC scanner)

Pelaksanaan pemisahan dengan kromatografi kertas terbagi dalam tiga tahap yaitu
penotolan campuran, pengembangan dan identifikasi.
Pada tahap penotolan, campuran yang mengandung komponen-
komponen yang akan dipisahkan ditotolkan pada bagian bawah kertas (biasanya
sekitar 2 cm dari tepi Bawah) menggunakan mikropipet atau pipa kapiler sehingga
akan meluas membentuk noda yang bulat
Pada tahap pengembangan, ujung kertas kromatogram yang telah terdapat
noda kering dimasukkan dalam bejana tertutup sehingga tercelup dalam pelarut
yang dipilih sebagai fasa gerak Anda usahakan agar pencelupan tidak sampai
merendam noda totolan campuran.
Pelarut (fasa gerak) akan merembes ke dalam kertas secara lambat
berdasarkan gaya kapiler. Sambil bergerak pelarut tersebut membawa komponen-
komponen campuran ikut bergerak. Komponen-komponen dalam campuran
akan bergerak pada laju yang berbeda atau mengalami migrasi diferensial
karena memiliki perbedaan kepolaran. Hal ini menyebabkan komponen-
komponen dalam campuran akan terpisah satu sama lain.

F. RANGKUMAN
▪ Kromatografi merupakan salah satu metode analisis yang paling penting untuk
saat ini baik untuk kepentingan analisis kualitatif maupun kuantitatif
berdasarkan distribusi komponen-komponen di antara dua fasa yang tidak
saling bercampur.
▪ Saat ini kromatografi telah berkembang sangat pesat dengan berbagai variasi
fasa diam dan fasa gerak sehingga dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis fasa
gerak, mekanisme pemisahan maupun system konfigurasinya.
▪ Parameter-parameter kromatografi meliputi waktu retensi, faktor kapasitas,
faktor selektifitas, efisiensi kolom dan resolusi.
▪ Kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis merupakan jenis kromatografi
konvensional yang masih popular hingga saat ini karena sederhana, mudah, dan
murah.
▪ Mekanisme pemisahan dalam kromatografi kertas adalah partisi komponen-
komponen diantara fasa diam berupa air yang terikat pada selulosa kertas dan
fasa gerak berupa pelarut organik nonpolar.
▪ Proses kromatografi kertas terbagi dalam tiga tahap yaitu penotolan campuran,
pengembangan dan identifikasi.
▪ Kromatografi kertas telah banyak diaplikasikan baik untuk analisis kualitatif
maupun kuantitatif pada berbagai bidang.
G. Tes formatif

1. Jelaskan prinsip dasar dari kromatografi ?


2. Bagaimana prinsip pemisahan dalam analisis metode kromatografi kertas?
3. Jelaskan perbedaan dari masing-masing jenis kromatografi?
4. Jelaskan aplikasi analisa kromatografi dalam kehidupan sehari-hari!
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196611151991011-
HOKCU_SUHANDA/KROMATOGRAFI/DASAR-
DASAR_KROMATOGRAFI/KLASIFIKASI.pdf
https://cantik.tempo.co/read/1473478/produk-kosmetik-ini-mengandung-bahan-
kimia-beracun-menurut-penelitian/full&view=ok
https://inspire.unsrat.ac.id/uploads/daring/berkas/20180430berkas1981090220121
220016.pdf
https://materi.co.id/kromatografi/
https://www.dosenpendidikan.co.id/kromatografi/
http://kedaisains.blogspot.com/2017/05/cara-kerja-kromatografi.html

Anda mungkin juga menyukai