Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya Materi Ajar Berbasis Problem Based Learning Modul 4 Dasar-
Dasar Kimia Analisis Kegiatan Belajar 4 Kromatografi ini dapat terselesaikan.
Materi ajar ini disusun sebagai upaya membantu guru dan peserta didik
dalam melaksanakan proses pembelajaran pada materi kromatografi dan dalam
menggunakan Model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based
Learning). Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) ini sesuai dengan
karakteristik materi analisis secara kromatografi dan tuntutan Kurikulum 2013 yaitu
pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Saintifik.
Dalam Kurikulum 2013 salah satu model pembelajaran yang dianggap
sesuai dengan pendeksatan saintifik adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
atau Problem Based Learning (PBL) yaitu model pembelajaran yang mengajak
peserta didik menemukan sendiri permasalahn dalam kehidupan sehari-hari tentang
materi yang dipelajari dan berpikir bagaimana menemukan pemecahan masalah
tersebut. Materi ajar ini diharapkan dapat menjadi alternatif bahan ajar bagi guru
dan peserta didik pada proses pembelajaran peserta didik mendapatkan hasil yang
baik.
Dalam penyusunan materi ajar ini penulis mendapatkan bimbingan, saran
dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. Alimin, MS, Selaku Dosen pemberi materi “Pembuatan Materi Ajar”
2. Saprizal, S.Pd, M.Pd, Selaku Admin LMS Kelas 01 Prodi Teknik Kimia PPG
Universitas Negeri Makassar
3. Herman Supratiyo, S.Si, Selaku Ketua Kelas 01 Prodi Teknik Kimia PPG
Dalam Jabatan Tahun 2021
Penulis menyadari bahwa materi ajar ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan materi ajar ini.
Jember, 27 Juli 2021
Penulis
DAFTAR ISI
A. Deskripsi
Banyak kita jumpai dewasa ini penggunaan pestisida atau bahan kimia
lainnya untuk memperbaiki kualitas produk pertanian di negara kita. Pernahkah
kalian berpikir amankah kita mengkonsumsi bahan makanan pokok hasil pertanian
tersebut? Adakah residu pestisida atau zat lainnya yang masih tertinggal di dalam
bahan makanan tersebut? Analisa apa yang efektif digunakan untuk menganalisa
keamanan bahan makanan kita?
Keterangan :
90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
BAB II
URAIAN MATERI I
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)
A. KOMPETENSI DASAR
3.2 Menerapkan prinsip, konsep dan prosedur kromatografi kertas
4.2 Melaksanakan analisis sampel dengan kromatografi kertas
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Setelah kegiatan observasi, peserta didik dapat mengimplementasikan
prinsip dasar Kromatografi Kertas dengan tepat.
• Setelah kegiatan eksplorasi, peserta didik dapat menentukan konsep
kromatografi kertas dengan cermat.
• Setelah bereksplorasi, peserta didik dapat mengklasifikasikan dengan baik.
• Setelah bereksperimen, peserta didik dapat melakukan analisis sampel
dengan kromatografi kertas
D. RENCANA BELAJAR
1. Pengetahuan awal yang membantu Anda dalam mempelajari materi ajar ini
adalah prinsip dasar kromatografi.
2. Materi ajar ini disusun dengan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL), sehingga materi ajar ini akan lebih bermakna bila dipergunakan dalam
proses pembelajaran.
3. Materi dalam materi ajar ini berisi materi tentang prinsip kromatografi dan
kromatografi kertas.
E. Uraian materi
Dasar Kromatografi
Dalam melakukan metode kromatografi, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya adalah :
1. Polaritas dari molekul
2. Suatu molekul polar atau non polar berdsarkan ada atau tidaknya unsur
elektronegatif, apabila ada maka molekul cenderung polar.
3. Bentuk geometrinya
4. Adanya hidrogen asam yang menandakan kepolaran.
5. Proporsi molekul terhadap atom elektonegatif atau hydrogen asam.
6. Adanya gugus polarisasi atau atom.
7. Susunan kepolaran.
KLASIFIKASI MATERI
2. Kromatografi Kertas
Kromatograsi kertas ialah kromatografi yang menggunakan fase diam kertas yakni
kandungan selulosa didalamnya, sementara itu yang digunakan sebagai fase
geraknya yakni pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.
Kertas yang bekerja sebagai fase diam akan dicelupkan ke dalam sampel (senyawa)
atau pelarut, sesudah itu sampel dan pelarut berdasarkan gaya kapilaritas akan
terserap dan bergerak keatas. Perbandingan jarak antara sampel dan jarak pelarut
bisa dihitung sebagai nilai Rf.
Kromatografi kertas ini juga bisa dimanfaatkan untuk memisahkan tinta, zat
pewarna, senyawa pada tumbuhan seperti klorofil, make up dan zat lainnya.
3. Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom ialah salah satu jenis kromatografi yang menggunakan kolom
gelas pada metodenya. Proses kromatografi jenis ini biasanya digunakan untuk
memisahkan pigmen pada tumbuhan.
Campuran pigmen selanjutnya dimasukkan pada kolom gelas yang isinya aluminia.
Pelarut lalu dialirkan agar membawa campuran melalui kolom.
Pigmen akan berjalan turun melalui kolom pada kecepatan yang tergantung pada
kuat atau tidaknya adsorbsi pigmen di aluminia.
Pigmen yang terarsorbsi lemah pada aluminia akan melalui kolom dengan cepat
dibandingkan pigmen yang terarsorbsi kuat. Pigmen lalu terpisah dan menjadi satu
pada tempat berbeda pada saat keluar dari kolom.
Pelaksanaan pemisahan dengan kromatografi kertas terbagi dalam tiga tahap yaitu
penotolan campuran, pengembangan dan identifikasi.
Pada tahap penotolan, campuran yang mengandung komponen-
komponen yang akan dipisahkan ditotolkan pada bagian bawah kertas (biasanya
sekitar 2 cm dari tepi Bawah) menggunakan mikropipet atau pipa kapiler sehingga
akan meluas membentuk noda yang bulat
Pada tahap pengembangan, ujung kertas kromatogram yang telah terdapat
noda kering dimasukkan dalam bejana tertutup sehingga tercelup dalam pelarut
yang dipilih sebagai fasa gerak Anda usahakan agar pencelupan tidak sampai
merendam noda totolan campuran.
Pelarut (fasa gerak) akan merembes ke dalam kertas secara lambat
berdasarkan gaya kapiler. Sambil bergerak pelarut tersebut membawa komponen-
komponen campuran ikut bergerak. Komponen-komponen dalam campuran
akan bergerak pada laju yang berbeda atau mengalami migrasi diferensial
karena memiliki perbedaan kepolaran. Hal ini menyebabkan komponen-
komponen dalam campuran akan terpisah satu sama lain.
F. RANGKUMAN
▪ Kromatografi merupakan salah satu metode analisis yang paling penting untuk
saat ini baik untuk kepentingan analisis kualitatif maupun kuantitatif
berdasarkan distribusi komponen-komponen di antara dua fasa yang tidak
saling bercampur.
▪ Saat ini kromatografi telah berkembang sangat pesat dengan berbagai variasi
fasa diam dan fasa gerak sehingga dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis fasa
gerak, mekanisme pemisahan maupun system konfigurasinya.
▪ Parameter-parameter kromatografi meliputi waktu retensi, faktor kapasitas,
faktor selektifitas, efisiensi kolom dan resolusi.
▪ Kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis merupakan jenis kromatografi
konvensional yang masih popular hingga saat ini karena sederhana, mudah, dan
murah.
▪ Mekanisme pemisahan dalam kromatografi kertas adalah partisi komponen-
komponen diantara fasa diam berupa air yang terikat pada selulosa kertas dan
fasa gerak berupa pelarut organik nonpolar.
▪ Proses kromatografi kertas terbagi dalam tiga tahap yaitu penotolan campuran,
pengembangan dan identifikasi.
▪ Kromatografi kertas telah banyak diaplikasikan baik untuk analisis kualitatif
maupun kuantitatif pada berbagai bidang.
G. Tes formatif
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196611151991011-
HOKCU_SUHANDA/KROMATOGRAFI/DASAR-
DASAR_KROMATOGRAFI/KLASIFIKASI.pdf
https://cantik.tempo.co/read/1473478/produk-kosmetik-ini-mengandung-bahan-
kimia-beracun-menurut-penelitian/full&view=ok
https://inspire.unsrat.ac.id/uploads/daring/berkas/20180430berkas1981090220121
220016.pdf
https://materi.co.id/kromatografi/
https://www.dosenpendidikan.co.id/kromatografi/
http://kedaisains.blogspot.com/2017/05/cara-kerja-kromatografi.html