Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

URIN DAN PISPOT


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
Nama Dosen: Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep.,Ns.,M.Kes

KELOMPOK 2
ARTITA PUTRI AGTRILIA (14220230021)
RIKA NOVITA (14220230022)
NUR SYAFIKA SHERIL (14220230024)
SARMIATI (14220230025)
NABILA (14220230026)
NADZRATUNNUR HASAN (14220230027)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PRODI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun Makalah ini dengan baik.
Makalah ini berisi tentang urin dan pispot.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa hasil makalah ini masih jauh dari
kata sempurna.

Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk
kelompok kami khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.

Makassar, 25 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii


DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang ...........................................................................................................1
b. Rumusan masalah .....................................................................................................2
c. Tujuan ...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian urin dan pispot ........................................................................................3
b. Masalah yang terjadi dalam eliminasi urin ...............................................................4
c. Jenis-jenis pispot yang sering di gunakan pada pasien .............................................5
d. Cara membantu pasien menggunakan pispot ............................................................7
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan ...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menurut Agustin (2014) bladder training berpengaruh dalam mencegah
inkontinensia urin dengan P value 0,038 atau nilai P value < 0,05. Bladder training
dilakukan untuk melatih kandung kemih dengan tujuan mengembalikan pola normal
perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih. Teti
Nurhasanah dan Ali Hamzah (2017) juga menyatakan terdapat pengaruh bladder
training terhadap penurunan inkontinensia urine dengan hasil 63,3% responden
mampu berkemih secara normal, begitu pula ketiga jurnal lain yang menunjukkan ada
pengaruh bladder training terhadap fungsi berkemih. Berdasarkan beberapa pendapat
diatas menunjukkan pentingnya bladder training untuk mencegah inkontinensia urin.
Menurut Wibowo (2019) teknik bladder training: delay urination terbukti efektif
dalam mencegah inkontinensia urin pada pasien BPH pasca operasi TVP (p value =
0,091). Bladder training dilakukan untuk mengembalikan pola perkemihan menjadi
normal kembali dan memandirikan pasien untuk dapat merasakan sensasi berkemih
dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih.
Menurut Wibowo (2019) teknik bladder training: delay urination terbukti efektif
dalam mencegah inkontinensia urin pada pasien BPH pasca operasi TVP (p value =
0,091). Bladder training dilakukan untuk mengembalikan pola perkemihan menjadi
normal kembali dan memandirikan pasien untuk dapat merasakan sensasi berkemih
dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih.
Pispot adalah salah satu alat medis yang berguna sebagai alat bantu bagi pasien
yang harus berbaring di ranjang atau lansia yang kesulitan untuk bergerak sendiri ke
kamar mandi. Alat bantu ini tidak hanya digunakan di rumah sakit tapi juga untuk di
rumah (homecare).

1
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan urin dan pispot?
b. Apa masalah yang terjadi dalam eliminasi urin?
c. Apa jenis-jenis pispot yang sering di gunakan pada pasien?
d. Bagaimana cara membantu pasien menggunakan pispot?

C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian dari pispot dan urin.
b. Mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam eliminasi urin.
c. Mengetahui jenis-jenis pispot yg sering di gunakan pada pasien.
d. Mengetahui cara membantu pasien menggunakan pispot.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Urin Dan Pispot


Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urine
atau bowel (feses). Miksi merupakan proses pengosongan kandung kemih bila
kandung kemih terisi. Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi
urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra.
Pada eliminasi urine normal sangat tergantung pada individu, biasanya miksi
setelah bekerja, makan atau bangun tidur. Normal miksi sehari adalah 5 kali. Defekasi
adalah 12 pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel
movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali
perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu.
Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi usus penting untuk fungsi tubuh yang
normal. Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan masalah pada gastrointestinal
dan bagian tubuh yang lain. Karena fungsi usus tergantung pada keseimbangan
beberapa faktor, pola eliminasi dan kebiasaan masing-masing orang berbeda.
Sedangkan pispot adalah salah satu alat medis yang berguna sebagai alat bantu
bagi pasien yang harus berbaring di ranjang atau lansia yang kesulitan untuk bergerak
sendiri ke kamar mandi. Alat bantu ini tidak hanya digunakan di rumah sakit tapi juga
untuk di rumah (homecare).
Pispot memiliki bentuk yang bermacam-macam disesuaikan dengan jenis kelamin
pemakainya. Namun tidak hanya untuk orang sakit dan lansia, ada juga pispot yang
dikhusukan untuk anak- anak kecil sebagai alat belajar menggunakan toilet sendiri.
Biasanya pispot ini untuk melatih kemampuan anak untuk mandiri dan tidak perlu
bergantung lagi pada orang tua untuk ke kamar mandi.
Surat Al-Ma’idah Ayat 6

۟ ُُ ‫ق َوٱ ْم َس‬
‫وا ِِ ُر ُءو ِس ُك ْم َوأ َ ْر ُجلَ ُك ْم إِلَى ْٱل َك َِْْي ِْن‬ َّ ‫ٰ َٰٓيَأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓو ۟ا إِذَا قُ ْمت ُ ْم إِلَى ٱل‬
۟ ُ‫صلَ ٰوةِ فَٱ ْغ ِسل‬
ِ ِ‫وا ُو ُجو َهكُ ْم َوأ َ ْي ِديَ ُك ْم إِلَى ْٱل َم َراف‬

‫وا‬ ۟ ‫ض ٰ َٰٓى أ َ ْو َعلَ ٰى َسف ٍَر أ َ ْو َجا َٰٓ َء أ َ َُ ٌد ِمن ُكم ِمنَ ْٱلغَآَٰئِ ِط أ َ ْو ٰلَ َم ْست ُ ُم ٱلنِ َسا َٰٓ َء فَلَ ْم ت َِجد‬
۟ ‫ُوا َما َٰٓ ًء فَتَيَ َّم ُم‬ ۟ ‫ط َّه ُر‬
َ ‫وا َوإِن كُنتُم َّم ْر‬ َّ ‫َوإِن ُكنت ُ ْم ُجنًُِا فَٱ‬

3
َ ُ‫ج َو ٰلَ ِكن ي ُِري ُد ِلي‬
‫ط ِه َر ُك ْم َو ِليُتِ َّم نِْْ َمتَه ُۥ َعلَيْ ُك ْم‬ ٍ ‫ٱَّللُ ِليَ ْجَْ َل َعلَيْ ُكم ِم ْن َُ َر‬ ۟ ُُ ‫طيًِِا فَٱ ْم َس‬
َّ ‫وا ِِ ُو ُجو ِه ُك ْم َوأ َ ْيدِي ُكم ِمنْهُ َما يُ ِري ُد‬ َ ‫ص ِْيدًا‬
َ

‫لََْلَّ ُك ْم ت َ ْش ُك ُرو َن‬

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanū iżā qumtum ilaṣ-ṣalāti fagsilụ


wujụhakum wa aidiyakum ilal-marāfiqi wamsaḥụ biru`ụsikum wa arjulakum
ilal-ka'baīn, wa ing kuntum junuban faṭṭahharụ, wa ing kuntum marḍā au 'alā
safarin au jā`a aḥadum mingkum minal-gā`iṭi au lāmastumun-nisā`a fa lam
tajidụ mā`an fa tayammamụ ṣa'īdan ṭayyiban famsaḥụ biwujụhikum wa
aidīkum min-h, mā yurīdullāhu liyaj'ala 'alaikum min ḥarajiw wa lākiy yurīdu
liyuṭahhirakum wa liyutimma ni'matahụ 'alaikum la'allakum tasykurụn

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan


shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan
jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan
atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu
kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

B. Masalah Yang Terjadi Dalam Elminasi Urin


Masalah-masalah dalam eliminasi urine yaitu:
a. Retensi, yaitu adanya penumpukan urine didalam kandung kemih dan
ketidaksanggupan kandung kemih untuk mengosongkan diri. Retensi urine dapat
disebabkan oleh hal-hal seperti: obstruksi (misalnya hipertrofi prostat), pembedahan
pada daerah abdomen bawah, pelvis, atau kandung kemih.
b. Inkontinensi urine, yaitu ketidaksanggupan sementara atau permanen otot sfingter
ekstema untuk mengontrol keluarnya urine dari kandung kemih. Inkontinensia urine
dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu: inkontinensia fungsional, inkontinensia
refleks, inkontinensia stres, inkontinensia urgensi (dorongan) dan inkontinensia total.
c. Enuresis, yaitu peristiwa berkemih yang tidak disadari. Sering terjadi pada anak-
anak, umumnya terjadi pada malam hari (nocturnal enuresis), dapat terjadi satu
kali atau lebih dalam semalam.
d. Urgency, adalah perasaan seseorang untuk berkemih.
e. Dysuria, adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih.
f. Polyuria, produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti 2500ml/
hari tanpa adanya peningkatan intake cairan.
g. Urinari suppresi, adalah produksi urine yang berhenti mendadak.

4
C. Jenis-jenis Pispot Yang Sering Di Gunakan Pada Pasien
1. Pispot sodok plastik untuk buang air besar yang umumnya digunakan pada
fasilitas kesehatan. Pispot ini juga bisa digunakan untuk menampung urine.

2. Pispot sodok stainless berguna untuk buang air besar dan urine. Pispot jenis ini
sangat mudah dibersihkan. Pispot stainless ini berbeda dengan pispot sodok
plastik yang mana lebih kuat dan tahan lama dalam pemakaian. Biasanya pispot
jenis ini digunakan pada orang lansia yang tidak bisa ke toilet.

5
3. Pispot urine plastik yang digunakan untuk menampung dan membuang urin. Alat
pispot ini juga dibagi dua ada untuk pria dan wanita namun kebanyakan alat
pispotini lebih sering digunakan pada pria daripada wanita.

4. Pispot urine stainless yang digunakan untuk menampung urin yang biasanya
digunakan di rumah sakit. Kelebihan dari alat ini mudah dibersihkan. Kualitas dari
jenis pispot ini juga lebih bagus dibandingkan yang plastik. Selain itu pispot
stainless ini juga sangat nyaman digunakan dan volume urin yang akan di
tampung juga sangat banyak.

6
D. Cara Membantu Pasien Menggunakan Pispot
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat-alat didekatkan kepada pasien ditempat yang layak
3. Memberitahu pasien
4. Menutup pintu dan sampiran
5. Menutup/menyelimuti pasien secara melintang dapat diganti dengan selimut mandi
6. Menganjurkan pasien menekuk lutut dan mengangkat pantat. Perawat memasang alas pantat
dan bila perlu menolong pasien mengangkat pantatnya dengan meletakkan tangan yang
terdekat dengan kepala pasien antara pinggang dan pantat. Tangan lainnya memasang pispot,
posisi pispot dibetulkan agar pasien merasa nyaman.
7. Untuk pasien yang lemah atau terlalu gemuk :
- Dimiringkan menjauhi perawat
- Meletakan pispot dibawah pantat, kemudian ditelentangkan lagi. Posisi pispot tetap dijaga
agar tetap dan pasien merasa nyaman, jika pasien terlalu gemuk dan terlalu lemah perawat
dapat melakukan bersama orang lain.
8. Membetulkan selimut kembali
9. Menyediakan bel pemanggil bila sudah selesai

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa
urine atau bowel (feses). Miksi merupakan proses pengosongan kandung kemih bila
kandung kemih terisi. Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi
urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra.
Pada eliminasi urine normal sangat tergantung pada individu, biasanya miksi
setelah bekerja, makan atau bangun tidur. Normal miksi sehari adalah 5 kali. Defekasi
adalah 12 pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel
movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali
perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/176904723/PROSEDUR-PENGGUNAAN-PISPOT-
docx
https://media.neliti.com/media/publications/100009-ID-aspek-keperawatan-
pada-inkontinensia-uri.pdf
https://jik.ub.ac.id/index.php/jik/article/view/12/10
Irawan, E., & Mulyana, H. (2018, April 21). Faktor-Faktor Penyebab Infeksi Saluran Kemih
(ISK). Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan, 978-602-72636-3-5,
1-7.
Mawaddah, I., Arisanti, N., & Prasetyaningati, D. (2018, April). Asuhan Keperawatan Pada Klien
Infeksi Saluran Kemih Dengan Masalah Gangguan Eliminasi Urine Di Ruang Dahlia RSUD Jombang.
Jurnal Studi kasus.

Anda mungkin juga menyukai