Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ KONSEP DASAR TEORI BELAJAR & PEMBELAJARAN”


(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Inovasi Pendidikan Islam)

Dosen Pengampu
Rabitah Hanum Hsb, M.Pd

Disusun Oleh
Safridah Siagian (900 21 288)

Program Studi Pendidikan Agama Islam


Institut Syekh Abdul Halim Hasan Binjai
2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah... Puji syukur pada Allah SWT. atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita laturkan kepada Allah SWT.
Shalawat dan salam kepada Nabi kita Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Konsep Dasar Teori Belajar &
Pembelajaran”.
Makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan basih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk
itu kami mengharapkan saran daan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Binjai, Februari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar ................................................................................ 2
B. Pengertian Pembelajaran ...................................................................... 4
C. Teori Belajar & Pembelajaran .............................................................. 6
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori adalah model atau kerangka pikiran yang menjelaskan telah


terbuktinya suatu kebenaran. Manusia membangun teori untuk menjelaskan,
meramalkan, dan menguasai suatu kejadian tertentu. Sering sekali, teori
dipandang sebagai suatu model atas kenyataan. Teori juga merupakan
seperangkat azas-azas yang tertentu tentang kejadian-kejadian tertentu dalam
dunia nyata.
Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya. Stimulus merupakan apa saja yang diberikan guru
kepada pelajar, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar
terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Istilah pembelajaran sudah mulai dikenal luas dalam masyarakat, lebih-
lebih setelah diundangkannya Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang secara legal formal memberi
pengertian tentang pembelajaran. Dalam Pasal 1 butir 20 pembelajaran
diartikan sebagai “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Dengan demikian Belajar dan Pembelajaran adalah dua kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan dimana keduanya merupakan interaksi edukatif yang
memiliki Norma-norma. Antara belajar dan pembelajaran satu sama lain
memiliki keterkaitan substantif dan fungsional.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), secara etimologis belajar
memiliki arti "berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu". Definisi ini
memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai
kepandaian atau ilmu. Belajar merupakan proses peru-bahan tingkah laku
manusia berdasarkan pengalaman dan latihan, dari belum tahu menjadi tahu,
dari pengalaman yang sedikit kemudian bertambah.
Belajar adalah suatu perubahan.Perubahan itu terjadi dengan
mengembangkan suatu ketrampilan baru,memahami pengetahun baru hingga
bisa merubah sikap dan perubahan.Perubahan tersebut tidak hanya bersifat
incidental namun bersifat alami seiring dengan pertambahan usia.
Belajar merupakan suatu proses pengajaran dan pembelaaran untuk
merubah perilaku baik buruk seseorang untuik menjadi perilaku yang lebih
baik, yaitu meningkatkan pengetahuan, pemikiran, pemahaman, sikap dan
berbagai kemampuan lainnya.
Dari pengeritian diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu Proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan, bersifat positif dan
bertujuan serta mencakup seluruh aspek tingkah laku lainnya.
Perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat hasil dari belajar
tersebut tampak jelas dikemukakan oleh para ahli tentang defenisi belajar
,antara lain:
a. Belajar menurut Pandangan B. F. Skinner Belajar menurut Skinner
adalah menciptakan kondisi peluang dengan penguatan (reinforcement),
sehingga individu akan bersungguh-sungguh dan lebih giat belajar
dengan adanya ganjaran (funnistment) dan pujian (rewards) dari guru
atas hasil belajarnya. Skinner membuat perincian lebih jauh dengan
membedakan adanya dua macam respons. Pertama, respondent response,
2
yaitu respons yang ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu
yang disebut eliciting stimuli menimbulkan respons- respons yang secara
relatif tetap, misalnya makanan yang menimbulkan keluarnya air liur.
Pada umumnya, perangsang-perangsang yang demikian itu mendahului
res- pons yang ditimbulkannya. Kedua, operant response, yaitu respons
yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang
tertentu yang disebut reinforcing stimuli atau reinforce, karena
perangsang-perangsang tersebut memperkuat respons yang telah
dilakukan oleh organisme. Jadi, seorang akan menjadi lebih giat belajar
apabila mendapat hadiah sehingga responsnya menjadi lebih intensif atau
kuat. Belajar menurut pandangan Skinner adalah kesempatan terjadinya
peristiwa yang menimbulkan respons belajar, baik konsekuensinya
sebagai hadiah maupun teguran atau hukuman. Dengan demikian,
pemilihan stimulus yang deskriminatif dan penggunaan penguatan dapat
merangsang individu lebih giat belajar, sehingga belajar merupakan
hubungan antara stimulus dengan respons. (Anshori, M. 2019)
b. Matthew H.Olsson dan B.R Hergenhahn dalam bukunya : An
Introductiob Of Theori of Learning mengemukakan bahwa : Belajar
adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan perubahan
dalam potensi perilaku yang dihasilkan dari pengalaman.
c. Menurut Moh. Surya : Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan.
d. Menurut Ngalim Purwanto : Belajat adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan
atau pengalaman. (Syifa S. Mukrima, 2014)

Dari Pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Belajar merupakan


aktivitas, baik fisik maupun psikis yang menghasilkan perubahan tingkah laku
yang baru pada diri individu yang belajar dalam bentuk ke-mampuan yang

3
relatif konstan dan bukan disebabkan oleh kematangan atau sesuatu yang
bersifat sementara.
Dari perubahan tingkah laku itulah. Manusia akan mendapatkan
kebahagiaan duniawi dan ukhrawi .Kebahagiaan duniawi diperoleh karena
dalam belajar diperoleh tiga ranah yang menjadi tujuan pendidikan, yaitu ranah
kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Adapun kebahagiaan ukhrawi
didapatkan dari ilmu yang dipelajari (kemampuan dalam tiga ranah tersebut)
dapat diamalkan dan bermnanfaat sebaik mungkin untuk kemslahatn umat
manusia sehingga proses belajar itu sendiri akan bernilai ibadah. Dengan Ilmu
pengetahun yang didapat dari hasil belajar akan meninggikan derajat Manusia
dihadapan Allah swt. Sebagaimana Firman Allah salam surah Almujadillah
ayat 11 yang artinya :
ُ‫ّللا‬ ُ ‫ّللاُ لَ ُك ْم َواِذَا قِ ْي َل ا ْن‬
ُ ‫ش ُز ْوا فَا ْن‬
ٰ ‫ش ُز ْوا يَ ْرفَ ِع‬ ٰ ‫ح‬ ِ ‫س‬ َ ‫س ُح ْوا فِى ْال َمجل ِِس فَا ْف‬
َ ‫س ُح ْوا يَ ْف‬ َّ َ‫يٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َمنُ ْٰٓوا اِذَا قِ ْي َل لَ ُك ْم تَف‬
ٰ ‫الَّ ِذيْنَ ا َمنُ ْوا مِ ْن ُك ْم َوالَّ ِذيْنَ ا ُ ْوتُوا ْالع ِْل َم دَ َرجت َو‬
‫ّللاُ بِ َما ت َ ْع َملُ ْونَ َخبِيْر‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,”
maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan
Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”

B. Pengertian Pembelajaran
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Pendidikan Nasional bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar yang berlangsung dalam
suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran sebagai konsep pedagogik secara teknis dapat diartikan
sebagai upaya sistematik dan sistemik untuk menciptakan lingkungan belajar
yang potensial untuk menghasilkan proses belajar yang bermuara pada
berkembangnya potensi individu sebagai peserta didik.

4
Pembelajaran dipandang secara nasional sebagai suatu proses interaksi
yang melibatkan komponen-komponen utama, yaitu peserta didik, pendidik,
dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar. Dengan
demikian, proses pembelajaran merupakan suatu sistem, yaitu satu kesatuan
komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk
mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan. Pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan berproses
melalui tahapan-tahapan yang dicirikan dengan karakteristik tertentu. Pertama,
melibatkan proses mental siswa secara maksimal dalam proses pembelajaran.
Kedua, membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab secara terus
menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
berpikir siswa yang pada gilirannya dapat membantu siswa untuk memperoleh
pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
Terkait dengan proses pembelajaran itu sendiri terdapat beberapa
pengertian pembelajaran yang dikemukakan para ahli, antara lain:
a. Menurut Dimyati dan Mudjiono, dalam bukunya : Belajar dan
pembelajaran berpendapat bahwa : Pembelajaran adalah kegiatan guru
secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa
belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.(
Mudjiono Dimyati, 2006)
b. Menurut Syaiul Sagala dalam bukunya Konsep dan Makna pembelajaran
berpendapat bahwa : kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi
pendidik dan peserta didik dalam mempelajari suatu meteri pelajaean
yangtelah tersusun dalam suatu kurikulum. (Syaiful Sagala, 2017)
c. Rahmi Damiyanti dkk dalam buku : Belajar dan pembelajaran ( Konsep
dan pengembangan) mengemukakan bahwa Pembelajaran merupakan
proses yang kompleks dengan menghadirkan kegiatan belajar yang
dilaksanakan oleh siswa serta kegiatan mengajar yang dilaksanakan oleh
guru.
d. M.Hanafi dkk dalam bukunya Konsep Belajar Dan Pembelajaran
mengemukakan bahwa : Pembelajaran merupakan usaha pendidik untuk
5
mewujudkan terjadinya proses pemerolehan pengetahuan, penguasaan
kemahiran, dan pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses yang menfasilitasi peserta
didik agar dapat belajar dengan baik. Sehingga dengan demikian untuk
dapat menghasilkan proses pembelajaran yang efektif sebagaimana yang
diharapkan, maka pendidik perlu memahami teori-teori belajar yang dapat
menjadi landasan pelaksanaanpembelajaran.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan
meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik.

C. Teori Belajar & Pembelajaran


Secara pragmatis, teori belajar merupakan prinsip umum atau kumpulan
prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta
dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Terjadinya interaksi
antara mengajar dengan belajar, sebenarnya berada pada suatu kondisi yang
unik, sebab secara sengaja atau tidak, masing-masing pihak berada dalam
suasana belajar. (Muhammad Siri Dangnga and Andi Abdul Muis, 2015) Jadi
pendidik walaupun dikatakan sebagai pengajar, sebenarnya secara tidak
langsung juga melakukan belajar. Untuk dapat menghasilkan proses
pembelajaran yang efektif sebagaimana yang diharapkan, maka pendidik perlu
memahami teori-teori belajar yang dapat menjadi landasan pelaksanaan
pembelajaran. Terdapat 3 terori belajar dan pembelajaran, antara lain:
a. Teori Behaviorisme
Behaviorisme dari kata behave yang berarti berperilaku dan isme berarti
aliran. Behavorisme merupakan pendekatan dalam psikologi yang
didasarkan atas proposisi (gagasan awal) bahwa perilaku dapat dipelajari
dan dijelaskan secara ilmiah. Dalam melakukan penelitian, behavioris
tidak mempelajari keadaan mental. Jadi, karakteristik esensial dari
pendekatan behaviorisme terhadap belajar adalah pemahaman terhadap
kejadian-kejadian di lingkungan untuk memprediksi perilaku seseorang,
6
bukan pikiran, perasaan, ataupun kejadian internal lain dalam diri orang
tersebut. Fokus behaviorisme adalah respons terhadap berbagai tipe
stimulus.
Prinsip-Prinsip dalam Teori Behavioristik:
1) Obyek psikologi adalah tingkah laku.
2) Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.
3) Mementingkan pembentukan kebiasaan.
4) Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri.
5) Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus
dihindari.
b. Teori Kognitivisme
Definisi “Cognitive” berasal dari kata “Cognition” yangmempunyai
persamaan dengan “knowing” yang berarti mengetahui. Dalam arti yang
luas kognition/kognisi ialah perolahan penataan, penggunaan pengetahuan
Teori belajar kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada
hasil belajar itu sendiri. Baharudin menerangkan teori ini lebih menaruh
perhatian dari pada peristiwa-peristiwa Internal Belajar tidak sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon sebagaimana dalam teori
behaviorisme, lebih dari itu belajar dengan teori kognitivisme melibatkan
proses berpikir yang sangat kompleks. Dijelaskan oleh Baharuddin dkk.
(2008: 87)
c. Teori Kontruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan
dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata
susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan
landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-
konyong.Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau
kaidah yang siap untuk diambil dan dingat. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
7
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk
menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa
akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina
pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu
mengapliklasikannya dalam semua situasi.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu.


Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku manusia berdasarkan
pengalaman dan latihan, dari belum tahu menjadi tahu, dari pengalaman yang
sedikit kemudian bertambah. Belajar merupakan proses manusia untuk
mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap.
Pembelajaran adalah adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses yang menfasilitasi peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Sehingga dengan demikian untuk dapat menghasilkan proses
pembelajaran yang efektif sebagaimana yang diharapkan, maka pendidik perlu
memahami teori-teori belajar yang dapat menjadi landasan pelaksanaan
pembelajaran.
Teori- teori belajar dalam pembelajaran merupakan sebuah sistem yang
dapat diuji kebenaranya oleh siapa pun dan terbuka untuk dikaji ulang dalam
perspektif yang sama, dan mungkin dapat digantikan dengan sebuah sistem
baru, yang sudah mengalami kajian dan penelitian lain. Sedangkan belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku manusia berdasarkan pengalaman
dan latihan, dari belum tahu menjadi tahu, dari pengalaman yang sedikit
kemudian bertambah. Terdapat 3 teori belajar dan Pembelajaran yaitu: Teori
Behaviorisme, Teori Kognitivisme, Teori Kontruktivisme.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anshori. 2019. Konsep Dasar Belajar Dan Pembelajaran Dalam Perspektif Al-
Qur’an.
Dangnga, Muhammad Siri, and Andi Abdul Muis. 2015. Teori Belajar Dan
Pembelajaran Inovatif. Si Buku Makassar. Vol. 2.
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Rahmi Ramadhani, Dkk, Belajar Dan Pembelajaran ( Konsep Dan
Pengembangan).
Syaiful Sagala. 2017. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit
Alfabeta.

10

Anda mungkin juga menyukai