Anda di halaman 1dari 85

Complete UKMPPD Februari 2023

Gastro-Entero-Hepatologi
Mediko made the med-easy!
PERINGATAN
• Semua File Materi (PPT, PDF), File Try Out, dan Video Rekaman Kelas Mediko.Id Telah
terdaftar sebagai HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA dan
Dilindungi sepenuhnya oleh Hukum yang Berlaku
• Dilarang keras mengcopy atau memperbanyak Sebagian atau seluruh isi materi PT. MEDIKO
EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras mengupload ulang video rekaman kelas PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras membagikan atau memperjual-belikan akun Try Out maupun Video
PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Jika terjadi pelanggaran akan diproses sesuai Hukum yang Berlaku (Undang-Undang Hak
Cipta) di Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)
• Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
Irritable Bowel Syndrome
IBS adalah kelainan fungsional usus kronis berulang dengan nyeri atau rasa tidak nyaman abdomen
yang berkaitan dengan defekasi atau perubahan kebiasaan buang air besar setidaknya selama 3 bulan
dengan onset gejala 6 bulan.

Membaik dengan defekasi Gejala IBS → CRAMPS


Constipation &/ diarrhea
Terkait dengan perubahan BAB Retain gas
Appetite loss
Terkait dengan perubahan Mucus in stool
konsistensi feses Pain
Spasm

25% waktu adalah 3 minggu Kisi-kisi : BAB bergantian diare dan konstipasi, muncul
dalam 3 bulan setiap stress atau mau ujian
Irritable Bowel Syndrome
Kriteria diagnosis → Rome IV
Nyeri perut berulang minimal 1x/minggu dalam
3 bulan terakhir dan minimal 2 dari kriteria ini :
• Nyeri berhubungan dengan BAB
• Terjadi perubahan frekuensi BAB
• Terjadi perubahan bentuk BAB
ALARM symptom (bila ada → kemungkinan
bukan IBS)
• Anemia
• Onset usia >50 tahun
• Darah pada feses
• Bukti inflamasi pada feses
• Demam
• Penurunan berat badan
• Penggunaan antibiotic sebelumnya
TATALAKSANA
Non Farmakologi
• Edukasi managemen stress
• Meyakinkan pasien bahwa tidak mengancam
kehidupan
• Diet sesuai tipe IBS :
Tipe C : diet serat tinggi
Tipe D : hindari makanan tertentu yang mencetuskan
gejala

PROKINETIK
Metoclopramide → efek ekstrapiramidal!
Domperidone
Cisapride → torsades de pointes!
Ondansetron
Inflammatory Bowel Diseasee
Gambaran Crohn’s Disease (CD) / Penyakit Crohn Ulcerative Colitis (UC) / Kolitis Ulseratif
Gejala Klinis yang Dominan Khas Nyeri perut, diare kronik >>> Tinja berdarah dan berlendir >>>
Lokasi Lesi Dari mulut hingga rektum dapat terkena Dimulai dari rektum (proctitis) hingga colon
Distribusi lesi Lesi skip (patchy = longkap-longkap) Lesi continuous (menyambung tanpa longkap)
Endoskopi Gambaran cobblestone Eritema Difusa
Lapisan yang terkena Transmural (seluruh ketebalan dinding) Sebagian/superfisial
Massa intraabdomen +++ +
Fistula +++ +
Apthoid ulcer +++ +
Stenosis/striktur +++ +
Keterlibatan ileum +++ +
Keterlibatan rektum + +++
Pseudopolip + +++
Toxic megacolon +/- ++
Histopatologi Granuloma epitelioid Abses kripta
Gambaran radiologi String sign Lead pipe sign
CROHN’S DISEASE Chrohn Disease = CHRISTMAS

Cobble stone
High temperature
Reduced lumen
Intestinal fistulae
Skip lesion
Transmural inflammation
Malabsorption
Abdominal pain
String sign
Cobblestone appearance String sign
Ulcer
Lead pipe sign
ULCERATIVE Colitis Continuous lesion
COLITIS
Extend proximally
Ulserative= Red Diarrhea
ULCERS Submucosa/ mucosa inflammation
Lead pipe sign
DISPEPSIA Apabila sudah
dilakukan EGD :
menjadi dispepsia
investigated

ALARM SYMPTOMS
•Usia > 55 tahun
•Perdarahan saluran cerna bagian atas
•Riwayat tukak peptik
•Anemia
• Tanpa kelainan organik (dengan endoskopi) yang •BB turun (> 10%) tanpa penyebab jelas
dapat menjelaskan keluhan pasien. •Anoreksia, disfagia, odinofagia
• Kriteria harus setidaknya selama 3 bulan, dengan •Muntah hebat
onset gejala setidaknya 6 bulan sebelum diagnosis •Riwayat keganasan di keluarga
•Massa pada abdomen
Alur Dispesia
Ulkus Peptikum

Pencetus Ulkus Peptikum → P2S5

Pylori
Pills

Stress
Smoking
Spirit (alcohol)
Sugary food
Stomach cancer
Komplikasi Ulkus Peptikum → PEPSI
Perforation → peritonitis
Eats less → weight loss
Penetration
Stricture → stenosis
Internal bleeding → hematemesis, melena
Ulkus Peptikum
Ulkus duodenum
Pain-food-relieve-pain

Ulkus Gaster
Pain-Food-Pain
Nyeri memberat bila ulkus terpapar asam lambung (HCl), dan sebaliknya

Kondisi Ulkus Gaster Ulkus Duodenum


Segera setelah makan • Saat makanan masuk di • HCl yang diproduksi di
Makanan masuk dan lambung, produksi HCl lambung dipakai untuk
dicerna di lambung meningkat. pencernaan di lambung
• Ulkus di gaster terpapar • Ulkus di duodenum
HCl → NYERI MEMBERAT belum terpapar HCl →
NYERI MEREDA
Perut kosong atau > 2-3 jam • Makanan telah selesai • Makanan yang asam
setelah makan dicerna lambung → masuk ke duodenum
Makanan sudah masuk ke masuk ke duodenum • Ulkus di duodenum
duodenum dari lambung • Ulkus di gaster tidak lagi terpapar HCl → NYERI
terpapar HCl → NYERI MEMBERAT
MEREDA
Diagnostik H. Pylorii Non Endoskopi
First Line Treatment of Helicobacter Pylori Infection

Omeprazole (PPI) Tetracyclin Metronidazol


Clarithromycin Omeprazole (PPI) Omeprazole (PPI)
Amoxcicillin Metronidazole Clarithromycin
Bismuth subsalisilat Amoxcicillin

OCA dan TOMB suka MOCA


GERD : Gastrooesophageal Reflux Disease

Refluks asam lambung karena sfingter esofagus tidak mampu menutup secara adekuat.
Komplikasi GERD

Komplikasi lanjutan GERD dapat menyebabkan esofagitis kronis, barret esofagus hingga adenokarsinoma esofagus.
ALUR DIAGNOSIS GERD
PENUNJANG DIAGNOSIS
• GERD-Q (positif bila
skor total ≥ 8)
• Endoskopi (GOLD
STANDARD)
• Histopatologi
• PPI Test
• pH Metri 24 jam
Tatalaksana
PPI Test
• Memberikan PPI dosis ganda selama 2
minggu (14 hari) tanpa didahului
pemeriksaan endoskopi.
• Jika gejala menghilang dengan pemberian
PPI dan muncul Kembali bila PPI dihentikan
maka diagnosis GERD dapat ditegakkan.

TERAPI NON-FARMAKOLOGIC
• Memodifikasi berat badan berlebih.
• Tinggikan bantal 15-20 cm saat tidur
• Hentikan rokok dan alcohol
• Kurangi obat dan makanan perangsang GERD
• Makan malam paling lambat 3 jam sebelum tidur
PELOR (Panto, Ome, Lanso, Esome, Rabe) • Makan tidak boleh terlalu kenyang.
PSCBA
Hematoschezia
PSCBB
Tissue toilet bleeding

Hematemesis
Melena
Coffee ground vomit

PENYAKIT HEPAR KRONIS


Varises esofagus

Splenomegali

Hemorrhoid

Ascites Caput medusae


TATALAKSANA VARISEAL
• Lakukan stabilisasi dengan ABC
• Stabilkan hemodinamik
• Pemasangan IV line 2 jalur dan persiapan transfusi.
• Oksigen sungkup/kanul
• Mencatat intake-output dan pemasangan kateter
urin
• Monitor tekanan darah
• Pasang NGT → lakukan bilas lambung agar
mempermudah dalam Tindakan endoskopi
• Somatostatin 250 mcg bolus IV, dilanjutkan 250
mcg/jam drip IV selama 12-24 jam atau hingga
perdarahan stop
• Tambahan :
• Vitamin K (penyakit hepar kronis)
• Antibiotik profilaksis
• Laktulosa
• PPI
• Terapi lain sesuai komorbid
• RUJUK untuk endoskopi
Perdarahan non variseal

TATALAKSANA NON-VARISEAL
• Lakukan stabilisasi dengan ABC
• Stabilkan hemodinamik
• Pemasangan IV line 2 jalur dan
persiapan transfusi.
• Oksigen sungkup/kanul
• Mencatat intake output dan
pemasangan kateter urin
• Monitor tekanan darah
• Pasang NGT → lakukan bilas lambung
agar mempermudah dalam Tindakan
endoskopi
• Omeprazole 80 mg bolus IV, dilanjutkan
8 mg/jam drip IV hingga 72 jam
• Tambahan :
• Terapi lain sesuai komorbid
• RUJUK untuk endoskopi
Soal No. 1
Tn. Vincent, usia 60 tahun, datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri tenggorokan
dan rasa panas di dada memberat 1 minggu yang lalu. Keluhan ini sebenarnya sudah
dirasakan hilang timbul sejak 2 tahun terakhir. Pasien juga mengaku sebulan terakhir mulai
sulit menelan makanan. Pada pemeriksaan fisik TD 120/80 mmHg, HR 74 kali/mnt, RR 20
kali/mnt, T 36,60C Pada pemeriksaan histopatologi didapatkan metaplasia epitel skuamosa
esophagus menjadi kolumner.
Diagnosis yang paling tepat berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan adalah…
a. Esofagitis refluks
b. Striktura esofagus
c. Karsinoma esofagus
d. Esofagitis erosive
e. Barret’s esophagus

Soal UKMPPD Agustus 2022


Soal No. 2
Seorang pasien perempuan usia 24 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan serupa sudah dirasakan hilang timbul sejak 3 bulan terakhir. Keluhan disertai rasa mual dan terkadang
muntah. Waktu makan pasien dikatakan tidak teratur dan sering terlambat makan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/80mmHg, nadi 78x/menit, RR 18x/menit, suhu 36,6°C, nyeri tekan epigastrium (+). Hasil
pemeriksaan penunjang urea breath test (+).
Tatalaksana yang tepat diberikan pada pasien adalah?
a. Omeprazole 2x20mg, ranitidine 3x150mg, klaritromisin 2x500mg
b. Omeprazole 2x20mg, klaritromisin 2x500mg, amoksisilin 2x1g
c. Omeprazole 2x20mg, metronidazole 4x250mg, tetrasiklin 4x500mg
d. Omeprazol 2x20mg, bismuth subsalisilat 300mg, metronidazole 4x500mg
e. Omeprazole 2x20mg, klaritromisin 2x500mg, metronidazole 4x500mg
Soal No. 3
Tn. Abdul usia 55 tahun dating ke IGD RS dengan keluhan sakit perut dan BAB
berdarah sejak 1 bulan yg lalu. Pasien tidak mengeluh demam maupun muntah.
Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Dari pemeriksaan endoskopi ditemukan
peradangan dari rektum hingga kolon sigmoid, erosi (+) dan pseudopolip (+).
Apabila pada kasus tersebut dilakukan pemeriksaan fluoroskopi, tampakan apa yang
bisa ditemukan?
a. Caterpillar sign
b. 3 inverted sign
c. Bird beak sign
d. String sign
e. Lead Pipe Sign
Soal No. 4
Ny. Rose usia 27 tahun, datang ke poli penyakit dalam mengeluhkan nyeri perut hilang
timbul seperti keram-keram sejak 3 bulan terakhir. Pasien mengaku terkadang sulit untuk
BAB namun juga terkadang mencret. Pasien menyangkal adanya riwayat demam. Lendir dan
darah pada BAB disangkal. Pada pemeriksaan fisik TD 110/80 mmHg, HR 74 kali/mnt, RR 18
kali/mnt, T 36,7°C. Hasil pemeriksaan kolonoskopi, endoskopi, dan kultur feses tidak
ditemukan kelainan.
Apakah diagnosis yang sesuai untuk kasus di atas?
a. Kolitis pseudomembrane
b. Inflamatory bowel disease
c. Irritable bowel syndrome
d. Kolitis ec infeksi
e. Crohn’s disease
Soal No. 5
Tn. Joni, usia 46 tahun datang ke RS dengan keluhan sulit menelan dan dada terasa
panas sejak 1 bulan yang lalu. Pasien sering mengeluh mual dan muntah setiap kali
makan makanan yang baru dimakannya. Dari pemeriksaan fisik didapatkan vital sign
TD 110/80mmHg, HR 92 x/menit, RR 18x/menit, T 36.80C. Pada pemeriksaan
esofagografi didapatkan penyempitan pada bagian bawah esofagus.
Diagnosis yang tepat adalah….
a. Adenokarsinoma esofagus
b. Akalasia
c. Striktur esofagus
d. Esofagitis korosif
e. Esofagitis erosiva
Soal No. 6
Seorang laki-laki berusia 38 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri ulu hati hilang
timbul sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai adanya rasa panas di dada, lidah terasa
pahit, mual, dan muntah. Pasien memiliki kebiasaan merokok setiap hari. Pada pemeriksaan
fisik IMT 28.6, TD 130/80 mmHg, HR 95x/menit, RR 18x/menit, suhu, 37.3°C, didapatkan
nyeri tekan pada daerah epigastrium.
Apakah edukasi yang benar yang diberikan oleh dokter kepada pasien terkait dengan
keluhannya?
a. Makan malam paling lambat 3 jam sebelum tidur
b. Makan hingga kenyang
c. Tidur jangan memakai bantal
d. Tidak perlu menurunkan berat badan
e. Merokok tetap diperbolehkan

Soal UKMPPD CBT Mei 2021


Soal No. 7
Tn. Mark 46 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut sejak 1 tahun yang lalu.
Keluhan kadang disertai diare namun tidak berdarah. Pemeriksaan abdomen
didapatkan nyeri tekan (+), massa (-). Pemeriksaan X-Ray dengan kontras
ditemukan gambaran string sign.
Kemungkinan diagnosis pasien adalah....
a. Irritable bowel syndrome
b. GERD
c. Ulkus peptikum
d. Penyakit Crohn
e. Kolitis ulseratif
IKTERUS Post hepatik
Peningkatan bilirubin direk
Peningkatan GGT, ALP
BAB dempul, BAK teh

Intrahepatik
Peningkatan bilirubin
indirek & direk
Peningkatan SGPT & SGOT
Bisa ada hepatomegaly,
BAK teh, BAB dempul

Prehepatik
Peningkatan bilirubin indirek
Menyebabkan kernikterus
Bisa ada hepatosplenomegali
PARAMETER PREHEPATIK (HEMOLITIK) HEPATIK (HEPATOSELULAR) POST-HEPATIK (OBSTRUKTIF)
Bilirubin indirek (unconjugated) ↑↑ ↑ Normal
Bilirubin direk (conjugated) Normal ↑ ↑↑
SGOT/AST & SGPT/ALT Normal ↑↑ Normal
Sterkobilin (pigmen feses) Normal Normal-berkurang Tidak ada
(warna BAB gelap normal) (warna BAB agak pucat) (warna BAB dempul)
Urobilinogen urin + (Normal) + (Normal) Tidak ada
Warna urin Normal Gelap (bil.direk ↑) seperti teh Sangat gelap (bil.direk ↑↑)
ALP (alkalin fosfatase) & Normal ↑ ↑↑
GGT (gamma globulin transferase)
Van Den Bergh (VDB) reaction Indirect positive Biphasic positive Direct positive
(reaksi II +: diazo+alcohol) (reaksi I & II positif) (reaksi I + : diazo)

KISI-KISI IKTERUS
• Prehepatik: anemia hemolitik (indikasi coombs test), hepatosplenomegali
• Hepatik: gangguan fungsi hepar → absorpsi vitamin K terganggu, gangguan metabolism estrogen (hiperestrogen), gangguan
produksi albumin (hipoalbumin), gangguan intoksikasi racun; BAK teh, BAB dempul, peningkatan SGOT/SGPT
• Post-hepatik: steatorea, BAB dempul, BAK teh, peningkatan ALP dan GGT
Empedu dan Permasalahanya

Gambaran Khas
• KOLIK BILIER → Nyeri setelah makan-makanan berlemak pada RUQ yang
menyebar ke bawah angulus scapula dextra tanpa ada reda selama 20-30
menit, disertai gejala otonom (mual, muntah, keringat dingin)
• Post hepatik ikterik : tingginya kadar bilirubin direk/conjugated
• Apabila batu terletak pada papila duodeni major → dapat menyebabkan
pankreatitis akut.
Parameter Masalah di KANTUNG EMPEDU Masalah di COMMON BILE DUCT
Kolelitiasis (batu) Kolesistitis (infeksi) Koledokolitiasis (batu) Kolangitis (infeksi)
Nyeri Kolik + +/- + +/-
Murphy’s sign (nyeri - - -/+
saat palpasi RUQ & +
inspirasi dalam)
Demam - + (low grade) - + (high grade)
Ikterus - - + +

USG
• Kolelithiasis: hiperekoik dengan gambaran
posterior accoustic shadow (gambaran khas batu)
• Kolesistitis: Penebalan dinding kandung empedu
>3mm, pericholecystic fluid, sering dijumpai pula
batu
• Terapi utama adalah kolesistektomi
Kolelitiasis Kolesistitis
HEPATITIS = INFEKSI VIRUS PADA HEPATOSIT
Hepatitis Etiologi Virus Transmisi Sifat
A Picornavirus (RNA) Fekal-oral Akut
B Hepadnavirus (DNA) Darah/cairan tubuh Akut/kronik
C Flavivirus (RNA) Darah/cairan tubuh Akut/kronik
D Hepatitis Delta virus (harus Darah/cairan tubuh Akut/kronik
koinfeksi hepatitis B)
E Orthohepevirus A (RNA) Fekal-oral Akut
Hepatitis A Picornaviridae (Virus RNA)
Hepatitis B Hepadnaviridae (Virus DNA)
Famili Virus Hepatitis Hepatitis C Flavivirus (Virus RNA)
Patah Hati Firasat Rasa Cinta Hepatitis D RNA Incomplete Virus (Virus RNA)
Hepatitis E Calcivirus (Virus RNA)
HEPATITIS A

Hepatitis A merupakan penyakit akibat virus, dan


berupa penyakit swasirna yang bersifat akut dan
dapat menjadi hepatitis fulminan.

• Menular secara fecal-oral


• Replikasi pada orofaring
• Langsung menyerang hepar sehungga
menyebabkan inflamasi
• Pada palpasi, sudut hepar menjadi tumpul
TATA LAKSANA HEPATITIS A
(Suportif dan Simptomatik)
• Rehidrasi adekuat → per oral atau IV
• Antipiretik & Analgetik: Ibuprofen 2-3 x 400 mg
• Antiemetik: Domperidone 3 x 10 mg
• PPI: Omeprazole 1 x 20 mg
• Hepatoprotektor: Curcumin (suplementasi)
HEPATITIS B
• HbsAg : petanda infeksi.
• Anti-Hbs : petanda infeksi hepatitis B yang
sudah sembuh.
• Anti-HBc : IgM untuk petanda infeksi akut dan
IgG untuk petanda kronik.
• HbeAg : petanda replikasi, petanda keparahan.
• HBV-DNA : Petanda replikasi, lebih baik HbeAg.
Diagnosis HBsAg Anti-HBs Anti-HBc HBeAg Anti-HBe
Akut + - IgM + + -
Window - - IgM + +/- -
Sembuh dari akut - + IgG + - -
Imunisasi - + - - -
Kronik + - IgG + +/- -
TATA LAKSANA HEPATITIS B
• Akut: terapi suportif dan simptomatik (sama dengan hepatitis A)

• Kronik:
• Terapi tidak bisa menyembuhkan, tujuan terapi hanya:
• Menekan nekroinflamasi
• Normalisasi ALT
• Serokonversi HbeAg, HBV DNA menjadi negatif
• Mencegah penularan
• Mencegah sirosis dan Karsionoma Hepatoseluler

Regimen bergantung HbeAg, HBV DNA, dan SGPT (pertimbangan SpPD)


• Antinukleotida: Lamivudin (3TC), Adefovir (Adv), Entecavir (ETV), Telbivudine (Ldt),
Tenofovir (TDF)
• Imunomodulator
HEPATITIS C

Hepatitis C → kebanyakan bersifat kronik dan


paling sering menyebabkan sirosis hepatis
dan karsinoma hepatoselular dan diagnosis
terpenting menggunakan HCV RNA

Terapi: Direct Acting Antiviral (DAA) → Anti HCV RNA Interpretasi Kemungkinan lain
contoh: Sofosbuvir → bisa sembuh! HCV PCR

- - Tidak terinfeksi • Masa inkubasi


• Previous infection with
clearance and seroconversion

- + Infeksi akut -

+ - Infeksi yang telah Chronic infection with transiently


mereda undetectable RNA PCR
+ + Infeksi akut/kronis -
Hepatitis Imbas Obat
• Definisi: peradangan pada hati yang disebabkan karena penggunaan
obat-obatan hepatotoksik
• Faktor risiko: alkoholisme, infeksi hepatitis B/C, abnormalitas
transaminase, status gizi kurang, penggunaan beberapa obat
hepatotoksik secara bersamaan
• Klinis: ikterus, RUQ pain, BAK kuning seperti teh, BAB pucat,
peningkatan SGOT SGPT
• Sering disebabkan penggunaan OAT: isoniazid, rimfampisin, dan
pirazinamid
Hepatitis Imbas Obat
Soal No. 8
Seorang laki-laki usia 18 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan mata kuning sejak 2 hari
yang lalu. Keluhan diawali dengan demam sejak 5 hari yang lalu dan berlangsung terus
menerus. Keluhan disertai dengan mual dan muntah, nyeri pada ulu hati, nyeri kepala dan
urin berwarna seperti teh. Pemeriksaan fisik ditemukan TD 120/80, nadi 90x/menit, nafas
20x/menit, suhu 38,00C, mata konjungtiva normal, sklera ikterik, leher dan toraks normal.
Pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium, tidak ada organomegaly. Hasil
laboratorium IgM anti HAV (+).
Apakah terapi yang paling tepat?
a. Antibiotic spektrum luas
b. Interferon
c. Anti viral
d. Rehidrasi intravena
e. Terapi suportif dan edukasi hidup higienis
Soal TO AIPKI Regio V Batch 2 2021
Soal No. 9
Seorang laki-laki berusia 44 tahun datang dengan keluhan demam. Mual dan
muntah dijumpai. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas normal.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan HBsAg (+), HBeAg (+), anti-HBs (-),
anti- HBeAg (-), IgM anti-HBc (+).
Apakah diagnosis yang tepat?
a. Hepatitis B akut tanpa replikasi aktif
b. Hepatitis B kronis tanpa replikasi aktif
c. Hepatitis B carrier
d. Hepatitis B akut replikasi aktif
e. Hepatitis B kronis replikasi aktif

Soal UKMPPD Agustus 2022


Soal No. 10
Ny. Momo, usia 37 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas
sepulang dari pesta. Terakhir di pesta dia mengonsumsi steak sapi. Pada
pemeriksaan didapatkan pasien tampak sakit ringan, CM, tekanan darah
110/80 mm Hg, nadi 90x/menit, nafas 16x/menit, suhu 36 C, BB 70 kg, TB 155
cm. Konjungtiva tidak pucat, sklera anikterik. Pada pemeriksaan abdomen
didapatkan nyeri tekan pada kuadran kanan atas, bising usus normal.
Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah...
a. Kolesistitis
b. Kolelitiasis
c. Koledokolitiasis
d. Kolangitis
e. Ulkus peptic
Soal No. 11
Seorang perempuan usia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri perut disertai
muntah-muntah 3 hari yang lalu. Sudah berobat ke dokter mendapat terapi antasida dan
omeprazol namun keluhan nyeri tidak berkurang dan semakin meningkat serta menjalar ke
punggung kanan. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik.
Pada abdomen ditemukan nyeri tekan di anigastrium. Pada pemeriksaan laboratorium diperoleh
SGOT 64 U/L, SGPT 42 U/L, Gamma GT 240 mg/dL, bilirubin indirek 2,3 mg/dL, bilirubin direk 9,6
mg/dL. Pada pemeriksaan USG abdomen, diperoleh gambaran batu multipel di saluran dan
kandung empedu.
Penyebab ikterik pada pasien tersebut adalah …
a. Hemolisis eritrosit
b. Gangguan ekskresi bilirubin
c. Produksi bilirubin mcningkat
d. Gangguan kecepatan penyerapan bilirubin oleh sel hati
e. Berkurangnya atau tidak adanya enzim glukoronil transferase
Soal UKMPPD Agustus 2021
Soal No. 12
Ny. Ai, usia 45 tahun, datang ke RS dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 3 bulan lalu,
nyeri hilang timbul, dirasa menembus ke punggung atas dan antar kedua bahu. Nyeri
terutama dirasakan malam hari, membangunkan pasien dari tidurnya. Nyeri dirasa semakin
memberat sejak 2 hari lalu. Tanda vital TD 110/80, HR 92 kali/mnt, RR 20 kali/mnt, suhu
38.30C. Pemeriksaan fisik didapatkan sklera ikterik (-), nyeri tekan perut kanan atas (+),
hepar tidak teraba membesar, murphy sign (+). Pemeriksaan USG: vesica fellea 8 mm, double
rims.
Diagnosis pasien ini adalah….
a. Hepatitis
b. Cholelitiasis
c. Cholesistitis akut
d. Cholangitis
e. Sirosis hepatis
Soal No. 13
Ny. Anni, berusia 40 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri perut kanan
atas sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri dikatakan awalnya hilang timbul kemudian
sekarang sudah terus menerus. Keluhan disertai dengan demam dan muntah.
Pemeriksaan fisik : keadaan umum compos mentis, TD 100/60mmHg, HR 90
x/menit, RR 20x/menit, T 37.90C, ikterus (+). Tinggi badan 162 cm, berat badan 85
kg. Bilirubin total dan direct meningkat, SGOT-SGPT meningkat.
Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut?
a. Cholelithiasis
b. Cholecystitis
c. Cholangitis
d. Choledokolithiasis
e. Pankreatitis akut
STIGMATA PENYAKIT HATI KRONIK

• Spider naevi
• Ginekomastia
hiperestrogenisme
• Atrofi testis
• Eritema palmar
• Lebam atau perdarahan → gangguan faktor koagulasi
• Asites → hipertensi porta dan hipoalbuminemia
• Kaput medusa, varises esofagus, hemoroid →
hipertensi porta
• Leukonikia → hipoalbuminemia
• Ensefalopati hepatikum → hiperammonemia
SIROSIS HEPATIS
Temuan Laboratorium
Kriteria Diagnosis Sirosis Hepatis

Eritema
palmaris Gejala & Tanda Sirosis Hepatis → SEKASIH
Ratio albumin
dan globulin Spider naevi Spider nevi
terbalik
Eritema palmaris
Kriteria Kolateral vein
Soeharjono dan
Edema Soebandiri Hepato-
Ascites
tungkai/
asites
splenomegali
Splenomegali, hepatomegali
Invers albumin-globulin
Sirkulasi
kolateral dan Hematemesis Hematemesis/ melena
varises dan melena
esofagus

5 dari 7 kriteria → SH
Ukuran Hepar Mengecil + Stigmata Hepar → Sirosis Hepatis

Ukuran Hepar membesar, bernodul-nodul + peningkatan AFP →


Ca Hepatoseluler

USG Hepatobilier
ETIOLOGI TERSERING • Sudut hati
Alkoholic Liver Disease • Ukuran
Non-Alcoholic Fatty Liver Disease • Massa
Hepatitis
• Ascites
• Thrombosis
Wilson Disease
• Sirosis
Billiary Cirrhosis
Non-Alcoholic Steatohepatitis SKDI 3A

Penyakit perlemakan hepar yang tidak disebabkan oleh alkohol

Non-alcoholic fatty liver (NAFL) Steatosis (+) tanpa tanda inflamasi

Non-alcoholic steatohepatitis (NASH) Steatosis (+) disertai tanda inflamasi

Faktor Resiko Manifestasi Klinis

• Obesitas • Sering asimptomatik


• Hipertensi • Malaise
• Dislipidemia • Nyeri perut kanan atas
• DM/Resistensi Insulin • Hepatomegali

Sumber: Setiati S, Alwi I, et al. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed. VI. Jakarta : Interna Publishing
Pemeriksaan Penunjang

Peningkatan AST dan ALT Meningkat 2-5 kali Rasio AST/ALT < 1 (pada alcoholic fatty liver → >2)

Peningkatan ALP Meningkat 2-3 kali lipat normal

USG Hepar hipoekoik (bright liver) akibat infiltrasi lemak difus

Biopsi hepar Ditemukan >5% hepatosit steatotik


(Gold standard) Pada NASH ditemukan degenerasi hepatosit + inflamasi lobules hepar

Tatalaksana Penurunan berat badan


Terapi farmakologi
- Obar anti hiperlipidemia (gemfibrozil, atorvastatin)
- Obat hiperglikemia oral (metformin, pioglitazone)
- Antioksidan : Vitamin C, Vitamin E,
BEBERAPA KONDISI KLINIS

Penurunan Kesadaran
Hepatic Encephalopathy Diakibatkan oleh peningkatan
amonia

Ascites

Gagal Jantung
Cardiac Cirrhosis
Tanda Siroris hepatis
Gagal Ginjal
Hepatorenal syndrome
TATALAKSANA
ABSES HEPAR

1. Abses Hati Pyogenik


• Etiologi: E.coli, Klebsiella,
Streptococcus
• Faktor risiko: penyakit
saluran bilier, keganasan,
DM, usia tua
• Terapi lini utama:
• Ampisilin+gentamicin
+metronidazole
• Sefalosporin gen III +
metronidazole
2. Abses Hati Amoeba
• Etiologi: Entamoeba hystolitica
• Didahului walking dysentery → diare
berdarah dan berlendir, dehidrasi ringan
(pasien masih ‘kuat jalan’)
• Gejala: demam, RUQ pain, dan juga teraba
IV TID fluktuasi terutama pada lobus dextra hepar.
• Pada sentral hati, terjadi pencairan jaringan
hati yg nekrotik berwarna coklat kemerahan
(anchovy sauce)
• Amoeba sering ditemukan di dinding abses.
• Terapi lini utama:
• Metronidazole 3 x 750 mg IV selama 7-10
hari
HEPATOMA/KARSINOMA HEPATOSELULAR
• Keganasan primer hepar
Diagnosis
• Faktor risiko
• Baku emas → Biopsi (patologi anatomi)
• Inflamasi kronis: sirosis hati, hepatitis B/C kronis,
• Non-invasif
hemokromatosis
• Kriteria radiologi:
• Karsinogen kimia: aflatoksin, rokok, alcohol,
2 modalitas radiologi menunjukkan
mikrosistin, vinyl chloride
gambaran lesi fokal > 2 cm dengan
• Gejala dan Tanda
hipervaskularisasi
• Abdomen regio kanan atas tidak nyaman
• CT scan abdomen dengan kontras
• Nyeri bahu kanan
tiga fase
• Ikterus
• MRI dengan kontras tiga fase
• Fatigue
• USG
• Penurunan berat badan
• Kriteria kombinasi: 1 modalitas
• Asites
radiologi menunjukkan lesi fokal > 2 cm
• Hepatomegali
dengan hipervaskularisasi + kadar AFP
• Hepar teraba keras bernodul-nodul (dungkul-dugkul)
> 400 ng/mL
• Bruit pada auskultasi
PANKREATITIS AKUT
• Grey Turner’s sign → is
Terjadinya pankreatitis akut diawali karena adanya jejas
di sel asini pankreas akibat: located when you TURN
• Obstruksi duktus pankreatikus → batu empedu towards your flank
• Stimulasi hormone kolesistokinin (CCK) → akibat • CUllen’s sign → is
hipertrigliseridemia dan alkohol located around the
• Iskemia → prosedur seperti ERCP atau aterosklerosis Umbilicus

KRITERIA DIAGNOSIS Amilase Lipase


• Nyeri perut khas pankreatitis →
• Paling sering • Naik dalam 4-8 jam
epigastrium/LUQ, menembus ke punggung
digunakan untuk • Puncak dalam 24 jam
• Membaik saat bungkuk
pankreatitis akut. dan menurun dalam
• Memberat saat berbaring
•  dalam 6-12 jam 8-14 hari
• Peningkatan lipase atau amilase ≥ 3x batas atas
dari onset. • Lebih baik untuk
• Gambaran inflamasi pankreas dari CT Scan atau
• Dapat meningkat deteksi pankreatitis
MRI.
hingga 3-5 hari. karena alcohol.
TATA LAKSANA
• Lebih spesifik
• Suportif, simptomatik, nothing per oral
Karsinoma Pankreas
KISI-KISI
• Ikterik post-hepatic (obstruktif) → akibat penekanan
masa kanker kaput pancreas ke saluran empedu
• Penurunan berat badan
• Tidak nyeri (painless jaundice)
• Tidak demam
• Peningkatan marker: CA 19-9
• Faktor risiko: Merokok, obesitas

Apa ini?
KARSINOMA KOLOREKTAL

Apple core lesion


(Barium enema)

KISI-KISI
• Ciri umum: usia tua, penurunan berat badan, peningkatan marker CEA (carcinoembryonic antigen)
• Lesi proksimal (kanan = sekum): BAB dengan darah yang bercampur dengan feses.
• Lesi distal (kiri=rectosigmoid): diare/konstipasi, BAB kecil-kecil seperti kotoran kambing, darah di permukaan feses
dan teraba masa pada pemeriksaan RT, serta pada pemeriksaan barium enema didapatkan Apple Core Lesion
DIVERTIKULOSIS Diverticulosis = ‘banyak kantung’
• Terbentuk banyak sac-like protrusion (diverticula)
• Paling banyak terjadi pada sigmoid colon.
• Umumnya asimptomatik

Etiologi
• Peristaltik yang abnormal (spasme intestinal), dyskinesia
intestinal dan high segmental intestinal pressure.
Diverticulum = tunggal • Kurangnya diet serat
Diverticulosis = jamak
• Penuaan.
Gambaran
multiple KOMPLIKASI: DIVERTIKULITIS
Peradangan pada divertikula
outpouching
• Nyeri perut kiri bawah (LLQ pain)
‘Banyak kantung’
• Konstipasi (lebih umum) atau diare
• Mual, muntah, demam
• Tatalaksana : konsumsi serat dan cairan, antibiotic,
apabila perdarahan yang tidak berhenti → Operasi
Soal No. 14
Ny. Scarlett, 47 tahun, datang ke RS untuk kontrol. Pasien memiliki riwayat hiperkolesterol dan rutin
minum statin namun berhenti 6 bulan yang lalu karena terdapat peningkatan enzim hepar. Nyeri
perut(+), keluhan mual disangkal. Pasien memiliki riwayat DM tipe 2 dengan nefropati diabetikum
yang stabil. Saat ini pasien rutin minum metformin dan Lisinopril. Pasien minum alcohol 1 hingga 2
gelas setiap akhir pekan dan tidak merokok. Tanda-tanda vital dalam batas normal. BMI 33 kg/m2.
Pada PF didapatkan hepatomegali ringan. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan albumin 4.0
g/dL, bilirubin total 1.0 mg/dL, SGOT 82 U/L, SGPT 93 U/L, ANA (-), smooth muscle antibody (-),
HBsAg (-), anti HBs (+), Anti HBc (-), Anti HCV (-). Pada pemeriksaan USG didapatkan gambaran
bright liver echo.
Apakah kemungkinan diagnosis pasien tersebut?
a. Alcoholic liver disease
b. Autoimun hepatitis
c. Infeksi hepatitis B kronis
d. Non Alcoholic Fatty liver disease
e. Primary biliary cholangitis
Soal No. 15
Seorang perempuan berumur 55 tahun dibawa keluarganya ke IGD RS dengan
keluhan nyeri perut bagian kiri bawah mendadak sejak 3 hari yang lalu. Pasien
juga mengeluhkan mual dan muntah, serta sulit untuk BAB. Pada pemeriksaan
tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 100 x/menit, RR 18 x/menit, suhu
36,8 C. Pada pemeriksaan status lokalis didapatkan abdomen datar, bising usus
(+) normal, nyeri tekan kuadran kiri bawah (+). Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 12,5 g/dL, hematokrit 41%, leukosit 15.000/mcL, dan trombosit
300.000/mcL
Apakah diagnosis kasus tersebut?
a. Ca colon
b. Apendisitis akut
c. Kolitis
d. Divertikulosis
e. Divertikulitis

Soal UKMPPD Batch III Sesi 5 2021


SOAL NO. 16
Tn. Joshua usia 37 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 4 hari yg lalu. Nyeri
terasa tembus sampai ke punggung. Keluhan disertai mual, muntah dan demam yang
tidak membaik dengan obat warung. Pasien memiliki riwayat peminum alkohol kronik.
Pada pemeriksaan TD 120/80 mmHg, Nadi 113 kali/menit, RR 20 kali/menit, T 39,00C,
sklera ikterik (-), murphy sign (-), nyeri tekan epigastrium (+).
Pemeriksaan penunjang yang tepat untuk kasus tersebut adalah.....
a. USG abdomen
b. Profil lipid
c. Amilase
d. Bilirubin indirek dan direk
e. Alkali fosfatase dan Gamma GT
Soal No. 17
Laki-laki 51 tahun datang dengan keluhan perut membesar sejak 2 minggu yang lalu. Pasien
mengeluhkan bila makan terasa cepat kenyang, napas menjadi sesak terutama bila
berbaring. Pada pemeriksaan fisik didapatkan sklera ikterik, spider nevi, venektasis, ascites,
edema tungkai, palmar eritema. Hasil pemeriksaan lab Albumin 1,8; bilirubin total 4,8;
HbsAg (+).
Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
a. kolangitis akut
b. kolelitiasis
c. sirosis hepatis
d. pankreatitis
e. sindroma nefrotik

Soal UKMPPD Agustus 2021


Soal No. 18
Tn. B berusia 50 tahun dibawa ke IGD dikarenakan tidak sadarkan diri sejak 12 jam yang lalu.
Sebelumnya pasien mengeluhkan BAB hitam sejak 4 hari yang lalu. Pasien merupakan
seorang peminum alkohol sejak muda. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg,
HR 93 x/menit, RR 26 x/menit, suhu 36.8°C, nafas berbau amonia (+), distensi abdomen (-),
ascites (+), caput medusa (+), dan palmar eritem (+). Hasil USG abdomen didapatkan ukuran
hepar mengecil.
Apakah tatalaksana yang tepat untuk mencegah semakin tingginya kadar amonia?
a. Somatostatin
b. Lactulosa
c. Diet tinggi protein
d. Diuretik
e. Vitamin D

Soal UKMPPD Agustus 2021


Soal No. 19
Seorang pria, usia 57 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri perut kanan atas. Nyeri
dirasakan sejak 3 hari yang lalu, disertai mual, muntah, dan demam. Dari pemeriksaan fisik
TD 133/90, HR 88x/menit, RR 18x/menit, suhu 38,5°C, distensi abdomen (-), bunyi usus
normal, timpani (+), nyeri tekan kuadran kanan atas (+). Hasil USG terlihat gambaran
hipoekoik di hepar, berbentuk bulat, batas tegas.
Tatalaksana yang tepat pada kasus ini adalah?
a. Metronidazole 3x750 mg IV 5-10 hari
b. Metronidazole 3x750 mg IV 30 hari
c. Amoxicilin 3 x 500 mg PO 7-10 hari
d. Ciprofloxacin 3 x 500 mg PO 7 hari
e. Levofloxacin 2 x 1000 mg PO 7 hari

Soal UKMPPD CBT Februari 2021


Soal No. 20
Seorang laki-laki berusia 57 tahun datang ke IGD RS diantar oleh keluarganya
dengan keluhan muntah darah dan mengalami penurunan kesadaran. Pasien
sering minum alcohol sejak masih muda hingga sekarang. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 95 x/menit, RR 25 x/menit, suhu 37 C,
shifting dullness (+), kemerahan pada telapak tangan, dan spider nevi.
Apakah kemungkinan diagnosis kasus tersebut?
a. GERD dan Mallory Weiss tear
b. Gastropati NSAID disertai ucer lambung
c. Ruptur varises esophagus dan suspek ensefalopati hepatik
d. Gastropati NSAID disertai dengan varises esophagus
e. Ruptur varises esophagus dan suspek ensefalopati uremikum

Soal UKMPPD Batch Mei 2021


Soal No. 21
Seorang laki-laki 57 tahun datang ke IGD RS keluhan muntah. Muntah warna merah
kehitaman seperti kopi dan bergumpal kurang lebih 1000 cc. Keluhan didahului perut sebah
dan terasa membesar. Sejak 1 bulan yang lalu mata tampak kuning disertai nafsu makan dan
berat badan turun, serta perut terasa nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapat TD 110/70
mmHg, HR 98x/menit, RR 16x/menit, suhu 36,80C. Konjungtiva pucat, sclera ikterik.
Pemeriksaan jantung dan paru dalam batas normal. Pemeriksaan abdomen didapat hepar
teraba 5 cm bawah bawah arkus kosta , nyeri tekan, konsistensi keras dan berdungkul,
shifting dullness (+). Pada pemeriksaan ekstremitas didapatkan eritema palmaris (+). Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 6,7 g/dl, leukosit 8.000/ml, trombosit 96.000/ml.
Apakah diagnosis yang paling tepat?
a. Karsinoma hepatoseluler
b. Sirosis hepatis
c. Hepatitis akut
d. Hepatitis kronik aktif
e. Hepatitis fulminant akut
KERACUNAN MAKANAN
Jenis Bakteri Makanan Gejala
S.Aureus Makanan yang tidak direbus sempurna Gejala muncul dalam 30 menit-6 jam (mual,
seperti daging mentah, pudding, sandwich muntah, kram perut, diare)

C. Perfringens Beef atau poultry, precooked food. Muncul dalam 6-24 jam diare, keram perut,
muntah, demam.
Salmonella Undercook chicken, egg, unpasteurixed Gejala muncul 6 jam – 6 hari. Diare, demam, nyeri
milk, sayuran dan buah mentah. perut, mual dan muntah.
C. botulinum Makanan kaleng, dan makanan fermentasi Muncul 18-36 jam, diplopia, ptosis, slurred speech,
paralisis.
V. Cholera Raw or undercooked shellfish, oyster. Diare seperti cucian beras, keram perut.
C. Jejuni Raw or undercooked poultry, Gejala muncul 2-5 hari, diare, dan keram.
unpasteurized milk.
E. Coli Raw beef, raw vegetable, raw sprout. Muncul 3-4 hari, keram perut, diare kadang
berdarah, muntah, demam.
Persisten adalah diare Kronis adalah diare > 14
Akut apabila
> 14 hari dengan hari dengan penyebab
DIARE <14 hari
penyebab INFEKSI NON INFEKSI

ETIOLOGI INFEKSI CIRI DIARE TATALAKSANA


Rotavirus Diare cair kekuningan, pantat kemerahan Rehidrasi dan zink

Shigelosis Diare lendir darah (biasanya > 10x/hari, keram perut, Quinolon (ciprofloxacin 500 mg 2x1),
demam, disentri dengan lemas Cotrimoxazole 960 mg 2x1
E. Hystolitica Diare lendir darah (biasanya < 10x/hari), bau busuk Metronidazole 500 mg 3x1

Giardia Lambia Diare berlemak, steatorrhea Metronidazole 500 mg 2x1


Vibrio Cholera Diare seperti cucian beras Azitromisin 500 mg 3x1, tetrasiklin 500
mg 4x1, doksisiklin 300 mg 1x1
C. Difficile Pemakaian antibiotik lama (klindamisin, amoksisilin, Metronidazole 500 mg 3x1
sefalosporin)
Jenis E-Coli Diare Yang Disebabkan
Enteropathogenic (EPEC) Infantile (pediatric) diarrhea

Enterotoxigenic (ETEC) Traveller Diarrhea


Enteroinvasive (EIEC) Bloody diarrhea
Enterohaemorrhagic (EHEC) Hemorrhagic colitis, sebabkan HUS Stacked brick
appearance E. Hystolitica
Enteroaggregative (EAEC) Stacked brick appearance diarrhea,
persisten diare dan pada HIV.
MEDIKOLOGIC!
Pada diare akibat amoeba dapat
ditemuka kristal Charcot-Leyden
yang dapat juga ditemukan pada
asma dan sindroma loeffler

Entamoeba Coli Giardia Lambia Balantidium coli


KARAKTERISTIK
BAKTERI GRAM
NEGATIF
ETIOLOGI SELAIN INFEKSI
• Antibiotik
Obat-obatan • Obat-obatan lain

• Cow's milk protein allergy(CMPA)


Alergi Makanan • Alergi protein kedelai; - Alergi makanan multipel

Kelainan proses • Defisiensi enzim sukrase/isomaltase


cerna • Hipolaktase awitan lambat (atau tipe dewasa)

• Defisiensi niasin (Vit B3) → Pellagra (4D: Diare,


Defisiensi vitamin Dermatitis, Demensia, Death)

Tertelan logam berat • Cobalt

Keganasan • Ca Colon, leukimia


TATALAKSANA
Golongan Cara Kerja Contoh

Kelompok Absorbsi air, bakteria dan toxin untuk • Kaolin pektin


absorbent menghambat kehilangan cairan. • Bismuth subsalisilat (memiliki efek
anti H.pylori)
• Attapulgit
Probiotik Berkompetisi dengan pathogen untuk nutrisi Obat probiotik berisi Lactobacillus dan
dan reseptor saluran cerna bifdobacteria
Anti-sekresi Menghambat enkephalinase, sehingga Racecadtoril
selektif enkephalin dapat bekerja normal. Akan
menormalkan sekresi elektrolit, sehingga
keseimbangan dapat dikembalikan.
Kelompok Mengikat reseptor opiat di usus sehingga Loperamide 2-4 mg/3-4x sehari
opiat menghambat motilitas usus. SUDAH TIDAK DIANJURKAN!
Soal No. 22
Tn. Farid, 32 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sulit membuka mulut dan
gangguan bicara sejak 2 hari yg lalu. Keluhan disertai mulut kering, pandangan
kabur, sesak nafas, mual muntah, kram perut. 2 hari sebelum keluhan pasien
bersama temannya konsumsi makanan kaleng yang tidak dipanaskan. Pemeriksaan
fisik tanda vital TD 110/80 mmHg, Nadi 106 x/menit, Laju Napas 22 x/menit, Suhu
37,80C.
Apa diagnosis yang tepat untuk pasien?
a. Botulisme
b. Guillain-Barre syndrome
c. GERD
d. Ileus obstruktif
e. Tetanus
Soal No. 23
Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke IGD RS diantar keluarganya
dengan keluhan nyeri perut sejak 6 jam yang lalu. Pasien juga mengeluhkan
mual, muntah, dan diare. Keluhan muncul setelah pasien makan di acara
kondangan temannya. Didapatkan teman yang lain juga mengeluhkan hal yang
sama.
Apakah diagnosis dan tatalaksana utama kasus tersebut?
a. Disentri, rehidrasi
b. Gastroenteritis, absorbent
c. Gastritis, PPI
d. Keracunan makanan, rehidrasi
e. Botulism, trivalent botulinum antitoxin

Soal TO AIPKI Batch IV 2020 Regio 5


Soal No. 24
Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dibawa orang tuanya ke IGD RS dengan keluhan tidak
dapat kencing selama 2 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemah disertai
dengan nyeri perut hebat. Sebelumnya pasien mengalami diare 10x/hari disertai lendir dan
darah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/90 mmHg, RR 23 x/menit, HR 100 x/menit,
suhu 38,1 C. pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Ur 105 Cr 3,6 Hb 8 mg/dL, leukosit
1.500 trombosit 120.000. pada pemeriksaan feses didapatkan bakteri batang gram negative
dengan fermentasi lactose (+).
Apakah kemungkinan penyebab dan diagnosis kasus tersebut?
a. ETEC, HUS
b. EAEC, persisten diarrhea
c. EIEC, Bloody diarrhea
d. EHEC, Hemolytic uremic syndrome
e. EPEC, Infantile diarrhea
SOAL NO. 25
Tn. Erwin usia 35 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan diare terus menerus sejak 2
minggu lalu. Pasien memiliki riwayat minum antibiotik amoksilin yang dijual bebas secara
sembarangan. Pada pemeriksaan kultur feses ditemukan bakteri anaerob. Pada
endoskopi ditemukan pseudomembran di kolon sigmoid.
Apakah agen penyebab kasus tersebut?
a. Clostridium Tetani
b. Clostridium difficile
c. Eschericia coli enterotoxic
d. Salmonela parathypi
e. Giardia lamblia

Anda mungkin juga menyukai