Gastro-Entero-Hepatologi
Mediko made the med-easy!
PERINGATAN
• Semua File Materi (PPT, PDF), File Try Out, dan Video Rekaman Kelas Mediko.Id Telah
terdaftar sebagai HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA dan
Dilindungi sepenuhnya oleh Hukum yang Berlaku
• Dilarang keras mengcopy atau memperbanyak Sebagian atau seluruh isi materi PT. MEDIKO
EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras mengupload ulang video rekaman kelas PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras membagikan atau memperjual-belikan akun Try Out maupun Video
PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Jika terjadi pelanggaran akan diproses sesuai Hukum yang Berlaku (Undang-Undang Hak
Cipta) di Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)
• Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
Irritable Bowel Syndrome
IBS adalah kelainan fungsional usus kronis berulang dengan nyeri atau rasa tidak nyaman abdomen
yang berkaitan dengan defekasi atau perubahan kebiasaan buang air besar setidaknya selama 3 bulan
dengan onset gejala 6 bulan.
25% waktu adalah 3 minggu Kisi-kisi : BAB bergantian diare dan konstipasi, muncul
dalam 3 bulan setiap stress atau mau ujian
Irritable Bowel Syndrome
Kriteria diagnosis → Rome IV
Nyeri perut berulang minimal 1x/minggu dalam
3 bulan terakhir dan minimal 2 dari kriteria ini :
• Nyeri berhubungan dengan BAB
• Terjadi perubahan frekuensi BAB
• Terjadi perubahan bentuk BAB
ALARM symptom (bila ada → kemungkinan
bukan IBS)
• Anemia
• Onset usia >50 tahun
• Darah pada feses
• Bukti inflamasi pada feses
• Demam
• Penurunan berat badan
• Penggunaan antibiotic sebelumnya
TATALAKSANA
Non Farmakologi
• Edukasi managemen stress
• Meyakinkan pasien bahwa tidak mengancam
kehidupan
• Diet sesuai tipe IBS :
Tipe C : diet serat tinggi
Tipe D : hindari makanan tertentu yang mencetuskan
gejala
PROKINETIK
Metoclopramide → efek ekstrapiramidal!
Domperidone
Cisapride → torsades de pointes!
Ondansetron
Inflammatory Bowel Diseasee
Gambaran Crohn’s Disease (CD) / Penyakit Crohn Ulcerative Colitis (UC) / Kolitis Ulseratif
Gejala Klinis yang Dominan Khas Nyeri perut, diare kronik >>> Tinja berdarah dan berlendir >>>
Lokasi Lesi Dari mulut hingga rektum dapat terkena Dimulai dari rektum (proctitis) hingga colon
Distribusi lesi Lesi skip (patchy = longkap-longkap) Lesi continuous (menyambung tanpa longkap)
Endoskopi Gambaran cobblestone Eritema Difusa
Lapisan yang terkena Transmural (seluruh ketebalan dinding) Sebagian/superfisial
Massa intraabdomen +++ +
Fistula +++ +
Apthoid ulcer +++ +
Stenosis/striktur +++ +
Keterlibatan ileum +++ +
Keterlibatan rektum + +++
Pseudopolip + +++
Toxic megacolon +/- ++
Histopatologi Granuloma epitelioid Abses kripta
Gambaran radiologi String sign Lead pipe sign
CROHN’S DISEASE Chrohn Disease = CHRISTMAS
Cobble stone
High temperature
Reduced lumen
Intestinal fistulae
Skip lesion
Transmural inflammation
Malabsorption
Abdominal pain
String sign
Cobblestone appearance String sign
Ulcer
Lead pipe sign
ULCERATIVE Colitis Continuous lesion
COLITIS
Extend proximally
Ulserative= Red Diarrhea
ULCERS Submucosa/ mucosa inflammation
Lead pipe sign
DISPEPSIA Apabila sudah
dilakukan EGD :
menjadi dispepsia
investigated
ALARM SYMPTOMS
•Usia > 55 tahun
•Perdarahan saluran cerna bagian atas
•Riwayat tukak peptik
•Anemia
• Tanpa kelainan organik (dengan endoskopi) yang •BB turun (> 10%) tanpa penyebab jelas
dapat menjelaskan keluhan pasien. •Anoreksia, disfagia, odinofagia
• Kriteria harus setidaknya selama 3 bulan, dengan •Muntah hebat
onset gejala setidaknya 6 bulan sebelum diagnosis •Riwayat keganasan di keluarga
•Massa pada abdomen
Alur Dispesia
Ulkus Peptikum
Pylori
Pills
Stress
Smoking
Spirit (alcohol)
Sugary food
Stomach cancer
Komplikasi Ulkus Peptikum → PEPSI
Perforation → peritonitis
Eats less → weight loss
Penetration
Stricture → stenosis
Internal bleeding → hematemesis, melena
Ulkus Peptikum
Ulkus duodenum
Pain-food-relieve-pain
Ulkus Gaster
Pain-Food-Pain
Nyeri memberat bila ulkus terpapar asam lambung (HCl), dan sebaliknya
Refluks asam lambung karena sfingter esofagus tidak mampu menutup secara adekuat.
Komplikasi GERD
Komplikasi lanjutan GERD dapat menyebabkan esofagitis kronis, barret esofagus hingga adenokarsinoma esofagus.
ALUR DIAGNOSIS GERD
PENUNJANG DIAGNOSIS
• GERD-Q (positif bila
skor total ≥ 8)
• Endoskopi (GOLD
STANDARD)
• Histopatologi
• PPI Test
• pH Metri 24 jam
Tatalaksana
PPI Test
• Memberikan PPI dosis ganda selama 2
minggu (14 hari) tanpa didahului
pemeriksaan endoskopi.
• Jika gejala menghilang dengan pemberian
PPI dan muncul Kembali bila PPI dihentikan
maka diagnosis GERD dapat ditegakkan.
TERAPI NON-FARMAKOLOGIC
• Memodifikasi berat badan berlebih.
• Tinggikan bantal 15-20 cm saat tidur
• Hentikan rokok dan alcohol
• Kurangi obat dan makanan perangsang GERD
• Makan malam paling lambat 3 jam sebelum tidur
PELOR (Panto, Ome, Lanso, Esome, Rabe) • Makan tidak boleh terlalu kenyang.
PSCBA
Hematoschezia
PSCBB
Tissue toilet bleeding
Hematemesis
Melena
Coffee ground vomit
Splenomegali
Hemorrhoid
TATALAKSANA NON-VARISEAL
• Lakukan stabilisasi dengan ABC
• Stabilkan hemodinamik
• Pemasangan IV line 2 jalur dan
persiapan transfusi.
• Oksigen sungkup/kanul
• Mencatat intake output dan
pemasangan kateter urin
• Monitor tekanan darah
• Pasang NGT → lakukan bilas lambung
agar mempermudah dalam Tindakan
endoskopi
• Omeprazole 80 mg bolus IV, dilanjutkan
8 mg/jam drip IV hingga 72 jam
• Tambahan :
• Terapi lain sesuai komorbid
• RUJUK untuk endoskopi
Soal No. 1
Tn. Vincent, usia 60 tahun, datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri tenggorokan
dan rasa panas di dada memberat 1 minggu yang lalu. Keluhan ini sebenarnya sudah
dirasakan hilang timbul sejak 2 tahun terakhir. Pasien juga mengaku sebulan terakhir mulai
sulit menelan makanan. Pada pemeriksaan fisik TD 120/80 mmHg, HR 74 kali/mnt, RR 20
kali/mnt, T 36,60C Pada pemeriksaan histopatologi didapatkan metaplasia epitel skuamosa
esophagus menjadi kolumner.
Diagnosis yang paling tepat berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan adalah…
a. Esofagitis refluks
b. Striktura esofagus
c. Karsinoma esofagus
d. Esofagitis erosive
e. Barret’s esophagus
Intrahepatik
Peningkatan bilirubin
indirek & direk
Peningkatan SGPT & SGOT
Bisa ada hepatomegaly,
BAK teh, BAB dempul
Prehepatik
Peningkatan bilirubin indirek
Menyebabkan kernikterus
Bisa ada hepatosplenomegali
PARAMETER PREHEPATIK (HEMOLITIK) HEPATIK (HEPATOSELULAR) POST-HEPATIK (OBSTRUKTIF)
Bilirubin indirek (unconjugated) ↑↑ ↑ Normal
Bilirubin direk (conjugated) Normal ↑ ↑↑
SGOT/AST & SGPT/ALT Normal ↑↑ Normal
Sterkobilin (pigmen feses) Normal Normal-berkurang Tidak ada
(warna BAB gelap normal) (warna BAB agak pucat) (warna BAB dempul)
Urobilinogen urin + (Normal) + (Normal) Tidak ada
Warna urin Normal Gelap (bil.direk ↑) seperti teh Sangat gelap (bil.direk ↑↑)
ALP (alkalin fosfatase) & Normal ↑ ↑↑
GGT (gamma globulin transferase)
Van Den Bergh (VDB) reaction Indirect positive Biphasic positive Direct positive
(reaksi II +: diazo+alcohol) (reaksi I & II positif) (reaksi I + : diazo)
KISI-KISI IKTERUS
• Prehepatik: anemia hemolitik (indikasi coombs test), hepatosplenomegali
• Hepatik: gangguan fungsi hepar → absorpsi vitamin K terganggu, gangguan metabolism estrogen (hiperestrogen), gangguan
produksi albumin (hipoalbumin), gangguan intoksikasi racun; BAK teh, BAB dempul, peningkatan SGOT/SGPT
• Post-hepatik: steatorea, BAB dempul, BAK teh, peningkatan ALP dan GGT
Empedu dan Permasalahanya
Gambaran Khas
• KOLIK BILIER → Nyeri setelah makan-makanan berlemak pada RUQ yang
menyebar ke bawah angulus scapula dextra tanpa ada reda selama 20-30
menit, disertai gejala otonom (mual, muntah, keringat dingin)
• Post hepatik ikterik : tingginya kadar bilirubin direk/conjugated
• Apabila batu terletak pada papila duodeni major → dapat menyebabkan
pankreatitis akut.
Parameter Masalah di KANTUNG EMPEDU Masalah di COMMON BILE DUCT
Kolelitiasis (batu) Kolesistitis (infeksi) Koledokolitiasis (batu) Kolangitis (infeksi)
Nyeri Kolik + +/- + +/-
Murphy’s sign (nyeri - - -/+
saat palpasi RUQ & +
inspirasi dalam)
Demam - + (low grade) - + (high grade)
Ikterus - - + +
USG
• Kolelithiasis: hiperekoik dengan gambaran
posterior accoustic shadow (gambaran khas batu)
• Kolesistitis: Penebalan dinding kandung empedu
>3mm, pericholecystic fluid, sering dijumpai pula
batu
• Terapi utama adalah kolesistektomi
Kolelitiasis Kolesistitis
HEPATITIS = INFEKSI VIRUS PADA HEPATOSIT
Hepatitis Etiologi Virus Transmisi Sifat
A Picornavirus (RNA) Fekal-oral Akut
B Hepadnavirus (DNA) Darah/cairan tubuh Akut/kronik
C Flavivirus (RNA) Darah/cairan tubuh Akut/kronik
D Hepatitis Delta virus (harus Darah/cairan tubuh Akut/kronik
koinfeksi hepatitis B)
E Orthohepevirus A (RNA) Fekal-oral Akut
Hepatitis A Picornaviridae (Virus RNA)
Hepatitis B Hepadnaviridae (Virus DNA)
Famili Virus Hepatitis Hepatitis C Flavivirus (Virus RNA)
Patah Hati Firasat Rasa Cinta Hepatitis D RNA Incomplete Virus (Virus RNA)
Hepatitis E Calcivirus (Virus RNA)
HEPATITIS A
• Kronik:
• Terapi tidak bisa menyembuhkan, tujuan terapi hanya:
• Menekan nekroinflamasi
• Normalisasi ALT
• Serokonversi HbeAg, HBV DNA menjadi negatif
• Mencegah penularan
• Mencegah sirosis dan Karsionoma Hepatoseluler
Terapi: Direct Acting Antiviral (DAA) → Anti HCV RNA Interpretasi Kemungkinan lain
contoh: Sofosbuvir → bisa sembuh! HCV PCR
- + Infeksi akut -
• Spider naevi
• Ginekomastia
hiperestrogenisme
• Atrofi testis
• Eritema palmar
• Lebam atau perdarahan → gangguan faktor koagulasi
• Asites → hipertensi porta dan hipoalbuminemia
• Kaput medusa, varises esofagus, hemoroid →
hipertensi porta
• Leukonikia → hipoalbuminemia
• Ensefalopati hepatikum → hiperammonemia
SIROSIS HEPATIS
Temuan Laboratorium
Kriteria Diagnosis Sirosis Hepatis
Eritema
palmaris Gejala & Tanda Sirosis Hepatis → SEKASIH
Ratio albumin
dan globulin Spider naevi Spider nevi
terbalik
Eritema palmaris
Kriteria Kolateral vein
Soeharjono dan
Edema Soebandiri Hepato-
Ascites
tungkai/
asites
splenomegali
Splenomegali, hepatomegali
Invers albumin-globulin
Sirkulasi
kolateral dan Hematemesis Hematemesis/ melena
varises dan melena
esofagus
5 dari 7 kriteria → SH
Ukuran Hepar Mengecil + Stigmata Hepar → Sirosis Hepatis
USG Hepatobilier
ETIOLOGI TERSERING • Sudut hati
Alkoholic Liver Disease • Ukuran
Non-Alcoholic Fatty Liver Disease • Massa
Hepatitis
• Ascites
• Thrombosis
Wilson Disease
• Sirosis
Billiary Cirrhosis
Non-Alcoholic Steatohepatitis SKDI 3A
Sumber: Setiati S, Alwi I, et al. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed. VI. Jakarta : Interna Publishing
Pemeriksaan Penunjang
Peningkatan AST dan ALT Meningkat 2-5 kali Rasio AST/ALT < 1 (pada alcoholic fatty liver → >2)
Penurunan Kesadaran
Hepatic Encephalopathy Diakibatkan oleh peningkatan
amonia
Ascites
Gagal Jantung
Cardiac Cirrhosis
Tanda Siroris hepatis
Gagal Ginjal
Hepatorenal syndrome
TATALAKSANA
ABSES HEPAR
Apa ini?
KARSINOMA KOLOREKTAL
KISI-KISI
• Ciri umum: usia tua, penurunan berat badan, peningkatan marker CEA (carcinoembryonic antigen)
• Lesi proksimal (kanan = sekum): BAB dengan darah yang bercampur dengan feses.
• Lesi distal (kiri=rectosigmoid): diare/konstipasi, BAB kecil-kecil seperti kotoran kambing, darah di permukaan feses
dan teraba masa pada pemeriksaan RT, serta pada pemeriksaan barium enema didapatkan Apple Core Lesion
DIVERTIKULOSIS Diverticulosis = ‘banyak kantung’
• Terbentuk banyak sac-like protrusion (diverticula)
• Paling banyak terjadi pada sigmoid colon.
• Umumnya asimptomatik
Etiologi
• Peristaltik yang abnormal (spasme intestinal), dyskinesia
intestinal dan high segmental intestinal pressure.
Diverticulum = tunggal • Kurangnya diet serat
Diverticulosis = jamak
• Penuaan.
Gambaran
multiple KOMPLIKASI: DIVERTIKULITIS
Peradangan pada divertikula
outpouching
• Nyeri perut kiri bawah (LLQ pain)
‘Banyak kantung’
• Konstipasi (lebih umum) atau diare
• Mual, muntah, demam
• Tatalaksana : konsumsi serat dan cairan, antibiotic,
apabila perdarahan yang tidak berhenti → Operasi
Soal No. 14
Ny. Scarlett, 47 tahun, datang ke RS untuk kontrol. Pasien memiliki riwayat hiperkolesterol dan rutin
minum statin namun berhenti 6 bulan yang lalu karena terdapat peningkatan enzim hepar. Nyeri
perut(+), keluhan mual disangkal. Pasien memiliki riwayat DM tipe 2 dengan nefropati diabetikum
yang stabil. Saat ini pasien rutin minum metformin dan Lisinopril. Pasien minum alcohol 1 hingga 2
gelas setiap akhir pekan dan tidak merokok. Tanda-tanda vital dalam batas normal. BMI 33 kg/m2.
Pada PF didapatkan hepatomegali ringan. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan albumin 4.0
g/dL, bilirubin total 1.0 mg/dL, SGOT 82 U/L, SGPT 93 U/L, ANA (-), smooth muscle antibody (-),
HBsAg (-), anti HBs (+), Anti HBc (-), Anti HCV (-). Pada pemeriksaan USG didapatkan gambaran
bright liver echo.
Apakah kemungkinan diagnosis pasien tersebut?
a. Alcoholic liver disease
b. Autoimun hepatitis
c. Infeksi hepatitis B kronis
d. Non Alcoholic Fatty liver disease
e. Primary biliary cholangitis
Soal No. 15
Seorang perempuan berumur 55 tahun dibawa keluarganya ke IGD RS dengan
keluhan nyeri perut bagian kiri bawah mendadak sejak 3 hari yang lalu. Pasien
juga mengeluhkan mual dan muntah, serta sulit untuk BAB. Pada pemeriksaan
tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 100 x/menit, RR 18 x/menit, suhu
36,8 C. Pada pemeriksaan status lokalis didapatkan abdomen datar, bising usus
(+) normal, nyeri tekan kuadran kiri bawah (+). Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 12,5 g/dL, hematokrit 41%, leukosit 15.000/mcL, dan trombosit
300.000/mcL
Apakah diagnosis kasus tersebut?
a. Ca colon
b. Apendisitis akut
c. Kolitis
d. Divertikulosis
e. Divertikulitis
C. Perfringens Beef atau poultry, precooked food. Muncul dalam 6-24 jam diare, keram perut,
muntah, demam.
Salmonella Undercook chicken, egg, unpasteurixed Gejala muncul 6 jam – 6 hari. Diare, demam, nyeri
milk, sayuran dan buah mentah. perut, mual dan muntah.
C. botulinum Makanan kaleng, dan makanan fermentasi Muncul 18-36 jam, diplopia, ptosis, slurred speech,
paralisis.
V. Cholera Raw or undercooked shellfish, oyster. Diare seperti cucian beras, keram perut.
C. Jejuni Raw or undercooked poultry, Gejala muncul 2-5 hari, diare, dan keram.
unpasteurized milk.
E. Coli Raw beef, raw vegetable, raw sprout. Muncul 3-4 hari, keram perut, diare kadang
berdarah, muntah, demam.
Persisten adalah diare Kronis adalah diare > 14
Akut apabila
> 14 hari dengan hari dengan penyebab
DIARE <14 hari
penyebab INFEKSI NON INFEKSI
Shigelosis Diare lendir darah (biasanya > 10x/hari, keram perut, Quinolon (ciprofloxacin 500 mg 2x1),
demam, disentri dengan lemas Cotrimoxazole 960 mg 2x1
E. Hystolitica Diare lendir darah (biasanya < 10x/hari), bau busuk Metronidazole 500 mg 3x1