Disusun oleh :
1. Lintang Eliza Damayanti (20040274011)
2. Diah Ayu Setyaningrum (20040274044)
3. Fajri Tsaniati Hasanah (20040274052)
4. Indra Kusuma Jati (20040274067)
5. Melati Dian Kinasih (20040274068)
1
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Pengenalan Lapangan Persekolahan
Di SMAN 15 Surabaya dengan baik tanpa halangan yang berarti.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tri Edliani, S.S.,
M.Hum. selaku Dosen Pembimbing Lapangan PLP yang telah memberikan
pemahaman serta bimbingannnya ke mahasiswa PLP khususnya program studi
Pendidikan Geografi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini
dengan tepat waktu. Terima kasih juga di ucapkan kepada teman-teman
Pendidikan Geografi angkatan 2020 di SMA Negeri 15 Surabaya yang telah
bersama-sama menyelesaikan laporan akhir ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan pada laporan akhir ini.
Maka dari itu, kritik dan saran senantiasa diharapkan agar dapat menjadi koreksi
dan kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi. Penulis berharap semoga laporan
akhir ini mampu memberikan pemahaman dan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tim Penulis
3
DAFTAR ISI
4
DAFTAR GAMBAR
5
ABSTRAK
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
7
C. Ruang guru
D. Ruang administrasi
E. Ruang perpustakaan
F. Ruang OSIS
G. Mushola
H. Koperasi siswa
Koperasi di sekolah ini menyediakan berbagai macam alat tulis,
minuman dan makanan ringan, keperluan mendadak wanita
(kerudung, pembalut).
I. Perpustakaan
Buku-buku yang tersedia diperpustakaan adalah buku-buku pelajaran,
novel, tabloid, karya ilmiah, dan koran, majalah. Jika siswa ingin
meminjam buku maka siswa harus mempunyai kartu perpustakaan.
J. Ruang BK/BP
K. Ruang UKS
L. Laboratorium Kompoter
M. Laboratorium Fisika
N. Laboratorium Kimia
O. Laboratorium Biologi
P. Laboratorium Bahasa
Q. Lapangan Olahraga
R. Gudang
S. Kamar mandi
T. Kantin
U. Tempat parkir Guru dan siswa
2. Kondisi Nonfisik Sekolah
A. Potensi siswa
Siswa SMA Negeri 15 Surabaya tahun ajaran 2023/2024
berjumlah 1268 siswa yakni pada kelas X berjumlah 424 siswa,
kelas XI berjumlah 430 siswa dan kelas XII berjumlah 414 siswa.
Motivasi belajar siswa di Siswa SMA Negeri 15 Surabaya sudah
cukup tinggi hal ini dapat dilihat dari frekuensi minat mereka pada
8
lomba-lomba/ kegiatan yang diadakan di sekolah dan keaktifan di
kelas. Semangat untuk berorganisasi dan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler juga sudah tinggi.
B. Potensi Guru dan Karyawan
Jumlah guru dan karyawan yang dimiliki SMA Negeri 15
Surabaya yakni guru sejumlah 71 orang dan karyawan sejumlah 19
orang. Di dalam kegiatan belajar mengajar guru-guru di SMA
Negeri 15 Surabaya memiliki dedikasi yang tinggi dalam hal
memotivasi siswa, berinteraksi dengan siswa, dan penyampaian
materi yang menarik perhatian siswa. Walaupun berdasarkan
pengamatan ada beberapa guru yang cara mengajarnya masih
kurang menarik bagi siswa. Para karyawan SMA Negeri 15
Surabaya memiliki produktivitas yang baik yakni sesuai dengan
tugasnya masing-masing.
C. Sarana Prasana pendukung kegiatan belajar mengajar
Dalam hal fasilitas untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
media yang digunakan adalah LCD yang dimiliki setiap kelas di
SMA Negeri 15 Surabaya walaupun di beberapa kelas tidak
berfungsi dengan baik.
9
Selain itu, diharapkan mahasiswa mampu memantapkan kompetensi
akademik kependidikan dan bidang studi yang disertai dengan kemampuan
berpikir tingkat tinggi melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Mempelajari kurikulum dan perangkat pembelajaran yang digunakan
guru.
2. Mempelajari strategi pembelajaran yang digunakan guru.
3. Mempelajari sistem evaluasi yang digunakan guru
4. Membantu guru dalam mengembangkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, bahan ajar, dan perangkat
evaluasi.
5. Mempelajari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran.
6. Latihan mengajar dengan bimbingan guru pamong dan dosen
pembimbing PLP, dengan tujuan merasakan langsung proses
pembelajaran, serta pemantapan jati diri calon pendidik.
7. Melaksanakan tugas-tugas pendampingan peserta didik dan kegiatan
ekstrakurikuler.
8. Membantu guru dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan administasi
guru.
Setelah mengikuti kegiatan PLP para mahasiswa diharapkan dapat
memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan bidang studi yang
disertai dengan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir tingkat
tinggi melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Pengamatan langsung kultur sekolah.
2. Pengamatan struktur organisasi dan tata kelola di sekolah.
3. Pengamatan peraturan dan tata tertib sekolah.
4. Pengamatan kegiatan-kegiatan ceremonial-formal di sekolah (misalnya:
upacara bendera, rapat briefing).
5. Pengamatan kegiatan-kegiatan rutin berupa kurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuluer.
6. Pengamatan praktik-praktik pembiasaan dan kebiasaan positif di sekolah
10
7. Mempelajari kurikulum dan perangkat pembelajaran yang digunakan
guru.
8. Mempelajari strategi pembelajaran yang digunakan guru.
9. Mempelajari sistem evaluasi yang digunakan guru.
10. Membantu guru dalam mengembangkan modul ajar/RPP, media, bahan
ajar, dan instrumen penilaian.
11. Mempelajari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran.
12. Latihan mengajar dengan bimbingan guru pamong dan dosen
pembimbing PLP, dengan tujuan merasakan langsung proses
pembelajaran.
13. Melaksanakan tugas-tugas pendampingan peserta didik dan kegiatan
ekstrakurikuler.
14. Membantu guru dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan administasi
guru.
11
BAB II
PELAKSANAAN PLP
12
peserta didik di SMAN 15 Surabaya, mayoritas beragama Islam, disusul
dengan Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Perbedaan ini juga tidak
menutup kesempatan untuk saling bertoleransi antar sesama, di mana setiap
paginya terdapat pendampingan tiap masing-masing agama untuk literasi doa
sebelum pembelajaran dimulai.
Jika dilihat dari status sosial, peserta didik di SMAN 15 Surabaya
pada umumnya berasal dari keluarga menengah hingga menengah ke atas. Hal
ini dapat dilihat dari background orang tua dari peserta didik yang mayoritas
merupakan pegawai negeri hingga pengusaha. Dilain sisi, apabila dilihat dari
perkembangan kognitif atau kemampuan peserta didik, di SMAN 15 Surabaya
memiliki kemampuan yang beragam pada tiap kelasnya. Ada yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang, dan maah terdapat beberapa peserta didik yang
memerlukan treatment khusus.
13
14
Sesuai dengan Permendiknas No 28 Tahun 2010, pada pasal 12 ayat 4
disebutkan penilaian kinerja kepala sekolah meliputi 3 aspek yaitu:
1. Usaha pengembangan sekolah/madrasah dilakukan selama menjabat
sebagai kepala sekolah/madrasah.
2. Peningkatan kualitas sekolah/madrasah berdasarkan 8 standar nasional
pendidikan di bawah kepemimpinan kepala sekolah yang bersangkutan.
3. Usaha pengembangan profesionalisme sebagai kepala sekolah/madrasah
Dengan memperhatikan Peraturan Menteri tersebut, maka penjabaran
tupoksi kepala sekolah mengacu pada ketiga poin di atas. Selain itu tupoksi
kepala sekolah juga harus mengacu pada Permendiknas Nomor 19 Tahun
2007 tentang standar pengelolaan sekolah, meliputi :
15
1) Perencanaan program
2) Pelaksanaan rencana kerja
3) Pengawasan dan evaluasi
4) Kepemimpinan sekolah
5) Sistem informasi sekolah.
Berikut ini tugas pokok kepala sekolah:
a) Merencanakan Program
1. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan visi sekolah.
2. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan misi sekolah.
3. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan tujuan sekolah.
4. Membuat Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS).
5. Membuat perencanaan program induksi.
b) Melaksanakan Program
1. Menyusun program kerja sekolah
2. Menyusun struktur organisasi
3. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan sekolah per semester
maupun tahunan
4. Menyusun manajemen kesiswaan yang meliputi:
a. Melaksanakan penerimaan peserta didik baru (PPDB)
b. Memberikan layanan konseling kepada peserta didik
c. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler untuk
peserta didik.
d. Melakukan pembinaan prestasi unggulan
e. Melakukan kegiatan pelacakan terhadap alumni
5. Menyusun kurikulum, kalender pendidikan, dan kegiatan
pembelajaran
6. Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan
7. Manajemen sarana dan prasarana
8. Membimbing guru pemula
9. Mengelola keuangan sekolah dan pembiayaannya
10. Mengelola lingkungan dan budaya sekolah
16
11. Memberdayakan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah
12. Melaksanakan program induksi
c) Melaksanakan Pengawasan
1. Melaksanakan program supervisi
2. Melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
3. Melaksanakan evaluasi dan pengembangan kurikulum
4. Mengevaluasi pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan
(PTK)
5. Menyiapkan seluruh kelengkapan akreditasi sekolah
1. Visi
Adapun visi SMA Negeri 15 Surabaya adalah :
”Terwujudnya sekolah unggul,peduli dan berbudaya
lingkunganserta berwawasan Nasional dan Global dengan
mengedepankan IMTAK dan IPTEK”.
2. Misi
Adapun misi SMA Negeri 15 Surabaya adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dengan menerapkan
kurikulum nasional.
2. Menerapkan sistem dan prosedur PBM termasuk perpustakaan,
manajemen informasi dan komunikasi serta laboratorium yang
berstandar internasional.
3. Melaksanakan sertifikasi dengan menggunakan sistem dan
prosedur yang dikeluarkan oleh organisasi yang sudah
mendapatkan akreditasi internasional.
4. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dengan menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.
5. Melengkapi sarana prasarana yang memadai termasuk teknologi
informasi dan komunikasi sesuai dengan standar internasional.
6. Menerapkan sistem manajemen partisipatif berkualitas
internasional.
17
7. Melaksanakan penelitian dan percobaan guna mendapatkan
penemuan-penemuan baru dalam dunia science sebagai langkah
inovasi.
8. Mendesiminasikan materi pembelajaran secara online melalui
suatu website sehingga dapat diakses oleh siswa.
9. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, bebas dari
pengaruh obat-obatan terlarang dan tindakan tercela, serta
melakukan upaya pencegahan kerusakan lingkungan dan perusakan
lingkungan.
10. Mengembangkan materi pembelajaran secara elektronik melalui
jaringan intranet.
11. Melakukan kerjasama dengan mitra internasional dalam
mewujudkan tujuan pendidikan.
18
Pasal 2
Kegiatan Pembelajaran Peserta Didik:
1. Pembelajaran di Kelas
a. Kegiatan pembelajaran adalah waktu proses interaksi peserta didik
dan guru di sekolah
b. Peserta didik wajib mengikuti pembelajaran dari jam pertama sampai
dengan jam terakhir dengan tertib, tekun, sopan dan sungguh-
sungguh serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.
c. Sebelum pelajaran dimulai peserta didik mengawali dengan kegiatan
peduli lingkungan kelas kemudian berdoa, menyanyikan lagu
Indonesia Raya dengan khidmat dan posisi siap, dan dilanjutkan
dengan literasi kitab suci agama masing, dengan teknis sebagai berikut:
1) Bagi siswa yang beragama Islam. Sudah berposisi siap di kelas
masing-masing untuk:
a) Doa awal pelajaran secara bersama yang dipimpin dari pusat
oleh Tim Kerohanian Islam, dan dilanjutkan
b) Menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan khidmat dan posisi
siap.
c) Literasi kitab suci
2) Bagi siswa yang beragama Kristen. Sudah berposisi siap di Aula
sekolah untuk:
a) Doa awal pelajaran secara bersama yang dipimpin oleh Tim
Kerohanian Kristen, dan dilanjutkan
b) Menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan khidmat dan posisi
siap
c) Literasi kitab suci.
3) Bagi siswa yang beragama katolik sudah berposisi siap di
perpustakaan sekolah untuk:
a) Doa awal pelajaran secara bersama yang dipimpin oleh tim
kerohanian katolik, dan dilanjutkan
b) Menyanyikan lagu indonesia raya dengan khidmat dan posisi
siap
19
c) Literasi kitab suci
4) Bagi siswa yang beragama hindu. Sudah berposisi siap di ruang
multimedia perpustakaan untuk:
a) Doa awal pelajaran secara bersama yang dipimpin oleh tim
kerohanian hindu, dan dilanjutkan
b) Menyanyikan lagu indonesia raya dengan khidmat dan posisi
siap
c) Literasi kitab suci
d. Selama pembelajaran berlangsung dan pada pergantian pembelajaran
peserta didik tidak diperkenankan berada di luar kelas
e. Peserta didik wajib memelihara ketenangan kelas masing-masing dan
tidak mengganggu ketenangan belajar kelas lain.
f. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, peserta didik tidak
diperkenankan:
1) Meninggalkan sekolah selain tanpa izin.
2) Meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran berlangsung tanpa izin
dari guru kelas.
3) Makan dan minum di dalam kelas tanpa izin dari guru kelas.
4) Menerima panggilan/menelpon, mendengarkan rekaman, atau
menggunakan alat komunikasi yang tidak terkait dengan kebutuhan
pembelajaran tanpa izin dari guru kelas.
5) Tidur di kelas saat pelajaran berlangsung
6) Tidak mengerjakan tugas.
7) Mengerjakan tugas pelajaran lain saat pelajaran.
8) Membuat kegaduhan di kelas.
g. Sebelum mengakhiri jam pelajaran terakhir peserta didik wajib
menyanyikan lagu mars SMAN 15 Surabaya dan ditutup dengan
berdo'a bersama
2. Upacara Bendera/Apel
a. Setiap peserta didik wajib mengikuti Upacara bendera/Apel dan
upacara peringatan hari-hari besar lainnya.
20
b. Pelaksanaan kegiatan upacara bendera/Apel diadakan setiap bulan
pada tanggal 17, dan atau hari lain sesuai dengan jadwal yang
diberikan sekolah.
c. Peserta didik sudah berada di lapangan upacara pada pukul 06.30 WIB
dan siap mengikuti upacara
d. Selama upacara/Apel berlangsung, peserta didik wajib menjaga
ketertiban dan kekhidmatan upacara.
3. Kegiatan Keagamaan
a. Setiap siswa muslim menjalankan sholat Dzuhur, dan sholat Jum'at
berjama'ah di sekolah sesuai jadwal.
b. Setiap siswa wajib mengikuti kegiatan keagamaan yang diadakan oleh
sekolah
21
Kriteria Peserta Didik Dinyatakan Terlambat Masuk Sekolah:
1. Peserta didik yang hadir setelah pukul 06.30 WIB
2. Peserta didik yang hadir setelah pukul 06.30 WIB karena alasan tertentu
harus diizinkan oleh orang tua/wali dan melapor ke guru BK serta
diperkenankan untuk mengikuti pembelajaran 3 Batas keterlambatan
terkait poin (2) adalah pukul 08.15 WIB
Pasal 2
Mekanisme Penanganan Peserta Didik Terlambat Masuk Sekolah:
1. Peserta didik yang hadir setelah pukul 06.30 WIB berbaris di area
halaman depan sekolah mengikuti doa awal pembelajaran, menyanyikan
lagu Indonesia Raya dan kegiatan literasi.
2. Peserta didik yang datang terlambat mengisi data keterlambatan.
3. Peserta didik yang terlambat:
a. Ke-1 s/d 3, langsung masuk kelas setelah kegiatan literasi dengan
mengisi data keterlambatan di buku siswa dan menunjukkan buku
siswa kepada guru pengajar di kelas.
b. Ke-4 s/d ke-5, masuk kelas setelah kegiatan literasi dengan mengisi
data keterlambatan, menghubungi orang tua, mengikuti pembinaan
dari wali kelas, dan menunjukkan buku siswa kepada guru pengajar di
kelas
c. Ke-6 s/d ke-10, masuk kelas setelah kegiatan literasi dan mengikuti
pembinaan dari guru bk.
d. Ke 11 dan seterusnya, mengikuti pembinaan dari wakasek kesiswaan
22
1. Kategori izin yang diperbolehkan adalah karena keperluan keluarga
secara mendadak (peristiwa duka, sakit keras, menunggu operasi besar,
bencana alam)
2. Pemberian izin (poin 1) hanya berlaku untuk keluarga inti (ayah, ibu,
kakak/adik kandung) atau wali
Ketentuan Khusus :
1. Peserta didik yang tidak masuk karena sakit atau keperluan mendesak.
a. Orang tua/wali menghubungi Wali Kelas sebelum pukul 06.30 WIB
atau mengirim surat izin tidak masuk sekolah kepada Wali Kelas dan
mengisi buku siswa pada halaman Izin Tidak Masuk Sekolah.
b. Wali kelas menyampaikan permohonan izin tidak masuk sekolah
kepada Bapak Ibu Guru Pengajar di kelas dan Guru BK.
2. Bagi Peserta didik yang tidak masuk lebih dari 3 hari.
a. Orang tua/wali mengirim surat permohonan izin tidak masuk sekolah
karena sakit beserta surat keterangan dokter kepada Wali Kel
b. Orang tua/Wali datang ke sekolah menemui Guru BK unt
menyampaikan surat izin disertai surat keterangan yang mendukun
Pasal 2
Perizinan Tidak Masuk Sekolah Karena Terkait Tugas Sekolah/ Negara:
1. Untuk tugas sekolah:
a. Pihak sekolah mengirimkan surat rekomendasi yang berisi nama
Peserta didik kepada Bapak Ibu Guru/wali kelas.
b. Peserta didik mengisi Buku Siswa pada Izin Tidak Masuk Sekolah dan
meminta tanda tangan Orang Tua dan Guru Kelas.
2. Untuk tugas negara/organisasi lain:
a. Orang tua/wali membuat surat permohonan izin dilampiri surat dari
pihak terkait kepada sekolah melalui Waka Kesiswaan
b. pihak sekolah membuatkan surat dispensansi tidak mengikuti
pelajaran sesuai surat yang dilampirkan disampaikan ke wali kelas
untuk diinformasikan ke grup kelasnya.
23
c. pihak sekolah membuatkan surat rekomendasi untuk peserta didik
yang bersangkutan jika diperlukan.
Pasal 2
Perizinan meninggalkan Sekolah:
1. Izin meninggalkan Sekolah pada saat jam pembelajaran dilakukan
dengan cara:
a. Apabila peserta didik sakit atau kepentingan pribadi, wajib lapor
kepada guru pengajar untuk mendapatkan izin ke BK. Guru BK
memberikan izin di buku siswa apabila orang tua sudah datang
menjemput di ruang BK.
b. Apabila peserta didik mendapatkan penugasan dari sekolah/negara,
wajib menyampaikan surat rekomendasi sekolah kepada guru pengajar
untuk mendapatkan izin meninggalkan sekolah dari Guru BK. Guru
BK memberikan izin di buku siswa.
24
Seragam Peserta Didik
Peserta didik wajib mengenakan pakaian sekolah dengan atribut lengkap
sesuai dengan ketentuan sekolah.
1. Pakaian:
a. Hari Senin dan Selasa,
Peserta didik mengenakan pakaian seragam nasional (putih abu-abu)
dan dilengkapi jas almamater
b. Hari Rabu
Peserta didik mengenakan pakaian seragam atasan kotak-kotak,
bawahan coklat muda
c. Hari Kamis
Peserta didik mengenakan pakaian seragam atasan batik, bawahan
merah bata
d. Hari Jum'at:
Peserta didik mengenakan pakaian seragam pramuka lengkap.
e. Pakaian Olah Raga
Peserta didik menggunakan pakaian olah raga sesuai jenjang kelas
2. Atribut
a. Hari Senin dan Selasa,
Topi dan dasi warna abu-abu bergaris Biru (kelas X), kuning (kelas
XI), putih (kelas XII), Ikat pinggang hitam berlogo SMA Negeri 15
Surabaya. Badge lokasi dengan warna biru untuk kelas X, kuning
untuk kelas XI, putih untuk kelas XII. Badge merah putih, badge OSIS,
Badge Logo SMA Negeri 15 Surabaya, badge nama peserta didik
warna putih. Bagi yang berhijab menggunakan hijab putih dengan
logo SMA Negeri 15 Surabaya.
b. Hari Rabu:
Badge lokasi dengan warna biru untuk kelas X, kuning untuk kelas XI,
putih untuk kelas XII. Ikat pinggang hitam berlogo SMA Negeri 15
Surabaya. Badge merah putih, badge OSIS, Badge Logo SMA Negeri
25
15 Surabaya, badge nama peserta didik. Bagi yang berhijab
menggunakan hijab kuning dengan logo SMA Negeri 15 Surabaya.
c. Hari Kamis:
Badge lokasi dengan warna biru untuk kelas X, kuning untuk kelas XI,
putih untuk kelas XII. Ikat pinggang hitam berlogo SMA Negeri 15
Surabaya. Badge merah putih, badge OSIS, Badge Logo SMA Negeri
15 Surabaya, badge nama peserta didik warna coklat tua. Bagi yang
berhijab menggunakan hijab coklat tua dengan logo SMA Negeri 15
Surabaya.
d. Hari Jum'at:
Peserta didik mengenakan atribut pramuka lengkap hasduk + kolong,
tanda Pandu Dunia, TKU (tanda kecakapan umum), Tanda lokasi
Jawa Timur. Ikat pinggang hitam berlogo SMA Negeri 15 Surabaya.
e. Olah Raga
Peserta didik yang berhijab diperkenankan memakai hijab selain hijab
seragam hanya selama kegiatan olah raga
3. Sepatu dan kaos kaki:
a. Hari Senin-Selasa – Rabu
Peserta didik menggunakan sepatu hitam tanpa ada warna lain dan
menggunakan kaos kaki putih berlogo SMAN 15.
b. Hari Kamis dan Jumat
Peserta didik memakai sepatu warna hitam tanpa ada warna lain dan
menggunakan kaos kaki warna hitam berlogo SMAN 15.
c. Olah Raga
Peserta didik diperkenankan memakai sepatu dan kaos kaki selain
sepatu dan kaos kaki seragam hanya selama kegiatan olah raga
Pasal 2
Rambut
1. Penampilan peserta didik Putra
a. Berambut pendek rapi, bagian depan tidak melebihi alis, bagian
belakang tidak melebihi telinga, tidak dicat warna, tidak model cut
26
line hairstyle, tidak dimodel panjang bagian belakang atau bagian
depannya
b. Tidak memakai anting, kalung, gelang dan rantai di saku atau
aksesoris lain, kecuali jam tangan.
c. Tidak berkuku panjang dan tidak mengecat kuku.
d. Tidak bertindik di telinga/hidung
Tidak bertato baik permanen atau sementara.
2. Penampilan peserta didik Putri
a. Rambut disisir rapi, tidak boleh dicat warna.
b. Tidak memakai perhiasan emas atau aksesoris berlebihan
c. Tidak memakai pewarna bibir dan pewarna pipi.
d. Tidak bertindik telinga lebih dari satu.
e. Tidak mencukur alis dan memakai pensil alis.
f. Tidak memakai kosmetik selain bedak.
g. Tidak berkuku panjang dan tidak mengecat kuku.
h. Tidak bertato baik permanen atau sementara
i. Bagi yang berhijab tidak boleh melepas hijab di lingkungan sekolah
1. Pengurus Kelas
a. Setiap kelas wajib mempunyai pengurus kelas yang dipilih oleh
anggota kelas dan disahkan oleh wali kelas.
b. Pengurus kelas terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara,
dan beberapa seksi yang dipandang perlu oleh kelas
c. Pengurus kelas hendaknya dipilih dari peserta didik yang
komunikatif, bertanggung jawab, serta memiliki hubungan baik
dengan sesama peserta didik
d. Pengurus kelas bertanggung jawab atas:
1) Suasana kelas yang kondusif, estetika kelas, absensi kelas, jurnal
kelas, dan menjadi penghubung kelas dengan sekolah.
27
2) Terlaksananya ketertiban, kebersihan, dan kelancaran selama jam
pelajaran.
3) Kelancaran pembelajaran. Jika guru belum hadir setelah 10 menit
dari bel, maka pengurus kelas wajib melaporkan kepada guru
piket
e. Pengurus Kelas serta warga kelasnya bertanggung jawab terhadap
kebersihan dan kerapian kelas
f. Setiap kegiatan kelas diluar jam pembelajaran harus seizin sekolah
secara tertulis.
2. MPK dan OSIS
a. MPK dan OSIS adalah organisasi peserta didik di sekolah yang
fungsinya saling melengkapi
b. MPK terdiri atas pengurus dan komisi yang disahkan oleh keputusan
Kepala Sekolah
c. OSIS terdiri atas pengurus dan subsie-subsie yang disahkan oleh
keputusan Kepala Sekolah
d. Ketua MPK dan Ketua OSIS dijabat oleh peserta didik kelas Xi yang
dipilih secara demokratis oleh seluruh anggota berdasarkan prosedur
dan kriteria pemilihan yang ditetapkan oleh pembina MPK/OSIS
e. Peserta didik kelas X dan XI memiliki hak yang sama untuk menjadi
pengurus MPK/OSIS dengan seizin orang tua/wali secara tertulis.
f. Setiap Peserta didik adalah anggota MPK/OSIS SMA Negeri 15
Surabaya dan wajib mendukung kegiatan MPK/OSIS.
g. Pengurus wajib memakai jaket almamater MPK/OSIS dalam acara-
acara resmi
h. Penyusunan program kegiatan wajib mengacu pada visi dan misi
sekolah
i. Setiap kegiatan MPK/OSIS harus seizin Kepala Sekolah melalui
Wakil Kepala Sekolah urusan Kesiswaan dan harus
dipertanggungjawabkan.
j. MPK/OSIS yang membuat MoU atau surat perjanjian kerjasama
dengan pihak luar (seperti sponsor, mengundang bintang tamu,
28
pembicara, dsb) dalam kegiatan MPK/OSIS harus sepengetahuan
Pembina, Wakil Kepala Sekolah urusan Kesiswaan dan seizin Kepala
Sekolah secara tertulis
TERTIB KENDARAAN
1. Peserta didik yang belum memiliki SIM diperbolehkan membawa sepeda
motor/mobil ke sekolah atas persetujuan orang tua yang dibuktikan
dengan surat persetujuan orang tua
2. Sepeda motor diparkir di tempat yang telah disediakan dan diatur rapi.
3. Peserta didik dilarang memarkirkan sepeda motor diluar tempat parkir.
4. Peserta didik dilarang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan
tinggi di lingkungan sekolah.
5. Peserta didik dilarang membawa sepeda motor dengan knalpot terb yang
mengganggu kenyamanan lingkungan sekolah.
6. Mobil pengantar peserta didik dilarang masuk ke halaman sekolah.
7. Peserta didik dilarang berada ditempat parkir kecuali saat datang dan
pulang sekolah
8. Peserta didik yang membawa motor/mobil harus menaati rambu-rambu
lalu lintas di lingkungan sekolah.
29
f. Mengikuti kegiatan pengembangan diri/lomba atas nama sekolah
dengan seizin sekolah
g. Komunikasi aktif (konseling) dengan Wali Kelas/Guru BK terkait
minat/ bakat/konsultasi kesulitan belajar/permasalahan lain yang
berhubungan dengan perkembangan belajar peserta didik
2. Kewajiban Peserta Didik:
a. Hadir di sekolah 15 menit sebelum bel dibunyikan pukul 06.30 WIB.
b. Peserta didik melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agama
masing-masing dan menghormati penganut agama lain,
c. Peserta didik mengikuti kegiatan literasi sesuai agama masing-masing
d. Menaati norma-norma yang berlaku dalam masyarakat,
e. Berperilaku sopan santun, baik di dalam maupun di luar sekolah serta
hormat terhadap kedua orang tua, guru, pegawai, sesama siswa,
anggota keluarga, dan anggota masyarakat lain
f. Menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan sekolah.
g. Memiliki dan membawa buku siswa setiap hari.
h. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler wajib Pramuka bagi kelas X.
i. Mengikuti maksimal 3 kegiatan ekstrakurikuler per semester mulai
semester 1 sampai semester
j. Memelihara sarana dan prasarana sekolah.
k. Mengikuti upacara bendera/apel yang di selenggarakan oleh sekolah.
l. Mengikuti kegiatan keagamaan dan peringatan hari-hari besar
keagamaan yang di selenggarakan disekolah.
m. Menaati tata tertib sekolah yang berlaku.
3. Larangan Peserta Didik
a. Peserta didik dilarang meninggalkan kelas/sekolah tanpa izin
b. Peserta didik dilarang melakukan kegiatan yang bertentangan dengan
norma hukum, agama, dan masyarakat.
c. Peserta didik dilarang membawa barang diluar kebutuhan belajar.
d. Peserta didik dilarang membawa, menggunakan dan mengedarkan
1) Rokok dan Rokok Elektrik,
2) Narkoba,
30
3) Minuman keras dan sejenisnya yang memabukkan;
4) Senjata tajam, dan
5) Produk pornografi, dan
6) Benda lain yang membahayakan.
e. Peserta didik dilarang melakukan perbuatan kekerasan fisik, kekerasan
psikis, perundungan (bullying), kekerasan seksual, diskriminasi,
intoleransi, SARA, dan bentuk kekerasan lainnya.
1. Pelanggaran Ringan
Bentuk pelanggaran:
1) Datang terlambat masuk kelas saat pembelajaran sudah dimulai
2) Datang terlambat masuk sekolah
3) Datang terlambat di lapangan Upacara saat Pelaksanaan
4) Upacara Datang terlambat di masjid saat pelaksanaan sholat Jum'at
(bagi siswa putra yang beragama Islam)
5) Tidak masuk tanpa keterangan
6) Melaksanakan ibadah sholat di jam pembelajaran tanpa se-izin guru
7) Tidak membawa buku sesuai jadwal
8) Tidak mengerjakan PR/ tugas.
9) Mengerjakan PR/ tugas pelajaran lain saat pelajaran berlangsung
10) Membuat kegaduhan di kelas atau di sekolah
11) Tidur di kelas saat pelajaran berlangsung
12) Meninggalkan kelas/jam pembelajaran tanpa izin/ keterangan
13) Makan/minum/duduk-duduk di kantin saat jam pembelajaran
14) Memakai kalung, gelang dan rantai di saku bagi peserta didik
15) Pulang sebelum waktunya tanpa izin sekolah
16) Menggunakan handphone waktu KBM tanpa seizin guru
17) Tidak memakai seragam sesuai ketentuan.
18) Tidak memakai atribut sesuai ketentuan.
31
19) Tidak memasukkan baju/melipat lengan baju/baju tidak
dikancingkan/baju dicoret/baju sobek/tidak dikelim
20) Memakai ikat pinggang tidak sesuai dengan ketentuan (hitam).
21) Tidak memakai sepatu dan kaos kaki sesuai ketentuan sekolah
22) Tidak memakai sepatu hitam (selain olah raga).
23) Memakai kaos kaki tidak sesuai ketentuan (senin-rabu putih, kamis-
jum'at hitam)
24) Melepaskan sepatu pada saat Pelajaran
25) Tidak memakai ikat pinggang
26) Tidak memakai kaos kaki
27) Menggunakan pewarna rambut
28) Memakai pewarna kuku
29) Memakai riasan yang berlebihan (menggunakan pensil alis,
eyeshadow, pewarna bibir, dll).
30) Alis dicukur
31) Pakaian transparan dan atau dipersempit
32) Bertindik, memakai giwang/anting bagi peserta didik putra
33) Berada di tempat parkir pada saat jam sekolah tanpa izin
34) Mengendarai kendaraan dengan mengganggu kenyamanan
lingkungan sekolah (membunyikan klakson/menimbulkan suara
bising dari mesin dan knalpot kendaraan)
35) Membawa atau memainkan alat permainan di luar kegiatan
pembelajaran
2. Pelanggaran Sedang:
1) Tidak mengikuti Upacara
2) Tidak mengikuti kegiatan sekolah, seperti kegiatan Peringatan Hari
Besar Keagamaan dan Peringatan Hari Besar Nasional
3) Tidak mengikuti ekstrakurikuler wajib Pramuka bagi siswa/siswi
kelas X tanpa izin
4) Tidak mengikuti sholat jum'at (bagi siswa putra yang beragama
Islam)
32
5) Bermain bola di koridor dan didalam kelas
6) Memarkir kendaraan tidak ditempat parkir yang ditentukan
7) Bermain bola dilapangan pada saat jam pembelajaran kecuali jam
pelajaran olah raga;
8) Membawa atau membunyikan petasan
9) Memakai sandal disekolah tanpa izin Tim Tatib
10) Mengeluarkan kata-kata kotor dilingkungan sekolah
11) Mengadakan perayaan ulang tahun disekolah yang berakibat
mengotori dan merusak fasilitas sekolah
12) Meloncat jendelan kelas
13) Melindungi teman yang bersalah
14) Mencoret-coret atau mengotori dinding, pintu, meja, kursi, pagar
sekolah
3. Pelanggaran Berat:
1) Merusak saran dan prasarana sekolah
2) Meloncat pagar sekolah
3) Membawa rokok/rokok elektrik dan merokok/merokok elektrik
disekolah
4) Berpacaran disekolah yang melanggar nilai dan norma yang berlaku
dimasyarakat (berpelukan, berciuman, dan aktivitas seksual lainnya)
5) Memalsukan tanda tangan orang tua
6) Melakukan kekerasan fisik terhadap peserta didik maupun tenaga
kependidikan (memukul/menampar/perbuatan lain yang melukai
orang lain) disekolah, diluar sekolah atau antar sekolah
7) Melakukan kekerasan fisik bersama-sama terhadap peserta didik
maupun tenaga kependidikan (seperti tawuran/perkelahian
masal/penganiayaan/perbuatan lain yang dinyatakan sebagai
kekerasan fisik) baik terlibat langsung maupun tidak langsung
disekolah, diluar sekolah atau antar sekolah
8) Melakukan kekerasan psikis terhadap peserta didik maupun tenaga
kependidikan (seperti pengucilan, penolakan, pengabaian,
33
penghinaan, penyebaran rumor, panggilan mengejek, intimidasi,
teror, perbuatan mempermalukan di depan umum, pemerasan, dan
perbuatan lain sejenisnya yang dinyatakan sebagai kekerasan psikis)
baik terlibat langsung maupun tidak langsung di sekolah, di luar
sekolah atau antar sekolah.
9) Melakukan perbuatan yang dinyatakan sebagai kekerasan seksual
(dalam ketentuan peraturan perundang-undangan) terhadap peserta
didik maupun tenaga kependidikan baik terlibat langsung maupun
tidak langsung di sekolah, di luar sekolah atau antar sekolah.
10) Berjudi dalam bentuk apapun di sekolah.
11) Membawa senjata tajam, senjata api dsb disekolah Mengikuti
aliran/perkumpulan/geng terlarang
12) Membawa, memakai atau mengedarkan miras,narkoba, VCD Porno,
buku porno, majalah porn atau sesuatu yang berbau pornografi di
sekolah.
13) Mencuri di sekolah dan di luar sekolah.
14) Memalsukan stempel sekolah, edaran sekolah atau
15) tanda tangan Kepala Sekolah, guru dan karyawan sekolah.
16) Hamil (siswi putri) / Menghamili (siswa putra)
17) Terlibat tindakan kriminal sehingga dipenjarakan, dan mencemarkan
nama baik sekolah.
34
b. Jika akumulasi nilai sanksi pelanggaran 51-100, maka tindakan
penanganan pelanggaraan dan pembinaan adalah:
1) Wali kelas memberikan pembinaan berupa teguran secara lisan.
2) Wali kelas Bersama guru BK memberikan pembinaan dan peserta
didik membuat surat pernyataan tidak mengulangi lagi yang
ditandatangani peserta didik yang bersangkutan dan mengetahui
orang tua.
3) Sekolah memberikan surat peringatan I C
c. Jika akumulasi nilai sanksi pelanggaran 101-150, maka tindakan
penanganan pelanggaran dan pembinaan adalah:
1) Wali kelas dan guru BK memberikan pembinaan dan peserta didik
membuat surat pernyataan tidak mengulangi lagi
2) Panggilan orang tua untuk berkomunikasi menemukan solusi
Bersama Guru BK
3) Sekolah memberikan surat peringataan II
d. Jika akumulasi nilai sanksi pelanggaran 151-250, maka tindakan
penanganan pelanggaraan dan pembinaan adalah:
1) Wali kelas dan guru BK memberikan pembinaan.
2) Sekolah membuat panggilan resmi untuk mengundang orang tua
menghadap Wakil Kepala Sekolah untuk berkomunikasi menemukan
solusi.
3) Sekolah memberikan surat peringatan III dan Skorsing.
e. Jika akumulasi nilai sanksi pelanggaran lebih dari 250, maka tindakan
penanganan pelanggaraan dan pembinaannya adalah:
1) Guru BK memberikan pembinaan
2) Sekolah membuat panggilan resmi untuk mengundang orang tua
menghadap wakasek.
3) Sekolah melakukan konferensi kasus dengan menghadirkan wali
kelas, Guru BK, Wakasek Kesiswaan dan Kepala Sekolah.
4) Peserta didik dikembalikan kepada orang tua.
35
1. Tata tertib ini berlaku selama peserta didik menjadi peserta didik di SMA
Negeri 15 Surabaya.
2. Penegak tata tertib adalah kepala sekolah, tim tata tertib, guru, dan
karyawan SMA Negeri 15 Surabaya.
3. Kewajiban penegak tata tertib adalah memonitor, mengendalikan, dan
menegakkan ketertiban peserta didik sesuai dengan tata tertib yang ada.
4. Penegak tata tertib berwenang sewaktu-waktu mengadakan Razia kelas
secara berkala atau mendadak untuk menegakkan ketertiban peserta didik
sesuai dengan tata tertib yang ada. Tata tertib ini menggunakan sistem
point dengan penghitungan kumulatif selama menjadi peserta didik di
SMA Negeri 15 Surabaya.
5. Akumulasi jumlah pelanggaran tersebut akan menjadi catatan penting
pada semester berikutnya dan menjadi bahan pertimbangan kenaikan
kelas maupun kelulusan siswa yang bersangkutan.
6. Setiap jenis pelanggaran dicatat di Buku Tatib dan ditindaklanjuti oleh
Tim Tatib, wali kelas, guru BK, dan wakasek kesiswaan.
36
tercapai secara maksimal. Contoh dari kegiatan kokurikuler ini yaitu
kunjungan lapangan, karya wisata, komunitas bahasa, dan sanggar seni.
B. Program Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh peserta
didik di luar jam pelajaran kurikulum standar yang bertujuan agar peserta
didik dapat mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuan pada
berbagai bidang.
Di SMAN 15 Surabaya, terdapat 31 macam ekstrakurikuler yang terbagi
dalam 8 bidang diantaranya yakni :
1. Bidang Krida meliputi:
• Pramuka
• Paskibra
• Saka Bakti Husada
• Palang Merah Remaja
• Keputrian
2. Bidang Keagamaan
• Sie Kerohanian Islam
• Tahfidz
• Qiro’ah
• Banjari
• Sie Kerohanian Katolik
• Sie Kerohanian Hindu
3. Bidang Seni Pertunjukan
• Paduan Suara
• Tari Jawa
• Tari Saman
• Modern Dance
• Angklung Kolintang
• Karawitan
• Orkestra
• Teater
37
4. Branding School
• Podcast
• Sinematografi
5. Olahraga
• Basket Putra dan Putri
• Futsal Putra dan Putri
• Volly Putra dan Putri
6. IT
• Robotika
7. Bahasa
• Bahasa Jerman
• Bahasa Korea
• Bahasa Jepang
• Bahasa Inggris (LRC)
8. Penelitian
• Karya Ilmiah Remaja (KIR)
Pelaksanaan ekstakurikuler untuk kelas X diwajibkan mengikuti kegiatan
pramuka dan 1 ekstrakurikuler pilihan, sedangkan untuk peserta didik di
kelas XI dan XII hanya mengikuti ekstrakurikuler pilihan.
F. Budaya Sekolah
38
Menurut Deal dan Peterson dalam Supardi (2015; 221) menyatakan
bahwa: Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku,
tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yangdi praktekkan oleh
kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa dan masyarakat sekitar
sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak,dan citra
sekolah tersebut di masyarakat luas.
Budaya sekolah adalah kualitas sekolah di kehidupan sekolah yang
tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan nilai-nilai tertentu yang
dianut sekolah (Dikmneum: 2002:14). Lebih lanjut dikatakan bahwa budaya
sekolah adalah keseluruhan latar fisik, lingkungan, suasana, rasa, sifat, dan
iklim sekolah yang secara produktif mampu memberikan pengalaman baik
bagi bertumbuh kembangnya kecerdasan, keterampilan, dan aktivitas siswa.
SMAN 15 Surabaya pada realitanya menerapkan budaya positif dalam
keseharian. Budaya positif tersebut di antaranya :
1. Pembiasaan senyum, sapa, salim, sopan, dan santun kepada semua orang.
2. Pembiasaan salim dengan guru saat pagi hari, di halaman sekolah
sebelum bel masuk sekolah berbunyi.
3. Penegakan budaya tepat waktu dan disiplin dengan diadakan razia secara
berkala.
4. Pembiasaan menyanyikan lagu Indonesia Raya, literasi Al-Qur'an setiap
pagi sebelum pembelajaran dimulai.
5. Pemutaran lagu daerah di Hari Jumat, untuk menanamkan rasa cinta
terhadap budaya daerah.
6. Pembiasaan mengenai pentingnya olahraga fisik, dengan rutin
melaksanakan senam pagi setiap hari Jumat.
7. Pembiasaan hidup bersih dengan adanya kegiatan jumat bersih, jadwal
dilakukan secara bergantian dengan senam pagi.
Hal ini bertujuan untuk mencapai visi di SMAN 15 Surabaya, yakni
membiasakan perilaku dan tata krama yang baik di dalam maupun luar
lingkungan sekolah, serta melahirkan lulusan yang berbudi pekerti luhur dan
tidak lupa akan identitasnya sebagai pelajar yang beretika kepada sesama dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
39
G. Kurikulum Sekolah
40
Selain itu, dalam perencanaan pembelajaran juga dilakukan penyiapan media
dan sumber belajar, perangkat penilaian, dan skenario pembelajaran.
Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana
pelaksanaan pembelajaran, dalam membantu mengarahkan proses
pembelajaran mencapai Capaian Pembelajaran (CP). Jika satuan pendidikan
menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah, maka modul ajar
tersebut dapat dipadankan dengan RPP Plus, karena modul ajar tersebut
memiliki komponen yang lebih lengkap dibanding RPP. Jika satuan
pendidikan mengembangkan modul ajar secara mandiri, maka modul ajar
tersebut dapat dipadankan dengan RPP. Satuan pendidikan dapat
menggunakan berbagai perangkat ajar, termasuk modul ajar atau RPP, dengan
kelengkapan komponen dan format yang beragam sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan murid. Pengembangan modul ajar bertujuan untuk
menyediakan perangkat ajar yang dapat memandu guru melaksanakan
pembelajaran.
Dalam penggunaannya, guru memiliki kemerdekaan untuk memilih
atau memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan pemerintah untuk
menyesuaikan dengan karakteristik murid, atau menyusun sendiri modul ajar
sesuai dengan karakteristik murid.
Di SMAN 15 Surabaya, kami menyusun modul ajar berdasarkan
dengan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Di
dalam modul ajar memuat capaian pembelajaran, rangkuman materi, latihan
soal, hingga Lembar Kerja Peserta Didik. Kami membuat perangkat
pembelajaran dengan terstruktur dan sistematis, memuat urutan sub bab sesuai
dengan pembelajaran yang ada di sekolah.
Media pembelajaran mencakup segala bentuk alat atau sarana yang
digunakan dalam proses belajar mengajar untuk menyampaikan informasi
secara visual, auditori, maupun kinestetik. Adapun media pembelajaran yang
digunakan saat pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan antara lain
proyektor, laptop, dan video.
41
Di sisi lain, bahan ajar merujuk pada materi atau konten yang
digunakan sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar. Bahan ajar yang
kami susun dan gunakan berupa buku teks, modul, power point, dan games.
Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas
proses belajar mengajar karena dapat memvisualisasikan dan memperjelas
konsep yang disampaikan guru kepada peserta didik. Selain itu, media
pembelajaran juga dapat meningkatkan partisipasi aktif peserta didik,
meningkatkan daya pikir, serta memudahkan pemahaman konsep secara
menyeluruh.
42
pemahaman peserta didik melalui penayangan presentasi yang dilengkapi
dengan foto maupun video di dalamnya. Hal ini tentu berbeda dengan
penyampaian materi secara konvensional dengan menggunakan papan tulis,
yang terkesan monoton dan kurang menarik bagi peserta didik. Selain itu,
pada materi Bab 2 di kelas X, materi Pengindraan Jauh kami menggunakan
aplikasi Google Earth, untuk menunjukkan foto udara dari hasil pengindraan
jauh. Serta pengenalan penggunaan aplikasi Quantum GIS, dalam
memaparkan materi Sistem Informasi Geografis, agar peserta didik dapat
lebih mudah dalam memahami komponen, tools, maupun step by step dalam
pengaplikasian software tersebut.
J. Pengelolaan Kelas
43
Penataan ruang bertumpu pada penetapan tempat duduk peserta
didik, dengan menata meja dan kursi, agar di mana pun siswa duduk,
mereka tetap bisa memperhatikan guru saat mengajar. Formasi tempat
duduk peserta didik di SMA Negeri 15 Surabaya diubah dalam jangka
waktu tertentu. Perubahan formasi tempat duduk perlu dilakukan agar
peserta didik tidak bosan di kelas. Hal ini akan mempengaruhi konsentrasi
anak saat belajar.
3. Mengantisipasi kondisi kelas
Para pengajar di SMA Negeri 15 surabaya mengkondisikan semua
peserta didik dengan baik secara fisik maupun psikis, termasuk peserta
didik yang terlambat masuk ke dalam kelas. Sebelum peserta didik benar-
benar siap tidak dulu memulai pelajaran. Ada kalanya saat kita masuk
kelas, suasana kelas sangat gaduh atau anak berjalan ke sana kemari dari
tempat duduk mereka. Sebagai pendidik kita tidak boleh menoleransi hal
ini dan memulai pelajaran ketika sudah benar-benar kondusif.
4. Pastikan siswa tetap fokus
Beberapa peserta didik mungkin tidak fokus dengan materi yang
kita berikan. Ada banyak sebab mengapa peserta didik tidak fokus pada
pelajaran, bisa karena ngantuk, bosan, capek, dan sebab lainnya. Sebagai
pendidik kita harus memiliki banyak cara agar peserta didik tetap fokus
memperhatikan saat pembelajaran. Beberapa cara yang bisa kita
praktekkan adalah dengan memberikan pertanyaan kepada peserta didik
dengan cara menunjuk yang terlihat kurang fokus, mengajak siswa
melakukan ice breaking, dan kejutan-kejutan menarik lainnya.
5. Serius tapi tetap santai
Memulai mengajar dengan serius. Bila sudah berhasil menggiring
siswa dalam suasana demikian, kemudian mengatur irama pembelajaran
menjadi santai kemudian serius lagi, dan begitu seterusnya. Kalau terlalu
serius siswa akan ngantuk atau bosan mengikuti pelajaran. Maka perlu
juga pembelajaran diselingi dengan homor dan intermezo sebagai
penyegaran bagi siswa.
6. Tidak membiarkan ada waktu tersisa yang kosong
44
Ada kalanya saat kita usai mengajarkan semua materi pelajaran,
kita masih memiliki sisa waktu antara 5 hingga 10 menit. Sebagai pendidik
kita tidak boleh membiarkan anak-anak “menganggur” di sisa waktu. Di
waktu siswa tersebut, kita bisa memberikan pengayaan, mengerjakan buku
paket, maupun memberikan pertanyaan yang memuat materi yang telah di
ajarkan, memberikan soal latihan, dan aktivitas lainnya.
7. Bersemangat sejak awal pembelajaran
Sejak awal pembelajaran kita perlu menunjukkan semangat yang
baik jangan sampai kita terlihat lelah, mengantuk, sedih, dan keadaan hati
yang tidak baik lainnya. Perasaan negatif bisa membuat peserta didik
kehilangan semangat. Keterampilan pendidik dalam mengelola emosi bisa
membuat peserta didik merasa nyaman dan lebih bersemangat dalam
belajar.
8. Posisi berdiri ketika mengajar
Ketika mengajar, pengajar perlu mengatur posisi berdiri. Ini
bertujuan untuk mengendalikan peserta didik keseluruhan. Selain itu
pengajar tidak terlalu sering membelakangi peserta didik karena menulis
di papan tulis.
45
pembelajaran. Capaian hasil belajar siswa diinformasikan kepada para siswa
agar mereka paham atas kelebihan dan kekurangan dalam materi ajar tertentu.
Cara yang digunakan guru untuk memberikan umpan balik kepada siswa
terutama dilakukan dengan membagikan hasil tes yang berisi angka-angka
pencapaian peserta didik, dan memberikan komentar tertulis pada hasil kerja
peserta didik. Sebagian guru juga memberikan komentar secara lisan di dalam
kelas atas capaian hasil belajar siswa.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan mencakup aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan. Penilaian satuan pendidikan dilakukan
saat Ujian Akhir Semester (UAS) dan Ujian Sekolah (US). Informasi hasil
UAS dan US antara lain digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan
kompetensi, menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi, menetapkan
program perbaikan pengayaan, memperbaiki proses pembelajaran,
menentukan kenaikan kelas, dan sebagai umpan balik.
Penilaian yang kami lakukan selama pelaksanaan Pengenalan
Lapangan Persekolahan (PLP) di SMAN 15 Surabaya dibagi menjadi 2
macam, yakni tes dan non tes. Tes dilakukan dengan menggunakan Google
Form, Quizizz, dan platform lainnya. Sedangkan untuk non tes, kami
menggunakan alat peraga berupa scrapbook, alat peraga tarik benang yang
berisi kuis, pembuatan peta tematik, hingga deliniasi. Selain itu penilaian
peserta didik juga didasarkan pada penilaian pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dapat diketahui selama proses pembelajaran berlangsung
baik di dalam maupu luar kelas.
Evaluasi merupakan subsistem yang sangat diperlukan dalam setiap
sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh
perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju
dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula,
dapat diketahui titik kelemahan serta kemudahan mencari jalan keluar untuk
berubah menjadi lebih baik. Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui
seberapa jauh keberhasilan siswa, maka dari itu secara umum evaluasi adalah
suatu proses untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program. Evaluasi
pendidikan dan pengajaran yakni proses kegiatan untuk mendapatkan
46
informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan
mengolah menjadi nilai berupa data sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya
diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran.
Evaluasi yang kami terapkan selama pembelajaran dilakukan dengan
pengumpulan bukti-bukti yang cukup untuk dijadikan dasar penetapan ada
atau tidaknya perubahan yang terjadi pada peserta didik. Jadi, kami sebagai
guru meyakini bahwa pendidikan dapat membawa perubahan pada diri siswa.
Perlunya perubahan tersebut dapat diamati dari proses dan hasil
belajar yang didapat oleh peserta didik selama pembelajaran. Proses dapat
dilihat pada keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaan di kelas,
maupun keaktifan pengumpulan tugas. Sedangkan untuk hasil belajar dapat
diketahui dari hasil penilaian yang telah dilakukan, baik dari pengetahuan,
sikap, maupun keterampilan. Dari penilaian tersebut, dapat diketahui pada
aspek mana yang perlu perbaikan lebih lanjut untuk peserta didik tersebut
kedepannya. Evaluasi dilakukan secara bertahap, hingga nantinya terdapat
perkembangan atau progress dari hasil sebelumnya.
47
mengisi di kelas XII jika diperlukan saat guru mata pelajaran ada keperluan
sehingga tidak bisa mengajar. Berbeda dengan Kurikulum 2013 administrasi
guru kurikulum merdeka lebih sederhana.
Pekerjaan administrasi guru yang kami kerjakan di kurikulum merdeka,
yakni :
1. Membuat modul ajar
Di SMA Negeri 15 Surabaya kita juga membuat modul ajar. Modul
ajar adalah salah satu dokumen administrasi guru yang harus dipersiapkan
dalam kurikulum merdeka. Modul ajar ini harus dirancang secara lengkap
dan sistematis karena berperan sebagai panduan dan pedoman guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Di dalamnya, terdapat empat
komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya, yakni
informasi umum, capaian dan tujuan pembelajaran, detail rancangan
penggunaan, serta detail pertemuan.
2. Buku teks pelajaran
Buku teks pelajaran adalah buku yang memuat materi pelajaran
tertentu sesuai dengan bidang mata pelajaran. Di mata pelajaran geografi
peserta didik di SMA Negeri Surabaya menggunakan buku paket yang
telah dibeli oleh peserta didik. Dalam hal pembelajaran, buku teks ini
terdiri dari dua jenis, yaitu buku teks siswa sebagai peserta didik dan buku
panduan guru sebagai pendidik. Buku teks siswa adalah buku yang
menjadi pegangan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran,
sedangkan buku panduan guru adalah buku yang digunakan oleh guru
sebagai panduan atau acuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang telah disesuaikan dengan buku teks siswa.
3. Jurnal/Agenda Guru
Guru atau pengajar di SMA Negeri 15 Surabaya dalam setiap kali
memberikan pembelajaran kepada peserta didik, diharuskan dan wajib
mengisi jurnal agenda guru mengajar yang sudah disediakan di meja guru.
Berfungsi sebagai arah dalam proses pembelajaran yang dituangkan ke
dalam proses pembelajaran.
4. Lembar Presensi Siswa
48
Lembar presensi harian siswa adalah daftar hadir yang akan
mencatat tingkat kehadiran siswa di setiap pertemuannya. Lembar presensi
siswa kita dapatkan dari TU SMA Negeri 15 Surabaya.
5. Daftar Nilai
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti daftar nilai
adalah susunan angka pada rapor (ijazah dan sebagainya) siswa, sebagai
hasil ulangan (ujian) yang diperolehnya sesuai dengan kecakapan atau
prestasinya (berkisar antara 1 dan 10 atau 10 dan 100).
Untuk daftar nilai siswa yang kami buat nantinya akan kita berikan
ke guru masing-masing mata pelajaran geografi di SMA Negeri 15
Surabaya.
6. Membuat bahan ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan
tidak tertulis yang sudah kita susun sebelum melakukan proses belajar
mengajar di SMA Negeri 15 Surabaya.
7. Kisi-kisi Soal
Kisi-kisi soal adalah matriks yang memuat pedoman untuk
penulisan soal dan juga sebagai alat penilaian. Kisi-kisi soal kita buat
bersamaan dengan penyusunan soal untuk Ulangan Harian, Penilaian
Tengah Semester dan Penilaian Akhir Semester.
Kisi-kisi merupakan pedoman penyusunan soal yang disusun berdasarkan
silabus mata pelajaran, sehingga memuat kriteria lengkap dari penyusunan
suatu soal.
8. Kumpulan Soal/Bank Soal
Kumpulan soal merupakan sekumpulan butir soal terkalibrasi
(teruji), baik secara teori maupun empiris, dan memuat informasi penting.
Dengan demikian mudah digunakan dalam penyusunan sebuah instrumen
penilaian (tes). Dalam penyusunan kumpulan soal kita biasanya dibagi per
mahasiswa PLP dengan jumlah yang sudah ditentukan. Dalam
pengerjaannya terstruktur sehingga dapat terlaksana dengan baik.
49
9. Analisis Hasil Ulangan
Karena untuk kita dapat menggunakan hasil nilai ulangan atau
ujian, kita para pengajar harus menganalisis hasil terlebih dahulu. Analisis
hasil ulangan ini memiliki arti kegiatan menganalisis hasil penilaian
ulangan harian menggunakan acuan kriteria yang telah ditetapkan yaitu
kriteria ketuntasan minimal atau KKM.
10. Program Remedial
Program Remedial ialah kegiatan memberikan tindak lanjut kepada
siswa yang belum mencapai KKM KD/Muatan Pelajaran. Program ini
bertujuan memfasilitasi siswa dalam mancapai hasil belajar yang lebih
optimal. Metode dalam program remedial yang kami buat bervariasi
menyesuaikan dengan permasalahan pembelajaran yang dialami peserta
didik. dalam tahapan remedial setelah siswa mengikuti program remedial
guru memberikan penilaian kembali untuk mengetahu ketercapaian nilai
yang dihasilkan.
11. Program Pengayaan
Program pengayaan adalah pembelajaran yang diberikan bagi
siswa yang telah melampaui KKM, bentuk pelaksanaan pembelajaran
pengayaan dapat dilakukan melalui belajar kelompok dan berlajar mandiri
yang telah kami persiapkan.
12. Instrumen penilaian
Di SMA Negeri 15 Surabaya kita menggunakan beberapa intrumen
penilaian, yakni:
a) Penilaian Formatif
Penilaian formatif adalah salah satu aspek penting dalam
Kurikulum Merdeka. Dalam penilaian formatif, guru secara terus-
menerus memantau kemajuan siswa selama proses pembelajaran.
Ini mencakup penggunaan tes kecil, diskusi kelas, proyek kecil, dan
umpan balik reguler. Tujuannya adalah memberikan informasi
kepada siswa tentang kemajuan mereka sehingga mereka dapat
melakukan perbaikan saat proses pembelajaran masih berlangsung.
Dalam Kurikulum Merdeka, penilaian formatif sangat ditekankan
50
karena membantu siswa memahami dan mengendalikan proses
pembelajaran mereka sendiri.
b) Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif adalah bentuk penilaian yang biasanya dilakukan
pada akhir suatu periode pembelajaran, seperti ujian semester atau
akhir tahun. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi pencapaian
siswa secara keseluruhan dalam suatu mata pelajaran. Dalam
Kurikulum Merdeka, penilaian sumatif masih memiliki peran
penting, tetapi tidak lagi menjadi satu-satunya ukuran keberhasilan
siswa. Ini sejalan dengan pendekatan yang lebih holistik terhadap
pembelajaran, yang mempertimbangkan berbagai aspek kemajuan
siswa.
c) Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah salah satu aspek yang sangat dianjurkan
dalam Kurikulum Merdeka. Siswa diberi tugas untuk membuat
proyek atau karya yang mencerminkan pemahaman mereka
terhadap materi pembelajaran. Ini bisa berupa proyek penelitian,
presentasi, karya seni, atau jenis proyek lainnya yang sesuai
dengan mata pelajaran. Penilaian proyek membantu siswa
mengembangkan keterampilan analitis, kreatif, dan berpikir kritis.
Lebih dari sekadar memberi nilai, penilaian proyek memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan pemahaman
mereka dalam konteks yang nyata.
51
enggan bertanya meskipun belum memahami betul apa yang
diajarkan.
5. Pengumpulan tugas yang cenderung terlambat sehingga
memperlambat pula dalam proses penilaian.
6. Persiapan media yang relatif agak lama sehingga memakan waktu
yang sudah terorganisir.
B. Solusi
1. Memanajemen waktu meski harus menyita waktu pribadi tapi harus
tetap terpenuhi tugas yang diberikan.
2. Kerjasama yang baik adalah sebagai penentu berhasil tidaknya suatu
program.
3. Sebagai calon guru penting menguasai kemampuan-kemampuan
seperti : membuka kelas, bagaimana berinteraksi dengan peserta
didik, teknik bertanyang kepada peserta didik, memilih metode yang
tepat, alokasi waktu, penggunaan media dan menutup pembelajaran.
4. Menggunakan metode mengajar yang interaktif, komunikatif, dan
menarik sehingga semua siswa termotivasi untuk aktif di dalam kelas.
5. Menciptakan suasana yang rileks dan akrab di dalam kelas sehingga
guru bisa menjadi sharing partner bagi siswa. Apabila siswa
mengalami kesulitan, mereka tidak segan untuk mengungkapkan
kesulitannya atau menanyakan hal yang belum mereka pahami dalam
pelajaran. Melakukan pendekatan yang lebih personal dengan peserta
didik tersebut sehingga siswa bisa menjadi lebih respect terhadap
pengajar dan juga terhadap apa yang diajarkan.
6. Menganggap peserta didik adalah kawan, sehingga lebih akrab dalam
interaksi di dalam dan diluar kelas.
7. Menerima kritik dari dan saran dari peserta didik sehingga seorang
guru mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam mengelola
pembelajaran.
52
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
53
siswa yang memiliki karakteristik yang beraneka ragam serta dalam
berinteraksi dan bersosialisasi dengan mereka.
d. Mahasiswa PLP mendapat pengalaman untuk membuat administrasi
Guru yang baik.
e. Mahasiswa PLP mendapat pengalaman bagaiman berinteraksi dan
berkoordinasi dengan Bapak-Ibu Guru di sekolah bahkan dengan Kepala
Sekolah.
Selama melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut tentunya menemui
hambatan, namun hambatan tersebut dapat diatasi dan bahkan memberikan
banyak pelajaran bagi para Mahasiswa PLP sehingga dapat mendidik pribadi
mereka menjadi lebih dewasa dan lebih bertanggung jawab dalam
melaksanakan setiap tugasnya.
B. Saran
Demi mewujudkan pelaksanaan program PLP yang lebih baik di masa yang
akan datang, maka berikut ini ada beberapa saran yang penting diperhatikan:
1. Untuk Mahasiswa PLP
a. Manjaga nama baik dirinya sendiri sebagai mahasiswa, warga
sekolah dan wakil Universitas.
b. Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan diri dengan peraturan
dankultur yang ada di sekolah.
c. Mampu untuk berfikir kreatif dengan melaksanakan program-
program yang memiliki tujuan dan manfaat yang jelas.
d. Membahas konsep program kerja, menjaga solidaritas dalam tim
serta mampu bekerja sama dan berbaur denga setiap personil agar
pelaksanaan lebih matang mudah dan lancar.
e. Hendaknya mahasiswa PLP memanfaatkan waktu dengan seefektif
dan seefisien mungkin.
2. Untuk pihak Sekolah
a. Memberikan masukan atau evaluasi secara langsung kepada
mahasiswa dalam setiap kegiatan terutama saat melaksanakan
54
program atau kegiatan tertentu sehingga akan mencapai suatu
hubungan sinergi yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
b. Meningkatkan hubungan baik antara pihak sekolah dan Universitas
Negeri Surabaya dengan cara saling memberi masukan.
c. Meningkatkan koordinasi kepada mahasiswa PLP agar semua
kegiatan pembelajaran dan persekolahan dapat berjalan sesuai
dengan apa yang diharapkan.
d. Program yang dijalankan secara berkelanjutan hendaknya tetap
dijaga dan dilanjutkan serta dimanfaatkan semaksimal mungkin dan
seefektif mungkin.
3. Untuk pihak Universitas Negeri Surabaya
a. Mengadakan koordinasi yang jelas dan teratur dengan para
mahasiswa PLP, pihak sekolah dan pihak lain yang terkait selama
PLP berlangsung.
b. Kontrol dari pihak Universitas yang dalam hal ini diwakili oleh DPL
atau hendaknya lebih sering dilakukan.
c. Menciptakan sistem mekanisme PLP yang jelas beserta
penjelasannya sehingga tidak membingungkan mahasiswa.
55
DAFTAR PUSTAKA
56
LAMPIRAN
57
Gambar Pemanfaatan TIK Saat Proses Mengajar
58
Gambar RPP/Modul Ajar
59
Gambar Instrumen Penilaian
60