Anda di halaman 1dari 11

*Kisi-kisi PH Pendidikan Agama Islam:*

1. Pengertian haji
*JWBN hlmn 86-87:*
Secara bahasa hajar berasal dari _bahasa Arab_ yaitu hajja yang artinya menyengaja sesuatu.
Secara _istilah_ haji adalah sengaja mengunjungi Ka’bah (baitullah) untuk melakukan
beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat yang telah ditentukan

2. Hukum haji
*JWBN hlmn 87:*
Fardhu ‘ain bagi setiap muslim yang mampu. JD bagi yg mampu secara fisik, material,
transportasi itu wajib.

3. Ketentuan pelaksanaan haji


*JWBN hlmn 87:*
Ketentuan melaksanakan haji ada 3, yaitu:
1) _Ifrad_, mengajarkan haji terlebih dahulu setelah itu baru mengerjakan umrah
2) _Tamattu’_, mengerjakan pembuatan terlebih dahulu sesudah itu baru mengerjakan haji
3) _Qiran_, mengerjakan haji dan umrah secara bersamaan

4. Syarat wajib haji


*JWBN hlmn 88-89:*
- Islam
- baligh
- berakal sehat
- merdeka (tdk budak/hambasahaya)
- mampu (baik secara materi, fisik, kemanan)

5. Rukun haji
*JWBN hlmn 89-90:*
_Adalah serangkaian kegiatan yang apabila salah satunya tidak dikerjakan maka hajinya tidak
sah dan tidak boleh digantikan dengan dam (nyembelih hewan kurban)._
1. Ihram disertai niat dlm hati n lisan
2. Wukuf (hadir di Padang arafah pada waktu yang telah ditentukan yaitu pada _saat
tergelincirnya matahari waktu dzuhur sampai terbenamnya matahari di tanggal 9 Dzulhijjah_)
3. Tawaf (mengelilingi kakbah sebanyak 7 kali dimulai dari sudut n berakhir di hajar Aswad.
Kakbah ada di kiri orng tawaf. (putaran tawaf berlawanan arah jarum jam)
4. Sa’i (berjalan dan berlari-lari kecil dari bukit safa ke bukit Marwah sebanyak tujuh kali dan
dilaksanakan sesudah tawaf)
5. Tahalul (menghalalkan perkara yang semulanya haram menjadi halal ditandai dengan
mencukur rambut n sekurang-kurangnya tiga helai)
6. Tertib (mendahulukan yg dahulu)

6. Ketentuan miqat (tmpt ihram)


*JWBN hlmn 91-92:*
√ Mekah>>> orang yang tinggal di Mekah
√ Zul- Hulaifah>>> orang yang datang dari arah Madinah dan negeri yang sejajar dengan
Madinah
√ Juhfah>>> datang dari arah Syam, Mesir, Maghribi
√ Yalamlam>>> orang yang datang dari arah Yaman, India dan Indonesia
√ Qarnul Manazil>>> datang dari arah najdil- Yaman, Masjidil hijaz, dll
√ Zatuirqin>>> orang yang datang dari arah Irak, dll

7. Hukum umrah
*JWBN hlmn 95:*
Fardhu ‘ain atas umat Islam sekali dalam seumur hidupnya. Surat Al-Baqarah ayat 196

8. Rukun umrah
*JWBN hlmn 96:*
Ihram, tawaf, tahallul, tertib

9. Hikmah haji dan umroh


*JWBN hlmn 97-98:*
> bagi individu
Menghapus dosa kecil dan menyucikan diri dari perbuatan maksiat,, diampuni segala
dosanya,, menyucikan jiwa seseorang dan berbaik sangka kepada allah,, meningkatkan
keimanan seseorang dengan menepati janji kepada Allah,, mengingatkan akan perjuangan
Rasulullah SAW,, melatih sabar n disiplin,, mensyukuri nikmat Allah

 Bagi umat Islam pada umumnya


Menciptakan rasa persatuan dan kesatuan umat muslim di dunia,, mempererat tali
persaudaraan bagi umat Islam,, media untuk berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam,,
lebih mengutamakan kepentingan agama dan kepada kepentingan pribadi

10. Ketentuan penyembelihan


*JWBN hlmn 204:*

_A. KETENTUAN ORANG YANG MENYEMBELIH_


1} beragama Islam
2} menyembelih dengan sengaja (sadar)
3} baligh dan berakal
4} membaca bismillah

_B. KETENTUAN HEWAN YANG AKAN DISEMBELIH_


1} hewan dalam keadaan masih hidup
2} hewan halal

_C. KETENTUAN ALAT PENYEMBELIH_


1} alat yang digunakan tajam dan dapat melukai
2} tersebut tidak terbuat dari tulang kuku atau gigi
3} alat yang digunakan blh terbuat dari besi, baja, bambu

11. Hukum berdasarkan QS. Al-Maidah: 3


*JWBN 205:*
Hukumnya diharamkan memakan bangkai darah daging babi dan daging hewan yang
disembelih bukan atas nama Allah. Kecuali yg sempat km sembelih

12. Ketentuan alat menyembelih


*JWB*
Alat yang digunakan tajam dan dapat melukai
Tersebut tidak terbuat dari tulang kuku atau gigi
Alat yang sigunakan boleh terbuat dari besj baja bambu

13. Ketentuan penyembelihan tradisional


*JWBN hlmn 206-207:*
(pisau, pedang dll)

• Menyiapkan lubang penampung darah.


• Hewan yang akan disembelih dihadapkan ke kiblat, lambung kiri di bawah.
• Kaki hewan dipegang kuat-kuat atau diikat, kepalanya ditekan ke bawah.
• Leher hewan diletakkan di atas lubang penampung darah yang sudah disiapkan.
• Berniat menyembelih.
• Membaca basmalah, shalawat nabi, dan takbir.
• Pisau diarahkan pada leher hewan. Sembelih sampai tenggorokan terputus, saluran makanan
n urat lehernya
14. Ketentuan penyembelihan mekanik
*JWBN hlmn 207-208:*
(Pakai mesin)

Penyembelihan mekanik dilakukan agar penyembelihan bisa lebih cepat. Penyembelihan


seperti ini biasanya dilakukan di tempat khusus penyembelihan hewan. Adapun tata cara
penyembelihan secara mekanik, sebagai berikut.
• Pastikan mesin pemotong hewan sudah menyala.
• Siapkan hewan yang akan disembelih.
• Penyembelih bermaksud menyembelih.
• Membaca basmalah, shalawat nabi, dan takbir tiga kali.
• Masukkan hewan ke dalam mesin pemotong.

15. Hewan yang halal dan haram dalam Islam


*JWBN:*
√ Hewan yang halal adalah hewan yang _tidak buas, tidak bertaring dan tidak hidup dua
alam_,
Contohnya adalah, sapi kambing kerbau unta

√ Hewan yang haram hewan yang _bertaring yang hidup dua alam dan yang tempat hidupnya
kotor_
Contohnya adalah, anjing, babi, katak dan hewan buas

16. Sebab hewan menjadi haram meski telah disembelih


*JWBN:*
Yang disembelih bukan atas nama Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan yang diterkam binatang buas
17. Sebab hewan halal menjadi haram untuk dikonsumsi
*JWBN:*
Secara umum, hewan yang dianggap halal seharusnya tetap halal untuk dikonsumsi, asalkan
memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam Islam. Namun, ada beberapa situasi atau
kondisi tertentu yang dapat membuat hewan halal menjadi haram untuk dikonsumsi. (TDK
menyebut nama Allah)

18. Pengertian aqiqah


*JWBN hlmn 220:*
Aqiqah secara _bahasa_ artinya memutus atau melubangi. Secara _syariat_ aqiqah adalah
menyembelih kambing atau domba sebagai tanda syukur kepada Allah atas lahirnya anak
baik laki-laki ataupun perempuan.

19. Pelaksanaan aqiqah


*JWBN hlmn 220:*
Aqiqah biasanya dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran anak

20. Tujuan aqiqah


*JWBN 220:*
Tujuan aqiqah yaitu sebagai wujud syukur kepada Allah SWT, atas kelahiran seorang anak.

21. Hukum aqiqah


*JWBN hlmn 220:*
Hukumnya adalah sunnah muakkadah, artinya sunnah yang sangat dianjurkan

22. Perawi hadits aqiqah


*JWBN hlmn 220:*
‫) سوَر َة َع ِن اَّلِتي اَل َقاَل ُك ُّل ُغاَل ٍم ُم ْر َتُهَّن ِبَعِقيَقِتِه ُتْذ َبُح َع ْنُه َيْو َم الَّساِبِع َو ُيْخ َلُق َر ْأُسُه َو ُيَسَّم ى ) رواه ابن ماجه‬
Dilaksanakan

Artinya: “Dari Samurah bahwasanya Nabi saw. Bersabda: Setiap anak itu tergadai dengan
akikahnya yang disembelih pada hari ketujuh, dicukur rambut kepalanya, dan diberi nama.”
(H.R. Ibnu Majah)

23. Aktifitas dalam ibadah aqiqah


*JWBN:*
1. Waktu yang dianjurkan untuk melaksanakan aqiqah:

Rasulullah bersabda: “Semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari
ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya.”

Berdasarkan sabda Rasulullah SAW ini, maka para ulama menyepakati bahwa waktu
pelaksanaan aqiqah yang paling baik adalah pada hari ke-7 semenjak hari kelahiran. Namun
jika berhalangan karena sesuatu dan lain hal, aqiqah dapat dilaksanakan pada hari ke-14 atau
hari ke-21.

Namun jika seseorang tersebut berada dalam kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan,
maka kewajiban melaksanakan aqiqah pun gugur. Karena, apabila memang benar-benar tidak
mampu, seorang muslim diperbolehkan untuk meninggalkan atau tidak melakukan ibadah
aqiqah ini.

2. Syarat-syarat dalam memilih hewan untuk aqiqah:

Tata cara aqiqah dalam Islam menganjurkan hewan qurban untuk disembelih. Hewan dengan
kriteria yang serupa dengan hewan kurban seperti kambing dan domba yang sehat adalah
yang sebaiknya dipilih untuk prosesi aqiqah. Umur dari hewan ternak ini pun tidak boleh
kurang dari setengah tahun.

3. Membagi daging hewan hasil aqiqah:


Dalam tata cara aqiqah menurut agama Islam, daging aqiqah yang sudah disembelih harus
dibagikan kepada para tetangga dan kerabat. Namun terdapat perbedaan antara daging hasil
aqiqah dengan daging kurban. Dalam bentuk pembagiannya, daging aqiqah harus diberikan
dalam keadaan yang sudah matang, tidak boleh masih dalam kondisi mentah layaknya daging
kurban.

Hadits Aisyah r.a: “Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing
untuk anak perempuan. La dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh
keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh”. (HR al-Bayhaqi)

Orang yang memiliki hajat dan keluarganya juga disunnahkan untuk mengonsumsi daging
aqiqah. Sementara, sepertiga daging lainnya diberikan pada tetangga dan fakir miskin.

Hal ini seperti yang tertuang dalam firman Allah SWT: “Mereka memberi makan orang
miskin, anak yatim, dan tawanan, dengan perasaan senang”. – Q.S. Al-Insan (8)

4. Memberi nama anak pada saat aqiqah:

Dalam tata cara aqiqah, pada saat menyelenggarakannya disunnahkan juga untuk mencukur
rambut si bayi dan memberinya nama yang memiliki arti yang baik. Karena, nama yang baik
kelak akan mencerminkan perilaku serta akhlaknya kepada Allah SWT dan lingkungan
sekitarnya.

5. Prosesi mencukur rambut pada saat aqiqah:

Mencukur rambut adalah salah satu hal yang terdapat dalam tata cara aqiqah. Rasulullah
SAW sangat menganjurkan agar melakukan cukur rambut pada anak yang baru lahir di hari
ke-7 nya. Dalam tata cara aqiqah menurut Islam, tidak terdapat hadits yang menjelaskan
bagaimana seharusnya mencukur rambut si anak. Namun yang jelas pencukuran harus
dilakukan dengan merata.

6. Bacaan doa saat menyembelih hewan aqiqah:


Berikut adalah bacaan doa yang harus dilafazkan ketika melakukan penyembelihan terhadap
hewan aqiqah:

“Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati


muhammadin.”

Artinya: “Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammad dan keluarga
Muhammad serta dari ummat Muhammad.” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud)

7. Bacaan doa bagi bayi yang diaqiqahkan:

Berikut ini adalah bacaan doa bagi anak yang sedang diaqiqah:

“U’iidzuka bi kalimaatillaahit tammaati min kulli syaithooni wa haammah. Wa min kulli


‘ainin laammah.”

Artinya: “Saya perlindungkan engkau, wahai bayi, dengan kalimat Allah yang prima, dari
tiap-tiap godaan syaitan, serta tiap-tiap pandangan yang penuh kebencian.”

24. Pengertian qurban


*JWBN hlmn 222:*
_Bahasa_ qurban berasal dari kata “qarraba” yang berarti dekat, secara _syariat_ qurban
artinya ibadah dalam bentuk melaksanakan penyembelihan hewan tertentu atas dasar perintah
Allah SWT dan petunjuk Rasulullah SAW

25. Awal mula syari’at qurban


*JWBN:*
Nabi Ibrahim AS yang saat itu mendapat mimpi menyembelih putra kesayangannya, yaitu
Ismail. Setelah mendapat mimpi tersebut, Nabi Ibrahim merasa bingung tapi tidak lantas
membenarkan dan tidak pula mengingkari. Sebab ia tahu bahwa mimpi itu dari Allah SWT.

26. Perintah qurban


*JWBN hlmn 222:*
Perintah qurban dijelaskan oleh Allah pada surat al-kautsar ayat 1-3

27. Hukum qurban


*JWBN hlmn 223:*
Hukum qurban adalah sunnah muakkad artinya sunah yang sangat dianjurkan bagi yang
mampu dianjurkan untuk melaksanakan kurban akan tetapi apabila dia tidak
melaksanakannya maka hukumnya makruh

28. Pembagian daging qurban


*JWBN hlmn 225:*
Pembagian daging kurban dibagikan kepada fakir miskin, shohibul qurban dan lain-lain

29. Waktu pelaksanaan qurban


*JWBN hlmn 224:*
Untuk penyembelihan kurban adalah salah satu salat idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah sampai
sebelum matahari terbenam pada tanggal 13 Dzulhijjah.

30. Ketentuan hewan qurban:


*JWB* hal 223:
• Unta yang sudah berumur 5 tahun
• Sapi/kerbau yang sudah berumur 2 tahun
• Kambing yang sudah berumur 2 tahun
• Domba/biri-biri yang sudah berumur 1 tahun atau telah berganti gigi
31. Hikmah pelaksaaan kurban
*JWBN* hal 225-226:
a) Menghidupkan sunah para nabi terdahulu, khususnya sunnah Nabi Ibrahim a.s.

b) Untuk mendekatkan diri atau taqarrub kepada Allah Swt.

c) Menghidupkan makna takbir di untuk ped Hari Raya Idul Adha, dari tanggal 10 hingga 13
Dzulhijjah.

d) Kurban mengajarkan kepada kita untuk bersikap dermawan, tidak rakus dan tidak kikir.

e) Kurban mendidik kita untuk peduli kepada sesama.

f) Mendidik kita untuk membunuh sifat kebinatangan. Di antara sifat- sifat kebinatangan
yang harus kita musnahkan adalah tamak, rakus, sikap ingin menang sendiri, sewenang-
wenang kepada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai