CHAPTER IV
PERENCANAAN ANALISIS BISNIS
Latar Belakang
Menghadapi sebuah perubahan dalam proses bisnis perusahaan tidaklah cukup hanya
dengan menyusun strategi perubahan agar perusahaan bisa level-up. Diperlukan perencanaan dan
pengendalian yang tepat agar strategi yang ditetapkan dapat berjalan dengan lancar. Perencanaan
Analisis Bisnis bertujuan membantu analis bisnis untuk mensinergikan rencana-rencana strategis
yang telah dibuat sebelumnya agar bisa sesuai dengan kebutuhan stakeholder perusahaan. Tidak
hanya dalam perencanaan saja, namun juga proses monitoring agar seluruh stakeholder terkait
tetap berjalan dalam koridor yang tepat.
Pada Perencanaan Analisis Bisnis, analis bisnis akan menjadi penggerak perubahan,
mulai dari memilih pendekatan apa yang akan digunakan selama proses manajemen perubahan
berlangsung, hingga menghasilkan capaian akhir yang memadai bagi perubahan yang diinginkan.
Selanjutnya, analis bisnis akan melakukan evaluasi kinerja terhadap proses analisis bisnis yang
sedang berlangsung, dan memastikan bahwa proses tersebut merupakan kontributor yang tepat
bagi keseluruhan implementasi solusi.
Terkait dengan stakeholder, analis bisnis akan melakukan analisis untuk memastikan
apakah proses Perencanaan Analisis Bisnis sesuai dengan kebutuhan serta karakteristik
stakeholder. Analis bisnis juga akan memastikan adanya pemahaman yang menyeluruh terhadap
suatu konteks, agar sebuah pendekatan analisis bisnis yang efisien dapat terjadi.
Struktur Modul
Perencanaan Analisis Bisnis meliputi beberapa lingkup tugas yang digunakan untuk
mengatur dan mengkoordinasikan pekerjaan seorang analis bisnis dan stakeholder. Perencanaan
analisis bisnis meliputi hal-hal sebagai berikut:
relevan dilibatkan dalam setiap tahapan analisis bisnis, peran yang dibutuhkan dari para
stakeholder tersebut, dan bagaimana melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan
stakeholder yang berbeda-beda tersebut.
● Perencanaan Tata Kelola: mendefinisikan komponen analisis bisnis yang digunakan untuk
bagaimana pekerjaan analisis bisnis dilakukan untuk memastikan bahwa komitmen terpenuhi
dan peluang pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan dapat direalisasikan.
Capaian Pembelajaran
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang dapat
dipelajari dari bab ini diantaranya adalah:
● Memahami berbagai pendekatan atau metode analisis bisnis yang berbeda-beda dan dapat
menentukan metode yang paling sesuai untuk suatu kasus bisnis tertentu.
● Mengidentifikasi peran stakeholder yang berbeda-beda dalam setiap tahapan analisis bisnis,
● Dapat memastikan bahwa keputusan telah dibuat dengan benar dan konsisten, dan telah
● Dapat mengelola dan memantau proses analisis bisnis berjalan dengan baik, dan memastikan
menentukan peran tim, teknik analisis, waktu dan frekuensi interaksi stakeholder, dan unsur-
unsur lain dari proses analisis bisnis. Dalam beberapa perusahaan, elemen pendekatan dapat
distandarisasi dan diformalkan menjadi proses analisis bisnis yang dapat dimanfaatkan dalam
setiap hal. Penyesuaian dapat diatur oleh standar yang menentukan pendekatan mana yang sesuai
dengan nilai-nilai perusahaan, dan pedoman umum untuk memilih suatu proses.
Apabila tidak ada sistem atau standar tertentu di perusahaan, analis bisnis akan bekerja
dengan stakeholder terpilih untuk menentukan bagaimana strategi tersebut akan
diimplementasikan. Jika perubahan disampaikan melalui proyek, standar dan pendekatan dapat
dikembangkan selama tahap perencanaan proyek, pendekatan analisis bisnis harus:
• menyelaraskan dengan tujuan perusahaan,
• mengkoordinasikan tugas dengan aktivitas stakeholder dengan strategi keseluruhan
perubahan,
• mengelola risiko agar dapat meningkatkan kualitas hasil analisis bisnis atau menghilangkan
hambatan efisiensi strategi
• memilih teknik dan alat bantu pengukuran manajerial yang secara historis terbukti mampu
bekerja dengan baik.
Penting untuk mempertimbangkan apa yang diketahui tentang kebutuhan pada saat
perencanaan. Terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan rencana
pendekatan analisis bisnis.
bersifat formal. Spesifikasi isi dan formatnya dapat bervariasi tergantung pada
metodologi, proses, dan format tertentu yang digunakan di perusahaan.
- Pendekatan Adaptif berfokus pada penyampaian nilai bisnis dalam bentuk iterasi yang
singkat. Pendekatan adaptif dilakukan melalui interaksi antar tim, kemudian
mengumpulkan saran-saran terkait solusi yang akan digunakan. Hasil dari keputusan
internal tim dapat didokumentasikan, dan umumnya terdiri atas model yang akan
dikembangkan untuk meningkatkan pemahaman tim tentang suatu permasalahan.
Dokumentasi yang bersifat formal sering kali dibuat setelah solusi diterapkan untuk
memfasilitasi transfer informasi.
Tabel 4.1 Perbedaan Pendekatan Prediktif dan Adaptif dalam Perencanaan Analisis Bisnis
Tipe Pendekatan
Prediktif Adaptif
Pendefinisian Ditentukan sebelum pelaksanaan Ditentukan pada saat pelaksanaan untuk
Solusi dengan berpegang pada beberapa menentukan solusi terbaik dari alternatif
solusi potensial untuk memaksimalkan yang ada mempertimbangkan kondisi
kontrol dan meminimalkan risiko. yang dihadapi.
Tingkat Formal: Informal:
formalitas: informasi terdokumentasi dengan baik informasi dikumpulkan lewat interaksi
antar tim dan feedback
Aktivitas Aktivitas solusi terperinci dan Aktivitas solusi dilakukan secara
terencana dengan baik spontan dan dapat disesuaikan seiring
aktivitas tersebut dilakukan
Timeline Solusi dilakukan dalam timeline waktu Solusi spontan dilakukan secara iteratif
yang terencana dan interaktif
• pergantian staf tinggi dan / atau anggota tim mungkin tidak berpengalaman,
• Informasi analisis bisnis harus disimpan dalam jangka panjang atau diserahkan untuk
digunakan pada inisiatif masa depan.
Terlepas dari dua metode di atas, perencanaan adalah tugas penting untuk memastikan bahwa
nilai perusahaan sudah terangkum dalam rencana strategi yang dilakukan. Kegiatan
perencanaan ini biasanya dilakukan lebih dari sekali karena seringkali rencana diperbarui
untuk mengatasi kondisi bisnis yang berubah, serta mengatasi masalah yang baru.
Pendekatan Perencanaan Analisis Bisnis harus menjelaskan bagaimana rencana akan diubah
jika memang diperlukan perubahan.
Dalam suatu proses analisis bisnis dalam melakukan perubahan suatu organisasi,
kompleksitas dan skala perubahan dan tingkat risiko perlu dipertimbangkan saat menentukan
pendekatan analisis bisnis. Tingkat kompleksitas dan risiko akan tercermin pada ruang lingkup
dan pendekatan analisis bisnis yang akan dipilih. Disamping kompleksitas dan risiko, pemilihan
pendekatan juga mempertimbangkan jumlah stakeholder atau sumber daya yang terlibat. Jika
jumlah stakeholder yang terlibat semakin banyak, pendekatan dapat disesuaikan dengan
memasukkan tambahan aktivitas untuk dalam mengelola analisis bisnis dengan lebih baik. Faktor
lain yang dapat mempengaruhi kompleksitas meliputi:
• Skala perubahan yang akan diterapkan dalam organisasi,
• Jumlah unit bisnis atau skala sistem yang terkait,
• pertimbangan geografis dan budaya,
• kompleksitas teknologi
Disamping tingkat kompleksitas, tingkat risiko juga menjadi hal lain yang
dipertimbangkan dalam penentuan pendekatan yang dipilih untuk analisis bisnis. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi tingkat risiko pada analisis bisnis meliputi:
• tingkat pengalaman analis bisnis,
• kedalaman dan keluasan pengetahuan yang dimiliki oleh analis bisnis,
• tingkat pengalaman yang dimiliki stakeholder dalam mengkomunikasikan kebutuhan
mereka,
• kecenderungan sikap stakeholder dalam merespon perubahan dan analisis bisnis
secara umum,
• waktu yang dialokasikan oleh stakeholder untuk kegiatan analisis bisnis,
• kerangka kerja, metodologi, alat, dan / atau teknik yang telah dipilih sebelumnya
yang diberlakukan oleh kebijakan dan praktik perusahaan, dan
• norma budaya perusahaan.
berbagai bentuk. Beberapa proyek memerlukan persetujuan ini dituangkan dalam dokumen
formal tertulis. Proyek-proyek lainnya mungkin menerima sekedar email yang mengatakan
bahwa stakeholder utama telah menyetujui bahwa aktivitas-aktivitas analisis bisnis yang
didefinisikan dipandang realistis oleh stakeholder, dan usulan pernyataan peran dan tanggung
jawab masing-masing stakeholder yang tertuang di dokumen adalah benar.
Beberapa teknik yang ada dalam tahap rencana pendekatan strategi bisnis diantaranya yaitu
brainstorming, business case, analisis dokumen, estimasi, analisis keuangan, dekomposisi
fungsional, wawancara, lessons learned, proses pemodelan, review, analisis dan manajemen
risiko, survey/kuesioner, serta lokakarya.
menentukan kolaborasi dan komunikasi yang terbaik dalam Perencanaan Analisis Bisnis. Ketika
melakukan Perencanaan Keterlibatan Stakeholder, tingkat kerumitan dapat meningkat karena
jumlah stakeholder yang terlibat didalamnya juga meningkat.
diidentifikasi untuk setiap kategori stakeholder, yaitu: Peran, sikap, tingkat otoritas dalam
pengambilan keputusan, tingkat kekuasaan atau pengaruh dalam organisasi.
Peran
Analis bisnis mengidentifikasi peran stakeholder untuk memahami dimana dan bagaimana
stakeholder akan berkontribusi pada analisis bisnis untuk suatu perubahan. Penting bagi analis
bisnis untuk menyadari berbagai peran yang menjadi tanggung jawab stakeholder dalam sebuah
perusahaan.
Sikap
Sikap stakeholder dapat berdampak positif atau negatif terhadap perubahan perusahaan. Analis
bisnis mengidentifikasi sikap stakeholder ini untuk memahami sepenuhnya apa yang dapat
mempengaruhi tindakan dan perilaku stakeholder. Seorang analis harus dapat melihat peluang
untuk merencanakan kolaborasi dengan stakeholder untuk mewujudkan keberhasilan analisis
bisnis. Sikap yang dianalisis dari stakeholder oleh seorang analis adalah sebagai berikut:
• tujuan bisnis, tujuan inisiatif, dan solusi yang diusulkan oleh stakeholder
• analisis bisnis stakeholder secara umum,
• minat stakeholder terhadap perubahan,
• anggota tim dan stakeholder lainnya
• kolaborasi dan pendekatan berbasis tim.
Otoritas Pengambilan Keputusan
Analis bisnis akan mengidentifikasi tingkat otoritas yang dimiliki oleh stakeholder dalam
02
pengambilan keputusan terkait aktivitas analisis bisnis, luaran, dan perubahan dalam organisasi.
Pemahaman tingkat otoritas akan menentukan sejauh mana upaya aktivitas analisis bisnis yang
melibatkan stakeholder tersebut. Disamping itu, analis bisnis akan memperoleh gambaran jelas
terkait kepada stakeholder mana dia akan berkomunikasi untuk memperoleh persetujuan, atau
pengambilan keputusan tertentu.
Tingkat Kekuasaan atau Pengaruh
Analis bisnis harus mengidentifikasi seberapa besar tingkat kekuasaan atau pengaruh stakeholder
tertentu dalam organisasi ataupun proyek. Pemahaman ini sangat penting untuk membangun
strategi membangun hubungan yang efektif dengan para stakeholder. Analis bisnis perlu
mengevaluasi seberapa besar pengaruh kekuasaan yang diperlukan untuk mengimplementasikan
perubahan dan seberapa besar tingkat kekuasaan stakeholder yang telah dilibatkan. Jika ternyata
stakeholder yang telah berhasil dilibatkan tidak memiliki pengaruh yang cukup besar dalam
organisasi atau proyek, perlu dipikirkan cara lain untuk mendapatkan tingkat kekuasaan yang
lebih besar.
stakeholder internal dan eksternal, dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam analisis bisnis.
Tujuannya adalah untuk memilih pendekatan yang paling sesuai untuk memenuhi kebutuhan
setiap kelompok stakeholder dan memastikan minat dan keterlibatan mereka dipertahankan di
setiap siklus tahapan analisis bisnis.
Proses kolaborasi stakeholders merupakan sebuah rangkaian yang rumit, dan selama
pelaksanaan berlangsung diperlukan beberapa teknik yang harus dilakukan. Beberapa teknik
yang ada dalam tahap keterlibatan dengan stakeholder yaitu brainstorming, analisis dokumen,
wawancara, survey kuesioner, dan workshop. Rencana komunikasi dapat didokumentasikan
dalam bentuk form rencana komunikasi stakeholder sebagaimana Tabel 4.2.. Analis bisnis akan
membangun dan meninjau rencana komunikasi dengan stakeholder untuk memastikan
persyaratan dan harapan berkomunikasi mereka terpenuhi.
Apa (what) Siapa (who) Siapa (whom) Mengapa Kapan Dimana Bagaimana
yang sasaran (why) (when) (where) (how)
bertanggung komunikasi)
jawab
02
Misal:
mendefinisikan peran stakeholder dalam tata kelola suatu proses analisis bisnis. Teknik ini
disebut Matriks RACI:
Beberapa aktivitas umum yang dilakukan dalam perencanaan tata kelola, misalnya:
pengambilan keputusan, pengelolaan perubahan dalam suatu proses analisis bisnis, …… akan
dijelaskan lebih lanjut dalam sub-bab berikut.
Berbagai macam keputusan akan dibuat dalam setiap tahapan analisis bisnis. Analis
Bisnis perlu menetapkan stakeholder manakah yang dapat berperan dalam proses pengambilan
keputusan tertentu, misalnya:
● Tenaga Ahli (subject matter expert), yaitu pihak yang memberikan pengalaman
dan pengetahuan untuk proses pengambilan keputusan,
● penelaahan lebih lanjut suatu informasi, konfirmasi keakuratan atau validitas,
● pemberi persetujuan keputusan.
● stakeholder dapat juga sekedar berperan sebagai peserta dalam diskusi
pengambilan keputusan,
Dalam proses pengambilan keputusan, akan ditentukan tindakan apa yang perlu
dilakukan pada suatu kasus bisnis tertentu. Apabila tim tidak dapat mencapai kesepakatan
terhadap suatu keputusan, akan ditempuh prosedur lanjutan, misalnya melalui stakeholder utama
yang memegang kekuasaan pada suatu organisasi atau proyek, atau stakeholder yang memiliki
otoritas penuh dalam pengambilan keputusan.
● Perkiraan biaya dan waktu: untuk setiap area yang diusulkan, biaya
perubahannya diperkirakan.
● Manfaat: penjelasan tentang bagaimana perubahan yang selaras melalui inisiatif
dan tujuan bisnis untuk menunjukkan bagaimana perubahan dapat menambah
nilai bisnis perusahaan.
Manfaat yang dipertimbangkan mencakup manfaat finansial dan manfaat taktis,
seperti implikasi terhadap ruang lingkup, waktu, biaya, kualitas, dan sumber daya.
● Risiko: analisis risiko terhadap inisiatif, solusi, atau tujuan bisnis.
● Prioritas: tingkat kepentingan perubahan yang berkorelasi terhadap faktor lain
seperti tujuan perusahaan, persyaratan kepatuhan peraturan, dan kebutuhan
stakeholder.
● Tindakan: arah tindakan untuk perubahan, meliputi penilaian komponen dalam
pengajuan perubahan (biaya, waktu, manfaat, risiko dan prioritas).
c. Menentukan prioritas perubahan: menentukan prioritas dari perubahan yang
diusulkan, yang berhubungan dengan kepentingan lain dalam ruang lingkup inisiatif yang
mengalami perubahan.
d. Menentukan pendokumentasian perubahan: mengidentifikasi apa sajakah yang
dipengaruhi oleh perubahan dan mendokumentasikan perubahan tersebut. Contohnya
pada konfigurasi standar manajemen dan penetapan baseline produk.
e. Menentukan pengkomunikasian perubahan: meliputi bagaimana mengkomunikasikan
status pengajuan perubahan kepada stakeholder, mulai dari saat diajukannya usulan
perubahan, perubahan dalam proses review apakah disetujui, ditolak, atau ditangguhkan.
f. Menentukan proses analisis dampak perubahan: tentukan bagaimana analisis dampak
perubahan harus dilakukan dan siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan analisis
dampak perubahan yang diusulkan terhadap seluruh inisiatif.
g. Menentukan pemberi izin perubahan: sertakan siapa yang dapat ditunjuk untuk
menyetujui perubahan dan informasi analisis bisnis apa yang dicakup oleh otoritas
mereka.
kontribusi yang sama kepada organisasi maupun stakeholder. Untuk itu, Analis Bisnis perlu
memikirkan bagaimana penetapan prioritas ini dapat dikelola dan menetapkan prosedur
penentuan prioritas sedini mungkin di awal proyek. Dengan adanya prosedur ini, stakeholder
akan dapat memahami dengan lebih mudah dan dapat mengikuti alur dan tahapan yang akan
dilakukan oleh Analis Bisnis dalam menetapkan prioritas, misalnya: Prioritas kebutuhan,
prioritas desain, prioritas solusi beserta semua tingkat detail dan fokus yang menyertainya. Saat
merencanakan proses pembuatan prioritas, analis bisnis akan menentukan:
● formalitas dan kelengkapan proses pembuatan prioritas,
● stakeholder yang akan dilibatkan dalam pembuatan prioritas,
● proses untuk memutuskan bagaimana pembuatan prioritas akan dilakukan,
termasuk teknik mana yang digunakan untuk penentuan prioritas
● kriteria yang akan digunakan untuk pembuatan prioritas, misalnya: kriteria biaya,
risiko, dan nilai).
Analis bisnis akan menentukan komponen perencanaan yang akan disetujui, durasi waktu
persetujuan, proses yang harus diikuti untuk mendapatkan persetujuan, dan siapa yang akan
menyetujui perencanaan proses tersebut. Saat merencanakan proses persetujuan, analis bisnis
juga mempertimbangkan budaya perusahaan dan jenis informasi yang diinginkan. Contohnya,
pada sistem atau proses baru untuk industri keuangan, farmasi, atau perawatan kesehatan yang
cenderung memerlukan tinjauan dan persetujuan yang cukup sering dan cermat terhadap
spesifikasi yang sangat terperinci. Pada jenis industri lainnya, proses persetujuan akan
disesuaikan kembali agar dapat menghasilkan implementasi yang lebih cepat. Perencanaan
persetujuan juga mencakup penjadwalan terkait dimana persetujuan akan terjadi dan bagaimana
hal tersebut dapat dilacak untuk keperluan di masa yang akan datang. Sikap dan kesediaan
02
Manajemen informasi membantu memastikan pengaturan informasi secara fungsional dan tepat
guna, mudah diakses oleh personel yang tepat, dan disimpan untuk jangka waktu yang
diperlukan. Beberapa langkah perlu dilakukan pada tahap Perencanaan Manajemen Informasi.
dalamnya informasi yang diberikan. Representasi informasi sangat beragam, dari yang
sangat konseptual, yang telah diringkas, hingga yang sangat terperinci. Dalam
menentukan seberapa banyak detail yang dibutuhkan oleh setiap stakeholder,
pertimbangannya akan meliputi hal-hal penting seperti apa saja kebutuhan stakeholder,
tingkat kerumitan proses analisis, dan seberapa penting perubahan yang akan terjadi.
Kemudian, analis bisnis akan menyajikan informasi secara menyeluruh dan detail kepada
masing-masing stakeholder, sesuai dengan perannya.
Persyaratan juga dapat digunakan kembali saat menjelaskan fitur atau layanan umum
yang digunakan di berbagai sistem, proses, atau program. Untuk membuat persyaratan
layak digunakan kembali, analis bisnis akan mengidentifikasi cara terbaik untuk
menyusun, menyimpan, dan mengakses persyaratan sehingga dapat digunakan dan dapat
diakses untuk usaha analisis bisnis di masa depan.
Pada proses ini, keterlibatan stakeholders sangat berperan penting. Dengan adanya para
stakeholders ini, diharapkan akan memberikan dampak positif bagi keseluruhan proses.
Stakeholders yang dimaksud antara lain adalah:
● Tenaga Ahli: memerlukan akses dalam bekerja dengan informasi analisis bisnis,
dan akan tertarik pada tampilan informasi analisis bisnis yang lebih spesifik yang
berkaitan dengan bidang keahlian mereka.
● Regulator: dapat menetapkan aturan dan proses yang terkait dengan manajemen
informasi.
● Sponsor: meninjau, mengomentari, dan menyetujui informasi analisis bisnis.
Keefektifan pekerjaan analisis bisnis bergantung pada konteks perusahaan atau pada
inisiatif tertentu. Laporan kinerja analisis bisnis dapat berupa laporan informal dan
verbal, atau mungkin termasuk dokumentasi formal. Laporan kinerja analisis bisnis
dirancang dan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.
dikeluarkan untuk menghasilkan produk kerja sudah sesuai dengan nilai yang
mereka berikan.
● Strategis: melihat apakah tujuan bisnis terpenuhi, masalah diselesaikan, dan
perbaikan tercapai.
● Ketepatan waktu: mengevaluasi apakah analis bisnis menyampaikan pekerjaan
tepat waktu sesuai harapan dan jadwal stakeholder.
Tindakan ini kemungkinan besar akan menghasilkan perubahan pada pendekatan analisis bisnis,
proses, serta alat yang digunakan. Terdapat Standar Kinerja Organisasi yang harus dipenuhi,
yang mampu mencakup metrik kinerja atau ekspektasi untuk pekerjaan analisis bisnis yang
diamanatkan oleh perusahaan.
02
Pada proses identifikasi analisis peningkatan kinerja, keterlibatan stakeholders sangat berperan
penting. Dengan adanya para stakeholders ini, diharapkan akan memberikan dampak positif bagi
keseluruhan proses. Stakeholders yang dimaksud antara lain adalah:
● Tenaga Ahli: harus mendapat informasi tentang aktivitas analisis bisnis untuk
menetapkan ekspektasi terkait keterlibatan mereka dalam pekerjaan. Serta, untuk
mendapatkan umpan balik tentang kemungkinan pendekatan yang digunakan agar
analisis bisnis yang dijalankan dapat berkembang.
● Manajer Proyek: bertanggung jawab atas keberhasilan suatu proyek dan harus
selalu mendapat informasi tentang status pekerjaan analisis bisnis saat ini. Jika
potensi masalah atau peluang untuk perbaikan diidentifikasi, manajer proyek
harus berkonsultasi sebelum perubahan diterapkan untuk menilai apakah
perubahan tersebut akan berdampak pada proyek. Mereka juga dapat
menyampaikan laporan tentang kinerja analisis bisnis kepada sponsor dan
pemangku kepentingan lainnya.
● Sponsor: memerlukan laporan tentang kinerja analisis bisnis untuk mengatasi
masalah yang teridentifikasi. Seorang manajer analis bisnis juga dapat
mensponsori inisiatif untuk meningkatkan kinerja aktivitas analisis bisnis.
Sistem informasi sangat dibutuhkan dalam mengembangkan bisnis di era globalisasi ini.
Keterkaitan data dan informasi sangatlah erat sebagaimana hubungan antara sebab dan
akibat, demikian halnya bagi manajemen suatu perusahaan. Dalam melakukan perluasan
bisnis tidak saja hanya diperlukan internal process, namun external process pun harus
diperhatikan. Hal ini yang menjadi kendala bagi INATOR, suatu badan usaha yang
memiliki radius operasional berjauhan, ternyata mempunyai kendala dalam melakukan
pengecekan informasi proses dan perawatan (maintenance) dari pengembangan dan suku
cadang.
INATOR merupakan pelopor bisnis di bidang penyewaan struktur antena tower untuk
operator telekomunikasi. INATOR pertama kali beroperasi pada tahun 2000. Ketika
pertama kali INATOR beroperasi, tidak ada seorangpun yang mengetahui dan
menggunakan jasa dari INATOR. Akan tetapi hal tersebut tidak membuat pihak
manajemen ragu atau menyerah namun, terus mengembangkan informasi mengenai
proyek yang ditawarkan oleh perusahaan dan keuntungan bagi konsumen. Pada tahun
pertamanya, INATOR terus mencoba mengembangkan solusi teknologi informasi (TI)
kepada para client dengan menawarkan tower, sampai pada akhirnya INATOR mulai
dikenal dan mulai mendapatkan kepercayaan atas fasilitas yang disediakan.
Seiring dengan kemajuan tersebut, INATOR terus belajar dan mengembangkan bisnisnya
hingga ke seluruh daerah di Indonesia. Selain itu untuk memberikan kepuasan kepada
client-nya, INATOR juga menggembangkan tower untuk Wi-Fi. Efisiensi merupakan isu
utama pada setiap perusahaan, yang berdampak besar terhadap faktor kesehatan
perusahaan dari sisi finansial maupun produktivitas.
Dengan terlibatnya berbagai kegiatan yang ada dalam melakukan satu proses
pembangunan atau tower maintenance, maka dampak–dampak yang mungkin timbul
adalah sebagai berikut :
Pengantar Kasus
Dalam hal ini maka diperlukan sebuah sistem teknologi informasi (TI) yang dapat
menunjang perusahaan dalam mencapai efisiensi. Salah satu solusi yang digunakan
adalah dengan aplikasi yang bertujuan untuk melakukan monitoring dalam proses
pembangunan dan tower maintenance, dalam hal meningkatkan servis dan efisiensi di
setiap proses, yaitu Process Monitoring System (PMS). Tujuan diterapkannya solusi PMS
yaitu untuk memberi value added pada perusahaan untuk mencapai proses bisnis yang
lebih baik, terstruktur dan efisien. Proses bisnis pada perusahaan juga bisa dipantau
secara lebih jelas disertai dengan transparansi alokasi dana serta memungkinkan
dilakukannya analisa persaingan dengan perusahaan lain. INATOR juga berharap dengan
diadakannya proses monitoring system ini, dapat dilakukan analisis terhadap
perkembangan controlling system terlebih dalam kaitannya dengan pembangunan tower.
Pengontrolan dapat dilakukan dengan analisis biaya dan juga analisis kinerja.
02
aplikasi yang dibuat. Pada akhir tahap ini, pengguna akan melakukan sign-off pada UAT
Sign Off Letter.
2. Implementasi
a. Rollout Planning
Pada akhir fase UAT, dilakukan perencanaan Rollout aplikasi. Dokumen yang dhasilkan
adalah Rollout Plan yang berisi strategi, jadwal dan pelaku implementasi yang akan
membantu proses implementasi
b. Persiapan Peralatan dan Verifikasi
Proses ini merupakan tahap persiapan dan verifikasi hardware dan software, atau bisa
juga disebut Environment Preparation and Verification. Alat bantu akan dibuat oleh
pelaku implementasi yang disebut dengan Verification checklist.
Kebutuhan Aplikasi
a. Komponen fungsional
b. Penilaian kelayakan proyek sistem informasi: dilakukan bagi semua aspek, yaitu
kelayakan teknik, kelayakan ekonomi dan kelayakan perusahaan.
- Kelayakan Teknik: teknologi yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa
02
Periode pengembalian -
3. Analisis
1. As-Is System & The to-be system: perubahan manajemen yang dilakukan apabila
terdapat penambahan kuantitas proyek perusahaan yang sedang dianalisis dan apabila
proses maintenance yang dilakukan masih bersifat manual.
02
Teknik yang digunakan: Business process automation dengan Root Cause Analysis
4.7 Kesimpulan
02