Disusun oleh :
(P17110223077)
2B/25
JURUSAN GIZI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 4
1.4 Manfaat .................................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 7
2.1 Pendapatan Per Kapita Daerah Istimewa Yogyakarta ..................................................... 7
2.2 Konsumsi Energi dan Zat Gizi Kabupaten Sleman ......................................................... 10
2.3 Status Gizi Kabupaten Sleman .......................................................................................... 11
2.4 Analisis Kualitas SDM di Kab. Sleman………………………………………………….
Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 19
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah berjudul " Analisis Ekonomi Atau Pendapatan, Konsumsi, Status
Gizi, dan Kualitas SDM di Kabupaten Sleman" adalah:
1.4 Manfaat
Manfaat Praktis:
1. Pengembangan Kebijakan yang Lebih Efektif: Makalah ini dapat memberikan
pandangan kepada pemerintah daerah dan lembaga terkait untuk merancang kebijakan
yang lebih efektif dalam menangani masalah kesenjangan pendapatan dan gizi di
Kabupaten Sleman. Ini termasuk merumuskan program intervensi yang lebih terarah
dan efisien.
2. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat: Dengan pemahaman yang lebih baik tentang
pengaruh kesenjangan pendapatan pada kualitas gizi, makalah ini dapat membantu
dalam merancang program-program yang dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat, terutama yang berpendapatan rendah.
3. Pemberdayaan Masyarakat: Manfaat praktis juga meliputi upaya untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang hubungan antara pendapatan dan gizi. Hal ini dapat
memotivasi individu dan keluarga untuk mengambil tindakan yang lebih baik dalam
mengelola sumber daya dan pola makan mereka.
4. Pemantauan dan Evaluasi: Makalah ini dapat membantu dalam pengembangan
indikator dan metode pemantauan yang lebih baik untuk mengukur dampak program-
program penanggulangan kemiskinan dan perbaikan gizi di Kabupaten Sleman.
Manfaat Teoritis:
1. Kontribusi pada Penelitian Ilmiah: Makalah ini dapat menjadi kontribusi pada literatur
penelitian yang berkaitan dengan hubungan antara kesenjangan pendapatan dan
kualitas gizi. Temuan dan analisis dalam makalah ini dapat membuka pintu untuk
penelitian lebih lanjut dalam konteks yang lebih luas.
2. Pengembangan Teori Sosial Ekonomi: Makalah ini dapat membantu dalam
mengembangkan dan memperdalam teori sosial ekonomi terkait dampak
ketidaksetaraan ekonomi pada kesejahteraan sosial dan kesehatan masyarakat.
3. Pemahaman yang Lebih Dalam tentang Konteks Lokal: Makalah ini dapat membantu
dalam memahami dinamika dan tantangan yang unik di Kabupaten Sleman dan wilayah
serupa, yang dapat memiliki implikasi penting pada pengembangan teori dan
pemahaman tentang masalah kesejahteraan sosial.
4. Pembelajaran antar Daerah: Makalah ini juga dapat memberikan pemahaman yang
berguna bagi daerah-daerah lain dengan karakteristik serupa dalam menghadapi
masalah kesenjangan pendapatan dan gizi, sehingga memungkinkan berbagi
pengalaman dan pembelajaran antar daerah.
Dengan demikian, makalah ini memiliki manfaat praktis yang dapat membantu
meningkatkan kebijakan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sleman, serta
manfaat teoritis dalam hal kontribusi pada pengetahuan ilmiah dan pemahaman yang lebih
baik tentang isu-isu sosial ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sektor Konstruksi: Sektor konstruksi adalah salah satu sektor yang menunjukkan
pertumbuhan yang signifikan dalam lima tahun terakhir. Ini mencerminkan adanya
aktivitas pembangunan infrastruktur dan properti yang terus berkembang di Kabupaten
Sleman. Proyek-proyek konstruksi seperti pembangunan jalan, perumahan, dan fasilitas
umum lainnya telah memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan PDRB.
Pertumbuhan sektor konstruksi juga menciptakan lapangan kerja baru dan memberikan
dampak positif pada sektor lainnya seperti perdagangan dan real estate.
2. Sektor Akomodasi, Makan, dan Minum: Sektor ini juga memainkan peran penting
dalam peningkatan PDRB. Kabupaten Sleman adalah tujuan wisata populer di
Indonesia, terutama karena dekatnya dengan Yogyakarta, salah satu tujuan wisata
utama di negara ini. Pertumbuhan sektor akomodasi, restoran, dan kafe mencerminkan
meningkatnya jumlah wisatawan yang mengunjungi daerah ini. Ini menciptakan
peluang bisnis baru dan menyumbang pendapatan yang signifikan kepada daerah ini.
3. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran: Sektor perdagangan besar dan eceran
adalah tulang punggung ekonomi di banyak daerah, termasuk Kabupaten Sleman.
Peningkatan aktivitas perdagangan mencerminkan pertumbuhan bisnis lokal, serta
meningkatnya permintaan konsumen. Ini juga menciptakan peluang pekerjaan dan
mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
4. Sektor Real Estate: Sektor real estate memiliki dampak besar pada ekonomi lokal
karena melibatkan investasi besar dalam pembangunan properti. Pertumbuhan sektor
ini dapat disebabkan oleh permintaan yang tinggi atas properti, baik untuk tempat
tinggal maupun investasi. Pertumbuhan real estate juga sering kali berdampak positif
pada sektor konstruksi dan perdagangan.
Keadaan gizi buruk dan kurang dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap
berbagai penyakit, terutama penyakit infeksi yang mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan fisik, serta mental dan jaringan otak. Prevalensi balita Kurang Energi
Protein (Gizi Buruk dan Kurang) di DIY tahun 2015 sebesar 8,04. Prevalensi KEP ini
menurun dibandingkan dengan tahun 2013 tetapi sedikit lebih tinggi dari tahun 2014.
Pada tahun 2016 KEP DIY sebesar 8,83 dan kembali turun menjadi 8,26 pada tahun
2017 dan turun lagi menjadi 7.94 tahun 2018. Pada tahun 2019 kembali meningkat 8,35,
tahun 2020 menurun 0,5 menjadi 8,30. Pada tahun 2021 ini meningkat menjadi 8,50.
Angka prevalensi selama tiga tahun terakhir masih berkisar pada angka 7-8 yang
menunjukan bahwa upaya yang dilakukan dalam rangka penurunan prevalensi KEP
Balita di DIY belum tercapai secara maksimal. Kondisi paling tinggi prevalensi balita
KEP adalah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo sebesar 10,50 dan terendah
di Sleman 7,00.
Status gizi merupakan gambaran tentang kondisi tubuh dan kesehatan penduduk
suatu wilayah yang dapat dilihat dari berbagai indikator, termasuk tingkat kecukupan
gizi, prevalensi penyakit terkait gizi, dan akses terhadap makanan yang sehat. Dalam
konteks Kabupaten Sleman, status gizi dapat dipahami melalui beberapa aspek berikut:
1. Tingkat Kecukupan Gizi: Salah satu indikator utama status gizi adalah tingkat
kecukupan gizi penduduk. Hal ini mencakup aspek-aspek seperti konsumsi
makanan bergizi, asupan vitamin dan mineral, serta pola makan seimbang.
Penting untuk mencatat bahwa tingkat kecukupan gizi dapat berbeda-beda di
berbagai daerah di Kabupaten Sleman, terutama antara daerah perkotaan dan
pedesaan.
2. Prevalensi Stunting: Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan fisik anak
terhambat sehingga mereka memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari yang
seharusnya sesuai dengan usia mereka. Prevalensi stunting adalah indikator
penting dalam mengukur masalah gizi kronis pada anak-anak. Faktor-faktor
seperti pola makan yang kurang seimbang dan kurangnya akses ke gizi yang
memadai dapat menyebabkan prevalensi stunting yang tinggi di beberapa
daerah di Kabupaten Sleman.
3. Prevalensi Gizi Buruk: Selain stunting, gizi buruk lainnya seperti wasting
(kekurusan) dan underweight (berat badan kurang) juga perlu diperhatikan.
Prevalensi gizi buruk dapat menjadi indikator kesehatan anak yang buruk dan
mungkin menunjukkan kurangnya akses terhadap makanan bergizi.
4. Akses Terhadap Makanan Sehat: Ketersediaan dan aksesibilitas terhadap
makanan sehat merupakan faktor penting dalam status gizi. Di Kabupaten
Sleman, daerah perkotaan mungkin memiliki akses yang lebih baik ke pasar,
toko-toko makanan modern, dan restoran yang menawarkan pilihan makanan
yang lebih sehat dibandingkan dengan pedesaan.
5. Pendidikan Gizi dan Kesadaran Masyarakat: Pendidikan gizi dan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya makanan sehat juga berperan penting dalam
status gizi. Upaya penyuluhan gizi dan promosi pola makan seimbang dapat
membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang gizi dan kesehatan.
2.4 Analisis Kualitas SDM di Kabupaten Sleman
A. Pengembangan SDM
Pengembangan sumber daya manusia aparatur dalam Zaenuri (2015: 212)
dinilai cukup berperan penting dalam rangka pencapaian tujuan sebuah organisasi,
baik organisasi yang berskala kecil maupun besar, hal itu dikaitkan juga dengan
keberadaan sumber daya manusia yang benar-benar memiliki kemampuan untuk
mendukung kinerja organisasi dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya.
Kualitas kesehatan masyarakat ditunjukkan dengan Angka Harapan Hidup (AHH). AHH
Kabupaten Sleman tahun 2021 sebesar 74,92 tahun meningkat 0,15% dibandingkan tahun
2020 sebesar 74,81 tahun.
AHH Kabupaten Sleman lebih rendah dibandingkan DIY sebesar 75,04 tahun, namun diatas
nasional sebesar 71,57 tahun. Dibandingkan kabupaten kota lain di DIY, AHH Kabupaten
Sleman berada dibawah AHH Kabupaten Kulonprogo sebesar 75,27 tahun.
Pemerintah Kabupaten Sleman pada tahun 2021 menerima penghargaan terkait prestasi
dalam bidang kesehatan dari Menteri Kesehatan RI, yaitu:
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari analisis mengenai peningkatan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) perkapita, konsumsi energi, dan konsumsi zat gizi di Kabupaten Sleman adalah
sebagai berikut:
PDRB Perkapita: Kabupaten Sleman telah mengalami peningkatan PDRB perkapita
dalam beberapa tahun terakhir, yang sebagian besar disebabkan oleh pertumbuhan sektor
konstruksi, akomodasi, makan, minum, perdagangan besar dan eceran, real estate, dan
administrasi pemerintahan. Namun, perlu diingat bahwa terdapat kesenjangan antara
PDRB atas dasar harga berlaku dan harga konstan, yang dapat mempengaruhi pemahaman
terhadap pertumbuhan ekonomi sebenarnya.
Konsumsi Energi: Diperlukan analisis lebih lanjut terkait konsumsi energi di
Kabupaten Sleman untuk memahami sumber energi yang digunakan, efisiensi energi, dan
dampak lingkungan. Ini akan membantu dalam merancang kebijakan untuk meningkatkan
efisiensi energi dan mendukung transisi ke sumber energi yang lebih bersih.
Konsumsi Zat Gizi: Konsumsi zat gizi adalah aspek penting dalam kesejahteraan
masyarakat. Penanganan masalah kesehatan dan gizi, serta promosi pola makan seimbang,
perlu menjadi fokus dalam upaya peningkatan kualitas hidup penduduk Kabupaten Sleman.
Penanggulangan Kemiskinan: Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan,
Kabupaten Sleman perlu mengadopsi konsep penanggulangan kemiskinan yang
komprehensif. Ini termasuk upaya untuk meningkatkan akses terhadap layanan dasar,
pemberdayaan ekonomi, program perlindungan sosial, dan pendidikan kesadaran tentang
kemiskinan. Kolaborasi antara pemerintah daerah, LSM, dan sektor swasta adalah kunci
dalam upaya ini.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang kondisi ekonomi, energi, dan gizi,
Kabupaten Sleman dapat merancang dan melaksanakan program dan kebijakan yang lebih
efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi kesenjangan, dan
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Alfadhillah, F. H., Windari, N. N., Nurparida, M., & Widyarif, M. A. (2023). Analisis faktor-
faktor penyebab ketimpangan pendapatan di provinsi DI Yogyakarta (periode 2005-
2021). Jurnal Riset Pendidikan Ekonomi, 8(1), 39-50.
Nisa, D. M. K., & Sukesi, T. W. (2022). Hubungan Antara Kesehatan Lingkungan dengan
Kejadian Stunting di Wilayah Puskesmas Kalasan Kabupaten Sleman. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 21(2), 219-224.
Musa, S. P. N., Fauzia, F. R., Gz, S., Ansokowati, A. P., & Gz, S. (2022). Pengaruh pmt nugget
daun kelor (Moringa Oleifera) terhadap perubahan berat badan pada balita di posyandu
dusun trini desa trihanggo kecamatan gamping sleman (Doctoral dissertation,
Universitas' Aisyiyah Yogyakarta).
Widaryanti, R. (2019). Makanan pendamping asi menurunkan kejadian stunting pada balita
Kabupaten Sleman. Jurnal Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga, 3(2).