C:/Users/admin/Documents/KULIAH ANDRE/Doc1.docx: Hlm. 1 Dari 13
C:/Users/admin/Documents/KULIAH ANDRE/Doc1.docx: Hlm. 1 Dari 13
1. Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah, kecuali yang ditentukan oleh al-
qur’an dan sunnah rasul. Bahwa hukum islam memberi kesempatan luas perkembangan
bentuk dan macam muamalat baru sesuai dengan perkembangan kebutuhan hidup
masyarakat.
2. Muamalat dilakukan atas dasar sukarela , tanpa mengandung unsur paksaan. Agar
kebebasan kehendak pihak-pihak bersangkutan selalu diperhatikan.
َ ضَمِ ْن ُك ْم
َََو َل َ يآيُّهَاَا َّل ِذ ْينَ َآ َمنُ ْواَلََتَأ ْ ُكلُ ْواَأ َ ْم َوالَ ُك ْمَبَ ْينَ ُك ْمَبِا ْلبَاطِ ِلَإِلََّأ َ ْنَتَك ُْونَ َتِج
ٍ َارةًَع َْنَت َ َر
َ هللاَكَانَ َ ِب ُك ْم
َ–النساء.َرحِ ْي ًما َ ُت َ ْقتُلُ ْواَأ َ ْنف
َ َ َّس ُك ْمَ ِإن
Artinya:
Artinya:
“Dari Ubadah bin Shamit; bahwasanya Rasulullah SAW menetapkan tidak boleh
berbuat kemudharatan dan tidak boleh pula membalas kemudharatan”. (HR. Ahmad
dan Ibnu Majah)
َس أَ ْم َوا ِل ُك ْم الَ تَ ْظ ِل ُم ْونَ َوالَ ت ُ ْظلَ ُم ْون ُ َف ِإ ْن لَ ْم تَ ْف َعلُ ْوا َفأْذَنُ ْوا ِبح َْرب مِ نَ للاِ َو َر
ُ س ْو ِل ِه َو ِإ ْن ت ُ ْبت ُ ْم َفلَ ُك ْم ُرؤ ُْو
Artinya:
“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa
Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari mengambil riba),
maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”. (QS.
Al-Baqarah: 279)
3. Akad di dalam muamalah adalah ikatan antara dua perkataan atau yang
mewakilinya yang menimbulkan dampak hukum menurut syarak, sehingga memiliki
keterkaitan dengan tasorruf.
Jawaban:
Prinsip-prinsip Muamalah:
1. Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah, kecuali yang ditentukan oleh al-
qur’an dan sunnah rasul. Bahwa hukum islam memberi kesempatan luas perkembangan
bentuk dan macam muamalat baru sesuai dengan perkembangan kebutuhan hidup
masyarakat.
Artinya:
“Dari Ubadah bin Shamit; bahwasanya Rasulullah SAW menetapkan tidak boleh
berbuat kemudharatan dan tidak boleh pula membalas kemudharatan”. (HR. Ahmad
dan Ibnu Majah)
َس أَ ْم َوا ِل ُك ْم الَ تَ ْظ ِل ُم ْونَ َوالَ ت ُ ْظلَ ُم ْون ُ َف ِإ ْن لَ ْم تَ ْف َعلُ ْوا َفأْذَنُ ْوا بِح َْرب مِ نَ للاِ َو َر
ُ س ْو ِل ِه َوإِ ْن ت ُ ْبت ُ ْم َفلَ ُك ْم ُرؤ ُْو
Artinya:
2. Hadits
Hadits adalah sumber hukum kedua bagi umat Islam setelah Al-Qur’an. Hadits adalah
segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah SAW, baik berupa perkataan (sabda),
perbuatan, maupun ketetapan yang dijadikan sebagai landasan dalam syari’at Islam.
Adapun hadits yang membahas tentang muamalah adalah sebagai berikut;
Dari Abdullah bin mas’ud r.a dari Nabi SAW beliau bersabda : Riba itu terdiri 73 pintu.
Yang paling ringan diantarannya adalah seperti seseorang laki-laki yang berzina dengan
3. Ijtihad
Ijtihad adalah sumber hukum ketiga setelah al-Qur’an dan hadits, ijtihad merupakan proses
untuk menetapkan perkara baru dengan akal sehat serta pertimbangan yang matang yang
mana perkara tersebut tidak ada dalam Al-Qur’an dan hadits maksudnya adalah tidak
dibahas sedetail mungkin. Biasanya ijtihad digunakan dalam perkembangan fiqih muamalah
sebagai suatu solusi terhadap permasalahan yang harus diterapkan hukumnya.
Jawaban:
Thasharruf menurut istilah ulama fikih adalah setiap yang keluar dari seseorang yang
mumayyiz dengan kehendak sendiri dan dengannya syara’ menetapkan beberapa
konsekuensi, baik berupa ucapan, atau yang setingkat dengan ucapan berupa perbuatan atau
isyarat. Maka dapat dikatakan bahwa thasharruf lebih umum cakupannya dibandingkkan
akad. Akad merupakan bagian dari thasharruf yang bersifat ucapan (Thasharruf Qauli),
sedangkan thasharruf masuk di dalamnya berbagai macam bentuk perjanjian, komitmen,
mengembalikan barang yang dijual dengan khiyar syarat, khiyar ‘Aib maupun khiyar Majlis
(akan dibahas dalam tema tersendiri dalam kaitannya dengan jual-beli). Dengan kata lain,
semua akad dapat dinamakan thasharruf, namun tidak semua thasharrf dinamakan akad. akad
termasuk dalam bagian tasharruf qouli Tasharruf terbagi dua, yaitu tasharruf fi’li dan
tasharruf qouli. Tasharruf fi’li ialah usaha yang dilakukan manusia dengan tenaga dan
badannya, selain lidah. Misalnya memanfaatkan tanah yang tandus, menerima barang dalam
jual beli, merusakkan benda orang lain, dll. Tasharruf qouli ialah tasharruf yang keluar dari
lidah manusia. Tasharruf qouli terbagi dua yaitu ‘aqdi dan bukan ‘aqdi. Tasharruf qouli ‘aqdi
yaitu sesuatu yang keluar dari dua ucapan kedua belah pihak yang saling bertalian.
Contohnya jual beli, sewa-menyewa dan perkongsian. Maka akad termasuk kedalam
kelompok tasharruf qouli ‘aqdi. Karena pada dasarnya akad adalah setiap ucapan yang keluar
sebagai penjelas dari dua keinginan yang ada kecocokan.
Jawaban:
• Harta Mutaqawwin ialah sesuatu yang boleh diambil manfatnya menurut syara.
Harta yang termasuk mutaqawwin ini ialah semua harta yang baik jenisnya maupun
cara memperoleh dan penggunaanya. Sedangkan harta ghair mutaqawwin ialah
sesuatu yang tidak boleh diambil manfaatnya menurut syara. Harta ghair
mutaqawwin ialah kebalikan dari harta mutaqawwin yakni yang tidak boleh diambil
manfaatnya,baik jenisnya,cara memperolehnya maupun cara penggunaanya.
• Harta Mutaqawwim adalaha sesuatu yang bernilai di mana orang yang merusaknya
secara melawan hukum wajib mengganti . Secara ekonomis ia bernilai jual dan
secara syar’i ia termasuk harta yang dapat memenuhi maqasid al syari’ah al khamsah
misalnya beras termasuk harta mutaqawwim digunakan untuk memenuhi kebutuhan
makan manusia dan syara mengizinkan untuk dikonsumsi. Contoh lain dapat berupa
Uang, barang tambang , dsb. Sedangkan harta gairu muttaqawwim merupakan
Sesuatu yang di dalamnya tidak terpenuhi dari 2 hal yakni pemeliharaannya bahwa
harta tersebut belum sepenuhnya berada dalam genggaman kepemilikan manusia,
seperti mutiara di dasar laut, minyak di perut bumi . babi termasuk harta ghair
mutaqawwim, karena jenisnya, sepatu yang diperoleh dengan cara mencuri
termasuk ghair mutaqawwim, karena cara memperolehnya dengan cara yang haram.
Atau Uang disumbangkan untuk pembangunan tempat pelacuran, termasuk Ghair
al-Mutaqawwim karena penggunaannya dilanggar syara’.Kebolehan mengambil
manfaat dalam keadaan leluasa harta tersebut tidak diperbolehkan syara’ untuk
dimanfaatkan, kecuali dalam keadaan darurat, seperti minuman keras. Untuk
seorang muslim, harta gairu al mutaqawwim tidak boleh dikonsumsi, kecuali dalam
keadaan darurat dan terdapat pembatasan yang diperbolehkan terkait kadar minimal
yang bisa menyelamatkan hidup, tidak boleh berlebihan.
Jawaban:
• Sah atau tidaknya harta tersebut menjadi obyek transaksi. Al-maal al mutaqawwim
bisa dijadikan obyek transaksi, dan transaksi yang dilakukan sah adanya. Misalnya
jual beli, sewa-menyewa, hibah, syirkah, dan lainnya. Untuk ghair mutaqawwim,
tidak bisa dijadikan obyek transaksi, maka transaksinya rusak atau batal adanya. Al-
maal al mutaqawwim sebagaiobyek transaksi, merupakan syarat sahnya sebuah
transaksi.
• Adanya kewajiban untuk menggantinya, ketika terjadi kerusakan. Jika harta
mutaqawwim dirusak, maka harus diganti. Jika terdapat padanannya, maka harus
dganti semisalnya, namun tidak bisa diganti sesuai dengan nilainya. Sedangkan harta
ghair mutaqawwim dimiliki oleh seorang muslim, maka tidak ada kewajiban untuk
menggantinya. Berbeda dengan non-muslim (yang hidup dalam daerah kekuasaan
Islam), jka hewan babinya dibunuh, atau minuman kerasnya dibakar, maka ada
kewajiban untuk menggantinya, karena keduanya merupakan al-maal al
mutaqawwim bagi kehidupan mereka, ini merupakan pandangan ulama fiqh
Hanafiyah.
• karena manqul adalah harta yang mungkin dipindahkan dari tempatnya atau harta
yang mungkin untuk dipindahkan atau ditransfer dari satu tempat ketempat lainnya
tanpa adanya perubahan atas bentuk fisik semula, seperti kendaraan, buku, pakaian,
dan lainnya. Harta manqul bersifat fleksibel karena sifatnya lebih luas dari harta
Uqaar. Diantaranya adalah uang, harta perdagangan, hewan, atau apa pun komoditas
lain yang dapat ditimbang atau diukur. Sedangkan uqaar adalah harta yang tidak
mungkin dipindahkan dari tempatnya seperti tanah yang merupakan benda tetap,
atau mungkin dapat dipindah, Akan tetapi terdapat perubahan atas bentuk fisiknya,
seperti pohon, ketika dipindah akan berubah menjadi lempengan kayu. Contoh
lainnya yakni kebun, rumah, pabrik, sawah, d Harta uqar tidak fleksible karna jenis
harta ini diidentikkan dengan sesuatu yang melekat pada tanah, apabila transaksi
misalnya jual beli tidak memenuhi unsur tersebut maka hal tersebut bisa merubah
C:\Users\admin\Documents\KULIAH ANDRE\Doc1.docx Hlm. 11 dari
13
sifat harta Uqaar menjadi harta manqul. Sehingga dikatakan bahwa harta manqul
lebih fleksibel dari harta
5. Hak milik bagi subjek atau pemilik merupakan wewenang khusus untuk
bertindak bebas serta mengambil manfaat terhadap hartanya, sepanjang tidak
bertentangan dengan syara. Sebutkan dan jelaskan dua perbedaan mendasar antara
milik Taam dan Naqish
Jawaban:
• Taam (Milik Sempurna) Pemilikan yang meliputi zat benda sekaligus manfaatnya.
Pemilik dapat bertindak bebas terhadap benda serta manfaatnya asal tidak
bertentangan dengan hukum syara’, artinya apabila materi atau manfaat dari harta
itu dimiliki sepenuhnya oleh seseorang, sehingga seluruh hak yang terkait dengan
harta itu dibawah penguasaannya. Maka kepemilikan ini bersifat mutlak tidak
dibatasi waktu dan tidak dapat digugurkan orang lain. Misalnya seseorang
mempunyai rumah, maka ia berkuasa penuh terhadap rumah itu dan boleh ia
manfaatkan secara bebas. sedangkan Naqis Pemilikan yang meliputi zat bendanya
saja atau manfaatnya saja karena bisa saja wujud harta itu dimiliki oleh orang lain,
dan bisa saja memiliki manfaatnya saja tanpa wujud dari bendanya itu sendiri. orang
yang menggunakan manfaatnya wajib mengeluarkan biaya pemeliharaan.
• kepemilikan dan pengambilan manfaat itu tidak dibatasi oleh waktu dan tempat
tertentu artinya pemilikannya sepanjang masa, kecuali dialih tangankan sesuai
dengan hukum yang ada, sehingga taam bersifat dapat diwariskan. Sejak awal
kepemilikan terhadap materi dan manfaat bersifat sempurna. Materi dan manfaatnya
sudah ada sejak sejak pemilikan itu. Sedangkan Naqis kepemilikannya boleh
dibatasi oleh waktu,tempat, dan sifatnya. Seperti dalam hal kepemilikan yang hanya
terbatas pada pemanfaatannya tanpa dapat menguasai bendanya, contoh hak guna
pakai dan hak guna bangunan dan kepemilikan yang terbatas pada bendanya, tapi
tidak dapat memanfaatkannya karena barang tersebut menjadi objek dari suatu