Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

A DENGAN POST OPERASI


APPENDICTOMY DI RSI ASSYIFA KOTA SUKABUMI

LAPORAN KASUS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Analisis Komprehensif Keperawatan Medikal Bedah

Dosen :
TIM Keparawatan Medikal Bedah

Disusun oleh

Azhar Zulkarnain Alamsyah


220120190024

PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Identitas

Tanggal Pengkajian : Jumat, 05 Maret 2021


Tanggal masuk : Sabtu, 06 Maret 2021
Ruang/Kelas : ARAFAH 3 (Kelas 2)
No. Rekam Medis : 988532
Diagnosa Medis : Post Op Appendictomy

1. Identitas Klien
Nama : Tn. A (L)
Tanggal lahir : 11-11-1973
Umur : 47 Tahun
Status : Kawin
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku / bangsa : Sunda / WNI
Alamat : Kp. Babakan Cikaret, RT 02 – Gegerbitung

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny Nina
Umur : 45 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hub. dgn klien : Istri
2. Riwayat Kesehatan
A. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri

B. Riwayat kesehatan sekarang


Sejak 3 hari SMRS klien mengeluh nyeri di area perut kanan bawah
disertai dengan mual dan penurunan nafsu makan. Nyeri dirasakan bila
beraktifitas dan berkurang bila berbaring atau meringkuk. Skala nyeri 6 (0-
10)

C. Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat dan bila sakit hanya
cukup dengan berisirahat tanpa obat-obatan.

D. Riwayat kesehatan keluarga


Klien mengatakan didalam keluarganya ada yang memiliki penyakit
serupa yaitu ayahnya yang meninggal akibat penyakitnya tidak segera
ditangani

E. Riwayat Psikososial dan spiritual


a. Psikososial
Klien adalah kepala keluarga satu istri dan tiga orang anak. Klien
adalah seorang pengusaha penggilingan padi, sehari-harinya klien
bertemu dengan teman bisnis dan berolahraga rutin badminton.
b. Spiritual
Klien dalam ibadah kesehariannya selalu menjalankan shalat 5 waktu
untuk menuntun kehidupannya agar lebih baik

F. Activity Daily Living (ADL)

No Jenis Kegiatan Saat Sakit


a. Pola Nutrisi dan Cairan
 Makanan
No Jenis Kegiatan Saat Sakit
 Jenis  MLRS
 Frekuensi  3x sehari Porsi kecil
 Pantangan  Tidak ada alergi
 Keluhan  Mual

 Minum
 Jenis  Air putih
 Frekuensi  ±1000ml + 500ml (IV)
 Pantangan  Tidak ada
 Keluhan  Mual

b. Pola Eliminasi
 BAK
 Frekuensi  5x/ hari
 Warna  Kuning jernih
 Jumlah  ±600cc/ 24 jam
 BAB
 Frekuensi  1x perhari
 Warna  Kuning
 Konsistensi  Semi cair
c. Pola istirahat tidur
 Siang
 Kuantitas  1 – 2 jam
 Kualitas  Sering terbangun karena
 Malam nyeri
 Kuantitas  4 – 5jam
 Kualitas  Sering terbangun karena
nyeri
d. Personal Hygiene
kebersihan
 Kulit  Mandi di lap teratur dibantu
 Gigi  Oral hygiene di bantu

 Rambut  Keramas ke kamar mandi

 Kuku  Bersih dan pendek

Kriteria gizi dengan Skor 3

No Parameter Nilai Skor


1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan?
 Tidak terjadi penurunan dalam 6 bulan terakhir 0 0
No Parameter Nilai Skor
 Adakah pelonggaran pada baju/celana? 2 0
 Berapa penurunan BB
 1-5 kg 1
 6-10 kg 2
 11-15 kg 3
 > 15 kg 4 0
2. Apakah asupan makanan pasien buruk akibat nafsu makan yang
menurun ( asupan makan hanya ¼ dari porsi?
 Tidak 0
 Iya 1 1
3. Sakit berat
 Tidak 0
 Iya 2 2
Kesimpulan dan tindak lanjut
 Total skor > 2. Rujuk ke dietisien untuk asesmen gizi
 Total skor <2, skrining ulang 7 hari

ADL klien memiliki Skor (60), ADL di hitung sesuai dengan skor tingkat
ketergantungan klien dibawah ini:

Dengan
NO Kriteria Mandiri
Bantuan
1. Makan 5 10
2. Minum 5 10
3. Berpindah dari kursi roda 5 10
ketempat tidur dan sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, 5 10
menyisir rambur, gosok gigi)
5. Keluar masuk toilet (mencuci 5 10
pakaian, ,emyeka tubuh,
menyiram)
6. Mandi 5 5
7. Jalan dipermukaan datar 5 10
8. Naik turun tangga 5 5
9. Mengenakan pakaian 5 10
10. Kontrol BAB 5 10
11. BAK 5 5
12. Olah raga/latihan 5 5
13. Rekreasi/memanfaatkan waktu 5 5
luang
Keterangan:
1. Skor 130 : Mandiri
2. Skor 65-125 : Ketergantungan sebagian
3. Skor 60 : Ketergantungan total

SKALA MORSE
Faktor resiko Keteranga Nilai Skor
n
Riwayat jatuh yang baru atau dalam satu bulan terakhir Tidak 0
0
Ya 25
Diagnosa Medis sekunder >1 Tidak 0
0
Ya 15
Alat bantu jalan 0
Bed Rest atau dibantu perawat 0
Penopang tongkat/ walker 15
Berpegangan pada Furniture 30
Terapi Intravena infus / Lock Heparin Tidak 0
0
Ya 20
Cara berjalan dan berpindah 10
Normal / Bedrest / Immobilisasi 0
Lemah 10
Terganggu 20
Status Mental 15
Orientasi sesuai kemampuan diri 0
Lupa / keterbatasan diri 15
Jumlah Skor Skala Morse 30
Resiko jatuh ( 50 )
Keterangan:
1. Tidak beresiko Nilai 0-24 (perawatan dasar)
2. Resiko rendah Nilai 25-50 (pelaksanaan intervensi dan pencegahan jatuh
standar)
3. Resiko tinggi Nilai ≥ 51 (pelaksanaan intervensi dan pencegahan jatuh
resiko tinggi)
Penilaian Status Fungsional (Barthel Index)

No Fungsi Skor Uraian Nilai Skor


H1 H2 H3
1 Mengendalikan 0 Terkendali/tidak teratur 0 0 0
rangsang defekasi (perlu pencahar)
(BAB) 1 Kadang tak terkendali
2 Mandiri
2 Mengendalikan 0 Terkendali/pakai kateter
rangsang berkemih 1 Kadang tak terkendali
(BAK) 2 Mandiri 2 2 2
3 Membersihkan diri 0 Butuh pertolongan 0
(cuci muka, sisir orang lain
rambut, sikat gigi) 1 Mandiri 1 1

4 Penggunaan 0 Tergantung pertolongan


jamban, masuk orang lain
dan keluar 1 Perlu pertolongan pada 1 1 1
(melepas, beberapa kegiatan tetapi
memakai celana, dapat mengerjakan
membersihkan sendiri kegiatan yang
menyiramkan) lain
2 Mandiri
5 Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu ditolong 1
memotong makanan
2 Mandiri 2 2
6 Berubah sikap dari 0 Tidak mampu 0 0
berbaring ke 1 Perlu banyak bantuan
duduk untuk bisa duduk
2 Bantuan 2 orang
3 Mandiri 3
7 Berpindah/berjalan 0 Tidak Mampu
1 Bisa pindah dengan
kursi roda
2 Berjalan dengan 2 2
bantuan 1 orang
3 Mandiri 3
8 Memakai Baju 0 Tidak Mampu 0
1 Sebagian dibantu 1
2 Mandiri 2
9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu 0 0 0
1 Butuh pertolongan
2 Mandiri
10 Mandi 0 Tergantung orang lain 0 0 0
1 Mandiri
Total Skor 6 9 14
Tingkat Ketergantungan Rin Ring Ring
gan an an
Paraf dan Nama Perawat
3. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CM (Compos Mentis)
Tanda-tanda vital : TD: 127 / 97 mmHg
N : 98x/menit
R : 20x/menit
S : 36.20C

2. Review Respirasi
a. Sistem Respirasi
 Inspeksi : Klien tidak menggunakan alat bantu pernafasan,
RR 20x/menit. Tidak tampak otot bantu pernafasan
dan tidak ada nafas cuping hidung
 Palpasi : Tidak Terkaji.
 Perkusi : Bunyi paru resonan
 Auskultasi : Tidak ada bunyi nafas tambahan wheezing (-),
rales (-), ronchi(-)
b. Sistem Kardiovaskular
 Inspeksi : Konjungtiva merah muda, tidak ada peningkatan
vena jugularis, kulit tampak kusam
 Palpasi : CRT < 2 detik, frekuensi nadi 96x/menit, akral
hangat
 Perkusi : Pekak
 Auskultasi : Bunyi jantung SI dan SII reguler, tidak ada bunyi
tambahan seperti gallop dan murmur, TD 127/97
mmHg

c. Sistem Gastrointestinal
 Inspeksi : Keadaan mulut bersih, mukosa bibir kering, bicara
tidak pelo, reflek mengunyah (+) dan menelan (+),
bentuk abdomen datar, terdapat luka jahitan
operasi 4 jahitan di kuadran kanan bawah beserta
drain
 Palpasi : perut lembek
 Perkusi : tidak dikaji
 Auskultasi : bising usus 6x/menit

d. Sistem Uraniaria
 Inspeksi : warna urine kuning jernih, tidak ada pembesaran
kandung kemih, BAK 5x/ hari atau jumlah ±600cc/
24 jam
 Palpasi : Tidak ada distensi kandung kemih

e. Sistem Integrumen
 Inspeksi : Kulit lembab, tidak ada ikterik, suhu 36.2ºC,
terdapat luka post operasi di abdomen kuadran
kanan bawah sebanyak 4 jahitan dan slang drain

 Palpasi : Akral hangat, turgor kulit < 2 detik


f. Sistem Muskuloskeletal
 Inspeksi : Terpasang infus RL 20 tetes per menit di lengan
sebelah kanan , kekuatan otot 55 | 55
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan maupun lepas, tidak ada
edema

g. Sistem Panca Indra


 Mata : kedua mata simetris, konjungtiva merah muda,
sklera tidak ikterik.
 Hidung : Tidak ada sekret, benjolan dan lesi
 Telinga : pendengaran baik
h. Sistem Neurologi
 Inspeksi : Pupil isokor, reflek cahaya positif, GCS 15
 Palpasi : Tidak ada benjolan dan pembengkanan

i. Sistem Endokrin
 Inspeksi : Tidak ada lesi dan benjolan
 Palpasi : tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid dan getah
bening
4. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 04 Maret 2021
KOMPONEN HASIL NILAI NORMAL INTERPRETASI
Hematologi
Hb 15.4 13-16 g/dl Normal
Eritrosit 5.25 4,5-5,3 juta/uL Tinggi
Leukosit 11.710 4,50-11,0 10^3/uL Tinggi
Trombosit 194.000 150-450 ribu/uL Normal
Eosinophil 1 2-4% Rendah
Basophil 0 0-1 Normal
Neutrofil Batang 3 3-6 Normal
Neutrofil Segmen 89 50-70 Tinggi
Limfosit 5 25-40 Rendah
Monosit 2 2-8 Normal
Hematokrit 47 41-53 Normal
GDS 110 <180 mg/dL Normal
Blooding Time 1.30 1-3 menit Normal
Clooting Time 6.00 4-9 menit Normal

5. Terapi
Nama Terapi Dosis dan Cara Pemberian Fungsi Terapi
IV Futrolit 20 tpm
Ranitidine 2x1 amp
Ketorolac 2x1 amp

6. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
DS : Post Op Appendictomy Gangguan rasa
No Data Etiologi Masalah
1. Klien mengatakan nyeri ↓ nyaman :
masih dirasakan di area Kontinuitas jaringan Nyeri
operasi terutama saat terputus
bergerak ↓
DO : Merangsang pengeluaran
 Wajah klien tampak hormone bradikinin,
meringis saat bergerak. histamine, serotonin dan
 Terdapat luka post operasi prostaglandin
pada abdomen kuadran ↓
kanan bawah sebanyak 4 Merangsang reseptor nyeri
jahitan. saraf delta A tipe C
 Skala nyeri 7 (0-10) ↓
Timbul potensial aksi
sebagai impuls sensorik
radiks posterior

Traktus spinothalamus
lateral mengaktifkan RAS

Thalamus

Cortek serebri

Nyeri dipersepsikan

2. DS: Post Op Appendiktomi Intoleransi


 Klien mengatakan sulit ↓ Aktifitas
melakukan aktifitas dan Nyeri akut
membersihkan diri ↓
 Klien mengeluh Terpasang slang dan infus
aktifitasnya tidak seperti ↓
saat sebelum dirawat Aktivitas terganggu
DO: ↓
 Klien tampak berhati-hati Intoleransi aktivitas
saat melakukan gerakan
 Aktivitas klien tampak
dibantu oleh istrinya
 Klien terpasang slang
drain dan slang infus
3. DS: Post Op Appendiktomi Resiko tinggi
 Klien mengatakan luka ↓ infeksi
balutannya sering basah Kontinuitas jaringan
dan rembes ↓
 Klien mengelapnya Post de entry
dengan tisu atau kain kuman/mikroorganisme
No Data Etiologi Masalah
DO: ↓
 Balutan tampak lembab Resiko tinggi infeksi
 Slang drain tampak
kotor
 Tidak tampak tanda-
tanda infeksi
 Leukosit : 98.200/uL
 TTV :
TD : 127/97 mmHg
R : 20x/menit
S : 36.2 0C
N : 97x/menit
4. DS : Post Op Appendiktomi Cemas
 Klien mengatakan takut ↓
akan tidak bisa Tidak adanya konseling
beraktivitas dengan dari pihak rumah sakit
cepat ↓
 Klien mengatakan takut Krisis situasional
jahitannya lepas bila ↓
bergerak Cemas
DO :
 Klien tampak sering
bertanya-tanya pada
perawat tentang
penyembuhannya
 Klien sangat berhati-hati
dalam beraktifitas
5. DS : Efek radiasi Anestesi Gangguan
 Klien mengatakan mual ↓ keseimbangan
 Nafsu makan berkurang Menekan medulla nutrisi : Mual
 Asam lambung seperti oblongata
naik ke kerongkongan ↓
DO : Merangsang nucleus
 Makan setengah porsi salivarius
 Terdapat penurunan BB ↓
1kg Mengkoordinasi
pernafasan salivasi dan
pusat vasomotor serta
iervasi nervus vagus dari
traktur gastrointestinal

Mual
7. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kontinuitas jaringan
2. Intoleransi aktivitas b.d efek hospitalisasi
3. Resiko tinggi infeksi b.d post de entry mikroorganisme
4. Cemas b.d krisis situasional
5. Gangguan keseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh b.d mual

8. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan
No Diagnosa keperawatan Rasional
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi TTV 1. Mengetahui keadaan umum
1. keperawatan selama 3 x 2. Ajarkan teknik relaksasi dan pasien sebagai standar dalam
nyeri b.d kontinuitas
24 jam nyeri berkurang distraksi dalam pengalihan menentukan intervensi yang
jaringan Dengan kriteria hasil : nyeri tepat
 TTV dalam batas 3. Atur posisi klien senyaman 2. Dapat merangsang otak
normal mungkin bagian median dan batang
 Klien tampak tidak 4. Kolaborasi dengan dokter otak untuk meningkatkan
meringis dalam pemberian analgetik produksi endorphin yang
 Skala nyeri 3 (0-10) mengubah transmisi nyeri
3. Mengatur posisi nyaman
dapat mengurangi reseptor
nyeri
4. Pemberian analgetik dapat
Perencanaan
No Diagnosa keperawatan Rasional
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
mengurangi produksi
serotonin, bardikinin,
prostaglandin dan histamine
untuk memanipulasi nyeri

2. Intoleransi Setelah dilakukan asuhan 1. Ajarkan teknik mobilisasi 1. Mengajarkan teknik mobilisasi
aktivitas b.d efek keperawatan selama 3 x aktif dan pasif aktif dapat membantu klien
hospitalisasi 24 aktivitas tertoleransi 2. Bantu klien sebagian dalam mengembalikan fungsi diri dan
Dengan kriteri hasil: pemenuhan aktivitasnya lama hari hari rawat
1. Aktivitas mandiri 3. Berikan reinforcement setiap 2. Memudahkan klien dalam
2. Mobilisasi aktif aktivitas yang dilakukan memenuhi kebutuhannya
3. Klien tampak tenang 4. Berikan edukasi pentingnya 3. Memberikan reinforcement
mobilisasi aktif menambah kepercayaan diri
serta motivasi yang tinggi
4. Edukasi mobilisasi untuk
menambah pengetahuan klien

3. Resiko tinggi Setelah dilakukan asuhan 1. Pertahankan luka post op 1. Luka yang basah, lembab dan
infeksi b.d post de keperawatan selama 3x24 dalam keadaan kering dan kotor dapat memicu
entry jam infeksi tidak terjadi bersih pertumbuhan mikroorganisme
mikroorganisme Dengan kriteria hasil : 2. Lakukan perawatan luka 2. Meminimalisir pertumbuhan
1. Tidak tampak tanda- dengan metode modern mikroorganisme pada luka
tanda infeksi (tumor, dressing post op
rubor, dolor, kalor, palor, 3. Monitoring tanda-tanda 3. Mencegah terjadinya infeksi
fungsiolesa) infeksi agar dapat mengurangi infeksi
Perencanaan
No Diagnosa keperawatan Rasional
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
2. Suhu tubuh dalam batas 4. Kolaborasi dengan nosocomial
normal laboratorium dalam 4. Mendeteksi adanya tanda-
3. Skala nyeri berkurang pemeriksaan darah rutin tanda infeksi dalam darah
4. Perfusi jaringan normal
4. Cemas b.d krisis Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat kecemasan 1. Mengkaji dapat menentukan
situasional tindakan keperawatan 2. Ajarkan teknik relaksasi intervensi selanjutnya
selama 3x24 jam cemas benson 2. Relaksasi benson dapat
berkurang/hilang 3. Kolaborasi dengan dokter mengurangi kecemasan pada
dengan kriteria hasil: dalam pemberian obat pasien post operasi
1. Klien tampak tenang penenang 3. Pemberian obat penenang
2. Klien menunjukkan 4. Berikan informasi tentang dapat menstimulasi otak dalam
perbaikan kondisi penyakit dan proses memberikan efek tenang.
penyembuhan klien 4. Informasi dapat membuka
3. Pengetahuan klien
wawasan dan pengetahuan
meningkat klien
5 Gangguan Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi penyebab timbul 1. Untuk melihat factor yang
keseimbangan keperawatan selama 3x24 nya mual (obat-obatan dan dapat menyebabkan
nutrisi kurang dari jam mual hilang dengan prosedur) mual,disamping obat-obatan,
kebutuhan b.d kriteria : 2. Anjurkan klien makan sedikit efek anestesi atau prosedur
mual 1. Berat badan stabil tapi sering tindakan invasive
2. Makan habis 1 porsi 3. Berikan air minum hangat 2. Makan sedikit tapi sering dapat
sebelum makan meminimalisir gastrointestinal
terasa penuh
3. Pemberian air hangat dapat
meminimalisir peningkatan
Perencanaan
No Diagnosa keperawatan Rasional
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
asam lambung.
9. Implementasi Keperawatan

No Waktu
Implementasi Respon TT
Dx Tgl/jam
Jumat, 05-03- 1. Pengkajian kepada 1. Klien kooperatif Azhar
1. 2021 pasien 2. TTV :
09.00 WIB 2. Mengobservasi TTV TD : 120/80mmhg
3. Atur posisi nyaman R : 19x/menit
S : 36.1
N : 81x/menit
3. Posisi klien semi
fowler
4. Skala Nyeri 7 (0-10)
3 Sabtu 06-03- 1. Mengkaji tanda-tanda 1. Tidak tampak tanda- Azhar
2021 infeksi tanda infeksi
11.30 WIB 2. Luka klien tampak
kotor dan lembab

4 Sabtu 06-03- 1. Mengajarkan teknik 1. Klien tampak Azhar


2021 relaksasi otot progresif tenang
10.30 WIB

1 Senin 08-03- 1. Mengajarkan teknik 1. Klien tampak Azhar


2021 relaksasi benson tenang, nyeri
09.00 WIB 2. Memberikan berukang
pengetahuan kepada 2. Klien mengerti
klien tentang penyakit penjelasan perawat
dan proses penyembuhan

5 Senin 08-03- 1. Menganjurkan klien 1. Klien mengerti Azhar


2021 untuk makan sedikit tapi anjuran perawat
10.00 WIB sering 2. Klien mengatakan
2. Memberikan terapi mual berkurang
farmakologi sesuai
anjuran dokter :
ranitidine 1 ampul via IV
10. Catatan Perkembangan (SOAP)

No dx Tgl/jam SOAP Paraf


1 Sabtu, 6 Maret S: azhar
2021  Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang dan
09.00 WIB sudah mampu bergerak
O:
 TTV :
TD : 122/88 mmHg
R : 19x/menit
S : 36.2 derajat Celcius
N : 76x/menit
 Skala nyeri 6 (0-10)
A: Nyeri belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
2. Sabtu, 6 Maret S: azhar
2021  Klien mengatakan sudah bisa turun dari tempat
11.40 WIB tidur
 Klien mengatakan takut infusan dan slang
drainnya lepas
O:
 Klien tampak sudah percaya diri untuk
melakukan aktivitasnya oleh sendiri
A: Intoleransi Aktifitas belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
3. Sabtu, 6 Maret S: -
2021 O:
12.00 WIB  Tidak tampak tanda-tanda infeksi
 Luka tampak bersih dan kering
 Masih terpasang drain
A: Resiko tinggi infeksi belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

4. Sabtu, 6 Maret S: Azhar


2021  Klien mengatakan sangat menghawatirkan
13.00 WIB keluarganya dirumah
 Klien mengatakan takut luka jahitannya lepas
O:
 Klien tampak sering bertanya-tanya pada
perawat tentang kesembuhannya
 Klien tampak gelisah.
No dx Tgl/jam SOAP Paraf
A: Cemas b.d krisis situasional
P : Intervensi dilanjutkan
5 Sabtu, 6 Maret S: Azhar
2021  Klien mengatakan mual masih terasa
13.00 WIB  Porsi makan ½ porsi
O:
 Makanan masih tersisa ½ porsi di area piring
 Berat badan 56 kg

A: Ganggguan keseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1 Senin, 8 Maret S: Azhar
2021  Klien mengatakan nyeri berkurang
09.00 WIB O:
 Ekspresi klien tampak lebih baik
 Skala nyeri 5 (0-10)
A:
 Nyeri belum teratasi
 Intervensi dilanjutkan
I : Pemberian teknik relaksasi Benson
2 Senin, 8 Maret S: Azhar
2021  Klien mengatakan sudah tidak dibantu oleh
09.25 WIB keluarganya dalam memenuhi kebutuhannya
 Klien mengatakan sudah berjalan-jalan
O:
 Klien tampak lebih mandiri
A : Intoleransi aktifitas teratasi
P : Intervensi dihentikan
3 Senin, 8 Maret S:- Azhar
2021 O:
09.00 WIB  Tidak tampak tanda-tanda infeksi
 Luka tampak kering dan bersih
 Masih terpasang drain
A : Resiko infeksi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
I : Lakukan perawatan luka modern dressing
4 Senin, 8 Maret S: Azhar
2021  Klien mengatakan sudah tidak merasa cemas
10.30 WIB O:
 Klien tampak tenang
 Klien sudah terbiasa dengan kondisi nya
A : Cemas teratasi
P : Intervensi dihentikan
No dx Tgl/jam SOAP Paraf
5 Senin, 8 Maret S: Azhar
2021  Klien mengatakan mual berkurang
10.30 WIB  Klien mengatakan sudah makan banyak dan
ngemil banyak
O:
 Klien tampak lebih bugar
 BB awal : 56 kg. BB sekarang : 56.8 kg
A : Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi
P : Intervensi dihentikan

11. Lingkup Intervensi Berbasis Bukti


1. (Ju et al., 2019) Efficacy of relaxation therapy as an effective nursing
intervention for post-operative pain relief in patients undergoing
abdominal surgery: A systematic review and meta-analysis
Metode : Systematic Review and Meta-Analysis pada studi relaksasi
rahang, relaksasi benson, otot progresif, dan relaksasi sistematis
Hasil : Dari 12 yang disertakan, 10 penelitian menunjukkan pereda nyeri
yang signifikan secara statistic kelompok control relaksasi dibandingkan
dengan kelompok control. Data dari 422 pasien di kelompok relaksasi dan
424 pasien di kelompok control dikumpulkan untuk meta analisis yang
diindikasikan bahwa pasien menjalani operasi perut secara signifikan pada
intervensi relaksasi efektif dibandingkan pada kelompok kontrol (-1,15;
95% CI, -2,04 hingga -026; P<0,00001).
Kesimpulan : Sesuai tinjauan pustaka, terapi relaksasitelah menjadi subjek
penelitian substansial di bidang pereda nyeri.

2. (Manurung, 2019) Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap


Penurunan Skala Nyeri Post Appendixtomy di RSUD Porsea
Metode : Quasi Experiment, posttest only control group design with
sample of 18 respondents
Hasil : terdapat perbedaan penurunan skala nyeri post appendixtomy
antara pre eksperimen kelompok control dengan pre eksperimen kelompok
intervensi setelah dilakukan relaksasi Benson dengan nilai p=0,00 (<0,05).
Kesimpulan : Hasil penelitian pada kelompok kontrol pre eksperimen
terdapat 6 responden (66.7%) yang mengalami nyeri nilai 7, 2 orang
(22.2%) mengalami nilai nyeri 8 dan 1 responden (11.1%) memiliki nilai
nyeri 6. Hasil penelitian pada kelompok intervensi pre eksperimen terdapat
6 responden (66.7%) mengalami nyeri nilai 7. Hasil analisa
uji t pre eksperimen dan post eksperimen kelompok kontrol diperoleh
nilai p=0.000, yang berarti nilai p< 0.05 maka dapat disimpulkan ada
perbedaan skala nyeri post Appendixtomy di RSUD Porsea setelah
dilakukan Teknik Relaksasi Benson. Hasil analisa uji t pre eksperimen dan
post eksperimen kelompok intervensi diperoleh nilai p=0.000, yang berarti
nilai p< 0.05 maka dapat disimpulkan ada perbedaan perbedaan skala nyeri
post Appendixtomy di RSUD Porsea setelah dilakukan Teknik Relaksasi
Benson.
3. (Pérez et al., 2017) Penerapan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Pada Pasien
Post Operasi Apendiktomi dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Rasa
Aman Nyaman di RSUD Sleman
Metode : Deskriptif studi kasus, yang mengobservasi respon pasien
terhadap penggunaan teknik relaksasi nafas dalam
Hasil : Hasil dari studi kasus ini adalah pada pasien skala nyeri dari skala
5 menjadi skala 2, dan skala nyeri pada pasien 2 dengan skala nyeri 5
menjadi skala 1.
Kesimpulan : Terdapat pengaruh penurunan skala nyeri pada kedua pasien.
Faktor yang mempengaruhi perbedaan respon yaitu usia, spiritual,
mobilisasi, pengalaman nyeri sebelumnya, dan pola koping.

12. Pembahasan Kasus


Penyakit yang diderita oleh Tn. A yaitu Appendicitis dengan tindakan
operasi Appendictomy dengan riwayat nyeri hilang timbul 3 hari SMRS.
Apendiktomi adalah pembedahan atau operasi pengangkatan apendiks
(Haryono, 2012). Apendiktomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk
mengangkat apendiks yang telah terinflamasi, hal ini dilakukan sesegera
mungkin untuk menurunkan risiko perforasi. Apendiktomi dapat dilakukan
dibawah anastesi umum atau spinal dengan insisi abdomen bawah atau
dengan laparoskopi (Smeltzer & Bare, 2013).
Pada kasus Tn. A pada organ apendiks yang terinflamasi tidak sampai
menyebabkan perforasi, keluhan klien segera tertangani oleh pihak rumah
sakit. Klien mengeluh nyeri pada area luka operasi sehingga terjadi
keterbatasan mobilisasi dan aktivitas. Segala aktivitas dan kebutuhan dasar
klien dibantu oleh keluarga. Namun dari hari pertama perawatan, klien
mengalami perbaikan kondisi, mobilisasi aktif sudah bisa dilakukan,
kebutuhan dasar klien dapat dilakukan sebagian oleh dirinya sendiri.
Klien diberikan intervensi relaksasi otot progresif untuk mengurangi
kecemasan yang dialami atas indikasi tidak ada keluhan yang signifikan, lalu
klien juga diberikan teknik relaksasi benson dalam pemenuhan masalah nyeri
yang dirasakannya agar dapat mengurangi rasa nyeri nya.
Klien masuk rumah sakit pada tanggal 05 Maret 2021 dan direncanakan
untuk pulang pada tanggal 08 Maret 2021 dan control pada tanggal 12 Maret
2021
DAFTAR PUSTAKA

Ju, W., Ren, L., Chen, J., & Du, Y. (2019). Efficacy of relaxation therapy as an
effective nursing intervention for post-operative pain relief in patients
undergoing abdominal surgery: A systematic review and meta-analysis.
Experimental and Therapeutic Medicine, 2909–2916.
https://doi.org/10.3892/etm.2019.7915
Manurung, M. (2019). Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Penurunan
Skala Nyeri Post Appendixtomy Di Rsu D Porsea. Jurnal Keperawatan
Priority, 2(2), 61. https://doi.org/10.34012/jukep.v2i2.541
Pérez, A., Santamaria, E. K., Operario, D., Tarkang, E. E., Zotor, F. B., Cardoso,
S. R. de S. N., Autor, S. E. U., De, I., Dos, A., Vendas, O. D. E., Empresas,
D. A. S., Atividades, P. O., Artigo, N., Gest, G. N. R. M. D. E., Para, D. E.
F., Miranda, S. F. da R., Ferreira, F. A. A., Oliver, J., Dario, M., … Volk, J.
E. (2017). Title. BMC Public Health, 5(1), 1–8.
https://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/siklus/article/view/298%0Ahttp://
repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/
j.jana.2015.10.005%0Ahttp://www.biomedcentral.com/1471-
2458/12/58%0Ahttp://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=JS&P

Anda mungkin juga menyukai