Anda di halaman 1dari 4

Eksplorasi konsep

1. Apa faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang mempengaruhi penyelenggaraan
pendidikan dan pembelajaran di masa penjajahan Belanda dan Jepang?
Jawab:
Pada masa kolonial Belanda, pribumi Indonesia tidak mempunyai kebebasan dalam
pendidikan. Pemerintahan kolonial Belanda mendirikan sekolah bumiputera yang mengikuti
politik etis, yang merupakan bentuk politik balas budi pemerintah Belanda terhadap rakyat
pribumi. Ciri-ciri pendidikan pada masa kolonial Belanda termasuk dualisme, di mana
terdapat perbedaan tajam antara pendidikan untuk keturunan Eropa dan golongan pribumi.
Selain itu, pada masa penjajahan Jepang, seluruh kalangan masyarakat pribumi mendapatkan
kesempatan untuk mengenyam dunia pendidikan, meskipun sistem pendidikan diatur oleh
pemerintahan Jepang. Proses pendidikan di Hindia Belanda sendiri diawali karena kritik dari
beberapa tokoh dan golongan dengan diterapkannya tanam paksa dan politik liberal, yang
kemudian menyebabkan berbagai perubahan dalam sistem pendidikan. Meskipun ada
perbedaan dalam sistem pendidikan antara masa kolonial Belanda dan penjajahan Jepang,
kedua periode tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan pendidikan
di Indonesia.
Faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang mempengaruhi penyelenggaraan
pendidikan dan pembelajaran di masa penjajahan Belanda dan Jepang meliputi:
Faktor Sosial:
 Semua siswa dari berbagai kalangan berhak mendapat pendidikan gratis
 Pada masa penjajahan Jepang, pribumi laki-laki dijadikan sebagai romusa, dan pribumi
perempuan dijadikan budak seks untuk para tentara Jepang
Faktor Budaya:
 Walaupun terdapat sekolah internasional dengan bahasa asing, Bahasa Indonesia tetap
menjadi bahasa utama dalam pembelajaran
 Pola pikir yang ditanamkan oleh Jepang kepada rakyat Indonesia adalah pola pikir
colonial
Faktor Ekonomi:
 Di masa kolonial, masyarakat pribumi tergolong kategori rendah dalam hal ekonomi
sehingga tidak memiliki kekuatan penuh
 Pemerintah telah memberikan banyak beasiswa pendidikan bagi peserta didik dengan
kategori tertentu seperti kurang mampu, berprestasi, tahfiz Quran, dan lainnyaDengan
memahami faktor-faktor ini, kita dapat melihat bagaimana kondisi sosial, budaya,
ekonomi, dan politik pada masa penjajahan Belanda dan Jepang memengaruhi
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di Indonesia
Faktor Politik:
 Di masa penjajahan kolonial, doktrin yang diberikan oleh pihak kolonial kepada rakyat
pribumi bertujuan untuk memperkuat kekuatan pemerintahan bangsa kolonial.
 Jepang melarang segala aktivitas politik seperti organisasi politik, sosial, dan keagamaan
serta menggantinya dengan organisasi bentukan Jepang. Mereka juga menegakkan
disiplin tinggi dan menghukum tanpa proses hukum bagi yang tidak pro terhadap Jepang.
2. Bila ditarik pada masa sekarang, menurut Anda, apa faktor sosial, budaya, ekonomi, dan
politik penting yang berpengaruh pada pendidikan saat ini? Apakah Anda sudah mengalami
dan melihat yang dicita-citakan oleh Ki Hajar Dewantara (lihat video singkat di awal) yaitu
belajar secara merdeka?
Jawab:
Menurut saya, pendidikan saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu faktor sosial,
budaya, ekonomi, dan politik yang memainkan peran penting dalam perkembangan sistem
pendidikan. Beberapa faktor kunci yang memengaruhi pendidikan saat ini meliputi:
Faktor Sosial:
 Tingkat aksesibilitas pendidikan bagi semua lapisan masyarakat menjadi krusial
dalam memastikan kesetaraan pendidikan.
 Keharmonisan antarbudaya dan pengakuan terhadap keragaman sosial menjadi aspek
penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.
Faktor Budaya:
 Nilai-nilai budaya lokal memperkuat, mempertahankan identitas dan kearifan lokal.
 Pengembangan bahasa daerah sebagai bagian dari warisan budaya dan identitas
bangsa.
Faktor Ekonomi:
 Jaminan biaya pendidikan yang terjangkau tidak akan menjadi hambatan bagi
masyarakat dalam mengakses pendidikan berkualitas.
 Relevansi kurikulum pendidikan sesuai dengan tuntutan pasar kerja dapat
meningkatkan kesempatan kerja bagi lulusan muda.
Faktor Politik:
 Kebijakan Pendidikan: Implementasi kebijakan pendidikan yang progresif dan
inklusif untuk meningkatkan mutu dan aksesibilitas pendidikan.
 Otonomi Sekolah: Memberikan otonomi kepada sekolah dalam pengelolaan
pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Menurut saya, sangat penting belajar secara merdeka seperti yang dicita-citakan oleh Ki
Hajar Dewantara adalah untuk memberdayakan peserta didik agar memiliki kemampuan
belajar mandiri, kritis, dan kreatif tanpa terpaku pada pembelajaran yang konvensional.
Namun saya belum melihat sepenuhnya bahwa belajar secara merdeka belum diterapkan
dengan baik di negara kita yang tercinta karena masih dalam proses pengembangan
kurikulum merdeka sesuai cita-cita KHD. Dengan berjalanya waktu, saya yakin belajar
secara merdeka, akan mendorong peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi diri
secara optimal sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhannya.
3. Menurut Anda sebagai guru, apa arti penting mempelajari perspektif sosial, budaya,
ekonomi, dan politik dalam pendidikan di Indonesia?
Jawab:
Memahami perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pendidikan di Indonesia
penting karena ketika seorang guru memiliki pemahaman yang mendalam terhadap faktor-
faktor tersebut, guru dapat mengembangkan metode pembelajaran yang lebih relevan dan
menarik bagi peserta didik. Selain itu, guru dapat membantu peserta didik untuk menjadi
individu yang berpikir kritis, kreatif, dan mandiri dalam menghadapi tantangan di masyarakat
yang kompleks dan beragam. Dengan demikian, integrasi perspektif sosial, budaya, ekonomi,
dan politik dalam pendidikan tidak hanya meningkatkan efektivitas pembelajaran tetapi juga
membantu menciptakan generasi muda bangsa yang siap menghadapi realitas sosial, budaya,
ekonomi, dan politik Indonesia dengan pemahaman yang mendalam dan kemampuan
berpikir yang kritis serta kreatif
4. Apa semangat yang Anda dapatkan sebagai calon guru dari mempelajari video-video
tersebut?
Jawab: Sebagai calon guru, mempelajari video-video perjuangan Ki Hadjar Dewantara
untuk pendidikan dan organisasi guru saya mendapatkan semangat yang positif dan inspiratif.
Saya dapat memahami pentingnya pendidikan yang berkualitas dan bertujuan untuk
membangun masyarakat yang berpikir kritis, kreatif, dan mandiri. Dengan semangat yang
didapat dari video-video perjuangan untuk pendidikan dan organisasi guru, saya dapat
menjadi guru yang profesional, berpikir kritis, kreatif, dan mandiri, serta membangun
organisasi guru yang bersifat independen dan berfungsi untuk memajukan profesi,
meningkatkan kompetensi, karir, wawasan kependidikan, perlindungan profesi, dan
peningkatan profesionalisme guru.

Anda mungkin juga menyukai