Anda di halaman 1dari 10

PENTINGNYA MEMPELAJARI PERSPEKTIF SOSIAL,

BUDAYA EKONOMI DAN POLITIK DI INDONESIA

 PENTINGNYA PERSPEKTIF SOSIAL DALAM PENDIDIKAN


INDONESIA

Dalam konteks pendidikan di Indonesia, perspektif sosiokultural memiliki peran yang


sangat penting. Berikut adalah beberapa alasan mengapa perspektif ini memiliki dampak
signifikan:

1. Efektivitas Pembelajaran: Memahami peran yang dimainkan oleh konteks sosial


dan budaya membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Guru dapat
mengaitkan materi dengan realitas sosial dan budaya siswa, membuat pembelajaran
lebih relevan dan menarik.

2. Inklusivitas dan Kesetaraan: Perspektif sosiokultural mempromosikan inklusivitas


dan kesetaraan. Dengan memahami keragaman sosial dan budaya, pendidikan dapat
lebih memperhatikan keberagaman peserta didik dan memastikan bahwa semua siswa
merasa diperhatikan dan dihargai.

3. Kesadaran Hak Asasi Manusia: Melalui pendekatan sosiokultural, kesadaran


tentang hak asasi manusia dapat ditingkatkan. Pendidikan yang memperhitungkan
konteks sosial dan budaya akan lebih memperhatikan hak-hak individu dan
keterlibatan sosial dalam proses pembelajaran.

Dengan memperkuat perspektif sosiokultural, pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih


inklusif, relevan, dan berdampak positif bagi semua peserta didik.

Apa saja tantangan dalam menerapkan perspektif sosial di Indonesia?

Tantangan dalam menerapkan perspektif sosial di Indonesia melibatkan beberapa aspek


yang kompleks dan memerlukan perhatian serius. Berikut adalah beberapa tantangan yang
relevan:

1. Keragaman Budaya dan Bahasa: Indonesia memiliki ribuan pulau dengan


berbagai budaya, bahasa, dan adat istiadat yang berbeda. Memahami dan
menghargai keragaman ini adalah tantangan, terutama dalam merancang kurikulum
yang inklusif dan relevan .

2. Ketidaksetaraan Akses: Meskipun ada kemajuan, ketidaksetaraan akses ke


pendidikan masih menjadi masalah. Beberapa daerah terpencil atau wilayah dengan
konflik memiliki tantangan tersendiri dalam menyediakan pendidikan yang
berkualitas bagi semua anak .

3. Ketidaksetaraan Gender: Meskipun ada peningkatan kesadaran tentang kesetaraan


gender, masih ada ketidaksetaraan dalam akses pendidikan antara laki-laki dan
perempuan. Peran sosial dan budaya juga memengaruhi partisipasi perempuan dalam
pendidikan .

4. Kurangnya Guru yang Terlatih: Kekurangan guru yang terlatih dan berkualitas
adalah tantangan serius. Pendidikan yang berfokus pada perspektif sosial memerlukan
guru yang memahami konteks lokal dan mampu mengintegrasikan nilai-nilai sosial
dalam pembelajaran .

5. Kurikulum yang Tidak Selalu Relevan: Kurikulum yang tidak selalu relevan
dengan kebutuhan dan realitas sosial dapat menghambat penerapan perspektif sosial.
Perlu ada peninjauan dan penyesuaian secara berkala agar kurikulum tetap relevan .

6. Keterbatasan Sumber Daya: Beberapa daerah di Indonesia masih menghadapi


keterbatasan sumber daya, termasuk fasilitas fisik, buku teks, dan teknologi. Ini
mempengaruhi kualitas pendidikan dan implementasi perspektif sosial .

7. Peran Orang Tua dan Masyarakat: Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam
pendidikan adalah tantangan. Pendidikan yang berorientasi pada perspektif sosial
memerlukan kerjasama aktif dari semua pihak terkait .

Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan
masyarakat sangat penting untuk menciptakan pendidikan yang inklusif, relevan, dan
berdampak positif bagi seluruh generasi di Indonesia.

 PENTINGNYA PERSPEKTIF BUDAYA DALAM PENDIDIKAN


INDONESIA

Dalam konteks pendidikan di Indonesia, perspektif budaya memiliki peran yang sangat
penting. Berikut adalah beberapa alasan mengapa perspektif ini memiliki dampak signifikan:

1. Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran: Memahami peran yang dimainkan oleh


konteks sosial dan budaya membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Guru
dapat mengaitkan materi dengan realitas sosial dan budaya siswa, membuat
pembelajaran lebih relevan dan menarik.

2. Inklusivitas dan Kesetaraan: Perspektif budaya mempromosikan inklusivitas dan


kesetaraan. Dengan memahami keragaman sosial dan budaya, pendidikan dapat lebih
memperhatikan keberagaman peserta didik dan memastikan bahwa semua siswa
merasa diperhatikan dan dihargai.
3. Kesadaran Hak Asasi Manusia: Melalui pendekatan budaya, kesadaran tentang hak
asasi manusia dapat ditingkatkan. Pendidikan yang memperhitungkan konteks sosial
dan budaya akan lebih memperhatikan hak-hak individu dan keterlibatan sosial dalam
proses pembelajaran.

Dengan memperkuat perspektif budaya, pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih inklusif,
relevan, dan berdampak positif bagi semua peserta didik.

Apa saja tantangan dalam menerapkan perspektif budaya di Indonesia?


Tantangan dalam menerapkan perspektif budaya di Indonesia melibatkan beberapa aspek
yang kompleks dan memerlukan perhatian serius. Berikut adalah beberapa tantangan yang
relevan:

1. Kegamangan Pelembagaan Disiplin Ilmu Sosial-Humaniora:


o Kajian-kajian budaya muncul dan berkembang dalam berbagai variannya
akibat kegamangan pelembagaan disiplin ilmu sosial-humaniora di kampus-
kampus Indonesia. Watak laku ilmu dan ilmuwan sosial-humaniora di
Indonesia tidak banyak berubah pasca kemerdekaan. Ilmu sosial-humaniora
berfungsi penting sebagai instrumen kunci bagi proyek membangun
nasionalisme dan modernisasi.
2. Infrastruktur Akademis yang Lemah:
o Kajian budaya diterima oleh para pembelajarnya dalam atmosfer dan
infrastruktur akademis yang lemah dalam memperjuangkan disiplin
keilmuwannya. Lebih banyak tertarik pada kegiatan aktivisme daripada
menggali analisis mendalam.
3. Kapasitas Bahasa Inggris dan Pemahaman Konteks Historis:
o Lemahnya kapasitas para intelektual dalam menguasai Bahasa Inggris dan
memahami konteks historis kajian sastra Inggris menjadi tantangan. Kajian
budaya memerlukan pemahaman mendalam terhadap latar belakang kelahiran
dan perkembangan kajian budaya.
4. Panggilan Memperbaiki Bangsa vs. Intelektual Publik:
o Di Indonesia, pelembagaan ilmu sosial-humaniora harus bersaing dengan
godaan menjadi intelektual publik sebagai bentuk pemenuhan “panggilan”
memperbaiki bangsa. Ini membedakan dengan para intelektual di negara-
negara Barat yang lebih memilih bertapa untuk bekerja pada disiplin yang
digelutinya.
5. Pengabaian Dimensi Analisis:
o Pengajaran kajian budaya di Indonesia sering mengabaikan tiga dimensi
analisis: budaya lokal, konteks historis, dan Bahasa Inggris. Ini
menghambat pemahaman mendalam dan penerapan perspektif budaya.

Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan
masyarakat sangat penting untuk menciptakan pendidikan yang inklusif, relevan, dan
berdampak positif bagi seluruh generasi di Indonesia.
 PENTINGNYA PERSPEKTIF EKONOMI DALAM PENDIDIKAN
INDONESIA
Perspektif ekonomi dalam pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Berikut adalah
beberapa alasan mengapa perspektif ini memiliki dampak signifikan:
1. Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran: Memahami peran yang dimainkan oleh
konteks sosial dan budaya membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Guru
dapat mengaitkan materi dengan realitas sosial dan budaya siswa, membuat
pembelajaran lebih relevan dan menarik.
2. Menunjang Kelancaran Proses Pendidikan: Ekonomi dalam pendidikan berfungsi
untuk sumber-sumber lain, seperti guru, kurikulum, alat peraga, dan lainnya. Ini
membentuk manusia ekonomi yang memiliki etos kerja, produktivitas, dan efisiensi
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pengaruh Terhadap Pertumbuhan Ekonomi: Pendidikan dapat menciptakan pola
pikir inovatif dan menggunakan teknologi sebagai landasan pembelajaran online.
Tenaga kerja yang handal dan mampu menciptakan inovasi akan mendukung
pertumbuhan ekonomi.
4. Hubungan dengan Kreativitas dan Jejaring Ekonomi: Dunia pendidikan bisa
menjadi inspirasi dalam inovasi usaha. Selain itu, pendidikan membangun hubungan
sosial yang baik, membuka peluang jejaring ekonomi.
5. Kualitas Sumber Daya Manusia: Pendidikan membentuk kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang profesional dan berkontribusi baik pada sektor industri maupun
pertanian.
Dengan memperkuat perspektif ekonomi, pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih
inklusif, relevan, dan berdampak positif bagi semua peserta didik.

Apa saja tantangan dalam menerapkan perspektif ekonomi di Indonesia


dalam pendidikan?
Tantangan dalam menerapkan perspektif ekonomi di Indonesia dalam pendidikan
melibatkan beberapa aspek yang kompleks dan memerlukan perhatian serius. Berikut adalah
beberapa tantangan yang relevan:
1. Ketidaksetaraan Akses: Meskipun ada kemajuan, ketidaksetaraan akses ke
pendidikan masih menjadi masalah. Beberapa daerah terpencil atau wilayah dengan
konflik memiliki tantangan tersendiri dalam menyediakan pendidikan yang
berkualitas bagi semua anak.
2. Kurangnya Guru yang Terlatih: Kekurangan guru yang terlatih dan berkualitas
adalah tantangan serius. Pendidikan yang berfokus pada perspektif ekonomi
memerlukan guru yang memahami konteks lokal dan mampu mengintegrasikan nilai-
nilai ekonomi dalam pembelajaran.
3. Kurikulum yang Tidak Selalu Relevan: Kurikulum yang tidak selalu relevan
dengan kebutuhan dan realitas ekonomi dapat menghambat penerapan perspektif
ekonomi. Perlu ada peninjauan dan penyesuaian secara berkala agar kurikulum tetap
relevan.
4. Keterbatasan Sumber Daya: Beberapa daerah di Indonesia masih menghadapi
keterbatasan sumber daya, termasuk fasilitas fisik, buku teks, dan teknologi. Ini
mempengaruhi kualitas pendidikan dan implementasi perspektif ekonomi.
5. Peran Orang Tua dan Masyarakat: Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam
pendidikan adalah tantangan. Pendidikan yang berorientasi pada perspektif ekonomi
memerlukan kerjasama aktif dari semua pihak terkait.
Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan
masyarakat sangat penting untuk menciptakan pendidikan yang inklusif, relevan, dan
berdampak positif bagi seluruh generasi di Indonesia.

 PENTINGNYA PERSPEKTIF POLITIK DALAM PENDIDIKAN


INDONESIA
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, perspektif politik memiliki peran yang sangat
penting. Berikut adalah beberapa alasan mengapa perspektif ini memiliki dampak signifikan:
1. Membentuk Warga Negara yang Aktif: Pendidikan politik membantu membangun
kesadaran dan pemahaman tentang hak dan kewajiban warga negara. Dengan
memahami sistem politik dan proses demokrasi, siswa dapat berpartisipasi secara
aktif dalam kehidupan politik.
2. Mengajarkan Nilai-nilai Demokrasi: Pendidikan politik mengajarkan nilai-nilai
seperti kebebasan berpendapat, penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan
pengambilan keputusan kolektif. Ini penting untuk memperkuat fondasi demokrasi
di Indonesia.
3. Mengenali Isu-isu Sosial dan Politik: Melalui pendidikan politik, siswa dapat
memahami isu-isu sosial dan politik yang mempengaruhi masyarakat. Ini membantu
mereka menjadi pemikir kritis dan agen perubahan.
4. Menghargai Pluralitas dan Kebhinekaan: Pendidikan politik memperkenalkan
siswa pada keragaman pandangan dan keberagaman budaya di Indonesia. Ini
membantu menghargai perbedaan dan memperkuat persatuan.
5. Mendorong Partisipasi dalam Pemilu: Pendidikan politik mempersiapkan siswa
untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum. Mereka memahami pentingnya hak
suara dan tanggung jawab sebagai warga negara.
Dengan memperkuat perspektif politik, pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih inklusif,
relevan, dan berdampak positif bagi semua peserta didik.

Apa saja tantangan dalam menerapkan perspektif politik di Indonesia?


Dalam menghadapi tantangan penerapan perspektif politik dalam pendidikan di Indonesia,
terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan:
1. Alokasi Anggaran Pendidikan: Investasi yang memadai dalam sektor pendidikan
dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Alokasi anggaran pendidikan
yang memadai menjadi kunci untuk menciptakan peserta didik yang memahami nilai-
nilai politik dan ekonomi.
2. Reformasi Kurikulum: Pendidikan yang relevan dengan tuntutan zaman, termasuk
literasi politik, harus menjadi fokus. Reformasi kurikulum perlu memastikan bahwa
peserta didik memahami sistem politik, hak dan kewajiban warga negara, serta proses
pemilu.
3. Kondisi Politik yang Tidak Stabil: Kondisi politik yang seringkali tidak stabil dapat
memengaruhi kebijakan pendidikan. Oleh karena itu, komitmen bersama untuk
menciptakan lingkungan politik yang mendukung pengembangan sistem pendidikan
sangatlah penting.
4. Meningkatkan Literasi Politik: Pengenalan literasi politik di sekolah-sekolah
melalui materi ajar yang relevan dan pelatihan guru dapat membantu menciptakan
masyarakat yang kritis dan partisipatif dalam proses politik.
Dengan mengatasi tantangan ini, pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih inklusif,
relevan, dan berdampak positif bagi seluruh generasi.
 PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENDIDIK DALAM
MEMBENTUK PESERTA DIDIK YANG SESUAI DENGAN NILAI
SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI DAN POLITIK INDONESIA.

Peran dan tanggung jawab pendidik dalam membentuk peserta didik yang
sesuai dengan nilai-nilai sosial, budaya, ekonomi, dan politik Indonesia sangatlah
penting. Mari kita telaah beberapa aspek yang relevan:

1. Mengajarkan Nilai-nilai Karakter:


o Pendidik memiliki peran sentral dalam mengajarkan nilai-nilai
karakter kepada peserta didik. Ini melibatkan etika, kejujuran,
toleransi, gotong royong, dan rasa tanggung jawab. Dengan
memperkuat nilai-nilai ini, peserta didik dapat tumbuh menjadi warga
negara yang baik dan berintegritas.
2. Menghargai Keanekaragaman Sosial dan Budaya:
o Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya dan
suku bangsa. Pendidik harus memahami dan menghargai perbedaan
latar belakang sosial dan budaya peserta didik. Ini membantu
menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan menghormati
keberagaman.
3. Mengenalkan Literasi Politik:
o Pendidik dapat memperkenalkan konsep dasar tentang politik dan
sistem pemerintahan Indonesia. Ini melibatkan pemahaman tentang
demokrasi, hak dan kewajiban warga negara, serta proses pemilu.
Literasi politik membantu peserta didik memahami bagaimana
mereka dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses politik.
4. Mengajarkan Keterampilan Berpikir Kritis:
o Pendidik harus mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan
analitis. Ini melibatkan kemampuan memahami berbagai sudut
pandang, mengevaluasi informasi, dan mengambil keputusan yang
bijaksana. Keterampilan ini sangat relevan dalam konteks politik dan
ekonomi.
5. Mengintegrasikan Nilai-nilai Pancasila:
o Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki peran sentral
dalam membentuk karakter peserta didik. Pendidik harus
mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran sehari-
hari. Ini melibatkan gotong royong, keadilan sosial, persatuan, dan
demokrasi.

Dengan memperkuat peran dan tanggung jawab ini, pendidik dapat berkontribusi
secara signifikan dalam membentuk generasi muda yang berintegritas, berbudaya,
dan berwawasan politik.
 STUDI KASUS PRAKTIK PENDIDIKAN YANG
MENGINTEGRASIKAN PERSPEKTIF SOSIAL, BUDAYA
EKONOMI DAN POLITIK DALAM PEMBELAJARAN.
- Terdapat beberapa inisiatif dan program yang berfokus pada PERSPEKTIF SOSIAL
dalam berbagai konteks, termasuk pendidikan dan perlindungan sosial. Berikut
beberapa di antaranya:
2. Aksi Nyata Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia:
o Program ini menggali faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang
mempengaruhi pendidikan di Indonesia. Melalui refleksi dan eksplorasi
konsep, pendidik dapat memahami latar belakang peserta didik dan mengenali
keberagaman dalam proses pembelajaran.
3. Program CSR PT Unilever Indonesia:
o Perusahaan swasta seperti PT Unilever Indonesia juga berkontribusi dalam
mengatasi permasalahan sosial. Mereka memberikan bantuan kepada keluarga
kurang mampu, pelatihan keterampilan, dan beasiswa. Terutama selama
pandemi, banyak perusahaan memberikan bantuan baik berupa uang maupun
barang.
4. Program Perlindungan Sosial di Indonesia:
o Pemerintah Indonesia memiliki berbagai program perlindungan sosial,
termasuk skema non-kontribusi seperti Program Keluarga Harapan,
Program Indonesia Pintar, dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Ada
juga skema kontribusi seperti BPJS Kesehatan dan Jaminan Pensiun.
5. Program Pembangunan Berbasis Masyarakat (Community-Driven
Development):
o Program ini telah berjalan selama lebih dari lima belas tahun di Indonesia.
Melalui partisipasi masyarakat, program ini memfasilitasi pembangunan
berdasarkan kebutuhan lokal dan memperkuat perspektif sosial dalam proses
pengambilan keputusan.

Semua inisiatif ini berkontribusi untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif,
berkeadilan, dan berdampak positif bagi seluruh warga Indonesia.

- Terdapat beberapa inisiatif dan program yang berfokus pada PERSPEKTIF


BUDAYA dalam berbagai konteks, termasuk pendidikan dan perlindungan sosial.
Berikut beberapa di antaranya:
1. Pengembangan Kebudayaan Nasional:
o Program ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan nilai-nilai
budaya Indonesia agar tetap hidup dan relevan dengan perkembangan zaman.
Ini mencakup aspek bahasa, kesenian, adat istiadat, agama, dan nilai-nilai
kehidupan masyarakat. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan memiliki program-program yang mendukung pengembangan
bahasa Indonesia, pelestarian kesenian tradisional, dan dokumentasi budaya.
2. Program Prioritas Ditjen Kebudayaan:
o Program ini mencakup berbagai inisiatif, seperti Jalur Rempah, Desa
Pemajuan Kebudayaan, Repatriasi Cagar Budaya, Media Kebudayaan,
Advokasi Masyarakat Adat, dan BLU Museum.
3. Pengelolaan Publikasi Budaya:
o Ditjen Kebudayaan memiliki rencana strategis untuk mewujudkan pengelolaan
publikasi budaya yang tangkas dan berkelanjutan. Ini melibatkan peningkatan
kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan kebudayaan Indonesia
melalui media dan kerjasama internasional.
4. Dukungan Terhadap Komunitas dan Pelaku Budaya:
o Program ini melibatkan fasilitasi bagi komunitas dan seniman dalam bidang
kebudayaan. Ini termasuk dukungan institusional bagi lembaga dan organisasi
kebudayaan, serta produksi kegiatan kebudayaan seperti pendayagunaan ruang
publik dan sinema mikro.
Semua inisiatif ini berkontribusi untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif,
berkeadilan, dan berdampak positif bagi seluruh warga Indonesia.

- Beberapa inisiatif dan program yang berfokus pada PERSPEKTIF EKONOMI


dalam berbagai konteks pendidikan. Berikut beberapa di antaranya:
1. Next Indonesia Unicorn (NextIcorn):
o Program ini bertujuan untuk mengangkat perekonomian digital dengan
mempromosikan startup potensial kepada investor di berbagai negara.
Pemerintah ingin menciptakan Unicorn-Unicorn baru melalui kolaborasi
dengan perusahaan rintisan lokal dan investor internasional .
2. Tri Hita Karana:
o Program ini dilakukan sebagai upaya untuk melindungi laut dari sampah
plastik. Penggunaan plastik sekali pakai dilarang sejak bulan Juni 2018. Upaya
ini dilakukan untuk menjaga keberlanjutan dari sumber laut. Sudah lama
plastik menjadi ancaman bagi lingkungan dan juga kehidupan manusia.
Sehingga dampak buruknya untuk generasi Indonesia selanjutnya harus
ditangani dengan baik.
3. Pembangunan Berkelanjutan Melalui Ekonomi Hijau:
o Pemerintah Indonesia telah menggabungkan upaya pemulihan ekonomi pasca
pandemi dengan pembangunan berkelanjutan. Program ini berfokus pada
investasi dalam energi terbarukan, pengelolaan air yang efisien, dan
pemberdayaan masyarakat lokal.
Semua inisiatif ini berkontribusi untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif,
berkeadilan, dan berdampak positif bagi seluruh warga Indonesia.

- Terdapat beberapa inisiatif dan program yang berfokus pada PERSPEKTIF


POLITIK dalam berbagai konteks pendidikan. Berikut beberapa di antaranya:
1. Pendidikan Politik Untuk Pemilih Pemula:
o Inisiatif ini bertujuan untuk membangun kesadaran kritis generasi muda
sebagai agen perubahan dalam menghasilkan pemilu berintegritas. Kegiatan
ini melibatkan siswa Sekolah Menengah Atas sebagai subyek utama. Dalam
aktivitas ini, penyelenggara pemilu seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU)
dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) berkolaborasi dengan tim
Ilmu Pemerintahan sebagai pemateri. Materi disampaikan melalui forum
diskusi dan tanya jawab.
2. Program Pembangunan Berbasis Masyarakat:
o Program ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan.
Dengan pendekatan berbasis masyarakat, program ini mencakup berbagai
inisiatif yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat lokal, termasuk dalam
aspek politik.
3. Pemikiran Politik Indonesia:
o Pemikiran tentang demokrasi, transparansi, dan hak asasi manusia (HAM)
juga menjadi bagian dari inisiatif yang relevan dengan perspektif politik di
Indonesia.
Semua inisiatif ini berkontribusi untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif,
berkeadilan, dan berdampak positif bagi seluruh warga Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai