Anda di halaman 1dari 3

E.9.

Hasil Ibadah
April 22, 2014 Hoed Tinggalkan komentar

Allah menciptakan jin


dan manusia agar mereka beribadah kepada-Nya. Tujuan yang hendak dicapai dengan ibadah itu
adalah agar mereka bertakwa. Hal ini dapat kita pahami dari perintah-perintah ibadah dalam al-
Qur’an maupun sunnah, baik ibadah secara umum maupun ibadah yang disebut secara khusus.
Ibadah ghairu mahdhah yang disebut langsung dan disampaikan pula tujuannya misalnya dalam
surah al-Baqarah: 21. Adapun ibadah mahdhah misalnya puasa (al-Baqarah: 183).

Takwa adalah derajat iman yang tertinggi, dimana orang yang menjalankan segala perintah-Nya
dan meninggalkan segala larangan-Nya. Namun tidak setiap ibadah akan dapat mengantarkan
pelakunya pada derajat takwa. Ia baru akan efektif membentuk pribadi takwa apabila dilakukan
dengan syarat dan kualifikasi tertentu.

Syarat-syarat kualifikasi itu adalah:

1. Iman.
Imanlah yang membedakan amal orang mukmin dan amal orang munafik. Tanpa iman, suatu
amal menjadi tanpa ruh dan kosong. Al-Qur’an menyebutnya sebagai fatamorgana atau bagai
debu yang tertiup angin kencang. Demikian itu karena ibadah yang dilakukan tanpa iman tidak
diperuntukkan bagi Allah, tidak disertai harapan untuk mendapatkan pahala di sisi-Nya, dan
tidak mengikuti tuntunan Rasul-Nya.

2. Islam.
Islam sikapnya [ketundukan dan menyerahkan diri] maupun Islam sebagai sistem. Dalam
konteks sistem, iman lebih banyak menyangkut urusan hati dan berkaitan dengan aspek aqidah.
Islam mengatur bagaimana beriman itu. Al-Qur’an mengatakan bahwa beriman dengan cara
selain Islam, tidak dianggap iman karena barangsiapa yang mencari selain Islam sebagai
agamanya, ia termasuk orang yang rugi. Sebab, agama di sisi Allah hanyalah Islam. Karena itu
orang belum dianggap beriman kalau ia belum Islam.

3. Ihsan.
Ihsan adalah sikap seseorang yang melakukan ibadah seakan-akan ia melihat Allah dan kalaupun
ia tidak melihat, ia yakin bahwa Allah melihatnya. Kondisi hati yang demikian akan
mempengaruhi kualitas amalnya sehingga ia akan merupakan amal yang terbaik.

4. Ketundukan.
Yaitu kondisi hati yang tunduk mengakui kebesaran Allah dan keagungan ayat-ayat-Nya, tidak
ada kesombongan, kecongkakan, dan kepongahan.

5. Tawakkal.
Yaitu menyerahkan urusan kepada Allah. Tugas manusia hanya melakukan /berproses sesuai
manhaj. Hasilnya ia serahkan kepada Allah.

6. Cinta (lihat kembali Hakekat ibadah)

7. Harapan (lihat kembali Hakekat ibadah)

8. Takut (lihat kembali Hakekat ibadah)


9. Taubat.
Betapapun telah melakukan ibadah dan ketaatan, seorang mukmin tetap hatus senantiasa
bertaubat dan istighfar. Hal ini untuk mengantisipasi kalau ia melakukan kesalahan yang tidak
disadari.

10. Doa.
Harap dan takut menjadikannya berdoa agar ibadahnya diterima dan dijauhkan dari kerugian
dunia dan akhirat.

11. Khusyu’.
Kekhusyu’an hati akan terindikasikan oleh kekhusyu’an lahir apabila dilakukan dengan
tuma’ninah.

Anda mungkin juga menyukai