Anda di halaman 1dari 4

7.

Radikulopati Lumbal merupakan gangguan pada system saraf tepi diakibatkan karena
adanya iritasi pada saraf tertentu yang menjalar di setiap titik saraf dan kebanyakan kasus
ini diakibatkan oleh gaya tekan yang terjadi dalam kantung saraf.
Sumber: Berry J A, Elia C, Saini H S, et al. (October 17, 2019) A Review of Lumbar
Radiculopathy, Diagnosis, and Treatment. Cureus 11(10): e5934. doi:10.7759/cureus.5934

8. Mekanisme penghantaran stimulus rangsang nyeri dari reseptor sampai dirasakan.


1. Dimulai dari stimulus nyeri diterima oleh reseptor rasa sakit (free nerve
ending/nosiseptor)
2. Penerimaan stimulus oleh reseptor terkait = aktivasi G-Protein = aktivasi cAMP =
pembukaan kanal kation (ion positif) = terjadi depolarisasi membrane, situasi dalam
sel lebih positif = terciptanya potensial reseptor
3. ketika potensial reseptor melebihi ambang batas (>100mv), maka akan tercetus
potensial aksi yang akan disalurkan pada sepanjang system saraf tepi = melalui nerv,
spinalis (S1, S2, L4 dan L5) = SERABUT SARAF AFFEREN
4. dari nerv. Spinalis, potensial aksi akan bermuara di system saraf pusat 1 – medulla
spinalis tepatnya di columna posterior yang meneruskan impuls sensoris melalui
jaras spinothalamicus anterior, jaras yang berperan dalam penerusan stimulus nyeri
dan tekanan.
5. dari jaras spinothalamicus anterior, potensial aksi disalurkan ke system saraf pusat 2
– brain stem (medulla oblongata – pons cerebri – mesencephalon)
6. dari brain stem, potensial aksi akan kembali diteruskan ke system saraf pusat 3 –
cerebellum (pedunculus cerebelli anterior) = terjadi penyesuaian penghantaran
impuls dan penghantaran diteruskan melalui thalamus (anterior).
7. dari cerebellum, potensial aksi akan diteruskan ke system saraf pusat 4 – Ganglia
basalis (thalamus) = memilah dan menyeleksi informasi sensoris
8. dari thalamus, potensial aksi akan diteruskan ke CORTEX CEREBRI (PRIMER &
SEKUNDER)
a. Cortex cerebri primer: area somatosensory I – gyrus post-central
(broadmann 3,2,1) = terjadi lokalisasi rasa nyeri dan merasakan rasa nyeri)
b. Cortex cerebri sekunder: area somatosensory II (asosiasi) (broadmann
5,7) = penggabungan berbagai informasi dan penerjemahan informasi sensoris
sehingga dapat merasakan nyeri dan dapat ‘memahami’ rasa nyeri tersebut.
Sumber: Hall, John E, Ph.D., Hall, Michael E, MD, MS., “Guyton dan Hall : Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran”. Edisi 14. Unit IX. Bab 46 (p.609).

9. Neurotransmitter yang terlibat = rangsang nyeri


Bradykinin, merupakan zat yang paling bertanggungjawab terhadap penyebab
munculnya stimulus nyeri akibat kerusakan jaringan dikarenakan adanya kolerasi
dengan peningkatan konsentrasi ion kalium setempat atau adanya peningkatan enzim
proteolitik = menyerang ujung-ujung saraf dan menimbulkan nyeri dengan membuat
membrane saraf (reseptor) lebih permeable terhadap ion-ion dan stimulus lain dalam
ambang batas rendah (sensitivitas meningkat).
Sumber: Hall, John E, Ph.D., Hall, Michael E, MD, MS., “Guyton dan Hall : Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran”. Edisi 14. Unit IX. Bab 49 (p.654).

10. Perbedaan transmisi berdasarkan tipe serabut saraf :

1. Serabut saraf anaksonik (anaxonic neurons)


Struktur histologis : kecil, dendrit dan akson sangat berdekatan
Transmisi impuls : terletak di otak dan organ rangsang khusus.

2. Serabut saraf unipolar (unipolar neurons)


Struktur histologis : dendrit dan akson yang panjang dan menyatu dengan badan
sel yang ‘menempel’ pada satu sisi.
Transmisi impuls : serabut saraf pada system saraf tepi

3. Serabut saraf bipolar (bipolar neurons)


Struktur histologis : mempunyai 2 percabangan (pada sisi berlawanan) dengan
fungsi berbeda :
- Satu cabang dendrit memanjang menjadi percabangan dendrit
- Satu cabang akson memanjang menjadi terminal sinaps

Transmisi impuls : organ rangsang khusus (special sense organs) : menerima


informasi penglihatan, penciuman, atau pendengaran.
4. Serabut saraf multipolar (multipolar neurons)
Struktur histologis : mempunyai 2 atau lebih dendrit dan 1 akson.
Transmisi impuls : serabut saraf paling banyak di Sistem Saraf Pusat (SSP),
serabut saraf control otot skelet, dan saraf memanjang dari medulla spinalis ke
otot skelet yang mengontrol pergerakan jari kaki.

Sumber : Martini, F.H, Ph.D., Nath, J.L., Ph.D., Bartholomew, E.F., M.S.
"Fundamentals of Anatomy and Physiology". 9th edition. Unit 3. Chapter 12
(p.378-379)

Anda mungkin juga menyukai