Anda di halaman 1dari 20

seterusnya.

Dalam pengajian itu, saya coba membahasnya


ASBABUN NUZUL TEMATIK berdasarkan masalah atau tema. Ternyata setelah dibahas,
menarik juga dalam upaya mendapatkan pemahaman secara
utuh. Sesudah meminta tanggapan kepada beberapa ustadz,
apalagi belum ada buku dengan format penulisan seperti ini,
maka saya susun buku ini hingga mendapatkan judul
Asbabun Nuzul Tematik.
Buku Asbabun Nuzul yang ditulis oleh Imam Suyuti
merupakan referensi utama buku ini, ditambah dengan
beberapa buku tafsir seperti Tafsir Al Munir yang ditulis oleh
Wahbah Zuhaili, Al Quran dan Tafsirnya yang diterbitkan oleh
Kementerian Agama, Tafsir Al Mishbah yang ditulis oleh M.
Quraish Shihab, dan sebagainya.
KATA PENGANTAR Dengan terbitnya buku ini, yang sangat saya harapkan adalah
membantu kaum muslimin dalam upaya memahami asbabun
Sudah menjadi suatu keharusan kita bersama untuk selalu
nuzul dan para ustadz juga terbantu untuk mengajarkan atau
bersyukur kepada Allah swt, apalagi begitu banyak nikmat
menceramahkan lagi sesuai dengan tema yang
yang kita peroleh dari-Nya. Shalawat dan salam semoga
diinginkannya.
selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad saw yang telah
menyampaikan seluruh ayat Al Quran kepada umatnya, tidak Terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang
ada satu ayat bahkan satu katapun yang disembunyikannya. telah memberikan masukan dan dukungan, terutama kepada
anggota keluarga kecil dan keluarga besar serta rekan-rekan
Saya bukanlah pakar Al Quran, tidak cukup syarat juga untuk
di LPPD Khairu Ummah, PP DMI (Dewan Masjid Indonesia)
mengajarkan apalagi menafsirkan Al Quran. Tapi dalam
dan KODI (Koordinasi Dakwah Islam) DKI Jakarta.
khutbah dan ceramah, penjelasan Al Quran harus saya
sampaikan, karenanya buku-buku tafsir harus dibaca. Buku ini Akhirnya, sebaik apapun sebuah buku ditulis, tetap saja ada
semula saya susun untuk kebutuhan mengisi pengajian rutin kekurangan, sayapun mohon maaf bila kekurangan itu
tentang asbabun nuzul (sebab turunnya ayat Al Quran). ditemukan dan dirasakan. Untuk perbaikannya dimasa
Selama ini, kalau kita membaca dan mempelajari asbabun mendatang, sangat diharapkan kritik, saran dan masukan dari
nuzul, urutannya berdasarkan susunan surat di dalam Al pembaca.
Quran, mulai dari Al Baqarah, Ali Imran, An Nisa dan
Jakarta, Dzulqa’dah 14140 H
Juli 2019 M Secara harfiyah, Asbabun Nuzul adalah sebab-sebab
turunnya ayat-ayat Al Quran. Asbabun Nuzul merupakan
Penulis peristiwa yang terjadi ketika turunnya suatu ayat
Manna Khalil Al Qattan dalam bukunya Mabahits Fi
Ulumil Quran (Studi Ilmu-Ilmu Al Quran) menyimpulkan dua
Drs. H. Ahmad Yani
sebab turunnya suatu ayat dari Al Quran. Pertama, Bila
Terjadi Suatu Peristiwa, misal ketika Nabi saw dapat perintah:

MEMAHAMI ASBABUN NUZUL َ ِ‫َوأَ ْنذ ِْر َعش‬


َ‫ير َت َك األ ْق َر ِبين‬

Para Nabi mendapatkan mukjizat yang diberikan Allah Dan Peringatkanlah kerabat-kerabatmu yang terdekat (Asy
swt, termasuk Nabi Muhammad saw. Mukjizat para nabi Syuara [26]:214)
sebelum Nabi Muhammad saw hanya tinggal cerita, tidak bisa
Maka Rasulullah saw mengumpulkan orang Makkah,
kita nikmati lagi. Tapi, mukjizat Nabi Muhammad saw, yakni Al
mengajak mereka masuk Islam dan ini menimbulkan
Quran masih bisa kita nikmati hingga berakhirnya kehidupan
kemarahan Abu Lahab (Abd Uzza) yang menyebabkan
di dunia ini. Karena itu, setiap kita harus berinteraksi kepada
turunnya surat Al Lahab
Al Quran dalam bentuk meyakini kebenarannya sebagai
wahyu, membaca dengan baik, memahami hingga memiliki Kedua, adanya pertanyaan sahabat tentang suatu persoalan
kedalaman makna, mengamalkan secara terus menerus dan Allah swt menurunkan ayat untuk menjawabnya,
hingga mendakwahkannya kepada banyak orang. Ini misalnya para sahabat berselisih tentang pembagian
merupakan kenikmatan yang hanya dirasakan oleh orang ghanimah (harta pampasan perang), lalu mereka bertanya
yang memenuhi interaksi yang demikian. kepada Rasul, maka turunlah surat Al Anfal ayat 1.
Ada banyak pendekatan untuk bisa memahami Al Ada banyak peristiwa yang berhubungan dengan
Quran, salah satunya dari memahami asbabun nuzul. Karena suasana disekitar Nabi Muhammad saw, ada kalanya terkait
itu, dengan memahami asbabun nuzul, kita terhindar dari dengan para sahabat, orang-orang kafir musyrik, orang-orang
salah paham, apalagi gagal paham dan terhindar juga dari munafik, serta orang-orang Yahudi dan Nasrani. Bahkan,
penyalahgunaan ayat untuk kepentingan yang tidak sesuai. peristiwa yang terkait dengan Nabi sendiri. Peristiwa itu
Hal ini sangat penting, karena banyak orang yang sesat direspon oleh Allah swt dengan turunnya ayat-ayat Al Quran.
karena salah paham terhadap maksud suatu ayat Al Quran
atau memang sengaja untuk mencari pembenaran atas Selain itu, mereka juga bertanya tentang berbagai
kesalahan yang dilakukannya dengan menggunakan ayat. persoalan yang dijawab langsung oleh Allah swt dengan
diturunkannya ayat terkait. Pertanyaan itu adakalanya Keempat, mencegah salah paham dan salah
langsung mendapat jawaban dengan turunnya suatu ayat, penggunaan terhadap maksud suatu ayat, misalnya tentang
ada pula harus menunggu beberapa hari lamanya, bahkan ayat tidak ada paksaan dalam agama, karena dengan
ada yang sampai dua pekan. merujuk pada asbabun nuzul berarti orang diluar Islam tidak
boleh dipaksa untuk masuk Islam, meskipun ia keluarga
Meskipun demikian, tidak semua ayat turun ada sendiri. Sedangkan orang yang sudah muslim, bukan dipaksa,
asbabun nuzulnya. Karenanya, berdasarkan referensi yang tapi memang harus disiplin dalam menjalanlan Islam, dan
penulis miliki, di dalam buku ini terhimpun 519 judul yang disiplin itu kadangkala ada unsur pemaksaan.
dibagi kedalam 20 tema.
Kelima, cara yang paling kuat dan paling baik dalam
Keuntungan. memahami pengeretian ayat, sehingga para sahabat yang
paling mengetahui tentang sebab-sebab turunnya ayat lebih
Memahami asbabun nuzul memberi keuntungan
didahulukan pendapatnya tentang pengertian suatu ayat,
kepada kita dalam konteks memperbagus interaksi kita
dibanding sahabat yang tidak mengetahui sebab-sebab
kepada Al Quran, khususnya dari sisi pemahaman dan
turunnya ayat itu, demikian dalam Muqaddimah Al Quran dan
penghayatan. Setidaknya, ada empat keuntungan memahami
Tafsirnya, Kemernterian agama.
asbabun nuzul. Pertama, membantu memahami kandungan
suatu ayat, karena tahu akibat yang merupakan buah dari Dengan demikian, sebagai bagian dari ilmu Al Quran,
sebab.misalnya tentang dibolehkannya makan dan hubungan maka asbabun nuzul menjadi sangat penting untuk kita baca
suami isteri pada malam-malam Ramadhan dengan turunnya dan mengambil pelajaran atau hikmah. Dalam konteks inilah
surat Al baqarah ayat 187. buku ini ditulis agar memudahkan untuk yang belajar dan
mengajarkannya.
Kedua, menghilangkan kesulitan dalam memahami
suatu ayat, misalnya apa yang dimaksudkan mengharamkan
apa yang dihalalkan Allah swt.
Ketiga, mengetahui hikmah diundangkannya suatu
hukum dan perhatian syara terhadap kepentingan umum
dalam menghadapi segala peristiwa, karena sayangnya
kepada umat. Misalnya larangan menceraikan isteri pada saat
isteri sedang haid, karena ia harus menghitung masa iddah
sesudah dicerai.
DAFTAR ISI 14. Menghadap Allah Sendiri (Al An’am [6]:94)
ASBABUN NUZUL TEMATIK 15. Perumpamaan Mukmin dan Kafir (Al An’am [6]:122)
Kata Pengantar 16. Transaksi Kepada Allah (At Taubah [9]:111)
Daftar Isi 17. Allah Yang Lebih Tahu (Ar Ra’d [13]:8)
Memahami Asbabun Nuzul 18. Akibat Membantah Allah (Ar Ra’d [13]:13)
AQIDAH (48) 19. Mukjizat dan Izin Allah (Ar Ra’d [13]:38-39)
1. Mempertanyakan Keesaan Allah (Al Baqarah [2]:164) 20. Kemuliaan Untuk Yang Berhijrah (An Nahl [16]: 41)
2. Hakikat Kebajikan (Al Baqarah [2]:177) 21. Dipaksa Murtad (An Nahl [16]:106)
3. Allah Itu Dekat (Al Baqarah [2]:186) 22. Ruh Itu Urusan Allah (Al Isra [17]:85)
4. Antara Cahaya dan Kegelapan (Al Baqarah [2]:257) 23. Tidak Punya Anak (Al Isra [17]:111)
5. Mendengar dan Taat (Al Baqarah [2]:285-286) 24. Ilmu Allah Itu Sangat Luas (Al Kahfi [18]:109)
6. Menjelaskan Konsep Aqidah (Ali Imran [3]:1-3) 25. Tergantung Perintah (Maryam [19]::64)
7. Keyakinan Tentang Nabi Isa (Ali Imran [3]:58-61) 26. Tuhan Itu Bukan Diklaim (Al Hajj [22]:19)
8. Tanda Kenabian (Ali Imran [3]:190) 27. Janji Allah Benar Adanya (An Nur [24]:55)
9. Syirik Tidak Diampuni (An Nisa [4]:48) 28. Ujian Iman (Al Ankabut [29]:2)
10. Waspadai Thagut (An Nisa [4]:60-62) 29. Tidak Taat Dalam Maksiat (Al Ankabut [29]:8)
11. Jangan Merasa Lemah (An Nisa [4]:97) 30. Tidak Ada Sekutu Bagi Allah (Ar Rum [30]:28)
12. Tidak Ada Tuhan Lain (Al An’am [6]:19) 31. Ilmu Allah sangat Luas (Lukman [31]:27)
13. Iman dan Syirik (Al An’am [6]:82) 32. Dia Yang Maha Tahu (Lukman [31]:34)
33. Menepati Janji Iman (Al Ahzab [33]:23) 51. Konflik Setelah Beriman (Ali Imran [3]:101)
34. Mengikuti Ketetapan Nabi (Al Ahzab [33]:36) 52. Teman Kepercayaan (Ali Imran [3]:118)
35. Nasab Allah (Ash Shaffat [37]:158) 53. Amanah dan Adil (An Nisa [4]:58)
36. Hanya Satu Tuhan (Shad [38]:5-8) 54. Kembali Kepada Allah dan Rasul (An Nisa [4]:59)
37. Dusta Dalam Aqidah (Az Zumar [39]:3) 55. Taat Atas Keputusan (An Nisa [4]:65)
38. Kegembiraan Mukmin (Az Zumar [39]:17) 56. Bersikap Atas Informasi (An Nisa [4]:83)
39. Maha Tahu (Fushilat [41]:22) 57. Menghormati Perjanjian (An Nisa [4]:90)
40. Maha Mendengar (Az Zuhruf [43]: 80) 58. Larangan Membunuh (An Nisa [4]:92)
41. Dosa dan Iman (Muhammad [47]:33) 59. Bila Membunuh Dengan Sengaja (An Nisa [4]:93)
42. Tidak Lelah (Qaf [50]:38) 60. Perkataan Yang Buruk (An Nisa [4]:148)
43. Ada Taqdirnya (Al Qamar [54]:47-49) 61. Berlaku Adil (An Nisa [4]:153)
44. Sikap Iman (Al Mujadilah [58]:22) 62. Mewaspadai Permusuhan (Al An’am [6]:65)
45. Kehendak Allah (At Takwir [81]:29) 63. Dusta Adalah Kezaliman (Al An’am [6]:93)
46. Tidak Perlu Meragukan (Al Ghasyiyah [88]:17) 64. Tidak Menghina Tuhan Agama Lain (Al An’am [6]:108)
47. Prinsip Aqidah dan Ibadah (Al Kafirun [109]:1-6) 65. Jangan Berkhianat (Al Anfal [8]:27)
48. Ciri Tuhan (Al Ikhlas [112]:1-4) 66. Maksiat dan Azab (Hud [11]:8)
AKHLAK (66) 67. Tidak Ada Dendam (Al Hijr [15]:47)
49. Taubat Setelah Murtad (Ali Imran [3]:86-89) 68. Kafir dan Menentang Kebaikan (An Nahl [16]:75)
50. Mengutamakan Perdamaian (Ali Imran [3]:100) 69. Meningkari Nikmat (An Nahl [16]:83)
70. Tepati Janji (An Nahl [16]:91) 89. Sembarang Berucap (Az Zuhruf [43]:19)
71. Melanggar Janji (An Nahl [16]:92) 90. Mendahului Allah dan Rasul (Al Hujurat [49]:1)
72. Membalas Yang Setimpal (An Nahl [16]:126) 91. Adab Berbicara (Al Hujurat [49]:2)
73. Dosa Tanggung Sendiri (Al Isra [17]:15) 92. Memperbaiki Diri (Al Hujurat [49]:3)
74. Perkataan Yang Baik (Al Isra [17]:28) 93. Sopan Dalam Bertamu (Al Hujurat [49]:4)
75. Sangat Dermawan (Al Isra [17]:29) 94. Teliti Informasi (Al Hujurat [49]:6-8)
76. Ikhlas Dalam Beramal (Al Kahfi [18]:110) 95. Mendamaikan Yang Konflik (Al Hujurat [49]:9)
77. Tolak Ukur Taqwa (Al Hajj [22]:37) 96. Panggilan Yang Buruk (Al Hujurat [49]:11)
78. Berita Bohong (An Nur [24]:11-21). 97. Buruk sangka (Al Hujurat [49]:12)
79. Tuduhan Yang Dilaknat (An Nur [24]:23) 98. Paling Taqwa (Al Hujurat [49]:13)
80. Izin Masuk Rumah (An Nur [24]:27) 99. Jangan Merasa Berjasa (Al Hujurat [49]:17)
81. Dalam Kebersamaan (An Nur [24]:61) 100. Jangan Sampai Lupa (Al Hadid [57]:16)
82. Utamakan Akhirat (Al Furqan [25]:10) 101. Adab Berbicara (Al Mujadilah [58]:12-13)
83. Dua Penyesalan (Al Furqan [25]:27-29) 102. Sumpah Tidak Bersalah (Al Mujadilah [58]:18)
84. Musuh Dalam Selimut (Asy Syu’ara [26]:205-207) 103. Membuka Rahasia (Al Mumtahanah [60]:1)
85. Penyair Yang Sesat (Asy Syu’ara [26]:224-227) 104. Berlaku Baik Pada Orang Kafir (Al Mumtahanah
[60]:8-9)
86. Bila Tidak Bersyukur (Saba [34]:15)
105. Teman Dekat (Al Mumtahanah [60]:13)
87. Dari Air Mani Menjadi Musuh (Yasin [36]:77)
106. Taqwa Sesuai Kemampuan (At Thagabun [64]:16)
88. Taubat Az Zumar [39]:53)
107. Jangan Taati Yang Berakhlak Jelek (Al Qalam [68]:10- 124. Tidak Lelah dan Lesu (Fathir [35]:35)
13)
125. Pohon Neraka Ash Shaffat [37]:64)
108. Mau Mendengar (Al Haqqah [69]:12)
126. Dosa dan Pahala Untuk Pelakunya (An Najm [53]:33-
109. Memperlakukan Tawanan Perang (Al Insan [76]:8) 41)
110. Jangan Sombong At Thariq [86]:5) 127. Dua Surga (Ar Rahman [55]:46)
111. Jiwa Yang Tenang (Al Fajr [89]:27) 128. Golongan Kanan (Al Waqi’ah [56]:27-30)
112. Dari Mulia ke Hina (At Tin [95]:5) 129. Golongan Yang Masuk Surga (Al Waqi’ah [56]:39-40)
113. Tetap Ada Balasannya (Al Zalzalah [99]: 7-8) 130. Berita Besar (An Naba [78]:1-2)
114. Membanggakan Diri (At Takatsur [102]:1-2) 131. Tetap Tidak Percaya Akhirat (An Naziat [79]:12)
115. Kehinaan Pencela (Al Humazah [104]: 1-9) 132. Bertanya Kapan Kiamat (An Naziat [79]:42-44)
AKHIRAT (17) HUKUM (27)
116. Hanya Allah Yang Tahu Kiamat (Al A’raf [7]:187) 133. Hukum Qishash (Al Baqarah [2]:178)
117. Taqwa dan Surga (Al Hijr [15]:45) 134. Minuman Keras dan Judi (Al Bqarah [2]:219)
118. Peringatan Surga dan Neraka (Al Hijr [15]:49-50) 135. Wanita Haid (Al Baqarah [2]:222)
119. Kiamat Makin Dekat (An Nahl [16]:1) 136. Isteri Adalah Ladang (Al Baqarah [2]:223)
120. Kebangkitan Setelah Mati (An Nahl [16]:38) 137. Masa Iddah (Al Baqarah [2]:228)
121. Gunung Pada Hari kiamat (Thaha [20]:105) 138. Talak Tiga (Al Baqarah [2]:229)
122. Kebaikan Menjauhkan Neraka (Al Anbiya [21]:101) 139. Hak Janda Cerai Mati (Al Baqarah [2]:240)
123. Hidup lagi (Ar Rum [30]:27) 140. Wajib Memberikan (Al Baqarah [2]:241)
141. Menikahi Wanita Bersuami (An Nisa [4]:24) 159. Hijab Bagi Wanita (Al Ahzab [33]:59)
142. Masing-Masing Ada Bagiannya (An Nisa [4]:33) 160. Suami Menzihar Isteri (Al Mujadilah [58]:1)
143. Tidak Melanggar Syiar (Al Maidah [5]:2) SHALAT (14)
144. Tunduk Pada Hukum (Al Maidah [5]:3) 161. Menghadap kemana Saja (Al Baqarag [2]:115)
145. Halal dan Haram (Al Maidah [5]:4) 162. Pelihara Shalat (Al Baqarah [2]:238)
146. Hukuman Memerangi Allah dan Rasul (Al Maidah 163. Mabuk Tapi Shalat (An Nisa [4]:43)
[5]:33)
164. Shalat Jama dan Qasar (An Nisa [4]:101)
147. Mencuri dan Taubat (Al Maidah [5]:38-39)
165. Shalat Khauf (An Nisa [4]:102)
148. Hakim Yang Benar (Al Maidah [5]:41)
166. Wudhu, Mandi dan Tayamum (Al Maidah [5]:6)
149. Makan Yang Halal (Al An’am [6]:118-121)
167. Shalat Mencegah Maksiat (Hud [11]:114)
150. Menuduh Zina (An Nur [24]: 6-8)
168. Bukan Dua Tuhan (Al Isra [17]:110)
151. Bebaskan Budak (An Nur [24]:33)
169. Shalat Yang Pertengahan (Thaha [20]:1-2)
152. Hukum Untuk Semua (An Nur [24]:48)
170. Khusyu Dalam Shalat (QS Al Mukminun [23]: 2)
153. Dosa Besar (Al Furqan [25]:68)
171. Menunggu Shalat (QS As Sajdah [32]:16)
154. Taubat (Al Furqan [25]:70-71)
172. Barisan Shalat Yang Teratur (Ash Shaffat [37]:165)
155. Bukan Dua Hati (Al Ahzab [33]:4)
173. Mendirikan Shalat (Al Mursalat [77]:48)
156. Anak Angkat (Al Ahzab [33]:5)
174. Shalat Tapi Celaka (Al Ma’un [107]:4-7)
157. Menantu angkat (Al Ahzab [33]:37)
PUASA (2)
158. Status Anak Angkat (Al Ahzab [33]:40)
175. Malam Ramadhan (Al Baqarah [2]:187)
176. Hilal (Al Baqarah [2]:189) 192. Baca Quran Dengan Tenang (Thaha [20]:114)
HAJI (9) 193. Mencela Al Quran (Al Mukminun [23]: 67)
177. Maqam Ibrahim (Al Baqarah [2]:125) 194. Al Quran Memang Bertahap (Al Furqan [25]:32)
178. Jangan Turuti Perasaan Al Baqarah [2]:158) 195. Bahasa Al Quran (Fushilat [41]:44)
179. Sempurnakan Haji dan Umrah (Al Baqarah [2]:196) 196. Hak Allah (Az Zuhruf [43]:36)
180. Bekal Taqwa (Al Baqarah [2]:197) 197. Jin Mendakwahkan Al Quran (Al Ahqaf [46]:29)
181. Dagang Sambil Haji (Al Baqarah [2]:198) 198. Al Quran Sebagai Peringatan (Qaf [50]:45)
182. Ibadah Bergerak (Al Baqarah [2]:199) 199. Meremehkan Al Quran (Al Waqi’ah [56]:72-82)
183. Dzikir Sesudah Haji Al Baqarah [2]:200-201) 200. Terlalu Cepat Membaca Al Quran (Al Qiyamah [75]:16)
184. Haji Bagi Yang Mampu (Ali Imran [3]:97) 201. Seribu Bulan Al Qadr [97]:1-5)
185. Demi Memenuhi Panggilan (Al Hajj [22]:27) MASJID (12)
AL QURAN (16) 202. Menghalangi Masuk Masjid (Al Baqarah [2]:114)
186. Dengarkan dan Perhatikan (Al A’raf [7]:204 203. Menghadap Kemana saja (Al Baqarah [2]:115)
187. Meragukan Kebenaran Al Quran (QS Al Anfal [8]:32- 204. Mengubah Arah Kiblat (Al Baqarah [2]:143-144)
33)
205. Tidak Bingung (Al Baqarah [2]:150)
188. Dianggap Dongeng (Al Anfal [8]:31)
206. Masuk Ke Masjid Dengan Pakaian Yang Baik (Al A’raf
189. Kisah Di Dalam Al Quran (Yusuf [12]:3) [7]:31-32)
190. Bahasa Arab Yang Terang (An Nahl [16]:103) 207. Bersiul dan Bertepuk Tangan (Al Anfal [8]:34-35)
191. Al Quran Itu Wahyu Allah (Al Isra [17]:88) 208. Musyrik Tidak Berhak (At Taubah [9]:17-19)
209. Orang Kafir Tidak Boleh Masuk Masjid (At Taubah 226. Meminta Mukjizat (Al Isra [17]:59)
[9]:28)
227. Makin Durhaka (Al Isra [17]:60)
210. Masjid Dhirar (At Taubah [9]:107-108)
228. Kekeliruan Orang Kafir (Maryam [19]:7)
211. Jauh Dari Masjid (Yasin [36]:12)
229. Kezaliman Orang Kafir (Al Hajj [22]:25)
212. Adab Majelis (Al Mujadilah [58]:11)
230. Kekhawatiran Yang Berlebihan (Al Qashash [28]:57)
213. Masjid Tempat Ibadah (Al Jinn [72]:18)
231. Tidak Mau Menerima Al Quran (Al Ankabut [29]:51)
KAFIR MUSYRIK (51)
232. Terlalu Khawatir (Al Ankabut [29]:67)
214. Ayat Yang Lebih Baik (Al Baqarah [2]:106)
233. Mengalahkan Yang Kafir (Ar Rum [30]:1-5)
215. Hati Yang Sama (Al Baqarah [2]:118)
234. Mengejek Nabi 31 6 (ok)
216. Keinginan Orang Kafir (Al An’am [6]:51-55)
235. Kualitas Mukmin dan Kafir (As Sajdah [32]:18)
217. Tetap Tidak Mau Beriman (Al An’am [6]:109)
236. Mengingkari Perkataan Sendiri (Fathir [35]:42)
218. Makar Kafir (Al Anfal [8]:30)
237. Tetap Kafir (Yasin [36]:1-10)
219. Infak Orang Kafir (Al Anfal [8]:36)
238. Minta Disegerakan Azab (As Shaffat [37]:176)
220. Kesombongan Orang Kafir (Al Anfal [8]:47)
239. Makin Sesat (Az Zumar [39]:36)
221. Makhluk Terburuk Adalah Kafir (Al Anfal [8]:55)
240. Kegembiraan Yang Keliru (Az Zumar [39]:45)
222. Menambah Kekafiran (At Taubah [9]:37)
241. Mengingkari Ayat Allah (Fushshilat [41]:40)
223. Tidak Mendoakan Orang Kafir (At Taubah [9]:113)
242. Salah Paham (Az Zuhruf [43]:57)
224. Sikap Kafir Kepada Al Quran (Al Isra [17]:45)
243. Akibat Kekafiran (Adh Dhukhan [44]:10)
225. Menyembah Jin (Al Isra [17]:56)
244. Membangkang Lagi (Adh Dhukhan [44]:15-16)
245. Makanan Buat Pendosa (Adh Dhukhan [44]:43-44) 262. Terus Melarang (Al Alaq [96]:17-19)
246. Manusia Celaka (Adh Dhukhan [44]:49) 263. Terputus Dari Rahmat (Al Kautsar [108]:1-3)
247. Hawa Nafsu Dituhankan (Al Jatsiyah [45]:23) MUNAFIK (24)
248. Akibat Bertuhan Yang Tidak Benar (Al Jatsiyah 264. Bermuka Dua (Al Baqarah [2]:14)
[45]:24) 265. Menyumbat Telinga (Al Baqarah [2]:19-20)
249. Permintaan Orang Kafir (Al Qamar [54]:1-2) 266. Membantah Allah (Al Baqarah [2]:26)
250. Kesombongan Orang Kafir (Al Qamar [54]:45) 267. Perkataan Yang Mengagumkan (Al Baqarah [2]:204)
251. Bukan Soal Duluan Atau Belakangan (Al Ahqaf 268. Lolos Dari Azab (Ali Imran [3]:188)
[46]:11)
269. Bersatu Hadapi Orang Munafik (An Nisa [4]:88)
252. Terlalu Yakin Menang (Al Qalam [68]:17)
270. Malas Berjamaah (An Nisa [4]:142)
253. Azab Pasti Datang (Al Ma’arij [70]:1-2)
271. Ditipu Agama (Al Anfal [8]:49)
254. Jiwa Yang Tertekan (Al Muddatstsir [74]:11)
272. Senang Melihat Orang Susah (At Taubah [9]:50)
255. Sembilan Belas Penjaga (Al Muddatstsir [74]:30-31)
273. Menyakiti Hati Rasul (At Taubah [9]:61)
256. Ingin Terbebas Dari Neraka (Al Muddatstsir [74]:52-53)
274. Mempermainkan Agama (At Taubah [9]:65)
257. Orang Yang Celaka (Al Qiyamah [75]:34-35)
275. Mengkhianati Sumpah Sendiri (At Taubah [9]:74)
258. Sangat Kufur (Abasa [80]:17)
276. Mencela Sedekah (At Taubah [9]:79)
259. Melecehkan dan Meragukan (Adh Dhuha [93]:1-3)
277. Tidak Menshalatkan Munafik (At Tubah [9]:84)
260. Terlalu (Al Alaq [96]:6-8)
278. Menyembunyikan Kebusukan (Hud [11]:5)
261. Melarang Shalat (Al Alaq [96]:9-16)
279. Menyalahkan Agama (Al Hajj [22]:11)
280. Beda Mukmin Dengan Munafik (An Nur [24]:62) 298. Kata Penghinaan (Al Baqarah [2]:104-105)
281. Menuduh Nabi Menipu (Al Ahzab [33]:12) 299. Permintaan Yang Aneh (Al Baqarah [2]:108-109)
282. Tidak Menghayati (Muhammad [47]:16) 300. Memperdebatkan Al Kitab (Al Baqarah [2]:113)
283. Bicara Rahasia (Al Mujadilah [58]:10) 301. Tidak Akan Rela (Al Baqarah [2]:120)
284. Dusta Kemunafikan (Al Hasyr [59]:11) 302. Membodohi Diri Sendiri (Al Baqarah [2]:130)
285. Menginginkan Kebinasaan (Al Munafikun [63]:1,7,8) 303. Nabi Diajak Murtad (Al Baqarah [2]:135)
286. Membuang Muka (Al Munafikun [63]:5) 304. Celupan Iman(Al Baqarah [2]:138)
287. Tidak Diampuni (Al Munafikun [63]:6) 305. Menyembunyikan Ayat (Al Baqarah [2]:159)
YAHUDI DAN NASRANI (53) 306. Mengikuti Nenek Moyang (Al Baqarah [2]:170)
288. Jangan Hanya Memerintah (Al Baqarah [2]:44) 307. Sembunyikan Kebenaran (Al Baqarah [2]:174)
289. Pahala Untuk Yang Beriman(Al Baqarah [2]:62) 308. Mantan Yahudi (Al Baqarah [2]:208)
290. Kemunafikan Yahudi (Al Baqarah [2]:76) 309. Yahudi Menantang Nabi (Ali Imran [3]:12-13)
291. Menyelewengkan Ayat (Al Baqarah [2]:79) 310. Berpaling dari Kitabnya (Ali Imran [3]:23).
292. Meremehkan Neraka (Al Baqarah [2]:80-81) 311. Agar Kita Murtad (Ali Imran [3]:28-29)
293. Mengkhianati Doa sendiri (Al Baqarah [2]:89) 312. Berdebat Tentang Ibrahim (Ali Imran [3]:65)
294. Klaim Surga (Al Baqarah [2]:94) 313. Mencampur Haq dan Bathil (Ali Imran [3]:71-73)
295. Musuh Yahudi (Al Baqarah [2]:97-98) 314. Terlalu Berani Bersumpah (Ali Imran [3]:77)
296. Selalu ada alasan (Al Baqarah [2]:99-100) 315. Buruk Sangka Berlebihan (Ali Imran [3]:79-80)
297. Tuduhan Yang Tidak Beralasan (Al Baqarah [2]:102) 316. Mukmin Dianggap Tidak Baik (Ali Imran [3]:113)
317. Mengelak Dari Kesalahan (Ali Imran [3]:181) 336. Mengklaim Suci (An Najm [53]:32)
318. Ahli Kitab Yang Tunduk (Ali Imran [3]:199) 337. Dua Rahmat Ilahi (Al Hadid [57]:28)
319. Menghendaki Kesesatan (An Nisa [4]:44) 338. Keutamaan Iman (Al Hadid [57]:29)
320. Tidak Mau Beriman (An Nisa [4]:47) 339. Berkhianat dan Durhaka (Al Mujadilah [58]:8)
321. Merasa suci (An Nisa [4]:49) 340. Menyikapi Ucapan Buruk (Ash Shaf [61]:8)
322. Mengkhianati Kitab Suci (An Nisa [4]:51-54) NIKAH DAN KELUARGA (14)
323. Jangan Hanya Berucap 4 66 (ok) 341. Menikah Dengan Musyrik (Al Baqarah [2]:221)
324. Hanya Angan-Angan (An Nisa [4]:123) 342. Ambil Kembali Mahar (Al Baqarah [2]:229)
325. Mengkhianati Wahyu (An Nisa [4]:153-156) 343. Kembali ke Suami Pertama (Al Baqarah [2]:230)
326. Dusta Dalam Iman (An Nisa [4]:166) 344. Cerai dan Rujuk Secara Baik (Al Baqarah [2]:231)
327. Menyembunyikan Hukum (Al Maidah [5]:15) 345. Menikahi Bekas Isteri (Al Baqarah [2]:232)
328. Mengklaim Kekasih Allah (Al Maidah [5]:18) 346. Pemimpin Wanita (An Nisa [4]:34)
329. Beriman Dalam Kesesatan (Al An’am [6]:91) 347. Damai Dalam Keluarga (An Nisa [4]:128)
330. Logika Terbalik (At Taubah [9]:30) 348. Hak Keluarga (Al Anfal [8]:75)
331. Ahli Kitab Yang Lurus (Al Qashash [28]:51) 349. Menikah dengan pelacur (An Nur [24]:3)
332. Tidak Mengagungkan Allah (Az Zumar [39]:67) 350. Tuntutan Duniawi (Al Ahzab [33]:28)
333. Mengagungkan Penjahat (Ghafir [40]:56) 351. Hambatan Keluarga (At Taghabun [64]:14)
334. Merasa Benar (Asy Syura [42]:16) 352. Cerai dan Iddah (At Thalaq [65]:1)
335. Tahu Tapi Tidak Mau (Al Ahqaf [46]:10) 353. Rujuk Pada Masa Iddah (At Thalaq [65]:2)
354. Iddah Yang Tua dan Hamil (At Thalaq [65]:4) 371. Nabi Dipelihara (Al Hijr [15]:95)
JIN DAN SYAITAN (4) 372. Menjebak Nabi (Al Isra [17]:73)
355. Jin Mendengar Quran (Al Jinn [72]:1) 373. Menggelisahkan Nabi (Al Isra [17]:76)
356. Jangan Berlindung Kepada Jin (Al Jinn [72]:6) 374. Doa Nabi (Al Isra [17]:80)
357. Kesombongan Jin (Al Jinn [72]:22) 375. Menyakitkan Perasaan (Al Isra [17]:90-93)
358. Ruqyah atas gangguan jin (Al Falaq [113]:114) 376. Jangan Bilang Pasti (Al Kahfi [18]:23-25)
NABI (44) 377. Senang Mengejek Nabi (Al Anbiya [21]:36)
359. Bukan Tanggungjawab Nabi (Al Baqarah [2]:119) 378. Menuduh Pembunuh (Al Mukminun [23]:76)
360. Kekuasaan Dari Allah (Ali Imran [3]:26-27) 379. Menghormati Nabi (An Nur [24]:63)
361. Ikuti Nabi (Ali Imran [3]:31) 380. Mengutamakan Kenikmatan Akhirat (Al Furqan
[25]:10)
362. Ujian Harta dan Diri (Ali Imran [3]:186)
381. Nabi Memang Manusia (Al Furqan [25]:20)
363. Teman Terbaik (An Nisa [4]:69)
382. Menegakkan Hukum Al Quran (Al Qashash [28]:85)
364. Hakim Yang Adil (An Nisa [4]:105)
383. Rahmat dan Ampunan (Al Ahzab [33]:43)
365. Taat Pada Keputusan Rasul (An Nisa [4]:115-116)
384. Karunia Untuk Mukmin (Al Ahzab [33]:47)
366. Wahyu Kepada Para Nabi (An Nisa [4]:163)
385. Khusus Untuk Nabi (Al Ahzab [33]:50)
367. Nabi Jangan Sedih (Al An’am [6]:33)
386. Tidak Boleh Menceraikan (Al Ahzab [33]:51)
368. Dianggap Gila (Al A’raf [7]:184)
387. Tidak Menikah Lagi dan Menceraikan Isteri (Al Ahzab
369. Allah Adalah Pelindung (Al Anfal [8]:64) [33]:52)
370. Tidak Mau Menerima (Yunus [10]:2) 388. Tidak Menikahi Jandanya Nabi (Al Ahzab [33]:53)
389. Menyakiti Nabi (Al Ahzab [33]:57) 406. Berlebihan Dalam Perang (Al Baqarah [2]:190)
390. Anggapan Negatif (Az Zumar [39]:74-66) 407. Balas Secara Seimbang (Al Baqarah [2]:194)
391. Ketenangan dan Kemenangan (Al Fath [48]:18) 408. Siap Menghadapi Ujian (Al Baqarah [2]:214)
392. Membebaskan Para Penyerang (Al Fath [48]:24) 409. Perang Pada Bulan Haram (Al Baqarah [2]:217)
393. Memusuhi dan Membela Nabi (Al Fath [48]:25) 410. Situasi Perang (Ali Imran [3]:121-122)
394. Kemenangan Semakin Dekat (Al Fath [48]:27) 411. Gigi Yang Patah dan Darah Bercucur (Ali Imran
[3]:128)
395. Mencelakakan Nabi (At Tur [52]:30)
412. Sama-sama Luka (Ali Imran [3]:140)
396. Jangan Mengubah Hukum (At Tahrim [66]:1)
413. Mati dan Hidup (Ali Imran [3]:143)
397. Membebaskan Diri Dari Sumpah (At Tahrim [66]:2)
414. Ada Atau Tidak Ada Nabi (Ali Imran [3]:144)
398. Tidak Gila (Al Qalam [68]:2)
415. Dihilangkan Rasa Takut (Ali Imran [3]:154)
399. Akhlak Yang Agung (Al Qalam [68]:4)
416. Tidak Ada Pengkhianatan (Ali Imran [3]:161)
400. Shalat Malam (Al Muzzammil [73]:1)
417. Akibat Kesalahan Sendiri (Ali Imran [3]:165)
401. Mempermudah Dalam Shalat (Al Muzzammil [73]:2-6)
418. Mati Yang Mulia (Ali Imran [3]:169-171)
402. Hidup Sederhana (Al Insan [76]:20)
419. Taat Allah dan Rasul (Ali Imran [3]:172)
YATIM (2)
420. Tidak Mau Berperang (An Nisa [4]:77)
403. Harta anak yatim (Al Baqarah [2]:220)
421. Adab Berperang (An Nisa [4]:94)
404. Menghambat Pernikahan (An Nisa [4]:127)
422. Beda Yang Berperang Dengan Yang Tidak (An Nisa
PERANG (50) [4]:95)
405. Tetap Hidup (Al Baqarah [2]:154) 423. Ditolong Allah (Al Maidah [5]:11)
424. Merasa Tidak mampu Berperang (Al Anfal [8]:5) 443. Menyesali Dosa Tidak Perang (At Taubah [9]:102)
425. Pertolongan Dalam Perang (Al Anfal [8]:9) 444. Perang dan Taubat (At Taubah [9]:117-118)
426. Pertolongan dan Kemenangan (Al Anfal [8]:17) 445. Tidak Semua Ikut Perang (At Taubah [9]:122)
427. Minta Keputusan Allah (Al Anfal [8]:19) 446. Melawan Kezaliman (Al Hajj [22]:39)
428. Sabar Dalam Perang (Al Anfal [8]:65) 447. Pertolongan Bagi Yang Dizalimi (Al Hajj [22]:60)
429. Bersikap Atas Tawanan Perang (Al Anfal [8]:67-69) 448. Pertolongan Dalam Perang (Al Ahzab [33]:9)
430. Tawanan Yang Menebus Dirinya (Al Anfal [8]:70-71) 449. Perang dan Lingkungan (Al Hasyr [59]:5)
431. Izin Berperang (At Taubah [9]:14) 450. Tidak Konsekuen (QS Ash Shaf [61]:1-3)
432. Jangan Membanggakan Jumlah (At Taubah [9]:25) 451. Tidak Mau Berperang (QS Ash Shaf [61]:10)
433. Musyrik Itu Najis (At Taubah [9]:28) 452. Jual Beli Kepada Allah (QS Ash Shaf [61]:11)
434. Berat Untuk Berangkat (At Taubah [9]:38) 453. Informasi Pasukan (Al Adiyat [100]:1)
435. Akibat Tidak Mau Berangkat (At Taubah [9]:39) 454. Pertolongan dan kemenangan An Nashr [110]:1-3)
436. Berat dan Ringan (At Taubah [9]:41) DAKWAH (21)
437. Tidak Mudah Mengizinkan (At Taubah [9]:43) 455. Tidak Dipaksa (Al Baqarah [2]:256)
438. Mencari-cari Alasan (At Taubah [9]:49) 456. Mati Dalam Hijrah (An Nisa [4]:100)
439. Tidak Sekadar Harta (At Taubah [9]:53) 457. Tidak Boleh Sedih (Al Kahfi [18]: 6)
440. Hambatan Cuaca Panas (At Taubah [9]:81) 458. Dakwah dan Sikap Tegas (Al Kahfi [18]:28)
441. Uzur Berperang (At Taubah [9]:91) 459. Kendala Perasaan (Maryam [19]:96)
442. Menangis Tak Ikut Perang (At Taubah [9]:92) 460. Beriman Tanpa Syarat (Al Anbiya [21]:6)
461. Kaderisasi (Al Anbiya [21]:34) 479. Menutup Aurat dan Perhiasan (An Nur [24]:31)
462. Petunjuk Dari Allah (Al Qashash [28]:56) 480. Pria dan Wanita (Al Ahzab [33]:35)
463. Ada Saat Kemenangan (As Sajdah [32]:28) 481. Penggunaan Jilbab (Al Ahzab [33]:59)
464. Terus Berdakwah (Al Ahzab [33]:1) 482. Melindungi Wanita Mukmin (Al Mumtahanah [60]:10)
465. Kesombongan Orang Kaya (Saba [34]:34) 483. Isteri Yang Murtad (Al Mumtahanah [60]:11)
466. Jangan Sedih (Fathir [35]:8) HARTA (36)
467. Mencabut Seruan Dakwah (Ghafir [40]:66) 484. Harta Batil (Al Baqarah [2]:188)
468. Tidak Minta Upah Dakwah (Asy Syura [42]:23-24) 485. Berkorban Tapi Berharap Kembali (Al Baqarah [2]:195)
469. Menerima Dakwah (Al Ahqaf [46]:17) 486. Meninggalkan Harta Demi Iman (Al Baqarah [2]:207)
470. Dakwah dan Cinta Tanah Air (Muhammad [47]:13) 487. Harta Untuk Kebaikan (Al Baqarah [2]:215)
471. Terhibur Setelah Kecewa (Al Fath [48]:5) 488. Tidak Mau Memberi (Al Baqarah [2]:224 & An Nur
[24]:242)
472. Nasihat Itu Bermanfaat (Adz Dzariyat [51]:54-55)
489. Ganti Yang Banyak (Al Baqarah [2]:245)
473. Sampaikan Peringatan (Al Muddatstsir [74]:1-7)
490. Ikhlas Berkorban (Al Baqarah [2]:262-263)
474. Sukses Pencapaian (Adh Dhuha [93]:4-5)
491. Infak Terbaik (Al Baqarah [2]:267)
475. Tantangan Dakwah (Al Lahab [111]:1-5)
492. Sembunyi dan Terang (Al Baqarah [2]:270)
WANITA (8)
493. Sedekah Kepada Siapa Saja (Al Baqarah [2]:272)
476. Nilai Bagi Wanita (Ali Imran [3]:195)
494. Infak Segala Waktu (Al Baqarah [2]:274)
477. Tidak Menyusahkan Wanita (An Nisa [4]:19)
495. Riba Tetap Tidak Boleh (Al Baqarah [2[:278-279)
478. Jangan Iri (An Nisa [4]:32)
496. Menulis Yang Tidak Tunai (Al Baqarah [2]:282) 514. Infak Yang Banyak (Al Hadid [57]:10)
497. Hentikan Riba (Ali Imran [3]:130) 515. Utamakan Orang lain (Al Hasyr [59]:9)
498. Harta Mahar Milik Isteri (An Nisa [4]:4) 516. Tidak Melalaikan Ibadah (Al Jumuah [62]:9-10)
499. Tidak Memberi Waris (An Nisa [4]:7) 517. Curang Dalam Bisnis (Al Muthaffifin [83]:13)
500. Ketentuan Pembagian Waris (An Nisa [4]:11) 518. Cara Berderma (Al Lail [92]:1-7)
501. Kikir (An Nisa [4]:37-39) 519. Kesulitan dan Kemudahan (Al Insyirah [94]:6)
502. Sikap Berlebihan (An Nisa [4]:127) CONTOH ASBABUN NUZUL
503. Wasiat dan Waris (An Nisa [4]:176) TIDAK MENYUSAHKAN WANITA
504. Tidak Berlebihan Dalam Sedekah (Al An’am [6]:141) Wanita punya hak atas atas warisan dari suaminya dan
untuk menentukan kelangsungan hidupnya.
505. Jangan Konflik Karena Harta (Al Anfal [8]:1)
Bukhari, Abu Daud dan An Nasai meriwayatkan darei
506. Senang dan Marah (At Taubah [9]:58) Ibnu Abbas ra katanya: “Dulu, jika seseorang meninggal
dunia, maka para walinya merupakan orang yang lebih
507. Janji Sedekah (At Taubah [9]:75)
berhak terhadap bekas isteri-isteri mereka daripada keluarga
508. Tidak Mau Memberi (An Nur [24]:22) para wanita itu sendiri. Sebagian mereka ada yang
menikahinya, ada juga yang menikahkannya dengan orang
509. Takut Miskin (Al Ankabut [29]:56) lain.”
510. Tidak Bisa Mengurus Harta (Al Ankabut [29]:60) Sementara Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan
bahwa Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif berkata: “Ketika Abu
511. Tidak Mengeluh Soal Harta (Asy Syura [42]:27) Qais Ibnul Aslat meninggal dunia, anaknya ingin menikahi
512. Merasa Berjasa (Al Hujurat [49]:17) bekas isterinya, hal ini memang kebiasaan orang-orang pada
masa jahiliyah. Wanita itu berkata: “Aku menganggapmu
513. Memenuhi Hak Miskin dan Pengemis (Adz Dzariyat sebagai anak sendiri dan di kaummu, engkau termasuk orang
[51]:19) yang shaleh.
Dari peristiwa itu, apalagi memang diadukan kepada Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini
Nabi, maka Allah swt menurunkan firman-Nya: oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau.
Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan
‫وه َّن لِتَ ْذ َهبُوا‬
ُ ُ‫ضل‬
ُ ‫اء َك ْرًها َوََل تَ ْع‬ َ ‫ِّس‬
ِ
َ ‫آمنُوا ََل يَح ُّل لَ ُك ْم أَ ْن تَ ِرثُوا الن‬ َ ‫ين‬
ِ َّ
َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬ seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). Diharamkan atas kamu
ٍ ِ
(mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan;
ِ ‫اشروه َّن بِالْمعر‬ ِ ٍ ِ
‫وف فَِإ ْن‬ ُْ َ ُ ُ ‫ين بَِفاح َشة ُمبَ يِّ نَة َو َع‬ ِ ُ ‫ض َما آتَ ْيتُ ُم‬
َ ‫وه َّن إ ََّل أَ ْن يَأْت‬ ِ ‫بِبَ ْع‬ saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara
‫سى أَ ْن تَ ْك َرُهوا َش ْيئًا َويَ ْج َع َل اللَّهُ فِ ِيه َخ ْي ًرا َكثِ ًيرا‬
bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang
ُ ‫َك ِرْهتُ ُم‬
َ ‫وه َّن فَ َع‬ perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu
yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara
mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak
menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu
sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu
terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu
Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak
kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam
mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang
menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (QS An Nisa telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha
[4]:19). Pengampun lagi Maha Penyayang (QS An Nisa [4]:22-23)
Setelah itu, turun pula firman Allah swt: Dari kisah di atas, pelajaran yang dapat kita ambil
ِ َ‫ف إِنَّه َكا َن ف‬ ِ ‫وََل تَ ْن ِكحوا ما نَ َكح آبا ُؤُكم ِمن الن‬ adalah:
‫شةً َوَم ْقتًا‬ َ ‫اح‬ ُ َ َ‫ِّساء إََِّل َما قَ ْد َسل‬ َ َ ْ َ َ َ ُ َ 1. Wanita memiliki kedudukan yang mulia dan terhormat.
‫َخ َواتُ ُك ْم َو َع َّماتُ ُك ْم َو َخ َاَلتُ ُك ْم‬
َ ‫ت َعلَْي ُك ْم أ َُّم َهاتُ ُك ْم َوبَنَاتُ ُك ْم َوأ‬ْ ‫ ُح ِّرَم‬.‫اء َسبِ ًيًل‬ َ ‫َو َس‬ Karenanya, hak-hak wanita harus diberikan dan
‫اع ِة‬ َّ ‫َخ َواتُ ُك ْم ِم َن‬ َ ‫الًلتِأ أ َْض‬ ِ ‫ات ْاْلُ ْخ‬ dipenuhi.
َ‫ع‬ َ ‫الر‬ َ ‫ع ْعنَ ُك ْم َوأ‬ َّ ‫ت َوأ َُّم َهاتُ ُك ُم‬ ُ َ‫َخ َوبَن‬ ِ ‫ات ْاْل‬ُ َ‫َوبَن‬ 2. Dalam warisan, wanita punya hak memperolehnya,
‫الًلتِأ َد َخلْتُ ْم بِ ِه َّن‬
َّ ‫سائِ ُك ُم‬ ِ ِ ِ ِ َّ ‫ات نِسائِ ُكم وضبائِب ُكم‬
َ ‫الًلتأ فأ ُح ُجوِضُك ْم م ْن ن‬ ُ ُ ََ َ ْ َ ُ ‫َوأ َُّم َه‬
baik dari orang tua, saudara atau suaminya yang
sudah meninggal dunia.
‫ين ِم ْن‬ ِ َّ ِ ِ
َ ‫اح َعلَْي ُك ْم َو َح ًَلئ ُل أَبْنَائ ُك ُم الذ‬
ِ
َ َ‫فَِإ ْن لَ ْم تَ ُكونُوا َد َخلْتُ ْم ب ِه َّن فَ ًَل ُجن‬
3. Seorang anak tidak dibenarkan menikah dengan bekas
isteri bapaknya atau ibu tirinya.
‫يم‬ ِ ‫ف إِ َّن اللَّه َكا َن غَ ُف‬ َ َ‫َص ًَلبِ ُك ْم َوأَ ْن تَ ْج َمعُوا بَ ْي َن ْاْلُ ْختَ ْي ِن إََِّل َما قَ ْد َسل‬
ً ‫وضا َضح‬ ً َ ْ‫أ‬

Anda mungkin juga menyukai