Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGANTAR TARJAMAH

PRINSIP DASAR PENERJAMAHAN DAN PERBEDAAN ANTARA


TARJAMAH, TAFSIR DAN TA’RIB

Dosen Pengampu :

Tamara Ayumagita, S.Ag; M.Pd

Disusun Oleh :

Faiza Alifia Ahmad (221.372.205)

Atikah Safirah (221.372.213)

Istiqomah (221.372.218)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB 4

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MADANI YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam yang telah
mencurahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun judul dari makalah ini
adalah “Prinsip Dasar Penerjamahan Dan Perbedaan Antara Tarjamah,
Tafsir Dan Ta’rib “.

Prinsip dasar penerjemahan meliputi beberapa konsep yang


penting untuk diikuti agar hasil terjemahan dapat akurat dan sesuai dengan
maksud aslinya.Perbedaan antara terjemah, tafsir, dan ta'rib sangatlah
penting dalam konteks pemahaman teks-teks keagamaan. Dalam studi
keagamaan, teks-teks suci atau literatur keagamaan memiliki peran sentral
dalam membimbing keyakinan dan praktik keagamaan. Namun, untuk
memahami secara mendalam pesan-pesan yang terkandung di dalamnya,
diperlukan pemahaman yang jelas tentang perbedaan antara terjemah,
tafsir, dan ta'rib. Dengan pemahaman yang jelas tentang perbedaan antara
terjemah, tafsir, dan ta'rib,

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-


besarnya kepada dosen mata kuliah Pengantar Tarjamah yang telah
memberikan tugas kepada kami berupa makalah. Kami jauh dari kata
sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan untuk kebaikan makalah ini.

Yogyakarta, 19 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Prinsip- prinsip penerjemahan......................................................................3

B. Perbedaan tarjamah, tafsir dan ta’rib............................................................5

PENUTUP................................................................................................................8

A. Kesimpulan...................................................................................................8

B. Saran..............................................................................................................8

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memahami maupun menguasai teori penerjemahan sangatlah


penting dan dibutuhkan oleh para mahasiswa yang mendalami bidang
bahasa, sastra dan penerjemahan. Terjemah sendiri adalah
menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke
bahasa lainnya. Pelakunya disebut penerjemah. Hakikat
menerjemahkan juga merupakan proses memahamkan bukan hanya
sekedar menerjemahkan tetapi tidak paham terhadap makna tersebut.
Proses menerjemahkan dilakukan agar membuat pembaca dapat
memahami dan mengetahui isi kandungan terhadap suatu kata, kalimat
ataupun teks. Menerjemahkan suatu teks bahasa sumber (Bsu) ke
dalam teks bahasa sasaran (Bsa) merupakan tugas yang cukup rumit
dan tidak mudah karena penerjemah harus mampu menghasilkan teks
(Bsa) yang pesannya serupa atau sepadan dengan pesan yang terdapat
dalam teks (Bsu) tersebut. Prinsip dasar penerjemahan meliputi
beberapa konsep yang penting untuk diikuti agar hasil terjemahan
dapat akurat dan sesuai dengan maksud aslinya.
Perbedaan antara terjemah, tafsir, dan ta'rib sangatlah penting
dalam konteks pemahaman teks-teks keagamaan. Dalam studi
keagamaan, teks-teks suci atau literatur keagamaan memiliki peran
sentral dalam membimbing keyakinan dan praktik keagamaan. Namun,
untuk memahami secara mendalam pesan-pesan yang terkandung di
dalamnya, diperlukan pemahaman yang jelas tentang perbedaan antara
terjemah, tafsir, dan ta'rib. Dengan pemahaman yang jelas tentang
perbedaan antara terjemah, tafsir, dan ta'rib, Umat dapat
mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang teks-teks

1
keagamaan dan menerapkannya secara relevan dalam kehidupan
mereka.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prinsip-prinsip dasar penerjemahan ?


2. Perbedaan antara tarjamah, tafsir dan ta’rib ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip penerjemahan


2. Untuk mengetahui perbedaan antara tarjamah, tafsir dan ta’rib

2
PEMBAHASAN

A. Prinsip- prinsip penerjemahan

Ada beberapa kriteria penerjemahan yang harus diketahui


oleh seorang penerjemah, dimana kriteria-kriteria tersebut merupakan
prinsip-prinsip dasar penerjemahan yang dapat mendorongnya untuk
menciptakan sebuah hasil terjemahan yang baik. Prinsip-prinsip dasar
penerjemahan ini sudah lama muncul semenjak adanya kegiatan
penerjemahan beribu tahun yang lalu. Meskipun demikian, sebagian
besar prinsip-prinsip tersebut masih tetap dijadikan pedoman sampai
sekarang. Pada tahun 1483-1546 M. lahirnya Marthin Luther sebagai
sang pembaharu gereja dalam hubungannya dengan penerjemahan
kitab suci, Marthin mengungkapkan tentang beberapa prinsip dalam
menerjemahkan, yaitu :
1. Mengalihkan aturan-aturan kata.
2. Mempergunakan kata kerja pembantu (auxiliary verbs).
3. Mempergunakan kata penghubung bila memang diperlukan.
4. Tidak memasukkan kata-kata atau istilah-istilah yang tidak ada
padanan terjemahannya dalam bahasa sasaran
5. Mempergunakan ungkapan/frase tertentu apabila satu kata
bahasa sumber itu tidak ditemui padanannya dalam bahasa
sasaran
6. Mampu mengamati ragam dan gaya bahasa sumber1
Prinsip-prinsip terjemahan yang dipaparkan oleh
Suryawinata dan Hariyanto, prinsip-prinsip ini dibagi dua berdasarkan
dominasi kedekatan orientasi pada BSu (bahasa sumber) ataupun BSa
(bahasa sasaran). Dari orientasi Bsu yang menggunakan terjemahan
semantis yaitu:

1
AISA NUR SASMITA and SINTA NURIYAH SAFA’ATUR . R, “Makalah Prinsip-Prinsip
Menerjemah,” 2021. Hal.3

3
1. Terjemahan menggunakan kata dari teks BSu.
2. Terjemahan terasa seperti terjemahan apabila dibaca.
3. Terjemahan mencerminkan gaya bahasa BSu.
4. Terjemahan mencerminkan waktu/zaman dari penulis asli
(contemporary of the author)
5. Terjemahan tidak mengurangi ataupun menambah hal lain pada
Bsu
6. Terjemahan mempertahankan genre asli teks asal
Sedangkan dari orientasi BSa yang menggunakan
terjemahan komunikatif yaitu :
1. Terjemahan menggunakan ide teks BSu, dan tidak perlu
menggunakan kata-kata aslinya
2. Terjemahan terasa luwes saat dibaca
3. Terjemahan harus memiliki gaya bahasa sendiri2
Sementara itu, Theodore Savory (1968) menawarkan beberapa
prinsip penerjemahan, di antaranya :
1. Penerjemah harus dapat mencarikan padanan kata yang sesuai
dengan makna kata-kata aslinya
2. Penerjemah harus dapat menyajikan gagasan-gagasan karya
aslinya
3. Penerjemah hendaknya dapat menghasilkan karya terjemahan
yang dapat dibaca dengan mudah
4. Penerjemah hendaknya dapat merefleksikan gaya naskah
pengarang aslinya
5. Penerjemah hendaknya memilih gaya penerjemahan yang
mandiri pula
6. Penerjemah hendaknya dapat menghasilkan karya terjemahan
yang dapat dibaca sesuai dengan bahasa kontemporer naskah
aslinya

2
SASMITA and R., “Makalah Prinsip-Prinsip Menerjemah”,...,Hal.4-5

4
7. Penerjemah juga hendaknya dapat membuat karya terjemahan
yang dapat dibaca sesuai dengan bahasa kontemporer
penerjemah
8. Penerjemah dapat melakukan penambahan atau pengurangan
bagian-bagian tertentu dari naskah aslinya
9. Penerjemah juga boleh mengerjakan apa adanya, tidak
mengurangi atau menambah bagian-bagian tertentu
10. Penerjemah dapat menerjemahkan sebuah sajak dalam bentuk
prosa
11. Penerjemah dapat pula menerjemahkan sajak itu kedalam
bentuk sajak lagi3

B. Perbedaan tarjamah, tafsir dan ta’rib

Tarjamah adalah sebuah proses pemindahan pesan atau


makna dari satu bahasa ke bahasa yang lain, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dengan menggunakan bahasa lisan atau
tulisan. Adapun yang dimaksud dengan ta’rib adalah pemakaian kata
asing dalam ungkapan Arab dengan menerapkan seluruh kaidah
bahasa Arab atas kata asing tersebut. Dalam bahasa Inggris disebut
dengan istilah “Arabicising” yang berasal dari kata kerja ‘arraba-
yu’arribu yang artinya pengaraban atau arabicise. Adapun kata yang
mengalami proses ta’rib dinamakan “Mu’arrab”, sedangkan orang
yang melakukannya disebut dengan “Mu’arrib”.
Tarjamah bersifat lebih umum dari pada ta’rib karena ia
berlaku dari satu bahasa ke bahasa yang lain tanpa adanya
pengkhususan tersendiri, sedangkan ta’rib berlaku hanya dari bahasa
asing kedalam bahasa Arab. Adapun perbedaan lain adalah bahwa
tarjamah selalu berkaitan erat dengan unsur-unsur kedua bahasa dan
pengarang naskah yang diterjemahkan (sebagaimana telah diuraikan

3
Lily Nabilah, “Penerjemahan Arab: Kejayaannya Pada Masa ‘Abbâsiyyah Serta Analisis
Perkembangan Teori Penerjemahan,” Tesis, 2002., hal 52-53

5
pada halaman sebelumnya). Oleh karena itu tarjamah tidak bisa
dilakukan dengan sepintas, bahkan sebelum menerjemahkan seorang
penerjemah harus dapat menguasai bahan yang akan diterjemahkan
secara mendalam. Sedangkan ta’rib pada dasarnya tidak serumit
tarjamah, ia bisa dilakukan tanpa harus melibatkan keseluruhan
unsure-unsur kedua bahasa dan ia tidak pula berhubungan erat dengan
pengarang. 4
Adapun tafsir, dalam prakteknya ia memiliki kesamaan
dengan tarjamah dan ta’rib, akan tetapi skupnya lebih kecil bila
dibandingkan dengan keduanya. Biasanya ia digunakan dalam
menerjemahkan suatu ceramah, pidato atau kitab suci.
Penerjemahannyapun lebih luas dengan menekankan detail arti yang
dimiliki oleh masing-masing kata. Adapun Orang yang menafsirkan
disebut dengan Mufassir atau Interpreter.5
Dari arti yang berbeda-beda tadi, lalu ia mengelompokkan
arti ta’rib yang sering digunakan kedalam 3 kelompok, yaitu:
1. Ta’rib berarti al-iqtiradh.
Yaitu penggunaan kata asing dengan lisan Arab, dimana
ketika kata tersebut masuk kedalam bahasa Arab ia dilafazkan
dengan bahasa Arab berdasarkan abjad Arab yang berlaku
sesuai dengan kemampuan bahasa Arab, sehingga jiwa dan
irama Arab tetap terasa di dalamnya dan tidak hilang. Arti yang
pertama ini sering diaplikasikan untuk nama binatang,
tumbuhan, benda mati, obat-obatan, mediamedia ilmiah dan
lain sebagainya. Contoh al-elektron, al-kalury, al-film, al-
tilfiziyyun dan lain-lain.
2. Ta’rib berarti al-tarjamah.
Yaitu memindah naskah bahasa asing kedalam bahasa
Arab. Contoh : Tarjamah al-‘ulum wa al-adab wa al-funun wa
4
Nabilah., “Penerjemahan Arab: Kejayaannya Pada Masa ‘Abbâsiyyah Serta Analisis
Perkembangan Teori Penerjemahan”,…, hal 55-56
5
Muhamad Murtado, “Tafsir,Ta’wil Dan Terjemah,” Al-Allam 1 (2020).

6
saairi ashnaafi al-ma’rifah yang artinya mengarabkan ilmu
pengetahuan, sastra, seni dan semua bentuk pengetahuan.
Begitu pula kata : al-tarjamah al-qanuniyyah wa al-
iqtishadiyyah wa alidariyyah wa al-siyaasiyyah wa al-
I’lamiyyah wa al-tijariyyah yang artinya pengaraban undang-
undang, perekonomian, perkantoran, perpolitikan, informasi
dan perdagangan.
3. Ta’rib berarti menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa yang
mendasar bagi manusia dan juga bahasa kehidupan.
Dalam hal ini bahasa tersebut menjadi bahasa ilmu
pengetahuan, keseharian, fikiran, perasaan, dan aktivitas
masyarakat. Contoh perkataan : ‘Arrabnaa al-mujtama’ yang
artinya kami jadikan bahasa Arab sebagai bahasa
kemasyarakatan/kami mengarabkan masyarakat. Begitu pula
perkataan ‘Arrabnaa alta’liim yang artinya kami jadikan
bahasa Arab sebagai bahasa pengajaran/kami mengarabkan
pengajaran (menyangkut keseluruhan aspek dan fase-fasenya). 6
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa tarjamah, ta’rib dan
tafsir secara garis besar memang meliki persamaan maupun
perbedaan. Adapun persamaannya terletak pada adanya proses
pemindahan pesan dari satu bahasa kedalam bahasa yang lain.
Sedangkan perbedaannya antara lain :
1. Ruang lingkupnya.
2. Hubungannya dengan disiplin ilmu tertentu.
3. Tarjamah dan tafsir bisa dilakukan dalam semua bahasa,
sedangkan ta’rib hanya berlaku dari bahasa asing kedalam
bahasa Arab.
4. Tafsir bersifat lebih luas dari tarjamah dan ta’rib, karena itu ia
dapat disebut pula dengan terjemah bebas.

6
Nabilah, “Penerjemahan Arab: Kejayaannya Pada Masa ‘Abbâsiyyah Serta Analisis
Perkembangan Teori Penerjemahan.”,…, hal 56-57

7
5. Tarjamah dan tafsir sering digunakan untuk menyalin suatu
teks, sedangkan ta’rib biasanya digunakan untuk menyalin
istilah asing modern.7

7
Nabilah., ”Penerjemahan Arab: Kejayaannya Pada Masa ‘Abbâsiyyah Serta Analisis
Perkembangan Teori Penerjemahan”,…, hal 58.

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
Memahami maupun menguasai teori penerjemahan sangatlah
penting dan dibutuhkan oleh para mahasiswa yang mendalami bidang
bahasa, sastra dan penerjemahan. Terjemah sendiri adalah menerangkan
atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke bahasa
lainnya. Menerjemahkan suatu teks bahasa sumber ke dalam teks
bahasa sasaran merupakan tugas yang cukup rumit dan tidak mudah
karena penerjemah harus mampu menghasilkan teks yang pesannya
serupa atau sepadan dengan pesan yang terdapat dalam teks tersebut.
Ada beberapa kriteria penerjemahan yang harus diketahui oleh seorang
penerjemah, dimana kriteria-kriteria tersebut merupakan prinsip-prinsip
dasar penerjemahan yang dapat mendorongnya untuk menciptakan
sebuah hasil terjemahan yang baik. Tafsir bisa dilakukan dalam semua
bahasa, sedangkan ta’rib hanya berlaku dari bahasa asing kedalam
bahasa Arab. Bersifat lebih luas dari tarjamah dan ta’rib, karena itu ia
dapat disebut pula dengan terjemah bebas.

B. Saran
Makalah yang kami buat belum bisa disebut sempurna karena
masih terdapat kesalahan karena kami hanya manusia biasa dan
kesempurnaan hanyalah milik Allah semesta. dan kami sangat
menghargai kritik dan saran dari semua pihak dan pembaca demi
perbaikan makalah ini kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Murtado, Muhamad. “Tafsir,Ta’wil Dan Terjemah.” Al-Allam 1 (2020).

Nabilah, Lily. “Penerjemahan Arab: Kejayaannya Pada Masa ‘Abbâsiyyah Serta


Analisis Perkembangan Teori Penerjemahan.” Tesis, 2002.

Sasmita, Aisa Nur, and Sinta Nuriyah Safa’atur . R. “Makalah Prinsip-Prinsip


Menerjemah,” 2021.

10

Anda mungkin juga menyukai