Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Istiqomah (221.372.218)
Segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam yang telah
mencurahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun judul dari makalah ini
adalah “Prinsip Dasar Penerjamahan Dan Perbedaan Antara Tarjamah,
Tafsir Dan Ta’rib “.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................3
PENUTUP................................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8
ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
keagamaan dan menerapkannya secara relevan dalam kehidupan
mereka.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
PEMBAHASAN
1
AISA NUR SASMITA and SINTA NURIYAH SAFA’ATUR . R, “Makalah Prinsip-Prinsip
Menerjemah,” 2021. Hal.3
3
1. Terjemahan menggunakan kata dari teks BSu.
2. Terjemahan terasa seperti terjemahan apabila dibaca.
3. Terjemahan mencerminkan gaya bahasa BSu.
4. Terjemahan mencerminkan waktu/zaman dari penulis asli
(contemporary of the author)
5. Terjemahan tidak mengurangi ataupun menambah hal lain pada
Bsu
6. Terjemahan mempertahankan genre asli teks asal
Sedangkan dari orientasi BSa yang menggunakan
terjemahan komunikatif yaitu :
1. Terjemahan menggunakan ide teks BSu, dan tidak perlu
menggunakan kata-kata aslinya
2. Terjemahan terasa luwes saat dibaca
3. Terjemahan harus memiliki gaya bahasa sendiri2
Sementara itu, Theodore Savory (1968) menawarkan beberapa
prinsip penerjemahan, di antaranya :
1. Penerjemah harus dapat mencarikan padanan kata yang sesuai
dengan makna kata-kata aslinya
2. Penerjemah harus dapat menyajikan gagasan-gagasan karya
aslinya
3. Penerjemah hendaknya dapat menghasilkan karya terjemahan
yang dapat dibaca dengan mudah
4. Penerjemah hendaknya dapat merefleksikan gaya naskah
pengarang aslinya
5. Penerjemah hendaknya memilih gaya penerjemahan yang
mandiri pula
6. Penerjemah hendaknya dapat menghasilkan karya terjemahan
yang dapat dibaca sesuai dengan bahasa kontemporer naskah
aslinya
2
SASMITA and R., “Makalah Prinsip-Prinsip Menerjemah”,...,Hal.4-5
4
7. Penerjemah juga hendaknya dapat membuat karya terjemahan
yang dapat dibaca sesuai dengan bahasa kontemporer
penerjemah
8. Penerjemah dapat melakukan penambahan atau pengurangan
bagian-bagian tertentu dari naskah aslinya
9. Penerjemah juga boleh mengerjakan apa adanya, tidak
mengurangi atau menambah bagian-bagian tertentu
10. Penerjemah dapat menerjemahkan sebuah sajak dalam bentuk
prosa
11. Penerjemah dapat pula menerjemahkan sajak itu kedalam
bentuk sajak lagi3
3
Lily Nabilah, “Penerjemahan Arab: Kejayaannya Pada Masa ‘Abbâsiyyah Serta Analisis
Perkembangan Teori Penerjemahan,” Tesis, 2002., hal 52-53
5
pada halaman sebelumnya). Oleh karena itu tarjamah tidak bisa
dilakukan dengan sepintas, bahkan sebelum menerjemahkan seorang
penerjemah harus dapat menguasai bahan yang akan diterjemahkan
secara mendalam. Sedangkan ta’rib pada dasarnya tidak serumit
tarjamah, ia bisa dilakukan tanpa harus melibatkan keseluruhan
unsure-unsur kedua bahasa dan ia tidak pula berhubungan erat dengan
pengarang. 4
Adapun tafsir, dalam prakteknya ia memiliki kesamaan
dengan tarjamah dan ta’rib, akan tetapi skupnya lebih kecil bila
dibandingkan dengan keduanya. Biasanya ia digunakan dalam
menerjemahkan suatu ceramah, pidato atau kitab suci.
Penerjemahannyapun lebih luas dengan menekankan detail arti yang
dimiliki oleh masing-masing kata. Adapun Orang yang menafsirkan
disebut dengan Mufassir atau Interpreter.5
Dari arti yang berbeda-beda tadi, lalu ia mengelompokkan
arti ta’rib yang sering digunakan kedalam 3 kelompok, yaitu:
1. Ta’rib berarti al-iqtiradh.
Yaitu penggunaan kata asing dengan lisan Arab, dimana
ketika kata tersebut masuk kedalam bahasa Arab ia dilafazkan
dengan bahasa Arab berdasarkan abjad Arab yang berlaku
sesuai dengan kemampuan bahasa Arab, sehingga jiwa dan
irama Arab tetap terasa di dalamnya dan tidak hilang. Arti yang
pertama ini sering diaplikasikan untuk nama binatang,
tumbuhan, benda mati, obat-obatan, mediamedia ilmiah dan
lain sebagainya. Contoh al-elektron, al-kalury, al-film, al-
tilfiziyyun dan lain-lain.
2. Ta’rib berarti al-tarjamah.
Yaitu memindah naskah bahasa asing kedalam bahasa
Arab. Contoh : Tarjamah al-‘ulum wa al-adab wa al-funun wa
4
Nabilah., “Penerjemahan Arab: Kejayaannya Pada Masa ‘Abbâsiyyah Serta Analisis
Perkembangan Teori Penerjemahan”,…, hal 55-56
5
Muhamad Murtado, “Tafsir,Ta’wil Dan Terjemah,” Al-Allam 1 (2020).
6
saairi ashnaafi al-ma’rifah yang artinya mengarabkan ilmu
pengetahuan, sastra, seni dan semua bentuk pengetahuan.
Begitu pula kata : al-tarjamah al-qanuniyyah wa al-
iqtishadiyyah wa alidariyyah wa al-siyaasiyyah wa al-
I’lamiyyah wa al-tijariyyah yang artinya pengaraban undang-
undang, perekonomian, perkantoran, perpolitikan, informasi
dan perdagangan.
3. Ta’rib berarti menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa yang
mendasar bagi manusia dan juga bahasa kehidupan.
Dalam hal ini bahasa tersebut menjadi bahasa ilmu
pengetahuan, keseharian, fikiran, perasaan, dan aktivitas
masyarakat. Contoh perkataan : ‘Arrabnaa al-mujtama’ yang
artinya kami jadikan bahasa Arab sebagai bahasa
kemasyarakatan/kami mengarabkan masyarakat. Begitu pula
perkataan ‘Arrabnaa alta’liim yang artinya kami jadikan
bahasa Arab sebagai bahasa pengajaran/kami mengarabkan
pengajaran (menyangkut keseluruhan aspek dan fase-fasenya). 6
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa tarjamah, ta’rib dan
tafsir secara garis besar memang meliki persamaan maupun
perbedaan. Adapun persamaannya terletak pada adanya proses
pemindahan pesan dari satu bahasa kedalam bahasa yang lain.
Sedangkan perbedaannya antara lain :
1. Ruang lingkupnya.
2. Hubungannya dengan disiplin ilmu tertentu.
3. Tarjamah dan tafsir bisa dilakukan dalam semua bahasa,
sedangkan ta’rib hanya berlaku dari bahasa asing kedalam
bahasa Arab.
4. Tafsir bersifat lebih luas dari tarjamah dan ta’rib, karena itu ia
dapat disebut pula dengan terjemah bebas.
6
Nabilah, “Penerjemahan Arab: Kejayaannya Pada Masa ‘Abbâsiyyah Serta Analisis
Perkembangan Teori Penerjemahan.”,…, hal 56-57
7
5. Tarjamah dan tafsir sering digunakan untuk menyalin suatu
teks, sedangkan ta’rib biasanya digunakan untuk menyalin
istilah asing modern.7
7
Nabilah., ”Penerjemahan Arab: Kejayaannya Pada Masa ‘Abbâsiyyah Serta Analisis
Perkembangan Teori Penerjemahan”,…, hal 58.
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Memahami maupun menguasai teori penerjemahan sangatlah
penting dan dibutuhkan oleh para mahasiswa yang mendalami bidang
bahasa, sastra dan penerjemahan. Terjemah sendiri adalah menerangkan
atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke bahasa
lainnya. Menerjemahkan suatu teks bahasa sumber ke dalam teks
bahasa sasaran merupakan tugas yang cukup rumit dan tidak mudah
karena penerjemah harus mampu menghasilkan teks yang pesannya
serupa atau sepadan dengan pesan yang terdapat dalam teks tersebut.
Ada beberapa kriteria penerjemahan yang harus diketahui oleh seorang
penerjemah, dimana kriteria-kriteria tersebut merupakan prinsip-prinsip
dasar penerjemahan yang dapat mendorongnya untuk menciptakan
sebuah hasil terjemahan yang baik. Tafsir bisa dilakukan dalam semua
bahasa, sedangkan ta’rib hanya berlaku dari bahasa asing kedalam
bahasa Arab. Bersifat lebih luas dari tarjamah dan ta’rib, karena itu ia
dapat disebut pula dengan terjemah bebas.
B. Saran
Makalah yang kami buat belum bisa disebut sempurna karena
masih terdapat kesalahan karena kami hanya manusia biasa dan
kesempurnaan hanyalah milik Allah semesta. dan kami sangat
menghargai kritik dan saran dari semua pihak dan pembaca demi
perbaikan makalah ini kedepannya.
9
DAFTAR PUSTAKA
10