Anda di halaman 1dari 1

Rilis Koalisi Masyarakat Sipil Menolak RUU DKJ

Jakarta, 5 Maret 2024

Para aktivis, pemerhati lingkungan, akademisi, dan praktisi yang tergabung dalam Koalisi
Bersama untuk Menolak RUU DKJ dengan tegas menolak Rancangan Undang-Undang
Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) yang telah menjadi usulan inisiatif DPR pada Desember
20231. Koalisi ini memiliki beberapa permasalahan yang dipersoalkan terkait RUU DKJ:

Pasal 10 Ayat 2: Pasal ini mengenai gubernur yang ditunjuk langsung oleh presiden. Pasal ini
akan mengubah sistem susunan pemerintahan, di mana posisi gubernur dan wakilnya dipilih
langsung oleh presiden tanpa melibatkan masyarakat.

Bab IX Pasal 51-60: Bagian ini membahas pembentukan kawasan aglomerasi, pembentukan
kawasan aglomerasi memerlukan RUU tersendiri, karena tidak hanya berlaku untuk wilayah
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur (Jabodetabekjur), tetapi juga di
beberapa wilayah urban lainnya seperti Medan, Jogja-Solo-Semarang, dan Surabaya-Gresik-
Sidoarjo-Mojokerto-Pasuruan.

Pasal 55 Ayat 3: Pasal ini menyebut bahwa Dewan Kawasan Aglomerasi akan dipimpin oleh
wakil presiden. Ketentuan ini bertentangan dengan semangat desentralisasi dan penguatan
otonomi daerah.

Pasal 58 Ayat 4 dan 5: Pasal ini terkait penunjukan Kepala dan Wakil Kepala Badan Layanan
Aglomerasi. Ketentuan ini lebih mirip dengan perusahaan terbatas (PT) dan dominasi Jakarta
dengan kekuatan modal paling besar dapat berakibat pada relasi yang asimetris antarkepala
daerah.

Koalisi menolak UU yang tidak menghormati partisipasi rakyat mulai dari tahap perumusan
sampai dengan isi UU-nya. Peminggiran partisipasi Ini mengingatkan dengan UU Cipta Kerja
yang dinyatakan MK bertentangan dengan konstitusi secara bersyararat.

Koalisi ini akan membuat petisi penolakan pengesahan RUU DKJ menjadi undang-undang,
menggelar lokakarya, dan menyusun naskah kajian kritis RUU DKJ dengan melibatkan
beberapa pihak yang terdampak.

Mari bersama-sama memperjuangkan hak demokrasi dan keberlanjutan lingkungan di DKJ.

Kontak Person
1. Elizabet Kusrini (Direktur IBC)
2. Anwar Rozak (Koord. Kopel Jabotabek)
3. Fitri (Gusdurian Jakarta)
4. Muhazier (KOMMAS Jakarta)/ +62 882-0077-58425
5. Dika Moehammad (Seknas SPRI)/ +62 819-0898-6987

Anda mungkin juga menyukai