Anda di halaman 1dari 57

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PERMAINAN

ULAR TANGGA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN


DI KELAS VIII MTsN 5 ACEH TENGAH

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan oleh :

MIFTAHUL CHAERA
NIM. 200207048

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Program Studi Pendidikan Biologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSALLAM BANDA ACEH
2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR
‫الر ِحي ِْم‬
َّ ‫الرحْ َم ِن‬
َّ ‫هللا‬
ِ ‫ــــــــــــــــــم‬
ِ ‫س‬
ْ ‫ِب‬

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbbil’ Alaamiin. Segala puji dan syukur penulis ucapkan
kepada Allah SWT atas segala limpahan anugrah dan rahmat yang diberikan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi dengan judul
“Pengembangan Media Pembelajaran Ular Tangga Pada Materi Sistem
Pernapasan Di Kelas VIII Di Mtsn 5 Aceh Tengah” sebagaimana yang
diharapkan. Dan tidak lupa pula shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW semoga kita mendapatkan syafaatnya dan selalu dalam
lindungan Allah SWT, Aamiin.
Dalam penyusunan proposal ini tentunya tidak terlepas dari berbagai macam
hambatan dan rintangan, akan tetapi dengan adanya bantuan dari berbagai pihak
maka penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Namun penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dan kesalahan. Penulis mengucapkan permohonan maaf
atas segala kesalahan dan kekhilafan yang pernah penulis lakukan. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Proposal Skripsi ini. Semoga apa yang disajikan dalam skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan penulis
mengharapkan semoga Proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembacanya.

Banda Aceh, Agustus 2023

Miftahul Chaera

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
E. Defisi Operasional .............................................................................. 10

BAB II : LANDASAN TEORI


A. Pengembangan..................................................................................... 14
B. Media Pembelajaran ............................................................................ 16
C. Media Ular Tangga .............................................................................. 20
D. Uji Kelayakan ...................................................................................... 23
E. Respon Siswa ...................................................................................... 25
F. Materi Pembelajaran Sistem Pernapasan .............................................. 26

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian .......................................................................... 40
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 42
C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................... 42
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 43
E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 44
F. Teknis Analisis Data .......................................................................... 45
G.
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 49

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Organ Pernapasan Manusia .............................................................. 29


Gambar 2. 2 Bagian-Bagian Hidung ..................................................................... 30
Gambar 2. 3 Struktur Organ Pernapasan Rongga Hidung, Faring, Laring ............. 31
Gambar 2. 4 Struktur Pita Suara Dalam Laring ..................................................... 31
Gambar 2. 5 Gambar Paru-Paru............................................................................ 34
Gambar 2. 6 Diafragma Inspirasi Dan Ekspirasi ................................................... 35
Gambar 2. 7 Bronkus Penderita Asma ................................................................. 38

iii
DAFTAR TABEL

Bagan 3.1 Tahapan Model Pengembangan 4-D ............................................... 42


Tabel 3.1 Kriteria Kelayakan ........................................................................... 46
Tabel 3.2 Penilaian Skor.................................................................................. 47
Tabel 3.3 Presentase Kriteria ........................................................................... 48

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan guru mempengaruhi keberhasilan kegiatan pendidikan. Guru

harus menciptakan proses pembelajaran yang baik sehingga memenuhi tujuan

pendidikan dan memberikan dorongan untuk potensi peserta didik. Dalam

proses pembelajaran, guru sebagai pendidik harus bertanggung jawab

terhadap hasil belajar siswa dan pengetahuan siswa terkait dengan materi

yang di ajarkan. Namun kenyataan nya di lapangan proses pembelajaran

masih banyak permasalahan dan belum dapat dilaksanakan dengan baik

sesuai yang diharapkan. Faktor penyebabnya adalah proses pembelajaran

yang dilakukan oleh guru, dan sulitnya materi yang dipelajari sehingga

kurangnya hasil belajar siswa.1

Pembelajaran terjadi bila terjadi interaksi antara siswa dengan

lingkungan belajar yang diselenggarakan oleh guru untuk mencapai tujuan

pendidikan. Pembelajaran adalah serangkaian peristiwa yang dirancang untuk

mengajar, mengaktifkan dan mendorong siswa untuk belajar. Pembelajaran

tidak hanya sekedar memberi informasi dari seorang guru, tetapi mencakup

tugas atau kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil belajar yang

efektif. 2

1
Msy Hikmah, Penerapan Model Pembeajaran Team Games Tournamen (TGT) Terhadap
Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Dunia Hewan Kelas X Di SMA Unggul
Negeri 8 Palembang, Jurnal Pembelajaran Biologi, 2018, Vol. 5, No, 1, H.2

2
Prof. Dr. Gusril, Autobiografi Lika-Liku Menggapai Guru Besar Besar Pedagogi Olahraga,
Padang : Penerbit UNP Press, 2021), h.1

1
2

Pembelajaran yang menyenangkan sangat dibutuhkan untuk membuat

suana pembelajaran lebih aktif dan menarik, sehingga peserta didik

cenderung tidak bosan dengan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang

menyenangkan juga dapat meningkatlan keinginan belajar siswa. Keadaan

saat ini adalah minimnya penggunaan media pembelajaran yang

menyenangkan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran dapat menggunakan

media pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan suatu alat yang membantu proses

belajar mengajar yang berfungsi memperjelas maksud pesan yang ingin

disampaikan sehingga tujuan pembelajaran lebih baik dan sempurna. Media

merupakan alat untuk meningkatkan fungsi belajar mengajar. Mengingat

banyaknya jenis-jenis media tersebut, maka guru harus dapat berusaha

memilihnya dengan cermat agar dapat digunakan dengan tepat. 3

Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajar akan

sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan

dan isi pelajaran saat itu. Sebagaimana salah satu komponen pembelajaran

secara menyeluruh, pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang

harus mendapat perhatian siswa dalam setiap kegiatan belajar mengajar.

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah an-Maidah ayat 67

sebagai berikut :

3
Cecep Kustandi, dkk, Pengembangan Media Pembelajaran” Jakarta : Kencana, 2020), h.6
3

Artinya : “Wahai Rasul, sampaikan apa yang di turunkan kepadamu

dari TuhanMu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan

itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya, Allah memelihara kamu

dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk

kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Maidah: 67).

Ibnu Katsir menafsirkan surat Al-Maidah ayat 67, beliau menguraikan


bahwa pada awalnya, Nabi SAW, merasa takut untuk menyampaikan risalah
kenabian. Namun, karena ada dukungan langsung dari Allah, keberanian itu
muncul. Dukungan Allah sebagai pihak pemberi wewenang menimbulkan
semangat dan etos dakwah nabi SAW, dalam menyampaikan risalah. Nabi
SAW merasa tidak sendiri. Dibelakang, ada pemberi motivasi yang sempurna
(Allah). Dalam proses pembelajaran pun harus ada keberanian. Guru tidak
boleh ragu-ragu dalam dalam menyampaikan materi. Ayat ini juga
menjelaskan bahwa dalam menyampaikan dakwah nabi SAW berpedoman
pada Al-Qur’an yang merupakan sebagai petunjuk dan sebagai media yang
memuat informasi kepada umat-Nya tentang seluruh kehidupan yang
berkaitan dengan manusia. Dimana dalam ajaran islam Al-Quran
memberikan garis besar mengenai pendidikan, terutama tentang metode
pembelajaran dan metode pengajaran.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa guru sebagai pendidik harus mampu

menciptakan situasi kelas yang berbeda, menentukan metode pengajaran dan

model pembelajaran yang akan digunakan dalam situasi yang berbeda, serta

mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam diri siswa. Guru

sebenarnya juga merupakan sumber informasi bagi siswa, informasi yang


4

diberikan kepada siswa mengunakan bantuan media pembelajaran, agar siswa

mudah memahami pembelajaran yang disampai oleh guru. 4

Pada umumnya siswa senang belajar sambil bermain. Belajar sambil

bermain dengan media pembelajaran memungkinkan siswa berpartisifasi aktif

dalam pembelajaran. 5 Seperti kita ketahui, pembelajaran yang baik adalah

pembelajaran yang aktif. Media pembelajaran permainan mempunyai

peranan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Peran guru tidak mendominasi dan interaksi siswa menjadi lebih menonjol.

Dengan bantuan media pembelajaran permainan, setiap siswa menjadi sumber

belajar bagi siswa lainnya.

Sistem pernapasan manusia merupakan salah satu materi

pembelajaran IPA kelas VIII SMP//MTS semester genap. Cakupan materi

yang membahas tentang pernapasan, mekanisme pernapasan, gangguan pada

sistem pernapasan dan upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan. Materi

ini tergolong materi materi yang sulit di pahami siswa, karena di dalamnya

banyak konsep mengenai fungsi dan mekanisme sistem pernapasan manusia

yang bersifat abstrak dan siswa dituntut untuk mampu menghubungkan


6
konsep satu dengan konsep lainnya. Sehingga dalam penyampaian materi

sistem pernapasan terdapat siswa yang kurang semangat dan kurang aktif

Ahmad Izzan, Tafsiran Pendidikan (Konsep Pendidikan Berbasis Al-Qur’an), (Surabaya :


4

Cipta Media Nusantara, 2021), h.197


5
Mariessa Wahyuni Fitri, “Pengembangan Media Pembelajaran Permainan Ular Tangga
Biologi Pada Materi Keanekaragaman Hayati Untuk Siswa SMA Kelas “, Jurnal mhs Artikel, Vol.
1, No. 1 (13 Oktober 2016), h. 7.

Ritonga N, “Analisis Kesulitan Belajar Pada Materi Pokok Sistem Perrnapasan Manusia di
6

SMP Abdi Negara Asam Jawa”, Jurnal Wahana Inovasi, Vol. 5, No. 2, (2016), h. 201.
5

dalam kegiatan pembelajaran, sehingga diperlukan inovasi dan kreativitas

pendidik untuk menciptakan atau mengembangkan media pembelajaran yang

mendukung proses pembelajaran dan menjadikan pembelajaran menarik.

Salah satu alternatif media pembelajaran permainan yang dapat

digunakan adalah media pembelajaran permainan ular tangga. Permainan ular

tangga merupakan permainan yang menyenangkan dan sangat terkenal serta

dimainkan oleh banyak kalangan. Tujuan penggunaaan media permainan ular

tangga agar materi pembelajaran dapat diserap oleh peserta didik dengan

lebih mudah karena peserta didik merasa senang dalam pembelajarannya.

Penggunaan media pembelajaran permainan ular tangga dapat menjadikan

siswa lebih aktif terutama dalam berinteraksi dengan teman dan guru. 7 Selain

itu, belajar menggunakan media permainan ular tangga melatih siswa untuk

bersabar, meningkatkan kerja sama dan tenggang rasa antar sesama anggota

kelompok. Media permainan ular tangga ini juga melibatkan keterampilan

siswa dalam memainkannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi IPA

didapatkan informasi bahwa kelas 8 masih menerapkan Kurikulum 2013

sedangkan kelas 7 sudah menggunakan kurikulum merdeka. Media yang

digunakan disekolah tersebut hanya menggunakan buku paket dan papan tulis

saja sebagai media pembelajaran, dan tidak adanya media lain yang di

gunakan selain buku paket dan papan tulis, adapun kendala yang di hadapi

7
Tri Liniarti, “Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Kelas X SMA Negeri 11
Yogyakarta dengan Permainan Edukatif Ular Tangga pada Materi Protista” (Skripsi Sarjana,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2013), h.3.
6

guru dalam penyampaian materi sistem pernapasan terdapat siswa yang

kurang semangat dan kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Karena guru

disini mengajar dengan metode ceramah saja. Berdasarkan hasil wawancara

awal pada guru IPA kelas VIII di MTsN 5 Aceh Tengah guru tersebut

menyampaikan bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pelajaran

IPA terpadu di MTsN 5 Aceh Tengah yaitu 80, dan dari jumlah siswa 23

orang siswa hanya 8 orang yang mencapai KKM. Dengan demikian agar

pembelajaran terlaksana dengan baik, tentu dibutuhkan inovasi dalam

pelaksanaan berupa media pembelajaran. 8

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu siswa di MTsN 5

Aceh Tengah, peserta didik mengatakan bahwa pada materi sistem

pernapasan siswa merasa kurang semangat dan kurang aktif dalam proses

pembelajaran karena guru hanya menggunakan metode ceramah saja,

sehingga tidak ada interaksi yang dilakukan oleh siswa. 9 Sehingga perlu

adanya media pembelajaran yang menarik untuk membangkitkan semangat

siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Vandiana Gustia

Laraswaty tahun 2017 bahwa media permainan ular tangga pada materi

keanekaragaman hayati layak digunakan dengan persentase yang di dapat

8
Wawancara Dengan Ibu Mahmani Guru Bidang Studi IPA Mtsn 5 Aceh Tengah Pada
Tanggal 29 Agustus 2023

9
Wawancara Melalui Whatshap dengan siswa MTsN 5 Aceh Tengah Pada Tanggal 30
Agustus 2023
7

adalah 87% dari peserta didik 93% dan 95% dari guru 1 dan 2 dengan kriteria

sangat layak. 10

Peneliti selanjutnya dilakukan oleh Nur Fadhilah (2017), bahwa

pembelajaran menggunakan media pembelajaran permainan ular tangga pada

materi sistem saraf dikategorikan sangat aktif, karena 93,33% siswa mencapai

ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 83. 11

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

penelitian yang dilakukan oleh Vandiana Gustia Laraswaty yaitu materi

Keanekaragama Hayati, peneliti selanjutnya dilakukan oleh Nur Fadhilah

yaitu materi Sistem Saraf. Sedangkan penelitian yang akan saya lakukan yaitu

pada materi Sistem Pernapasan. Perbedaan selanjutnya yaitu terletak pada

media yang akan saya gunakan yaitu media berupa baleho yang di mainkan

secara bersamaan, sedangkan peneliti sebelumnya menggunakan media yang

digunakan untuk perkelompok saja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka dapat

dirumuskan permasalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana validitas media pembelajaran permainan ular tangga pada

materi sistem pernapasan untuk siswa kelas VIII di MTsN 5 Aceh

Tengah?

10
Vandiana Gustia Laraswaty, “Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Berbentuk
Permainan Ular Tangga Pada Materi Keanekaragaman Hayati Untuk Siswa Kelas X SMA”, Skripsi,
2017.
11
Halimatul Nadiyah, “Pengembangan Media pembelajaran permainan ular tangga pada
materi sistem saraf manusia untuk siswa kelas XI IPA di SMA sultan agung kecamatan puger
kabupaten jember”, Skripsi, 2022.
8

2. Bagaimana hasil uji kelayakan media pembelajaran permainan ular

tangga pada materi sistem pernapasan untuk siswa kelas VIII di MTsN

5 Aceh Tengah?

3. Bagaimana respon siswa terhadap media permainan ular tangga pada

materi sistem pernapasan di MTsN 5 Aceh Tengah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan maka tujuan

peneliti dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan validasi media pembelajaran permainan ular

tangga yang sesuai dengan materi sistem pernapasan untuk siswa

kelas VIII di MTsN 5 Aceh Tengah.

2. Untuk menguji hasil kelayakan media pembelajaran permainan ular

tangga pada materi sistem pernapasan untuk siswa kelas VIII MTsN 5

Aceh Tengah.

3. Untuk menganalisis respon peserta didik terhadap media permainan

ular tangga pada materi sistem pernapasan untuk siswa kelas VIII

MTsN 5 Aceh Tengah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Memperoleh pengetahuan dan ide tentang permainan ular tangga

sebagai media pembelajaran untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran

di kelas.
9

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Peserta Didik

Hasil penelitian berupa media pembelajaran berbasis permainan

yang dikembangkan diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar,

memberikan motivasi belajar dan membantu peserta didik dalam

memahami materi sistem pernapasan dengan lebih baik.

2) Bagi Guru

Penelitian ini dapat menjadi referensi baru bagi guru untuk

melakukan inovasi-inovasi baru mengenai media pembelajaran dan

menjadi salah satu media yang dapat digunakan untuk membantu proses

pembelajaran.

3) Bagi Sekolah

Sebagai rujukan untuk memperkaya media pembelajaran biologi

yang berbasis permainan sederhana. Hasil penelitian ini diharapkan

memperkaya media pembelajaran IPA khususnya pada materi sistem

penapasan.

4) Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti

selanjutnya dalam melakukan penelitian yang relevan.

D. Defisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman penafsiran pembaca,

maka perlu dijelaskan istilah-istilah pokok yang digunakan dalam penelitian

ini. Adapun istilah-istilah yang akan dijelaskan :


10

1. Pengembangan

Pengembangan diartikan sebagai perluasan atau pendalaman materi

pembelajaran, sehingga menciptakan sebuah produk. Pengembangan media

pembelajaran pada penelitian ini disimpulkan bahwa pengelolaan analisis,

serta penyajian data yang dibuat secara sistematis yang bertujuan untuk

mengembangkan sesuatu yang lebih sempurna atau mengembangkan sebuah

produk yang menyajikan materi sistem pernapasan manusia. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode R & D dan model

ADDIE dengan produk yang dikembangkan ialah media permainan ular

tangga pada materi sistem pernapasan.12

2. Media Pembelajaran Ular tangga

Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk


13
menyampaikan pesan atau informasi. Media merupakan alat penunjang

pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Media juga

dapat diartikan sebagai penghubung antara pemberi informasi dan penerima.

Penggunaan media sebagai penghubung antara guru dan siswa disebut

pembelajaran. Dengan kata lain pembelajaran yang aktif memerlukan

dukungan media untuk menyampaikan materi yang di pelajari. Adanya media

media pembelajaran, peserta didik lebih tertarik dan tidak jenuh, sehingga

meningkatkan keaktifan peserta didik. Media pembelajaran yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu media ular tangga.

12
Imiawan, dkk, “Pengembangan Buku Ajar Sejarah Berbasis Situs Sejarah Bima, “Jurnal
Ilmu Sosial dan Pendidikan”, Vol.2, No. 3, (2018), h.102.
13
Hamzah, dkk, Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya (Jakarta : PT Rineka
Cipta, 2008), h.265.
11

Permainan ular Tangga merupakan permainan sederhana yang

berbentuk selembar kertas berbentuk persegi panjang yang ditempeli gambar

cacing atau tangga yang berbeda-beda. Selain itu, ada angka dari satu sampai

seratus. Media pembelajaran ular tangga adalah media pembelajaran melalui

permainan, dengan menggunakan alat belajar atau alat peraga seperti

lembaran kertas bergambar kotak kecil yang dimainkan oleh dua pemain atau

lebih, dan gambar tangga dan ular diberikan dalam beberapa kotak khusus.

kotak Ular Tangga tidak memiliki patokan pasti jumlah kotak dan

gambarnya. Setiap orang dapat membuat papannya sendiri dengan jumlah

kotak, cacing, dan tangga yang berbeda-beda. 14

Media pembelajaran ular tangga yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah sebuah alat atau media ajar yang dirancang oleh peneliti sebagai

penunjang proses pembelajaran untuk lebih memudahkan guru dalam

menyampaikan materi sistem pernapasan.

2. Uji kelayakan

Uji kelayakan media atau uji validasi media merupakan suatu

pemeriksaan untuk mengetahui suatu data tentang valid (sah) atau tidak valid
15
(tidak sah) suatu media yang dilakukan oleh ahli media. Uji kelayakan

media atau validasi media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah uji

kelayakan produk yang dikembangkan berupa pengembangan media ular

tangga pada materi sistem pernapasan pada manusia di kelas VIII MTsN 5

14
Siti Rahma, Media Ular Tangga Meningkatkan Kemahiran Membaca Bahasa Arab
Sederhana, (Lombok Tengah : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia, 2023), h.
17.
15
Riyanto, Validasi dan Verifikasi Metode Uji, (Yogyakarta : Deepublish, 2015), h. 18.
12

Aceh Tengah. Hasil uji kelayakan diperoleh dengan memberikan lembar

validasi kepada validator ahli di bidangnya. Adapun uji kelayakan yang akan

dilakukan oleh dosen ahli media dan ahli materi pembelajaran dengan

komponen indikator yang digunakan dalam uji kelayakan media yang

meliputi aspek kegunaan, aspek tampil dan aspek bahasa.

3. Respon Siswa

Respon siswa merupakan keadaan yang mudah terpengaruh untuk

memberikan tanggapan terhadap rangsangan yang dapat memulai atau

membimbing tingkah laku orang tersebut.16 Respon yang dimaksud dalam

penelitian ini merupakan tanggapan siswa terhadap media pembelajaran ular

tangga pada materi sistem pernapasan.

Respon siswa terdapat 3 aspek yaitu aspek kognitip, aspek afektif, dan

aspek psikomotorik. Aspek kognitif yaitu ranah yang berhubungan dengan

kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghapal,

memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis dan kemampuan

mengevaluasi. Aspek afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan

nilai, ranah ini mencakup perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan

nilai. Aspek psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan

(skil), kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar

tertentu. 17

16
Diah Dharmayanti, Validasi dan Verifikasi Metode Uji, (Yogyakarta : Deepublish, 2015),
h. 18.
17
Prof. Dr. Veithzal Rivai Zainal, The Economics Of Education, (Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama), h. 148.
13

Aspek respon siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

tanggapan tanggapan siswa terhadap media ular tangga pada materi sistem

pernapasan yang telah dirancang melalui lembar angket respon siswa yang

berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan media pembelajaran ular

tangga dengan materi Sistem pernapasan. Hasil respon siswa kemudian akan

dimasukkan dalam rumus persentase.

4. Sistem Pernapasan di MTsN 5 Aceh Tengah

Sistem pernapasan manusi a adalah materi pelajaran IPA kelas VIII

semester 2. Materi sistem pernapasan manusia dalam penelitian ini adalah

yang terdapat KD. 3.9 Menganalisis sistem pernapasan pada manusia dan

memahami gangguan pada sistem pernapasan, serta upaya menjaga kesehatan

sistem pernapasan 4.9 Menyajikan karya tentang upaya menjaga kesehatan

sistem pernapasan. . Indikator pencapaian kompetenti 3.9.1 Menyebutkan

organ-organ pada sistem pernapasan manusia. 3.9.2 Menghubungkan organ

sistem pernafasan manusia dan fungsinya. 3.9.3 Menjelaskan proses

pernapasan pada manusia. 3.9.4 Membedakan macam-macam mekanisme

pernapasan manusia. 3.9.5 Menganalisis faktor yang mempengaruhi frekunsi

pernapasan manusia 3.9.6 Mengidentifikasi beberapa penyakit atau kelainan


18
pada sistem pernapasan. Materi sistem pernapasan manusia akan diadakan

pada 2 pertemuan dikelas VIII MTsN 5 Aceh Tengah dengan menggunakan

media pembelajaran Permainan Ular Tangga.

18
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam Smp/MtS Kurikulum
2013 Revisi 2016, h.4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengembangan

1. Defisi Pengembangan

Pengembangan adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara

logis, dan sistematis, pengembangan juga suatu usaha untuk meningkatkan

kemampuan teknik, teoritis, konseptual dan moral yang sesuai dengan

kebutuhan melalui pendidikan dan latihan. Tujuan pengembangan itu sendiri

sebagai rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan

dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi


19
peserta didik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

penelitian pengembangan (R&D) merupakan metode yang digunakan dalam

menciptakan sebuah produk serta membuktikan keefektifan produk.

Berdasaran penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa,

pengembangan yaitu suatu proses untuk menciptakan sebuah produk agar

lebih baik. Diantara model-model pengembangan penelitian, terdapat salah

satu pengembangan, yaitu model pengembangan. 4-D. Model pengembangan

4-D dikembangkan oleh S. Thiagrajan, dan Semmel (1974). Model ini

dikenal dengan sebutan Four-D (4-D), karena memiliki 4 tahapan dalam

pelaksanaannya. Keempat tahap tersebut adalah, Define, Design, Develop,

dan Disseminate.

19
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), h. 24.

14
15

a. Define

Tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-

syarat pengembangannya. Terdapat lima kegaiatan yang dilakukan pada tahap

ini :

1) Front an analysis, dimana guru melakukan diagnosis awal untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

2) Learner analysis, dimana karakteristik peserta didik dipelajari

misalnya kemampuan dan latar belakang.

3) Task analysis, yaitu guru menganalisis tugas pokok yang harus

dikuasai peserta didik untuk mencapai kompetensi.

4) Concept analysis, yaitu menganalisis konsep yang akan diajarkan.

5) Specifying Instructional abjectives, yaitu menulis tujuan

pembelajaran.

b. Design

Thiagaraja membagi tahap design dalam empat kegiatan, yaitu :

1) Menyusun tes kriteria, sebagai tindakan pertama untuk mengetahui

kemampuan awal peserta didik dan evaluasi.

2) Memilih media pembelajaran yang sesuai materi dan karakteristik

peserta didik.

3) Pelihina bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan dengan media

pembelajaran yang digunakan.

4) Mensimulasikan penyajian materi dengan media dan langkah-langkah

pembelajaran yang telah di rancang.


16

c. Development

Pada tahap ini ada dua kegiatan yaitu : expert appraisal dan

developmental testing. Expert appraisal, teknik untuk memvalidasi atau

menilai kelayakan produk. Sedangkan developmental testing merupakan

kegiatan uji coba produk pada sasaran subjek yang sesungguhnya.

d. Disseminate

Tahap ini terdiri dari tiga kegiatan yaitu :

1) Validation testing, pada tahap ini produk yang telah direvisi

kemudian diimplementasikan. Pada saat implementasi dilakukan

pengukuran ketercapaian tujuan untuk mengetahui efektivitas

produk yang dikembangkan.

2) Packaging atau pengemasan dilakukan dengan mencetak buku

panduan penerapan model pembelajaran.

3) Diffusion and adoption, setelah melalui pencetakan, buku siap

desebarkan supaya dapat diserap atau diadopsi. 20

B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata “Media” berasal dari bahasa latin Medius ang secara harfiah

berarti tengah, perantara atau pengantar. Media adalah materi atau peristiwa

manusia, yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Lebih khusus lagi, konsep media

dalam proses pembelajaran biasanya diartikan sebagai alat-alat grafis,

20
Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, (Bandung :
Alfabeta, 2011), h.195.
17

fotografis, atau elektronis untuk menangkap, mengolah, dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal. 21

Media merupakan perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke

penerima. Secara garis besar media adalah manusia, materi atau peristiwa

yang menciptakan kondisi dimana siswa dapat memperoleh pengetahuan,

ketrampilan, atau sikap. Media pembelajaran meupakan suatu alat yang dapat

membantu proses belajar mengajar, yang menjelaskan maksud pesan yang

disampaikan sehingga tujuan pelajaran dengan lebih baik dan lengkap. 22

2. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran

Menurut Kemp dan Dayton fungsi pembelajaran adalah sebagai

berikut :

1) Mengubah fokus pendidikan formal, artinya dengan menggunakan media

pembelajaran yang tadinya abstrak menjadi kongkret, pembelajaran yang

tadinya teoritis menjadi fungsional praktis.

2) Memberikan kejelasan, agar pengetahuan dan pengalaman pelajar dapat

lebih jelas dan mudah dimengerti maka media dapat memperjelas hal itu.

3) Memberikan stimulasi belajarar, khususnya rasa ingin tahu siswa. Rasa

ingin tahu perlu dirangsang agar selalu timbul rasa keingin tahuan yang

harus penuh melalui penyediaan media. 23

21
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2013), h.3.

22
Cecep Kustandi, dkk, Pengembangan Media Pembelajaran, (Jakarta : Divisi Prenadamedia
Group, 2020), h. 4-5

M. Miftah, “Fungsi, dan Peran Media Pembelajaran Sebagai Upaya Peningkatan


23

Kemampuan Belajar siswa”, Jurnal Kawangsan, Vol. 1, No. 2, 2013, h. 6


18

Manfaat media terhadap kegiatan pembelajaran, manfaat media

dalam pembelajaran adalah :

1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.

2) Pembelajaran menjadi lebih menarik.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4) Waktu belajar mengajar dapat dikurangi.

5) Mutu pendidikan dapat ditingkatkan.

6) Pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.

7) Sikap positif siswa terhadap pembelajar dapat ditingkatkan.

8) Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif dan produktif. 24

3. Macam-Macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran dilihat dari jenisnya, dibagi menjadi :

1) Media audio

Media audio merupakan media yang berkaitan dengan indra

pendengaran, pesan yang dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol

pendengaran, baik verbal maupun non verbal. Beberapa jenis media audio

antara lain, radio, alat perekam pita magnetic, piringan hitam, dan

laboratorium bahasa.

2) Media visual

Media visual berkaitan dengan indra penglihatan, seperti gambar,

diagram, grafik dan lain-lain.

3) Media audio visual

24
Muhammad Fadhilah, Desain Pembelajaran Paud, (Yogyakarta : Ar-ruzz Media, 2022), h.
207-208.
19

Media audio visual merupakan media pendidikan modern yang

mutahir, meliputi media yang dapat didengar, dilihat, dan yang dapat

didengar dan dilihat. Contoh media audio visual antara lain, film bingkai,
25
film rangkai, media transpirasi, film, televisi, video/VD dan CD.

4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Proses pembelajaran akan lebih aktif dengan hadirnya media

pembelajaran. Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik yang

berbeda-beda. Oleh karena itu pemilihan media pembelajaran perlu dilakukan

dengan cermat agar dapat diterapkan sesuai kegunaanya. Dalam memilih

media untuk kepentingan proses pembelajaran sebaiknya guru

memperhatikan kriteria-kriteria media pembelajaran sebagai berikut :

a. Ketetapan dengan tujuan pengajaran, media pengajaran dipilih dengan

dasar tujuan intruksional yang telah ditetapkan.

b. Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran yang bersifat fakta, prinsip,

konsep, dan generalisasi membutuhkan bantuan media agar lebih mudah

dipahami.

c. Kemudian memperoleh media, media yang diperlukan mudah diperoleh,

mudah dibuat oleh guru ketika mengajar.

d. Ketrampilan guru dalam menggunakan media.

e. Sesuai dengan taraf berfikir siswa, pemilihan media pembelajaran harus

sesuai dengan kemampuan berfikir siswa.

25
Junaidi, Media Visual Sukses Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar, (Jawa Barat :
Penerbit Adab, 2023), h. 20
20

C. Media Permainan Ular tangga

1. Pengertian Permainan ular tangga

Permainan adalah kontes antara para pemain yang berinteraksi satu

sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-

tujuan tertentu. Komponen utama dalam permainan adalah adanya permainan,

adanya lingkungan dimana para pemain berinteraksi, adanya aturan-aturan


26
main, dan adanya tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Media ular tangga merupakan alat digunakan sebagai media yang

menyenangkan dalam belajar. Media ular tangga adalah media yang

penyajiannya dalam bentuk permainan, sehingga media ini menarik bagi

siswa. Tidak sama dengan media pada umumnya, yang hanya dapat dilihat

dan didengar saja. Media pembelajaran ular tangga dapat dilakukan

dimanapun dan kapanpun dan dapat membuat proses pemblajaran menarik,

lebih interakif, meningkatkan kemampuan penalaran siswa dan pemecahan

masalah siswa. 27

Sebagai media pendidikan, permainan mempunyai beberapa kelebihan

sebagai berikut :

1) Permainan adalah suatu yang menyenangkan untuk dilakukan; suatu

yang menghibur. Permainan menjadi menarik sebab di dalamnya ada

unsur kompetisi, ada keragu-raguan karena kita tak tahu sebelumnya

siapa yang akan menang dan kalah.

26
Arief S, Sadiman, Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya, h.
99-174.
27
Widia, 2019.
21

2) Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk

belajar. Seperti kita ketahui, belajar yang baik adalah belajar yang aktif.

Permainan mempunyai kemampuan untuk melibatkan siswa dalam

proses belajarnya secara aktif. Dalam kegiatan belajar yang

menggunakan permainan, peranan guru atau tutor tidak kelihatan

sedangkan interaksi antar siswa atau warga belajar menjadi lebih

menonjol. Di sini setiap siswa atau warga belajar menjadi sumber

belajar bagi sesamanya. Seringkali masalah-masalah yang mereka

hadapi mereka pecahkan sendiri terlebih dahulu. Bila tidak dapat baru

menanyakannya kepada guru/tutor. Interaksi seperti ini menjadikan

mereka lebih tahu kekuatan masing-masing dan dapat

memanfaatkannya. Guru dapat benar-benar berperan sebagai fasilitator

proses belajar di kelompok belajar.

3) Permainan dapat memberikan umpan balik langsung. Umpan balik yang

secepatnya atas apa yang kita lakukan akan memungkinkan proses

belajar jadi lebih efektif. Umpan balik tersebut akan memberitahukan

apakah yang dilakukan tersebut benar, salah, menguntungkan atau

merugikan. Bila memberikan hasil positif, tindakan tersebut bisa

dilakukan namun bila hasilnya negatif tentu saja patut dihindari. Setiap

siswa atau warga belajar tidak hanya belajar dari pengalamannya sendiri

tetapi juga dri pengalaman orang lain.

4) Permainan memungkinkan penerapan konsep-konsep atau peran-peran

ke dalam situasi dan peran yang sebenarnya di masyarakat.


22

Keterampilan yang dipelajari lewat permainan jauh lebih mudah untuk

diterapkan ke kehidupan nyata sehari-hari daripada keterampilan-

keterampilan yang diperoleh lewat penyampaian pelajaran secara biasa.

5) Permainan bersifat luwes. Salah satu sifat permainan yang menonjol

adalah keluwesannya. Permainan dapat dipakai untuk berbagai tujuan

pendidikan dengan mengubah sedikit-sedikit alat, aturan maupun

persoalannya.

6) Permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak. Untuk

membuat permainan yang baik tidak diperlukan seorang yang ahli.

Guru/tutor ataupun siswa atau warga belajar sendiri dapat membuatnya.

Bahan-bahannya pun tidak perlu mahal-mahal, bahan-bahan bekas pun

dapat dipakai. Malahan banyak permainan yang tidak memerlukan

peralatan sama sekali. Mahalnya bahan atau biaya membuat permainan

bukanlah ukuran baik jeleknya suatu permainan. 28

2. Kelebihan dan Kekurangan Media Permainan Ular Tangga

Menurut melsi (2015) kelebihan dan kekurangan media permainan

ular tangga terdiri dari beberapa bagian yaitu :

1) Kelebihan

a. Pada permainan ini mampu melatih sikap siswa untuk mengantri dalam

memulai pengockanpermainan.

b. Melatih kognitif siswa saat menjumlahkan mata ular saat dadu keluar.

c. Melatih kerja sama.

28
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya, h.
78-80.
23

d. Memotivasi siswa agar terus belajar karena belajar adalah hal yang

menyenangkan dan mengasyikkan, bukan lagi sesuatu yang hanya harus

terpaku pada lembaran-lembaran soal ulangan.

e. Media ular tangga ini sangat efektif untuk mengulang (review) pelajaran

yang telah diberikan.

f. Media ini sangat praktis dan ekonomis serta mudah dimainkan.

g. Dapat meningkatkan antusias siswa dalam menggunakan media

pembelajaran.

h. Siswa akan menjawab pertanyaan dengan sungguh-sungguh apabila

mereka berhenti dikotak pertanyaan.

i. Media ini sangat disenangi oleh siswa karena banyak terdapat gambar

yang manrik dan full colour.29

2) Kekurangan

a. Tidak dapat diselesaikan tepat waktu.

b. Penggunaan media permainan ular tangga memerlukan banyak waktu.

c. Bagi anak yang tidak menguasai materi dengan baik akan mengalami

kesulitan dalam bermain. 30

D. Uji Kelayakan

Uji kelayakan merupakan penguji atau pemeriksaan yang dilakukan

untuk mengetahui valid (sah) atau tidak valid (tidak sah) suatu media tersebut.

29
Siti Rahma, Media Ular Tangga Meningkatkan Kemahiran Membaca Bahas Arab
Sederhana, (Lombok Tengah : Pusat Pengembangan Pendidikan Dan Penelitian Indonesia, 2021),
H. 202
30
Satrianawati, Media dan Sumber Belajar, (Yogyakarta : CV Budi Utama, 2018), h. 72.
24

31
Uji kelayakan menurut KBBI adalah yang patut untuk disajikan. Kemudian

uji kelayakan media ditinjau dari beberapa kelayakan yang dinilai yaitu :

1. Kelayakan Media

Pada uji kelayakan media terdapat 3 komponen yaitu kelayakan isi

yang tercantum didalamnya yaitu : media menurut materi sesuai dengan

kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran. Media yang digunakan

memuat gambar yang mendukung isi materi pembelajaran serta gambar yang

digunakan menarik dan memperjelas isi teks. Kelayakan penampilan yang

meliputi : desain media mendukung seluruh isi, kesesuaian warna, tulisan dn

gambar dalam media, ketetapan pilihan jenis huruf, ketetapan ukuran huruf.

Kelayakan bahasa meliputi : bahasa bersifat komunitatif dan mudah

dimengerti, kalimat yang digunakan sederhana dan mudah dipahami, istilah

yang digunakan sesuai dengan KBBI, bahasa yang digunakan sesuai dengan

kemampuan kognitif siswa. 32

2. Kelayakan Materi

Uji kelayakan materi ditinjau dari beberapa komponen yaitu :

Komponen kelayakan isi dilihat dari cakupan materi, komponen kelayakan

penyajian dilihat dari teknik penyajian, komponen kelayakan bahasa dilihat

dari penggunaan bahasa, dan komponen kelayakan konsektual yang dilihat

dari hakikat kontekstual. Uji kelayakan ini dilakukan untuk mengetaui

31
Rusman , dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta :
Raja Grafindo persaba, 2013), h. 274.
32
Mia Maysella Aditia, Pengembangan Media Vidio Pembelajaran Berbasislingkungan
Untuk Materi Asam-Basa Kelas XI IPA Di SMAN 03 Bengkulu Utara, (Universitas Bengkulu :
Program Studi Penidikan MIPA Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 2019), H. 43.
25

seberapa pentingnya peranan media yang dihasilkan untuk digunakan


33
disekolah. Kelayakan dalam penelitian ini merupakan kelayakan media

permainan ular tangga sebagai media pembelajaran pada materi sistem

pernapasan kelas VIII di MTsN 5 Aceh Tengah. Kriteria penilaian kelayakan

media permainan ular tangga akan dilakukan oleh 2 ahli yakni, ahli media dan

ahli materi. Setelah dilakukan validasi oleh para ahli, kemudian media

permainan ular tangga akan diuji coba kepasa siswa kelas VIII di MTsN 5

Aceh Tengah.

E. Respon Siswa

Kata ‘respon’ menurut kamus besar Bahasa indonesia diartikan

sebagai tanggapan, reaksi atau jawaban. Respon atau yang disebut juga

tanggapan adalah hasil kesan-kesan yang tersimpan dalam ingatan dan jiwa

seseorang setelah melakukan pengamatan. Berdasarkan pengertian di atas

dapat diketahui bahwa respon merupakan tanggapan atau reaksi yang diartikan

sebagai kesan atau gambaran dari stimulus yang didapat atau objek

sebelumnya. 34

Hal tersebut dapat dikatakan bahwa respon yang ditunjuk oleh

individu terhadap objek dapat memunculkan sikap individu terhadap objek.

Respon siswa adalah ekspresi, menungkapkan pendapat, serta adanya

keterkaitan terhadap suatu bentuk media pembelajaran serta dapat memahami

pesan yang telah disampaikan melalui media. Respon dipengaruhi oleh

33
Soekanto, Beberapa Catatan Tentang Psikologi Hukum, (Jakarta : Citra Aditya Bakti,
2003), h. 48.
34
Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), h. 68.
26

beberapa faktor yaitu pengalaman, proses belajar, tingkat pengalaman individu


35
serta nilai kepribadian. Respon siswa terdapat 3 aspek yaitu aspek kognitip,

aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Indikator yang akan dilihat oleh siswa

adalah pembelajaran dan pemahaman materi, media pembelajaran serta

evaluasi. Respon siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pernyataan-

pernyataan dalam angket yang diisi oleh siswa guna untuk mengetahu

ketertarikan siswa menggunakan media pembelajaran yang telah dibuat

sehingga dapat mengukur seberapa efektif penggunaan media tersebut dalam

proses pembelajaran.

F. Materi Pembelajaran Sistem Pernapasan

Sistem pernapasan manusia adalah salah satu pokok materi IPA kelas

VIII yang terdapat pada semester genap dalam kurikulum 13. KD 3.9 dan 4.9

berikut dijelaskan pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.9.1 Menyebutkan organ-organ pada


sistem pernapasan manusia.
Menganalisis sistem 3.9.2 Menghubungkan organ sistem
pernapasan pada manusia dan pernafasan manusia dan
3.9 memahami gangguan pada fungsinya.
sistem pernapasan, serta 3.9.3 Menjelaskan proses pernapasan
upaya menjaga kesehatan pada manusia.
sistem pernapasan. 3.9.4 Membedakan macam-macam
mekanisme pernapasanmanusia.

35
Mislaini, dkk, “Respon Siswa Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran Oleh Guru IPA
Biologi Di Kecamatan Kandawangan”, Jurnal Wahana-Bio, Vol.9, No. 2, (2013), h. 8.
27

3.9.5 Menganalisis faktor yang


mempengaruhi frekunsi
pernapasan manusia
3.9.6 Mengidentifikasi beberapa
penyakit atau kelainan pada
sistem pernapasan.

Menyajikan karya tentang 4.9.1 Menyajikan makalah upaya


4.9 upaya menjaga kesehatan menjaga kesehatan organ
sistem pernapasan. pernapasan.

Penelitian ini materi yang dipilih atau yang dikembangkan menjadi

media permainan ular tangga adalah materi sistem pernapasan.

1. Pernapasan

Sistem pernapasan atau respirasi adalah proses pertukaran gas yang terjadi

di dalam tubuh makhluk hidup. Pernapasan juga merupakan peristiwa menghirup

udara dari luar yang mengandung oksigen (O2) ke dalam tubuh serta

menghembuskan udara yang banyak mengandung karbon dioksida (CO 2) sebagai

sisa dari oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan

menghembuskan disebut ekspirasi. Oksigen digunakan untuk mengoksidasi zat

makanan yang ada dalam tubuh sehingga menghasilkan energi . 36

Sistem ini sangat penting karena tanpa masuknya oksigen ke bagian

tubuh manusia melalui proses pernapasan, tidak ada aktivitas yang dapat

terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Sistem pernapasan merupakan sistem

36
Setiadi, Anatomi Dan Fisiolosi Manusia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007), h.40
28

utama sehingga jika sistem ini tidak berfungsi, maka sistem yang lain juga

tidak akan berfungsi. 37

Adapun ayat yang berkaitan tentang organ sistem pernapasan yaitu

Q.S. Al-An’aam ayat 125 sebagai berikut :

Artinya : “Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan

kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk

agama) islam. Dan barang siapa yang di kehendaki Allah kesesatannya,

niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit. Seolah-olah ia sedang

mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang

tidak beriman. 38

Ayat ini menjelaskan bahwa fungsi organ tubuh mempunyai hubungan


tertentu. Dalam pernafasan diketahui bahwa kekurangan tekanan udara dan oksigen
terjadi setiap kali seseorang bangkit dari permukaan tanah. Kondisi ini membuat
pernapasan dada menjadi sulit karena kandungan oksigen di paru-paru berkurang.
Ayat tersebut menyebutkan sebuah kotak yang rapat. Artinya, tubuh mempunyai
organ dalam yang berfungsi untuk sistem pernapasan. Mulai dari hidung, faring,
laring, tenggorokan, bronkus hingga paru-paru.

37
Joko Suryo, Herbal Penyembuh Gangguan Sistem Pernapasan, (Yogyakarta : PT Bentang
Pustaka, 2020), h.2
38
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Surabaya : Surya Cipta Aksara,
1993), h. 208
29

2. Organ-organ Sistem Pernapasan

Menurut Wijaya organ pernapasan merupakan susunan saluran yang

menghubungkan paru-paru dengan organ yang lainya, sistem pernapasan

bagian atas ada rongga hidung dan faring, sedangkan sistem pernapasan

bagian bawah terdiri dari laring, batang tenggorok (trachea), cabang batang

tenggorok (bronchus), anak cabang batang tenggorok (bronchioles), dan paru-

paru (pulmo).39

Gambar 2. 1 Organ Pernapasan Manusia

1) Rongga Hidung

Hidung dan tenggorokan merupakan organ pernapasan manusia yang

mempunyai fungsi umum sebagai alat pernapasan atau alat pengangkut udara

menuju ke paru-paru. Secara khusus, hidung berperan sebagai penyaring

udara yang masuk ketenggorokan dan paru-paru selama proses pernapasan.

Pada rongga hidung terdapat bulu-bulu atau bulu hidung yang berfungsi

sebagai penyaring udara. Selain rambut yang menyaring udara, terdapat juga

lendir terdapat di tubuh atau di rongga hidung. Dengan cara ini, kotoran di

39
Zaid Romegar Mair, “ Media Pembelajaran Sistem Pernapasan Pada Manusia Berbasis
Multimedia, Jurnal Teknik Informatika Politeknik Sekayu, 2019. Vol. VI, No.1
30

udara yang disaring oleh rambut atau bulu hidung menempel pada lendir,

sehingga tidak sampai ke tenggorokan dan paru-paru. 40

Gambar 2. 2 Bagian-Bagian Hidung

2) Pangkal tenggorok (faring)

Faring (bagian bawah tenggorokan) merupakan persimpangan antara

pipa makanan dan udara pernapasan. Faring mempunyai lubang yang disebut

laring. Faring adalah pertemuan antara rongga hidung dan laring (saluran

pernapasan) serta rongga mulut dan esofagus (saluran pencernaan). Di

belakang faring terdapat laring. Laring disebut juga bagian belakang

tenggorokan. Pada waktu menelan makan epiglotis menutupi laring untuk

mencengah makanan masuk ke tenggorkan. Faring panjangnya sekitar 12,5-

13 cm dan terletak di antara laring dan bagian belakang laring. Faring

memiliki pita suara yang bergetar saat udara melewatinya, seperti saat kita

berbicara. 41

40
Frida N, Penyakit Paru-Paru Dan Pernapasan, (Semarang : ALPRIN, 2019), h. 3

41
Dr. Umar, Anatomi Tubuh Manusia, (Yogyakarta : Penerbit Samudra Biru, 2020), h. 134
31

Gambar 2. 3 Struktur Organ Pernapasan Rongga Hidung, Faring, Laring

3) Laring

Laring sering disebut sebagai ‘voice box’ dibentuk oleh struktur

epitelium lined yang berhubungan dengan faring (diatas) dan trakhea

(dibawah). Fungsi utama laring adalah untuk pembentukan suara, sebagai

proteksi jalan napas bawah dari benda asing dan untuk memfasilitasi prses

terjadinya batuk. 42

Gambar 2. 4 Struktur Pita Suara Dalam Laring

4) Batang Tenggorokan (Trakea)

Udara yang melewati laring bergerak menuju trakea atau batang

tenggorokan. Bagian ini merupakan saluran yang memanjang dari pangkal

42
Ariyanto, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan,
(Jakarta : Salemba Medika, 2007), h. 6
32

rongga mulut hingga rongga dada. Saluran ini menghubungkan rongga

hidung dan rongga mulut dengan paru-paru. Trakea terdiri dari cincin tulang

rawan. Dinding bagian dalam trakea dilapisi dengan selaput lendir yang

mengandung sel memiliki rambut getar (silia). Rambut ini berfungsi

menyaring kotoran masuk bersama udara. Jika kotoran, seperti debu masuk

ke tenggorokan, tubuh akan berusaha mengeluarkannya melalui batuk. Saat

debu masuk, dinding trakea akan saling menempel. Tekanan ini seringkali

disertai aliran udara yang kuat untuk mengusir debu. Oleh karena itu,

terjadilah batuk. 43

5) Cabang batang tenggorokan (bronchus) dan anak cabang batang

tenggorok (bronchioles)

Cabang bronkus kanan lebih pendek, lebar, dan cenderung lebih

vertikal dibandingkan cabang kiri. Hal ini menyebabkan benda asing lebih

mudah masuk ke cabang bronkus kanan di bandingkan cabang bronkus kiri.

Saluran dan segmen bronkus bercabang ke setiap paru-paru. Bronkus terdiri

dari jaringan tulang rawan sedangkan bronkiolus berakhir pada alveoli yang

tidak mengandung tulang rawan. Kurangnya tulang rawan berarti bronkiolus

mampu menyerap udara tetapi juga bisa kolabs. Saluran udara dari trakea

hingga bronkus terminal tidak aluran udara dari trakea hingga bronkus

terminal tidak mengalami pertukaran gas dan membentuk suatu area yang

43
Djoko Arisworo, dkk, IPA Terpadu, (Jakarta : Grafindo Media Pratama, 2006), h. 65
33

disebut Ruang Mati Anatomi. Udara di zona ini adalah 150 ml. Awal mula

pertukaran gas terjadi pada bronkiolus pernafasan. 44

6) Paru- paru (pulmo)

Paru-paru pada manusia terletak di rongga dada. Cara kerja paru-paru

saat bernapas adalah dengan mengembang dan berkontraksi melalui

pergerakan tulang rusuk dan diafragma. Saat paru-paru mengembang, udara

masuk melalui hidung dan tenggorokan. Ketika paru-paru kolaps, udara

dikeluarkan sebagai karbon dioksida dan uap air. Diafragma merupakan sekat

yang memisahkan rongga dada dan rongga perut.

Tergantung pada pergerakan tulang rusuk dan diafragma saat

bernapas, ada dua jenis pernapasan: pernapasan perut dan pernapasan dada.

Pernapasan perut terjadi ketika diafragma mengecil dan rongga dada

berelaksasi sehingga udara dapat masuk ke paru-paru. Jika diafragma

melengkung ke atas dan rongga dada menyempit, udara akan keluar dari

paru-paru. Pernapasan dada terjadi ketika tulang rusuk terangkat dan rongga

dada mengembang sehingga udara dapat masuk ke paru-paru. Saat tulang

rusuk turun dan rongga dada menyempit, udara keluar dari paru-paru.45

44
Edward Tanujaya, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan, (Jakarta : Penerbit Salemba Medika, 2007), h. 7
45
Frida N, Penyakit Paru-paru dan Pernapasan, (Semarang : ALPRIN, 2019), h. 5
34

Gambar 2. 5 Gambar Paru-Paru

3. Proses Sistem Pernapasan Pada Manusia

Pernapasan merupakan suatu proses yang terjadi dengan sendirinya

(secara otomatis). Walaupun kita dalam keadaan tidur, proses pernapasan

berjalan terus. Pada saat kita bernapas ada dua proses yang terjadi yaitu

inspirasi (proses masuknya udara ke dalam paru-paru) dan ekspirasi (proses

keluarnya udara dari paru-paru). Inspirasi dan ekspirasi terjadi antara 15-18

kali setiap menit. Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot-otot

diagfragma dan otot antar tulang rusuk. 46

4. Jenis-jenis Pernapasan Pada Manusia

Jenis-jenis pernapasan pada manusia dibagi menjadi dua jenis, yaitu

pernapasan dada dan pernapasan perut.

1) Pernapasan Dada

46
Syaifuddin, Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4, (Jakarta :EGC,
2012), H. 98.
35

a. Mekanisme inspirasi, sebelum menarik nafas (inspirasi) posisi diafragma

melengkung kearah rongga dada, otot-otot dalam keadaan rileks. Ketika

diafragma berkontraksi, ia mengempis. Pada inspirasi maksimum otot antar

tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk terangkat keadaan inilah

yang menambah besarnya rongga dada. Udara luar yang kaya oksigen
47
kemudian masuk ke saluran pernapasam.

b. Mekanisme ekspirasi, fase ini merupakan fase relaksasi atau

mengembalikan otot-oto di antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti

oleh menurunkan tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi lebih kecil.

Akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada

tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida

keluar. 48

Gambar 2. 6 Diafragma Inspirasi Dan Ekspirasi

2) Pernapasan Perut

Sistem pernapasan dipengaruhi oleh sistem saraf otonom. Tergantung

pada tempat terjadinya pertukaran gas, respirasi dapat dibagi menjadi dua

47
Dr. Umar, dkk, Anatomi Manusia, (Yogyakarta : Penerbit Samudra Biru, 2021), h. 153

48
Dr. Umar, dkk, h. 153
36

jenis: respirasi eksternal dan respirasi internal. Respirasi luar adalah proses

pertukaran udara yang terjadi antara udara di alveoli dan darah di kapiler,

sedangkan pernapasan internal adalah proses pernapasan yang terjadi antara

darah di kapiler dengan sel-sel tubuh.

Udara yang masuk dan keluar paru dipengaruhi oleh perbedaan

tekanan udara di rongga dada dan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di

luar rongga dada lebih tinggi maka udara akan masuk. Sebaliknya, jika

tekanan dalam rongga dada semakin tinggi maka udara akan keluar.

Mengenai organ pernafasan (inhalasi) dan pernafasan (exhalasi), mekanisme

pernafasan dibedakan menjadi dua jenis yaitu pernafasan toraks dan

pernafasan perut. Pernapasan dada dan pernapasan perut terjadi secara

bersamaan.49

4. Frekuensi Pernapasan

Frekuensi pernapasan adalah intensitas memasukan atau mengeluarkan udara

permenit, dari dalam keluar tubuh atau dari luar ke dalam tubuh. Beberapa

faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan adalah :

a. Usia : balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan

manula. Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin

menurun.

b. Jenis kelamin : laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat

dibandingkan perempuan.

49
Erepo.Unud.ac.id
37

c. Suhu tubuh : semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi

pernapasan akan semakin cepat.

d. Posisi tubuh : frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari

dibandingkan posisi diam. Frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat

dibandingkan posisi duduk. Frekuensi pernapasan posisi tidur terleentang

lebih cepat dibandingkan posisi tengkurep.

e. Aktivitas : semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan

semakin cepat. 50

5. Gangguan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan Manusia

Beberapa kelainan dan penyakit pada sistem pernafasan manusia antara

lain sebagai berikut :

1) Asma merupakan salah satu kelainan yang menyerang saluran

pernapasan. Penyakit ini terjadi karena penyempitan saluran pernapasan.

2) Penderita penyakit ini ditandai dengan batuk, dan rasa sesak di dada

secara berkala atau kronis. Penyempitan saluran pernapasan disebabkan

oleh tersumbatnya jalan nafas yang sebagian reversibl, radang jalan

sehingga merusak sel epitel saluran napas dan reaksi yang berlebihan

terhadap rangsangan, seperti alergi terhadap asap rokok, debu, bulu

hewan, makanan yang mengandung protein tinggi seperti telur. Kondisi

bronkus penderita asma dapat dilihat pada gambar. 2. 7.

50
Jati Wijaya, Aktif Biologi Pelajaran Biologi Untuk SMA/MA, (Jakarta : Gameca Exact,
2007), h. 59.
38

Gambar 2. 7 Bronkus Penderita Asma 51

3) Pneumonia (radang paru-paru)

Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada radang paru-paru atau

radang pada dinding alveolus. Penyebab terjadinya pneumonia antara lain karena

infeksi bakteri Diplococus pneunomiae. Paru-paru penderita pneumonia terdapat

cairan yang kental. Cairan tersebut dapat menggangu pertukaran gas pada paru-

paru, hal ini menyebabkan oksigen yang diserap oleh darah menjadi berkurang.

Kondisi paru-paru normal (kiri) penderita pneumonia (kanan), dapat dilihat pada

gambar 2.8

(a) (b)

51
Edi Junaidi, dkk, Kedasyatan Habbatusauda Mengobati Berbagai Penyakit, (Jakarta :
Ptmagromedia Pustaka, 2011), h. 30.
39

Gambar 2.8 (a) Kondisi paru-paru normal (b) Penderita pneumonia. 52

4) Tuberculosis (TBC) penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Bacillus

tuberculosis pada paru-pru. TBC dapat menggangu proses difusi oksigen

karena timbulnya bintil-bintil kecil pada alveolus. Penderita biasanya

batuk berat yang dapat disertai batuk darah dan badan menjadi kurus.

5) Kanker paru-paru terjadi karena tumbuhnya sel-sel yang tidak terkendali

pada paru-paru. Jaringan kanker akan mendesak alveolus, sehingga tidak

berfungsi. Penyakit ini dipicu oleh polusi udara atau polusi asap rokok

yang mengandung hidrokarbon termasuk benxopiren, misalnya debu

asbes, kromium, produk petroleum, dan radiasi inonisasi, kanker paru—

paru menyebabkan paru-paru rusak dan tidak berfungsi lagi. Dapat dilihat

pada gambar 2.9

(a) (b)

Gambar 2.9 (a) Paru-paru sehat (b) Paru-paru penderita kanker. 53

52
Anonyamus, Penderita Pneumonia, diakses 10 oktober 2023
53
Zuyina Luklukaningsih, Anatomi dan Fisiologi Manusia (Yogyakarta : Nuha Mediaka,
2011), h. 61
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan

(Research of Development). Penelitian ini adalah penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan produk tertentu dan mengkaji keefektifan produk

tersebut.54 Dalam penelitian ini menghasilkan suatu produk yang dapat

digunakan dalam proses pembelajaran yaitu berupa bahan ajar berbentuk

permainan ular tangga. Pengembangan suatu produk media pembelajaran

dilakukan untuk mengetahui kelayakan media tersebut dalam proses

pembelajaran.

Adapun tahapan penelitian yang digunakan mengacu pada model

pengembangan 4D (four-D model) yang diperkenalkan oleh thiagaraja pada

tahun 1974 dengan tahapan define (pendefinisian), design (perancangan),

develop (pengembangan) dan dessimination (penyebaran). Model ini dipilih

dengan pertimbangan dalam pengembangan bahan ajar berbentuk permainan

ular tangga. Adapun tahap-tahap pengembangan tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Define (Perancangan)

Tahap pendefinisian merupakan tahap untuk menetapkan dan

mendefinisikan pengembangan bahan ajar yang akan digunakan berbentuk

media permainan ular tangga sebagai bahan ajar dengan analisis tujuan yang

54
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,......h.407

40
41

dibatasi pada materi Sistem Pernapasan Manusia. Tahap pendefinisian

meliputi analisis awal, analisis peserta didik, analisis tugas, analisis

konsep/materi dan analisis tujuan pembelajaran.

b. Design (perancangan)

Tahap perancangan merupakan tahap pembuatan perangkat bahan ajar

berbentuk media permainan ular tangga pada materi sistem pernapasan

manusia. Tahap perancangan meliputi penyusunan teks, pemilihan media,

pemilihan bentuk penyajian pembelajaran. Desain awal yang dihasilkan

berupa bahan ajar yang memuat materi Sistem Pernapasan Manusia.

c. Develop (Pengembangan)

Tahap pengembangan merupakan tahap untuk menghasilkan produk

pengembangan yang dilakukan melalui dua kegiatan, yakni : 1) penilaian ahli

(expert appraisal) yang diikuti dengan revisi dan 2) uji coba pengembangan

(developmental testing) kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran

subjek yang sesungguhnya setelah melalui penilaian pakar ahli. Tujuan tahap

pengembangan adalah untuk menghasilkan bahan ajar yang sudah direvisi

oleh para ahli. Tahap ini meliputi validasi ahli media dan validasi ahli materi,

revisi 1, uji coba terbatas, revisi II dan uji coba luas.

d. Disseminate (penyebaran)

Tahap diseminasi merupakan tahap penyebaran produk penelitian.

Tahap ini bahan ajar berbentuk permainan ular tangga disebarkan ke seluruh
42

peserta didik kelas VIII MTsN 5 Aceh Tengah. Tujuannya untuk mengetahui

respon terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan. 55

Berikut alur penelitian dan pengembangan menurut model 4D dapat dilihat

pada bagian di bawah ini.

Bagan 3. 1 Tahapan Model Pengembangan 4D (Four-D Model)

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 5 Aceh Tengah yang terletak di

Desa Ratawali, Kec. Kute Panang Kab. Aceh Tengah dan akan dilaksanakan

pada semester genap 2024 pada bulan m

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini terdiri dari penguji ahli, yaitu 2 ahli

media dan 2 ahli materi, dan responden yang terdiri dari seluruh siswa MTsN 5

Aceh Tengah kelas VIII yang telah mempelajari materi sistem pernapasan.

55
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2010), h. 189.
43

Sedangkan objek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTsN 5

Aceh Tengah yang terdiri dari 23 siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. 56 Adapun teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah :

1. Uji Kelayakan

a. Uji Media Permainan Ular Tangga

Kelayakan media permainan ular tangga digunakan untuk memeriksa

validasi valid (sah) atau tidak valid (tidak sah) media tersebut, validasi ini

dilakukan dengan memberikan lembar validasi media kepada validator (ahli

media). Kemudian, ahli media akan memberikan masukan terkait desain dari

media pembelajaran permainan ular tangga yang telah di buat dan akan

digunakan peserta didik kelas VIII MTsN 5 Aceh Tengah.

b. Kelayakan Materi Sistem Pernapasan

Kelayakan materi sistem pernapasan digunakan untuk memeriksa

valid (sah) atau tidak valid (tidak sah) materi tersebut, validasi ini dilakukan

dengan memberikan lembar validasi materi kepada validator (ahli materi)

beserta materi Sistem Pernapasan yang terdapat di media permainan ular

tangga. Kemudian, ahli materi tersebut akan memberikan masukan terkait

materi Sistem Pernapasan yang terdapat dalam media permainan ular tangga.

56
Choirel Anwar, Metodologi Kualitatif, (Siduarjo : Zifatama Publisher, 2015), h.103
44

2. Angket Respon Siswa

Angket digunakan untuk mengetahu respon siswa terhadap media

permainan ular tangga dengan cara memberikan lembar angket kepada siswa

yang harus di jawab. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dalam bentuk Cheklist atau daftar cek yaitu suatu daftar yang berisi subjek

dan aspek-aspek yang akan diamati. Daftar cek ini dapat menjamin bahwa

peneliti mencatat tiap-tiap respon sekecil apapun yang dianggap penting.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat pengumpulan data adalah alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Data yang terkumpul

dengan menggunakan instrumen tertentu akan dideskripsikan dan

dilampirkan atau digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam

suatu penelitian. 57 Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah :

1. Lembar validasi media

Lembar validasi bahan ajar berbentuk media permainan ular tangga

digunakan untuk memeriksa valis (sah) atau tidaknya bahan ajar tersebut

dengan cara menyerahkan lembar validasi media kepada validator (ahli

media) beserta bahan ajar berbentuk media permainan ular tangga.

2. Lembar validasi materi

Lembar validasi materi Sistem Pernapasan Manusia digunakan untuk

memeriksa valid (sah) atau tidaknya materi tersebut dengan cara

menyerahkan lembar validasi materi kepada validator (ahli media) beserta

57
Pudji Muljin, dkk. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta : Grasindo, 2008), h.
59.
45

materi sistem pernapasan manusia yang terdapat di dalam bahan ajar

berbentuk media permainan ular tangga.

3. Lembar angket

Lembar angket digunakan untuk menganalisis data berupa skor dari

hasil isisan peserta didik terhadap angket keyakinan untuk menentukan

reabilitas dan validasi butir dari instrumen keyakinan yang dikembangkan

oleh peneliti. 58 Lembar angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

tergolong angket tertutup karena telah disediakan jawaban, sehingga peserta

didik tinggal memilih jawaban yang tersedia.

Angket respon siswa disusun dengan 5 alternatif jawaban yaitu, sangat

setuju (SS), Setuju (S), RR (Ragu-ragu), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak

Setuju (STS). 59

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data digunakan peneliti untuk mengolah data yang

diperoleh dari hasil penelitian. Peneliti mengolah data untuk mendapatkan

hasil akhir penelitian. Teknik analisis data ini meliputi data kuantitatif. Data

kuantitatif yang akan dianalisis dalam penelitian ini meliputi analisis terhadap

aktivitas belajar siswa, nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa.

1. Pengembangan

58
Muhtarom, dkk “Pengembangan Angket Keyakinan Terhadap Pemecahan Masalah Dan
Pembelajaran Matemarika”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol.2, No. 1, (2016), h. 57

59
Valentina,dkk, “Respon Siswa Terhadap Modul Pembelajaran Berbasis Savi (Somatic,
Auditory, Visualitation, Intellegency) Pada Materi Ekosistem di SMAN 1 Papar”, Jurnal Biologi
dan Pembelajaran, Vol. 6, No. 2, (2019), h.36-38.
46

Pengembangan dalam suatu media dilakukan secara deskriptif dengan

menggunakan data kuantitatif. Data yang dihasilkan dari penilaian melalui

lembar validasi dari ahli media dan ahli materi tentang penggunaan media

pembelajaran. Pengembangan ini guna untuk mengetahui saran, tanggapan

serta kritikan dari ahli materi, ahli media dan respon dari siswa dalam

penggunaan media pembelajaran.

2. Uji kelayakan

Data kuantitatif yang telah diperoleh selanjutnya akan dikonversikan

kedalam data kualitatif dalam bentuk interval menggunakan rumus sebagai

berikut :

∑𝑆
xi = ∑ 𝑚𝑎𝑥 x 100%

Keterangan :

Xi = Nilai kelayakan tiap angket

∑s = Jumlah Skor

∑ max = Skor Maksimal

Tabel 3.1 Kriteria kelayakan.60

Skala Persentase Kriteria Kelayakan


85 % - 100% Sangat Layak

65% - 84% Layak

45% - 65% Cukup Layak

0% - 44% Tidak Layak

60
Yosi Wulandari, dkk, “Kelayakan Aspek Materi Dan Media Dalam Pengembangan Buku
Ajar Satra Lama”, Jurnal Penelitian Bahasa Dan Sastra Indonesia, Vol. 3, No. 2, (2017), h. 166
47

3. Analisis respon siswa

Data respon siswa diperoleh melalui angket yang telah dibagikan.

Dalam pengolahan angket dapat menggunakan skala likert, kemudian data

tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus presentase sebagai berikut :

Rumus menghitung persentase respon siswa :


𝑭
P = 𝑵 x 100 %

Keterangan :

P = presentase jawaban responden

F = frekuensi jawaban responden

N = jumlah responden

100 = bilangan konstanta (tetap)61

Memastikan kategori respon yang diberikan oleh peserta didik

terhadap media pembelajaran permainan ular tangga dengan cara

membandingkan hasil presentase dengan kriteria berikut :

Tabel 3.2 Penilaian Skor

Respon Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STJ) 1

61
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2010), h. 125.
48

Dengan Kriteria. 62

Tabel 3.3 Presentase Kriteria

Persentase Kriteria
81 % - 100% Sangat aktif

61% - 80% Aktif

41% - 60% Cukup

21% - 40% Kurang aktif

0 – 20% Tidak aktif

62
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, (Bandung : Yarma Widya, 2007), h.
18.
DAFTAR PUSTAKA

Aditia Mia Maysella. 2019. Pengembangan Media Vidio Pembelajaran


Berbasislingkungan Untuk Materi Asam-Basa Kelas XI IPA Di SMAN 03
Bengkulu Utara. Universitas Bengkulu : Program Studi Penidikan MIPA
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.

Ahmadi. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta, 2009.

Arisworo, Djoko. dkk. 2006. IPA Terpadu. Jakarta : Grafindo Media Pratama.

Anonymus. Penderita Pneumonia, diakses 10 oktober 2023.

Anwar, Choirel. Metodologi Kualitatif. Siduarjo : Zifatama Publisher.

Arikunto, Suharsimi . 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta : Rineka Cipta.

Arsyad Azhar. 2013. Media Pmebelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.


Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya. 1993. Surabaya :
Surya Cipta Aksara.

Aqib, Zainal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung : Yarma
Widya.

Dharmayanti, Diah. 2015. Validasi dan Verifikasi Metode Uji. Yogyakarta :


Deepublish.

Dr. Umar. 2020. Anatomi Tubuh Manusia. Yogyakarta : Penerbit Samudra Biru.

Erepo.Unud.ac.id

Fadhilah, Muhammad. 2022. Desain Pembelajaran Paud. Yogyakarta : Ar-ruzz


Media.

Fitri, Mariessa Wahyuni. 2016. “Pengembangan Media Pembelajaran Permainan


Ular Tangga Biologi Pada Materi Keanekaragaman Hayati Untuk Siswa
SMA Kelas “. Jurnal mhs Artikel, Vol. 1, No. 1.

Hikmah, Msy. 2018. "Penerapan Model Pembeajaran Team Games Tournamen


(TGT) Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi
Dunia Hewan Kelas X Di SMA Unggul Negeri 8 Palembang". Jurnal
Pembelajaran Biologi. Vol. 5, No, 1.

Imiawan. dkk. 2018. “Pengembangan Buku Ajar Sejarah Berbasis Situs Sejarah
Bima, “Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan”. Vol.2, No. 3.

49
50

Izzan, Ahmad. 2021. Tafsiran Pendidikan (Konsep Pendidikan Berbasis Al-


Qur’an). Surabaya : Cipta Media Nusantara.

Junaidi. 2023. Media Visual Sukses Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar.


Jawa Barat : Penerbit Adab.

Kustandi, Cecep.dkk. 2020. Pengembangan Media Pembelajaran”. Jakarta :


Kencana

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam Smp/MtS


Kurikulum 2013 Revisi 2016.

Laraswaty, Vandiana Gusti. 2017. “Pengembangan Media Pembelajaran Biologi


Berbentuk Permainan Ular Tangga Pada Materi Keanekaragaman Hayati
Untuk Siswa Kelas X SMA”. Skripsi.

Liniarti, Tri. 2013. “Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Kelas X
SMA Negeri 11 Yogyakarta dengan Permainan Edukatif Ular Tangga pada
Materi Protista” (Skripsi Sarjana, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Luklukaningsih, Zuyina. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Nuha


Mediaka.

Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mair, Zaid Romegar Mair. 2019. “Media Pembelajaran Sistem Pernapasan Pada
Manusia Berbasis Multimedia, Jurnal Teknik Informatika Politeknik
Sekayu. Vol. VI. No.1

Miftah, M. 2013. “Fungsi, dan Peran Media Pembelajaran Sebagai Upaya


Peningkatan Kemampuan Belajar siswa”. Jurnal Kawangsan. Vol. 1. No. 2.

Mislaini. dkk. 2013. “Respon Siswa Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran


Oleh Guru IPA Biologi Di Kecamatan Kandawangan”. Jurnal Wahana-
Bio. Vol.9. No. 2.

Muljin, Pudji. dkk. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta : Grasindo.

Muhtarom, dkk. 2016. “Pengembangan Angket Keyakinan Terhadap Pemecahan


Masalah Dan Pembelajaran Matemarika”. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika. Vol.2, No. 1.

Mulyatiningsih, Endang. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan,.


Bandung Alfabeta.

Hamzah. dkk. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta :


PT Rineka Cipta.
51

N. Frida. 2019. Penyakit Paru-Paru Dan Pernapasan. Semarang : ALPRIN.

N. Ritoga. 2016. Analisis Kesulitan Belajar Pada Materi Pokok Sistem Perrnapasan
Manusia di SMP Abdi Negara Asam Jawa”. Jurnal Wahana Inovasi. Vol. 5. No. 2

Nadiyah, Halimatul. 2022. “Pengembangan Media pembelajaran permainan ular


tangga pada materi sistem saraf manusia untuk siswa kelas XI IPA di SMA
sultan agung kecamatan puger kabupaten jember”. Skripsi.

Prof. Dr. Gusril. 2021. Autobiografi Lika-Liku Menggapai Guru Besar Besar
Pedagogi Olahraga. Padang : Penerbit UNP Press.

Prof. Dr. Zainal Rivai Veithzal. The Economics Of Education. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.

Riyanto. 2015. Validasi dan Vefikasi Mtode Ui. Yogyakarta : Deepublish

Rahma, Siti. 2023. Media Ular Tangga Meningkatkan Kemahiran Membaca


Bahasa Arab Sederhana. Lombok Tengah : Pusat Pengembangan
Pendidikan dan Penelitian Indonesia.

Rusman. dkk. 2013. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.


Jakarta : Raja Grafindo persaba.

Sadiman, Arief S. Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan


Pemanfaatannya.

Widia, 2019.

Satrianawati. 2018. Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta : CV Budi Utama.

Setiadi. 2007. Anatomi Dan Fisiolosi Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan.

Soekanto. 2003. Beberapa Catatan Tentang Psikologi Hukum. Jakarta : Citra


Aditya Bakti

Suryo, Joko. Herbal Penyembuh Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta : PT


Bentang Pustaka.

Syaifuddin. 2012. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4.


Jakarta : EGC.

Tanujaya, Edward. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan


Sistem Pernapasan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :


Kencana Prenada Media Group.
52

Jati Wijaya. 2007. Aktif Biologi Pelajaran Biologi Untuk SMA/MA. Jakarta :
Gameca Exact.

Valentina. Dkk. 2019. “Respon Siswa Terhadap Modul Pembelajaran Berbasis Savi
(Somatic, Auditory, Visualitation, Intellegency) Pada Materi Ekosistem di
SMAN 1 Papar”. Jurnal Biologi dan Pembelajaran. Vol. 6. No. 2.

Yosi Wulandari. dkk. 2017. “Kelayakan Aspek Materi Dan Media Dalam
Pengembangan Buku Ajar Satra Lama”, Jurnal Penelitian Bahasa Dan
Sastra Indonesia, Vol. 3, No. 2.

Wulandari Yosi. dkk. 2017. “Kelayakan Aspek Materi Dan Media Dalam
Pengembangan Buku Ajar Satra Lama”. Jurnal Penelitian Bahasa Dan
Sastra Indonesia. Vol. 3. No. 2.

Anda mungkin juga menyukai