Anda di halaman 1dari 12

Seks, Tubuh, dan Otak

1. Apa yang Terjadi pada Otak Saat Melakukan Hubungan Seksual


2. Hal Yang terjadi pada tubuh pada saat berhubungan Seksual
3. Hubungan seks dan Otak
4. Alasan bahagia setelah bercinta
5. Seks dan stress
6. Proses biokimia apa yang berperan munculnya rasa nikmat saat "orgasme"?
7. Manfaat seks

Apa yang Terjadi pada Otak Saat Melakukan Hubungan Seksual

Suatu studi pada wanita menemukan bahwa sebanyak 30 area otak aktif sebelum dan
setelah orgasme. Menurut Jason Krellman, MD, seorang neuropsikolog dan asisten
profesor Neuropsikologi di Columbia University Medical Center saat melakukan hubungan
intim sistem limbik, daerah otak yang bertanggung jawab atas dorongan fisik dan elemen
pemrosesan emosional aktif. Salah satu hal terakhir yang Anda pikirkan saat berhubungan
seks mungkin adalah bahan kimia pada otak Anda, padahal sebenarnya itu akan
berpengaruh saat Anda melakukan hubungan seksual.
Suatu studi pada wanita menemukan bahwa sebanyak 30 area otak aktif sebelum dan
setelah orgasme. Namun penelitian tersebut masih perlu dikembangkan lebih lanjut
mengingat permasalahn tersebut cukup menarik untuk diukur, diuji, dan dipelajari. Dan
inilah beberapa hal yang terjadi pada otak Anda ketika melakukan hubungan seksual
menurut para ahli:

1. Beberapa bagian otak melakukan pemanasan

"Sistem limbik, daerah otak yang bertanggung jawab atas dorongan fisik dan elemen
pemrosesan emosional, aktif selama seks," menurut Jason Krellman, MD, seorang
neuropsikolog dan asisten profesor Neuropsikologi di Columbia University Medical Center.
Sedangkan bagian lain dari korteks serebral yang mengatur daya nalar seseorang,
dimatikan. "Itulah mengapa, tindakan seksual itu sendiri lebih didorong oleh naluri dan
emosi daripada pemikiran rasional," kata Dr Krellman.
Serotonin meningkat saat berhubungan seks, dan itu dapat menyebabkan perasaan bahagia

dan damai pasca melakukan hubungan seksual.

2. Bagian lain dari otak melakukan pendinginan

"Menariknya, dua area spesifik otak tampaknya tertutup saat berhubungan seks bagi para
wanita," menurut Jennifer Sweeton, PhD, seorang psikolog klinis di wilayah Kansas City.
"Satu wilayah yang ditutup melibatkan penilaian sosial dan kesadaran, yang mungkin
menjadi alasan orang mengatakan, "cinta itu buta," kata Dr sweeton.
"Area otak yang terkait dengan kesadaran diri dan penilaian diri juga telah dinonaktifkan
pada otak perempuan yang membantu wanita mencapai orgasme," menurut Nicole Prause,
PhD.

3. Otak Anda merilis dopamin

Menurut Dr Krellman, seks menyebabkan otak melepaskan tingkat neurokimia yang jauh
lebih tinggi. Perubahan kimia ini membantu mengatur dan mempercepat aktivitas seksual.
"Salah satu neutransmiter ini adalah dopamin, yang meningkatkan hasrat, euforia,
kepuasaan, dan penghargaan," kata Dr Krellman. Mimi Shagaga, PsyD, seorang psikolog
klinis berlisensi yang berspesialisasi dalam neuropsikologi menjelaskan bahwa dopamin
bagian penting dari sistem penghargaan otak, dilepaskan di bagian otak yang sama yang
diaktifkan ketika orang mengonsumsi makanan atau obat tertentu. Bagian otak ini,
hipotalamus, juga mengatur rasa lapar, haus, dan respons emosional, serta hal-hal seperti
suhu tubuh.

4. Otak Anda merilis serotonin

"Serotonin membantu mengatur suasana hati dan kemampuan Anda untuk tidur, jadi ketika
orang tidak mendapatkan serotonin mereka mungkin merasa tertekan," kata Dr Sweeton.
Karena serotonin meningkat saat berhubungan seks, itu dapat menyebabkan perasaan
bahagia dan damai pasca melakukan hubungan seksual. Dr Krellman menambahkan
bahwa penelitian menunjukkan, dalam kondisi sehat, seks dapat meningkatkan suasana
hati Anda, mengurangi stres, dan sebagai konsekuensinya, meningkatkan daya ingat.

Hal yang Terjadi pada Otak Saat Bercinta


Saat bercinta, emosi yang akan kita rasakan akan naik turun bak roller coaster. Baik itu berhubungan intim
dengan santai maupun menggebu-gebu, aktivitas ini akan berpengaruh pada efek kimia yang terjadi di otak.
"Seks itu baik," kata Jamin Brahmbhatt, MD, ahli urologi bersertifikat dan pakar kesehatan seksual.
"Mengetahui apa yang terjadi pada tubuh dan otak sebelum, selama, dan setelah berhubungan seks berpotensi
membuat seks menjadi luar biasa,” imbuh dia. Pasalnya, mengetahui apa yang terjadi pada tubuh akan
membuahkan pengalaman yang lebih nyaman dan lepas. Kita bakal memahami perasaan diri sendiri, mengerti
apa yang disukai, dan bagaimana meminta pasangan kita melakukannya. Brahmbhatt menjelaskan apa yang
terjadi pada otak, mulai dari saat pemanasan sampai orgasme. Penjelasan ini dijabarkan berdasarkan asumsi
wanita dapat mengalami orgasme vagina selama hubungan seksual.

Pria Perlu Tahu Meski demikian, penelitian menunjukkan 75 persen wanita tidak pernah mencapai orgasme
hanya dari hubungan seksual, dan 10-15 persen tidak pernah mencapai klimaks apa pun kondisinya. Sebelum
seks “Saat muncul keinginan biologis untuk berhubungan seks, ini disebabkan oleh perubahan hormonal yang
terjadi di dalam tubuh," jelas Brahmbhatt. "Pada pria, banyak dari kondisi ini didorong oleh testosteron. Pada
wanita, proses dorongan seksual sedikit lebih kompleks,” imbuh dia. Studi MRI menunjukkan, peningkatan
aktivitas di bagian tertentu di otak sebelum berhubungan seks, khususnya, sistem limbik (pusat emosional)
adalah yang pertama dipicu. "Area otak bertanggung jawab atas ingatan, ketakutan, agresi, dan emosi lainnya,"
kata Brahmbhatt. "Sebab, seks juga menyebabkan pelepasan besar dopamin -zat kimia yang bertanggungjawab
atas perasaan senang- ini adalah reaksi yang mirip dengan makan makanan favorit, berjudi, menerima pujian,
atau mendengarkan lagu favorit." "Itu menjadi pengalaman indrawi yang kita cari,” imbuh Brahmbhatt.
“Semakin banyak dorongan -dalam hal ini, seks-, semakin banyak dopamin dan semakin kita terus
memburunya. Jika itu membuat kita merasa baik, kita akan menginginkan lebih,” lanjut dia. Sementara, pada
wanita, tanda-tanda fisik muncul dengan dinding vagina mulai terlumasi, lalu klitoris serta jaringan di
sekitarnya mulai membengkak. Jantung pun akan mulai memompa lebih cepat, menyebabkan peningkatan
tekanan darah dan pernapasan.

“Ini adalah perubahan yang diperlukan untuk menikmati seks sepenuhnya." "Untuk beberapa orang, itu terjadi
dalam hitungan detik, dan untuk yang lain, mungkin butuh waktu lebih lama,” kata Brahmbhatt. Selama
melakukan seks Ada peningkatan aliran darah yang dipicu oleh lonjakan oksida nitrat dalam tubuh saat
berhubungan intim. “Itulah sebabnya kamu mungkin memperhatikan bagian tubuh yang memerah. Ini juga
mengapa puting menjadi lebih sensitif dan ereksi," jelas Brahmbhatt. Bergantung pada seberapa ketat
hubungan intim, maka denyut nadi, tekanan darah, dan pernapasan akan terus meningkat. Dopamin dan
epinefrin -hormon adrenalin, juga terus meningkat saat berhubungan seks, dan, saat mendekati klimaks, otot-
otot di seluruh tubuh mulai tegang karena perubahan pada otak kecil. Oh ya, seks juga bisa meningkatkan
sistem kekebalan serta kepercayaan diri dan kreativitas. Kesimpulan ini muncul dari sebuah studi di Wilkes
University yang menunjukkan bahwa orang yang berhubungan seks 1-2 kali seminggu mengalami peningkatan
imunoglobulin A sebesar 30 persen. Nah, imunoglobulin A bertugas untuk memperkuat kekebalan.

“Penelitian telah menunjukkan seks dan meditasi menerangi area serupa di otak," kata Kim Anami, pakar seks
dan hubungan holistik dan pendiri Anami Alchemia. "Baik seks dan meditasi membantumu merasa menyatu
dengan diri sendiri dan dunia, intuisi akan diperkuat." "Kita juga akan merasa lebih kreatif dan mampu
mengatasi masalah dengan pikiran yang rileks,” imbuh Anami. Setelah seks Saat mencapai orgasme,
hipotalamus -bagian dari otak yang mengeluarkan bahan kimiawi berupa hormon yang dibutuhkan tubuh untuk
membantu mengendalikan organ dan sel-sel tubuh- bekerja amat keras mempersiapkan tubuh untuk orgasme.
"Ada pelepasan oksitosin dan peningkatan dopamin saat dinding vagina mulai berkontraksi." Faktanya,
oksitosin menghilangkan kortisol -hormon stres utama pada manusia. "Kebanyakan dari kita hidup dengan
tingkat kortisol yang tinggi. Oksitosin menyeimbangkan hal ini, membuat kita merasa puas, dan rileks,” kata
Anami. “Kita bahkan mungkin memiliki refleks di tangan dan kaki. Itulah sebabnya kita mungkin
mengepalkan tangan ke tempat tidur atau ke tubuh pasangan saat mencapai klimaks," tambah Brahmbhatt.
"Sensasi ini mungkin terasa seperti kehilangan kendali total, tetapi kenyataannya adalah tubuh sepenuhnya
dalam kendali penuh," ujar Anami lagi.

Tubuh melepaskan serotonin dan DHEA (Dehydroepiandrosterone), yakni sejenis hormon steroid yang dibuat
oleh kelenjar adrenal pada laki- laki dan perempuan, pada saat klimaks. “Serotonin adalah neurotransmitter
yang mengatur suasana hati dan membuat kita merasa damai, dan bahagia." "DHEA memiliki efek
antidepresan dan meningkatkan kekebalan,” kata Brahmbhatt. Intinya, jika kita meningkatkan kuota orgasme,
ini akan meningkatkan mood.Pencapaian ini akan membuat kita merasa sangat baik, meskipun secara teknis
peningkatan dopamin dan oksitosin turun cukup cepat.

Hal Yang terjadi pada tubuh pada saat berhubungan Seksual

Tahukah Anda jika apa yang terjadi pada tubuh saat berhubungan intim dapat memberikan
informasi mengenai kondisi kesehatan Anda? Menurut Lauren Streicher, MD, profesor jurusan
kandungan di Feinberg School of Medicine, “Ada banyak organ dan sistem yang terlibat dalam
fungsi seksual dan Anda membutuhkannya bekerja dengan baik agar hubungan intim berjalan
dengan baik.

Mengetahui apa yang terjadi pada tubuh saat berhubungan intim mungkin tidak terasa begitu
penting apabila Anda menikmatinya bersama pasangan. Namun apabila terjadi sesuatu yang pada
tubuh, mengetahui reaksi tubuh saat berhubungan intim nantinya dapat membantu untuk
mengatasi masalah kesehatan yang mungkin muncul. Nah, berikut ini adalah yang terjadi pada
tubuh saat hubungan intim:

1. Sibuknya Zat Kimia Otak & Hormon

Menurut Lauren Streicher, terjadinya libido dimulai di otak. Karena otak tidak memproduksi
estrogen maupun testosteron, maka rangsangan untuk hormon ini pun diaktifkan di otak. Rasa
senang yang dialami wanita saat melakukan hubungan intim muncul mulai dari pundak ke atas,
sedangkan pria mulai dari pinggang ke bawah. Inilah alasan mengapa pikiran yang campur aduk
seperti depresi, stres atau bahkan memikirkan pekerjaan dapat membuat suasana hati menjadi
buruk.

Ada tiga hormon yang membuat adrenalin meningkat saat berhubungan intim yakni estrogen,
testosteron, dan progesteron. Selama dan setelah berhubungan intim, endorfin atau zat kimia otak
akan meningkat sehingga membuat perasaan senang, rileks, dan kadang mengurangi rasa sakit.

2. Hati Berdebar

Saat merasa merasa senang, secara fisik orang akan menjadi lebih aktif dan tubuh pun jadi
membutuhkan darah di area tertentu saat berhubungan intim. Untuk itu, secara natural detak
jantung pun memilih untuk memompa darah ke seluruh tubuh dengan fokus di genitals. Cara
seseorang bernafas pun akan meningkat sehingga membantu jantung untuk mengatur aliran
darah yang dibutuhkan. Menurut ahli kandungan Sherry A. Ross, MD, yang juga penulis She-
ology: The Definitive Guide to Women’s Intimate Health, hubungan intim yang seperti ini
memiliki efek yang hampir sama seperti berolahraga.

3. Pembuluh Darah Melebar

Dilansir dari situs halaman Health, saat pasangan melakukan hubungan intim,
nyatanya pembuluh darah pada tubuh akan melebar. Menurut ahli urologi dan pakar kesehatan
seksual, Jennifer Berman, MD, umumnya pembuluh darah bagian vulva dan klitoris akan
membesar yang menyebabkan sekresi dan pelumas bagi wanita. Namun ada beberapa kondisi
yang menyebabkan wanita mengalami Miss V yang mengering, seperti kurangnya melakukan
foreplay sebelum berhubungan intim, stres, baru melahirkan, ibu menyusui, dan memiliki
gangguan kesehatan. Jangan ragu untuk bertanya pada dokter di rumah sakit terdekat untuk
penanganan masalah Miss V yang kering.

4. Kulit Memerah

Pembuluh darah yang melebar juga menunjukkan banyaknya darah mengalir di bawah kulit.
Inilah alasan mengapa kulit menjadi memerah dan tubuh terasa lebih hangat. Menurut Health,
wajah juga akan menjadi memerah ketika pembuluh darah melebar.

5. Kontraksi Otot

Saat berhubungan intim, otot dasar panggul (pelvic floor), abdomen, dan betis akan berkontraksi.
Menurut Lauren, kontraksi ini merupakan respon tubuh yang terjadi sebelum rasa rileks yang
muncul saat orgasme. Tentu saja ini menjadi hal yang wajar dan bisa dirasakan oleh Anda saat
melakukan hubungan intim.

6. Reaksi Pada Alat Kelamin Wanita

Melakukan hubungan intim umumnya akan menimbulkan reaksi pada alat kelamin wanita yang
disebabkan oleh aliran darah yang mengalir deras di area genital. Aliran darah yang mengalir ini
tidak hanya menstimulasi untuk memproduksi pelumas, namun juga menyebabkan labia dan
klitoris membengkak. Reaksi yang diberikan vagina ini pun dapat terjadi apabila terjadi stimulasi
secara fisik di area ini, ujar Lauren Streicher.
7. Payudara Membengkak

Aliran darah saat melakukan hubungan intim akan semakin lancar. Ini akan menyebabkan
payudara akan secara sementara membesar dan lebih sensitif. Bahkan puting pun akan terlihat
lebih menonjol dan ini adalah merupakan hal yang wajar terjadi. Menurut situs halaman The
Guardian, payudara wanita tidak hanya akan terlihat membesar secara sementara, namun
perubahan juga terjadi pada puting yang menjadi menonjol dan mengeras.

Membicarakan masalah kesehatan seksual sangat penting dilakukan bukan hanya pada pasangan
agar dapat mencapai kepuasan yang diinginkan. Dan tak ada salahnya untuk berdiskusi pada
dokter mengenai kesehatan seksual dan hubungan intim pada dokter ahli yang tepat.
Referensi:
The Guardian. Diakses pada 2019. The Science of Sex What Happens To Our Bodies When We’re Aroused
Health. Diakses pada 2019. 8 Things That Happen to Your Body During Sex
Web MD. Diakses pada 2019. The Sexual Response Cycle: What Happens to Our Bodies During Sex

Hubungan Seks dengan Otak

Kenapa bisa horny? Kenapa bisa ereksi? Semua karena otak! Otak emang
memegang peranan penting dalam segala urusan. Termasuk urusan sex!
Ada empat struktur yang berperan menentukan gairah dan orientasi seksual kita.
Apa saja?

1. Sistem Limbik
Ini merupakan bagian otak yang mengurusi masalah emosi sedih, senang, marah,
kepribadian, serta orientasi seksual yang ada pada diri kita. Jadi saat kita melihat,
mendengar, mencium, atau merasakan sesuatu, sistem limbik ini langsung
"kesetrum". Efeknya menurut hasil pemeriksaan otopsi yang sudah banyak dimuat
di berbagai tulisan ilmiah kedokteran, nukleus supra-chiasmatik yang merupakan
satu bagian dari sistem limbik, pun jadi terpicu hingga mulai tuh muncul hasrat
seksual
2. Amigdala
Melalui organ ini rasa takut, senang, cinta dan bersahabat diolah lebih lanjut.
Jumlahnya ada dua, dan kalau salah satu atau malah dua-duanya rusak, maka akan
terjadi kekacauan orientasi seksual. Terus dalam proses horny dan ereksi, apa kerja
si amigdala? Dialah sebenarnya yang menginstruksikan penis untuk ereksi.
Sekaligus membuat kita ngggak tahan buat menyalurkan hasrat seksual kita.

3. Hipothalamus
Organ kecil ini terletak di tengah-tengah otak, dan telah berfungsi sejak kita lahir.
Dalam urusan sex bagian ini yang mengatur produksi dan kerja hormon-hormon
seksual kita. Sederhananya, begitu hasrat-hasrat sudah mulai muncul, langsung
diperkuat dengan dipicunya kerja hormon-hormon seksual hipotalamus.

4. Lobus Frontalis
Letaknya di bagian paling depan otak kita. Lobus frontalis ini bagian yang mengatur
fungsi luhur kita sebagai manusia. Kalau lobus frontalis berfungsi baik, jadilah kita
seorang yang beradab, tahu etika dan tata karma, sopan santun, serta menghargai
orang lain, termasuk untuk urusan menyalurkan sex. Tapi kalau lobus frontalisnya
rusak, jadinya ya gitu. Kita jadi sembarangan menyalurkan hasrat sex kita.

Alasan Bahagia Setelah Bercinta

Lelah, letih, dan banyak deadline di kantor? Mungkin sebagian besar dari Anda
lebih memilih untuk langsung tidur dan beristirahat ketika sampai di rumah.
Bahkan, tidak jarang terpaksa menolak ajakan pasangan untuk bercinta dengan
alasan lelah. Cobalah sesekali menunda keinginan untuk langsung tidur dan
mengiyakan ajakan pasangan untuk bercinta. Pasalnya, dengan melakukan
aktivitas ini Anda justru dapat merasa lebih rileks dan bahagia untuk
menghadapi hari esok. Perasaan tenang, aman, dan bahagia pun biasanya akan
timbul setelah bercinta. Mengapa bisa? Hal itu terjadi karena ada dampak positif
setelah bercinta!

Terbentuknya hormon endorfin pada otak


Orgasme yang terjadi saat Anda dan pasangan mencapai puncak ketika
berhubungan seksual, ternyata membuat otak merilis hormon endorfin. Hormon
ini diproduksi di kelenjar pituitari yang terletak di bagian bawah otak, pada
sistem saraf pusat. Hormon endorfin sebelumnya ditemukan pada zat morfin
yang dikenal sebagai zat yang dapat menekan rasa sakit, mengendalikan stres
dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh sesuai kadarnya. Endorfin dalam
tubuh juga dapat dipicu melalui berbagai kegiatan, seperti pernapasan yang
dalam, relaksasi, serta meditasi. Karena endorfin diproduksi oleh tubuh
manusia sendiri, maka endorfin dianggap sebagai zat penghilang rasa sakit yang
terbaik. Menurut Dr. Shigeo Haruyama penulis buku ‘The Miracle of
Endorphine’, kalau seseorang berpikir positif, senang, dan bahagia maka otak
akan memacu terbentuknya hormon beta-endorfin yang secara alami dapat
meningkatkan daya tahan tubuh. Teorinya, endorfin yang muncul saat orgasme
akan menyebar ke seluruh tubuh dan memberikan efek yang sama seperti kerja
morfin. Walau begitu, jangan lupakan untuk membiasakan gaya hidup sehat
agar tubuh juga dapat memproduksi hormon endorfin lebih banyak, sehingga
performa tubuh Anda juga tetap fit di tengah jadwal yang padat. Manfaat
bercinta dengan pasangan ternyata bisa Anda coba untuk mengatasi rasa lelah
dan suntuk setelah bekerja seharian, bukan? Tak hanya dapat menyeimbangkan
pikiran, hal ini juga bisa menjadi salah satu cara untuk mendekatkan hubungan
Anda dan pasangan.

Seks dan Stress

Mungkin kamu perlu meluangkan waktu untuk lebih sering bercinta dengan pasangan. Menurut sebuah studi
yang dilakukan oleh Superdrug Online Doctor, pasangan yang lebih sering bercinta terbukti memiliki tingkat
stres yang lebih rendah ketimbang pasangan yang jarang bercinta. Mengapa bisa demikian? Orgasme memicu
pelepasan oksitosin, penghilang stres terbesar, dan setelah seks berakhir dapat benar-benar meningkatkan
suasana hati kita.

Para peneliti bertanya kepada peserta tentang tingkat stres mereka saat ini dan kemudian membandingkan data
dengan berapa kali mereka berhubungan seks per bulan.

Pasangan yang berhubungan seks enam kali per bulan dilaporkan ' stres berat', dengan mereka yang melakukan
hubungan seks tujuh kali per bulan merasa 'sangat stres', dan seterusnya semakin sering berhubungan seks
semakin rendah tingkat stresnya. "Orang-orang yang mengatakan mereka 'sama sekali tidak stres' melaporkan
berhubungan seks rata-rata sembilan kali per bulan, yang mana ini berarti hampir 50 persen lebih banyak
melakukan hubungan seks ketimbang mereka yang merasa 'stres berat'," demikian data penelitian itu. Jadi,
mulai sekarang jadwalkan lebih banyak waktu bercinta dengan pasangan. Selain membuat suasana hati lebih
baik, bonding antara kamu dan pasangan juga lebih kuat, dan tak mudah stres saat menghadapi situasi yang
buruk.

Proses biokimia apa yang berperan munculnya rasa nikmat saat "orgasme"?

Ketika seseorang sedang mengalami orgasme, terdapat banyak bagian otak yang teraktivasi. Beberapa
bagian yang teraktivasi seperti misalnya bagian insula, cerebllum, hypcampus, amygdala, dan sebagainya.
Namun diantara semua bagian otak tersebut, sebuah studi yang dilakukan menggunakan fMRI pada otak
ketika seseorang melakukan hubungan seksual menunjukkan bahwa bagian otak yang paling teraktivasi
ketika seseorang sedang mengalami orgasme adalah bagian hypothalamus[1]. Anda dapat melihatnya
dalam grafik berikut
(Gambar. Dinamika aktivasi bagian otak pada saat 10 detik sebelum dan sesudah seorang wanita
mengalami orgasme. Grafik saya ambil dari jurnal terkait)

Seperti yang dapat kita lihat, terjadi lonjakan aktivitas yang sangat luar biasa pada hypothalamus
seseorang ketika sedang mengalami orgasme jika dibandingkan dengan bagian otak lain. Mungkin teman-
teman disini bertanya-tanya, sebenarnya fungsi dari hypothalamus ini apa sih?

Setidaknya dari sekian banyak hal, hypothalamus memiliki dua fungsi utama, yakni mengatur suhu tubuh
dan mengatur regulasi neurohormone[2]. Nah neurohormone tersebut termasuk di dalamnya adalah
berbagai neurotransmitter seperti dopamine, epinephrine, dan juga norepinephrine. Ketika seseorang
mengalami orgasme, produksi dopamine meningkat tajam di salah satu bagian hypothalamus bernama
nucleus accumbens[3]. Dopamine adalah salah satu neurotransmitter yang memiliki fungsi dalam
memunculkan perasaan ‘pleasure’ atau kenyamanan[4] serta memiliki peran juga dalam perilaku seksual
individu[5]. Sehingga, produksi dopamine inilah yang pada akhirnya memunculkan perasaan ‘nikmat’
ketika seseorang sedang mengalami orgasme[6].

Berdasarkan hal tersebut, dapat kita ketahui sebenarnya mengapa ketika seseorang sedang mengalami
orgasme terjadi peningkatan suhu tubuh, dan juga muncul perasaan nikmat dan nyaman.

Semoga jawaban saya membantu ^^

Catatan Kaki
[1] ScienceDirect

[2] Hypothalamus - Wikipedia

[3] Dopamine Signaling Differences in the Nucleus Accumbens and Dorsal Striatum Exploited by
Nicotine

[4] Dopamine - Wikipedia

[5] Dopamine and sexual behavior.

[6] Orgasm | The Psychologist

Manfaat Seks pada Otak Anda


Kompas.com - 15/04/2016, 21:53 WIB BAGIKAN: Komentar Ilustrasi(thinkstockphotos) X Penulis
Lily Turangan | EditorBestari Kumala Dewi

KOMPAS.com - “Memahami bagaimana seks memengaruhi otak, dapat meningkatkan intensitas


hubungan seksual dan kesehatan Anda,” kata Barry R. Komisaruk, PhD, profesor psikologi dari
Rutgers University di Newark, New Jersey. Penelitian mengenai pengaruh seks terhadap otak bisa
dibilang tidak mudah untuk dipelajari. Pasalnya, subjek dalam penelitian ini mungkin harus
masturbasi dalam mesin MRI. Meski begitu, para ilmuwan telah berhasil menyingkap sedikit misteri,
berikut beberapa diantaranya.

1. Seks seperti obat Seks membuat kita merasa nyaman.

Itu sebabnya kita menginginkannya, menyukainya, dan menghabiskan begitu banyak waktu
melakukannya bersama pasangan. Kesenangan yang kita dapatkan dari seks sebagian besar
disebabkan oleh pelepasan dopamin, yaitu suatu neurotransmitter yang mengaktifkan pusat reward
otak. Dopamin juga merupakan salah satu bahan kimia yang bertanggungjawab dalam membuat
orang kecanduan obat-obatan terlarang. "Memakai kokain dan berhubungan seks tidak persis sama,
tetapi keduanya melibatkan daerah yang sama serta daerah otak yang berbeda," kata Timothy
Fong, MD, profesor psikiatri dari UCLA David Geffen School of Medicine. Kafein, nikotin, dan cokelat
juga menggelitik pusat reward, kata Komisaruk.

2. Seks sebagai antidepresan

Sebuah studi di tahun 2002 dari University at Albany mengatakan bahwa dari 300 perempuan yang
melakukan hubungan seks tanpa kondom memiliki gejala depresi lebih sedikit dibandingkan
perempuan yang tidak menggunakan kondom. Para peneliti berhipotesis, bahwa berbagai senyawa
dalam air mani, termasuk estrogen dan prostaglandin, memiliki sifat antidepresan, yang kemudian
diserap ke dalam tubuh setelah berhubungan seks. Namun, ini tak berlaku jika ada penggunaan
kondom. Ini adalah berita bagus bagi pasangan yang sudah menikah. Sedangkan, bagi Anda yang
belum menikah, ada baiknya untuk tetap menggunakan kondom. Pasalnya, ada cara lain untuk
meningkatkan suasana hati, tapi tidak ada cara lain untuk mencegah penyakit seksual menular.
3. Seks kadang membuat depresi Awalnya, saat berhubungan seks mungkin
terasa menyenangkan.

Tapi setelahnya? Dalam sebuah penelitian, sekitar sepertiga dari wanita yang berpartisipasi
dilaporkan mengalami kesedihan usai berhubungan seks. Mungkin diakibatkan adanya penyesalan
atau perasaan dipaksa. Hingga saat ini, peneliti tidak dapat menjelaskannya secara pasti.

4. Seks mengurangi rasa sakit Jangan melewatkan seks ketika Anda memiliki
sakit kepala.

Penelitian menunjukkan bahwa melakukan perbuatan bisa meringankan gejala Anda. Tahun 2013
lalu, sebuah penelitian di Jerman mengungkapkan bahwa 60% dari peserta yang memiliki migrain
dan 30% dari penderita cluster sakit kepala yang berhubungan seks selama sakit kepala dilaporkan
merasa terbantu secara parsial atau total. Penelitian lain menemukan bahwa wanita yang
dirangsang area G spotnya memiliki peningkatan dalam menahan sakit. "Butuh stimulus nyeri yang
lebih besar bagi mereka untuk merasakan sakit," kata Beverly Whipple, PhD, seorang profesor
Emeritus di Rutgers University yang telah melakukan penelitian pada topik ini. Whipple tidak belajar
mengapa ini bisa terjadi, namun para peneliti lain mengaitkan efeknya dengan oksitosin. Hormon
yang membantu tumbuhnya ikatan kuat antara ibu dan bayi dan yang juga memiliki sifat
menghilangkan nyeri.

5. Seks dapat menghapus memori Setiap tahun,

Sekitar 7 dari 100.000 orang mengalami "amnesia transient global". Yakni, ketika seseorang secara
tiba-tiba kehilangan memori sementara waktu, yang tidak dapat dikaitkan dengan kondisi neurologis
lainnya. Kondisi ini dapat disebabkan oleh seks yang kuat, serta stres emosional, rasa sakit, cedera
kepala ringan, dan prosedur medis. Kondisi lupa yang berlangsung beberapa menit atau beberapa
jam tidak dapat membentuk kenangan baru atau mengingat peristiwa yang baru terjadi. Untungnya,
kondisi ini tidak membawa efek jangka panjang.

6. Seks meningkatkan memori Anda

Sebuah studi ditahun 2010 menemukan bahwa, dibandingkan dengan tikus yang diizinkan one-night
stand, hewan pengerat yang terlibat dalam seks "kronis" (sekali sehari selama 14 hari berturut-turut)
lebih banyak menumbuhkan neuron di hippocampus, suatu wilayah otak yang berhubungan dengan
ingatan. Temuan itu didukung oleh penelitian kedua, juga pada tikus. Penelitian ini masih harus
dilanjutkan untuk melihat apakah seks teratur juga memiliki efek yang sama pada manusia atau
tidak.

7. Seks menenangkan

Penelitian yang sama juga menemukan, bahwa tikus yang sering berhubungan seks dapat
mengurangi stres. Hal yang sama juga berlaku untuk manusia. Sebuah penelitian menemukan
bahwa orang yang baru saja melakukan hubungan seks memiliki tanggapan yang lebih baik untuk
situasi stres seperti berbicara di depan umum daripada orang yang tidak, atau yang terlibat dalam
jenis aktivitas seksual. Bagaimana seks mengurangi stres? Dalam hal ini, dengan menurunkan
tekanan darah.
8. Seks membuat Anda mengantuk

Seks lebih mungkin membuat pria mengantuk daripada perempuan. Menurut peneliti, bagian dari
otak yang dikenal sebagai prefrontal cortex winds mengalami penurunan setelah ejakulasi,
bersamaan dengan melepaskan oksitosin dan serotonin.

Anda mungkin juga menyukai