Anda di halaman 1dari 6

KONSEP PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL

SYAHARANI SUMARTIN
Studi PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar
Email: syaharanisumartin@gmail.com

ABSTRAK

Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) adalah bagian integral dari kurikulum pendidikan yang
bertujuan untuk membekali individu dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan untuk menjadi warga negara yang aktif dan bertanggung jawab. PKN berperan
dalam membentuk identitas kewarganegaraan, memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,
serta mendorong terciptanya masyarakat yang beradab dan berkeadilan. Pendidikan
Kewarganegaraan (PKN) sebagai pendidikan nilai dan moral mengacu pada pendekatan
dalam pendidikan yang menekankan pembentukan karakter dan sikap moral yang positif
melalui pembelajaran nilai-nilai kewarganegaraan. PKN tidak hanya diberi pengetahuan
tentang sistem politik dan hukum, tetapi juga dibimbing untuk menginternalisasi nilai-nilai
yang mendasari kehidupan demokratis yang adil, beretika, dan bertanggung jawab. Dengan
demikian, konsep pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai dan moral bertujuan
untuk membentuk individu yang berbudaya, beretika, dan berkontribusi positif dalam
masyarakat.

Kata Kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, Nilai, Moral

PENDAHULUAN

Negara adalah organisasi bangsa yang diperlukan untuk mencapai cita-cita, tujuan dan
kepentingan bersama agar apa yang diinginkan tercapai. Dari sini akhirnya munculah
hubungan timbal balik atau simbiose mutualisme, dalam arti negara membutuhkan warga
negara yang baik dan warga negara membutuhkan negara kuat. Tentu yang dibutuhkan
terlebih dahulu adalah warga negara yang baik karena dengan SDM yang baik negara bisa
dikelola dengan maksimal. Kemudian timbulah upaya untuk mencetak Good Citizenship
yang digarap melalui pendidikan moral atau akhlaq. Jadi pendidikan moral adalah program
pemerintah yang ada di setiap negara sehingga sifatnya universal. Hanya materi, model dan
teknis pelaksanaannya disesuaikan dengan kepentingan nasional negaranya masing-masing.
Hal ini terjadi karena adanya sistem nilai, keyakinan, kepercayaan dan ideologi yang
berbeda-beda. Pendidikan moral di Indonesia dilaksanakan melalui mata pelajaran
PKn/PPKn.
Pendidikan kewarganegaraan (PKN) merupakan pendidikan yang mengenai warga
negara (citizienship) yang pada hakikatnya untuk menerapkan pendidikan tersebut tidak
terlepas dengan nilai dan moral yang dianut oleh setiap Negara. Pendidikan nilai dan moral
memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan budi pekerti dan pendidikan
akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik,
warga masyarakat, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, sesuai
yang tercantum dalam nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Nilai Dan Pendidikan Nilai


Nilai yang dalam bahasa inggrisnya adalah Value, berasal dari kata valere dalam
bahasa latin atau valoir dalam bahasa Prancis kuno, yang biasa diartikan sebagai ‘harga’, ’
penghargaan’, atau ‘taksiran’. Maksudnya adalah harga yang melekat pada sesuatu atau
penghargaan terhadap sesuatu. Frankel (1977:6) mengatakan tentang nilai sebagai berikut. “A
value is an idea-a concept-about what someone thinks is important in life. When a person
values something, he or she deems it worthwhile-worth having, worth doing, or worth trying
to obtain.”
Menurut Djahiri (1999), Nilai merupakan harga, makna, isi dan pesan, semangat atau
jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep dan teori sehingga bermakna secara
fungsional. Nilai berfungsi unuk mengarahkan, mengendalikan dan menentukan tingkah laku
seseorang, karena nilai dijadikan standar perilaku dalam kehidupan. Pendidikan nilai adalah
suatu proses penanaman nilai-nilai karakter terhadap anak di sekolah yang meliputi aspek
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut,
baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
kebangsaan sehingga menjadi manusia yang berkualiatas akhlak dan budi pekertinya.
Selanjutnya Pendidikan nilai tidak hanya merupakan program khusus yang diajarkan
melalui sejumlah mata pelajaran, akan tetapi mencakup keseluruhan program pendidikan.
Nursid Sumaatmadja (2002) menambahkan bahwa pendidikan nilai ialah upaya mewujudkan
manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, manusiawi dan berkepedulian terhadap kebutuhan serta kepentingan orang
lain,yang intinya menjadi manusia yang terdidik baik terdidik dalam imannya, ilmunya
maupun akhlaknya serta menjadi warga negara dan dunia yang baik (well educated men and
good citenship).

Pengertian Moral Dan Pendidikan Moral


Menurut Harlock (1990), Moral adalah sopan santun, kebiasaan, adat sitiadat dan
aturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya. Sedangkan menurut
Wantah (2005), Moral adalah sesuatu yang harus dilakukan atau tidak ada hubungannya
dengan kemampuan untuk menetukan siapa yang benar dan perilaku yang baik dan buruk.
Kamus Psikologi (chaplin, 2006): moral ialah akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial
atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku. Jadi moral adalah
hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Sifat moral yang diajarkan di sekolah-sekolah
dan manusia harus memiliki moral yang jika ia ingin dihormati oleh orang lain. Moral adalah
suatu tindakan/perilaku/ucapan seseorang dalam interaksinya dengan manusia. Jika orang
tersebut melakukannya sesuai dengan yang berlaku di masyarakat dan masyarakat dapat
diterima dan menyenangkan, maka orang tersebut dianggap memiliki moral yang baik, dan
sebaliknya.
Pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak manusia bermoral baik
dan manusiawi. Sedangkan Ouska dan Whellan (1997) dalam moral adalah prinsip baik
buruk yang ada dan melekat dalam diri individu/seseorang. Walaupun moral itu berada dalam
diri individu, tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berisikan aturan. Moral adalah
prinsip baik buruk. Hakikat dan makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang memiliki
moral dalam mematuhi maupun menjalankan aturan.

PEMBAHASAN

Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Nilai


Dalam literatur pendidikan, bahwa pendidikan nilai lebih banyak dibahas sebagai
pendidikan moral, hal ini terjadi karena tujuan pendidikan moral itu sendiri ditekankan pada
metode pertimbangan moral dan untuk membantu anak-anak mengenai apa yang menjadi
dasar untuk menerima suatu nilai. Nilai merupakan salah satu objek pendidikan moral. Nilai
adalah segala sesuatu yang berharga. Secara umum nilai dibedakan menjadi nilai ideal dan
nilai aktual. Nilai ideal adalah nilai yang menjadi cita-cita setiap orang, sedangkan nilai
aktual adalah nilai yang diekpresikan dalam perilaku sehari-hari. Disamping itu nilai dapat
pula dibedakan menjadi nilai logika, estetika, etika, agama/religius, hukum. Semua nilai-nilai
ini menjadi acuan atau sistem keyakinan diri maupun kehidupan (Kosasi Djahiri, 1996). Nilai
ada yang bersifat dasar yaitu nilai yang tidak berubah dan berlaku secara universal disamping
nilai yang bersifat subjektif, yaitu nilai yang bergantung pada budaya, waktu, dan tempat
(relativitas nilai), sehingga nilai dapat dibagi menjadi nilai objektif yang bersifat intrinsik dan
nilai subjektif yang bersifat ekstrinsik.
Nilai adalah patokan atau standar pola-pola pilihan yang dapat membimbing
seseorang atau kelompok ke arah “satisfaction, fulfillment, and meaning.” (Richard Merril,
1980). Nilai (value dalam bahasa Inggris) berasal dari kata latin valere yang artinya kuat,
baik, dan berharga. Dalam kajian filsafat, nilai merujuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak
yang dapat diartikan sebagai “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan” (goodness). Nilai itu
sesuatu yang berguna. (Budi Juliardi, 2016: 30). Nilai-nilai moral berpusat pada hati nurani,
harus dikembangkan melalui pendidikan moral (moral education) atau pendidikan watak
(character education) atau pendidikan nilai nilai-nilai (values education) atau pendidikan
“virtue”. (I Wayan Koyan, 2000),
Uraian di atas menunjukkan bahwa pendidikan nilai dapat berarti pendidikan moral.
Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai berarti pendidikan kewarganegaraan
memuat pendidikan nilai/moral. Salah satu tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah agar
warganegara dapat memahami dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai hukum, dimana nilai
hukum itu sendiri lahir dari kesadaran moral masyarakat, sehingga nilai-nilai hukum itu
sendiri merupakan nilai-nilai moral, karena ketentuan hukum yang baik apabila sesuai dengan
nilai-nilai hukum yang dianggap baik oleh masyarakat, yang dinilai melalui pertimbangan
moral.
Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Moral
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah pendidikan moral yang bertujuan
untuk mengembangkan, menanamkan, dan mengamalkan nilai-nilai luhur moral dalam warga
negara. Sebagai pendidikan nilai, pendidikan kewarganegaraan memuat pendidikan nilai
yang bertujuan untuk memahami dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai hukum, dimana
nilai hukum lahir dari kesadaran moral. Nilai hukum ini merupakan nilai-nilai moral yang
bersumber dari nilai ideologi dan dasar negara Pancasila, karena ketentuan hukum yang baik
apabila sesuai dengan nilai-nilai hukum yang dianggap baik oleh masyarakat, yang dinilai
melalui pertimbangan moral. Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai dan
pendidikan hukum akan mengantarkan warganegara menjadi warganegara yang baik dan
cerdas (smart and good citizen), yang ditandai dengan terwujudnya warganegara yang cerdas,
partisipatif, dan bertanggung jawab.
Pendidikan moral di Indonesia memiliki tujuan untuk menanamkan seperangkat nilai
yang menjadi ciri manusia Indonesia seutuhnya, yang menyelaraskan nilai-nilai agama dan
kebudayaan (ideologi, iptek, dll). Pendidikan moral adalah sebuah program (sekolah/luar
sekolah) yang mengorganisasikan dan menyederhanakan sumber moral yang disajikan
dengan memperhatikan pertimbangan psikologis untuk tujuan pendidikan. Isi pendidikan
moral (Pancasila) pada dasarnya bersumber dan bertujuan untuk menumbuhkan public-
culture (budaya publik), namun bahan-bahannya tidak dapat dilepaskan dari upaya
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Isi pendidikan moral
hendaknya disusun dalam bentuk generalisasi, agar memungkinkan seseorang mengkaji
kebenaran generalisasi tersebut.
Metode latihan moral (moral training), pengkondisian moral (moral conditioning)
perlu ditonjolkan. Penambahan berbagai bahan ilmu pengetahuan dan masalah-masalah sosial
akan memperkaya pendidikan moral, serta mendorong terjadinya penalaran moral (moral
reasoning) dan pengembangan moral kognitif (cognitive moral development) Keberhasilan
pendidikan moral merupakan upaya bersama. Oleh karena itu pengertian hidden curriculum
perlu dikembangkan agar semua program di sekolah dan masyarakat memberikan sumbangan
untuk keberhasilan pendidikan moral.
KESIMPULAN

Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya menjadi wadah untuk memahami struktur


dan tugas-tugas formal sebagai warga negara, tetapi juga menjadi pondasi pembentukan
karakter dan moralitas individu dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam
pendidikan ini, fokusnya tidak hanya pada pengetahuan tentang hak dan kewajiban, tetapi
juga pada pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan yang mendasari perilaku dan sikap
individu dalam berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungannya. Nilai-nilai
kewarganegaraan seperti keadilan, demokrasi, toleransi, kebebasan, dan tanggung jawab
sosial menjadi inti dari pendidikan ini. Mereka bukan hanya konsep yang diajarkan, tetapi
juga prinsip-prinsip yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, melalui
pembelajaran tentang keadilan, individu belajar untuk memperlakukan semua orang dengan
adil dan tidak diskriminatif. Pembelajaran tentang demokrasi memperkenalkan konsep
partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan masyarakat. Sementara itu, pengajaran tentang
toleransi dan kebebasan membantu individu memahami dan menghargai perbedaan dalam
masyarakat multikultural.
Selain itu, pendidikan kewarganegaraan juga berperan dalam memperkuat identitas
nasional dan rasa kebanggaan akan negara. Ini dilakukan dengan memperkenalkan sejarah,
budaya, dan nilai-nilai nasional kepada individu. Dengan memahami akar dan perkembangan
negara mereka, individu dapat merasakan keterikatan yang kuat dengan negara mereka dan
merasa memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi pada kemajuan dan kesejahteraannya.
Lebih dari sekadar memahami, pendidikan kewarganegaraan juga melibatkan tindakan
konkret dalam memperbaiki kondisi sosial dan politik. Ini melibatkan pembelajaran tentang
isu-isu sosial dan lingkungan yang ada dalam masyarakat, serta mendorong individu untuk
menjadi agen perubahan yang aktif dan bertanggung jawab. Dengan demikian, pendidikan
kewarganegaraan bukan hanya tentang menjadi warga negara yang patuh, tetapi juga tentang
menjadi warga negara yang berpikiran kritis, peduli, dan bertanggung jawab terhadap
masyarakatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Nur Salim. 2013. “PKN Sebagai Pendidikan Nilai-Moral dan Tantangannya”

Wiwid Cwie. 2018. “PKN Sebagai Pendidikan Nilai dan Moral”

Ika Aprilita Sinaga, Tri Martin Naiborho, Dedy Dores Sidabariba, Doni Pasaribu. 2018.
“Implementasi Pendidikan Nilai Moral dan Karakter Dalam Pembelajaran
PKN di Sekolah Dasar”

Suradi L. “Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Nilai dan Pendidikan


Hukum Dalam Mewujudkan Warga Negara Yang Cerdas dan Baik (Smart and
Good Citizen)”

Anda mungkin juga menyukai