Buku - MANAJEMEN PUBLIK
Buku - MANAJEMEN PUBLIK
MANAJEMEN PUBLIK
DALAM PERSPEKTIF TEORITIK DAN
EMPIRIK
UNPAS PRESS
KATA PENGANTAR
ii
Kecuali itu, buku ini juga menampilkan sebuah
gagasan dan konsep reformasi birokrasi dan penataan
kelembagaan dalam berbagai perspektif. Dengan
demikian, para pembaca diharapkan akan memperoleh
informasi dan referensi tentang perkembangan
manajemen publik secara komprehensif.
Namun demikian, penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa kendatipun proses penyusunan
buku ini telah melewati serangkaian kontemplasi dan
pemikiran serta dikuatkan oleh berbagai teori dan
konsep, namun tidak menutup kemungkinan akan
adanya kekurangan dan kelemahan, baik disebabkan
oleh kurangnya informasi dan referensi maupun
kelemahan penulis sebagai manusia. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
terbuka dan menerima berbagai masukan serta kritik
yang bersifat konstruktif dari berbagai fihak guna
menyempurnakan buku ini.
Akhirnya, semoga buku ini dapat memberikan
manfaat, khususnya bagi pengembangan ilmu
pengetahuan Amin.
Iwan Satibi
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB IV GOOD GOVERNANCE
A. Urgensi Pelaksanaan Good Governance 144
B. Esensi dan Konsep Good Governance 148
C. Good Governance dan Penanggulangan
Tindak Pidana Korupsi 157
D. Mewujudkan Good Governance
di Indonesia 170
E. Strategi Penataan Aparatur Dalam
Pelaksanaan Good Governance 174
BAB V AKUNTABLITAS
A. Konsep dan Esensi Akuntabilitas Publik 182
B. Jenis dan Elemen Akuntabilitas Publik 183
C. Problem Pengawasan dan Akuntabilitas
Publik 191
D. Strategi Untuk Meningkatkan Pengawasan
dan Akuntabilitas Publik 196
v
Birokrasi 278
C. Problem Reformasi Birokrasi 289
D. Konsep Penataan Kelembagaan 294
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penataan
Kelembagaan 312
F. Model Kelembagaan Pada Organisasi
Pemerintah 319
vi
BAB I
KONSEP, ESENSI DAN URGENSI
MANAJEMEN PUBLIK
(1)
2 Iwan Satibi
(25)
26 Iwan Satibi
Total Quality
Image
(Corporate/ Local)
Communicatio
n
Understanding
the Customer
KEPUASAN
TOTAL
PELANGGAN
P
P
E
Kualitas Produk PENGEN E
Plan (P) R
Harga DALIAN R
KUALITAS Do (D) B
Waktu B
TERPADU Study (S) A
Penyerahan A
Act (A) I
I
K
K
PENGENDALIAN:
Kualitas
Pemasok
Hubungan pelanggan Kebijakan
Hubungan tenaga kerja Manajemen
Informasi Organisasi
Proses produksi Manajemen
Financial Fungsi
Inventori
Anggaran, dll
Pelayanan Publik 101
Pelanggan Keliru
Mengkomunikasikan
Jasa Yang Diinginkan
Pelanggan Kinerja
Keliru HARAPAN Karyawan
Menafsirkan TIDAK Perusahaan
Signal (Harga, TERPENUHI Jasa Yang
Positioning, Buruk
dll)
Miskomunikasi
Rekomendasi
Mulut ke Mulut
106 Iwan Satibi
Miskomunikasi
Penyediaan Jasa
Oleh Pesaing
(99)
100 Iwan Satibi
A. Pengertian Kinerja
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
penyelenggaraan administrasi publik pada gilirannya
memicu timbulnya gejolak yang berakar pada
ketidakpuasan. Implikasinya adalah tuntutan yang
semakin tinggi dari masyarakat terhadap
penyelenggara negara (baca: aparatur pemerintah)
atas pelayanan yang diberikan. Dengan perkataan lain,
kinerja instansi pemerintah termasuk aparatur
pemerintah, kini lebih banyak mendapat sorotan,
karena masyarakat mulai mempertanyakan nilai yang
mereka peroleh atas pelayanan yang diberikan. Kondisi
ini menimbulkan kebutuhan yang tinggi akan adanya
suatu pengukuran kinerja terhadap para
penyelenggara negara yang telah menerima amanat
dari rakyat. Hal ini sangat penting untuk dilakukan,
agar upaya untuk membangun sistem pemerintahan
yang baik dapat diwujudkan secara nyata.
Kinerja pada sektor publik, pada hakikatnya
merupakan hasil kerja yang dicapai oleh aparatur
pemerintah secara individu dan institusi pemerintah
secara kelembagaan sesuai dengan visi, misi dan tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam konteks ini, kinerja pada
sektor publik menjadi semakin menarik untuk
dicermati, menyusul terjadinya berbagai fenomena
yang mencerminkan adanya disparitas antara kinerja
yang ditampilkan oleh aparat dan kelembagaan
pemerintah dengan ekspektasi yang diidamkan oleh
Pelayanan Publik 101
(143)
144 Iwan Satibi
(181)
182 Iwan Satibi
(205)
206 Iwan Satibi
SIKAP
NIAT PERILAKU
NORMA
SUBYEKTIF
Gambar: 6.1
Teori Fishborn Tentang Perilaku
B. Konsep Birokrasi
212 Iwan Satibi
KARAKTERISTIK
INDIVIDU
Kemampuan
Kebutuhan
Kepercayaan
Pengalaman
Pengharapan
Perilaku Birokrasi 227
PERILAKU
INDIVIDU DALAM
ORGANISASI
KARAKTERISTIK
BIROKRASI
Hirarki
Tugas-tugas
Wewenang
Tanggung Jawab
Sistem Reward
Sistem Kontrol
Gambar 6.2
Model Umum Perilaku Dalam Organisasi
Dari model perilaku di atas, maka dapat
dikemukakan bahwa perilaku birokrasi pada hakikatnya
merupakan hasil interaksi birokrasi sebagai kumpulan
individu dengan lingkungannya. Dalam konteks tersebut,
perilaku seorang individu (aparatur pemerintah) akan
terbentuk melalui proses interaksi antara individu sendiri
dengan lingkungannya. Namun demikian, perlu dipahami
bahwa setiap individu pada hakikatnya memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, yang kemudian akan
berimplikasi pada lingkungan dimana yang bersangkutan
beraktivitas, seperti dalam organisasi atau birokrasi.
Karakteristik yang dimaksud, berupa kemampuan,
228 Iwan Satibi
(233)
234 Iwan Satibi
B. Model Kepemimpinan
Sekalipun dalam khasanah ilmu kepemimpinan
telah banyak dikembangkan model-model atau teori
Kepemimpinan 241
Karakteristik Pribadi
Bawahan:
-Tempat pengendalian
- Pengalaman
- Kemampuan
Faktor perilaku
- Direktif Perolehan
Pengikut/
- Suportif -Kepuasan
bawahan
- Partisipatif -Prestasi
-Persepsi
- Berorientasi
prestasi
Faktor Lingkungan
- Tugas
- Sistem wewenang
formal
- Kelompok kerja
D. Fungsi Kepemimpinan
Secara sederhana ‘fungsi’ merupakan kegunaan
dari sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Dengan
demikian, fungsi kepemimpinan merupakan kegunaan
dari konsep kepemimpinan dalam membantu
seseorang yang dianggap/menjadi seorang pimpinan.
Untuk memahami tentang fungsi kepemimpinan
secara teoritik, di bawah ini penulis kemukakan
berbagai pendapat atau pandangan para pakar
mengenai fungsi kepemimpinan sebagai berikut:
Menurut Kartono (2004 : 117) fungsi
kepemimpinan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Memelihara struktur kelompok, menjamin
interaksi yang lancar, dan memudahkan
pelaksanaan tugas-tugas,
2) Menyinkronkan ideology, ide, pikiran dan
ambisi anggota-anggota kelompok dengan
pola keinginan pimpinan,
3) Memberikan rasa aman dan status yang
jelas kepada setiap anggota sehingga
mereka bersedia memberikan partisipasi
penuh,
4) Memanfaatkan dan mengoptimalkan
kemampuan, bakat dan produktivitas
258 Iwan Satibi
(259)
260 Iwan Satibi
Tabel 8.1
Target-Target Keorganisasian yang Dapat Diubah dan
Metode-Metode untuk Menghadapinya
Gambar 8.1
Tiga Fase Proses Perubahan dari Luthans
Fase Penilaian
Fase Pelaksanaan
Fase Evaluasi
Gambar 8.2
Empat Fase Pendekatan Sistem Terhadap
Pengembangan Keorgansasian
Feed-
Data gathering and back
diagnosis by consultant Feedback to client
group (e.g. team
building sessions
summary feedback by
Key executive consultant, elaboration Data gathering
perception of problem by group) (reassessment of
state
of the system)
Data gathering
Gambar 8.3
Model Penelitian untuk Pengembangan Keorganisasian,
Reformasi Birokrasi dan Penataan Kelembagaan 317
People Culture
Task Technology
Design Strategy
Gambar 8.4
Model Perubahan dari Sudut Pandang Sistemik
318 Iwan Satibi
3. Strategi
Strategi adalah proses perencanaan organisasi
yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan keorganisasian
dan dipersiapkannya rencana-rencana spesifik guna
mencapai, mengalokasi dan memanfaatkan sumber-
sumber daya dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
organisasi.
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada hakikatnya
merupakan gambaran tentang mekanisme kerja,
322 Iwan Satibi
6. Cultur (Budaya)
Cultur (budaya) merefleksikan keyakinan-
keyakinan bersama (shared beliefs), nilai-nilai,
ekspektasi-ekspektasi dan norma-norma para anggota
keorganisasian. Cultur (budaya) juga akan
mencerminkan kebiasaan yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau organisasi dalam
menjalankan aktivitasnya. Dalam konteks penataan
326 Iwan Satibi
(327)
328 Iwan Satibi
Dokumen Lain
Fady, Hendra, 2009, Pelayanan Publik : Agenda yang
Terabaikan, Jurnal Administrasi Negara, Vol 1
Edisi 5, Makasar : Fisip Unhas
Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 25/KEP/M.PAN/2004 Tentang Pedoman
Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Thoha, Miftah, 1985, Titik Berat Otonomi Daerah, dalam
Prisma, Nomor 12, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah, Jakarta : Sinar Grafika
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik, Yogyakarta : Jogya Bangkit Publisher
338 Iwan Satibi