Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

2.1 Merger Bank Mandiri


Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 222 / KMK. 017 /
1993 tanggal 26-2-1993 menyatakan bahwa “Merger adalah penggabungan dari dua bank atau
lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu bank dan melikuidasi bank-bank
lainnya”. Sedangkan pengertian merger yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28
Tahun 1998 yang berbunyi “Merger adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara
tetap mempertahankan berdirinya salah satu bank dan membubarkan bank-bank lainnya tanpa
likuidasi terlebih dahulu”.

Terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998 merupakan salah satu alasan pemerintah
dengan bantuan Internasional Monetary Found (IMF) agar Bank Mandiri melakukan merger
terhadap empat bank pesertanya yang merupakan Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor
Indonesia, Bank Bumi Daya, dan Bank Pembangunan Indonesia, sehingga empat bank peserta
tersebut selamat dari terjadinya krisis ekonomi. Hal tersebut didasarkan sebagai upaya untuk
menciptakan standar baru yang memberikan dampak pada sistem perbankan yang sehat, efisien,
sistem yang kuat, dan mengikuti perkembangan dunia perekenomian.

Pelaksanaan merger Bank Mandiri menurut beberapa penelitian terdahulu diawali dengan
pendirian PT. Bank Mandiri, yang mana modalnya berasal dari pengambilalihan saham atas
seluruh saham pemerintah Republik Indonesia dalam masing-masing empat bank tersebut.
Sehingga, disebutkan bahwa dari proses inbreng tersebut telah dilakukan upaya akuisisi oleh
Bank Mandiri terhadap empat bank pesertanya. Hal ini tertuang dalam Akta Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa Nomor 1,2,3 dan 4 tanggal 1 Oktober 1998 dihadapan Notaris
Sutjipto S.H., Notaris di Jakarta. Setelah proses akuisisi tersebut, maka keempat bank peserta
sepakat untuk melakukan penggabungan (merger) kepada Bank Mandiri. Dengan begitu, proses
merger terhadap bank peserta dilakukan tanpa adanya likuidasi terhadap bank peserta, namun
dilakukan pembubaran terhadap empat bank peserta tersebut. Hal ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 1998 seperti yang sudah dijelaskan diatas mengenai pengertian
merger. Kemudian, alasan pemerintah melakukan merger tanpa adanya likuidasi adalah untuk
meningkatkan jumlah permodalan dan aset dari bank hasil merger. Selain itu, seperti yang sudah
disebutkan diatas, bahwa pemerintah melakukan merger sebagai bentuk pembenahan terhadap
sistem perbankan Indonesia agar menjadi sehat, dan kuat serta mengikuti perkembangan dunia.

2.2 Konsolidasi Bank Mandiri

Selain pendapat bahwa PT. Bank Mandiri melakukan proses merger terhadap empat bank
peserta yaitu, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia, Bank Bumi Daya, dan Bank
Pembangunan Indonesia, adapula yang berpendapat bahwa PT. Bank Mandiri melakukan
konsolidasi. Konsolidasi menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, pasal 1 ayat (9), adalah perbuatan hukum yang dilakukan dua perseroan atau lebih
untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu perseroan baru yang karena hukum
memperoleh aktiva (aset perusahaan) dan pasiva (kewajiban dan modal perusahaan) dari
perseroan yang meleburkan diri dan status badan hukum perseroan yang meleburkan diri
berakhir karena hukum. Dari pengertian tersebut, pendapat bahwa PT. Bank Mandiri melakukan
konsolidasi terhadap empat bank pesertanya timbul karena disebutkan bahwa dua perseroan atau
lebih meleburkan diri dengan mendirikan satu perseroan baru dan memperoleh aktiva dan pasiva
dari perseroan lama. Hal ini sesuai dengan yang terjadi pada lapangan bahwa aset dan kewajiban
yang sebelumnya dimiliki oleh empat bank peserta beralih ke perseroan baru yaitu PT. Bank
Mandiri termasuk pula dengan bertambahnya sistem perbankan yang berjumlah sembilan sistem
yang berasal dari keempat bank peserta.

Alasan dilakukannya konsolidasi sama seperti alasan dilakukannya merger, yaitu untuk
menyelamatkan empat bank peserta dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 sehingga
tidak terjadi kebangkrutan, adapun alasan yang jika dilihat dari sisi manajerial dan akuntansi
adalah untuk meningkatkan efisien dan optimalisasi kerja dari bank sehingga sistem manajerial
yang ada berjalan dengan baik dan maksimal serta mendapat profit dan meningkatnya
pendapatan dari hasil peleburan tersebut.

Berdasarkan dari dua pendapat yang berbeda tersebut, dapat disimpulkan bahwa jika
dilihat dari sisi terjadinya penggabungan atau historis penggabungan Bank Mandiri dengan
empat bank pesertanya, maka hal itu disebut sebagai merger. Namun, jika dilihat dari hasil yang
diperoleh dari penggabungan Bank Mandiri dengan empat bank pesertanya yaitu berupa aktiva
dan pasiva, maka hal itu disebut sebagai konsolidasi. Oleh karena itu, kembali lagi kepada dari
sudut pandang mana yang akan dilihat dan dari sisi mana yang akan dibahas dalam
penggabungan Bank Mandiri dengan empat bank pesertanya.

PENUTUP

Kesimpulan

Pelaksanaan merger Bank Mandiri diawali dengan didirikannya PT. Bank Mandiri yang
kemudian mengakuisisi empat bank peserta yaitu Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor
Indonesia, Bank Bumi Daya, dan Bank Pembangunan Indonesia, tanpa adanya likuidasi, yang
tertuang dalam Akta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Nomor 1,2,3 dan 4 tanggal 1
Oktober 1998 dihadapan Notaris Sutjipto S.H., Notaris di Jakarta. Selanjutnya berdasarkan
kesepakatan bersama dilakukannya proses merger tersebut. Alasan terjadinya merger adalah
karena pemerintah RI ingin menyelamatkan empat bank peserta dari krisis ekonomi,
meningkatkan jumlah modal dan aset dan pembenahan terhadap system perbankan.

Adapun pendapat lain yang menyatakan bahwa Bank Mandiri melakukan konsolidasi
terhadap empat bank peserta, yang dikarenakan setelah proses penggabungan dua perseroan atau
lebih dengan cara mendirikan perseroan baru yang karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva
dari perseroan sebelumnya. Perolehan aktiva dan pasiva tersebut yang menyebabkan adanya
pendapat bahwa Bank Mandiri telah melakukan konsolidasi terhadap empat bank pesertanya.
REFERENSI

Khanan, K., & Laksmitasari, K. (2015). Perlindungan Hukum Bagi Pihak yang lemah dalam
Merger PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. Privat Law, (7), 26594.

Prasetya, N. H. (2023). Penyatuan 4 (Empat) Bank BUMN Menjadi Bank Mandiri (Persero)
Dalam Rangka Restrukturisasi dan Akibat Hukum yang Ditimbulkannya (Doctoral
Dissertation Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro).

Saputri, S. R., Liyani, A., & Astutik, E. P. (2023). Analisis Faktor yang Melatarbelakangi
Konsolidasi di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Transekonomika: Akuntansi, Bisnis, dan
Keuangan, 3(3), 512-519.

Anda mungkin juga menyukai