Laporan OJT - Training AK3 Kebakaran - Muhammad Jamaluddin (PT. Astra Daihatsu Motor) - Rev 1
Laporan OJT - Training AK3 Kebakaran - Muhammad Jamaluddin (PT. Astra Daihatsu Motor) - Rev 1
REPUBLIK INDONESIA
DISUSUN OLEH :
Muhammad Jamaluddin
Judul Laporan : Laporan On The Job Training Ahli K3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran
Diketahui Penyusun
Menyetujui
( )
NIP : ____________________
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Informasi dan Gambaran Umum Perusahaan
1.2. Alur Proses Produksi Area Tempat Kerja
1.3. Fire Risk Asessment & Mapping Area
1.4. Dasar Hukum & Standar K3 Bidang Penanggulangan Kebakaran
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, karunia, serta hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan pelatihan sertifikasi ahli K3 kebakaran dan laporan
on the job training (OJT) ini.
Training sertifikasi ahli K3 penanggulangan kebakaran ini diikuti sebagai langkah dalam
mendukung gerakan pemerintah untuk mebudayakan keselamatan dan kesehatan kerja
di Indonesia, juga dapat membantu perusahaan dalam tindakan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran yang dapat memberikan kerugian baik moril maupun materiin
pada perusahaan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung sehingga penulis dapat menyelesaikan training sertifikasi ini dengan baik;
1. Bapak Kouji Nakamura selaku EC Health, Safety, Environment PT. Astra Daihatsu
Motor
2. Bapak Farid Kasmi selaku EC Health & Safety Dept. PT. Astra Daihatsu Motor
3. Bapak-Bapak Pengajar K3 Kebakaran
4. Rekan-rekan training AK3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran
5. Seluruh Rekan kerja di Health & Safety Departemen
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Laporan On The Job Training (OJT) ini dibuat dengan sebaik-baiknya, Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis
akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk membangun laporan in lebih baik lagi.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Informasi dan Gambaran Umum Perusahaan
Sebagai salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia, PT. Astra Daihatsu
Motor berkomitmen tidak hanya terus berinovasi menghasilkan produk dan
memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga
mampu menjadikan hidup orang lebih baik melalui mobilitas dan konektivitas, namun
juga selalu memastikan setiap proses kerja dapat dilakukan dengan aman dan
nyaman.
Fasilitas PT Astra Daihatsu Motor terdapat di beberapa area, Jakarta, Cibitung, dan
Karawang. Untuk di Jakarta terdapat Head Office, Press Plant Area, Vehicle Logistic
Center, dan Sunter Assy Plant Area. Untuk di Cibitung terdapat Parts Center Area.
Dan Di Karawang terdapat Casting Plant Area, Engine Plant Area, Karawang Assy
Plant, dan R&D Center.
PT. Astra Daihatsu Motor terus mendukung dan menerapkan protokol pencegahan
penyebaran Covid-19 sesuai dengan peraturan pemerintah demi menjaga kesehatan
dan keselamatan seluruh karyawan dan stakeholder.
Sunter Assembly Plant adalah salah satu plant di PT. Astra Daihatsu Motor yang memiliki
bisnis proses perakitan kendaraan mass production bermerk Daihatsu dan Toyota untuk
mendukung target kebutuhan kapasitas produksi total hingga 450,000 unit / tahun. Pada
proses operasionalnya, Sunter Assembly Plant telah terintegrasi dengan area proses
lainnya meliputi Engine Plant, Casting Plant dan juga VLC sebagai area docking unti
sebelum dilakukan proses export. Sunter Assembly Plant sendiri berada di kawasan
Sunter, Jakarta Utara yang di dalamnya terdapat 4 proses utama, yakni Press, Welding,
Painting dan Assembling yang semua sistem sudah terintegrasi satu dan yang lainnya.
1.2 Flow proses integrasi Sunter Assembly Plant dan area lainnya
Sunter Assembly Plant
Press Plant Welding Painting Assembling VLC
Keterangan
Kebakaran Berat
Kebakaran Sedang II
Kebakaran Ringan
Berdasarkan mapping risk diatas, maka di Sunter Assembly Plant terdapat area proses
dengan level resiko tinggi terhadap potensi bahaya kebakaran, yakni di area Painting 1
dan Painting 2 dengan pertimbangan penetapan resiko sebagai berikut :
3 Assembling Kebakaran Sedang II Proses pengisian bahan bakar cair (Non Dominant)
Dengan mempertimbangkan level resiko tersebut, maka fokus pembahasan pada laporan
OJT kali ini berada pada area Painting 1 Sunter Assembly Plant, karena secara resiko area
juga berdekatan dengan fasilitas jalan umum dan area perusahaan lainnya.
1.3.2 Fire Risk Assessment
Guna mengendalikan resiko bahaya kebakaran di area Painting 1 Sunter Assembly Plant,
kami telah melakukan identifikasi sumber bahaya yang dapat mengakibatkan kejadian
kebakaran dengan detail sebagai berikut :
4 Cat
7 Solar
8 LNG
Suhu Panas ruangan & Electric
9 Gas CNG
Statis instalasi listrik
10 CO2
Adapun mayoritas bahan berbahaya beracun (B3) dominan yang digunakan di area
Painting 1 berjenis cair, yang terdiri dari cat, thinnner, sealer dan solar. Seluruh material
tersebut tentunya dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran jika tidak dilakukan
penanggulangan dan pengendalian dengan tepat. Untuk itu di area Painting 1 telah
dilakukan langkah pengendalian baik dengan pengendalian dokumen ataupun
pengendalian rekayasa enjinering. Bentuk nyata implementasi pengendalian dokumen
yang kami lakukan adalah semua material B3 yang digunakan wajib dan telah dilengkapi
dengan dokumen Material Safety Data Sheet (MSDS).
Terlaksananya pemenuhan dokumen MSDS pada seluruh material B3 di area Painting
tidak terlepas dari adanya standard perusahaan yang mengatur kebijakan tersebut
melalui SOP no. 315/EHS/11/2014 tentang pemenuhan persyaratan MSDS material
consumable.
Selain pengendalian material B3 melalui pemenuhan MSDS, seluruh potensi bahaya
kebakaran juga diindetifikasi dan dinilai kebutuhan pengendaliannya melalui
implementasi risk management, sehingga pengendalian yang dilakukan tepat sasaran
Mixing Cat & Suhu panas pada ruang Kebakaran Total : 16 (Range 2) Instalasi Exhaust Fan, OK
Thinner Pencampuran cat & Thinner atau ledakan Perlu dikendalikan Penambahan AC & Bounding
Dengan banyaknya penggunaan material B3 dalam proses Painting, maka material
tersebut adalah salah satu sumber dominan yang dapat mengakibatkan terjadinya
kebakaran. Untuk itu kami telah melakukan analisa dampak jika terjadi ledakan yang
diakibatkan kegagalan proteksi pada proses penggunaan material B3 di area Painting
1 sebagai berikut :
• Sumber bahaya : Material Xylene yang terkandung dalam material Cat TB-510
• Analisa potensi bahaya dan dampak berbasis aplikasi ALOHA
Potential Hazard
Potential Impact
• Simulasi dampak
Kesimpulan :
Berdasarkan analisa resiko kebakaran di Area Painting 1, maka penting untuk melakukan
pencegahan terjadinya kebakaran. Tidak hanya fokus pada pemenuhan dokumen
administrasi tetapi juga bagaimana pemenuhan sarana proteksi kebakaran pasif dan aktif
sesuai regulasi pemerintah serta pemenuhan PIC berkompeten yang akan terlibat di
dalam proses tanggap darurat kebakaran
1.3 Dasar Hukum & Standar K3 Bidang Penanggulangan Kebakaran
Dalam proses pengendalian potensi bahaya di tempat kerja, PT Astra Daihatsu Motor
dalam menjalankan setiap operasionalnya juga selalu mengikuti peraturan yang berlaku,
baik yang bersumber dari Pemerintah ataupun dari aturan Internasional yang meliputi :
No Peraturan
1 UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2 PP 50 tahuan 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
3 Permenaker 04/MEN/1980, tentang Alat Pemadam Api Ringan
4 Permenaker 02/MEN/1983, tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik
5 Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008 ttg P3K di tempat kerja
6 Kepmen 186/MEN/1999, tentang Unit Penanggulanagan Kebakaran di Tempat
kerja
7 Kepmenaker no 187 tahun 1999, tentang Penanganan Bahan Kimia Berbahaya
8 Instruksi Menaker No.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran
9 PerMenP.U No. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungannya
10 SNI-03-6570-2001 Instalasi Pompa Yang terpasang Tetap Untuk Proteksi
Kebakaran
11 SNI-03-1745-2000 Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak
dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung
12 SNI-03-3989-2000 Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Sprinkler
Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung
13 SNI-03-1735-2000 Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses
Lingkungan Untuk Pencegah Bahaya Kebakaran
14 SNI-03-1746-2000 Tata Cara Perencanaan dan Pengadaan Sarana Jalan Keluar
untuk Penyelamatan Terhadap bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung
15 SNI-03-6574-2001 Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pencahyaan
Darurat, Tanda Arah Keluar, dan Sistem Peringatan Bahaya Pada Bangunan
Gedung.
16 National Fire Protection Association (NFPA) 10 tentang Apar
17 NFPA 14 & 25 tentang Hydrant
18 NFPA 101 tentang Penentuan Area Aman Sementara (Master Point)
19 Pedoman Umum Instalasi Listrik 2011
BAB II
ANALISA, PEMERIKSAAN DAN PERENCANAAN
2.1. Sarana Proteksi Kebakaran
Sebagai bentuk nyata pencegahan potensi kebakaran di area Painting 1, maka di area
tersebut sudah dilengkapi dengan berbagai sistem proteksi kebakaran pada
bangunan gedung yang terdiri atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik yang
terpasang maupun terbangun pada bangunan. Instalasi tersebut ditujukan agar
sistem proteksi aktif dan sistem proteksi pasif mampu melindungi bangunan dan
lingkungannya terhadap bahaya kebakaran. Pada area kerja Painting 1 jenis sarana
proteksi kebakaran yaitu sarana proteksi kebakaran aktif dan sarana proteksi
kebakaran pasif.
2.1.1. Sarana Proteksi Kebakaran Aktif
Sarana proteksi kebakaran aktif yang digunakan di area Painting 1 terdiri atas sistem
pendeteksian kebakaran baik manual ataupun otomatis, seperti CO2 system, hydrant
dan APAR (alat pemadam api ringan).
2.1.1.1. Hydrant
TABEL 2.1.1 a Spesifikasi Hydrant
No. Nama Keterangan
1. Pompa Jockey - Pompa : Grundfos CR-10
- On/Off Otomatis - Model : A96501233P11243
- Pressure = 4,5-6,9 bar - Hmax : 122 m
- Cap = 250 Gpm - Power : 4.00 kW
2. Pompa Listrik - Pompa : MEZ Electric
- On Otomatis, Off Manual - Model : 11BG002-2AA5 3-3AA4
- Pressure On = 4,4 Bar - Power : 37 kW
- Cap = 750 Gpm
3. Pompa Diesel Pompa : GAE Torishima
- Supply Off -> ON Model : ETA-100X80-400
- Cap = 750 Gpm Debit : 750 gpm
Head : 80 m
4. Pressure Tank Kapasitas 1000 L
5. Instalasi Pipa Hydrant Pipa Black Steel SCH40S
6. Hydrant Box Outdoor Hydrant Valve, Mozzle, Hose Rach 2,5”
7. Hydrant Box Indoor Hydrant Valve, Mozzle, Hose Rach 1,5”
8. Fire Hose 2,5” x 30m
9. Pillar Hydrant Two way hydrant pillar 4”x2,5”x2,5”
10. Siamesse Connection Wall mounting Size : 4”x2,5”x2,5”
11. Supply Solar 100 Liter
12. Reservoar Supply Main (Line 1) = 500 m3
Back up (Line 2) = 250 m3
Analisa kecukupan Hydrant System
Kondisi Aktual :
- Luas Area : 60m * 140 m = 8,400 m²
- Jumlah Karyawan : 853 Mp (Ytd’ Jan 21)
- Kategori Resiko Kebakaran : Berat
1/ 600 m2 = 14
15 Titik Pilar
• Kebutuhan Pilar Hydrant
Jarak : +-28 m
Jarak : 35 – 38 m
Rekomendasi untuk kesiapsiagaan dan tanggap darurat : Pastikan pengecekan harian &
refill sesuai persyaratan pemerintah
Permenaker 2 / 1983
Heat Detector 1/46 m2 = 183 Pcs 440 Pcs
Lantai 1
Touch Up V (30) -
Sealer - V (43)
Lantai 2
UBS V (30) -
ED + CO2 System -
PTC V (20) -
Oven ED - V (50)
Sesuai titik
Exit Sign Area keluar, dlll
Emergency Lamp
Sepanjang Jalur
Green Line Glow In the dark
Exit
Tinggi : 15-18 cm
Tinggi : 15 CM
Kedalaman : 30
Tangga Darurat Kedalaman : 30 cm
cm
Kemiringan : 35°
Kemiringan : 35°
Kebutuhan
Item Referensi Actual
Standard Minimum
Kelas D 2/25 70 70 Mp
Kelas A 1/Area 1 Mp 10 Mp
Permenaker
P3K 1/100 9 Mp 25 Mp, 50 Kotak P3K C
15/2008
Condition
Risk Level
Description Impact Communication
Siaga 3 Small incident which Possible to 0-2 hours Broadcast
won't affect critical of linestop condition every 2 -
business process 6 hours
(production)
Siaga 2 1. Localized event Possible to 0-2 hours Broadcast
(incident/accident) of linestop condition every 1 -
within one 2 hours
factory/area
2. Possible to
interrupt working
hours and closures
Siaga 1 1. One factory/area is 1. Prepare to 0-4 hours Broadcast condition
impacted - Small of linestop every 0.5 - 1 hour
damage to our 2. Missing some critical
property, but no positions in prod. line
injuries (MP < 95%)
2. Possible to
interrupt working
hours and closures
Crisis 1. Emergency situation 1. Prepare to 4+ hours Broadcast condition
with one or more of linestop every 15 - 30 mins
plant/area is 2. Missing most critical
impacted, required to positions in prod. line
stop operation (MP <75%)
2. Possible moderate to 3. Entrance gate is
high property damage recommended to be
or injuries, or has secured/closed
occurred 4. Considering/starting
evacuation activity
Disaster 1. Major damage to Impact is based on the
production length of the disruption
equipment and different for each
2. Potential impact plant.
to multiple *Please refer to
stakeholders Business Continuity
Management policy
Tabel Emergency Respone Untuk Kebakaran Sesuai Tingkat Keparahan
2.2.4. Skenario simulasi Tanggap Darurat dan Timetable
Simulasi tanggap darurat dilakukan sekali dalam setahun oleh seluruh karyawan yang
memiliki potensi terjadinya kebakaran di area kerjanya. Skenario dan laporan dilaporkan
langsung kepada management perusahaan. Sebagai contoh kasus dalam laporan ini,
penulis mengangkat skenario kebakaran yang terjadi di area Painting 1 pada tanggal 16
April 2021 dengan durasi waktu total 48 menit, dengan detail sebagai berikut :
2.2.5. Analisa Kesesuaian dan Perencanaan
• Kompetensi Man Power : Refresh & Penambahan kompetensi training fire Prioritas 2
Material Cat 12,000 Liter * 3 = 36,000 Liter Rp.25 Rb / Liter Rp. 900,000,000
Production Stop Process 2,000 Unit / hari Rp. 100 Juta Rp. 200,000,000,000