Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN Ny. S DENGAN KEHAMILAN DENGAN ASMA


DI RUANG CEMPAKA RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKARAYA

“Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Memenuhi Penugasan Program


Studi Profesi Ners Stase Keperawatan Maternitas”

OLEH :
GINA LUTHFIA SAFITRI, S. Tr. Kep
NIM. 22.300.0331

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA
TAHUN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN Ny. S DENGAN KEHAMILAN DENGAN ASMA
DI RUANG CEMPAKA RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKARAYA

“Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Memenuhi Penugasan Program


Studi Profesi Ners Stase Keperawatan Maternitas”

OLEH :

GINA LUTHFIA SAFITRI, S. Tr. Kep


NIM. 22.300.0331

Palangkaraya, Februari 2023


Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Adytia Suparna, S.Kep., Ners) (Tri Sulistyaningsih, S.ST)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S MASA POST NATAL


DENGAN POST SC G1P1A0 DENGAN ASMA

I. PENGKAJIAN
A. Identitas
Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 22 Tahun
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku bangsa :
Alamat : Jl. Diponogoro No. 04
Tanggal masuk RS : 28 Januari 2023
Tanggal pengkajian : 28 Januari 2023
Diagnosa Medis : Post SC G1P0A0 UK 38-39mgg+hamil
aterm+Asma
Identitas Penanggung Jawab :
Nama : Tn. S
Umur : 29 tahun
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Hubungan dengan Klien : Suami

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada perut bekas luka operasi.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien masuk RS tanggal 28 Januari 2023 pukul 06.32 WIB dengan
keluhan perut mules dan keluar lendir darah. Klien direncanakan
operasi SC karena klien memiliki riwayat asma. Operasi dilakukan pada
tanggal 28 Januari 2023 pukul 11.00 WIB dan selesai pukul 12.30.
Setelah di observasi di ruang recovery klien dipindahkan keruangan
(ruang nifas) untuk menjalani perawatan dan pemulihan selanjutnya.
Klien mengatakan nyeri pada luka operasi seperti teriris-iris dan perih ,
nyeri hilang timbul, skala nyeri 5 (dari 0-10).
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien memiliki riwayat penyakit asma sejak kecil. Semakin beranjak
dewasa klien mnegatakan gejala asma berkurang. Hanya sesekali saja
kambuh apabila klien sedang sakit flu & batuk. Klien biasanya
mengkonsumsi obat salbutamol oral ataupun inhaler apabila gejala
asma kambuh. Klien mengatakan selama kehamilan asma klien hanya
sesekali saja kambuh karena klien berusaha untuk menghindari faktor
penyebab asma (flu & batuk), klien juga mengatakan takut apabila terus
mengkonsumsi obat akan berpengaruh terhadap bayinya. Apabila asma
klien kambuh klien hanya akan beristirahat atau menggunakan
salbutamol inhaler. Klien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi
atau diabetes mellitus.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita HT, DM, penyakit jantung, TB
paru, hepatitis, HIV AIDS dan sebagainya. Klien mengatakan ibunya
memiliki riwayat penyakit asma sama seperti klien.
5. Riwayat Obstetri dan Ginekologi
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
1) Riwayat kehamilan yang lalu :
 Sebelumnya klien tidak pernah melahirkan, ini kehamilan
pertama untuk klien
 Imunisasi TT : klien melakukan imunisasi TT lengkap
 Pemeriksaan kehamilan teratur : pemeriksaan kehamilan
dilakukan teratur, klien memeriksakan kehamilannya setiap
bulan ataupun saat ada keluhan.
 Penambahan BB : selama hamil klien mengalami
peningkatan berat badan sekitar 7 kg
2) Riwayat persalinan
No Tgl Umur Jenis Penolong Jenis Masalah
Partus Hamil Partus Kelamin Hamil Lahir Nifas Bayi Keadaan anak
- - - - -
- - - - -
3) Riwayat persalinan sekarang
Tanggal : 28 Januari 2023
Hari : Sabtu, pukul 11.00 – 12.30 WIB
Tipe persalinan : Sectio Caesarea (SC)
Lama persalinan : ± 1,5 jam
Kompikasi dalam persalinan : tidak ada
APGAR score : 8-9-10
b. Riwayat ginekologi
1) Riwayat menstruasi / Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus haid : 28 hari (teratur)
Lama haid : 7 hari
Sifat darah saat haid : Merah segar
Dismenorhea : Kadang-kadang
Keluhan lainnya : Pusing
Taksiran partus : Februari 2023
2) Riwayat perkawinan
Status : Menikah
Umur saat menikah : 20 tahun
Lama perkawinanan : 2 tahun
Banyaknya perkawinan :1x
3) Riwayat Keluarga Berencana
Sebelumnya klien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
jenis apapun. Setelah melahirkan klien merencakan alat
kontrasepsi KB suntik. Jumlah anak yang direncanakan 2 anak.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Klien berbaring, tampak lemas, kesadaran composmentis, dan meringis
kesakitan. TD:120/89 mmHg, Nadi:99 x/m,RR : 23 x/m, Temperature:
36,5 °C, Sp02 : 99%
2. Kepala
Bentuk wajah bulat, tidak ada pembengkakan, nyeri ataupun perdarahan
pada kepala klien, rambut lebat, distribusi merata, warna rambut hitam,
kulit kepala dan rambut keadaannya bersih, tidak ada kerontokan
rambut.
3. Mata
Bentuk mata simetris, tidak ada keterbatasan pergerakan bola mata,
fungsi penglihatan klien tidak terganggu, ukuran pupil ± 1,5 mm isokor
antara kiri dan kanan, klien mampu membedakan warna, konjungtiva
tidak anemis, sclera tidak tampak ikterik
4. Telinga
Bentuk kedua telinga simetris, tidak ada cairan yang keluar dari telinga,
tidak ada luka, pembengkakan maupun nyeri pada telinga. Klien tidak
menggunakan alat bantu pendengaran, fungsi pendengaran jelas dapat
menjawab pertanyaan dengan tepat, telinga tampak bersih.
5. Hidung
Bentuk hidung dalam batas normal, fungsi penciuman baik, tidak ada
hambatan dalam lubang hidung, polip tidak ada, tidak ada sekret,
hidung terlihat bersih, reaksi alergi tidak ada.
6. Mulut
Mukosa bibir lembab, tidak ada lesi/peradangan, keadaan gigi lengkap
32 gigi, reflek menelan (+), keadaan mulut terlihat bersih.
7. Leher
Bentuk leher normal, dapat bergerak bebas tidak ada nyeri pergerakan,
tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada peningkatan vena jugularis.
8. Dada
 Inspeksi : bentuk dada simetris, retraksi dinding dada simetris, tidak
ada nyeri dada saat menarik nafas.
 Palpasi : tidak teraba benjolan pada dada, tidak ada nyeri tekan pada
dada, vocal fremitus simetris antara kiri dan kanan.
 Perkusi :pekak pada bagian jantung, sonor pada bagian paru.
 Auskultasi :suara nafas vesikuler pada bagian kanan dan kiri dada.
Frekuensi nafas 22 x/menit. Bunyi jantung S1 S2 tunggal, irama
jantung reguler.
 Payudara: bentuk simetris, payudara membesar, areola
hiperpigmentasi, putting susu menonjol, mulai ada tanda pengeluaran
ASI, tidak ada lesi pada payudara.
9. Abdomen
 Inspeksi : permukaan perut tampak striae post kehamilan,
tampak berwarna cokelat kehitaman dan lingkar perut 90 cm.
Terdapat luka operasi tertutup kasa.
 Palpasi : ada nyeri tekan abdomen pada daerah bekas
operasi, teraba fundus uterus 2 jari di bawah
pusat setelah melahirkan.
 Perkusi : terdengar bunyi timpani pada abdomen.
 Auskultasi : suara peristaltik usus 12x/menit.
Provokes / palliates
Trauma mekanis dari proses persalinan, adanya luka operasi dan nyeri
bertambah saat bergerak.
Quality/ quantity
Nyeri terasa perih dan seperti teriris-iris.
Radiates
Nyeri terasa di bagian perut bagian bawah
Severity
Klien mengatakan nyeri sedang dengan skala 5.
- 0 Tidak ada nyeri
- 1-3 Nyeri ringan
- 4-6 Nyeri sedang
- 7-9 Nyeri berat
- 10 Nyeri sangat berat
Time
Nyeri dirasakan hilang timbul dengan durasi tidak menentu.
10. Genetalia
Ada perdarahan pervaginam, lochea rubra (warna merah kecoklatan),
terpasang kateter no. 16
11. Kulit
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, tidak ada lesi, tidak ada
edema, kulit bersih, kulit teraba lembab.
12. Kuku
Kuku tampak bersih dan pendek, tidak tampak kuku clubbing fingers,
CRT cepat kembali dalam 2 detik dan tidak ada tanda sianosis.
13. Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan bentuk, tampak oedem
pada kaki (derajat1: pitting oedem kembali dalam 2 detik), rasa keram
dan nyeri saat di tekan dan saat digerakkan. Tidak ada kelainan dalam
berjalan dan tidak terdapat kelemahan otot.

Skala kekuatan Otot:

D S

5555 5555

5555 5555

14. Pola aktivitas sehari-hari


Aktifitas Sebelum Hamil Ketika Hamil
1. Makan
 Frekuensi 3x/ hari 3-4x/ hari
 Jumlah 1 piring 1 piring
 Jenis Nasi, ikan, sayur dan buah Nasi, ikan, sayur dan buah
2. Minum
 Kwantitas 5-7 gelas 5-9gelas
 Jenis Air putih, minuman soda, Air putih, the dan susu
teh, kopi
3. BAK
 Frekuensi 3-5 x/hari 5-8x/hari
 Warna Kuning jernih Kuning jernih
4. BAB
1-2x/hari 1x/hari
 Frekuensi
Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
 Warna
5. Mandi
2x/ hari 2x/ hari
 Frekuensi 2x/hari 2x/hari
 Gosokgigi
6. Tidur 5-8 jam sehari tidur siang 6-9 jam sehari tidur
 Kualitas dan tidur malam nyenyak kurang nyenyak karena
sering merasa nyeri saat
kontraksi
Napas rasa berat saat
 Gangguan Tidak ada gangguan telentang, rasa gerah

15. Aspek psikososial dan spiritual


a.1. Persepsi klien tentang apa yang sedang di pikirkannya
Klien merasa sangat lega karena akhirnya bayinya yang merupakan
anak pertamanya lahir dengan selamat dan sehat. Klien ingin
memberikan ASI selama 2 tahun, membesarkan anaknya dengan
kasih sayang.
a.2. Harapan klien setelah mendapatkan perawatan
Klien berharap kondisi kesehatannya segera pulih setelah
melahirkan serta bayinya selalu sehat dan klien bisa memberikan
ASI eksklusif.
b. Konsep diri
- Identitas diri
Klien adalah seorang isteri dan seorang ibu rumah tangga.
- Peran diri
Klien adalah seorang istri dimana setiap hari klien mengurusi
keperluan suaminya dan sekarang telah menjadi ibu dari 1
orang anak.
- Ideal diri
Klien menyadari bahwa dalam keadaan sekarang sangat
membutuhkan bantuan dan dukungan dari keluarga terutama
suami untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan mengurus
anaknya.
- Gambaran diri
Klien menerima rasa sakit yang dialaminya karena melahirkan
anaknya, klien tidak malu dengan keadaanya, klien berharap
tubuhnya akan kembali seperti sebelum hamil.
- Harga diri
Klien merasa senang telah melahirkan dan bangga menjadi
seorang ibu dari bayi yang sehat.
c. Hubungan komunikasi
Klien mengatakan hubungan dengan orang terdekat tidak ada
masalah dan hubungannya sangat baik. Komunikasi dengan orang
lain dan petugas kesehatan sangat baik, klien sangat kooperatif.
d. Spritual
Klien sangat bersyukur terhadap Tuhan YME atas kelahiran anak
pertamanya. Klien sangat mempercayakan kesehatannya dengan
dokter/medis, klien berdoa agar cepat pulang membawa anaknya.
e. Perubahan psikologis
Tidak ada perubahan psikologis yang berarti yang terjadi pada
klien. Sikap terhadap perawatan medis dilakukan dengan
kooperatif.
f. Tingkat pengetahuan klien tentang perawatan nifas
Klien mengatakan telah mengetahui tentang perawatan dan hal-hal
yang dilakukan saat masa nifas, seperti harus konsumsi makanan
yang bergizi dimana hal tersebut sangat penting untuk
pemulihannya.
16. Data Penunjang
Tanggal 28 Januari 2023
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hb 8,37 12-18 gr/dl
Leukosit 4.190 4000-10.000 /mm3
Trombosit 282.000 100.000-400.000 /mm3
Hematokrit 37.3 36-55 %
CT (waktu pembekuan) 5’00’’ 2-6 menit
BT (waktu perdarahan) 2’30’’ 1-3 menit
HbsAg Positif Negatif
Anti HIV Non reaktif Non reaktif
GDS 113 -115 mg/ 100 ml
Ureum 19 15-50 mg / 100 ml
Kreatinin 0,67 Sampai 1,4 mg / 100 ml

17. Terapi
- Infus RL 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1 x 2gr
- Inj. Ketorolac 3 x 30mg
- O2 k/p apabila klien sesak
II. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah

1 DS : Klien mengeluh nyeri pada luka operasi Agen cedera fisik Nyeri akut
(insisi pembedahan)
DO :
- P: trauma mekanis dari proses persalinan,
adanya luka operasi dan nyeri bertambah
saat bergerak
- Q : nyeri terasa perih dan seperti diiris-iris
- R : nyeri terasa di perut bagian bawah
- S : skala nyeri 5 (nyeri sedang)
\ - T : nyeri hilang timbul dengan durasi tidak
menentu
- TTV : TD :120/89 mmHg, Nadi: 99 x/m,
RR: 22 x/m, Temperature: 36,5 °C
- Klien tampak terlihat lemas dengan raut
muka meringis kesakitan ketika nyeri
muncul
- Terdapat luka operasi pada perut bagian
bawah tertutup kasa
2 DS : - Prosedur invasif Resiko
infeksi
DO :
- TTV : TD :120/89 mmHg, Nadi: 99 x/m,
RR: 22 x/m, Temperature: 36,5 °C.
- TFU 2 jari di bawah pusat
- Leukosit= 4.100 /mm3
- Terdapat luka operasi tertutup kasa

III.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (trauma jalan lahir).
2. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
IV. NURSING CARE PLAN
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan (Nursing Outcome) (Nursing intervention
Clasifition)
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x8 Manajemen nyeri (Pain
b/d agen jam diharapkan nyeri dapat teratasi Kriteria Hasil : Mangement):
cedera fisik ( Pain level 1. Lakukan pengkajian
post op) secara komprehensif.
Indikator IR ER 2. Obsevasi reaksi
nonverbal dari
1. Melaporkan nyeri 3 4 ketidaknyaman.
2. Luas bagian tubuh yang 3 4 3. Gunakan teknik
komunikasi terapiutik.
terpengaruh nyeri
4. Kontrol lingkungan
3. Ekspresi wajah saat nyeri yang dapat
4. Frekuensi nyeri 3 4 mempengaruhi nyeri.
5. Panjang episode nyeri 3 4 5. Kurangi faktor
6. Perubahan pada tanda presipitasi nyeri.
vital 4 5 6. Pilih dan lakukan
7. Keringat berlebih 4 5 penanganan nyeri.
7. Kaji tipe dan sumber
8. Kehilangan selera makan 4 5
nyeri.
8. Ajarkan tentang teknik
non farmakologi.
9. Berikan analgetik untuk
Ket : mengurangi nyeri.
1. Keluhan ekstrim 10. Evaluasi keefektifan
2. Keluhan berat kontol nyeri.
3. Keluhan sedang 11. Tingkatkan istirahat.
4. Keluhan ringan 12. Kolaborasi dengan
dokter jika ada keluhan
5. Tidak ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil.
13. Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri.

Pemberian obat analgetik


(analgesic administration):
- Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat.
- Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis
dan frekuensi.
- Cek riwayat alergi.
- Pilih analgetik yang
diperlukan.
- Tentukan analgetik
pilihan, rute pemberian
secara IV/IM, dan dosis
optimal.
- Monitor tanda vital
sebelum dan sesudah
pemberian analgetik
pertama kali.
- Berikan analgetik tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat.
- Evaluasi efektivitas
analgetik, tanda dan
gejala.
2. Resiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x8 INFECTION CONTROL
infeksi b/d jam, diharapkan infeksi tidak terjadi 1. Bersihkan lingkungan
prosedur Kriteria hasil: setelah dipakai pasien lain
invasif Risk Control 2. Pertahankan teknik isolasi
Indikator IR ER 3. Batasi pengunjung bila
1. Pengetahuan tentang resiko 2 4 perlu
2. Memonitor faktor resiko dari 4. Instruksikan pada
lingkungan 3 4 pengunjung untuk
3. Memonitor faktor resiko dari mencuci tangan saat
perilaku personal 3 5 berkunjung dan setelah
4. Mengembangkan strategi berkunjung meninggalkan
kontrol resiko yang efektif 3 5 pasien
5. Melaksanakan strategi kontrol 5. Gunakan sabun
3 5
resiko yang dipilih antimikrobia untuk cuci
6. Memodifikasi gaya hidup 3 5 tangan
untuk mengurangi resiko 6. Cuci tangan setiap
7. Memonitor perubahan status 3 5 sebelum dan sesudah
kesehatan tindakan kperawatan
7. Gunakan baju, sarung
tangan sebagai alat
Keterangan: pelindung
1. Tidak pernah menunjukkan 8. Gunakan kateter
2. Jarang menunjukkan intermiten untuk
3. Kadang-kadang menunjukkan menurunkan infeksi
4. Sering menunjukkan kandung kencing
5. Selalu menunjukkan 9. Tingktkan intake nutrisi
10. Berikan terapi antibiotik
bila perlu

V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN (28 Januari 2023)


N Diagnosa Implementasi Evaluasi Par
o keperawat af
an
1. Nyeri akut 1. Mengkaji S : Klien mengatakan masih nyeri pada luka operasi
b/d agen nyeri secara O:
cedera komprehensif. - Klien tampak masih meringis kesakitan
fisik (post 2. Mengobservas
- Klien hanya berbaring tanpa beraktivitas
op) i reaksi
nonverbal dari  P: trauma mekanis dari proses persalinan, adanya
ketidaknyama luka operasi nyeri bertambah saat bergerak
nan.  Q : nyeri terasa perih dan seperti diiris-iris
3. Melakukan  R : nyeri terasa dibagian perut bagian bawah
komunikasi  S : skala nyeri 4 (nyeri sedang)
terapeutik  T : nyeri hilang timbul dengan durasi tidak menentu
dengan klien
agar klien - TTV : TD :130/83 mmHg, Nadi: 85 x/m, RR: 22 x/m,
mendapat Temperature: 36,6 °C
dukungan - Pemberian Inj. Ketorolac 3 x 30mg
secara
emosional. A : Nyeri akut belum teratasi
4. Mengajarkan
tentang teknik Indikator IR ER
nonfarmakolo  Melaporkan adanya 3 4
gi/ nafas nyeri
dalam, tarik 3 4
 Luas bagian tubuh
nafas dalam
yang terpengaruh
lewat hidung, 4 5
 Ekspresi nyeri pada
kemudian
wajah
hembuskan 4 5
lewat hidung  Perubahan pada TD,
perlahan. nadi dan pernafasan
5. Mengontrol
lingkungan P : Pertahankan intervensi : 1,2,3,7,8,10 dan 11
yang dapat
mempengaruh
i nyeri seperti
suhu ruangan,
pencahayaan,
dan
kebisingan.
6. Mengevaluasi
keefektifan
kontrol nyeri.
7. Menganjurkan
pasien untuk
meningkatkan
istirahat.
8. Mengkaji
riwayat alergi.
9. Kolaborasi
pemberian
analgetik.
10. Mengobservas
i tanda-tanda
vital.
2. Resiko 1. Membersihkan S: -
infeksi b/d lingkungan O:
prosedur setelah dipakai - TTV : TD :130/83 mmHg, Nadi: 85 x/m, RR: 22 x/m,
invasif pasien lain Temperature: 36,0 °C.
2. Membatasi - TFU 2 jari di bawah pusat
pengunjung. - Leukosit= 4.100/mm3
3. Menginstruksi - Terdapat luka operasi tertutup kasa
kan pada - Pemberian Inj. Ceftriaxone 1 x 2gr
pengunjung
untuk mencuci A : Resiko infeksi tidak terjadi
tangan saat Indikator IR ER
berkunjung  Pengetahuan tentang resiko 3
dan setelah  Memonitor factor resiko dari 3
berkunjung lingkungan
meninggalkan 3
pasien .  Memonitor factor resiko dari
4. Menggunakan perilaku personal 3
sabun  Mengenali perubahan status
antimikrobia kesehatan
untuk mencuci
tangan. P :Pertahankan intervensi
5. Mencuci
tangan setiap
sebelum dan
sesudah
tindakan
keperawatan.
6. Mempertahank
an lingkungan
aseptik selama
pemasangan
alat .
7. Menigkatkan
intake nutrisi.
8. Memberikan
terapi
antibiotik.
9. Memonitor
tanda dan
gejala infeksi
sistemik dan
lokal.
10. Mempertahank
an teknik
asepsis pada
pasien yang
beresiko.
11. Memotivasi
klien untuk
makan dan
minum yang
cukup.
12. Memotivasi
klien untuk
istirahat
13. Mengajarkan
klien dan
keluarga tanda
dan gejala
infeksi.

VI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN (29 Januari 2023)


N Diagnosa Implementasi Evaluasi Par
o keperawat af
an
1. Nyeri akut 1. Mengkaji S : Klien mengatakan nyeri pada luka operasi sudah
b/d agen nyeri secara berkurang
cedera komprehensif. O:
fisik (post 2. Mengobservas
- Klien tampak lebih tenang
op) i reaksi
- Klien dapat beraktivitas sedikit-sedikit
nonverbal dari  P: trauma mekanis dari proses persalinan, adanya
ketidaknyama luka operasi nyeri bertambah saat bergerak
nan.  Q : nyeri terasa perih dan seperti diiris-iris
3. Melakukan  R : nyeri terasa dibagian perut bagian bawah
komunikasi  S : skala nyeri 2 (nyeri ringan)
terapeutik  T : nyeri hilang timbul dengan durasi tidak menentu
dengan klien
agar klien - TTV : TD :119/76 mmHg, Nadi: 81 x/m, RR: 18 x/m,
mendapat Temperature: 36,3 °C
dukungan - Pemberian Inj. Ketorolac 3 x 30mg
secara
emosional. A : Nyeri akut belum teratasi
4. Mengajarkan
tentang teknik Indikator IR ER
nonfarmakolo
 Melaporkan adanya 4 4
gi/ nafas
nyeri
dalam, tarik 4 4
 Luas bagian tubuh
nafas dalam
yang terpengaruh
lewat hidung, 5 5
kemudian  Ekspresi nyeri pada
hembuskan wajah
 Perubahan pada TD, 5 5
lewat hidung
perlahan. nadi dan pernafasan
5. Mengontrol
lingkungan P : Pertahankan intervensi
yang dapat
mempengaruh
i nyeri seperti
suhu ruangan,
pencahayaan,
dan
kebisingan.
6. Mengevaluasi
keefektifan
kontrol nyeri.
7. Menganjurkan
pasien untuk
meningkatkan
istirahat.
8. Mengkaji
riwayat alergi.
9. Kolaborasi
pemberian
analgetik.
10. Mengobservas
i tanda-tanda
vital.
2. Resiko 1. Membersihkan S: -
infeksi b/d lingkungan O:
prosedur setelah dipakai - TTV : TD :119/76 mmHg, Nadi: 81 x/m, RR: 18 x/m,
invasif pasien lain Temperature: 36,3 °C
2. Membatasi - Leukosit = 4.100/mm3
pengunjung. - Terdapat luka operasi tertutup kasa
3. Menginstruksi - Pemberian Inj. Ceftriaxone 1 x 2gr
kan pada - Klien tidak ada demam
pengunjung - Tidak ada tanda-tanda infeksi pada daerah luka operasi
untuk mencuci - Tidak ada keluar cairan/pus pada daerah luka operasi
tangan saat - Luka operasi tampak kering
berkunjung
dan setelah A : Resiko infeksi tidak terjadi
berkunjung Indikator IR ER
meninggalkan  Pengetahuan tentang resiko 4
pasien .  Memonitor factor resiko dari 4
4. Menggunakan lingkungan
sabun  Memonitor factor resiko dari 4
antimikrobia perilaku personal
untuk mencuci  Mengenali perubahan status 4
tangan. kesehatan
5. Mencuci
tangan setiap P : Pertahankan intervensi
sebelum dan
sesudah
tindakan
keperawatan.
6. Mempertahank
an lingkungan
aseptik selama
pemasangan
alat .
7. Meningkatkan
intake nutrisi.
8. Memberikan
terapi
antibiotik.
9. Memonitor
tanda dan
gejala infeksi
sistemik dan
lokal.
10. Mempertahank
an teknik
asepsis pada
pasien yang
beresiko.
11. Memotivasi
klien untuk
makan dan
minum yang
cukup.
12. Memotivasi
klien untuk
istirahat
13. Mengajarkan
klien dan
keluarga tanda
dan gejala
infeksi.

Anda mungkin juga menyukai