Anda di halaman 1dari 14

1

MODUL PERKULIAHAN

F032100016 –
Metodologi
Penelitian
Penelitian Bisnis dan Penelitian
Akuntansi

Abstrak Sub-CPMK 01

Dalam bab ini dibahas Agar mahasiswa dapat menjelaskan


tentang Penelitian bisnis dan Penelitian bisnis dan penelitian
penelitian akuntansi akuntansi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

DRS.SUHARMADI. AK. MM. MSI. CA


EKONOMI DAN BISNIS S1.Akuntansi
01
PENDAHULUAN

Penelitian atau riset berasal dari bahasa Inggris yaitu research. Research berasal
dari kata re (kembali) dan search (mencari). Secara etimologi penelitian berarti "mencari
kembali" yaitu mencari fakta-fakta baru yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah
teori untuk memperdalam dan mempertuas ilmu tertentu. Sekaran (2011) mendefinisikan
penelitian sebagai suatu penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematik, berbasis
data, kritis, objektif dan ilmiah terhadap suatu masalah spesifik dengan tujuan
menemukan jawaban atau solusi terkait. Cooper dan Schindler (2003) mendefinisikan
penelitian bisnis adalah pencarian yang sistematik yang menyediakan informasi untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan manajerial.
Definisi riset tersebut menunjukkan bahwa riset menggunakan metode ilmiah
(scientific research). Cooper dan Schindler menunjukkan bahwa hal penting dari riset
metode ilmiah adalah:
1. Observasi langsung terhadap fenomena
2. Mendefinisikan variabel, metode dan prosedur penelitian dengan jelas
3. Hipotesis dapat diuji secara empiris
4. Mempunyai kemampuan mengalahkan hipotesis rival
5. Justifikasi kesimpulan secara statistik
6. Mempunyai proses mengkoreksi penelitiannya sendiri

Kerlinger (1986) menjelaskan lebih lanjut dimana scientific research is a


systematic, controlled empirical and critical investigation of propositions about the
presumed relationship about various phenomena. Kerlinger memberikan penekanan lebih
dalam definisinya, yaitu harus ada faktor investigasi kritis. Ini artinya seorang peneliti tidak
harus yakin 100% terhadap investigasi yang telah dilakukan untuk menjawab
permasalahan, namun juga harus memberikan sedikit kritik atau keraguan terhadap hasil
investigasinya, dengan harapan nantinya peneliti akan mencari sumber-sumber lain
sebagai bahan komparasi yang mendukung hasil investigasinya atau dengan kata lain
harus menggunakan sumber eksternal agar penelitiannya semakin valid dan mampu
menjawab permasalahan secara menyeluruh (holistic).
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian
dengan metode ilmiah dilakukan dengan membangun satu atau lebih hipotesis
berdasarkan suatu struktur atau kerangka teori dan kemudian menguji hipotesis tersebut
secara empiris. Maksud empiris berarti menggunakan fakta yang objektif, hati-hati cara

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


2 DRS.SUHARMADI. AK. MM. MSI. CA. http://pbael.mercubuana.ac.id/
memperolehnya, tidak tergantung dari kepercayaan penelit atau nilai-nilai peneliti maupun
kepercayaan orang lain (Hartono, 2013).

Jenis – Jenis Penelitian

Menurut Sekaran & Bougie (2010 :103) riset berdasarkan tujuan studi dibagi
menjadi:
1. Studi Eksploratif
Studi eksplorarif (exploratory study) dilakukan jika tidak banyak yang
diketahui mengenai situasi yang dihadapi, atau tidak ada informasi yang tersedia
mengenai bagaimana masalah atau isu penelitian yang mirip diselesaikan di masa
lalu.
Intinya, studi eksploratif dilakukan untuk memahami dengan lebih baik sifat
masalah karena mungkin baru sedikit studi yang telah dilakukan dalam bidang
tersebut. Wawancara ekstensif dengan banyak orang mungkin harus dilakukan
untuk menangani situasi dan memahami fenomena. Penelitian yang lebih ketat
pun kemudian dapat dilaksanakan.
Studi eksploratif penting untuk memperoleh pengertian yang baik mengenai
fenomena perhatian dan melengkapi pengetahuan lewat pengembangan teori
lebih lanjut dan pengujian hipotesis.

2. Studi Deskriptif
Studi deskriptif (descriptive study) dilakukan untuk mengetahui dan
menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Misalnya, studi
mengenai sebuah kelas dalam hal persentase anggota yang berada dalam
kelompok senior dan junior, komposisi gender, kelompok usia, jumlah semester
yang tersisa sebelum kelulusan, dan jumlah mata kuliah bisnis yang diambil, bisa
dianggap bersifat deskriptif.
Studi deskriptif cukup sering dilakukan dalam organisasi untuk mempelajari
dan menjelaskan karakreristik sebuah kelompok karyawan, misalnya, usia, tingkat
pendidikan, status kerja, dan lama kerja orang. Tujuan studi deskriptif adalah
menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari
perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya.

3. Pengujian Hipotesis

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


3 DRS.SUHARMADI. AK. MM. MSI. CA. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Studi yang termasuk dalam pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat
hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antar kelompok atau kebebasan
(independensi) dua atau lebih faktor dalam suatu situasi.

4. Analisis Studi Kasus


Studi kasus meliputi analisis kontekstual dan mendalam terhadap hal yang
berkaitan dengan situasi serupa dalam organisasi lain. Sebelumnya bahwa studi
kasus, sebagai sebuah teknik pemecahan masalah, tidak sering dilakukan dalam
organisasi karena penemuan jenis masalah yang sama dalam konteks
perbandingan dengan yang lainnya adalah sulit, mengingat keengganan
perusahaan untuk menyingkapkan permasalahan mereka. Tetapi, studi kasus
yang bersifat kualitatif adalah berguna dalam menerapkan solusi pada masalah
terkini berdasarkan pengalaman pemecahan masalah di masa lalu.
Selain itu berdasarkan jenis investigasi (Sekaran & Bougie, 2011) riset
dibagi menjadi kausal dan korelasional. Studi di mana peneliti ingin menemukan
penyebab dari satu atau lebih masalah disebut studi kausal (causal study). Jika
peneliti berminat untuk menemukan variabel penting yang berkaitan dengan
masalah, studi tersebut disebut studi korelasional (correlational study).
Peneliti harus menentukan apakah yang diperlukan adalah studi kasual
(causal study) atau korelasional (correlational) untuk menemukan jawaban atas
persoalan yang dihadapi. Yang pertama dilakukan adalah menentukan hubungan
sebab-akibat yang definitif. Tetapi, jika yang diinginkan adalah sekadar identifikasi
faktor-faktor penting yang "berkaitan dengan" masalah, maka studi korelasional
dipilih. Dengan kata lain, maksud peneliti mengadakan studi kausal adalah agar
mampu menyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y. Jadi, jika variabel
X dihilangkan atau diubah dalam cara tertentu, masalah Y terpecahkan. Tetapi,
cukup sering tidak hanya satu atau lebih variabel yang menyebabkan masalah
dalam organisasi.

Metode Penelitian

Metode Penelitian Metode penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Penelitian
merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah
pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisir untuk
menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban, Setiap orang mempunyai
motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing.

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


4 DRS.SUHARMADI. AK. MM. MSI. CA. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu penelitian
merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui
sesuatu.
Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada
ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.
1. Rasional berarti kegiatan penelitian tersebut dilakukan dengan cara-cara yang masuk
akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
2. Empiris berarti cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga
orang lainpun dapat mengamatinya.
3. Sistematis berarti proses yang dilakukan dalam penelitian itu menggunakan langkah-
langkah tertentu bersifat logis.

Jenis-jenis metode penelitian terkait dengan jenis penelitiannya seperti berikut ini :
1. Metode Historis
Historis artinya berhubungan dengan sejarah. Sejarah adalah studi tentang
masa lalu dengan menggunakan paparan dan penjelasan. Metode historis bertujuan
untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan
mengumpulkan, menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti untuk menetapkan
fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan, seringkali dalam hubungan
hipotesis tertentu. Dengan metode historis, seorang ilmuwan sosial mencoba
menjawab masalah-masalah yang dihadapinya. Fischer mengatakan bahwa peneliti
historis adalah orang yang mengajukan pertanyaan terbuka tentang peristiwa masa
lalu dan menjawabnya dengan fakta terpilih yang disusun dalam bentuk paradigma
penjelasan.
Dengan demikian, penelitian dengan metode historis merupakan penelitian
yang knitis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa
lampau dan menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-
sumber sejarah serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.

2. Metode Deskriptif
Deskriptif artinya melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Metode
deskriptif bertujuan untuk:
a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada,
b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang
berlaku,

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


5 DRS.SUHARMADI. AK. MM. MSI. CA. http://pbael.mercubuana.ac.id/
c. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang
sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan
keputusan pada waktu yang akan datang.

Dengan demikian, metode deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara


sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini
bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif pada hakekatnya adalah mencari
teori, bukan menguji teori. Metode ini menitikberatkan pada observasi dan suasana
alamiah.
Penelitian dengan metode deskriptif, memiliki persyaratan sebagai berikut :
a) Peneliti harus memiliki sifat represif. Dia harus selalu mencari, bukan menguji.
b) Peneliti harus memiliki kekuatan integratif, kekuatan untuk memadukan berbagai
macam informasi yang diterimanya menjadi satu kesatuan penafsiran.
Bentuk lain dari metode deskriptif adalah metode survei dan metode
observasi.

3. Metode Korelasional
Metode korelasional sebenarnya adalah kelanjutan metode deskriptif. Pada
metode deskriptif, data dihimpun, disusun secara sistematis, aktual dan cermat,
namun tidak dijelaskan hubungan di antara variabel, tidak melakukan uji hipotesis
atau prediksi. Pada metode korelasional, hubungan antara variabel diteliti dan
dijelaskan. Hubungan yang dicari ini disebut sebagai korelasi. Jadi, metode
korelasional mencari hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti.
Korelasi yang terjadi antara dua variabel atau lebih dapat berupa hal-hal
sebagai berikut:
a. Korelasi positif, yaitu korelasi dari dua variabel atau lebih di mana jika variabel
yang satu meningkat, maka variabel lainnya cenderung untuk meningkat, atau
sebaliknya jika variabel yang satu turun, maka variabel lainnya juga akan turun.
b. Korelasi negatif, yaitu korelasi dari dua variabel atau lebih di mana jika variabel
yang satu meningkat, maka variabei lainnya cenderung untuk menurun, atau
sebaliknya jika variabel yang satu turun, maka variabel lainnya cenderung
meningkat.
c. Tidak ada korelasi, yaitu kedua variabel atau lebih tidak menunjukkan
hubungan antara keduanya.

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


6 DRS.SUHARMADI. AK. MM. MSI. CA. http://pbael.mercubuana.ac.id/
d. Korelasi sempurna, yaitu korelasi dari dua atau lebih, di mana kenaikan atau
penurunan variabel yang satu berbanding seimbang dengan kenaikan atau
penurunan variabel lainnya.
Metode korelasi ini, bertujuan untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu
faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lainnya. Jika pada metode ini, hanya dua
variabel yang dihubungkan, maka disebut korelasi sederhana (simple correlation) dan
jika lebih dari dua variabel dihubungkan disebut korelasi berganda (multiple
correlation).

4. Metode Eksperimental
Metode eksperimental merupakan metode penelitian yang memungkinkan
peneliti memanipulasi variabel dan meneliti akibat-akibatnya. Pada metode ini.
variabel-variabel dikontrol sedemikian rupa, sehingga variabel luar yang mungkin
mempengaruhi dapat dihilangkan. Metode eksperimental ditujukan untuk mencari
hubungan sebab akibat dengan memanipulasi satu atau lebih variabel pada satu
(atau lebih) kelompok eksperimental, dan membandingkan hasilnya dengan
kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi. Manipulasi berarti mengubah
secara sistematis sifat-sifat (nilai-nilai) variabel bebas. Setelah dimanipulasi, variabel
bebas itu disebut garapan.

Metode eksperimen memiliki tiga ciri, yaitu sebagai berikut:


a. Manipulasi, yaitu mengubah secara sistematis keadaan tertentu
b. Observasi, yaitu mengamati dan mengukur hasil manipulasi
c. Kontrol, yaitu mengendalikan kondisi-kondisi penelitian ketika berlangsungnya
manipulasi. Kontrol adalah kunci metode eksperimental, sebab tanpa kontrol
manipulasi dan observasi akan menghasilkan data yang meragukan.

5. Metode Kuasi Eksperimental


Metode kuasi eksperimental hampir menyerupai metode eksperimental, hanya
pada metode ini, peneliti tidak dapat mengatur sekehendak hati variabel bebasnya.
Metode kuasi eksperimental mempunyai dua ciri, yaitu sebagai berikut:
a. Peneliti tidak mampu meletakkan subjek secara random pada kelompok
eksperimental atau kelompok kontrol. Yang dapat dilakukan peneliti adalah
mencari kelompok subjek yang diterima variabel bebas, dan kelompok lain yang
tidak mengalami variabel bebas.

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


7 DRS.SUHARMADI. AK. MM. MSI. CA. http://pbael.mercubuana.ac.id/
b. Peneliti tidak dapat mengenakan variabel bebas kapan dan kepada siapa saja
yang dikehendakinya.

Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivism,


digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
Sedangkan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat naturalistik, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowboal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi (Sugiyono, 2011).

Kriteria Penelitian Ilmiah

Menurut Sekaran (2011) terdapat 8 ciri khas penelitian ilmiah, yaitu:


1 Purposiveness
Sebuah penelitian ilmiah yang baik adalah penelitian yang memiliki tujuan dan
fokus yang relevan, jelas dan perlu. Misalnya seorang peneliti melihat bahwa terdapat
masalah dalam perusahaan yaitu tidak tercapainya produktivitas kerja karyawan
sehingga berdampang terhadap kinerja perusahaan. Peneliti menemukan bahwa
tidak tercapainya produktifitas disebabkan oleh rendahnya disiplin kerja dan
lingkungan kerja, karena itu ia ingin meneliti disiplin kerja dan lingkungan kerja
sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan. Penelitian seperti ini
adalah penelitian dengan fokus yang reievan dengan masalah, jelas arahnya dan
diperlukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

2 Rigor
Sebuah penelitian ilmiah yang baik dengan tujuan yang jelas akan menjadi
lebih "Rigor" bila penelitian itu dilakukan dengan dasar teoretikal yang kuat serta
rancangan metodologi yang baik dan benar. Rigor dimaksudkan sebagai sesuatu
yang dilakukan dengan hati2, akurat dengan derajat exactitude yang baik,

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


8 DRS.SUHARMADI. AK. MM. MSI. CA. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pemenuhan karakteristik "Rigor" menjadi sangat penting terutama pada saat telaah
pustaka untuk mendapatkan variabel konstruk serta berbagal variabel proksi atau
variabel indikator yang relevan dengan apa yang hendak diteliti.

3 Testability
Penelitian yang baik adalah bila ide-ide solutif yang dikembangkan dalam
penelitan itu dapat diuji tingkat kebenarannya. Uji ini akan dilakukan baik terhadap
instrument yang digunakan, model yang dikembangkan maupun hipotesis-hipotesis
penelitian yang diajukan. Tehnik-leknik statistik seperti uji-t, uji chi-aquare dan lainnya
dapat digunakan untuk menguji ide-de dasar yang diteliti

4 Replicability
Penelitian yang baik adalah penelitian yang memiliki tingkat replikabilitas yang
tinggi yaitu bila penelitian itu dilakukan dengan instrument yang sama akan hasil yang
sama juga. Hasil tersebut akan mempertinggi tingkat generalisasi konsep yang telah
dikembangkan dan diuji. Dengan replikabilitas berarti hipotesis yang sama berkali-kali
diuji pada situasi yang sama menghasilkan kesimpulan yang sama. Karena
kemampuan replikasinya itulah, kita dapat menyimpulkan bahwa hipotesis yang kita
kembangkan benar-benar diterima bukan secara kebetulan tetapi ia benar-benar
telah mencerminkan "the true state of affair” dalam populasi.

5 Precision and Confidence


Dalam penelitian bisnis sangat jarang kita mendapatkan dengan mudah
kesimpulan yang definitive dan pasti, antara lain karena sulitnya melakukan studi
universe, melainkan hanya melalui sampel, apalagi bisa jadi sampel juga tidak dapat
merefleksikan karakteristik dari fenomena secara eksakt. Dengan kata lain bisa jadi
terdapat "measurement error" dan error ini yang harus diperkecil agar mendapatkan
penelitian yang lebih dekat dengan realitas. Dua hal yang harus menjadi perhatian
peneliti adalah derajat presisi dan derajal konfidens dari penelitannya.

6 Objectivity
Objektif artinya kesimpulan yang ditarik haruslah didasarkan pada fakta dari
temuan yang diturunkan dengan menggunakan data yang aktual dan bukan pendapat
subyektif.

7 Generalisability

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


9 DRS.SUHARMADI. AK. MM. MSI. CA. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Generalisability adalah kemampuan sebuah penelitian menghasilkan lingkup
aplikasi yang luas dari satu organisasi ke organisasi yang lain.

8 Parsimony
Parsimony berhubungan dengan derajat kerumitan sebuah penelitian berikut
variabel-variabel penelitian serta interrelasinya. Simplisitas dalam menjelaskan
sebuah fenomena dan dalam menghasilkan solusi terhadap sebuah masalah tentu
saja lebih dikehendaki dibandingkan dengan yang kompleks atau yang rumit.

Perbedaan Metode llmiah dengan Penelitian llmiah

Metode ilmiah dan penelitian ilmiah, dua frase yang terkesan memiliki pengertian
sama ini ternyata memiliki perbedaan satu sama lain. Ada dua (2) hal paling tidak, yang
membedakan antara metode ilmiah dengan penelitian ilmiah. Perlu dimengerti bahwa
setiap penelitian ilmiah harus menerapkan metode ilmiah, akan tetapi setiap metode
ilmiah belum tentu penelitian ilmiah. Maksudnya, prinsip - prinsip yang digunakan dalam
metode ilmiah digunakan juga dalam penelitian ilmiah.
Adapun letak kedua perbedaan metode ilmiah dengan penelitian ilmiah,
sebagaimana telah disebut di atas adalah: (1) dalam hal rumusan masalah; dan (2) dalam
hal cara kerja pemecahan masalah.
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam metode ilmiah dapat berupa masalah yang sangat
sederhana atau masalah yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
ketika hari hujan, salah satu sudut lantai kamar di rumah anda menjadi basah. Untuk
menyelesaikan masalah sederhana ini anda tidak perlu melakukan penelitian ilmiah,
cukup berpikir dengan menggunakan metode ilmiah. Sebaliknya dalam penelitian
ilmiah rumusan masalah cukup kompleks sehingga membutuhkan kegiatan yang
kompleks pula untuk menyelesaikanl memecahkannya. Dalam penelitian ilmiah anda
harus merancang instrumen untuk mengumpulkan data dengan benar, menganalisis
data, dan sebagainya.

2. Cara Kerja Pemecahan Masalah


Secara singkat pada paragraf sebelumnya tentang rumusan masalahpun kita
sudah dapat memahami bahwa cara kerja dalam penelitian ilmiah lebih kompleks
dibanding cara kerja pada metode ilmiah. Penelitian ilmiah juga berkaitan dengan

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


10 DRS.SUHARMADI. AK. MM. MSI. CA. http://pbael.mercubuana.ac.id/
memperbaiki sesuatu yang sedang berjalan baik berupa fakta, teori atau kegiatan,
dan tidak hanya mengungkap hal-hal yang bersifat baru. Penelitian ilmiah (scientific
research) bukan hanya upaya yang dilakukan untuk pemuasan rasa ingin tahun,
tetapi juga berkaitan dengan upaya untuk memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan gejala-gejala sosial ataupun kebendaan (alam).

Pertimbangan Dalam Memilih Topik Penelitian

Jika misalnya mahasiswa mempunyai beberapa ide penelitian dari beberapa topik
yang berbeda, maka pertimbangan untuk menentukan salah satu topik tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Personal/subyektif/selera
Pertimbangan paling mendasar dalam memilih topik penelitian adalah
berdasarkan selera, subjektivitas peneliti, dan bisa sangat personal. Dalam hal ini,
jangan ikut-ikutan orang lain. Jika Anda merasa paling cocok dengan bidang
akuntansi manajemen misalnya, jangan ikut pacar Anda untuk memilih topik auditing.
Tentukan topik penelitian Anda berdasarkan selera Anda sendiri!
2. Up to date
Sebaiknya, pilihlah topik yang masih anget. Di beberapa perguruan tinggi,
pengelolanya telah memberikan ketentuan tentang topik- topik jadul yang tidak boleh
lagi diteliti. Lazimnya, dosen pem- bimbing dan juga dosen penguji akan memberikan
apresiasi yang lebih tinggi terhadap ide-ide baru dalam penelitian. Topik-topik yang
sudah jenuh untuk diteliti tentu tidak membuat pembimbing dan penguji menjadi
respek.
3. Masih kontroversi – unsolvable
Kalaupun tidak sama sekali baru dan hangat, topik penelitian bisa juga dicari
yang masih kontroversi dan belum ada solusinya. Jika penelitian Anda tentang topik
yang masih kontroversi, maka hasil penelitian Anda bisa menjadi monumental.
Apalagi jika hasil penelitian Anda benar-benar dapat menjawab kontroversi topik
tersebut.
4. Belum pernah diteliti - minimal obyeknya
Jika mungkin, cari topik yang belum pernah diteliti oleh penelitian lain, atau
minimal objeknya. Misalnya Anda mereplikasi hasil penelitian di Australia, maka
upayakan topik yang akan Anda replikasi itu adalah merupakan penelitian pertama di
Indonesia. Dalam hal ini, maka penelitian Anda adalah sesuatu yang baru untuk
konteks Indonesia.
5. Ketersediaan bahan (pustaka, data)

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


11 DRS.SUHARMADI. AK. MM. MSI. CA. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Persoalan ketersediaan bahan, baik bahan pustaka maupun potensi
perolehan data), pun menjadi pertimbangan penting dalam memilih topik penelitian.
Percuma topik Anda bagus, isunya baru, masih kontroversial, namun Anda tidak
mampu untuk memeroleh data pendukung dan juga terbatasnya bahan pustaka yang
akan dikaji. Namun perlu dicatat, bahwa pustaka yang dimaksud dalam konteks ini
tidak terbatas pada buku-buku atau artikel berbahasa Indonesia. Seringkali
mahasiswa 'menyerah' dalam mencari pustaka setelah tidak menemukan referensi
berbahasa Indonesia.

Penelitian Tentang Proses Penyajian Informasi Akuntansi

Penelitian ini berkaitan dengan proses penyusunan informasi akuntansi yang


meliputi informasi laporan keuangan maupun informasi lainnya, misalnya anggaran,
laporan perkembangan usaha (progress report), laporan perhitungan biaya, harga,
pendapatan. Proses penyajian informasi akuntansi meliputi proses identifikasi, measure-
ment, recognation dan valuation.
Proses identifikasi adalah proses memberi nama atau ciri-ciri transaksi yang terjadi
dalam organisasi. Bentuk nyata dari proses tersebut adala nama-nama rekening. Proses
memberi nama rekening be- serta atribut kredit dan debit bukanlah proses yang mudah,
karena banyak transaksi-transaksi yang samar dan sulit diidentifkasikan. Sementara itu,
proses measurement adalah proses melekatkan ukuran rupiah pada saat transaksi
terjadi. Seanjutnya proses recognation berkaitan dengan proses pengakuan kapan
seharusnya transaksi ter- sebut dicatat. Dan terakhir adalah proses valuasi yang
berkaitan dengan pemberian nilai ketika transaksi dilaporkan.
Ruang lingkup penelitian pada jenis ini lebih menekankan pada proses akuntansi
secara komprehensif dengan menggunakan siklus akuntansi mulai dari pencatatan
dokumen sampai dengan penyajian laporan. Penelitian jenis ini biasanya digunakan untuk
menentukan proses penyusunan laporan pada organisasi tertentu. Variasi organisasi di
dunia nyata sangat beragam atas dasar jenis usaha maupun jenis badan hukumnya.
Variasi tersebut menuntut adanya proses penyusunan informasi akuntansi yang
bervariasi. Misalnya pelaporan keuangan pada perusahaan kecil, perbankan, rumah sakit,
perhotelan, pemerintahan, perseroan, dagang, jasa dan lain-lain. Dengan demikian, ruang
lingkup penelitian ini lebih menekankan pada spesifikasi organisasi dimana akuntansi
digunakan.
Penelitian pada ruang lingkup ini agak sulit dilakukan oleh peneliti pemula, karena
memerlukan waktu lama dan menggunakan pende- katan yang komprehensif. Disamping

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


12 DRS.SUHARMADI. AK. MM. MSI. CA. http://pbael.mercubuana.ac.id/
itu dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada metode action reseach (penelitian
tindakan). Beberapa penelitian yang termasuk dalam ruang lingkup ini misalnya, desain
sistem informasi, rancangan pelaporan keuangan manual/komputer dsb.

Penelitian Tentang Kebijakan Akuntansi

Penelitian pada ruang lingkup ini merupakan ruang lingkup yang paling sering dan
paling banyak diteliti. Penekanannya pada pemilihan dan penentuan prinsip, metode,
teknik dan prosedur akuntansi untuk peristiwa atau traksaksi tertentu. Dalam akuntansi
kita mengenal berbagai metode dan tehnik yang dapat digunakan untuk mencatat dan
menyajikan peristiwa yang sama. Ruang lingkup penelitian ini dapat diterapkan pada
seluruh bidang kajian akuntansi. Dengan kata lain, perlakuan akuntansi (accounting
treatment) dapat dikaji dari bidang akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi
sektor publik, sistem informasi akuntansi dan auditing.
Dalam akuntansi, perlakuan akutansi (accounting treatment) untuk suatu transaksi
atau peristiwa bisa menggunakan berbagai metode alternatif. Pertimbangan untuk
menentukan dan memilih metode dan teknik ini menjadi menarik untuk diteliti. Berbagai
kebijakan akuntansi yang tersedia mendorong adanya penelitian yang bersifat diskriptif
maupun prediktif. Penelitian yang bersifat diskriptif cenderung menggunakan jenis
penelitian studi kasus. Pertanyaan yang sering muncul adalah “bagaimana" penggunaan
metode tertentu untuk mem- perlakukan peristiwa tertentu. Misalnya, bagaimana
penerapan metode variabel costing" untuk menghitung biaya produksi; bagaimana
perlakuan akuntansi untuk pengeluaran biaya riset dan pengembangan; bagaimana
metode perhitungan harga yang lebih efisien dll. Penelitian yang bersifat prediktif
cenderung menggunakan pendekatan survey untuk mengatahui alasan-alasan "apa dan
mengapa" perusahaan memilih kebijakan tertentu.
Termasuk dalam ruang lingkup penelitian ini adalah evaluasi kebijakan akuntansi
yang diterpakan organisasi. Misalnya evaluasi sistem informasi, evaluasi kebijakan
penjualan kredit, evaluasi kebi- jakan penilaian kinerja berbasis akuntansi, evaluasi
kebijakan ssistem pengedalian dsb.

Penelitian Pemanfaatan Informasi Akuntansi

Ruang lingkup penelitian ini berkaitan dengan kebermanfatan informasi untuk


pengambilan keputusan (decision usefulness). Pertanyaan secara umum yang sering
dikemukakan adalah apakah informasi akuntansi bermanfaat bagi pengambilan
keputusan dan bagaimana agar informasi akuntansi tersebut mempunyai manfaat yang

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


13 DRS.SUHARMADI. AK. MM. MSI. CA. http://pbael.mercubuana.ac.id/
optimal dibanding dengan informasi lainnya. Sama halnya dengan ruang lingkup
penelitian lainnya, penelitian pada ruang lingkup ini dapat dilakukan dengan
menggunakan bidang kajian akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi sektor
publik, sistem informasi akuntansi dan auditing.
Penelitian tentang pemanfaatan informasi akunatansi memerlukan identifaksi
tentang dua hal. Pertama, siapa pengguna (user) informasi akuntansi. Apakah pihak
eksternal atau internal. Pihak eksternal meliputi investor, analis keuangan, kreditor,
pesaing, pemerintah dan masyarakat. Sedangkan pihak eksternal meliputi manajemen
pada semua tingkat (puncak, lini dan operasional) dan karyawan. Kedua, identifikasi
tentang informasi apa yang relevan bagi user untuk dijadikan dasar pengambilan
keputusan.
Dari ruang lingkup penelitian yang dikemukakan di atas, diharapkan peneliti
akuntansi dapat mangambil manfaat. Paling tidak dapat dijadikan acuan untuk mencari
ide dan topik penelitian, yang pada akhirnya akan menghasilkan permasalahan penelitian
yang baik. Bidang apapun yang ada pada akuntansi (keuangan, manajemen, sektor
publik, SIA dan auditing) semua akan mengacu pada ruang lingkup penelitian di atas.
Salah satu cara paling ampuh untuk mendeteksi topik-topik terbaru di bidang ilmu
tertentu adalah dengan menelusuri tulisan di jurnal-jurnal dan konferensi bidang ilmu
terkait pada 2-3 tahun terakhir Di bidang ilmu Akuntansi misalnya, penelusuran topik-topik
hang bisa dilakukan melalui jurnal-jurnal Akuntansi nasional, maupun dari prosiding
simposium nasional akuntansi (SNA) dan sejenisnya.

Daftar Pustaka

1 Nurlaela Wati, Lela. (2018). Metodologi Penelitian Terapan. Edisi dua


2 Tanjung, Hendri., Abrista, Devi. (2018). Metodologi Penelitian Ekonomi Islam,
Edisi dua
3 Ulum, Ihyaul., Ahmad, Juanda. (2016). Metodologi Penelitian Akuntansi. Edisi dua

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


14 DRS.SUHARMADI. AK. MM. MSI. CA. http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai