2021 Modul 01 Metlit PENELITIAN BISNIS
2021 Modul 01 Metlit PENELITIAN BISNIS
MODUL PERKULIAHAN
F032100016 –
Metodologi
Penelitian
Penelitian Bisnis dan Penelitian
Akuntansi
Abstrak Sub-CPMK 01
Penelitian atau riset berasal dari bahasa Inggris yaitu research. Research berasal
dari kata re (kembali) dan search (mencari). Secara etimologi penelitian berarti "mencari
kembali" yaitu mencari fakta-fakta baru yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah
teori untuk memperdalam dan mempertuas ilmu tertentu. Sekaran (2011) mendefinisikan
penelitian sebagai suatu penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematik, berbasis
data, kritis, objektif dan ilmiah terhadap suatu masalah spesifik dengan tujuan
menemukan jawaban atau solusi terkait. Cooper dan Schindler (2003) mendefinisikan
penelitian bisnis adalah pencarian yang sistematik yang menyediakan informasi untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan manajerial.
Definisi riset tersebut menunjukkan bahwa riset menggunakan metode ilmiah
(scientific research). Cooper dan Schindler menunjukkan bahwa hal penting dari riset
metode ilmiah adalah:
1. Observasi langsung terhadap fenomena
2. Mendefinisikan variabel, metode dan prosedur penelitian dengan jelas
3. Hipotesis dapat diuji secara empiris
4. Mempunyai kemampuan mengalahkan hipotesis rival
5. Justifikasi kesimpulan secara statistik
6. Mempunyai proses mengkoreksi penelitiannya sendiri
Menurut Sekaran & Bougie (2010 :103) riset berdasarkan tujuan studi dibagi
menjadi:
1. Studi Eksploratif
Studi eksplorarif (exploratory study) dilakukan jika tidak banyak yang
diketahui mengenai situasi yang dihadapi, atau tidak ada informasi yang tersedia
mengenai bagaimana masalah atau isu penelitian yang mirip diselesaikan di masa
lalu.
Intinya, studi eksploratif dilakukan untuk memahami dengan lebih baik sifat
masalah karena mungkin baru sedikit studi yang telah dilakukan dalam bidang
tersebut. Wawancara ekstensif dengan banyak orang mungkin harus dilakukan
untuk menangani situasi dan memahami fenomena. Penelitian yang lebih ketat
pun kemudian dapat dilaksanakan.
Studi eksploratif penting untuk memperoleh pengertian yang baik mengenai
fenomena perhatian dan melengkapi pengetahuan lewat pengembangan teori
lebih lanjut dan pengujian hipotesis.
2. Studi Deskriptif
Studi deskriptif (descriptive study) dilakukan untuk mengetahui dan
menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Misalnya, studi
mengenai sebuah kelas dalam hal persentase anggota yang berada dalam
kelompok senior dan junior, komposisi gender, kelompok usia, jumlah semester
yang tersisa sebelum kelulusan, dan jumlah mata kuliah bisnis yang diambil, bisa
dianggap bersifat deskriptif.
Studi deskriptif cukup sering dilakukan dalam organisasi untuk mempelajari
dan menjelaskan karakreristik sebuah kelompok karyawan, misalnya, usia, tingkat
pendidikan, status kerja, dan lama kerja orang. Tujuan studi deskriptif adalah
menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari
perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya.
3. Pengujian Hipotesis
Metode Penelitian
Metode Penelitian Metode penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Penelitian
merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah
pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisir untuk
menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban, Setiap orang mempunyai
motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing.
Jenis-jenis metode penelitian terkait dengan jenis penelitiannya seperti berikut ini :
1. Metode Historis
Historis artinya berhubungan dengan sejarah. Sejarah adalah studi tentang
masa lalu dengan menggunakan paparan dan penjelasan. Metode historis bertujuan
untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan
mengumpulkan, menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti untuk menetapkan
fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan, seringkali dalam hubungan
hipotesis tertentu. Dengan metode historis, seorang ilmuwan sosial mencoba
menjawab masalah-masalah yang dihadapinya. Fischer mengatakan bahwa peneliti
historis adalah orang yang mengajukan pertanyaan terbuka tentang peristiwa masa
lalu dan menjawabnya dengan fakta terpilih yang disusun dalam bentuk paradigma
penjelasan.
Dengan demikian, penelitian dengan metode historis merupakan penelitian
yang knitis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa
lampau dan menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-
sumber sejarah serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.
2. Metode Deskriptif
Deskriptif artinya melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Metode
deskriptif bertujuan untuk:
a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada,
b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang
berlaku,
3. Metode Korelasional
Metode korelasional sebenarnya adalah kelanjutan metode deskriptif. Pada
metode deskriptif, data dihimpun, disusun secara sistematis, aktual dan cermat,
namun tidak dijelaskan hubungan di antara variabel, tidak melakukan uji hipotesis
atau prediksi. Pada metode korelasional, hubungan antara variabel diteliti dan
dijelaskan. Hubungan yang dicari ini disebut sebagai korelasi. Jadi, metode
korelasional mencari hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti.
Korelasi yang terjadi antara dua variabel atau lebih dapat berupa hal-hal
sebagai berikut:
a. Korelasi positif, yaitu korelasi dari dua variabel atau lebih di mana jika variabel
yang satu meningkat, maka variabel lainnya cenderung untuk meningkat, atau
sebaliknya jika variabel yang satu turun, maka variabel lainnya juga akan turun.
b. Korelasi negatif, yaitu korelasi dari dua variabel atau lebih di mana jika variabel
yang satu meningkat, maka variabei lainnya cenderung untuk menurun, atau
sebaliknya jika variabel yang satu turun, maka variabel lainnya cenderung
meningkat.
c. Tidak ada korelasi, yaitu kedua variabel atau lebih tidak menunjukkan
hubungan antara keduanya.
4. Metode Eksperimental
Metode eksperimental merupakan metode penelitian yang memungkinkan
peneliti memanipulasi variabel dan meneliti akibat-akibatnya. Pada metode ini.
variabel-variabel dikontrol sedemikian rupa, sehingga variabel luar yang mungkin
mempengaruhi dapat dihilangkan. Metode eksperimental ditujukan untuk mencari
hubungan sebab akibat dengan memanipulasi satu atau lebih variabel pada satu
(atau lebih) kelompok eksperimental, dan membandingkan hasilnya dengan
kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi. Manipulasi berarti mengubah
secara sistematis sifat-sifat (nilai-nilai) variabel bebas. Setelah dimanipulasi, variabel
bebas itu disebut garapan.
2 Rigor
Sebuah penelitian ilmiah yang baik dengan tujuan yang jelas akan menjadi
lebih "Rigor" bila penelitian itu dilakukan dengan dasar teoretikal yang kuat serta
rancangan metodologi yang baik dan benar. Rigor dimaksudkan sebagai sesuatu
yang dilakukan dengan hati2, akurat dengan derajat exactitude yang baik,
3 Testability
Penelitian yang baik adalah bila ide-ide solutif yang dikembangkan dalam
penelitan itu dapat diuji tingkat kebenarannya. Uji ini akan dilakukan baik terhadap
instrument yang digunakan, model yang dikembangkan maupun hipotesis-hipotesis
penelitian yang diajukan. Tehnik-leknik statistik seperti uji-t, uji chi-aquare dan lainnya
dapat digunakan untuk menguji ide-de dasar yang diteliti
4 Replicability
Penelitian yang baik adalah penelitian yang memiliki tingkat replikabilitas yang
tinggi yaitu bila penelitian itu dilakukan dengan instrument yang sama akan hasil yang
sama juga. Hasil tersebut akan mempertinggi tingkat generalisasi konsep yang telah
dikembangkan dan diuji. Dengan replikabilitas berarti hipotesis yang sama berkali-kali
diuji pada situasi yang sama menghasilkan kesimpulan yang sama. Karena
kemampuan replikasinya itulah, kita dapat menyimpulkan bahwa hipotesis yang kita
kembangkan benar-benar diterima bukan secara kebetulan tetapi ia benar-benar
telah mencerminkan "the true state of affair” dalam populasi.
6 Objectivity
Objektif artinya kesimpulan yang ditarik haruslah didasarkan pada fakta dari
temuan yang diturunkan dengan menggunakan data yang aktual dan bukan pendapat
subyektif.
7 Generalisability
8 Parsimony
Parsimony berhubungan dengan derajat kerumitan sebuah penelitian berikut
variabel-variabel penelitian serta interrelasinya. Simplisitas dalam menjelaskan
sebuah fenomena dan dalam menghasilkan solusi terhadap sebuah masalah tentu
saja lebih dikehendaki dibandingkan dengan yang kompleks atau yang rumit.
Metode ilmiah dan penelitian ilmiah, dua frase yang terkesan memiliki pengertian
sama ini ternyata memiliki perbedaan satu sama lain. Ada dua (2) hal paling tidak, yang
membedakan antara metode ilmiah dengan penelitian ilmiah. Perlu dimengerti bahwa
setiap penelitian ilmiah harus menerapkan metode ilmiah, akan tetapi setiap metode
ilmiah belum tentu penelitian ilmiah. Maksudnya, prinsip - prinsip yang digunakan dalam
metode ilmiah digunakan juga dalam penelitian ilmiah.
Adapun letak kedua perbedaan metode ilmiah dengan penelitian ilmiah,
sebagaimana telah disebut di atas adalah: (1) dalam hal rumusan masalah; dan (2) dalam
hal cara kerja pemecahan masalah.
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam metode ilmiah dapat berupa masalah yang sangat
sederhana atau masalah yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
ketika hari hujan, salah satu sudut lantai kamar di rumah anda menjadi basah. Untuk
menyelesaikan masalah sederhana ini anda tidak perlu melakukan penelitian ilmiah,
cukup berpikir dengan menggunakan metode ilmiah. Sebaliknya dalam penelitian
ilmiah rumusan masalah cukup kompleks sehingga membutuhkan kegiatan yang
kompleks pula untuk menyelesaikanl memecahkannya. Dalam penelitian ilmiah anda
harus merancang instrumen untuk mengumpulkan data dengan benar, menganalisis
data, dan sebagainya.
Jika misalnya mahasiswa mempunyai beberapa ide penelitian dari beberapa topik
yang berbeda, maka pertimbangan untuk menentukan salah satu topik tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Personal/subyektif/selera
Pertimbangan paling mendasar dalam memilih topik penelitian adalah
berdasarkan selera, subjektivitas peneliti, dan bisa sangat personal. Dalam hal ini,
jangan ikut-ikutan orang lain. Jika Anda merasa paling cocok dengan bidang
akuntansi manajemen misalnya, jangan ikut pacar Anda untuk memilih topik auditing.
Tentukan topik penelitian Anda berdasarkan selera Anda sendiri!
2. Up to date
Sebaiknya, pilihlah topik yang masih anget. Di beberapa perguruan tinggi,
pengelolanya telah memberikan ketentuan tentang topik- topik jadul yang tidak boleh
lagi diteliti. Lazimnya, dosen pem- bimbing dan juga dosen penguji akan memberikan
apresiasi yang lebih tinggi terhadap ide-ide baru dalam penelitian. Topik-topik yang
sudah jenuh untuk diteliti tentu tidak membuat pembimbing dan penguji menjadi
respek.
3. Masih kontroversi – unsolvable
Kalaupun tidak sama sekali baru dan hangat, topik penelitian bisa juga dicari
yang masih kontroversi dan belum ada solusinya. Jika penelitian Anda tentang topik
yang masih kontroversi, maka hasil penelitian Anda bisa menjadi monumental.
Apalagi jika hasil penelitian Anda benar-benar dapat menjawab kontroversi topik
tersebut.
4. Belum pernah diteliti - minimal obyeknya
Jika mungkin, cari topik yang belum pernah diteliti oleh penelitian lain, atau
minimal objeknya. Misalnya Anda mereplikasi hasil penelitian di Australia, maka
upayakan topik yang akan Anda replikasi itu adalah merupakan penelitian pertama di
Indonesia. Dalam hal ini, maka penelitian Anda adalah sesuatu yang baru untuk
konteks Indonesia.
5. Ketersediaan bahan (pustaka, data)
Penelitian pada ruang lingkup ini merupakan ruang lingkup yang paling sering dan
paling banyak diteliti. Penekanannya pada pemilihan dan penentuan prinsip, metode,
teknik dan prosedur akuntansi untuk peristiwa atau traksaksi tertentu. Dalam akuntansi
kita mengenal berbagai metode dan tehnik yang dapat digunakan untuk mencatat dan
menyajikan peristiwa yang sama. Ruang lingkup penelitian ini dapat diterapkan pada
seluruh bidang kajian akuntansi. Dengan kata lain, perlakuan akuntansi (accounting
treatment) dapat dikaji dari bidang akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi
sektor publik, sistem informasi akuntansi dan auditing.
Dalam akuntansi, perlakuan akutansi (accounting treatment) untuk suatu transaksi
atau peristiwa bisa menggunakan berbagai metode alternatif. Pertimbangan untuk
menentukan dan memilih metode dan teknik ini menjadi menarik untuk diteliti. Berbagai
kebijakan akuntansi yang tersedia mendorong adanya penelitian yang bersifat diskriptif
maupun prediktif. Penelitian yang bersifat diskriptif cenderung menggunakan jenis
penelitian studi kasus. Pertanyaan yang sering muncul adalah “bagaimana" penggunaan
metode tertentu untuk mem- perlakukan peristiwa tertentu. Misalnya, bagaimana
penerapan metode variabel costing" untuk menghitung biaya produksi; bagaimana
perlakuan akuntansi untuk pengeluaran biaya riset dan pengembangan; bagaimana
metode perhitungan harga yang lebih efisien dll. Penelitian yang bersifat prediktif
cenderung menggunakan pendekatan survey untuk mengatahui alasan-alasan "apa dan
mengapa" perusahaan memilih kebijakan tertentu.
Termasuk dalam ruang lingkup penelitian ini adalah evaluasi kebijakan akuntansi
yang diterpakan organisasi. Misalnya evaluasi sistem informasi, evaluasi kebijakan
penjualan kredit, evaluasi kebi- jakan penilaian kinerja berbasis akuntansi, evaluasi
kebijakan ssistem pengedalian dsb.
Daftar Pustaka