Anda di halaman 1dari 10

KEGIATAN PENAMBANGAN PASIR DI KEPULAUAN RIAU

Dosen Pengajar
Drs. Rasudyn Ginting, M.si

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Cinta Myrel Br Simanjuntak (230501078)
Asy-syifa Ummi Siddik (231101082)
Zahara Saputriyani (230705028)
Muhammad Hakim Mustofa (230405042)
Nafisah Hasanah (231101015)
Qadrul Dzul Dina (231401088)
Nabila Sepira Bangun (230301041)
Samuel Christian Manurung (230301287)

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 2024


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
2.1 Pengertian Wawasan Nusantara...................................................................................6
2.2 Alasan Riau Menjual Galian Pasir ke Singapura........................................................6
2.3 Dampak Penambangan Pasir.......................................................................................7
2.4 Mengancam Eksistensi Wawasan Nusantara...............................................................7
BAB III......................................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
3.2 Saran............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, nikmat serta karunianya kepada penulis karena telah dapat
menyelesaikan Tugas penguasaan konsep dan pemecahaan masalah untuk memenuhi nilai
Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) dengan tema “Kegiatan Penambangan Pasir di
Kepulauan Riau“.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Drs.Rasudyn Ginting, M.si. Selaku
dosen pengajar mata kuliah wajib kurikulum (MKWK). Terima kasih juga penulis ucapkan
kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan sehingga penulis bisa menyelesaikan
tugas ini tepat waktu.
Tugas ini dibuat sebatas dengan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki.
Penulis sangat mengharapkan agar Tugas ini dapat bermanfaat dan dapat berguna untuk
menambah pengetahuan kita. Penulis sangat menyadari banyaknya kekurangan dan
keterbatasan dalam membuat tugas ini. Sehingga penulis sangat berharap agar bisa
mendapatkan kritik dan saran yang membangun agar nantinya pembuatan tugas lainnya akan
menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

Medan, 05 Maret 2024

Kelompok 3
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya sebagai negara kepulauan dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan wilayah. menurut Dwi Sulisworo dan kawan-kawan dalam buku "Geopolitik
Indonesia", menjelaskan wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia, yang diberi
pengertian sebagai cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta menghormati kebhinekaan
dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional.
Penambangan pasir laut di perairan Provinsi Kepulauan Riau, yakni wilayah yang
berbatasan langsung dengan Singapura, telah berlangsung sejak tahun 1970. Kegiatan
tersebut telah mengeruk jutaan ton pasir setiap hari dan mengakibatkan kerusakan
ekosistem pesisir pantai yang cukup parah. Dari segi geopolitik, penambangan pasir
juga mengancam sistem pertahanan negara.
Reklamasi pantai Singapura akan sangat merugikan pihak Indonesia. Wilayah
perairan Indonesia maupun ruang udara di atas kawasan tersebut akan berkurang,
yang juga berarti Indonesia akan kehilangan kedaulatan teritorialnya atas kawasan
tersebut.
Akibatnya, pertama, Indonesia tidak lagi mempunyai hak pemanfaatan sumber daya
alam yang ada di kawasan tersebut. Kedua, peluang mendapatkan kembali hak
pengendalian udara di kawasan tersebut yang selama ini dikuasai Singapura akan
semakin berkurang. Selama ini pesawat-pesawat Indonesia yang terbang di kawasan
tersebut harus meminta ijin ke Singapura. Ketiga, berkurangnya wilayah perairan
Indonesia di kawasan tersebut akan menyulitkan Indonesia untuk menjalankan
kedaulatannya dalam menghadapai ancaman-ancaman yang datang dari luar.
Kondisi Pulau Nipa adalah salah satu pulau yang berbatasan langsung dengan
Singapura. Pada kenyataanya, Pulau Nipa memang mengalami abrasi serius akibat
penambangan pasir laut di sekitarnya. Pasir pasir ini kemudian dijual untuk reklamasi
pantai Singapura. Kondisi pulau yang berada di Selat Philip serta berbatasan langsung
dengan Singapura disebelah utaranya ini sangat rawan dan memprihatinkan. Pada saat
air pasang maka wilayah Pulau Nipa hanya tediri dari Suar Nipa, beberapa pohon
bakau dan tanggul yang menahan terjadinya abrasi.
Pada tahun 2003 Indonesia mengeluarkan Kepmenperindag No.
117/MPP/Kep/2/2003 yang berisi Penghentian Sementara Ekspor Pasir Laut.
Pelarangan tersebut berlaku sejak tanggal 18 Februari 2003. Sejak itu Indonesia
menutup kegiatan ekspor pasir, terutama yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
reklamasi pantai Singapura. Indonesia bersedia membuka kembali ekspor pasir
lautnya ke Singapura bila perjanjian batas maritim kedua negara telah selesai
disepakati (Soliman et al., 2015).
Penambangan pasir di kepulauan Riau yang dijual ke Singapura dapat mengancam
eksistensi wawasan nusantara karena pasir tersebut digunakan Singapura untuk
memperluas daerah mereka yang sebelumnya kecil dan membuat wilayah Indonesia
semakin kecil dan tergerus karena wilayahnya dijual ke Singapura.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu wawasan nusantara?
2. Mengapa masyarakat Riau menjual galian pasir tersebut kepada Singapura?
3. Apa dampak dari penambangan pasir di Kepulauan Riau yang dijual ke Singapura
4. Mengapa penambangan pasir di Kepulauan Riau yang dijual ke Singapura dapat
mengancam eksistensi Wawasan Nusantara

1.3 Tujuan
1. Tujuan dari wawasan Nusantara adalah mewujudkan kesejahteraan umum dalam
Mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok,
golongan, suku bangsa, atau daerah.
2. Tujuan kegiatan penambangan pasir dikepulauan Riau dan dijual ke Singapura
adalah sebagai peluang bisnis yang dapat membantu menyokong perekonomian
Indonesia.
3. Tujuan masyarakat Riau menjadi galian pasir kepada singapura yaitu untuk
memperluas wilayah Singapura itu karena Indonesia sangat kaya dengan pasir laut
mengingat dua pertiga wilayah Indonesia merupakan lautan
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara merupakan sudut pandang suatu bangsa mengenai diri dan
lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai
dengan kondisi keberadaan dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan
atau cita-cita nasionalnya. Berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang
GBHN menyatakan bahwa Wawasan Nusantara merupakan wawasan nasional yang
bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan bangsa.
Menurut M.Panggabean (1979 : 349) Wawasan Nusantara adalah doktrin politik
bangsa Indonesia untuk mempertahankan kelangsungan hidup Negara Republik
Indonesia, yang didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 dengan
memperhitungkan pengaruh geografi, ekonomi, demografi, teknologi dan
kemungkinan strategik yang tersedia Dapat dikatakan pula bahwa Wawasan
Nusantara merupakan geopolitik Indonesia.

2.2 Alasan Riau Menjual Galian Pasir ke Singapura


Selat Singapura, yang memisahkan Indonesia dan Singapura, memiliki posisi yang
strategis karena berada pada jalur perdagangan dunia. Kawasan ini merupakan
kawasan yang ramai karena banyak kapal yang lewat dan singgah, sehingga negara
manapun yang menguasai kawasan ini perekonomiannya akan dapat berkembang
dengan pesat. Potensi yang dimiliki kawasan perairan inilah yang mendorong
Indonesia maupun Singapura untuk mempertahankan klaim yang mereka ajukan, yang
akhirnya menimbulkan sengketa di antara kedua negara.
Sebagai negara yang memiliki kedekatan letak geografis dan untuk menjaga
hubungan bilateral mereka, kedua negara tidak menginginkan permasalahan ini
menjadi konflik terbuka sehingga keduanya sepakat untuk menyelesaikan sengketa ini
dengan cara damai, yaitu melalui perundingan bilateral. Pada tahun 1973, Indonesia
dan Singapura untuk pertama kalinya mengadakan perundingan bilateral untuk
menyelesaikan persoalan batas maritim tersebut. Penentuan batas maritim antara
Indonesia dan Singapura terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian timur, tengah dan
barat. Perundingan yang dilakukan pada tahun 1973 ini hanya berhasil menetapkan
batas maritim IndonesiaSingapura bagian tengah saja, dengan Pulau Nipah sebagai
median line-nya.
Indonesia pada awalnya tidak menganggap proyek reklamasi pantai yang dilakukan
Singapura sebagai suatu ancaman, tetapi sebagai peluang bisnis yang dapat membantu
menyokong perekonomian Indonesia. Dengan demikian, Indonesia turut menjadi
pemasok kebutuhan pasir laut Singapura. Pasir laut yang diekspor ke Singapura
tersebut ditambang dari Kepulauan Riau dan Propinsi Bangka Belitung. Pada tahun
2002, Indonesia mulai mengkhawatirkan reklamasi pantai untuk perluasan daratan
Singapura tersebut akan menggeser batas maritime kedua negara.

2.3 Dampak Penambangan Pasir


Mengacu pada hukum internasional, pergeseran batas maritim Indonesia Singapura
dapat terjadi pada bagian Timur dan Barat karena kedua negara belum menetapkan
batas maritimnya pada bagian tersebut. Selain itu, pergeseran juga dapat terjadi karena
Singapura menggunakan titik pangkal baru dalam penentuan batas maritim tersebut.
Reklamasi pantai telah mengakibatkan hilangnya titik pangkal-titik pangkal awal
Singapura yang digunakan untuk mengukur batas maritimnya, sehingga Singapura
dapat menentukan titik pangkal baru dari daratan hasil reklamasi. Pergeseran wilayah
perairan Singapura berarti juga akan mengakibatkan bergesernya batas maritim
Indonesia dengan Singapura dan wilayah perairan Indonesia di kawasan ini akan
berkurang.
kegiatan penambangan pasir laut di Kepulauan Riau untuk diekspor ke Singapura
telah mengakibatkan abrasi pantai yang mengancam hilangnya titik-titik pangkal
Indonesia di wilayah ini. Kegiatan penambangan itu dilakukan secara besar-besaran
sehingga hampir seluruh wilayah perairan di Propinsi Riau sudah dikapling-kapling
oleh para pengusaha. Hingga Juni 2002 tercatat 67 perusahaan telah yang
mengantongi izin melakukan eksploitasi pasir laut, dan 300 perusahaan lainnya sudah
memiliki izin eksplorasi.
Wilayah perbatasan laut atau perairan Indonesia dengan negara-negara lain sering
sekali menghadapi ancaman teritorial oleh gerakan separatisme, penyelundupan,
perompakan dan illegal fishing. Untuk menanggulangi ancaman tersebut, angkatan
laut Indonesia mengadakan patroli pengamanan wilayah perairan Indonesia. Namun
belum adanya batas maritim yang jelas antara Indonsia dan Singapura mengakibatkan
angkatan laut kedua negara sering bentrok ketika melakukan patroli pengamanan di
daerah perbatasan. Ini pun akhirnya menjadi salah satu faktor yang mendorong
Pemerintah Indonesia untuk segera menyelesaikan penetapan perbatasan antara
Indonesia dengan Singapura (Novi Didik, 2014).

2.4 Mengancam Eksistensi Wawasan Nusantara


Penambangan pasir di Kepulauan Riau yang dijual ke Singapura dapat mengancam
eksistensi Wawasan Nusantara karena aktivitas ini berpotensi menyebabkan kerusakan
lingkungan dan dampak negatif terhadap ekosistem laut. Penambangan pasir dapat
merusak terumbu karang, mangrove, dan ekosistem pesisir, yang memiliki peran
penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan maritim.
Dampak ini dapat mengancam kelangsungan hidup spesies laut, mengganggu mata
pencaharian nelayan, serta merusak sumber daya alam yang merupakan bagian
integral dari Wawasan Nusantara. Oleh karena itu, penambangan pasir yang tidak
terkendali dapat menjadi ancaman serius terhadap keberlanjutan lingkungan laut di
sekitar kepulauan tersebut, dengan potensi dampak jangka panjang terhadap
ekosistem dan kehidupan masyarakat setempat.
Bila dampak penambangan pasir di Kepulauan Riau seperti itu, maka jelas dapat
mengancam eksistensi wawasan Nusantara yang dimana wawasan Nusantara
berfungsi sebagai pedoman, motivasi,dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan
segala kebijaksanaan,keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggaraan
Negara ditingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk mengantisipasi
kemungkinan munculnya masalah dikemudian hari,maka penambangan-penambangan
pasir di Kepulauan Riau segera dihentikan dan pemerintah harus lebih sungguh-
sungguh mengawasi segala bentuk eksploitasi
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil antara lain:
1. Penambangan pasir di Kepulauan Riau yang dijual ke Singapura dapat merugikan
Indonesia, kegiatan tersebut mengakibatkan kerusakan ekosistem pesisir pantai
yang cukup parah, mengakibatkan abrasi pantai yang mengancam hilangnya titik-
titik pangkal Indonesia di wilayah ini, dan Indonesia akan kehilangan kedaulatan
teritorialnya atas kawasan tersebut.
2. Penambangan pasir di Kepulauan Riau yang dijual ke Singapura juga dapat
mengancam eksistensi wawasan Nusantara karena aktivitas ini berpotensi
menyebabkan kerusakan lingkungan dan dampak negatif terhadap ekosistem, serta
merusak sumber daya alam yang merupakan bagian integral dari Wawasan
Nusantara.

3.2 Saran
1. Saran terhadap pemerintahan mengenai kebijakan pemerintah agar lebih
diperhatikan dalam kegiatan penambangan pasir di Indonesia terutama di
Kepulauan Riau.
2. Indonesia dapat mengurangi kegiatan ekspor pasir laut ke Singapura agar
wawasan nusantara berfungsi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arditya, 2016. Mengatur Perbatasan antar negara Pasca Reklamasi Singapura:
Integrasi Pengelolaan Aspek Ruang di Kepulauan Riau
Jakrata: journal.unair.ac.id

Aos, Isma, 2020. Langkah Diplomasi Indonesia Terkait Penyelesaian Sengketa Wilayah
Reklamasi Singapura
Jakrata: Jurnal Ilmiah Indonesia

Lilis, Fatma, 2021. Wawasan Nusantara Sebagai Upaya Membangun Rasa dan Sikap
Nasionalisme Warga Negara: Sebuah Tinjauan Literatur
UNSRI: Jurnal Global Citizen Jurnal

Anda mungkin juga menyukai